• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan dan perbaikan trafo docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perawatan dan perbaikan trafo docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT Indocemenet Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan yang bekerja di bidang produksi semen. Bahan baku semen sendiri berupa limestone, clay dan sand didapatkan dari penambangan/ mining. Dalam prosesnya, bahan hasil tambang yang masih berukuran besar akan dihancurkan menggunakan chruser yang berlokasi di area tambang. Selanjutnya didistribusikan ke Plan dengan menggunakan belt conveyer.

Untuk kelancaran proses produksi tersebut tergantung dari beberapa faktor, salah satunya adalah kehandalan peralatan listrik, maka dari itu pemeliharaan peralatan listrik merupakan hal yang sangat penting, walaupun kegiatan lain juga tuak kalah penting.

Di antara peralatan listrik yang digunakan di proses memperoleh bahan baku tadi adalah trafo (transformator), alat ini digunakan untuk mengatur daya yang digunakan untuk menggerakkan peralatan listrik lainnya. Karena pentingnya alat ini, maka perlu diadakan pemeliharaan secara teratur agar proses produksi semen bisa berjalan lancar.

1.2 Rumusan Masalah

Selama melakukan pemeliharaan terhadap trafo, perlu dipahami secara mendalam bagaimana struktur dan fungsi dari setiap komponen yang ada pada trafo tersebut. Maka dari itu dapat diasumsikan beberapa masalah tentang pemeliharaan trafo, yaitu;

1. Mengapa transformator rusak?

2. Apa akibat yang timbul jika terjadi gangguan pada transformator? 3. Bagaimana SOP pemeliharaan transformator yang benar dan aman? 1.3 Batasan Masalah

Seperti yang sudah diketahui, transformator banyak terpasang di area mining, sebagian besar berupa trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan.

(2)

Banyaknya trafo yang terpasang di area mining dan beroperasi secara terus menerus (continue), jika kurang adanya pemeliharaan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan yang dapat berdampak pada proses produksi. Maka dibuatlah SOP pemeliharaan trafo dengan tujuan:

- Diharapkan teknisi dapat memahami langkah-;jangkah kerja tentang perawatan transformator

- Diharapkan pelaksana dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

(3)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Trafo (Transformator)

Trafo (transformator) merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan energi listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian yang lain melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Jenis-jenis trafo ada 3 (tiga) macam, yaitu: 1. Trafo daya

2. Trafo arus (CT) 3. Trafo tegangan (PT) Berdasarkan kegunaannya:

1. Trafo daya dibedakan menjadi dua macam:

a. Trafo untuk menaikkan tegangan, disebut trafo step up b. Trafo untuk menurunkan tegangan, disebut trafo step down

2. Trafo arus (CT) banyak digunakan untuk keperluan pengukuran dan proteksi 3. Trafo tegangan (PT) digunakan untuk mentransmisikan energi listrik dari tegangan

tinggi ke tegangan rendah

(4)

Namun demikian secara umum perlengkapan trafo beserta fungsinya dapat diuraikan dengan singkat sebagai berikut:

A. Perlengkapan penunjang fungsi pokok 1. Inti Besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

2. Kumparan Transformator

Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik thgerhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

3. Bushing

Berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.

4. Tangki Konservator

Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Di antara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan menyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara di sekitarnya.

5. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator

Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator, secara umum ada dua jenis System pendinginan, yaitu:

(5)

b. Oil Immersed The, menggunakan minyak 6. Tap Changer/ Pengubah sadapan

Kualitas operasi tenaga listrik dikatakan baik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi bisa saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selalu pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.

Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada sisi masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan kata lain tegangan di sisi keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC). Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada perancangan dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.

B. Perlengkapan penunjang fungsi pendukung

Berfungsi untuk memudahkan pemeliharaan seperti inspeksi, perbaikan dan lain-lain yang dilakukan pada trafo. Perlengkapan ini berupa:

1. Papan nama

Berisi informasi mengenai trafo 2. Alat pengukur suhu (Thermometer)

Berfungsi untuk mengukur suhu pada minyak isolasi dan belitan pada trafo 3. Indikator permukaan minyak

Berfungsi untuk mengetahui tinggi permukaan minyak di dalam tangki konservator.

4. Dehidrating Breather

Berguna untuk menyerap uap air yang terkandung di dalam minyak trafo. Di dalamnya terdapat media pengering berupa silicagel.

C. Perlengkapan penunjang fungsi proteksi

Berfungsi untuk mencegah meluasnya gangguan yang terjadi pada bagian trafo. Fungsi proteksi ada 2 (dua) macam,

1. Electrical Protection Relay

Merupakan proteksi listrik dari gangguan elektrik. Di antara proteksi dari alat tersebut:

a. Low Set OverCurrent

(6)

Berfungsi untuk mendeteksi gangguan Short circuit c. Eart Fault Protection

Berfungsi untuk mendeteksi gangguan pentanahan d. Phase Unbalanced

Berfungsi untuk mendeteksi arus yang tidak seimbang 2. Mechanical Protection Relay

Merupakan alat proteksi yang cara kerjanya secara mekanis dengan menggerakkan microswitch, di antara alatnya adalah:

a. Relai Bucholzt

Alat ini berfungsi untuk memberikan peringatan atau memutuskan operasi trafo jika terjadi akumulasi gas yang cukup banyak di dalam tangki trafo

b. Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)

Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan tekanan lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan tangki dan trafo akan meledak. c. Relai pengaman tangki

Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada tangki, akibat gangguan fase ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain.

d. Relai temperatur

Alat ini berfungsi memberikan tanda peringatan serta memutuskan rangkaian trafo (trip) jika terjadi kenaikan suhu yang melebihi batas yang diizinkan. Untuk membunyikan alarm pada suhu 85o C, dan mematikan aliran

(7)

BAB III

PERAWATAN TRAFO

Tujuan dari pemeriksaan dan pemeliharaan adalah untuk meningkatkan keandalan operasi agar dapat mencapai target operasi dalam keadaan lancar dan aman. Hal ini mengacu pada definisi dari maintenance (pemeliharaan) yaitu:

Semua tindakan/ kombinasi dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mempertahankan/ mengembalikan satu peralatan/ mesin ke kondisi yang dapat diterima oleh pemakainya.

Pada Transformator pemeriksaan dan pemeliharaan dilakukan berdasarkan dua kondisi;

a. Dalam keadaan beroperasi (Per bulan)

b. Dalam keadaan berhenti beroperasi(Per 6 bulan)

Berikut penjelasan dari masing-masing kondisi:

A. Pemeriksaan Dan Pemeliharaan Dalam Keadaan sedang Beroperasi Memakai Alat Pelindung Diri (APD):

1. Safety Shoes

1. Memberi tahu ke CCP operatif/ Foreman produksi 2. Memakai APD yang telah disiapkan

3. Menyiapkan penerangan untuk ruangan Pemeriksaan yang dilakukan

(8)

2. Pemeriksaan temperatur ruangan trafo - ( <40o C)

3. Periksaan level minyak pendingin

- Jika level kurang, harus segera ditambah 4. Pemeriksaan noise/ vibrasi

- Bandingkan dengan keadaan sebelumnya 5. Pemeriksaan penyerapan uap air oleh Silicagel.

- Silicagel normalnya berwarna biru, jika berubah warna harus diganti 6. Pemeriksaan kebocoran minyak

- Pastikan tidak ada Oli yang rembes 7. Pemeriksaan beban daya/ arus

- Arus/ beban paling tidak 80% dari kapasitas

Prosedur setelah pemeriksaan

1. Memberi tahu ke CCP operatif/ Foreman produksi 2. Mencatat hasil pemeriksaan

3. Melaporkan ke atasan.

B. Pemeriksaan Dan Pemeliharaan Dalam Keadaan sedang Berhenti Beroperasi Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD):

1. Safety Shoes 4. Kunci sok set 5. Kabel rol 6. Hand Blower 7. Megger

8. Sapu, kuas, kain lap 9. Contact cleaner

Prosedur sebelum pemeriksaan

- Memberi tahu ke CCP operatif/ Foreman produksi - Menyiapkan penerangan untuk ruangan

- Mengisolasi trafo dari catu daya  Mematikan Circuit Breaker

(9)

- Memastikan switch dalam kondisi off - Pemeriksaan tegangan pada head terminal

 Pastikan tidak ada tegangan sisa

Pemeriksaan dan pemeliharaan yang dilkaukan 1. Buka penutup kabel

- bersihkan

2. Membersihkan ruangan trafo dengan sapu - Bersih

3. Bersihkan Bushing dengan kuas - Bersih

4. Periksa koneksi kabel pada bushing - Bersihkan

- Kencangkan koneksi

5. Mengukur nilai tahanan isolasi antara belitan primer dan sekunder - ( >400 MOhm)

6. Mengukur nilai tahanan oli

7. Memeriksa kadar air di dalam trafo dengan besi yang membara - Jika oli bergeretak, berarti ada kandungan air, segera ganti - Oli harus bebas dari air dan belerang

8. Isi Oli trafo sampai di atas batas minimum. 9. Periksa silicagel

- Jika silicagel sudah tidak berwarna biru, ganti 10. Periksa kebocoran oli trafo

- Jika ada kebocoran, segera lakukan perbaikan 11. Periksa baut-baut dudukan trafo

- Kencangkan

12. Pasang kembali penutup kabel

- Pastikan penutup terpasang dengan benar 13. Rapikan peralatan

Prosedur setelah melakukan perawatan

1. Cabut Grounding kemudian pasang circuit breaker 2. Memastikan trafo sudah beroperasi kembali dengan baik 3. Mencabut Safety Tag pada lokal switch

4. Memastikan System sudah siap untuk beroperasi 5. Mematikan lampu penerangan

(10)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dengan adanya metode atau SOP perawatan trafo yang dilakukan dengan benar, diharapkan:

a. Perawatan trafo bisa lebih efektif

b. Terdapat standarisasi terhadap alat serta jam kerja

c. Keselamatan dan keamanan baik untuk pelaksana maupun aset perusahaan dapat terjaga

4.2 Saran

(11)

Daftar Rujukan

Referensi

Dokumen terkait

Guru memberikan informasi tentang tugas mandiri dalam google form melalui link sebagai alat ukur pemahaman siswa dalam Menentukan hasil kali dan pembagian dari

Pengeringan eceng gondok sebagai bahan baku dalam proses pembuatan anyaman tas ataupun sandal masih dilakukan secara tradisional dimana masih menggunakan panas matahari sebagai

Dengan menyatakan sinyal sinus dalam fasor dan elemen-elemen dalam inpedansinya, maka hubungan arus-tegangan pada elemen menjadi. hubungan fasor arus - fasor tegangan pada

Langkah dalam analisis kualitatif menggunakan pengembangan model RBV untuk mencari sumber daya strategis perusahaan, dianalisis dengan alat analisis berupa AHP, mendeskripsikan

Industri bermaksud organisasi luar selain Politeknik / Kolej Komuniti seperti sektor awam, sektor swasta, NGO, badan profesional termasuk industri / agensi dari luar negara. Aktiviti

Karni, M.Pd PENGAWAS SD UPTD Cab.Din.. Sunaryoto PENGAWAS SD

Untuk masalah di atas maka kernel yang digunakan pada Rantai Markov merupakan sebuah matriks probabilitas transisi, jika Rantai Markov ini memenuhi sifat ergodic maka pada.. long

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabayanti (2011) yang menemukan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap perataan laba, yang menunjukkan