• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Proyek Pengembangan Sistem Apl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Proyek Pengembangan Sistem Apl"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Proyek

Pengembangan Sistem Aplikasi Keuangan

Tingkat Instansi (SAKTI)

Mukhammad Gufron Ikhsan

Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA

Manajemen Keamanan Jaringan Informasi, Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Jalan Salemba Raya Nomor 4, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430

E-mail: mukh.gufron@ui.ac.id

ABSTRAK

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) merupakan program transformasi berskala besar dibidang keuangan negara yang bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Agar implementasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang dan detail agar proses implementasinya tidak mengganggu jalannya operasional bisnis instansi. Untuk itu dibutuhkan suatu manajemen proyek untuk dapat melakukan implementasi sistem dengan baik sehingga dapat dicapai hasil sesuai yang diinginkan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa faktor keberhasilan implementasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) berbanding lurus dengan penerapan standar manajemen proyek yang baik. .

Kata Kunci : Aplikasi Keuangan, Manajemen Proyek, Sistem Informasi.

1. PENDAHULUAN

Sejak tahun 2004 reformasi sistem informasi mulai dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Seiring berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Kementerian Keuangan memanfaatkan dukungan teknologi informasi dalam menjalankan operasional kinerjanya. Setiap lini pekerjaan di setiap unit serta mitra kerjanya menggunakan aplikasi

komputer (teknologi informasi) untuk mempermudah pekerjaan dan menjadikan proses pengelolaan keuangan negara berjalan efeketif dan efisien.

Beberapa sistem aplikasi teknologi informasi yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran negara yang telah berjalan sejak tahun 2005 adalah sebagai berikut:

No. Sistem Aplikasi Fungsi dan Kegunaan

1. RKAKL (Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga

Aplikasi yang digunakan satuan kerja (satker) dalam rangka penyusunan usulan anggaran dan kegiatan

2. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)

Aplikasi yang digunakan satker, kantor wilayah dan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dalam rangka melakukan penyusunan, pengesahan dan revisi DIPA

3. SPM (Surat PerintahMembayaran) Aplikasi yang digunakan satker dalam rangka pembuatan berkas tagihan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Saat ini bernama SAS (Sistem Aplikasi Satker)

(2)

No. Sistem Aplikasi Fungsi dan Kegunaan

Berbasis Akrual) pelaksanaan anggaran (laporan keuangan) sekaligus sebagai alat rekonsiliasi dengan KPPN. Sebelumnya bernama SAKPA 5. SIMAK-BMN (Sistem Informasi

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara)

Aplikasi yang digunakan satker untuk menatausahakan dan melaporkan posisi dan kondisi aset negara

6. Persediaan Aplikasi yang digunakan satker untuk menatausahakan barang-barang persediaan atau barang habis pakai

Masing-masing sistem aplikasi diatas bersifat terpisah (stand alone) dan memiliki database yang terpisah, namun interaksi data baik input maupun outputnya saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, untuk merekam suatu transaksi akuntansi, diperlukan proses entry data yang berulang pada beberapa aplikasi tersebut. Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan terjadi kesalahan akibat human error dalam proses entry data pada aplikasi yang berbeda, misalnya double entry atau perbedaan entry nilai transaksi yang sama pada beberapa aplikasi yang berbeda. Selain itu, aplikasi sistem informasi diatas juga bersifat offline, sehingga hanya dapat diakses pada komputer yang terinstal aplikasi. Hal ini mengakibatkan pimpinan satker maupun pimpinan diatasnya tidak dapat memonitor pengelolaan anggaran secara realtime. Kelemahan lainnya yang cukup penting terkait pengajuan tagihan pembayaran ke KPPN adalah aplikasi existingtidak dapat terkoneksi secara langsung dengan Aplikasi SPAN (Sistem Anggaran dan Perbendaharaan Negara) yang digunakan KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN). Dalam prakteknya, penyampaian Arsip Data Komputer (ADK) harus melalui proses konversi agar dapat terbaca oleh Aplikasi SPAN.

Dengan demikian, sejalan dengan usaha untuk menyelaraskan aplikasi- aplikasi yang digunakan satker, perlu juga dilakukan pengintegrasian aplikasi- aplikasi sebelumnya (Tabel 1) ke dalam satu sistem aplikasi satker yang terintegrasi dengan database yang tersentralisasi, berbasis online dan dapat

terkoneksi dengan SPAN.Oleh karena itu, pada akhir tahun 2015 pemerintah meluncurkan sebuah sistem yang bernama Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). SAKTI merupakan aplikasi sistem informasi yang dibangun untuk mendukung pelaksanaan sistem perbendaharaan dan penganggaran negara pada tingkat instansi (kementerian/lembaga) yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul bendahara, modul aset tetap, modul akuntansi dan pelaporan dengan memanfaatkan sumber daya dan teknologi informasi.

SAKTI merupakan sistem dengan platform ERP (Enterprise Resource Planning) dengan sistem database yang terpusat dan terhubung secara online. ERP merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan semua data dan proses dalam suatu organisasi dengan menggunakan database yang terintegrasi (Diamond & Khaemani 2005). Integrasi tersebut akan memudahkan satker dalam menggunakan dan meningkatkan akurasi data transaksi keuangannya serta penyajian informasi yang realtime. Duplikasi pekerjaan dan entry data seringkali menyebabkan terjadinya perbedaan data antara satu sistem dengan sistem lainnya sehingga informasi yang dihasilkan pun menjadi tidak akurat.

(3)

Prinsip less paper yang dimiliki SAKTI akan berdampak pada penghematan anggaran operasional. SAKTI merupakan bagian dari SPAN sehingga interaksi antara keduanya dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui proses konversi sebagaimana yang berjalan selama ini dan juga dilakukan secara online.

2. KERANGKA TEORI 2.1 Sejarah SAKTI

Reformasi pengelolaan keuangan APBN dengan penerapan teknologi informasi di Indonesia mulai dilakukan pada tahun 2003. Perubahan fundamental

dilakukan pada tahun 2013 dengan

diimplementasikannya SPAN secara nasional pada seluruh unit Kementerian Keuangan yang berfungsi sebagai Bendahara Umum Negara (BUN). Pengelolaan dana APBN dengan perubahan proses bisnis melalui dukungan sistem teknologi informasi yang terintegrasi dan berbasis internet. Perubahan proses bisnis dalam pengelolaan dana APBN oleh BUN atau Kuasa BUN di pusat maupun daerah berakibat pada penyesuaian proses bisnis dan pengguna sistem teknologi informasi di tingkat satuan kerja pengguna dana APBN di seluruh Indonesia yang mencapai kurang lebih 25 ribu satker. Oleh karena itu, pada akhir tahun 2015, pemerintah meluncurkan sistem teknologi informasi baru yang bernama Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).

Saat ini, SAKTI masih dalam tahap piloting (uji coba) dan mengalami beberapa permasalahan. Permasalahan yang muncul merupakan persepsi dari pengguna SAKTI yang diantaranya berupa fitur aplikasi yang rumit karena dinilai terlalu canggih, sinyal internet yang tidak stabil, belum bisa menampilkan laporan secara utuh, minimnya pelatihan teknis, kurangnya komunikasi antar

admin dengan operator baik pusat dan daerah serta masalah lainnya. Secara garis besar, masalah-masalah yang muncul merupakan persepsi pengguna terkait kepuasan penggunaan SAKTI. Selain itu, tingkat efektivitas SAKTI dalam bentuk kontribusi terhadap individu dan organisasi juga belum diukur secara ilmiah.

Oleh karena itu, penelitian ini akan fokus padaanalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap penggunaan dan kepuasan pengguna, sehingga SAKTI mampu mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan. Kemudian, penelitian ini juga akan menganalisis pengaruh kepuasan pengguna terhadap dampak individu dan dampak organisasi.

2.2 Project Stakeholder

Sesuai dengan prinsip dasar pelaksanaan piloting SAKTI sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.05/2016 yang merupakan Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) menyebutkan pengguna (user) SAKTI merupakan para pihak pada instansi yang berdasarkan kewenangannya diberikan hak untuk mengoperasikan SAKTI dan tindakannya dapat dipertanggung- jawabkan secara hukum. Pengguna SAKTI terdiri atas administrator dan operasional modul (operator, validator dan approver).

Administrator adalah pegawai yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan fungsi teknis administrasi SAKTI. Administrator SAKTI terdiri atas pihak berikut ini:

(4)

pusat, membuat ADK referensi untuk didistribusikan pada pengguna dan mendistribusikan update SAKTI. Kewenangan ini berada pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Kementerian Keuangan.

b. Administrator server, yaitu pihak yang memiliki kewenangan untuk melakukan set-up konfigurasi sistem, mengelola akun pengguna pada instansi, mengelola database SAKTI, melakukan update aplikasi SAKTI dan data referensipusat berdasar distribusi dari AdministratorPemelihara Sistem. Kewenangan ini berada pada instansi yang mengelola database SAKTI.

c. Administrator lokal, yaitu pihak yang memiliki wewenang mengelola data referensi lokal. Kewenangan ini berada pada instansi yang tidak mengelola database SAKTI.

Operator adalah pegawai yang diberi kewenangan oleh PA/KPA/Pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan fungsi teknis operasional SAKTI berupa aktivitas perekaman data pada modul SAKTI. Validator adalah pihak yang melakukan aktivitas pengujian/penelitian atas perekaman data yang dilakukan olehoperator. Contoh validator disini adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk modul pembayaran. Approver adalah pihak yang melakukan aktivitas persetujuan atas perekaman data yang dilakukan oleh operatordan/atau atas perekaman data yang telah disetujui olehvalidator. Contoh approver disini adalah Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) untuk modul pembayaran.

2.3 Project Scope Management

Project Scope Management meliputi proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek tersebut mencakup semua pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dengan sukses. Hal ini terutama berkaitan dengan mendefinisikan dan mengontrol apa yang masuk atau tidak termasuk dalam proyek. Proses project scope management meliputi:

- Plan Scope Management: proses membuatan

rencana scope managemant yang

mendokumentasikan bagaimana project scope akan didefinisikan, dievaluasi, dan dikendalikan.

- Collect Requirements Proses: proses penentuan,

mendokumentasikan, dan mengelola kebutuhan stakeholder dan persyaratan untuk memenuhi tujuan proyek

- Define Scope: Proses pengembangan penjelasan

rinci tentang proyek dan produk.

- Create Work Breakdown Structure (WBS): Proses

pengelompokan penyelesaian project dan pekerjaan project menjadi lebih kecil komponen dikelola.

- Validate Scope: proses pengecekan apakah project

sudah selesai atau belum.

- Control Scope: Proses pemantauan status project,

product scope, dan mengelola perubahan scope project.

Penyelesaian project scope diukur terhadap rencana project yang telah ditentukan manajemen proyek. Penyelesaian product scope di ukur terhadap product requirements.

(5)

didefinisikan dengan baik, dalam praktiknya hal ini mungkin tumpang tindih dan berinteraksi dengan cara tidak dapat dijelaskan secara terperinci di sini.

Dalam konteks proyek, istilah ruang lingkup bisa merujuk kepada:

1. Product scope, fitur dan fungsi yang menjadi ciri sebuah produk atau jasa.

2. Project scope, pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberikan produk dengan fitur dan fungsi yang telah ditetapkan.

Sebuah proyek umumnya menghasilkan produk tunggal, tetapi produk tersebut dapat meliputi komponen tambahan, masing-masing dengan produk yang saling terpisah tetapi saling bergantung. Sebagai contoh, sebuah sistem telepon baru umumnya akan mencakup empat bagian komponen perangkat keras, perangkat lunak, pelatihan, dan implementasi.

Penyempurnaan ruang lingkup proyek diukur terhadap rencana proyek, tetapi penyelesaian lingkup produk diukur terhadap persyaratan produk. Kedua jenis manajemen raung lingkup harus terintegrasi

dengan baik untuk memastikan bahwa pekerjaan proyek akan menghasilkan penyerahan produk tertentu.

3. METODOLOGI

Untuk pengumpulan data secara valid dan komprehensif, penulisan makalah ini menggunakan metode observasi objek secara langsung yang juga merupakan proyek dari tempat kerja penulis dan metode studi literatur terhadap beberapa hasil kajian atau penilitian terdahulu terkait implementasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi, juga terkait petunjuk teknis yang berkaitan dengan implementasi sistem. Selain itu juga dengan melakukan studi pustaka untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang mendukung.

Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode-metode dalam project management professional, dalam hal ini pada area manajemen ruang lingkup yang diawali dari inisiasi untuk mendapatkan hasil berupa manajemen ruang lingkup proyek pengembangan sistem aplikasi keuangan tingkat instansi.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)

(6)

pembangunan nasional melalui dokumen anggaran yang dikenal dengan nama Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Dengan demikan, penyempurnaan aplikasi keuangan pada satker harus sesuai dengan aplikasi SPAN mengingat kualitas data SPAN sangat bergantung pada kemampuan sistem aplikasi keuangan di satker yang sedang dikembangkan. Pengembangan sistem informasi yang menjadi bagian dari SPAN tersebut sudah di luncurkan oleh Kementerian Keuangan pada akhir tahun 2015 dengan nama Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi atau yang dikenal dengan nama SAKTI.

SAKTI merupakan program transformasi berskala besar dibidang keuangan negara yang bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara pada tingkat instansi melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi.

Pengembangan SAKTI berfokus pada

penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi.

Sebagai sebuah sistem, dibanding dengan sistem informasi yang berlaku saat ini, SAKTI mengintegrasikan fungsi-fungsi yang terdapat pada penganggaran dan perbendaharaan dalam suatu database tunggal pada tingkat instansi. SAKTI memiliki beberapa karakteristik antara lain berupa otomasi secara penuh, mempunyai database yang terpusat, memungkinkan perekaman data hanya sekali dan beroperasi dengan menggunakan prosedur yang baku untuk semua proses serta analisis. Prinsip dasar pelaksanaan SAKTI antara lain SAKTI dilakukan secara sistem elektronik dengan menggunakan aplikasi SAKTI; aplikasi SAKTI hanya dapat diakses oleh penerima hak akses yang memiliki identitas pengguna dan kata sandi; informasi elektronik, dokumen

elektronik, dan/atau hasil cetak dari aplikasi SAKTI merupakan alat bukti hukum yang sah; proses validasi dan persetujuan pada aplikasi SAKTI dilakukan secara elektronik.

SAKTI memiliki beberapa modul yang digunakan dalam proses bisnis penganggaran dan perbendaharaan di tingkat satuan kerja, mulai dari tahap perencanaan hingga pertanggungjawaban. Modul-modul tersebut yakni:

1. Modul Penganggaran, 2. Modul Komitmen, 3. Modul Bendahara, 4. Modul Pembayaran, 5. Modul Persediaan, 6. Modul Aset Tetap, dan

7. Modul Akuntansi dan Pelaporan.

Beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaanSAKTI yakni berikut ini:

1. SAKTI digunakan oleh entitas akuntansi dan pelaporan kementerian/ lembaga secara sistem elektronik;

2. Sistem dalam SAKTI berupa single entry point, single database dan akuntansi berbasis akrual; 3. SAKTI hanya dapat diakses oleh pengguna

dengan user ID dan password;

4. Hak akses SAKTI hanya diberikan kepada pengguna sesuai kewenangannnya;

5. Proses validasi dan approval elektronik pada SAKTI dilakukan secara berjenjang;

6. Pengamanan arsip data komputer (ADK) SAKTI dilakukan dengan menggunakan enkripsi, PIN dan hashed;

(7)

8. Periodisasi transaksi pada SAKTI adalah Januari sampai dengan Desember, anaudited dan audited; dan

9. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bertanggungjawab atas operasionalisasi SAKTI di satker.

Adapun tahapan lahirnya SAKTI adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 tanggal 9 Juni 2003 tentang Pelaksanaan Proses Transformasi Menuju E- Government;

2. Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang keuangan negara yang meliputi Undang Nomor 17 tahun 2003, Undang Nomor 1tahun 2004, dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 dalam rangka meningkatkan profesionalitas dan kualitas pengelolaan keuangan negara, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 276/PMK.05/2008 tentang Program Reformasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang menyatakan program reformasi SPAN dilaksanakan melalui 3 komponen utama yaitu: reformasi proses bisnis, reformasi sistem TI dan tata kelola perubahan;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2013 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN);

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN); dan

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.05/2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015.

4.2 Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)

Manajemen waktu merupakan hal yang paling penting dalam sebuah penelitian, sehingga perlu ada suatu blue print waktu penelitian yang nanti menjadi acuan bagi penulis dalam menjalankan semua proses – proses dan aktivitas yang ada dalam penelitian ini. Berikut ITTO yang yang digunakan dalam Schedule Control Manajemen Waktu Proyek dalam pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) :

Tahapan piloting implementasi sakti adalah sebagai berikut :

Tahapan Unit yang ditunjuk Waktu Pelaksanaan

Piloting Tahap I

Kantor Pusat DJPB

Kanwil DJPB Prov. DKI Jakarta, KPPN Jakarta I s.d. V

Paling lambat bulan Desember 2015

Piloting Tahap II Kantor Wilayah DJPB dan KPPN Seluruh

Indonesia Paling lambat bulan Agustus 2016

(8)

Piloting Tahap III Beberapa Satker di Kementerian Keuangan Paling lambat bulan Januari 2017 Dalam diagram Gant Chart yang menggambarkan

project schedule implementasi Aplikasi SAKTI :

Diagram Gant Chart

Sesuai dengan tahapan piloting SAKTI dalam project schedule, realisasi Piloting Tahap III mengalamai perubahan jadwal (change schedule) yang seharusnya target akhir Januari 2017 sudah selesai, namun hingga saat ini masih berlangsung Piloting SAKTI Tahap III sehingga diperlukan schedule update.

4.3 Analisa SWOT terhadap Proyek

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan/organisasi. Analisa SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan/organisasi dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Fungsi dari Analisa SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Pada proyek pengembangan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi didapatkan hasil Analisa SWOT sebagai berikut:

a. Strength (S):

1. Instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan tersebar di seluruh Indonesia;

2. Sebagai satu-satunya penyelenggara bidang perbendaharaan negara;

3. Telah tersedia infrastruktur jaringan WAN di seluruh kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

4. Sistem terintegrasi dengan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) b. Weakness (W):

1. Satker masih terbiasa dengan sistem sebelum penerapan SAKTI/ manual.

2. Kemampuan teknis SDM di bidang TI yang belum merata.

3. Masih terdapat banyak bug yang memerlukan penyempurnaan

c. Opportunity (O):

1. Adanya tuntutan terhadap pelayanan publik yang lebih baik

2. Dengan dukungan dana yang ada dari pemerintah, dimungkinkan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem TI dan infrastruktur yang ada dan juga bisa diupayakan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang TI

3. Peranan TI sebagai pendukung tugas dan fungsi perbendaharaan akan mempunyai peluang yang sangat besar untuk berkembang d. Threat (T):

1. Adanya reformasi di bidang pengelolaan keuangan negara (business reengineering) maka perencanaan yang sudah disusun dan sedang dilaksanakan dapat mengalami gangguan dan perubahan

2. Masih sedikitnya SDM di bidang TI sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pengembangan sistem TI

3. Perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga sistem yang sedang dibuat tidak dapat dimanfaatkan

1/1/15 7/20/15 2/5/16 8/23/163/11/17

Piloting Tahap I

Piloting Tahap II

(9)

Berdasarkan analisa, pengembangan Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) berada pada posisi SO (Strengths - Opportunities).

Adapun Strategi yang harus dilakukan adalah:

1. Melakukan update schedule pelaksanaan Piloting SPAN Tahap III;

2. Melaksanakan tahapan piloting sesuai dengan project schedule sehingga sesuai dengan target pelaksanaan proyek;

3. Membuat Patch Management yang baik untuk memperkecil skala system vulnerability berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi dari Piloting Tahap I sampai dengan Piloting Tahap III;

5. PENUTUP

SAKTI (Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi) merupakan program transformasi berskala besar dibidang keuangan negara yang bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara pada tingkat instansi melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi.

Pengembangan SAKTI berfokus pada

penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi.

Agar pelaksanaan proses pengembangan SAKTI dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang dan detil agar proses implementasinya tidak mengganggu jalannya operasional bisnis perusahaan.

Untuk itu dibutuhkan manajemen proyek yang baik dan komperhensif agar dapat melakukan tata kelola proses pengembangan SAKTI ini dengan baik sehingga dapat dicapai hasil sesuai yang diinginkan.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tanggal 9 Juni 2003 tentang pelaksanaan proses transformasi menuju e-government

[2] Peraturan Menteri Keuangan Nomor 276/PMK.05/2008 tentang Program Reformasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

[3] Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2013 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN);

[4] Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN); dan

[5] Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).

[6] Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.05/2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015

[7] Edy Nasrudin, Determinan Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi dan Pengaruhnya Terhadap Dampak Individu dan Organisasi, 2017

[8] Project Management Institute, A guide to the Project management Body of Knowledge (PMBOK@Guide) – Fouth Edition. 2008

[9] I. Krisnadi, "Keekonomian dan Manajemen Proyek Teknik, Bagian I," 2016 http://www.academia.edu/29254199/ ( akses 25 November 2017)

Referensi

Dokumen terkait

Output 1 (Proyek Essential Reproductive Health (INS/01/P01) - Instansi Pelaksana: Depkes): Diperkuatnya kapasitas Depkes dan BKKBN dalam hal

Buatlah pertanyaan yang menurutmu penting dari gambar di atas! Kemudian, tukarkan pertanyaanmu dengan pertanyaan temanmu! Jawab pertanyaan temanmu dengan benar!.. Amati

Tumbuhan merupakan sumber utama senyawa-senyawa kimia yang digunakan untuk industri farmasi, kosmetika, wangi-wangian, industri makanan dan minuman (Santoso dan Nursandi,

Perubahan anggaran Dasar Lembaga dapat dilakukan atas Keputusan Rapat Pembina Pleno yang khusus diadakan untuk keperluan itu dan keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya

Kekerasan terhadap perempuan ( violence against women ) selama ini dianggap sebagai perbuatan kekerasan di area pribadi antara keluarga, hal ini terjadi karena dalam

Kompetensi Dasar: 3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energy panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

1. Menget.ahui komposisi Asbuton +Long Residu + lat.eks yang memenuhi persyarat.an sebagai perkerasan jalan. Menget.ahui behavior dari campuran Asbuton + Longl.

Jika diketahui karakteristik dari suatu efek pendapatan-tetap, khususnya obligasi, serta harga dari efek yang bersangkutan maka terdapat tiga variabel yang dapat dihitung