• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN WATER INJECTION BERBASIS MIKROKONTROLER SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG (CO & HC) PADA SEPEDA MOTOR HONDA MEGA PRO TAHUN 2009 | Zatmiko | Jurnal Nosel 8183 17150 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN WATER INJECTION BERBASIS MIKROKONTROLER SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG (CO & HC) PADA SEPEDA MOTOR HONDA MEGA PRO TAHUN 2009 | Zatmiko | Jurnal Nosel 8183 17150 1 SM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

RANCANG BANGUN WATER INJECTION BERBASIS MIKROKONTROLER SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN

EMISI GAS BUANG (CO & HC) PADA SEPEDA MOTOR HONDA MEGA PRO TAHUN 2009

Rosyid Wahyu Zatmiko, Husin Bugis, Basori Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP UNS Surakarta

Kampus UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp/ Fax (0271) 718419 / (0271) 716266

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

The purposes of this research are to: (1) design water injection system, (2) know the fuel consumption, (2) know the CO exhaust emission, (3) know the HC exhaust emission on Honda Mega Pro 2009 that used microcontroller-based water injection with variations of distilled water and methanol mixture. The research was conducted in the Automotive Laboratory, Mechanical Engineering Education, JPTK FKIP UNS Surakarta, at Ahmad Yani Street, Number 200, Kartasura. This research used Stargas 898 gas analyzer to test CO (carbon monoxide) and HC (hydrocarbon) exhaust emission. Fuel consumption test used static method with specified engine speed. This research used experimental method. The population in this research was Honda Mega Pro 2009 motorcycles. The sample in this research was Honda Mega Pro 2009 with KC11E1237512 engine number. Data obtained from the testing result are inserted into the table and displayed in graphical form to be analyzed. Data analysis used descriptive quantitative method. The results of the research,

can be concluded that: (1) Microcontroller-based water injection system can work properly

and correctly. (2) There is a decrease in fuel consumption when use microcontroller -based water injection at 4500 RPM engine speed. The best decline occurred in water injection A60 when 4500 RPM engine speed amounted 11.80% compared with standard condition. (3) There is a decrease in CO exhaust emission on the use of water injection A100 and A90. The best decline occurred in water injection A100 amounted 79.42% compared with standard condition. In addition, there is an increase in CO exhaust emission on the use of water injection A80, A70, A60, A50, and A40. (4) There is an increase in HC exhaust emission on the use of water injection A100, A90, A80, A70, A60, A50, and A40.

Keywords: water injection, microcontroller, fuel consumption, exhaust emission

PENDAHULUAN

Saat ini, transportasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu jenis alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah sepeda motor.

Jumlah sepeda motor di Indonesia pada tahun 2012 menurut Badan Pusat Statistik

(BPS) adalah sebesar 76.381.183. Jumlah tersebut jauh melampaui jumlah mobil penumpang yang hanya sebesar 10.432.259.

(2)

2 minyak juga turut meningkat. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis mogas (premium dengan kadar oktan 88) menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2010 mencapai 148.575.000 barel. Masyarakat dituntut untuk mengurangi konsumsi bahan bakar akibat ancaman krisis energi di masa depan.

Selain isu ancaman krisis energi, isu pencemaran udara juga muncul akibat tingginya jumlah sepeda motor. Persentase emisi gas buang yang dihasilkan dari sumber pencemar transportasi di Indonesia diperkirakan terdiri dari karbon monoksida (CO) sebesar 70,50%, hidrokarbon (HC) sebesar 18,34%, nitrogen oksida (NOx)

sebesar 8,89%, sulfur oksida (SOx) sebesar

0,88% dan partikel sebesar 1,33% (Wardhana, 2004). Data tersebut menunjukkan bahwa emisi gas buang karbon monoksida dan hidrokarbon mempunyai jumlah yang lebih tinggi daripada emisi gas buang lainnya.

Gas CO dapat menjadi racun bagi manusia karena dapat mengikat hemoglobin (Hb) dalam darah dan membentuk karboksihemoglobin (COHb). COHb dalam darah mengganggu proses metabolisme tubuh karena mengganggu proses respirasi sel-sel pada tubuh manusia. Sementara itu, gas HC adalah komponen yang terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen serta dapat berwujud gas, cairan,

maupun padatan (Wardhana, 2004). Hidrokarbon aromatik lebih berbahaya daripada hidrokarbon alifatik dan alisiklis. Uapnya dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa, dan luka bagian dalam jika menghisap uap komponen aromatik.

Berbagai upaya dilakukan masyarakat dalam rangka mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor salah satunya adalah sistem water injection.

Water injection adalah istilah yang

digunakan untuk upaya menginjeksikan cairan yang bertujuan mengurangi temperatur ruang bakar pada mesin melalui

intake manifold. Penginjeksian butiran air

pada ruang bakar melalui intake manifold

bertujuan untuk mengurangi detonasi dan pengontrol emisi (Lanzafame, 1999). Air tersebut mengakibatkan suhu ruang bakar turun dan panas berpindah pada butiran air. Dalam perkembangan penggunaan water

injection, cairan yang diinjeksikan

dicampur dengan bahan lain seperti alkohol, etanol, maupun metanol pada perbandingan tertentu. Metanol dengan rumus CH3OH digunakan karena

mempunyai indeks anti-knock yang tinggi, bersifat mendinginkan dan larut sempurna dalam air.

Water injection pada sepeda motor

(3)

3 Penggunaan water injection stage-1

menemui kendala yakni butiran air yang diinjeksikan tidak halus, penginjeksian cairan hanya bergantung pada kevakuman

intake manifold, dan volume penyemprotan

sulit dikendalikan sehingga kurang optimal. Penggunaan water injection dapat dioptimalkan dengan merancang suatu sistem otomatis yang mampu mengontrol sistem water injection agar dapat berfungsi optimal. Mikrokontroler dapat digunakan untuk mengontrol suatu sistem secara elektronik melalui pemrograman dan logika. Mikrokontroler dapat dimanfaatkan untuk mengontrol sistem water injection

pada sepeda motor agar dapat berfungsi secara otomatis dan sesuai dengan kondisi mesin.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi perbandingan volume akuades dan metanol. Komposisi akuades dan metanol yang digunakan dalam penelitian ini yakni:

a. Akuades 100% (A100)

b. Akuades 90% ditambah metanol 10% (A90)

c. Akuades 80% ditambah metanol 20% (A80)

d. Akuades 70% ditambah metanol 30% (A70)

e. Akuades 60% ditambah metanol 20% (A60)

f. Akuades 50% ditambah metanol 50% (A50)

g. Akuades 40% ditambah metanol 60% (A40)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsumsi bahan bakar, emisi gas buang CO dan emisi gas buang HC pada sepeda motor Honda Mega Pro tahun 2009. Pengujian konsumsi menggunakan metode statis dengan putaran mesin sebagai variabel kontrol. Pengujian emisi gas buang menggunakan metode SNI 09-7118-2005 tentang cara uji kendaraan bermotor kategori L pada kondisi idle. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Otomotif Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, JPTK FKIP UNS.

Populasi dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Mega Pro tahun 2009. Sampel dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Mega Pro tahun 2009 dengan nomor mesin KC11E1237512. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel bertujuan (purposive sampling).

Metode pengambilan data menggunakan metode dokumentasi yang berasal dari print out/cetakan dari gas

analyzer pada pengujian emisi gas buang

serta catatan penghitungan waktu pada pengujian konsumsi bahan bakar. Instrumen penelitian yang digunakan yakni

gas analyzer Stargas 898 untuk pengujian

(4)

4 pengujian konsumsi bahan bakar. Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah hasil rancang bangun water injection berbasis mikrokontroler serta pengaruhnya terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Mega Pro tahun 2009:

1. Perancangan Sistem Water Injection

Berbasis Mikrokontroler a. Instalasi Sensor Proximity

Sensor proximity digunakan untuk mendeteksi posisi katup masuk dan ditempatkan di cover camshaft

sebelah kiri.

Gambar 1. Skema Pemasangan Sensor

Proximity

b. Instalasi Injektor

Injektor Yamaha Mio J ditempatkan pada intake manifold

serta mengarah menuju ruang bakar.

c. Instalasi Sistem Water Injection

Gambar 2. Skema Instalasi Sistem Water

Injection Berbasis Mikrokontroler

d. Pembuatan Rangkaian Regulator Tegangan

Rangkaian berfungsi untuk menurunkan tegangan 12V DC menjadi 5V DC.

e. Pembuatan Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler

Rangkaian merupakan perangkat dasar agar mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja dengan baik. Rangkaian terdiri dari komponen utama yakni crystal

oscillator dan kapasitor.

f. Pembuatan Rangkaian Display 7-Segment

Rangkaian berfungsi untuk menampilkan pulse width

modulation pada sistem water

injection.

g. Pembuatan Rangkaian Penguat Injektor

(5)

5 komponen utama MOSFET

IRFZ24N.

h. Perancangan Program

Mikrokontroler

Langkah pertama dalam

merancang program

mikrokontroler adalah membuat diagram blok dan flow chart. Langkah selanjutnya adalah menulis program, compile

program dan menanamkan/ write

program pada mikrokontroler.

Gambar 3. Diagram Blok Sistem Water

Injection Berbasis Mikrokontroler

Mulai

Injection Berbasis Mikrokontroler

2. Konsumsi Bahan Bakar

Gambar 5. Hubungan Konsumsi Bahan Bakar dan Penggunaan Water Injection

pada Putaran Mesin 1500 rpm

Konsumsi bahan bakar tertinggi saat putaran mesin 1500 rpm terjadi pada penggunaan water injection A100 yakni sebesar 4,14 cc/menit. Konsumsi bahan bakar terendah saat putaran mesin 1500 rpm terjadi pada penggunaan water

injection A80 yakni sebesar 3,23 cc/menit.

Gambar 6. Hubungan Konsumsi Bahan Bakar dan Penggunaan Water Injection

pada Putaran Mesin 2500 rpm

Konsumsi bahan bakar tertinggi saat putaran 2500 rpm terjadi pada penggunaan water injection A40 sebesar 6,52 cc/menit. Konsumsi bahan bakar

Variasi Penggunaan Water Injection

5.68

(6)

6 terjadi pada penggunaan water injection

A50 sebesar 5,27 cc/menit.

Gambar 7. Hubungan Konsumsi Bahan Bakar dan Penggunaan Water Injection

pada Putaran Mesin 3500 rpm

Konsumsi bahan bakar tertinggi saat putaran mesin 3500 rpm terjadi pada penggunaan water injection A100 sebesar 8,15 cc/menit. Konsumsi bahan bakar terendah saat putaran mesin 3500 rpm terjadi pada penggunaan water injection

A50 yakni sebesar 6,69 cc/menit.

Gambar 8. Hubungan Konsumsi Bahan Bakar dan Penggunaan Water Injection

pada Putaran Mesin 4500 rpm

Konsumsi bahan bakar tertinggi saat putaran mesin 4500 rpm terjadi pada

kondisi standar. Konsumsi bahan bakar terendah saat putaran mesin 4500 rpm terjadi pada penggunaan water injection

A60 yakni sebesar 9,79 cc/menit.

Konsumsi bahan bakar pada penggunaan water injection A100 lebih tinggi daripada konsumsi bahan bakar pada kondisi standar saat putaran mesin 1500 rpm, 2500 rpm, dan 3500 rpm. Proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar pada ruang bakar terganggu oleh akuades sehingga pembakaran berlangsung tidak sempurna sehingga mesin membutuhkan bahan bakar lebih banyak untuk mempertahankan putaran mesin.

Konsumsi bahan bakar pada penggunaan water injection dengan penambahan metanol cenderung lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar pada kondisi standar. Metanol bersifat mudah terbakar dan mempunyai nilai indeks anti-knock yang lebih tinggi dibandingkan bensin premium. Metanol yang terbakar akan meringankan kinerja mesin sehingga mesin tidak membutuhkan banyak bahan bakar untuk mempertahankan putaran mesin. Hal tersebut mengakibatkan konsumsi bahan bakar menurun pada penggunaan water

injection dengan pencampuran metanol.

7.44

Variasi Penggunaan Water Injection

10.59 10.53

(7)

7 3. Emisi Gas Buang

Gambar 9. Hubungan Emisi Gas Buang CO Rata-rata dengan Penggunaan Water Injection

Emisi gas buang CO pada penggunaan water injection A100 dan A90 lebih rendah bila dibandingkan dengan emisi gas buang CO pada kondisi standar dan emisi gas buang CO pada penggunaan

water injection dengan pencampuran

metanol. Emisi gas buang CO pada penggunaan water injection A80 hingga A40 berangsur-angsur meningkat bila dibandingkan dengan emisi gas buang CO pada kondisi standar.

Akuades dalam ruang bakar akan menyerap panas dalam ruang bakar sehingga suhu ruang bakar akan turun. Jika suhu ruang bakar turun maka reaksi penguraian karbon monoksida akibat suhu yang tinggi dapat dikurangi sehingga hal tersebut menyebabkan emisi gas buang CO pada penggunaan water injection A100 lebih rendah daripada emisi gas buang CO pada kondisi standar.

Pada penggunaan water injection

dengan penambahan metanol, metanol turut terbakar bersama campuran udara dan bahan bakar. Namun, pembakaran tersebut tidak diimbangi dengan jumlah udara yang cukup sehingga menyebabkan pembakaran berlangsung tidak sempurna. Hal tersebut mengakibatkan pembentukan karbon monoksida akibat reaksi pembakaran metanol yang tidak sempurna. Karbon monoksida yang terbentuk akan keluar melalui knalpot dan mengakibatkan emisi gas buang CO meningkat.

Gambar 10. Hubungan Emisi Gas Buang HC Rata-rata dengan Penggunaan Water Injection

Emisi gas buang HC pada penggunaan water injection A100 lebih tinggi dibandingkan kondisi standar. Emisi gas buang HC pada penggunaan water

injection A40 paling tinggi di antara

seluruh pengujian. Penggunaan water

injection dari A100 hingga A40

menimbulkan peningkatan emisi gas buang

1.356

Variasi Penggunaan Water Injection

168

(8)

8 HC bila dibandingkan dengan kondisi standar.

Proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar bensin pada ruang bakar terganggu oleh akuades sehingga pembakaran berlangsung tidak sempurna. Penambahan metanol pada saat pembakaran campuran udara dan bahan bakar semakin meningkatkan unsur hidrokarbon di dalam ruang bakar. Bahan bakar yang tidak terbakar berupa unsur hidrokarbon tersebut akan keluar melalui knalpot sehingga mengakibatkan emisi gas buang HC meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian ini disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem water injection berbasis mikrokontroler dapat digunakan pada sepeda motor Honda Mega Pro tahun 2009.

2. Terdapat pengaruh positif penggunaan

water injection berbasis

mikrokontroler terhadap konsumsi bahan bakar Honda Mega Pro tahun 2009 yakni penurunan konsumsi bahan bakar pada putaran mesin 4500 rpm pada seluruh variasi komposisi akuades dan metanol. Penurunan konsumsi bahan bakar terendah terjadi pada penggunaan water injection A60 saat putaran mesin 4500 rpm yakni 11,80%

lebih rendah dibandingkan kondisi standar.

3. Terdapat pengaruh negatif penggunaan

water injection berbasis

mikrokontroler terhadap konsumsi bahan bakar pada Honda Mega Pro tahun 2009 yakni peningkatan konsumsi bahan bakar saat putaran mesin 1500, 2500 dan 3500 rpm pada beberapa variasi komposisi akuades dan metanol tertentu.

4. Terdapat pengaruh positif penggunaan

water injection berbasis

mikrokontroler terhadap emisi gas buang CO Honda Mega Pro tahun 2009 yakni penurunan emisi gas buang CO pada water injection A100 dan A90. Penurunan terendah terjadi pada penggunaan water injection A100 yakni 79,42% lebih rendah dibandingkan kondisi standar.

5. Terdapat pengaruh negatif penggunaan

water injection berbasis

mikrokontroler terhadap emisi gas buang CO pada Honda Mega Pro tahun 2009 yakni peningkatan emisi gas buang CO pada water injection A80, A70, A60, A50 dan A40.

B. Saran

1. Bagi pengguna sepeda motor dapat menggunakan sistem water injection

(9)

9 bahan bakar pada kendaraan, akan tetapi sebaiknya mengantisipasi peningkatan emisi gas buang CO dan HC dengan cara menambahkan perangkat untuk menurunkan emisi gas buang seperti catalytic converter. 2. Pengembangan sistem water injection

berbasis mikrokontroler selanjutnya hendaknya ditambahkan perangkat untuk mengendalikan emisi gas buang seperti oxygen sensor. Oxygen sensor

dapat digunakan sebagai sensor masukan/ input untuk mengetahui tingkat kesempurnaan pembakaran sehingga emisi gas buang dapat dikendalikan.

3. Pengembangan sistem water injection

berbasis mikrokontroler selanjutnya hendaknya mengembangkan algoritma pemrograman mikrokontroler agar fungsi water injection lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan/ kondisi mesin.

4. Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan sistem water

injection berbasis mikrokontroler

hendaknya melakukan penelitian dengan mengubah variabel bebas, misalnya pengaruh waktu pengapian atau pengaruh rasio kompresi terhadap konsumsi bahan bakar serta emisi gas buang CO dan HC pada sepeda motor pada penggunaan water injection

berbasis mikrokontroler. Selain itu,

penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pengujian emisi gas buang NOx pada penggunaan water injection

berbasis mikrokontroler.

DAFTAR PUSTAKA

As’adi, Muhammad. (2011). Uji

Pemasangan Brown Gas terhadap Performa Motor Bensin Empat

Langkah. Jakarta: Fakultas Teknik

UPN Veteran Jakarta.

Atmel, (2008). AT89S51. Diperoleh dari http://www.atmel.com/images/doc 2487.pdf

Badan Pusat Statistik. (2012). Jumlah

Pesawat dan Kendaraan Bermotor

Menurut Jenisnya Tahun 1949

2012. Diperoleh 5 Maret 2014, dari

http://www.bps.go.id/tab_sub/vie w.php?kat=2&tabel=1&daftar=1& id_subyek=17&notab=25

Badan Standardisasi Nasional. (2005).

Emisi Gas Buang Sumber

Bergerak Bagian 3: Cara Uji

Kendaraan Bermotor Kategori L

pada Kondisi Idle. Jakarta: Dewan

Standardisasi Nasional.

Boretti, Alberto. (2012). Water Injection in Directly Injected Turbocharged

Spark Ignitoin Engines. Applied

Thermal Engineering 52 (2013) 62e68. Diperoleh 8 Maret 2014 Mitigation Strategy Using Pure

Ethanol and Methanol. SAE

International: Jurnal tidak

dipublikasikan.

(10)

10 Ganesan, V. (2006). Internal Combustion

Engines (2th ed.). New Delhi:

McGraw-Hill

Heywood, John B. (1988). Internal

Combustion Engine

Fundamentals. New York:

McGraw-Hill.

Jama, Jalius, Wagino. (2008). Teknik

Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Jurgen, Ronald K. (1994). Automotive

Electronic Handbook. New York:

Mc Graw Hill

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2012). Statistik Minyak

Bumi 2012. Diperoleh 1 Maret Kementerian Lingkungan Hidup. (2006).

Ambang Batas Emisi Gas Buang

Kendaraan Bermotor Lama.

Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Kurdi, Ojo, Arijanto. (2007). Aspek Torsi dan Daya pada Mesin Sepeda Motor 4 Langkah dengan Bahan

Bakar Campuran

Premium-Metanol. Semarang: UNDIP

Kurniawan, Sigit

Pramono. (2009). Pengaruh Water Injection pada Performa Sepeda

Motor Empat Langkah. Skripsi.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lanzafame, R. (1999). Water Injection Effects In A Single-Cylinder CFR

Engine. SAE Thecnical Papers

Series.1999-01-0568

Mulyanto, A.R, dkk. (2008). Rekayasa

Perangkat Lunak Jilid 1. Jakarta :

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Departemen Pendidikan Nasional Putra, Agfianto Eko. (2002). Belajar

Mikrokontroler AT89C51/52/55.

Yogyakarta: Gava Media

Rajput, R.K. (2005). A Text Book of

Internal Combustion Engine.

Laxmi Publications.

Saftari. (2005). Water Injection Stage-1.

Syahrul. (2012). Mikrokontroler AVR

Atmega 8535. Bandung:

Informatika

Wardhana, W. A. (2004). Dampak

Pencemaran Lingkungan.

Yogyakarta: Andi.

Wardono, Herry dan Raharjo, Yulliarto. (2009). Pengaruh Penggunaan Water Injection terhadap Prestasi Motor Bensin 4-Langkah Skala

Laboraturium dalam Prosiding

Gambar

Gambar 2. Skema Instalasi Sistem Water Injection Berbasis Mikrokontroler
Gambar 3. Diagram Blok Sistem Water Injection Berbasis Mikrokontroler
Gambar 7. Hubungan Konsumsi Bahan Bakar dan Penggunaan Water Injectionpada Putaran Mesin 3500 rpm
Gambar 9. Hubungan Emisi Gas Buang CO Water

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh rasio kompresi terhadap kadar emisi gas buang CO dan HC dengan bahan bakar Liquefied Petroleum Gas pada

Hasil Pengamatan Emisi Gas Buang HC pada Penggunaan Bahan Bakar LPG. Berikut ini

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar emisi emsis gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar cair (premium) dengan bahan bakar gas (LPG) dengan menggunakan

Perpindahan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke bahan bakar gas sebagai salah satu bahan bakar alternatif yang aman, bersih, andal, murah dan menghasilkan emisi gas buang yang

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh rasio kompresi terhadap kadar emisi gas buang CO dan HC dengan bahan bakar Liquefied Petroleum Gas pada

Bila dibandingkan dengan hasil perhitungan rata-rata kadar emisi gas buang CO dengan campuran bahan bakar yang sama, dapat dilihat bahwa kedua kadar emisi gas buang CO

Ada penurunan kadar emisi gas buang karbon monoksida (CO) dengan penambahan arang aktif pada kendaraan bermotor, yaitu dengan variasi 50 gram rata - rata selisih

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar emisi emsis gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar cair (premium) dengan bahan bakar gas (LPG) dengan menggunakan