Ruang lingkup analisa kelayakan pabrik
Bab 2 Tinjauan Pustaka2.1 Pendahuluan
Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambilan keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena dalam perencanaan bisnis kita dapat mengetahui posisi perusahaan pada saat ini, arah tujuan perusahaan, dan cara pencapaian sasaran. Analisa kelayakan merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang ketersediaannya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Analisa tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan.
Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga, seperti perbankan, investor, lembaga keuangan, dsb.
Pentingnya suatu investasi dapat dilihat dari besarnya manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya investasi, diantaranya :
1. Bagi Pemerintah, dilaksanakannya investasi baru akan menggairahkan kegiatan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, menghemat devisa (subtitusi import), menambah devisa, dan lain-lain.
2. Bagi Masyarakat, terutama di sekitar lokasi dimana proyek investasi akan dilaksanakan, diharapkan akan secara langsung ikut menikmati hasilnya. Misalnya mendapatkan kesempatan kerja.
3. Bagi investor sendiri, investasi bertujuan untuk memperoleh manfaat finansial, yaitu memperoleh keuntungan ekonomis, demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan dimasa depan. Investasi berarti meningkatkan nilai perusahaan.
Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam analisa kelayakan, yaitu : 1. Penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan rencana bersifat strategis, 2. Rencana pemasaran,
4. Rencana manajemen secara operasional.
Ruang lingkup analisa kelayakan pabrik, meliputi : 1. Analisa Aspek Pasar
Dalam analisa marketing dilaksanakan dengan melakukan penelitian pasar. Menentukan besarnya supply dan demand.
2. Analisa Aspek Teknis
Analisa ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis investasi layak dan memberikan dasar untuk estimasi biaya.
3. Analisa Aspek Legal
Pada aspek ini yang dikaji adalah :
- Kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal,
- Prosedur legalitas yang harus diselesaikan sampai investasi siap dioperasikan.
4. Analisa Aspek Lingkungan Pada analisa ini untuk melihat :
- Bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang digunakan pada lingkungan sekitar, baik fisik maupun lingkungan hidup sosial.
- Konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak teknologi terhadap lingkungan.
5. Analisa Aspek Finansial
Dalam analisa ini dilihat sejauh mana manfaat investasi, meliputi : - Estimasi biaya produksi,
- Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaannya, - Penyusunan cashflow,
- Evaluasi investasi. 2.2 Analisa Aspek Pasar 2.2.1 Pengertian Dasar
Menurut Kotler (1995) definisi permintaan pasar untuk suatu produk adalah jumlah volume total yang akan di beli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam jangka waktu tertentu dan dalam lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.
2.2.2 Analisa Keunggulan Bersaing
Terdapat hubungan positif yang sangat erat antara kinerja suatu bisnis dan keunggulan bersaing. Artinya semakin besar kinerja suatu perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing yang dimilikinya. Sebaliknya semakin buruk kinerja perusahaan, keunggulan bersaingnya semakin berkurang. Menurut Jack Welch (The Mind of Jack Welch, Fortune) “apabila anda tidak memiliki keunggulan bersaing, jangan coba-coba untuk bersaing. Hal ini berarti bahwa keunggulan bersaing merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan untuk bersaing dalam memenangkan persaingan.
Elemen-elemen keunggulan bersaing adalah :
a. Potensi keunggulan bersaing. b. Posisi keunggulan bersaing.
c. Kinerja yang dihasilkan (performance outcome).
Hubungan antara ketiga elemen keunggulan bersaing tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Elemen Keunggulan Bersaing
Porter menyarankan bahwa langkah awal yang harus dilakukan baik dalam menganalisa maupun mendesain proses bisnis yang ada di perusahaan adalah dengan membuat “value chain” (rantai nilai), dari proses-proses utama (core processes) dan aktivitas penunjangnya (supporting
activities). Proses utama tidak lain adalah urutan global proses yang terjadi di perusahaan, mulai
customer atau pembeli produk maupun jasa. Gambar di bawah ini merupakan “generic value chain”
Gambar 2.2. Generic Value Chain
Menurut Porter ada dua cara untuk melakukan persaingan dalam bisnis, yaitu :
Product Differentiation – dengan menawarkan produk yang sama sekali baru dan sulit ditiru oleh para pesaing lain; atau
Lower Price – dengan cara menjual produk sejenis dengan harga yang lebih murah.
Berikut ini adalah contoh-contoh aplikasi yang dapat dimanfaatkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan suatu produk yang lebih murah dari pada kompetitor (lower price) dan bagaimana aplikasi-aplikasi teknologi informasi dapat dilibatkan dalam kerangka “value chain" untuk membantu strategi “product differentiation”. Hal pokok yang harus diperhatikan sehubungan dengan hal ini adalah manajemen harus dapat membedakan, aplikasi teknologi informasi mana saja yang termasuk “core processes” dan yang merupakan “support activities”. Sebuah konsultan internasional memberikan definisi khusus mengenai kriteria proses “value
added” (yang pada dasarnya dapat digolongkan sebagai “core processes”) sebagai berikut :
Sesuatu hal yang sangat kritikal bagi bisnis perusahaan (“critical to the business”), tanpa proses yang bersangkutan, perusahaan tidak dapat berlangsung (terpaksa gulung tikar);
Pelanggan bersedia “membayar” untuk keperluan proses tersebut (“customer is willing to pay for
the activities”); misalnya seorang nasabah yang mau membayar ekstra Rp 50,000 per bulan
untuk mendapatkan kartu ATM khusus yang dapat dipergunakan di seluruh dunia.
2.2.3 Tahap Penelitian Pasar Ukuran permintaan pasar :
Pasar; kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial suatu tawaran pasar.
Pasar Potensial; sekumpulan konsumen yang menyatakan minat memadai terhadap suatu
tawaran pasar.
Pasar Tersedia; sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, dan akses terhadap tawaran pasar tertentu.
Pasar Terlayani; bagian dari pasar tersedia dan telah diputuskan perusahaan untuk dimasuki
Pasar Tertembus; sekumpulan konsumen yang telah membeli produk.
2.2.3.1 Potensi Pasar (Market Potential)
Peluang pasar atau market potential adalah peluang penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat ini maupun yang akan datang atau jumlah permintaan yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan pesaing yang sudah ada. Dengan kata lain potensi pasar adalah seluruh permintaan atau kebutuhan konsumen yang didasarkan atas dua faktor : jumlah konsumen potensial dan daya beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan atau hasrat untuk membeli. Daya beli adalah kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang.
MP = Demand – Supply
Jika demand lebih besar dari pada supply, maka masih ada peluang bagi perusahaan untuk membuka usaha di bidang yang sama, namun jika demand lebih kecil dari pada supply, maka tidak ada peluang bagi perusahaan. Sedangkan market share adalah peluang pasar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan.
2.2.3.2 Teknik-teknik Pengukuran Permintaan
Secara umum teknik pengukuran permintaan dapat dilakukan dengan (1) penggunaan data impor (2) penggunaan data impor, ekspor, produksi dalam negeri, dan perubahan persediaan selama masa yang bersangkutan, dan (3) metode rasio rantai.
Metode Rasio Rantai
bersangkutan. Sebagai ilustrasi, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk : makanan
Maka permintaan untuk kacang-kacangan dapat ditentukan dengan formulasi sebagai berikut : =1.000.000xRp.20.000,-x50%x10%x5%
=
Rp.50.000.000,- Metode Peramalan Permintaan
Forecasting merupakan alat yang sangat penting dalam membuat estimasi berapa besarnya
permintaan (demand). Metode peramalan dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu :
1. Metoda Kuantitatif
Meliputi : dekomposisi, averaging, smoothing, simple regresi, advanced time series, multiple
regresi, ekonometri, marima. Lima pendekatan pertama di atas termasuk dalam model analisis
yang bersifat time series, sedangkan yang lainnya disebut pendekatan causal (sebab akibat).
Metode time series adalah suatu pendekatan dengan menggunakan asumsi perhitungan
peramalan masa yang akan datang yang dibuat berdasarkan kejadian-kejadian atau kondisi yang telah terjadi di masa lalu. sedangkan pendekatan sebab akibat, berusaha mencari variabel-variabel apa saja yang paling berpengaruh terhadap peramalan yang akan dibuat.
2. Metode Kualitatif
Secara umum ada empat pendekatan yang biasa dipakai di dalam metode kualitatif, yaitu : a. Pendapat para eksekutif
b. Gabungan beberapa tenaga penjual c. Metode Delphi
d. Riset pasar
Metode Perataan (Avarage)
Metode ini digunakan jika demand cenderung stabil sepanjang waktu. Metode ini dibagi dalam 3 metode, yaitu :
b. Single Moving Average.
c. Double Moving Average.
# Single Moving Average(SMA)
Apabila diperoleh data yang stationer, metode ini cukup baik untuk meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan :
# Double Moving Average (DMA)
Jika data tidak stasioner serta mengandung pola trend, maka dilakukan moving average terhadap hasil single moving avarage.
Rumus yang digunakan :
Metoda Pemulusan (Smoothing)
Dipakai pada kondisi dimana bobot data setiap perioda berbeda dan membentuk fungsi exponensial. Metoda ini terbagi dalam 3 metode, yaitu :
a. Single Exponensial Smoothing. b. Double Exponensial Smoothing. c. Triple Exponensial Smoothing.
# Single Exponensial Smoothing (SES)
Digunakan untuk data yang stasioner, rumus yang digunakan :
Linier Regression
independen (Xi), sedangkan variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen (Y). Persamaan garis regresi linier adalah sebagai berikut :
Y = a + bX Dimana
Y = variable dependen
a = koefisien intercept (perpotongan dengan sumbu tegak) b = koefisien slope atau gradien (kemiringan garis regresi) X = variable independen
Koefisien slope b dapat dihitung dengan rumus :
Koefisien Korelasi
Variasi derajat antara variabel x dan y disebut variasi bersama (joint variation) x dan y, persoalan ini dinamakan juga persoalan korelasi (correlation).
Koefisien korelasi linier (r) adalah ukuran hubungan antara peubah acak x dan y. Bila kemiringannya positif artinya korelasi positif yang tinggi antara kedua peubah, tapi bila kemiringannya negatif artinya korelasi negatif yang setinggi antara kedua peubah.
Ukuran Kesalahan (error)
Ukuran kesalahan (error) adalah besarnya penyimpangan antar aktual demand dengan hasil peramalan (et).
Apabila dirumuskan :
Ada dua macam ukuran kesalahan yaitu ukuran statistik dan ukuran relatif. Dalam menentukan ukuran kesalahan secara statistik ada empat cara :
Mean Absolute Error (MAE)
Sum Square Error(SSE)
Mean Square Error (MSE)
Standard Deviation Error (SDE)
Sedangkan dalam menentukan kesalahan secara relatif ada 3 macam cara, yaitu :
Percentage Error
Mean Absolute Percentage Error
Verifikasi Peramalan
Beberapa ahli dalam sistem peramalan seperti George Plossi dan Oliver Wight, dua pakar
production planning dan inventory control, menyarankan untuk menggunakan nilai tracking
signal maksimum 4, sebagai batas-batas pengendalian untuk tracking signal. Dengan demikian apabila tracking signal telah berada diluar batas-batas pengendalian, model peramalan perlu ditinjau kembali, karena akurasi peramalan tidak dapat diterima. Dan apabila tracking
signal berada didalam batas-batas pengendalian maka perhitungan dapat dilanjutkan.
2.2.4 Formulasi Strategi Pemasaran
Tujuan utama analisa pemasaran adalah untuk mengetahui dukungan apa saja yang diperlukan agar pelanggan potensial mau membeli produk yang ditawarkan. Terutama dalam kondisi persaingan yang sangat ketat, pelanggan banyak disuguhi dengan berbagai macam produk dengan berbagai macam kelebihannya. Strategi pemasaran yang dibuat harus
mempertimbangkan besarnya permintaan serta kondisi persaingan yang ada pada masing-masing segmen pasar yang akan ditargetkan. Pengambilan keputusan untuk suatu investasi tidak lepas dari pengaruh persaingan yang ada. Cakupan dalam analisa pelanggan, adalah sebagai berikut :
Segmentation
Merupakan faktor yang sangat penting untuk mengembangan faktor keunggulan bersaing berdasarkan diferensiasi, biaya murah, fokus. Segmentasi juga dapat diartikan sebagai identifikasi kelompok pelanggan yang memberikan respon yang berbeda dibandingkan dengan pelanggan lain.
Adalah menentukan segmen pasar mana yang ingin dituju. Strategi untuk menentukan target adalah :
a. Undifferentiated Marketing
pada pasar yang tidak dibedakan, perusahaan melakukan strategi yang sama untuk seluruh pasar, produk yang dihasilkan cenderung masal, promosi besar-besaran, keuntungan didapat dari memproduksi dengan sekala ekonomis,
b. Differentiated Marketing
dilakukan pada pasar yang berbeda-beda adalah sangat spesifik, tergantung pada segmen pasar yang dilayani.
c. Concentrated Marketing
perusahaan berfokus pada pasar yang relatif sempit, tetapi memiliki potensi pasar yang sangat luas.
d. Positioning
adalah suatu cara menempatkan produk sehingga tertanam dalam benak pelanggan.
Marketing Mix
Secara umum bauran pasar adalah menacakup sejumlah variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan untuk mencapai market share yang telah ditetapkan dan digunakan untuk memuaskan konsumen.
Komponen utama dalam bauran pasar terdiri atas empat jenis yang biasanya disebut dengan istilah “4-P”, yaitu : Product, Place, Promotion, dan Price. Kombinasi bauran pasar yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan biasanya diasumsikan mempunyai hubungan linier yang dinotasikan sebagai berikut :
Y = penjualan
4P= bauran pasar yang terdiri atas product, place, promotion, price.
a. Biaya per unit masing-masing bauran pasar adalah konsisten b. Masing-masing bauran pasar berpengaruh secara independent c. Bauran pasar mempunyai konstanta pengaruh terhadap penjualan.
Y =a + b1P1+ b2P2+b3P3+ b4P4
Berdasarkan asumsi tersebut maka notasi hubungan linier dapat dimodifikasi menjadi :
Y = penjualan a = konstanta
b1 b2b3 b4 = koefisien masing-masing bauran pasar P1 P2 P3 P4 = 4P
Selain itu bauran pasar ini dapat dikaitkan dengan tahapan dalam siklus kehidupan produk. Artinya, dalam setiap tahapan pada siklus kehidupan produk memerlukan bauran pasar yang berbeda. Secara umum bauran pasar untuk setiap tahapan siklus hidup disajikan dalam table berikut :
Tabel 2.1. Hubungan Marketing dan Siklus Hidup Produk
4P
Keterangan : 1,2,3,4 menunjukan urutan prioritas
2.3 Analisa Aspek Teknik dan Operasi
1. Perancangan Produk. 2. Perencanaan kapasitas.
3. Perencanaan proses dan fasilitas produksi. 4. Perencanaan tenaga kerja.
2.3.1 Perencanaan Produk
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah. Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas mulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, dan diakhiri dengan tahapan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
2.3.2 Perencanaan Kapasitas
Kapasitas merupakan kemampuan produksi dari fasilitas yang biasanya dinyatakan dalam
volumeoutput persatuan waktu. Tujuan perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan untuk
mengatasi fluktuasi permintaan (demand). Dengan perencanaan kapasitas yang baik diharapkan perusahaan akan menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.
2.3.3 Perencanaan Proses dan Fasilitas
Berdasarkan rancangan produk dan rencana kapasitas produksi yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, selanjutnya yang perlu dikaji adalah proses-proses beserta fasilitas produksi yang dibutuhkan untuk memproses bahan baku menjadi produk yang kita inginkan, sebanyak kapasitas yang telah kita rencanakan. Karena biasanya untuk menyelesaikan satu elemen pekerjaan dapat ditempuh beberapa alternatif proses, maka kita harus memilih proses yang paling sesuai.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut, antara lain
1. Ketergantungan.
2. Kualitas dan spesifikasi produk yang diinginkan. 3. Skala ekonomis.
4. Skala cakupan kemampuan proses untuk melakukan berbagai operasi. 5. Peralatan yang diperlukan.
8. Faktor eksternal.
9. Perawatan dan penggantian. 10. Ketersediaan suku cadang.
2.3.4 Penentuan Lokasi
Lokasi sangat penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelumnya suatu perusahaan memulai operasi produksinya, pemilik harus menentukan lebih dahulu dimana letak perusahaan tersebut. Karena apabila tidak dipertimbangkan maka mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidupnya, dikarenakan beroperasi secara tidak efektif dan efisien. Peran lokasi bagi kegiatan industri atau manufaktur sangat penting.
2.4 Analisa Aspek Legal
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usaha atau bisnis yang akan didirikan dan dilaksanakan. Ini berarti bahwa setiap usaha yang akan dilaksanakan di wilayah tertentu harus memenuhi hukum serat tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
2.4.1 Bentuk Kepemilikan Bisnis di Indonesia
Bentuk usaha atau bentuk pemilikan bisnis ada yang dikatakan berbentuk badan hukum dan tidak berbadan hukum. Yang dimaksud dengan badan hukum yaitu badan usaha yang mempunyai kekayaan tersendiri, terpisah dari kekayaan para pendirinya atau para pengurusnya. Para anggota tidak bertanggung jawab dengan harta kekayaannya di luar yang tersebut dalam saham yang dimilikinya.
Usaha yang tidak berbentuk badan hukum ialah :
Badan usaha perseorangan.
Persekutuan firma.
Persekutuan komanditer.
Usaha yang berbentuk badan hukum :
Perseroan terbatas (PT).
Koperasi.
Bentuk mana yang akan dipilih oleh perusahaan tergantung pada faktor pertimbangan bentuk kepemimpinan, tanggung jawab terhadap hutang piutang perusahaan, kontinuitas perusahaan, struktur permodalan.
2.4.2 Perusahaan Perseorangan
Bila perusahaan hanya berusaha dengan modal kecil, maka bentuk perusahaan perseorangan merupakan suatu bentuk yang ideal. Pimpinan di sini berada pada pemilik dan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Untuk mendirikan perusahaan perseorangan sangat mudah, karena tidak ada suatu aturan khusus, bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja barang akli perlu izin khusus, untuk usaha-usaha tertentu pada daerah-daerah tertentu.
Apabila pemilik perusahaan perseorangan ingin mendapatkan tambahan modal berupa pinjaman dari bank, maka diperlukan berbagai surat untuk melengkapi permohonan pinjaman, seperti sertifikat tanah, Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMBA), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Perdagangan Propinsi, TDP (Tanda Daftar Perusahaan) yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan kabupaten/Kotamadya setempat.
2.5 Analisa Aspek Lingkungan
Studi lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidak akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
2.6 Analisa Aspek Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besarnya unit yang akan dijual dengan harga berapa produk itu akan dijual, biaya apa yang harus dikeluarkan dalam upaya penjualan produk tersebut, begitu pula dengan aspek-aspek yang lain.
2.6.1 Modal Kerja
Metode keterkaitan dana dan pengeluaran kas yaitu dengan metode ini harus terlebih dahulu ditentukan beberapa jumlah pengeluaran kas setiap hari dan berapa lama dana itu terkait.
Pengeluaran kas perhari itu, biasanya untuk pembayaran upah tenaga kerja dan untuk membayar harga bahan baku. Sedangkan lama dana itu adalah jumlah yang diperlukan saat pelepasan dana untuk bahan baku dan pembayaran upah tenaga kerja hingga proses produksi, penjualan produk dan penerimaan kembali piutang dalam bentuk kas.
2.6.2 Perhitungan Investasi dan Depresiasi
Investasi merupakan kebutuhan modal kerja tambahan yang diperlukan dalam pendirian suatu perusahaan. Jadi investasi adalah berupa modal sendiri dan kekurangannya dapat dipenuhi dengan dana pinjaman dai lembaga keuangan seperti bank atau penanam modal lainnya dengan memperhitungkan jangka waktu pengembalian dan suku bunga yang diperlukan. Sedangkan depresiasi adalah besarnya nilai penyusutan dari mesin atau peralatan kerja dalam jangka waktu tertentu.
Depresiasi per tahun =
2.6.3 Pola Pengembalian Pinjaman
Pola pengembalian pinjaman dapat dilakukan dengan pengembalian tetap, pengembalian menurun atau pengembalian bunga per tahun dengan pembayaran pokok pinjaman pada akhir masa pinjaman.
2.6.4 Biaya Bahan
Biaya bahan terdiri dari biaya bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung. Ongkos bahan langsung adalah ongkos yang diperlukan untuk penggunaan atau pemakaian bahan langsung yang diperlukan pada kegiatan produksi. Sedangkan ongkos bahan tidak langsung yang diperlukan pada kegiatan produksi. Perhitungan ini dilakukan dengan berpedoman pada kapasitas produksi tiap tahun dan ongkos material handling (omh).
2.6.5 Biaya Tenaga Kerja
Seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja pun terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung dikenakan pada operator pabrikasi dan operator assembling, karena biaya tenaga kerja tidak langsung adalah semua ongkos yang dibayarkan pada seluruh buruh langsung atau yang langsung ikut dalam proses suatu produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dikenakan pada tenaga kerja tidak langsung seperti perkantoran, dan tenaga kerja tidak langsung non perkantoran.
2.6.6 Harga Pokok Penjualan
Penjualan atau ongkos-ongkos yang terjadi dalam menentukan harga pokok penjualan (COGS) antara lain adalah ongkos bahan langsung, ongkos buruh langsung, dan overhead pabrik.
Overhead pabrik ini antara lain terdiri dari ongkos bahan tidak langsung, ongkos buruh tidak
2.6.7 Rugi Laba (Income Statement)
Perhitungan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan yang menyajikan mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan/profitabilitas) dan beban yang dikeluarkan selama satu periode waktu tertentu. Laporan ini menunjukan bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Perkiraan laba rugi adalah salah satu proyeksi keuangan yang menggambarkan perkiraan-perkiraan keuntungan atau kerugian yang bakal diperlukan diperusahaan dalam suatu jangka waktu.
Perkiraan laba rugi pada umumnya berisi : 1. Sumber-sumber pendapatan.
2. Harga pokok dari barang-barang yang terjual dan jumlah dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan (hasil penjualan tersebut).
3. Pendapatan bersih (net income), laba bersih (net profit), ataupun rugi bersih (net loss) untuk jangka waktu tertentu.
2.6.8 Aliran Kas
Salah satu proyeksi keuangan lainnya yang dapat dianggap penting untuk dapat menilai sampai seberapa jauh proyek investasi komersil yang didirikan dapat dianggap fisible adalah proyeksi peredaran keuangan atau yang lazim disebut prejected cash flow.
Proyeksi aliran kas menunjukan penyajian yang sistematis tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode operasi tertentu serta menggambarkan penentuan saldo kas akhir pada laporan neraca. Dari proyeksi peredaran keuangan inilah dapat ditentukan sampai seberapa jauh proyek dapat menghasilkan income yang merupakan salah satu pendapatan dari proyek kalau telah berjalan nanti. Untuk selanjutnya dibandingkan pada besarnya pengeluaran-pengeluaran yang harus dibuat untuk melaksanakan jalannya proyek. Keadaan proyeksi peredaran (cash flow) tiap-tiap tahun dapat dilihat dengan memperhatikan jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran yang terjadi pada tahun yang bersangkatan.
Gambar 2.3. Diagram Sederhana Arus Kas
Tabel 2.2. Perhitungan Arus kas
Items Tahun 1 …… Tahun n
1.Arus kas masuk : Penerimaan Nilai sisa aktiva Nilai sisa modal 2.Arus kas keluar :
Biaya pra operasi Biaya invesatasi Biaya operasi Tambahan biaya Pajak
Arus kas bersih (1-2) Rp.xxx,- Rp.xxx Rp.xxx
Neraca (Balance Sheet)
Neraca menggambarkan aktiva lancar dan aktiva tetap dari suatu perusahaan, juga menggambarkan total kewajiban dan modal yang harus dipenuhi perusahaan.
Titik Pulang Pokok (Break Even Point)
Titik pulang pokok (Bep) proyek adalah lama waktu sebuah gagasan usaha dapat
mengembalikan semua biaya yang ditanam. Ongkos-ongkos yang terjadi dalam penentuan titik pulang pokok pada dasarnya ada dua kelompok, yaitu :
ongkos tetap (fixed cost), yaitu ongkos yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya
volume produksi.
ongkos variabel (variable cost), yaitu ongkos yang besarnya dipengaruhi oleh volume
produksi.
Untuk perhitungan titik pulang pokok setiap tahun selama kredit berjalan digunakan rumus sebagai berikut:
BEP (Rp) = total FC/(1-Total VC/Sales) TC = FC +VC
TC = total cost
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
Gambar 2.4. Hasil Penjualan Break Even
Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi
Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat keuntungan dari proyek yang akan dilaksanakan, diantaranya :
1. Pay Back Period
Pay back period adalah periode dimana jumlah total pengeluaran sama dengan total pemasukan.
Yang termasuk pengeluaran adalah investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-pengeluaran pada tahun berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit tiap tahun dan depresiasi amortasi.
PP = Initial Investemant
Annual cash inflow
2. Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usulan bisnis layak dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara Present Value (Nilai saat ini ) dan aliran kas bersih
operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow dengan
initial cash flow. Jika NPV positif, maka usulan proyek investasi dinyatakan layak, sedangkan
jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. Untuk menentukan present value atas aliran kas operasional dan terminal cah flow didasarkan pada cost of capital sebagai cut of rate atau
discount faktor-nya. Adapun formulasinya sebagai berikut :
n = Periode/tahun terakhir aliran kas At = Aliran kas pada periode t
k= Tingkat keuntungan yang disyaratkan
3. Internal Rate of Return (IRR)
jumlahnya dengan investment cost, project cost, atau initial cost. Dari nilai IRR akan didapatkan informasi layak atau tidaknya perusahaan merealisasikan perencanaan tersebut.
Jika IRR (%) lebih besar dari MARR (%) ,maka suatu perusahaan dianggap cukup layak. Secara matematis tingkat discount rate yang dinyatakan sebagai r, dapat diformulasikan
At = Aliran kas pada periode t (baik aliran kas keluar /masuk) N = Periode terakhir aliran kas yang diharapkan
Simbol S = aliran kas yang di discount pada akhir tahun 0 sampai dengan tahun n.
Mengingat dalam dalam proyek investasi aliran kas awal (initial investment) dilakukan pada tahun ke 0, maka formulasi tersebut dapat dimodifikasi menjadi :
Jadi r adalah discount rate yang digunakan untuk mendiscount aliran kas di masa yang akan datang yakni A1 s/d An. Untuk menyamakan pengeluaran kas awal, periode 0 dan A0.
Untuk menerapkan teknik interpolasi dalam menentukan IRR, terlebih dahulu menentukan
present value dengan hasil NPV yang berlawanan arah, yakni (1) perhitungan present value yang
menghasilkan NPV negatif dan (2) perhitungan present value yang menghasilkan NPV positif.
4. Analysis Profitability Index
Teknik ini disebut juga dengan teknik analisis benefit cost ratio (B/C ratio). Dalam teknik ini untuk mengukur layak tidaknya usulan proyek investasi cukup membandingkan antara present
value aliran kas proyek dengan present value (initial investment). Jika nilai PI lebih besar 1,
usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil usulan proyek dinyatakan tidak layak.
PI = present value aliran kas proyek
ANALISA KELAYAKAN PABRIK
Analisa kelayakan pabrik adalah sebuah penelitian atau studi mengenai sejauh mana sebuah pabrik dapat didirikan serta beroperasi, manfaat yang dapat diraih oleh orang yang terlibat dan dampak-dampak apa yang mungkin terjadi setelah pabrik didirikan. Tiga aspek penting dalam Analisa Kelayakan Pabrik:
1. Manfaat Ekonomis/manfaat finansial secara mikro:keuntungan jauh lebih besar dari resiko. 2. Manfaat ekonomis bagi negara (manfaat makro).
3. Manfaat sosial.
Pembuatan pabrik merupakan penanaman investasi, keuntungan sebuah negara bila ada penanaman investasi:
1. Penyerapan tenaga kerja. 2. Produk Output.
3. Penghematan Devisa. 4. Penambahan Devisa.
Untuk suatu perusahaan pembuatan pabrik merupakan kegiatan yang akan mengeluarkan modal (capital expenditure):
1. Konsekwensi pengembalian jangka panjang, oleh karena itu akan mempengaruhi keuangan perusahaan dalam waktu yang panjang juga.
2. Modal pembuatan pabrik biasanya besar untuk perusahaan tersebut.
3. Komitmen yang diambil biasanya tidak mudah dapat dirubah. Sekali membeli mesin produksi pabrik maka harga jual dipasar mesin tersebut akan jatuh.
Dalam pembuatan pabrik memerlukan biaya, dan komitmen dari perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisa/studi tentang kelayakan pendirian sebuah pabrik secara hati-hati, agar jangan sampai investasi yang sudah terlanjur ditanam tetapi tidak menguntungkan. Kesalahan yang mungkin terjadi:
1. Salah perencanaan.
2. Salah dalam memperkirakan pasar yang tersedia. 3. Salah dalam menerapkan teknologi.
4. Kesalahan dalam memperkirakan supply bahan baku. 5. Salah memperkirakan kebutuhan tenaga kerja.
6. Salah dalam pelaksanaan pembuatan pabrik. 7. Biaya yang membengkak.
8. Waktu yang tertunda-tunda.
Tujuan dilakukan analisa kelayakan pabrik adalah untuk menghindari keterlajuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan.