• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Pengajuan Riset Unggulan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Pengajuan Riset Unggulan Daerah"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL RISET UNGGULAN DAERAH

IMPLEMENTASI MANAJEMEN WISATA MELALUI PAKET WISATA DAN EDUKASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA TARIK DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA CANDIRENGGO

Tim Peneliti :

Danu Irwanto, Lita Apriani Rustian, Melinda Noviana Saputri, Zuhdan Kamal Abdillah

(2)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat : Pekerjaan : Nomer NPWP :

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa tulisan dan hasil kerja dalam kegiatan Risten Unggulan Daerah (RUD) berjudul “Implementasi Manajemen Wisata Melalui Paket Wisata Dan Edukasi Untuk Meningkatkan Daya Tarik Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Candirenggo” belum pernah ditulis dan dipublikasikan pada jurnal maupun proceeding pertemuan ilmiah.

Demikian Surat Pernyataan Keaslian ini dibuat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan dan untuk digunakan seperlunya. Apabila dikemudian hari diketahui ketidak-aslian riset ini, maka kami bersedia mengembalikan seluruh biaya hasil riset yang kami terima.

Kebumen, 27 April 2016 Ketua Peneliti

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan proposal Riset Unggulan Daerah dengan baik, adapun judul penulisan proposal adalah “Implementasi Manajemen Wisata Melalui Paket Wisata Dan Edukasi Untuk Meningkatkan Daya Tarik Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Candirenggo”.

Tujuan penulisan proposal riset unggulan daerah ini dibuat sebagai salah satu upaya meningkatkan pembangunan daerah kabupaten Kebumen, khususnya di Desa Candirenggo. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan observasi awal berupa pengamatan dan wawancara. Kami menyadari bahwa proposal ini dapat selesai karena adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, SE, selaku Bupati Kabupaten Kebumen 2. Ady Waluyo, selaku Kepala Desa Candirenggo

3. Drs. H. Sabar Irianto, selaku Kepala Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Kebumen

4. Drs. Muhammad Munif, selaku Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik Bappeda Kebumen

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan proposal ini. Akhir kata semoga proposal riset unggulan daerah ini dapat diterima sehingga program yang kami canangkan dapat terealisasi dengan baik dan dapat mengembangkan desa wisata candirenggo.

Kebumen, 27 April 2016 Ketua Peneliti

(4)

DAFTAR ISI

2.2 Strategi Manajemen Wisata ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

4.1 Analisa Kelembagaan... 19

(5)

4.3 Manajemen Pemasaran... 20

4.3.1 Target Pasar ... 20

4.3.2 Analisis Pesaing ... 20

4.3.3 Klien Potensial ... 21

4.3.4 Strategi Pemasaran ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

LAMPIRAN ... 23

Lampiran 1. Curriculum Vitae Peneliti ... 24

Lampiran 2. Jadwal Penelitian ... 28

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Penelitian ... 29

Lampiran 4. Tabel Jumlah Pengunjung Tahun 2015 ... 30

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan menyimpan banyak pesona dan keindahan, ada berbagai macam tempat wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun manca negara. Obyek wisata yang dimiliki Indonesia memang ada berbagai macam jenisnya, ada pantai, goa, hutan, dataran tinggi atau pegunungan maupun rawa. Salah satu daerah yang memiliki keindahan dengan obyek wisata yang dimiliki yaitu Kebumen. Sudah menjadi rahasia umum, Kebumen sebagai salah satu daerah yang berada di Selatan memiliki pantai-pantai yang indah, tetapi tidak hanya pantai saja, tempat wisata lain yang telah menarik perhatian yaitu keberadaan Goa Petruk, Curug Gemawang dan Curug Leses yang berada dalam satu daerah kecamatan Ayah, lebih tepatnya berada di desa Candirenggo. Letak desa Candirenggo berdekatan dengan objek wisata lain yaitu Goa Jatijajar, Pantai Logending, Mangrove, hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memungkinkan dapat mengunjungi berbagai tempat wisata dengan perjalanan yang tidak lama karena lokasinya berdekatan.

(7)

tersistem, maksud terorganisir dan tersistem yaitu selama komponen yang ada di dalam daerah wisata dan pihak-pihak yang memiliki peranan atau pihak yang berkepentingan saling bekerjasama maka pengembangan obyek wisata akan terwujud.

(8)

kekurangan-kekurangan yang ada di desa wisata Candirenggo akan berubah menjadi peluang apabila masyarakat desa memiliki sikap kerja keras, mau belajar, melakukan kegiatan secara terstruktur serta bersikap disiplin.

Apabila masyarakat telah menyadari potensi, mengetahui masalah dan solusi yang akan dilakukan maka untuk menuju hal tersebut perlu dilakukan kegiatan manajemen agar langkah-langkah yang akan dilakukan terencana dan tersusun dengan baik. Manajemen tidak hanya membantu terselenggaranya program dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang baik tetapi hasil dari program tersebut juga akan diperoleh dengan efektif dan efisien. Untuk itulah manajemen dirasa penting bagi terlaksananya program-program yang telah dirancang.

Setelah memahami potensi dan menerapkan ilmu manajemen pada pelaksanaan program, maka perlu dilakukan sosialisasi atas hasil dari program yang telah dibuat. Sosialisasi tersebut dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, untuk program yang dilakukan sebagai upaya pengembangan desa wisata, maka sosialisasi dapat dilakukan dengan melakukan pemasaran atau promosi kepada calon wisatawan agar mereka tertarik untuk berkunjung ke desa wisata Candirenggo. Pemasaran dilakukan dengan melakukan komunikasi dengan baik, maksudnya yaitu kata-kata yang digunakan, sopan, mudah dipahami dan menarik perhatian.

(9)

rupiah) untuk 10 (sepuluh) orang. Selain itu Ibu Maryatun juga mengemukakan di desa wisata Candirenggo pernah dilaksanakan program untuk wisata air tetapi setelah program tersebut selesai tidak ada lagi tindak lanjut sehingga sekarang wisata air tersebut masih belum berjalan, selain program wisata air beberapa warga Candirenggo pernah mengikuti pelatihan pembuatan gula merah dengan berbagai bentuk yang diadakan oleh Pemerintah Daerah tetapi hal itu juga tidak sampai akhir, beberapa warga yang diberi pelatihan tidak diberi cara pengemasan dan promosi sekaligus, sehingga menurut Ibu Maryatun itu menjadi hal yang nanggung. Kami menilai hal tersebut dikarenakan manajemen yang masih belum diterapkan. Hasil wawancara yang kami lakukan juga kepada Bapak Waluyo dan Ibu Maryatun tentang kepemilikan website, desa wisata Candirenggo belum memiliki website, padahal sesuai dengan kemajuan tekhnologi, penggunaan website sangat membantu dalam hal promosi karena di dalamnya terdapat informasi yang dibutuhkan bagi calon wisatawan. Menurut Ibu Maryatun disamping tempat wisata, desa wisata Candirenggo memiliki kesenian kuda lumping yang terdiri dari 3 group tetapi pementasan dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnya saja hajatan. Untuk kuliner di desa Candirenggo, ada cimplung, legen, es kelapa muda dan di situ juga ada pembuatan gula merah oleh warga, selain itu ada juga pembuatan batu bata.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kami tertarik untuk meneliti pengembangan desa wisata Candirenggo. Berdasarkan uraian di atas maka kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Manajemen Wisata Melalui Paket Wisata Dan Edukasi Untuk Meningkatkan Daya Tarik Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Candirenggo”.

1.2 Perumusan Masalah

(10)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakan Riset Unggulan Daerah dengan tema “Pengembangan Desa Wisata Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen” yaitu untuk mengetahui potensi yang ada di Desa Candirenggo baik dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, ciri khas daerah maupun kesenian serta permasalahan dan solusi yang dapat diambil untuk perkembangan desa wisata.

Tujuan peneliatian, antara lain:

1. Diperoleh gambaran menyeluruh mengenai potensi dan solusi atas permasalahan yang ada pada desa Wisata Candirenggo.

2. Sebagai acuan dan bahan untuk rencana serta implementasi pengembangan Desa Wisata.

3. Diperoleh kreasi dan inovasi dalam pengembangan Desa Wisata sesuai dengan potensi dan solusi yang diambil.

1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan dalam penelitian ini yaitu terhimpunnya data secara lengkap dan menyeluruh mengenai potensi, permasalahan dan solusi pengembangan desa wisata meliputi aspek kesediaan kelembagaan beserta sumber daya manusia yang tersedia, sumber daya alam, program kerja, ciri khas daerah dan pemasaran.

1.5Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup Riset Unggulan Daerah dengan tema “Pengembangan Desa Wisata Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen”, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1.5.1 Program Kerja

Kami memiliki beberapa Program Kerja, antara lain sebagai berikut : 1) Pemanfaatan Goa Petruk, Goa Liyah, Curug Gemawang dan Curug Leses

(11)

2) Pemanfaatan Pembuatan Gula Merah dan batu bata sebagai sajian edukasi dalam desa wisata dengan paket wisata edukasi.

3) Pementasan seni kuda lumping secara rutin.

4) Pemanfaaatan kuliner cimplung dan legen sebagai makanan khas desa wisata Candirenggo.

5) Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat sebagai fasilitas penginapan bagi wisatawan.

6) Peningkatan partisipasi masyarakat setempat sejak perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan desa Candirenggo sebagai desa wisata. 7) Pemanfaatan kelompok setempat sebagai fasilitator pada pengembangan desa

wisata Candirenggo.

8) Peningkatan pelayanan dan jumlah sarana prasarana dasar terkait pengembangan desa Candirenggo sebagai desa wisata.

9) Pembuatan website untuk memperkenalkan potensi desa Candirenggo. 10)Penerapan fasilitas tambahan berupa wisata ke luar.

Penjelasan lebih lanjut mengenai program-program kerja tersebut, kami uraikan di bawah ini :

1. Konsep Paket Wisata Alam

(12)

Pada paket wisata edukasi, wisatawan diberi kesempatan untuk melihat proses pembuatan gula merah dan batu bata, wisatawan juga akan mencoba nya satu per satu. Untuk pembuatan gula merah, hasil yang dibuat oleh wisatawan akan dibawa pulang. Paket wisata edukasi harus konfirmasi terlebih dahulu untuk penentuan waktu. Pembayaran yang dilakukan untuk paket edukasi yaitu sebesar Rp. 20.000,00/orang.

2. Pementasan Kuda Lumping

Untuk memperkenalkan kesenian desa Candirenggo kepada masyarakat luas, maka perlu dilakkan pementasan kuda lumping secara rutin. Pementasan tersebut dilakukan pada hari libur, yaitu hari minggu dan dilakukan satu bulan sekali. Pementasan dilakukan di ruangan terbuka, tetapi untuk dapat melihat pementasan, wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp 20.000,00 dengan fasilitas tempat duduk dan makanan.

3. Pemanfaatan Kuliner Cimplung dan Legen

Makanan khas yang terbuat dari singkong dengan rasa manis dari gula merah ini dikenal dengan nama cimplung. Masyarakat desa Candirenggo memiliki potensi dalam gula merah dan berdasarkan hasil wawancara memang masyarakat ingin memperkenalkan hasil olahan gula merah dengan singkong agar dikenal sebagai kuliner desa Candirenggo. Masyarakat juga ingin memperkenalkan minuman yang dikenal dengan sebutan Legen. Untuk itu kami akan melakukan pelatihan pelaksanakan pengemasan dan pemasaran Kuliner tersebut.

4. Pemanfaatan Tempat Tinggal Masyarakat Sebagai Penginapan Wisatawan Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat teresebut sudah diterapkan dan digunakan sebagai fasilitas tambahan apabila wisatawan menginginkannya. Pemasaran yang kami lakukan diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pengunjung untuk menginap di Home Stay.

5. Peningkatan partisipasi masyarakat setempat sejak perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan serta pemanfaatan kelompok setempat sebagai fasilitator pada pengembangan desa wisata Candirenggo

(13)

dan karang taruna. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat juga mengetahui tujuan diadakannya program dan masyarakat juga dapat membantu terlaksananya program tersebut.

6. Peningkatan pelayanan dan jumlah sarana dan prasarana dasar serta peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas pendukung pariwisata di desa Candirenggo

Agar wisatawan atau pengunjung merasa nyaman maka perlu adanya pelayanan yang baik, untuk kelancaran kegiatan wisata juga dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

7. Pembuatan Website

Selain pemasaran yang dilakukan di media sosial seperti twitter, facebook, instagram, untuk memperkenalkan potensi yang ada di desa Candirenggo diperlukan penggunaan website sebagai sarana promosi, hal tersebut disesuaikan dengan perkembangan tekhnologi. Agar pembuatan website dan proses publikasi dapat berjalan maka diperlukan komputer dan jaringan wifi.

8. Fasilitas Tambahan Berupa Wisata Ke Luar

Untuk mengoptimalkan potensi yang ada di dalam daerah dan lingkungan sekitar, karena desa Candirenggo berdekatan dengan tempat-tempat wisata lain maka untuk menarik wisatawan dapat juga diterapkan wisata ke luar desa, yaitu ke tempat wisata yang berada di sekitar Candirenggo.

1.5.2 Potensi

Potensi yang ada di desa Candirenggo berupa obyek wisata alam yang masih alami, ada juga pembuatan gula merah dan batu bata, selain itu Candirenggo memiliki kesenian kuda lumping serta kuliner daerah yaitu cimplung dan legen. Untuk menganalisis potensi tersebut, kami melakukan analisis SWOT, yaitu sebagai berikut :

a. Stenght (Kekuatan)

(14)

Untuk wisata home stay, wisatawan memiliki kesempatan merasakan suasana di daerah tersebut. Wisatawan yang berkunjung pada hari minggu di minggu tertentu dapat menikmati kesenian Kuda Lumping di lapangan terbuka, wisatawan dapat melihat cara pembuatan gula merah dan batu bata melalui paket wisata edukasi. Untuk oleh-oleh, wisatawan bisa membeli cimplung maupun legen yang ditawarkan pedagang di tempat wisata.

b. Weakness (kelemahan)

Dalam sebuah pelaksanaan program, akan ditemui masalah yang berhubungan dengan financial dan sumber daya manusia. Hal itu merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap kesuksesan program ini. Untuk menarik pengunjung agar dapat menikmati wisata di luar desa Candirenggo maka dibutuhkan kerjasama yang baik dengan kelompok wisata lain. Faktor berikutnya adalah menciptakan masyarakat yang sadar akan pendatang di desa nya, sehingga perlu adanya pelatihan dan sosialisasi serta pengembangan infrastruktur yang dapat mengembangkan kesadaran akan kebutuhan ekonomi daerah.

c. Oppurtunity (kesempatan)

Keadaan pedesaan dengan suasana yang begitu alami dan pemandangan yang indah akan membuat pengalaman berharga bagi wisatawan. Berbagai potensi yang ada di desa ini masih belum cukup dikenal, jika kami bisa mengembangkan konsep paket wisata dengan manajemen dan strategi promosi yang bagus tentu akan sangat besar kesempatan yang diperoleh guna mengembangkan desa wisata yang dikenal masyarakat luas

d. Treat (tantangan)

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Desa Wisata

2.1.1 Pengertian Desa Wisata

Lingkungan yang dikenal ketika manusia lahir yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal, lingkungan tempat tinggal terdiri dari kumpulan masyarakat yang berbeda sifat dan karakter nya karena memang manusia pada dasarnya sebaga makhluk individu dan makhluk sosial. Individu maksudnya anatara orang yang satu dengan yang lain tidaklah sama, mereka memiliki karakter masing-masing meskipun orang kembar sekalipun. Kemudian yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial yaitu mereka tidak dapat menjalankan segala hal sendiri, mereka membutuhkan bantuan orang lain dan saling melengkapi. Lingkungan yang dimaksudkan tersebut dalam lingkup kecil dinamakan sebagai ‘desa’, Wasistiono dan Tahir (2007:8) mengemukakan “Kebanyakan orang memahami desa sebagai tempat dimana bermukim penduduk dengan peradaban yang lebih terbelakang daripada kota. Biasanya dicirikan dengan bahasa ibu yang kental, tingkat pendidikan yang relatif rendah, mata pencaharian yang umumnya di sektor pertanian. Bahakan terdapat kesan kuat bahwa desa merupakan tempat tinggal para petani”. Pendapat tersebut kini telah berubah karena seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat menjadi lebih modern dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam kehidupan sehari-hari.

(16)

ada juga obyek wisata serta kebudayaan kental yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh orang banyak atau masyarakat luas (wisatawan).

2.1.2 Karakteristik Desa

Unang Sunardjo dalam Wasistiono dan Tahir (2007:10) mengemukakan tentang karakteristik desa, yaitu desa sebagai satu kesatuan masyarakat hukum memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Berhak dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya menurut adat kebiasaan setempat, menurut peraturan negara atau peraturan daerah yang berlaku;

b. Desa wajib melaksanakan tugas dan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah;

c. Untuk melaksanakan tugas dan kewenangan tersebut kepala desa dapat diberikan sumbangan atau bantuan;

Berdasarkan pendapat tersebut, yang perlu digaris bawahi mengenai karakteristik desa sebagai pengembangan desa wisata yaitu pada karakteristik pertama, maksudnya yaitu desa dapat mengatur dan mengurus kehidupan masyarakatnya sesuai dengan potensi yang ada baik potensi alam, sumber daya manusia maupun potensi adat atau kesenian yang dimiliki daerah. Apabila kita hubungkan hal tersebut dengan desa Candirenggo sebagai desa wisata maka desa dapat mengatur dan mengurus kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan potensi alam yaitu adanya Goa Petruk, Curug Gemawang dan Curug Leses serta goa-goa kecil yang berada di daerah tersebut, untuk sumber daya manusia perlu mengembangkan kepengurusan desa wisata yaitu adanya POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), kemudian untuk potensi adat atau kesenian, desa Candirenggo memiliki kesenian Kuda Lumping yang terdiri dari 3 kelompok.

2.2Strategi Manajemen Wisata

(17)

Hasibuan (2007:1-2) “Manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut maka apabila manajemen dikaitkan dengan wisata, manajemen dapat mengatur pemanfaatan potensi wisata dan sumber daya manusia agar pengembangan desa wisata Candirenggo dapat berjalan dan terwujud.

Rahman (2010:124) mengemukakan bahwa “Secara umum, brand sama dengan trademark atau merek dagang”. Al Ries dalam Rahman (2010:124) mengemukakan “branding yang tepat akan menggeser fungsi penjualan dengan fungsi pembelian. Artinya sebuah usaha tidak lagi perlu menjual, tapi konsumenlah yang akan datang untuk membeli. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pemelian”. Rahman (2010:148) mengemukakan terdapat tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga sebagai berikut :

1. Tujuan Berorientasi Pendapatan. Hampir sebagian besar bisnis berorientasi pada pendapatan. Hanya perusahaan nirlaba atau pelayanan jasa publik yang biasanya berfokus pada titik impas.

2. Tujuan Berorientasi Kapasitas. Beberapa sektor bisnis biasanya menyelaraskan antara permintaan dan penawaran dengan memanfaatkan kapasitas produksi maksimal. Hotel dan penerbangan, misalnya, akan menurunkan harga pada saat musim sepi dan menaikkan harga saat musim ramai atau liburan.

3. Tujuan Berorientasi Pelanggan. Biasanya penetapan harga yang dibeikan cukup representative, mengakomodasi segala tipe pelanggan, segmen pasar, misalnya perbedaan daya beli. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan sistem diskon, bonus, dan lain-lain. Hal ini membantu positioning dan diferensiasi perusahaan.

(18)

b. Pencetakan brosur yang ditempel/disebarkan di setiap puat pembelanjaan atau tempat-tempat strategis

c. Pemasangan spanduk/umbul-umbul di jalan, tempat atau lokasi yang dianggap strategis.

d. Pemasangan iklan melalui media cetak seperti Koran, majalah, tabloid, buku dan lain sebagainya.

e. Pemasangan iklan melalui media elektronik, seperti internet, radio, televise, film, dan sebagainya.

2. Promosi penjualan (sales promotion). Bertujuan untuk meningkatkan penjualan atau peningkatan jumlah pelanggan. Promosi inidilakukan untuk menarik pelanggan agar membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Agar pelanggan tertarik untuk membeli maka promosi harus dibuat semenarik mungkin.

3. Publisitas (Publicity), kegiatan untuk memancing pelanggan melalui kegiatan, seperti pameran, bakti sosial, dan berbagai kegiatan lain. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pamor perusahaan di mata konsumen.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi kegiatan penelitian dilakukan di Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen

3.2 Waktu Pelaksanaan

Riset dilaksanakan selama 120 hari atau mulai tanggal 6 Juni 2016 sampai dengan 5 Oktober 2016.

3.3 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menurut Purwanto (2008:16), “Metodologi penelitian ini mengambil nama penelitian kuantitatif karena kualitas diskor ke dalam angka kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis datanya”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berikut adalah penjelasan untuk data primer dan data sekunder: 1). Data Primer

Menurut Purwanto (2008:217), “Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri secara langsung”. Data primer untuk penelitian ini yaitu kuesioner untuk memperoleh data mengenai ketertarikan dan kepuasan pengunjung.

2). Data Sekunder

(20)

a. Populasi dan Sampel i. Populasi

Menurut Purwanto (2008:83), “Populasi adalah keseluruhan unsur yang mempunyai satu karakteristik yang sama”. Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung obyek desa wisata Candirenggo dengan mengacu pada data tingkat kunjungan terbaru yang diperoleh ketika observasi awal, yaitu data pengunjung tahun 2015 sejumlah 8.563 pengunjung.

3.5.1 Sampel

Sugiyono (2010:118) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel harus mewakili populasi atau representatif, artinya mampu menggambarkan secara maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan yang diambil benar. Adapun perhitungan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, Husein Umar (2004:107) sebagai berikut:

Keterangan: n: Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditaksir atau diinginkan sebesar 5%

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil

Jadi sampel yang digunakan sebanyak 389 responden.

(21)

Probability Sampling dengan Random Sampling, teknik ini digunakan bila memberikan kesempatan yang sama pada semua anggota dalam populasi. Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengna memberikan nomor urut pada setiap rombongan yang datang dan melakukan undian dari nomor yang ada.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai cara untuk memperoleh data penelitian, yaitu sebabai berikut:

a. Metode Angket (Kuesioner)

Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

b. Metode Dokumentasi

Suharsimi (2013:274) mengemukakan bahwa, “...metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Data untuk keperluan penelitian ini yaitu data pengunjung Desa Candirenggo.

3.6 Metode Analisis Data

(22)

Langkah yang ditempuh dalam penggunaan analisis ini adalah:

1. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden dan memeriksa kelengkapannya.

2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif dengan cara sebagai berikut : a. Jawaban Sangat Puas (SP) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (P) diberi skor 4

c. Jawaban Kurang Setuju (KP) diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju (TP) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STP) diberi skor 1 3. Membuat tabulasi data

4. Memasukkan dalam rumusan deskriptif presentase 5. Membuat tabel rujukan sebagai berikut Ali (2013:201):

% = x100%

Keterangan :

n = Adalah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai = presentase tertinggi – presentase terendah = 100% - 20% = 80%

d. Interval

(23)

Tabel 3.6.1 Perhitungan pada Analisis Deskriptif

Sumber: data diolah pada tahun 2016

No. Interval Kategori

1. 85%-100% Sangat Baik

2. 69%-84% Baik

3. 53%-68% Kurang Baik

4. 37%-52% Tidak Baik

(24)

BAB IV

MANAJEMEN PENELITIAN

4.1 Analisa Kelembagaan

Nama Peran Uraian Tugas

Danu Irwanto Ketua Tim - Mengkoordinir tim dalam pelaksanaan penelitian

- Menyusun rancangan dan hasil akhir luaran Lita Apriani

Rustian

Sekretaris - Membantu ketua tim dalam menyusun proposal serta laporan penelitian - Melakukan analisis data

Zuhdan Kamal Abdillah

Anggota 1 - Membantu ketua tim dalam pelaksanaan penelitian

- Mengumpulkan data Melinda

Noviana Saputri

Anggota 2 - Membantu ketua tim dalam pelaksanaan penelitian

- Menyusun anggaran biaya

4.2 Sumber Daya Manusia

(25)

4.3 Manajemen Pemasaran 4.3.1 Target Pasar

Target pasar kami yaitu masyarakat luas, karena kesibukan yang dijalani sebagai rutinitas sehari-hari masyarakan menyadari bahwa wisata menjadi kebutuhan mereka untuk istirahat sejenak dari rutinitas yang dijalani. Wisata teelusur goa yang lebih menonjol sangat diminati bagi masyarakat yang menyukai tantangan dan ingin refreshing. Untuk paket wisata edukasi, kami mengutamakan rombongan pelajar dengan berbagai tingkatan sekolah dari TK hingga Mahasiswa. Kesenian yang ditawarkan, kami rasa peminatnya wisatawan luar daerah Kebumen dan manca Negara serta orang tua yang menyukai kesenian.

4.3.2 Analisis Pesaing

Jumlah tempat wisata yang berkembang di Indonesia, khususnya di Kebumen memang sudah cukup banyak. Perbedaan yang jelas nyata dengan konsep wisata yang kami tawarkan yaitu, obyek wisata yang masih alami sehingga wisatawan benar-benar dapat merasakan sumber daya alam berupa tempat wisata yang terbentuk secara alami dan menantang. Untuk wisata edukasi memang masih sangat minim, kurangnya publikasi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kurang dikenalnya obyek wisata tersebut. Obyek wisata edukasi yang tersebar di Indonesia antara lain: Hutan Mangrove Surabaya, Godhong Ijo Depok, Taman Safari Indonesia. Konsep wisata edukasi yang kami rencanakan adalah obyek sesuai dengan potensi yang ada di daerah, yaitu pembuatan gula merah dan batu bata. Selain itu juga diperkenalkan kebudayaan di daerah Kebumen, khususnya di Candirenggo dalam kesenian dan kuliner yang ada.

4.3.3 Klien Potensial

(26)

juga dapat menjadi klien yang potensial bagi program wisata ini, dan tentunya akan menjadikan Desa Candirenggo sebagai salah satu obyek yang menarik dan dikenal oleh kalangan masyarakat luas.

4.3.4 Strategi Pemasaran

Sebagai awal dari proses pemasaran dan untuk menghadapi persaingan yang mungkin terjadi, kami tentu memiliki beberapa strategi untuk mencapai target pemasaran yang diinginkan, maka langkah serta strategi yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

a) Melakukan proses pemasaran melalui media internet yaitu facebook, twitter dan website http://wisatacandirenggo.blogspot.com/ sebagai salah satu media promosi dan registrasi pendaftaran paket eduwisata ini. Media sosial akan dioptimaslisasikan karena saat ini media dunia maya memiliki pengguna paling banyak, terutama kalangan menengah keatas yang menggunakan media tersebut untuk berkomunikasi.

b) Menjaring konsumen secara langsung, sebagai upaya pemasaran yang efektif kita akan menawarkan dalam bentuk brosur atau leaflet langsung ke konsumen saat Car Free Day, home visit dan berbagai kegiatan di Kabupaten Kebumen yang terdapat banyak masyarakat.

(27)

Daftar Pustaka

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Junaidi dan Nurdiono. 2012. Bisnis Spektakuler NJ Model. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahman, Arif. 2010. Rockin Ur Retail Business-Modern Retail Handbook @ Small Bisnis. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

(28)
(29)
(30)

CURICULUM VITAE

PELAKSANA KEGIATAN RISET UNGGULAN DAERAH

1. Nama Lengkap : Zuhdan Kamal Abdillah 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kebumen, 21 Februari 1993 3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Alamat Rumah : Kuwarisan, Rt 01 Rw 03, Kutowinangun, Kebumen

5. Nomor HP : -

6. Pendidikan Terakhir : S1. Pend. Ekonomi Unnes (Lulus 2015) 7. Pendidikan yang akan ditempuh : Pend. Ekonomi PPs UNY (Masuk 2016) 8. Pengalaman Menulis Proposal Penelitian :

a. PKM-P 2013 Dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Simulasi Dan Bermain Peran Terhadap Tingkat Keterampilan Siswa Administrasi Perkantoran”

b. Penelitian Dan Pengabian Mahasiswa LP2M 2014 Dengan Judul “Pemanfaatan Google Apps Sebagai Pengelolaan Dokumen Dan Informasi Di Kantor Desa Keji, Ungaran Barat, Semarang”

c. Skripsi Dengan Judul “Pengaruh Pengalaman Mengajar, Iklim Kerja dan Kompensasi Terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMK Kristen Salatiga”

Kebumen, 27 April 2016

(31)

CURICULUM VITAE

PELAKSANA KEGIATAN RISET UNGGULAN DAERAH

1. Nama Lengkap : Lita Apriani Rustian

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Purbalingga, 30 Agustus 1993

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat Rumah : Bojanegara, Rt 04 Rw 03, Padamara Purbalingga

5. Nomor HP : -

6. Pendidikan Terakhir : S1 Pend. Ekonomi Unnes (Lulus 2015) 7. Pendidikan yang akan ditempuh : Pend. Ekonomi PPs UNY (Masuk 2016) 8. Pengalaman Menulis Proposal Penelitian :

a. PKM-P 2013 Dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Simulasi Dan Bermain Peran Terhadap Tingkat Keterampilan Siswa Administrasi Perkantoran”

b. Penelitian Dan Pengabian Mahasiswa LP2M 2014 Dengan Judul “Pemanfaatan Susu Sapi Sebagai Bahan Pembuatan Es Krim pada PKK di Desa Keji”

c. Skripsi Dengan Judul “Pengaruh Disiplin Siswa, Penguasaan Mata Pelajaran Produktif dan Lingkungan Kerja Prakerin Terhadap Kesiapan Melaksanakan Prakerin Pada Siswa Kelas XI Program Studi Adminstrasi Perkantoran di SMK Antonius Semarang”

Kebumen, 27 April 2016

(32)

CURICULUM VITAE

PELAKSANA KEGIATAN RISET UNGGULAN DAERAH

1. Nama Lengkap : Melinda Noviana Saputri 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kebumen, 03 November 1995 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat Rumah : Kedawung RT 03/07, Kec. Pejagoan, Kebumen 5. Nomor HP/ e-mail : 0- / melinda.ar12@gmail.com

6. Pekerjaan : Mahasiswa

7. Pendidikan : S1 Pendidikan Akuntansi, Unnes. 2012 8. Pengalaman Penelitian :

a. PKM-Pengabdian Masyarakat Tahun 2014 dengan judul “Pemanfaatan Sampah Sayuran Menjadi Pupuk Cair Sebagai Sumber Penghasilan Masyarakat Sekitar Pasar Desa Randudongkal Kabupaten Pemalang”

b. Skripsi dengan Judul “Pengaruh Praktik Kerja Lapangan, Lingkungan Keluarga, dan Self-Efficacy terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Kebumen Tahun Ajaran 2015/2016”

Kebumen, 27 April 2016

(33)

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan

Sosialisasi dengan lembaga pemerintah desa dan Pokdarwis

Sosialisasi dengan lembaga pemerintah desa dan Pokdarwis

Sosialisasi packaging dan pemasaran kuliner

Publikasi Wisata

Pengumpulan data dokumentasi

(34)
(35)

Lampiran 4. Data Pengunjung Goa Petruk Tahun 2015

Bulan Jumlah Pengunjung Jumlah Pendapatan (Rp)

Januari 912 6.658.000

Februari 1043 7.647.500

Maret 470 3.406.000

April 461 3.373.500

Mei 731 5.251.500

Juni 523 3.747.500

Juli 2011 14.134.000

Agustus 770 5.586.000

September 534 3.858.000

Oktober 566 4.098.000

November 5542 3.953.000

(36)

Lampiran 5. Dokumentasi Observasi Awal

Gambar 1. Wawancara dengan Pengurus Gambar 2. Jalan Menuju Goa Petruk Pokdarwis

Gambar

Tabel 3.6.1 Perhitungan pada Analisis Deskriptif
Gambar 1. Wawancara dengan Pengurus     Pokdarwis

Referensi

Dokumen terkait