ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Tn. N DENGAN ANGGOTA KELUARGA An. A MENDERITA ISPA DI DESA DUKUHWALUH RT 01 RW 02 PURWOKERTO
KABUPATEN BANYUMAS
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama :
Kelompok 6
Hari : Rabu
Tanggal : 4 Januari 2012
Waktu : 17.00 WIB
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
I. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
A. Kepala Keluarga
1. Nama KK : Tn. N
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 56 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD tidak tamat (kls 2)
6. Pekerjaan : Buruh
7. Alamat : Dukuwaluh RT 01 RW 02
Purwokerto, Banyumas
B. Komposisi Keluarga N
o Nama Umur Sex
Hubungan dg KK
Pendidika
n Pekerjaan
Status imunisasi
Status Kesehatan
1. W 40 Th P Istri SD IRT Sehat
2. F 11 Th P Anak SLTP Pelajar Imunisasi tak
lengkap
Sehat
3. A 4 Th L Anak - Blm
sekolah
Imuisasi tak lengkap
Tidak sehat
4. R 12 Th P Ponakan SLTP Pelajar Imunisasi tak lengkap
Sehat
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana terdiri dari keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah keponakan dan adik dari ibu.
E. Struktur peran
o Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh.
o Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga beserta anak-anaknya. o An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. W yang merupakan anak pertama
berperan sebagai anak sekolah.
o An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N dan Ny. W berperan sebagai anak pra sekolah. o An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang saat ini diasuh oleh keluarga
Tn. N sejak kecil diasuh oleh Tn. N karena ayah dari An. R meninggal dunia karena menderita TBC sejak An. R masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia (terkadang ibunya pulang dan tinggal dikeluarga Tn. N, biasanya pulang 6 bln-1 tahun sekali).
F. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan kewarganegaraan Indonesia. G. Agama
H. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan anak sekolah dimana anak I Tn N berumur 11 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai buruh yang berangkat pagi dan pulang sore hari.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. N adalah memenuhi kebutuhan dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga (makan seadanya, mainan anak Cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah, tidak ada fasilitas kamar mandi dan WC, bila anak sakit terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep dokter,bila tak sembuh baru diperiksakan ke Puskesmas).
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
o Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek sudah 5 hari yang lalu dan sudah minum obat beli di apotik.
o Ny. W mengatakan bila anak sakit, anak hanya dibelikan obat warung apabila tidak sembuh kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dalam keluargaTn. N ditemukan adanya penyakit menular TBC yang pernah diidap oleh adik dan kakak dari Ny. W, serta adik ipar atau ibu dari An. R. Bahkan ayahnya An.R meninggal dunia karena menderita penyakit TBC.
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Kebutuhan Nutrisi
o Kebiasaan makan : Makan 3x1 piring, dengan komposisi seadanya
terkadang 2 x 1 sehari.
o Kebiasaan minum : Minum 6-8 gelas dengan minum air teh dan putih.
Untuk An.A kadang minum susu formula 2-3 x / hari.
B. Kebutuhan Eliminasi
o Pola BAB : 1 kali sehari dan tidak ada penggunaan laksatif o Pola BAK : 5 – 6 kali per hari dan tidak terjadi inkotinensia
C. Istirahat Tidur
o Waktu Tidur : Siang ½ jam dan malam 6 – 7 jam
o Waktu Bangun : bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB
D. Kebersihan Diri
o Mandi : 2 kali sehari
o Keramas : 1 minggu 2 kali o Potong kuku : 1 minggu 1 kali
E. Rekreasi/waktu senggang
Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi (melihat TV untuk hiburan keluarga).
III. FUNGSI KELUARGA A. Fungsi Afektif
Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu sama lainnya. B. Fungsi Sosial
Hubungan sosial terjalin dengan baik Ny. W selalu mengikuti perkumpulan PKK setiap tanggal 7 setiap bulan di RTnya dan perkumpulan Dasa Wisma setiap 2 minggu sekali.
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanggulangannya
Bila ada anggota keluarga yang menderita sakit biasanya dibelikan obat diapotik bila tidak sembuh baru dibawa ke fasilitas kesehatan (Puskesmas).
2. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. N dikaruniai 2 orang anak.
IV. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI A. Pekerjaan Tn. N
o Pekerjaan Tn. N adalah buruh.
o Ny. W adalah ibu rumah tangga yang selalu menyiapkan dan melayani keluarga, mengelola
keuangan dari penghasilan yang didapat Tn. N.
B. Penghasilan dan Pengeluaran
Keluarga Tn. N mengatakan penghasilan yang ia peroleh cukup untuk makan sehari-hari dan membiayai keluarganya. Penghasilan setiap hari sekitar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 20.000,- per hari. Biaya hidup rata-rata per hari Rp. 15.000,00 (limabelas ribu rupiah). C. Simpanan/uang keluarga
Sampai sekarang keluarga belum mempunyai simpanan/tabungan, Tn. N berkeinginan untuk mempunyai jamban sendiri tetapi tidak mempunyai dana.
D. Penentu keuangan keluarga
E. Sistem Nilai
Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Jawa, semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ajaran agama, misalnya sholat 5 waktu, mengaji dan sebagainya.
F. Hubungan dengan Masyarakat
o Ny. W mengatakan selalu mengikuti acara PKK yang diadakan di RT setiap bulan sekali serta Dawis 2 minggu sekali.
o Tn. N mengikuti setiap bulan sekali setiap tanggal 10 mengikuti acara pertemuan RT dan mengikuti ronda malam seminggu sekali.
o Dalam melaksanakan interaksi dengan keluarga tidak mengalami hambatan. G. Mobilitas geografis keluarga
Tn. N menetap di rumah/tinggal di rumah yang telah dimilikinya kini, dari warisan orang tua.
V. FAKTOR LINGKUNGAN
A. Karakteristik rumah 1. Karakteristik Rumah
o Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, dan seng, lantai sudah diplester, tetapi dapur masih berlantai tanah.
o Ukuran rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.
o Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka sehingga siang hari tampak gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela).
o Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi kurang terang. o Barang yang tak terpakai,sepeda dll disimpan di gudang. 2. Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk minum dimasak terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB disungai dengan jarak 12 meter dari rumah.
3. Pembuangan sampah
Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai. 4. Pembuanganair limbah
Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan meresap ke dalam tanah.
5. Lingkungan rumah
kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.
6. Jamban keluarga
Keluarga Tn. N tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di sungai (kali) yang tidak jauh dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
B. Denah Rumah
8 m
Dapur dan gudang R. Tamu dan R.Keluarga
Sumur R.makan
2m 12m
6,5m kamar tidur kamar tidur kamar tidur
gudang
S
T B
U
C. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan pedagang. Hubungan dengan anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang diadakan oleh RT dan setiap bulan sekali mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu sekali.
Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N menderita penyakit TBC.
VI. PSIKOLOGIS A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang. a. Jangka Pendek
b. Jangka Panjang
Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari Tuhan. 3. Stressor koping yang digunakan.
Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk mencari jalan keluar.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam kondisi yang parah.
B. Konsep Diri
o Body Image : Tn. N melihat dirinya sebagai kepala keluarga bagi Ny.W, An.
A, An F dan An. R. Persepsi dan perasaan Tn. terhadap bentuk tubuh, postur tubuh, fungsi dan penampilan diri, Tn N merasa lebih dari cukup terhadap gambaran dirinya.
o Personal Identity : Tn. N seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak dan
mempunyai istri Ny.W, juga keponakan An.R
o Peran : Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga dari Ny. W dan
anaknya serta sebagai penanggungjawab dalam mencari nafkah keluarga
Ny.W sebagai ibu rumah tangga dan istri dari Tn. N yang selalu menyiapkan dan memenuhi kebutuhan keluarga, juga sebagai pengelola keuangan keluarga.
An. F sebagai anak sulung dan sedang memasuki tahap sekolah,sedang anak A memasuki tahap pra sekolah
An.R sebagai keponakan Tn.N sedang mengikuti tahap sekolah.
o Ideal Diri : Tn. N mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar
diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian/masalah dan dikabulkan cita-citanya untuk dapat menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
o Harga Diri : Tn. N menerima setiap ujian/masalah yang dihadapi
keluarganya dengan ikhlas.
Keluarga selalu menggunakan bahasa Jawa dalam melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah selalu dibicarakan satu sama lain.
VII. DERAJAT KESEHATAN A. Kejadiaan Kesehatan
Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. N lagi sehat, hanya anak A sdh 5 hari menderita batuk dan flu tetapi tidak disertai dengan demam, saat pengkajian masih batuk Sampai sekarang tidak ada anggota keluarga Tn. N yang rawat inap/opname atau harus menjalankan operasi.
B. Kejadiaan Cacat
Tidak ada yang mengalami kecacatan
C. Kejadian Kematian dalam 1 Tahun terakhir
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit dan menimbulkan kematian. D. Perilaku Keluarga dalam Penanggulangan Sakit
Apabila keluarga ada yang menderita sakit biasanya dibelikan obat diapotik dan bila masih belum sembuh maka dibawa ke Puskesmas.
VIII. PENGKAJIAN FISIK KELUARGA
Dilakukan pada tanggal/jam: 5 januari 2011, jam 17.00 Pemeriksaan
Fisik
KK (Tn.N) Ny.w An A An F An R
Pemeriksaan tanda2 vital
oTekanan
Darah
140/90 mmHg 110/80 mmHg - 110/70 mmHg 110/80mmHg
oHR 80 kali/menit 84 kali/menit 96 kali/menit 86x/mnt 82x/mnt oRespirasi 22 kali/menit 24 kali/menit 30 kali/menit 20x/mnt 20x/mnt
oSuhu Badan 36,5 ºC 36,7 ºC 36,5 ºC 36,4 C 36,4C
oTB 168 cm 150 cm 97 cm 143 cm 144 cm
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
oKepala
Kepala Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Rambut Hitam, lurus Hitam, lurus Hitam, lurus Hitam,lurus Hitam,lurus
oMata
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
a
Tidak anemia
Tidak anemia Tidak anemia Tdk anemis Tdk anemis
Tidak ikterus Tidak ikterus Tidak ikterus Tidak ikterus Tidak ikterus
Isokor Isokor Isokor Isokor Isokor
oHidung
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Perdarah
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
oMulut
Keadaan Bibir
lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
Keadaan
pembesaran kelenjar tyroid
pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar tyroid
Turgor kulit baik Turgor kulit baik Turgor kulit baik
n
Baik Baik Baik Baik Baik
oPemeriksaan
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Pernafasan Irama teratur dan tidak ada suara
tambahan
Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
Irama teratur, ronchi basah (+)
Irama teratur dan tak ada suara
Perkusi Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Tidak ada
Tdk ada benjolan Tdk ada benjolan
Tidak ada nyeri tekan
oMuskuloskeletal
/Ekstremitas
n
Simetris Simetris Simetris Simetris simetris
Otot
Baik Baik Baik Baik Baik
IX. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN
Keluarga Tn. N mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.
X. ANALISA DATA
N
O DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1. Data Subyektif:
o Ny. w mengatakan bahwa An. A sekarang
ini sedang batuk dan pilek sudah 5 hari. Sudah dibelikan obat diapotik dan diminum kan tetapi belum sembuh
Data Obyektif:
o An. A batuk dan pilek
o Badan tak panas, suhu badan 36,5 ºC o Tampak mengeluarkan ingus dari hidung o Pada pemeriksaan auskultasi paru An.A
terdengar ronchi basah (+)
o RR 28 kali/menit o Nadi 96 kali/menit o BB 14 kg
o TB 97 cm
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An. A pada keluarga Tn N
o Tn. N mengatakan ayah dan ibunya An.R
o Tn N mengatakan tetangganya belakang
rumah (Ny.R) menderita TBC. Data Obyektif
o Memasak dengan kayu bakar dan asapnya
masuk ke rumah
o Tiap kamar mempunyai jendela tetapi tidak
dibuka sehingga siang hari ruangan tampak gelap.
o Imunisasi anak-anak Tn.N tidak lengkap o BB An.A 14 kg (kurang ideal untuk umur 4
tahun)
o Komposisi makanan keluarga Tn.N
seadanya, makan 3 kali/hari,kadang 2x/hari.
mendukung kesehatan
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An.A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
2. Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
XII. PRIORITAS MASALAH (SKORING) 1. Diagnosa I
Ketidakefektifan jalan nafas An. A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
N
O KRITERIA
PERHITUNGA N
SKO
1. Sifat masalah aktual
(tidak sehat) 3/3 x 1 1 An. A sudah 5 hari sakit batuk dan pilek atau tidak sehat dan memerlukan tindakan mencegah komplikasi
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
(mudah)
2/2 x 2 2 Pengetahuan sumber daya dan fasilitas kesehatan tersedia dan dapat dijangkau/dimanfaatkan
3. Potensi masalah dapat dicegah (tinggi)
3/3 x 1 1 ISPA adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati bila keluarga mengetahui
4. Menonjolnya masalah (tidak dirasakan)
0/2 0
5. Total Skore 4
2. Diagnosa II
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
N
O KRITERIA
PERHITUNGA N
SKO
R PEMBENARAN
1. Sifat masalah aktual (ancaman kesehatan)
2/3 x 1 2/3 Merupakan ancaman kesehatan karena bila tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya penyakit
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
(hanya sebagian)
1/2 x 2 1 Dapat dicegah dengan pengetahuan yang cukup dan pola hidup yang sehat.
3. Kemungkinan masalah dapat dicegah
(cukup)
4. Menonjolnya masalah (masalah tidak dirasakan)
0/2 0
5. Total Skore 3 1/3
XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
1. Ketidakefektifan jalan nafas An. A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
XIV. PERENCANAAN
1. Diagnosa Keperawatan I Tujuan Jangka
Panjang Tujuan Jangka Pendek
EVALUASI
Intervensi
Kriteria Standar
Setelah
dilaksanakan 2 kali kunjungan ISPA yang diderita An. A sembuh dan jalan nafas kembali lancar.
1. Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama 2 x 15 mnt Tn. N dapat mengenal masalah kesehatan dengan menjelaskan masalah kesehatan.
Respon verbal ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut dengan batuk dan pilek.
Penyebab ISPA : o Kurang gizi
o Imunisasi tidak lengkap o Lingkungan yang tidak sehat Tanda dan gejala ISPA
o Batuk
o Gali pengetahuan tentang ISPA o Beri motivasi keluarga untuk
mengemukakan pendapatnya tentang ISPA.
o Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian penyebab dan gejala ISPA.
o Bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang pengertian penyebab tanda dan gejala ISPA. o Beri re inforcement positif atas
jawaban yang diberikan.
2. Setelah penyuluhan 1 x 15 mnt keluarga dapat mengambil keputusan dengan tindakan yang cepat.
3. Setelah tindakan 1 x 15 mnt keluarga Tn. N dapat merawat
Anggota keluarga yang sakit ISPA.
Respon verbal Psikomotor
Perawatan ISPA :
o Jika panas dikompres
o Jika pilek bersihkan hidung dengan saputangan yang bersih
o Beri minum yang banyak (ASI). o Awasi kondisi bila bertambah parah.
o Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan ISPA.
o Berikan kesempatan yang kurang dimengerti.
o Tanyakan kembali tentang apa yang dijelaskan.
Merawat anggota keluarga yang sakit ISPA
Psikomotor Cara membuat obat tradisional batuk dan pilek (Jeruk-Kecap):
o Siapkan baki dan pengalas
o Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
o Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
o Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
o Aduk hingga merata
o Berikan pada anak untuk diminum
o Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional.
4. Keluarga mampu untuk memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung kesehatan.
Verbal
Psikomotor
Pencegahan ISPA :
o Menjauhkan rokok dari penderita batuk.
o Jaga kebersihan lingkungan. o Imunisasi lengkap
o Berikan makanan yang bergizi. Kebersihan lingkungan:
o Rumah dibersihkan
o Pakaian dibereskan jangan digantung. o Jendela dibuka.
o Debu dibersihkan.
o Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan ISPA.
o Berikan kesempatan klien tentang pencegahan ISPAbertanya.
o Tanyakan kembali hal-hal yang dijelaskan.
o Beri re inforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga. o Praktekkan dan laksanakan
kebersihan lingkungan.
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Respon verbal Fasilitas kesehatan untuk berobat ISPA: o Puskesmas
o Rumah sakit o Bidan o Dokter
o Jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang biasa digunakan.
o Motivasi keluarga untuk
mengunjungi fasilitas kesehatan yang dipilih.
o Beri re inforcement positif atas keputusan keluarga.
o Beri re inforcement positif terhadap jawaban dari pertanyaan yang diberikan petugas.
2. Diagnosa Keperawatan II Tujuan Jangka
Panjang Tujuan Jangka Pendek
EVALUASI
Intervensi
Kriteria Standar
Resiko/komplikasi dari TBC tidak terjadi.
Setelah penyuluhan 1 x 15 menit :
1. Keluarga mengenal tanda-tanda TBC
Respon verbal Tanda-tanda TBC
o Batuk disertai darah.
o Batuk berdahak lebih dari 3 minggu o Sesak nafas
o Berkeringat pada malam hari o BB turun
o Nafsu makan menurun o Nyeri dada
o Gali pengetahuan tentang TBC o Beri motivasi keluarga untuk
mengemukakan pendapatnya tentang TBC
o Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian penyebab dan gejala TBC
o Bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang pengertian penyebab tanda dan gejala TBC o Beri re inforcement positif atas
jawaban yang diberikan. .
2. Cara penularan TBC dan pencegahan TBC
Respon verbal
Cara penularan TBC :
Secara langsung :
Melalui percikan ludah dan melalui udara
o Diskusikan bersama keluarga mengenai cara penularan dan cara pencegahan TBC.
3. Setelah pertemuan 1 x 15 menit keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap penyakit TBC
Secara tidak
langsung :
Hidup satu rumah dengan penderita TBC
Cara pencegahan TBC :
Menjemur kasur,
sprei di bawah sinar matahari
Ventilasi rumah
yang cukup
Menutup mulut saat
bersin dan batuk dengan menggunakan tissue
Tidak meludah di
sembarang tempat
Imunisasi
Makanan bergizi
Segera bawa ke pelayanan kesehatan : o Puskesmas
o Rumah sakit
menjelaskan ulang cara penularan dan cara pencegahan TBC.
o Beri re inforcement positif atas jawaban yang diberikan.
.
4. Setelah pertemuan 1 x 15 menit keluarga mampu
Respon verbal Pengobatan :
Berobat secara rutin selama 6 bulan, tidak boleh berhenti
merawat anggota keluarga yang menderita TBC
Istirahat yang cukup.
Perawatan TBC :
o Tetap berikan makanan bergizi. o Imunisasi.
o Beri air banyak (minum).
o Awasi tanda-tanda penyakit bertambah parah.
o Bawa anak yang sakit ke pelayanan kesehatan yang lengket bila kondisi memburuk.
perawatan TBC di rumah.
o Beri kesempatan kepada keluarga tentang hal-hal yang tak dimengerti. o Tanyakan kembali tentang yang
telah didiskuasikan.
o Beri pujian atas jawaban yang diberikan.
5. Setelah 1 x 15 menit pertemuan dapat memodifikasi lingkungan.
Respon verbal Lingkungan yang mendukung kesembuhan : o Sarana sanitasi yang memadai
o Udara lingkungan rumah yang bersih dari asap.
o Pengobatan dan perawatan yang baik. o Ventilasi memadai dengan membuka
jendela tiap hari.
o Diskusikan tentang hal yang mendukung perawatan dan penyembuhan.
o Beri kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
6. Setelah 1 x 15 menit pertemuan keluarga mampu memenfaatkan fasilitas kesehatan dengan :
o Mampu menyebutkan fasilitas kesehatan : Puskesmas, RS.
Respon verbal Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat menanganiTBC :Puskesmas, RS.
o Diskusikan terhadap keluarga tentang tempat pelayanan kesehatan untuk penanganan
o Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang telah didiskusikan.
XV. IMPLEMENTASI NO
DX WAKTU TUK IMPLEMENTASI EVALUASI
I Rabu, 11
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang ISPA.
2. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan pendapat tentang ISPA.
3. Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian, sebab, tanda dan gejala ISPA:batuk, pilek, demam, nafas cepat, nyeri tenggorokan.
4. Menjelaskan akibat lanjut bila ISPAtidak diobati : panas, dehidrasi berat, Pnemonia
5. Menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan ISPA.
6. Beri kompres bila demam. 7. Berikan jeruk-kecap. 8. Beri minum yang banyak. - Imunisasi lengkap.
- Berobat ke puskesmas./RS
S : - Keluarga Tn. N mengatakan telah mengetahui tanda dan gejala dari ISPA.
- Kien mengatakan akan segera merawat
klien/anggota keluarga Tn.T dengan benar.
O : - Klien terlihat antusias dalam penyuluhan dari petugas. - Klien aktif mengulang dan
bertanya.
A : - Tujuan tercapai/jangka pendek (TUK I) sebagian. P : - Pertahankan tujuan yang
sudah tercapai. - Beri motivsi untuk
memahami tentang arti perawatan ISPA
- Persiapkan demonstrasi pembuatan obat tradisional untuk ISPA yaitu :
Siapkan baki dan pengalas
Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
Aduk hingga merata
Berikan pada anak untuk diminum
I - Mengulang apa yang sudah dijelaskan sebelumnya :
Tanda dan gejala
ISPA
Obat Tradisional
- Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyakit ISPA di rumah. - Memotivasi klien untuk mengambil
keputusan yang tepat bila :
Batuk
Nafas cepat
Wajah pucat
Panas/demam
Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk ISPA.
Alat dan bahan : - Baki dan Pengalas - Sendok makan - Jeruk nipis - Kecap - Gelass
Cara pembuatan obat tradisional untuk batuk ( Jeruk-Kecap):
- Siapkan baki dan pengalas
- Potong jeruk nipis, kemudian jeruk
S : - Keluarga Tn. N mengerti dan paham tentang kaitan rumah sehat dengan resiko penularan penyakit.
- Keluarga Tn. N mengatakan telah mengetahui dan akan membawa keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan yang ada.
- Tn. N akan melaksanakan modifikasi lngkungan yang dapat mendukung
kesehatan, sejauh yang bisa dan dapat dilaksankan saat ini, missal :
- Membuka jendela yang jarang dibuka
- Merapikan baju yang digantung.
O : - Keluarga dapat menyebutkan manfaat rumah sehat dan lingkungan yang dapat mendukung kesehatan. - Keluarga dapat
I,II Rabu, 11
diperas dan ainya disaring. - Ambil kecap sebanyak 1 sendok
makan, kemudian dituang kedalam gelas.
- Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
- Aduk hingga merata
- Berikan pada anak untuk diminum
Memberikan penjelasan tentang : Rumah Sehat
Adalah rumah yang dapat menjamin kesehatan bagi penghuninya.
Syarat rumah sehat : - Tersedia air bersih - Tersedia lubang sampah. - Ventilasi cukup
- Jendela yang selalu terbuka. - Kelembaban udara cukup - Bersih tidak semrawut. - Sirkulasi udara baik. - Tidak padat huni. Manfaat rumah sehat :
- Menghindari penyebaran dan penularan penyakit.
- Kesehatan penghuni terjamin. - Menghindari kecelakaan. - Nyaman dan aman. - Bersih, baik dan sopan
Dampak rumah tidak sehat :
Tempat berkembang penyakit dan penyebaran penyakit.
Kesehatan kurang terjamin.
- Keluarga dapat
menyebutkan manfaat dari MCK yang sehat (syarat-syarat).
A : - Tupen modifikasi lingkungan yang dapat mendukung kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit tercapai dengan Membuka jendela yang
jarang dibuka, merapikan pakaian yang digantung. P : - Tupen memanfaatkan
fasilitas kesehatan tercapai secara kognitif.
- Motivasi keluarga untuk membawa keluarga / An. A. ke fasilitas kesehatan. - Memotivasi keluarga untuk
tetap berusaha menciptakan lingkungan yang dapat mendukung bagi anggota keluarga.
- Anjurkan keluarga untuk dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan bila ada keluarga yang sakit.
- Terminasi ujian akhir komprehensif.
Dapat menimbulkan kecelakaan.
Keindahan kurang baik.
Kotor, tidak bersih.
III Rabu, 11 Januari 2012 Pukul 17.00
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang TBC keluarga untuk mengungkapkan pendapat tentang TBC.
Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian, sebab, tanda dan gejala TBC.
Menjelaskan kepada keluarga tentang cara perawatan/ pengobatan,
penularan dan pencegahan TBC
Beri kompres bila demam.
Beri minum yang banyak.
Imunisasi lengkap.
Berobat ke puskesmas./RS
S : - Keluarga Tn. N mengatakan telah mengetahui tanda dan gejala dariTBC.
-. keluarga Tn.N mengatakan telah mengetahui tentang cara perawatan/ pengobatan, penularan dan pencegahan TBC
O : - Klien terlihat antusias dalam penyuluhan dari petugas. - Klien aktif mengulang dan
bertanya.
A : - Tujuan tercapai/jangka pendek (TUK I) sebagian. P : - Pertahankan tujuan yang
sudah tercapai. - Beri motivsi untuk
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tema : Penanganan ISPA
Hari, Tanggal : Rabu, 11 Januari 2012
Waktu : 17.00 WIB-17.30 WIB
Kunjungan Ke : II
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 4 Januari 2012 pada keluarga Tn. N di desa Dukuhwaluh Rt 01 Rw 02, ternyata diketahui bahwa An. A menderita ISPA, dan Ny. W tidak mengetahui bagaimana mengatasi ISPA pada An. A, oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. N mengenai bagimana penanganan ISPA pada Anak dan pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
B. Tujuan Utama
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn. N dapat melakukan perawatan ISPA pada An. A cara pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. N dapat menjelaskan kembali tentang: pengertian ISPA, tanda dan gejala, serta demonstrasi cara pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
D. Tahap Kegiatan
Tahap dan Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Pendahuluan (10 menit)
1. Mengucapk
an salam perkenalan kepada keluarga Tn. N
1. Menjawab salam
2. Mengingatk
an kontrak yang telah disepakati
2. Memberikan Respons
3. Menanyaka
n kesiapan keluarga untuk kontrak saat
3. Menjawab tentang kesepian
ini
4. Menginform
asikan tujuan yang hendak dicapai dalam kunjungan saat ini
4. Memperhatikan
Pelaksanaan (20 menit)
1. Menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat dan memenuhi syarat
kesehatan
1. Memperhatikan
2. Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
2. Memperhatikan
3. Menjelaskan tentang pengertian ISPA 3. Memperhatikan 4. Memberi kesempatan keluarga bertanya
terhadap penjelasan yang telah dilakukan perawat
4. Bertanya
5. Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
5. Memperhatikan
Penutup (10 menit)
1. Memberi kesimpulan dengan keluarga materi pendidikan kesehatan yang telah didiskusikan
1. Membuat
kesimpulan bersama keluarga
2. Memberkan informasi cara dan tempat memperoleh informasi lanjutan yang berhubungan dengan materi pendidikan kesehatan
2. Memperhatikan
3. Membuat kontak yang akan datang untuk kunjungan ke- 3
3. Mengungkapkan tentang kontrak akan datang dan o Tanda dan Gejala o Penatalaksanaan ISPA
o Cara Pembuatan obat tradisional untuk ISPA (Jeruk-Kecap)
o Tanya jawab o Diskusi o Booklet o Leaflet
Latar belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA.Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan .
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Definisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik
Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala-gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Penatalaksanaan ISPA
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut : Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Pengobatan
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
diberikan dengan benar selama 5 hari penuh.Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang. Pencegahan dan Pemberantasan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Immunisasi.
Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA. Pemberantasan yang dilakukan adalah :
Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
Immunisasi. Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.
Prosedur Pembuatan obat tradisional untuk batuk
(Jeruk-Kecap)
1. Fase Persiapan Mencuci Tangan
2. Fase Kerja/Persiapan Alat o Siapkan baki dan pengalas
o Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
o Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
o Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap. o Aduk hingga merata
o Merapikan alat yang sudah digunakan o Mencuci tangan
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tema : Penanganan Demam pada Anak
Hari, Tanggal : Selasa, 13 Mei 2008
Waktu : 17.00 WIB-17.30 WIB
Kunjungan Ke : V
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 6 mei 2008 pada keluarga Tn. N di desa kedondong Rt 04 Rw 01, ternyata diketahui bahwa An. K menderita ISPA yang disertai demam, dan Ny. Nh tidak mengetahui bagaimana mengatasi demam pada An. K, oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. N mengenai bagimana penanganan pada anak demam dan cara mengukur suhu badan dengan menggunakan alat Termometer.
B. Tujuan Utama
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn. N dapat melakukan perawatan demam pada An. K cara menggunakan alat untuk mengukur suhu badan yaitu termometer.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. N dapat menjelaskan kembali tentang: pengertian demam, penyebab serta gejalanya dan cara mengukur termometer. C. Tahap Kegiatan
Tahap dan Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Pendahuluan (10 menit)
Mengucapkan salam perkenalan kepada keluarga Tn. N
Menjawab salam
Mengingatkan kontrak yang telah disepakati
Memberikan Respons
Menanyakan kesiapan keluarga untuk kontrak saat ini
Menjawab tentang kesepian
Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai dalam kunjungan saat ini
Memperhatikan
Pelaksanaan (20 menit)
Menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat dan memenuhi syarat
Memperhatikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
kesehatan
Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
Memperhatikan
Menjelaskan tentang pengertian Demam Memperhatikan
Memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah dilakukan perawat
Bertanya
Memberi penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga
Memperhatikan
Penutup (10 menit)
Memberi kesimpulan dengan keluarga materi pendidikan kesehatan yang telah didiskusikan
Membuat kesimpulan bersama keluarga
Memberkan informasi cara dan tempat memperoleh informasi lanjutan yang berhubungan dengan materi pendidikan kesehatan
Memperhatikan
Membuat kontak yang akan datang untuk kunjungan ke 6
Mengungkapkan tentang kontrak akan datang dan menyatakan kesanggupan
D. Materi
o Pengertian Demam o Penyebab Demam o Patofisiologi Demam o Tanda dan Gejala o Pendekatan Diagnostik o Penatalaksanaan Demam o Kesimpulan
E. Media
Pengertian Demam
Demam adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38oC atau lebih. Ada juga yang mengambil batasan lebih 37,8oC sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40oC disebut demam tinggi (hiperpireksia) dan bila suhu tubuh kurang dari 36oC disebut hipotermi.Sejak dahulu demam merupakan suatu petanda adanya gangguan kesehatan, sehingga pada anak sebanyak 10-15 % demam merupakan alasan orang tua untuk membawa anak ke dokter. Bahkan sering orang tua menyamakan tingginya demam dengan beratnya penyakit.Perlu diketahui bahwa demam hanyalah suatu keluhan dan bukan suatu diagnosis. Sebagai suatu keluhan demam merupakan keluhan kedua terbanyak setelah keluhan nyeri., jadi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui lebih banyak tentang demam. Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan anak.
Pengobatan demam tidak selalu menyenangkan, efektif dan berguna malahan mungkin berbahaya. Untuk menurunkan demam dapat digunakan cara fisik dan pemberian antipiretik. Pengobatan yang rasionil memerlukan pengertian yang baik tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh, penyebab demam serta pengetahuan tentang cara pengobatan yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pengobatan yang ditujukan terhadap penyakit yang menyebabkan demam tersebut tentu saja tetap merupakan prioritas utama.
Penyebab Demam
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran panas., dan hampir selalu diidentikkan dengan terjadi infeksi padahal cukup banyak keadaan yang dapat menimbulkan demam. Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29 - 52%, sedangkan 11-20 % berhubungan dengan penyakit kolagen, 6 - 8 % dengan keganasan, 4 % dengan penyakit metabolik dan 11 - 12 % dengan penyakit lain. Penyakit infeksi yang terbanyak menimbulkan demam adalah infeksi saluran napas akut (ISPA), demam berdarah dengue dan demam tifoid serta malaria (pada daerah endemis). Demam yang terjadi tiba-tiba dan sangat tinggi biasanya disebabkan oleh virus.
Patofisiologi Demam
saraf pusat yaitu "set-point" hipotalamus dimana terjadi keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Di tempat dingin pembentukan panas bertambah dan pengeluaran panas berkurang. Sebaliknya di tempat panas, pengeluaran panas akan ditingkatkan .
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set-point, tetapi ada peninggian suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set-point seperti pada penderita gondok atau keracunan aspirin. Infeksi menimbulkan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel lekosit (PMN) membuat pirogen endogen (PE) yang bekerja di hipotalamus membentuk prostaglandin yang akan meningkatkan set-point. Demam yang terjadi pada keganasan, infeksi virus, penyakit darah, kolagen, gangguan metabolik, alergi, juga disebabkan pelepasan PE, tetapi sumber PE bukan sel PMN.
Tanda dan Gejala
Ada beberapa hal yang dapat terjadi akibat demam itu sendiri: o peningkatan denyut jantung, curah jantung
o malaise, perasaan tidak enak, kurang nafsu makan, tidak bisa tidur dan gelisah, kejang. o pengeluaran panas melalui paru dan kulit berupa napas cepat dan berkeringat banyak o kekurangan cairan dan elektrolit (dehidrasi).
Kerusakan jaringan biasanya terjadi bila suhu lebih tinggi dari 41,1oC. Jaringan yang paling mudah terkena ialah susunan saraf pusat (otak) dan otot. Kerusakan otak bersifat menetap dan bila batang otak rusak, termostat hipotalamus dapat terganggu dan dapat terjadi panas sentral yang tidak bisa diatasi dengan obat penurun panas (antipiretik) berupa koma, kejang, kelumpuhan dan udem otak.
Terdapat perbedaan tingginya demam antara bayi kecil dan anak disebabkan karena kemampuan meningkatkan set-point, dimana bayi berumur kurang dari 3 bulan jarang suhu tubuh sampai lebih dari 40oC. Bayi berumur kurang dari 2 bulan lebih sering menunjukkan demam minimal atau tidak demam sama sekali pada saat menderita infeksi.
Pendekatan Diagnostik
Informasi orang tua/ pengasuh anak sangat penting untuk dikembangkan. Anak yang menangis pada saat telinga disentuh mungkin menunjukkan infeksi telinga atau anak yang menutup mulutnya erat-erat ketika diberi makan mungkin merasa sakit di sekitar mulutnya.Pengamatan yang cermat menempati peranan penting dalam pemeriksaan anak, mungkin anak tidak perlu disentuh tetapi diperhatikan tingkah lakunya pada saat ia duduk di pangkuan orang tuanya. Anak tidak dapat menentukan bagian tubuh mana yang terasa sakit dan seringkali ia takut pada dokter.
influenzae yang menyebabkan radang otak. Setelah anak berumur 3 tahun lebih jarang terjadi radang otak karena ia telah mempunyai kekebalan alami dan pada usia ini demam sering disebabkan oleh infeksi saluran napas akut , infeksi virus termasuk demam berdarah atau demam tifoid.
Penatalaksanaan Demam
Dalam penatalaksanaan demam diperlukan pengertian tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh. Apakah setiap demam perlu diobati? Tidak semua demam memerlukan terapi, misalnya pasca imunisasi, mungkin hanya tindakan berupa kompres saja bahkan tidak perlu dengan air es, cukup air biasa. Atau pertanyaan lain apakah peranan demam terhadap penyakit ? Menguntungkankah atau merugikan?.Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh, sedangkan penurunan suhu dengan obat-obatan justru dapat mengaburkan gejala. Pemberian obat yang relatif tidak aman lebih berbahaya dari demamnya sendiri misalnya resiko alergi atau keracunan.
Tujuan pengobatan adalah membebaskan penderita dari keluhan demam dengan segala akibat yang dapat ditimbulkan oleh demam itu sendiri. Dianjurkan pengobatan simptomatik demam untuk mengurangi resiko demam tinggi dan kejang demam, mengurangi perasaan tidak enak dimana orang tua juga pasti ikut cemas, mengurangi pemakaian energi pada pasien dengan kelainan kardiovaskular.
Penatalaksanaan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik dan obat-obatan atau kombinasi keduanya.
Secara fisik:
o Bukalah pakaian dan mantel yang berlebihan-lebihan. o Memperhatikan aliran udara didalam ruangan
o Jalan napas harus terbuka
o Berikan cairan yang dingin melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya. o Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
o Kompres dengan air hangat. Tidak dianjurkan dengan alkohol. Antipiretik:
Antipiretik mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set-point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal, yang mana perintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk segera ke sarana kesehatan apabila: o Demam > 2 hari.
o Demam yang disertai muntah hebat, sesak, kejang dan kaku kuduk o Demam disertai sakit telinga dan keluar nanah.
Ringkasan
Dikatakan demam apabila suhu tubuh meningkat hingga 38oC atau lebih.Demam bukan suatu diagnosis tetapi merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit, oleh sebab itu penyakit utama yang menyebabkan demam itulah yang harus ditangani.Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan bagi anak. Penatalaksanaan demam dapat dilakukan secara fisik, dengan obat-obatan atau kombinasi keduanya
Prosedur Pengukuran Suhu Badan
Menggunakan Termometer Digital
1. Pengertian
Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan diketiak. 2. Tujuan
Untuk mengetahui suhu badan anak 3. Persiapan Alat
o Termometer o Tisu/Kain 4. Prosedur
o Siapkan alat o Cuci tangan
o Bersihkan ujung thermometer sebelum digunakan dengan menggunakan tisu atau kain bersih o Pencet tombol on/off pada thermometer
o Pasangkan thermometer pada ketiak anak hingga berbunyi
o Bila thermometer sudah berbunyi kemudian thermometer diambil dari ketiak anak dan dilakukan pembacaan pada thermometer dengan melihat angka yang tertera di thermometer tersebut
o Angka yang tertera menunjukan suhu badan anak
o Setelah selesai pengukuran, matikan thermometer dengan memencet tombol on/off pada thermometer