• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL Skripsi Tentang Analisis Hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL Skripsi Tentang Analisis Hasil"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN TERHADAP

DIGGING TIME BACKHOE

PC2000 PENGGALI MATERIAL PELEDAKAN

DI

ROOF

A1 PIT MUARA TIGA BESAR UTARA PT PAMAPERSADA

NUSANTARA DISTRIK TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

ANALYSIS OF BLASTING FRAGMENTASION TOWARD THE DIGGING

TIME OF BACKHOE PC2000 BLASTED MATERIALS DIGGER AT ROOF

A1 PIT MUARA TIGA BESAR UTARA PT PAMAPERSADA NUSANTARA

TANJUNG ENIM DISTRICT SOUTH SUMATERA

Fadhil Muhsin Wijaya

1

, Djuki Sudarmono

2

, Bochori

3

1,2,3

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia

Email : fadhilmuhsinwijaya@yahoo.com

ABSTRAK

PT Pamapersada Nusantara adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis mining and earthmoving contractor dan mempunyai perjanjian kontrak kerja dalam penambangan batubara di Tanjung Enim dengan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Aktivitas peledakan merupakan salah satu metode pemberaian overburden yang kemudian hasil peledakan akan digali muat dan diangkut oleh alat mekanis. Digging time maksimun untuk backhoe PC2000 penggali material peledakan dinyatakan baik apabila digging time kurang dari 12 detik, tetapi pada aktual di lapangan digging time rata-rata backhoe PC2000 di roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara sebesar 12,20 detik. Digging time backhoe PC2000 yang melebihi standar digging time untuk material peledakan disebabkan oleh fragmentasi hasil peledakan di roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) berukuran bongkah besar (boulder) yang memiliki ukuran≥100 cm dikarenakan dapat mengganggu

kegiatan penggalian alat gali muat backhoe PC2000. Fragmentasi material hasil peledakan sangat dipengaruhi oleh geometri peledakan dan jumlah isian bahan peledak. Cara yang paling efektif untuk mengurangi digging time backhoe PC2000 penggali material peledakan di roof A1 Pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) adalah perancangan ulang geometri peledakan dan memodifikasi isian bahan peledak. Pada uji coba di lapangan dan teori para ahli didapatlah rancangan ulang geometri peledakan burden 5,20 meter, spasi 5,98 meter, subdrilling 0,5 meter, kedalaman lubang ledak 7,5 meter. Jumlah isian bahan peledak untuk kedalaman lubang ledak 7,50 meter adalah 48,38 kilogram tetapi rekomendasi maksimum penggunaan bahan peledak dari customer adalah 45 kilogram perlubang sehinggi kolom isian bahan peledak dimodifikasi menggunakan air decking.

Kata kunci: Digging time, Fragmentasi Hasil Peledakan, Geometri Peledakan, Air Decking

ABSTRACT

PT Pamapersada Nusantara is a company based on mining and earthmoving contractors business and has coal mining work contract with PT Bukit Asam (Persero) Tbk in Tanjung Enim. Blasting activity is one of the overburden demolition method so that the blasting result will be loaded and transport by mechanical equiment. Maximum digging time for backhoe PC2000 blasted material digger is called good if it is not more than 12 seconds, but the actual average digging time for backhoe PC2000 on roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara is 12,20 seconds. Over the standard digging time is caused by blasting fragmentation at roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) being a boulder-sized that has more than 100 cm wide that can disturb the digging activity of backhoe PC2000. Blasted material fragmentations are influenced by blasting geometry and the amounts of explosives. Th emost effective way to reduce the digging time backhoe PC2000 blasted material digger at roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) is redesigning the blasting geometry burden 5,20 meter, space 5,98 meter, subdrilling 0,5 meter, the depth of blast hole 7,5 meter. The amount of explosive for 7,5 meter blast hole is 48,38 kilogram but the recommendation from the customer in 45 kilogram per hole so that the explosives collumn modified using air decking.

(2)

1. PENDAHULUAN

PT Pamapersada Nusantara adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis mining and earthmoving contractor dan mempunyai perjanjian kontrak kerja dalam penambangan batubara di Tanjung Enim dengan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT Pamapersada Nusantara adalah sistem tambang terbuka. Kegiatan yang dilakukan pada setiap wilayah kerja dimulai dari tahapan awal yaitu pembersihan lahan(land clearing), pengupasan

top soil, pengupasanoverburden, penggalian batubara, pengangkutanoverburdendan batubara sertadumping overburden

dan batubara. PT Pamapersada Nusantara dalam melakukan pemberaianoverburden menggunakan dua metode yaitu denganripping-dozzingdandrilling-blasting. Aktivitas peledakan merupakan salah satu metode pemberaianoverburden.

Fragmentasi hasil aktivitas peledakan selanjutnya akan digali muat dan diangkut oleh alat mekanis. Digging time

maksimun untukbackhoePC2000 penggali material peledakan dinyatakan baik apabiladigging timekurang dari 12 detik.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) mengetahui aktivitas peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU), (2) menganalisis fragmentasi hasil peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU), (3) mengetahui dan menganalisisdigging time backhoe PC2000 penggali material peledakan diroof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU), dan (4) mengkaji upaya untuk mengurangidigging time backhoePC2000 penggali material peledakan diroof

A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dengan memberi usulan rancangan geometri peledakan dan modifikasi keadaan kolom isian bahan peledak.

Aktivitas pengeboran dilakukan untuk membuat lubang ledak dengan diameter dan kedalaman tertentu yang digunakan untuk memasukan bahan peledak. Berdasarkan letak lubang bor maka pola pengeboran dibagi menjadi dua pola dasar yaitu pola pengeboran sejajar (paralel pattern) dan pola pengeboran selang seling (staggered pattern) [1]. Aktivitas peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada kegiatan penambangan apabila fragmentasi material hasil peledakan berukuran merata dengan sedikit bongkah besar(boulder)[2].

Proses pemecahan batuan akibat dari aktivitas peledakan terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pertama pembebanan dinamik dimana ketika bahan peledak meledak tekanan tinggi yang ditimbulkan akan menghancurkan batuan di daerah sekitar lubang ledak, tahap kedua pembebanan kuasi-statik dimana terjadi rekahan-rekahan (primary failure cracks) karena tegangan tarik yang cukup kuat sehingga menyebabkan terjadinya pecahan batuan(spalling)pada bidang bebas, dan tahap ketiga pelepasan beban dimana pengaruh tekanan sangat tinggi dari gas-gas hasil peledakan maka rekahan radial utama pada tahap kedua akan diperbesar secara cepat oleh efek kombinasi dari tegangan tarik yang disebabkan kompresi radial dan pembajian (pneumatic wedging) [2].

Fragmentasi hasil peledakan yang baik merupakan tujuan dari aktivitas peledakan dikarenakan hasil peledakan menentukanproduktivityalat mekanis selanjutnya yang dilihat dari waktu penggalian(digging time)alat mekanis yang akan menggali material peledakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan antara lain geometri peledakan, distribusi bahan peledak, dan sistem waktu tunda(delay).Aktivitas peledakan memiliki tujuh standar dasar geometri peledakan yaitu burden, spacing, stemming, subdrilling,kedalaman lubang ledak, panjang kolom isian dan tinggi jenjang [1].Burdenmerupakan jarak tegak lurus terpendek antara lubang ledak yang diisi bahan peledak dengan

free faceatau arah lemparan batuan hasil peledakan. Spasi adalah jarak antara lubang ledak yang satu dengan lubang ledak yang lainnya dalam satu baris. Nilai spasi agar menghasilkan fragmentasi optimum dan energi optimun diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut [3]:

Spasi = 1,15 ×Burden (1)

Pengukuran distribusi fragmentasi hasil peledakan adalah salah satu aspek penting dalam evaluasi efisiensi aktivitas peledakan. Beberapa metode yang digunakan dalam mengukur distribusi fragmentasi peledakan salah satunya adalah dengan menggunakan metode analisis gambar digital. Metode analisis gambar digital termasuk kedalam metode tidak langsung [4]. Teknik pengukuran fragmentasi hasil peledakan menggunakan metode analisis gambar digital dapat dilakukan dengan bantuan software split dekstop. metode analisis gambar digital membutuhkan gambar fragmentasi hasil peledakan sebagai objek dalam melalukan analisis. Terdapat dua metode dalam pengambilan gambar digital yang dapat digunakan yaitu metode sistematis dan random [5].

(3)

air deckingdiperoleh dengan menggunakan persamaan berikut [7]:

L2 = Panjang kolom isian bahan peledak (m)

Waktu penggalian(digging time)dipengaruhi dari keadaan material yang akan digali. Waktu penggalian(digging time)

merupakan salah satu variabel dari waktu edar(cycle time). Waktu edar(cycle time)adalah total waktu satu siklus yang diperlukan alat mekanis untuk melakukan kegiatan produktivitas [8].

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di PT Pamapersada Nusantara Distrik Tanjung Enim dengan waktu penelitian dimulai pada tanggal 25 Januari 2017 dan berakhir pada tanggal 13 April 2017. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi studi literatur, pengambilan data, pengolahan data dan analisis data.

Studi literatur yang dilakukan adalah mempelajari literatur-literatur yang ada baik berupa text bookataupun berbagai referensi berupa laporan penelitian dan jurnal yang berhubungan dengan aktivitas peledakan, geometri peledakan, fragmentasi hasil peledakan, danair decking.

Pengambilan data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan berupa data geometri peledakan didapatkan dari hasil pengukuran dengan meteran di lapangan secara langsung diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU), data fragmentasi hasil peledakan didapatkan dari hasil pengambilan foto dengan kamera di lapangan secara langsung diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU), dan datacycle timealat gali muat didapatkan dari hasil pengukuran denganstopwatchdi lapangan secara langsung diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU). Data sekunder yang dibutuhkan berupa data petasequencepenambangan pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU), data standardigging time untuk PC2000 penggali material peledakan, data spesifikasi bahan peledak, peralatan serta perlengkapan peledak, dan data spesifikasi alat mekanis.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software yang mendukung dan beberapa rumus yang didapat dari literatur. Langkah-langkah pengolahan data adalah (1) menghitung rata-ratadigging time backhoePC2000 yang dibuat dengan software microsoft excel, (2) menghitung rata-rataburdendan spasi pada bulan Februari 2017 diroof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) yang dibuat dengan software microsoft excel, (3) menghitung fragmentasi hasil peledakan yang dibuat dengansoftware split desktop,dan (4) nenghitung tekanan detonasi total setalah penambahanair deckingkedalam lubang ledak yang dibuat dengansoftware microsoft excel.

Tahapan selanjutnya adalah analisis data yang dilakukan setelah pengolahan data primer dari hasil pengamatan di lapangan dan data sekunder dari beberapa sumber. Langkah-langkah analisis data adalah (1) menganalisisdigging time backhoe PC2000 penggali material peledakan aktual diroof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) apakah sesuai dengan standardigging timeuntuk material peledakan, (2) menganalisis fragmentasi hasil peledakan apakah memiliki ukuran≥100 cm dikarenakan dapat mengganggu kegiatan penggalian alat gali muatbackhoePC2000, (3) menganalisis geometri peledakan aktual apakah sudah sama dengan geometri peledakan seharusnya yang berlandaskan dari teori-teori tentang geometri peledakan, dan (4) mengalisis jumlah bahan peledak perlubang aktual apakah sudah sama dengan jumlah bahan peledak perlubang seharusnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Aktivitas Peledakan

Pola pengeboran diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) adalah pola zigzag (staggered pattern)(Gambar 1) yaitu pola pengeboran yang penempatan lubang ledaknya secara selang seling setiap kolomnya. Pola peledakan diroof

(4)

ketersedian working blast geometri belum ideal sehingga peledakan tidak dapat berlangsung secara continue.

Ketersediaanworking blastgeometri merupakan faktor yang penting dalam aktivitas peledakan.Working blastgeometri yang ideal untuk aktivitas peledakan harus memiliki tiga lokasi yaitu loading today, blast today dan drill today

(Gambar 3). Geometri peledakan rencana memiliki nilia burden 7,00 meter dan spasi 8,00 meter sedangkan geometri peledakan aktual memiliki nilia burden 7,11 meter dan spasi 8,10 meter. Bahan peledak yang digunakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) adalahammonium nitratdanfuel oil(ANFO) dengan perbandingan 94,5% AN dan 5,5% FO.

Gambar 1. Pola pengeboran zigzag

Gambar 2. Pola peledakanbox cut

(5)

3.2. Fragmnetasi Hasil Peledakan

Fragmentasi hasil peledakan di roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dikatakan berukuran bongkah besar

(boulder)apabila memiliki ukuran≥100 cm dikarenakan dapat mengganggu kegiatan penggalian alat gali muatbackhoe

PC2000. Fragmentasi hasil peledakan akan dianalisis dan dihitung mengunakansoftware split desktop. Data darisoftware split desktop menunjukan Fragmentasi hasil peledakan di roof A1 pit Muara Tiga Besar (MTBU) memiliki ukuran ≥100 cm dengan persentase 18,16% di roof A1 Utara, 21,94% di roof A1 Selatan serta 13,80% di roof A1 Timur. Fragmentasi hasil peledakan di roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) yang memiliki ukuran ≥100 cm menunjukkan bahwa fragmentasi berukuran bongkah besar(boulder)untukbackhoePC2000.

3.3. Aktivitas Penggalian Material Hasil

Digging timemaksimum untukbackhoePC2000 untuk material peledakan adalah kurang dari 12 detik, apabila melebihi

digging time maksimum maka material hasil peledakan tersebut dikatakan buruk. Digging time backhoe PC2000 (EX1751, EX1758 dan EX1766) penggali material hasil peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar (MTBU) diambil langsung di lapangan sebanyak 30 data dengan rata-rata 12,20 detik.

Waktu penggalian(digging time)untukbackhoePC2000 penggali material hasil peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar (MTBU) memilikidigging timeyang melebihi standar.Digging timeyang melebihi standar ini menyatakan bahwa material hasil peledakan tersebut buruk atau memiliki fragmentasi yang berukuran bongkah besar (boulder) untuk

backhoe PC2000. Penelitian yang terdahulu mencari hubungan antara fragmentasi hasil peledakan dan digging time

didapatlah nilai korelasi sebesar 0,8647 [9] serta penelitian terdahulu lain didapatlah nilai korelasi sebesar 0,9231 [10]. Nilai korelasi dengan rentang 0,75–0,99 menandakan bahwa hubungan dua variabel tersebut sangat kuat [11].

3.4. Upaya MengurangiDigging Time BackhoePC2000 Penggali Material Hasil Peledakan

Upaya untuk mengurangidigging time backhoePC2000 diroof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) maka harus dilakukan perancangan ulang geometri peledakan dan memodifikasi isian bahan peledak agar fragmentasi hasil peledakan yang berukuran bongkah besar(boulder)dapat dikurangi.

Penentuan geometri peledakan usulan berlandaskan uji coba peledakan (signature blasting)di lapangan pada tanggal 27 Maret 2017. Uji coba peledakan dilakukan di lapangan dengan 10 lubang dengan geometri peledakanburden50 meter dan spasi 20 meter (Gambar 4). Kedalaman lubang ledak dan isian bahan peledak pada uji coba peledakan(signature blasting)di lapangan (Tabel 1) memiliki kedalaman dan berat isian bahan peledak yang berbeda-beda. Jumlah bahan peledak yang berbeda-beda pada setiap lubang ledak bertujuan mengetahui jumlah bahan peledak yang paling efektif untuk digunakan.

(6)

Tabel 1. Geometri peledakansignature blasting27 Maret 2017

No lubang

Diameter lubang ledak (m)

Kedalaman lubang ledak (m)

Isian ANFO (Kg)

Isian ANFO (m)

Stemming (m)

1 6,75 7,60 20,00 1,08 6,52

2 6,75 6,50 30,00 1,63 4,87

3 6,75 7,80 40,00 2,17 4,83

4 6,75 7,70 50,00 2,71 4,49

5 6,75 7,10 60,00 3,25 3,85

6 6,75 7,60 60,00 3,25 4,35

7 6,75 7,80 50,00 2,71 5,09

8 6,75 6,20 40,00 2,17 4,03

9 6,75 7,90 30,00 1,63 6,27

10 6,75 6,10 20,00 1,08 5,02

Uji coba peledakan(signature blasting)di lapangan pada tanggal 27 Maret 2017 menunjukan fragmentasi hasil peledakan yang baik disekitar area pengaruh peledakan terjadi dilubang ledak nomor 8 (Gambar 5) dengan jarak hancur material hasil peledakan pada lubang ledak nomor 8 sejauh 3 meter (Gambar 6). Ketika bahan peledak akan meledak, tekanan tinggi yang ditimbulkan akan menghancurkan batuan disekitar area pengaruh peledakan (Gambar 7) [2].Nilaiburden

untuk lapisanroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) didapat dari mengukur jarakfracturedisekitar area pengaruh peledakan sehingga nilaiburdenadalah 5,20 meter (Gambar 8).

Gambar 5. Hasil peledakan lubang ledak nomor 8

(7)

Gambar 7. Area pengaruh akibat aktivitas peledakan

Gambar 8. Penentuan nilaiburdenusulan

Penentuan nilai spasi usulan berdasarkan teori para ahli yang menyatakan distribusi maksimal energi akan dihasilkan dengan rasio spasi sama dengan 1,15burdenpada pola pengeboranstaggered pattern [2]. Sehingga nilai spasi usulan 5,98 meter pada lapisanroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU).

Penentuan nilai subdrilling usulan berdasarkan pengamatan di lapangan dengan mengamati keadaan material dan kemampuan dozzer. Keadaan material yang akan diledakan termasuk materialsoft rockyaitu batu lempung(claystone)

sehingga apabila ada tonjolan-tonjolan pada front kerja, dozzer masih bisa untuk merapikannya bersamaan dengan perbaikan front kerja sehingga mengusulkan nilaisubdrilling0,50 meter pada lapisanroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) sesuai dengansubdrillingrencana.

Kedalaman lubang ledak merupakan penjumlahan dari tinggi jenjang dansubdrilling.Tinggi jenjang maksimum di pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) yaitu 7 meter sehingga kedalaman lubang ledak pada lapisanroofA1 7,50 meter.

(8)

Pemakaianair deckingusulan didalam lubang ledak bertujuan untuk meningkatkan tekanan detonasi perlubang, tanpa mengurangi jumlah bahan peledak perlubang sehingga tinggi stemming yang akan berkurang (Gambar 9). Pengaruh tekanan detonasi akibat penambahanair deckingpada lubang ledak tergantung pada panjangair deckingyang digunakan (Tabel 2). Tekanan detonasi akhir setelah keadaan lubang ledak ditambahair deckingmenunjukan peningkatan.

Gambar 9. Keadaan lubang ledak

Tabel 2. Penggunaanair deckingusulan

No L PC S AD S’ ρ VoD TD TD AD TD’

1 7,50 2,40 5,10 0,25 4,85 0,80 4.200,00 3.528,00 332,83 3.860,83

2 7,50 2,40 5,10 0,50 4,60 0,80 4.200,00 3.528,00 608,28 4.136,28

3 7,50 2,40 5,10 0,75 4,35 0,80 4.200,00 3.528,00 840,00 4.368,00

4 7,50 2,40 5,10 1,00 4,10 0,80 4.200,00 3.528,00 1.037,65 4.565,65

5 7,50 2,40 5,10 1,25 3,85 0,80 4.200,00 3.528,00 1.208,22 4.736,22

6 7,50 2,40 5,10 1,50 3,60 0,80 4.200,00 3.528,00 1.356,92 4.884,92

7 7,50 2,40 5,10 1,75 3,35 0,80 4.200,00 3.528,00 1.487,71 5.015,71

(9)

Keterangan:

L = Kedalaman lubang ledak (m) PC = Isian bahan peledak (m) S =Stemming(m)

AD =Air decking(m)

S’ =Stemmingsetelah ditambah air decking (m) ρ = Densitas bahan peledak (gr/cc)

VoD = Kecepatan detonasi (m/s) TD = Tekanan detonasi awal (MPa) TD AD = Tekanan detonasiair decking(MPa)

TD’ = Tekanan detonasi akhir setelah ditambahair decking(MPa)

Fragmentasi hasil peledakan yang baik secara visual pada uji coba peledakan (signature blasting) di lapangan pada tanggal 27 Maret 2017 terjadi dilubang ledak nomor 8. Gambar digital fragmentasi hasil peledakan dilubang ledak nomor 8 kemudian diolah menggunakansoftware split desktop. Data darisoftware split desktopmenunjukkan fragmentasi hasil peledakan di lubang ledak nomor 8 tidak memiliki persentase ukuran≥100 cm. Fragmentasi hasil peledakan di lubang ledak nomor 8 yang tidak memiliki persentase ukuran≥100 cm menunjukkan bahwa fragmentasi hasil peledakan berukuran baik untukbackhoePC2000 sehingga waktu penggalian(digging time) backhoePC2000 dapat dikurangi.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah dilakuan adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar (MTBU) pada pola pengeboran menggunakan pola pengeboran zigzag dan pada pola peledakan menggunakan pola peledakanbox cutserta geometri peledakan menggunakanburden

7,11 meter, spasi 8,10 meter,subdrilling0,50 meter,stemming5,10 meter, kolom isian bahan peledak 2,40 meter. 2) Fragmentasi hasil peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar (MTBU) memiliki ukuran≥100 cm dengan persentase

18,16% diroofA1 Utara, 21,94% diroofA1 Selatan serta 13,80% diroofA1 Timur. Fragmentasi hasil peledakan diroofA1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) yang memiliki ukuran≥100 cm menunjukan bahwa fragmentasi berukuran bongkah besar(boulder)untukbackhoePC2000.

3) Digging time backhoe PC2000 pada aktivitas penggalian material peledakan di roof A1 pit Muara Tiga Besar (MTBU) memiliki digging timerata-rata 12,20 detik sedangkan standar digging time backhoe PC2000 penggali material peledakan sebesar 12,00 detik.

4) Upaya untuk mengurangidigging time backhoePC2000 penggali material peledakan di pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) yaitu merekomendasikan untuk perancangan ulang geometri peledakan dan memodifikasi jumlah isian bahan peledak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada PT Pamapersada Nusantara Distrik Tanjung Enim dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suwandi, A. (2009).Kegiatan Penambangan Bahan Galian. Bandung: Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara.

[2] Koesnaryo. (1998). Bahan Peledak dan Metode Peledakan. Yogyakarta: Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

[3] Jimeno, C. L. (1995).Drilling and Blasting Of Rocks. Rotterdam: AA Balkema.

[4] Siddigui, F.I., Shah, A.S.M., & Becan, M.Y. ( 2009). Measurement of Size Distribution of Blasted Rock Using Digital Image Processing.Journal King Abdulaziz University Engineering Science, 20(2), 81-93.

[5] Maerz, N.H. (1996). Image Sampling Techniques and Requirements for Automated Image Analysis of Rock Fragmentation.Fragblast 5 Workshop Measurement of Blast Fragmentation. Canada: Montreal.

(10)

[7] Ari Lu, W., & Hustrulid, W. A. (2003). A Further Study on the Mechanism of Air Decking.Internasional Journal for Rock Fragmentation by Blasting, 7(4): 231-255.

[8] Prodjosumarto, P. (1993).Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

[9] Fikrie, M. A. (2017).Analisis Pengaruh Fragmentasi Hasil Peledakan Tanah Penutup Terhadap Waktu Penggalian Excavator di Pit Bhumi Rantau Energi PT. Kalimantan Prima Persada, Kalimantan Selatan.Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Sriwijaya.

[10] Prabowo, A. R. (2017).Evaluasi Fragmentasi Hasil Peledakan Terhadap Kinerja Excavator Backhoe Komatsu PC600 Penambangan Batu Kapur PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Sriwijaya.

Gambar

Gambar 1. Pola pengeboran zigzag
Gambar 4. Signature blasting 27 Maret 2017
Gambar 6. Jarak hancur material akibat peledakan dilubang ledak nomor 8
Gambar 7. Area pengaruh akibat aktivitas peledakan
+2

Referensi

Dokumen terkait