PENDAHULUAN
Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377 MenKes/SK/III/2007 tentang standar profesi perekam medis dan informasi kesehatan, salah satu kompetensi perekam medis yaitu statistik kesehatan antara lain mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan
sebagai dasar pengambilan keputusan, mengumpulkan data untuk manajemen mutu, mengelola data untuk menyusun laporan efisiensi pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan, melakukan analisa statistik sederhana (KepMenKes, 2007).
Statistik Rumah Sakit memiliki pengertian statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data daeri pelayanan-pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan
ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK
BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III
DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012
Dwianto1, Tri Lestari2
Mahasiswa APIKES Mitra Husada1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2 petrusasep@yahoo.com1 !"#$%&'(%)*+,%#$'-.'/00&10&%22
ABSTRAK
enghitungan empat parameter Grafik Barber Johnson sangat diperlukan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit. Di RSUD Pandan Arang Boyolali angka kunjungan rawat inap bangsal kelas III tahun 2012 sebanyak 3947 pasien dan jumlah pasien keluar 3922 pasien, banyak pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur pada bangsal tersebut dan sementara di ditempatkan di Instalasi gawat darurat (IGD). Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rawat inap pada bangsal kelas III periode triwulan tahun 2012 berdasarkan Grafik Barber Johnson.
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Populasi adalah Rekapitulasi Sensus harian rawat inap (SHRI) Periode Triwulan Tahun 2012 di RSUD Pandan Arang dengan teknik pengambilan sampel teknik sampling jenuh dan analisisnya deskriptif kuantitatif.
Pada Bangsal kelas III periode triwulan I tahun 2012 pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. Triwulan II pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. Triwulan III pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil dan Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek berada diluar daerah efisiensi. Triwulan IV pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil sedangkan Bangsal Anggrek dan Cempaka III berada diluar daerah efisiensi. .
Di sarankan perelokasian tempat tidur pada Bangsal kelas III kususnya bangsal Anggrek supaya pelayanan kepada pasien dapat maksimal serta penggunaan tempat tidur menjadi efisiensi.
berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dalam memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur (TT) pada bangsal perawatan pasien digunakan empat parameter yaitu Bed Occupancy Ratio (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO). Sumber data yang dapat digunakan untuk menghitung parameter tersebut Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) selama 1 tahun. Empat parameter tersebut akan digunakan untuk membuat Grafik Barber Johnson (GBJ) yang berguna untuk :
1. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
2. Memonitor perkembangan target efisiensi penggunaan tempat tidur
3. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur antar unit.
(Sudra, 2010)
Hasil survey pendahuluan di RSUD Pandan Arang Boyolali diketahui bahwa angka kunjungan rawat inap bangsal kelas III tahun 2012 sebanyak 3947 pasien dan jumlah pasien keluar 3922 pasien. Pada waktu-waktu tertentu masih dijumpai pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur pada bangsal tersebut, dan untuk sementara menjalani perawatan di Instalasi gawat darurat (IGD) sampai mendapatkan tempat tidur di Bangsal rawat inap.
Beredasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul Karya Tulis Ilmiah “Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Berdasarkan Grafik Barber Johnson Pada Bangsal Kelas III Di RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan Tahun 2012”.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian deskriptif adalah penelitian yang hasilnya berupa diskripsi (penggambaran) keadaan objek penelitian tanpa memberikan kesimpulan yang
berlaku umum (generalisasai) (Arief, M, 2004). Dalam penelitian ini menjelaskan atau menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur berdasarkan grafik Baber Johnson pada kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2012.
Pendekatan yang digunakan adalah retrospektif, retrospektif adalah penelitian untuk menggali dan menjelaskan data-data pada masa lampau (memandang kebelakang). Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil data dari rekapitulasi sensus harian rawat inap tahun 2012.
Dalam penelitian ini subyek adalah kepala bangsal kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2012. Obyek penelitian adalah Rekapitulasi Sensus Harian Rawat inap Pada Bangsal Kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2012,
1. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data
Pedoman Observasi Pedoman observasi di gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi sensus harian rawat inap (SHRI) pada bangsal kelas III tahun 2012.
2. Cara Pengumpulan Data a. Metode Observasi
Suatu prosedur yang berencana meliputi melihat dan mencatat jumlah serta aktivitas tertentu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Dengan metode ini peneliti memperoleh hasil perincian data Rekapitulasi Laporan RL 1 pada Triwulan I sampai dengan Triwulan IV periode Tahun 2012 untuk pembuatan Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali
b. Metode Wawancara tak terstruktur
secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2002). Peneliti menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, yakni wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, dengan mewawancarai kepala bangsal kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Teknik Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan setelah data dikumpulkan adalah:
a. Collecting
Dilakukan pengumpulan data mengenai kelengkapan pencatatan Sensus Harian Rawat Inap untuk memperoleh Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Bangsal kelas III. b. Editing
Setelah data dikumpulkan kemudian data tersebut dikoreksi sesuai dengan rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) pada bangsal kelas III.
c. Klasifikasi
Mengelompokkan data yang telah diperoleh untuk memudahkan dalam perhitungan. d. Tabulasi
Dari hasil pengumpulan data dikelompokan dan data dimasukkan kedalam bentuk tabel. e. Penyajian Data
Setelah data dimasukkan table kemudian di sajikan dalam bentuk Grafik Barber Johnson. 2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang keadaan
secara objektif (Notoatmodjo, 2002). Peneliti melakukan penelitian dengan menganalisis dan memaparkan hasil penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya pada saat penelitian berlangsung dan selanjutnya hasil penelitian dibandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan Grafik Barber Johnson yang kemudian diambil kesimpulan dari data tersebut.
HASIL
1. Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Dirumah Sakit Pandan Arang Boyolali
Data kunjungan pasien rawat inap pada Bangsal Kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali
periode Triwulan Tahun 2012.
Periode
Anggrek 352 1644 1556 339 13
91
!"#$%&' 269 1325 1291 253 15
Cempaka III 337 1759 2089 332 11
TW II
Anggrek 406 1664 1696 400 8
91
!"#$%&' 245 1334 1200 229 16
Cempaka III 288 1618 1773 278 10
TW III
Anggrek 372 1625 1502 360 12
92
!"#$%&' 268 1278 1135 260 7
Cempaka III 339 1787 1840 315 17
TW
()
Anggrek 413 1687 1663 398 10
92
!"#$%&' 248 1312 1220 235 11
Cempaka III 410 2137 2286 397 14
Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap
pasien dengan jumlah hari periode tertinggi 92 hari. Bangsal Bougenfil pasien masuk tertinggi pada triwulan I sebesar 269 pasien, jumlah hari perawatan tertinggi pada triwulan III sebesar 1334 hari, jumlah lama dirawat tertinggi pada triwulan I sebesar 1291 hari, dan jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi pada triwulan IV sebesar 268 pasien dengan jumlah hari periode tertinggi 92 hari
Bangsal Cempaka III pasien masuk tertinggi sebesar pada triwulan IV sebesar 410 pasien, jumlah hari perawatan tertinggi sebesar 2137 hari, jumlah lama dirawat tertinggi sebesar 2286 hari dan jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi sebesar 411 pasien dengan jumlah hari periode tertinggi 92 hari.
2. Penghitungan BOR, LOS, TOI dab BTO di Bagsal Kelas III Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali
Tabel 2
Hasil perhitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO pada bangsal kelas III di RSUD Pandan
Arang Periode triwulan Tahun 2012.
Periode Bangsal BOR
Anggrek 95,08 4,67 0,24 18,53
!"#$%&' 85,65 4,94 0,83 15,76
Cempaka III 80,54 6,06 1,46 12,08
TW II
Anggrek 96,24 3,75 0,15 23,34
!"#$%&' 86,23 5,44 0,87 14,41
Cempaka III 74,08 5,64 1,97 11,96
TW III
Anggrek 92,96 4,37 0,33 19,58
!"#$%&' 81,71 4,79 1,01 15,7
Cempaka III 80,93 5,38 1,27 13,83
01/()
Anggrek 96,51 4,13 0,15 21,47
!"#$%&' 83,89 5,33 1,02 14,47
Cempaka III 96,78 5,2 0,17 17,12
!"#$%&''()*+,' -$%.+/!01)0' 2345' 6783 5' 93:'
;)0'293'<);)'#)01*),'=$,)*':::'-$%+>;$'
triwulan tahun 2012
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui pada triwulan I hasil penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 95,08% dan 18,53 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 6,06 hari dan 1,46 hari. Triwulan II hasil Penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 96,24% dan 23,34 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 5,64 dan 1,97 hari. Triwulan III hasil Penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 92,96% dan 19,58 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 5,38 dan 1,27 hari. Triwulan IV hasil Penghitungan BOR tertinggi pada bangsal Cempaka III sebesar 96,78%, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Bougenfil 5,33 dan 1,02 har, BTO tertinggi pada bangsal Anggrek 21,47 kali.
3. Gambar Grafik Barber Johnson Bangsal Kelas III di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali
Gambar grafik barber johnson pada bangsal kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan Tahun 2012.
Langkah - langkah dalam membuat grafik barber johnson yaitu menentukan koordinat titik bantu sebagai berikut:
Tabel 3
Koordinat Titik Bantu Empat Parameter 8$'")!9'$:*$!;0/5+05!('2'!:'5<+'=!)*='+!>>>!2%!
RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan Tahun 2012
Periode Bangsal BOR (%) *+,-./
(Hari) TOI
(Hari) BTO (kali)
TW I
Anggrek (9,5;0,5) (0;4,67) (0,24;0) (4,91);
(4,91)
!"#$%&' (8,56;1,44) (0;4,94 (0,83;0) (5,77); (5,77) Cempaka
III (8,05;1,95) (0;6,06) (1,46;0)
TW II
Anggrek (9,62;0,38) (0;3,75) (0,15;0) (3,9);(3,9)
!"#$%&' (8,62;1,38) (0;5,44) (0,87;0) (6,31); (6,31)
TW II Cempaka
III (7,4;2,6) (0;5,64) (1,97;0) (7,6);(7,6)
TW III
!"#$%&' (8,17;1,83) (0;4,79) (1,07;0) (5,86); (5,86) Cempaka
III (8,09;1,91) (0;5,38) (1,27;0)
(6,65); (6,65)
01/()
Anggrek (9,65;0,35) (0;4,13) (0,15;0) (4,28);
(4,28)
!"#$%&' (8,39;1,61) (0;5,33) (1,39;0) (6,36); (6,36) Cempaka
III (9,68;0,32) (0;5,2) (0,17;0)
(5,37); (5,37) Sumber: Hasil perhitungan a. Gambar 1 Grafik Barber Johnson Bangsal kelas
III pada Triwulan I Tahun 2012 berdasarkan tabel 3.
Keterangan :
A = Bangsal Anggrek A = Bangsal Anggrek B = Bangsal Bougenfil C = Bangsal Cempaka III
b. Gambar 2 Grafik Barber Johnson Bangsal kelas III pada Triwulan II Tahun 2012 berdasarkan tabel 3.
Keterangan :
A = Bangsal Anggrek B = Bangsal Bougenfil C = Bangsal Cempaka III
c. Gambar 3 Grafik Barber Johnson Bangsal kelas III pada Triwulan III Tahun 2012 berdasarkan tabel 3.
Keterangan :
d. Gambar 4 Grafik Barber Johnson Bangsal kelas III pada Triwulan III Tahun 2012 berdasarkan tabel 3.
4. Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik Barber Johnson pada Bangsal III di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang periode triwulan tahun 2012.
Tabel 4
?%#%)!@*$#*,4'5!A,('#!@'$',*#*$!8$'")! Barber Johnson Bangsal III Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali periode
triwulan tahun 2012
Periode Bangsal
Koordinat Titik Pertemuan Empat
Parameter
Hasil Analisis
Triwulan I
Anggrek (0,24; 4,67) Di luar daerah
$&23$%23
!"#$%&' (0,83; 4,94) Di luar daerah
$&23$%23
Cempaka III (1,46; 6,06) Di dalam
45$657/$&23$%23
Triwulan II
Anggrek (0,15; 3,75) Di luar daerah
$&23$%23
!"#$%&' (0,87; 5,44) Di luar daerah
$&23$%23
Cempaka III (1,97; 5,64) Di luar daerah
$&23$%23
Triwulan
III Anggrek (0,33; 4,37
Di luar daerah
$&23$%23
!"#$%&' (1,07; 4,79) Di dalam
45$657/$&23$%23
Cempaka III (1,27; 5,38) Di dalam
45$657/$&23$%23
Triwulan
()
Anggrek (0,15; 4,13) Di luar daerah
$&23$%23
!"#$%&' (1,02; 5,33) Di dalam
45$657/$&23$%23
Cempaka III (0,17; 5,2) Di luar daerah
$&23$%23
!"#$%&''?)"#)%' )0),+*+*' $@*+$0*+' -$011!0))0'
tempat tidur pada bangsal kelas III
4. Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Pada Bangsal Kelas Iii
Berdasarkan tabel 4. Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas III Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang boyolali pada triwulan I Tahun 2012, pada bangsal Anggrek dan Bougenfil koordinat titik pertemuan empat parameter berada diluar daerah efisiensi sedangkan Bangsal Cempaka III berada didalam daerah efisiensi.
Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas III pada Triwulan II, koordinat titik pertemuan empat parameter ketiga Bangsal berada diluar daerah efisiensi.
Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas III pada Triwulan III, pada bangsal Anggrek koordinat titik pertemuan empat parameter berada diluar daerah efisiensi sedangkan Bangsal Bougenfil dan Cempaka III berada didalam daerah efisiensi.
PEMBAHASAN
1. Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh dari sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan setiap hari pada setiap ruang rawat inap.
2. Analisis efisiensi pelayanan rawat inap berdasarkan grafik barber bangsal kelas III pada triwulan 1 tahun 2012. Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal Anggrek dan Bougenfil di luar daerah efisiensi sedangkan bangsal Cempaka III di dalam daerah efisiensi. Nilai BOR bangsal Anggrek dan Bougenfil melebihi nilai standar ideal barber johnson 95,08 % dan 85,65% sedangkan BOR bangsal Cempaka sudah sesuai standar ideal barber johnson 80,54%. Nilai standar ideal BOR berdasarkan berber johnson yaitu 75-85%. Untuk nilai BOR secara statistik semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi pula penggunaan Tempat tidur yang ada untuk perawatan pasien, sedangkan semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai BOR maka semakin sedikit tempat tidur yang digunakan pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah tersedia. Dengan kata lain, penggunaan tempat tidur yang rendah menyebabkan kesulitan pada aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit.
3. Berdasarkan gambar 2 periode triwulan II dapat diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal Anggrek, Bougenfil dan Cempaka III di luar daerah efisiensi. Nilai BOR bangsal Anggrek dan Bougenfil melebihi nilai standar ideal barber johnson 96,24
% dan 86,23% sedangkan BOR bangsal Cempaka belum sesuai standar ideal Barber Johnson 74,08%. Berdasarkan gambar 3 periode triwulan III dapat diketahui titik pertemuan empat parameter Anggrek diluar daerah efisiensi sedangkan bangsal Bougenfil dan Cempaka III didalam daerah efisiensi. Nilai BOR bangsal Anggrek melebihi nilai standar ideal barber johnson 92,96 % sedangkan BOR bangsal Bougenfil dan Cempaka sudah sesuai standar ideal Barber Johnson 81,71% dan 80,93%. Berdasarkan gambar 4 periode triwulan IV dapat diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal Anggrek dan Cempaka III diluar daerah efisiensi sedangkan bangsal Bougenfil didalam daerah efisiensi. Nilai BOR bangsal Anggrek dan Cempaka III melebihi nilai standar ideal barber johnson 96,51% dan 96,78% sedangkan BOR bangsal Cempaka belum sesuai standar ideal Barber Johnson 83,89%. 4. Berdasarkan hasil analisis dari gambar 4.1 sampai
perlu di adakan perekrutan dokter dan perelokasian tempat tidur ketiga bangsal supaya titik pertemuan empat parameter bangsal Anggrek dapat memasuki daerah efisiensi serta pelayanan kepada pasien dapat maksimal.
SIMPULAN
1. Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh dari sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan setiap hari pada setiap ruang rawat inap.
2. Pada triwulan I hasil penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 95,08% dan 18,53 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 6,06 hari dan 1,46 hari. Triwulan II hasil Penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 96,24% dan 23,34 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 5,64 dan 1,97 hari. Triwulan III hasil Penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 92,96% dan 19,58 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 5,38 dan 1,27 hari. Triwulan IV hasil Penghitungan BOR tertinggi pada bangsal Cempaka III sebesar 96,78%, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal Bougenfil 5,33 dan 1,02 hari, BTO tertinggi pada bangsal Anggrek 21,47 kali.
3. Grafik Barber Johnson pada bangsal kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali periode triwulan tahun 2012, dapat dilihat pada gambar Grafik Barber Johnson 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4.
4. Hasil analisis tingkat efisiensi pada Bangsal kelas III periode triwulan tahun 2012, Bangsal Cempaka III pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan II Bangsal Cempaka III pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan III Bangsal Bougenfil dan Cempaka
III pertemuan keempat parameter berada di dalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal Anggrek diluar daerah efisiensi. Pada triwulan IV Bangsal Bougenfil pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal Anggrek dan Cempaka III diluar daerah efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI.2006. Petunjuk Teknis Peyelenggaraan Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI.
_________ 2008. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah sakit Indonesia revisi 1, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI.
__________2008. PerMenKes No.269/ Per/ III/ 2008. Tentang Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI.
__________2009. Undang – Undang No.44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Jakarta. DepKes RI.
Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Huffman, EK. 1994. Health Information Management. Berwyn: Physician Record Company.
Notoatmodjo S. 2002. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudra, RI. 2010. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus <)*+$0' A)0' ?%)@=' 2)%#$%BC>.0*>0' (+011)' Statistik Kematian Dan Otopsi). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.