• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDUSTRI YANG BERDAYA SAING TAHUN 2030”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INDUSTRI YANG BERDAYA SAING TAHUN 2030”"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Peyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah

Kabupaten Labuhanbatu TA. 2010 - 2015

RPIJM

1 |bab 3

3.1

STRATEGI/SKENARIO PENGEMBANGAN KABUPATEN LABUHANBATU

3.1.1 Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Berdasarkan Renacana

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Labuhanbatu

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupten Labuhanbatu memiliki Arah

dan Strategi pembangunan berdasarkan Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Rencana

Tata Ruang (RTRW) yang berlaku saat ini. Penataan ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu

mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar

pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu pada masa yang

akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah

yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kabupaten Labuhanbatu

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di bagian Timur-Utara Provinsi Sumatera Utara, serta

tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kabupaten Labuhanbatu saat

ini, maka Tujuan Pembangunan Kabupaten Labuhanbatu yang akan dituju dengan mengacu

pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), adalah:

“TERCIPTANYA KABUPATEN LABUHANBATU SEBAGAI SENTRA JASA DAN INDUSTRI YANG BERDAYA SAING TAHUN 2030”

Dari tujuan ini dapat diturunkan beberapa hal yang akan dicapai yaitu :

1. Labuhanbatu sebagai sentra jasa (pusat jasa) di wilayah timur – utara Provinsi

Sumatera Utara yang melayani wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Labuhanbatu

Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, wilayah Tapanuli bagian Selatan bahkan

Provinsi Riau. Sentra jasa yang dapat diberikan oleh Kabupaten Labuhanbatu antara

lain jasa keuangan dan jasa transportasi karena Kabupaten Labuhanbatu merupakan

inlet dan outlet barang dan sumber daya alam yang dimiliki. Inlet dan outlet tersebut

dengan memanfaatkan jaringan kereta api, pelabuhan laut, dan rencana

pengembangan bandar udara Aek Nabara.

2. Labuhanbatu sebagai sentra agroindustri, Kabupaten Labuhanbatu dengan wilayah

hinterlandnya merupakan wilayah yang sangat kaya sumber daya alam khususnya

potensi pertanian dan perkebunan. Untuk dapat meningkatkan nilai tambah (manfaat)

(2)

2 |bab 3

3.2

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, maka kebijakan penataan ruang

Kabupaten Labuhanbatu beserta strategi penataan ruang yang mendukung kebijakan

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Kebijakan 1 : Penguatan peran sentra – sentra perkotaan

Untuk mewujudkan kebijakan 1, ditempuh strategi sebagai berikut:

a.Mengembangkan Kota Rantauprapat sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa,

b.Meningkatkan peran Labuhan Bilik menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

dengan fungsi sebagai pusat industri dan transportasi laut,

c.Mengembangkan Aek Nabara sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan transportasi udara,

d.Mengembangkan ibu kota kecamatan lainnya sebagai Pusat Pelayanan

Lingkungan (PPL).

e.Mengembangkan Kawasan Perkotaan Rantauprapat - Aek Nabara

sebagai kawasan strategis perkotaan.

Kebijakan 2 : Peningkatan aksesibilitas internal dan eksternal Kabupaten

Labuhanbatu

Untuk mewujudkan kebijakan 2, ditempuh strategi sebagai berikut:

a.Mengembangkan jaringan transportasi darat, laut dan udara yang akan

meningkatkan aksesibilitas eksternal Kabupaten Labuhanbatu,

b.Meningkatkan aksesibilitas antara Rantauprapat, Aek Nabara dan

Labuhanbilik, Panai Tengah dan Panai Hilir,

c.Meningkatkan aksesibilitas antara pusat-pusat pelayanan (PKW, PKL,

PPK) dengan desa-desa sekitarnya,

d.Meyediakan bandar udara dan pelabuhan laut,

e.Mengembangkan jaringan rel kereta api sebagai bagian dari

pengembangan sistem jaringan kereta api lintas Pulau Sumatera.

Kebijakan 3 : Peningkatan pelayanan infrastruktur

Untuk mewujudkan kebijakan 3, ditempuh strategi sebagai berikut :

a.Menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, perniagaan dengan

orientasi pelayanan skala regional (lintas kabupaten),

b.Memfasilitasi perkembangan kegiatan perbankan dan jasa lainnya,

c.Membangun jaringan listrik ke desa-desa yang belum terlayani,

d.Membangun jaringan telekomunikasi ke desa-desa yang belum

(3)

3 |bab 3

e.Mengembangkan sistem pengelolaan persampahan secara terpadu dan

berwawasan lingkungan,

f. Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu dan

berwawasan lingkungan,

g.Mengembangkan sistem jaringan air bersih di PKW, PKL dan PPL, serta

pada desa-desa rawan air bersih,

h.Mengembangkan sistem jaringan drainase di perkotaan dan wilayah

rawan banjir,

i. Mengoptimalkan pelayanan jaringan sumber daya air.

Kebijakan 4 : Pemantapan pola pemanfaatan kawasan budidaya dan kawasan

lindung

Untuk mewujudkan kebijakan 4, ditempuh strategi sebagai berikut:

a.Memantapkan batas kawasan lindung,

b.Melakukan pengelolaan terhadap kawasan lindung demi menjaga

kelestariannya,

c.Meningkatkan produktifitas kegiatan perikanan tangkap di wilayah

pesisir,

d.Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan perkebunan kelapa sawit, karet

dan tanaman keras lainnya,

e.Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan kering,

f. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan basah,

g.Mengoptimalkan kegiatan peternakan dan perikanan,

h.Menyediakan lahan bagi pengembangan kegiatan industri serta

penyediaan fasilitas pendukung,

i. Mengembangkan kawasan perkotaan.

Kebijakan 5 : Peningkatan daya saing perekonomian kabupaten

Untuk mewujudkan kebijakan 4, ditempuh strategi sebagai berikut:

a.Membangun industri hilir, jasa dan perdagangan berbasis produk

unggulan daerah,

b.Melakukan diversivikasi aktivitas ekonomi perkotaan,

c.Membangun sistem pelayanan satu atap untuk pelayanan umum dan

usaha,

d.Meningkatkan kualitas SDM daerah yang ditandai dengan meningkatnya

indeks pembangunan manusia (IPM),

(4)

4 |bab 3

3.3 ISU - ISU STRATEGIS

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan dokumen rencana spasial yang

membingkai semua kegiatan pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu. Namun sebelum

merencanakan ruang dalam jangka 20 tahun mendatang maka perlu dikenali beberapa

isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sehingga diharapkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Labuhanbatu dapat menjawab tantangan pembangunan dan

pengembangan Kabupaten Labuhanbatu 20 tahun yang akan datang.

Berikut ini isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu :

a. Pemekaran kabupaten sehingga mengubah karakteristik potensi Kabupaten yang

sebelumnya berorientasi pertanian dan perkebunan menjadi perkotaan,

b. Memiliki posisi strategis baik dalam konstelasi regional maupun dalam jaringan regional

seperti jaringan transportasi darat (jalan negara, kereta api), pelabuhan laut dan

bandara,

c. Adanya lahan cadangan ex lahan perkebunan (HGU) yang dapat dimanfaatkan dimasa

yang akan datang,

d. Merupakan inlet dan outlet bagi pergerakan barang dan orang bagi wilayah timur-utara

Provinsi Sumatera Utara (hinterland Labuhanbatu) dan Provinsi Riau,

e. Adanya rencana pengembangan jaringan jalan susur pantai timur Pulau Sumatera yang

melintasi Kabupaten Labuhanbatu khususnya di bagian Utara,

f. Perlunya penguatan sentra perkotaan sebagai competitive adventage bagi daerah

sekitarnya (dari comparative adventages menjadi competitive adventages),

g. Masih adanya wilayah / desa yang belum terlayani jaringan listrik dan telekomunikasi.

3.4 RENCANA SISTEM PERKOTAAN

Sistem perkotaan merupakan unsur pembentuk struktur ruang wilayah yang dihubungkan

oleh sistem jaringan dalam bentuk simpul atau pusat pelayanan / kegiatan. Sistem

perkotaan di tersebut terdiri dari 5 (lima) tingkatan tata jenjang pusat

permukiman/pusat-pusat pelayanan, yaitu :

a. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) : perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

b. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;

c. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) : adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala kabupaten / kota atau beberapa kecamatan yang ditetapkan dalam

RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi);

d. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) : adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

(5)

5 |bab 3

e. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) : adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala antar desa.

Berdasarkan kondisi wilayah Kabupaten Labuhanbatu, rencana sistem perkotaan adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1

Bagan Hirarki Sistem Kota Kabupaten

Selanjutnya untuk mengefektifkan pengembangan Kabupaten Labuhanbatu, maka hirarki

sistem kota atau pusat-pusat pelayanaan tersebut dikelompokan menjadi wilayah

pengengembangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perwilayahan

pengembangan tersebut, antara lain yaitu:

1. Kedudukan dan peran wilayah yang dicerminkan oleh keterkaitan masing-masing

bagian wilayah.

2. Sistem jaringan transportasi yang memungkinkan terbentuknya aksesibilitas antar

bagian-bagian wilayah.

3. Daya tarik-menarik kota, yang diperlihatkan oleh fungsi dan peranan kota terhadap

kota-kota lainnya.

4. Homogenitas (kesamaan) potensi sumber daya yang dapat didayagunakan.

5. Kondisi fisik dan faktor administrasi dan pendeliniasian batas wilayahnya.

6. Pertimbangan rencana struktur perwilayahan yang sudah ada.

Berikut ini fungsi dan peran masing-masing sistem perkotaan atau pusat-pusat pelayanan di

Kabupaten Labuhanbatu (Tabel 3.1)

PKW Kota Rantauparapat

PKLP Sungai Berombang

PKL Aek Nabara

PPK Negri Lama

PPK Tj. Sarang

Elang

PPK Labuhan

bilik

PPK Pangkatan PPK

(6)

6 |bab 3

Tabel 3.1

Rencana Fungsi Utama Sistem Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu

No Pusat Permukiman Hirarki Fungsi Utama Sarana Utama

1 Rantauprapat PKW

Pusat Pemerintahan Kawasan

Perkantoran

Pusat Perdagangan Pasar Induk

Pusat Jasa Keuangan,

Pusat Transportasi Laut Pelabuhan Laut

Pusat jasa Agromarine Kawasan Agromarine

Pusat Jasa Pendidikan

dan Kesehatan SD, SLTP, SLTA

3 Aek Nabara

(Kec. Bilah Hulu) PKL

Pusat Perdagangan Lokal Pasar

Pusat Tranfortasi Udara Bandar Udara

Pusat Jasa Pendidikan

Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP, SLTA

5 Labuhan Bilik (Kec.

Panai Hulu) PPK

Pusat Perdagangan Lokal Pasar

Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP, SLTA

6 Pangkatan (Kec.

Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP, SLTA 7 Tj. Sarang Elang

(Bilah Hilir)

PPK Pusat Perdagangan Lokal Pasar

Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP, SLTA

Pusat Transportasi Laut Dermaga 8 Janji (Kec. Bilah

Barat)

PPK Pusat Perdagangan Lokal Pasar

Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP, SLTA

Sumber RTRW Kab. Labuhanbatu Tahun 2009

3.4.1 Rencana Sistem Jaringan Transfortasi

Kabupaten Labuhanbatu merupakan wilayah yang memiliki sistem transportasi yang lengkap

(7)

7 |bab 3

direncanakan ke tiga sistem tranportasi, yaitu transportasi darat, transportasi laut dan

transportasi udara.

3.4.1.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat, Udara dan Laut

A. Jaringan Jalan

Kabupaten Labuhanbatu didalam pengembangannya kedepan direncanakan menambah

jaringan jalan yang ada guna menambah akses keluar wilayah kabupaten dan

menambah akses antar daerah di wilayah kabupaten. Selain itu, pengembangan

jaringan jalan baru dapat mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru. Selain itu, juga

diarahkan rencana peningkatan fungsi jalan dan peningkatan kelas jalan. Adapun

pengembangan jaringan jalan dimaksud diatas berdasarkan fungsinya antara lain ;

1. Rencana Jaringan Jalan Arteri Primer

Sesuai dengan rencana pengembangan infrastruktur Pulau Sumatera Utara, salah

satu rencana pengembangan yang dilakukan adalah pembangunan jalan arteri

primer yang ada di pantai timur sumatera. Salah satu ruasnya melintasi Kabupaten

Labuhanbatu yang melintasi Kecamatan Panai Hilir, Panai Hulu dan Panai Tengah.

2. Rencana Jaringan Jalan Kolektor Primer

Upaya pengembangan Kabupaten Labuhanbatu adalah dengan meningkatkan

integrasi wilayah utara dan wilayah selatan. Selama ini wilayah selatan merupakan

pusat pengembangan di wilayah Sumatera Utara bagian timur. Untuk mendukung

fungsi tersebut dan pemerataan pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu maka

perlu dibangun jaringan jalan kolektor primer dari PKW menunju PKLp yaitu ruas

Kota Rantauprapat utara menuju Panai Hilir yang melintasi wilayah tengah.

3. Rencana Jaringan Jalan Lokal Primer

untuk mendukung fungsi pengembangan sentra-sentra produksi maka

meningkatkan akses ke sentra tersebut. Upaya tersebut adalah dengan

meningkatkan jaringan jalan lokal primer yang menghubungkan dengan jalan

kolektor primer. Jadi di Kabupaten Labuhanbatu direncanakan meningkatkan

kualitas semua jaringan jalan lokal primer.

B. Jaringan Rel Kereta Api

Sebagai sentra perkebunan di Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu sejak jaman

(8)

8 |bab 3

melayani pergerakan orang dan barang. Selama ini jaringan rel kereta api masih

melayani sampai ke Kota Rantauprapat saja. Seiring dengan rencana pengembangan

pusat pengembangan di bagian utara sebagai inlet dan outlet Kabupaten Labuhanbatu

dan untuk wilayah sekitarnya maka dalam waktu mendatang direncanakan

pengembangan jaringan rel kereta api dari Kota Rantauprapat ke Kota Pinang. Jalur rel

tersebut diharapkan dapat menjadi sistem yang terintegrasi sampai ke Kota Gunung

Tua dan menjadi bagian dari sistem jaringan rel kereta api Pulau Sumatera.

C. Sistem Jaringan Transportasi Udara

Sesuai dengan fungsi Kabupaten Labuhanbatu sebagai pusat pengembangan wilayah

(PKW) dalam konteks nasional maupun Provinsi Sumatera Utara maka perlu

ditingkatkan pelayanannya. Salah satu bentuk pelayanan tersebut dengan

mengembangkan sistem jaringan transportasi udara.

Untuk mendukung peran dan fungsi Kabupaten Labuhanbatu, maka diarahkan

pengembangan sistem jaringan transportasi udara dengan membangun bandar udara di

Kecamatan Bilah Hulu dan/atau Kecamatan Panai Hulu (pengembangan bandara

existing).

D. Sistem Jaringan Transportasi Laut

Disamping memiliki jaringan transportasi darat berupa jaringan jalan dan kereta api,

Kabupaten Labuhanbatu juga memiliki 2 pelabuhan dengan fungsi untuk mengangkut

barang dan orang. Pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Tanjung Sarang Elang dan

Pelabuhan Sei Berombang. Kalau Pelabuhan Tanjung Sarang Elang khusus bongkar

muat barang, sedangkan Pelabuhan Sei Berombang disamping bongkar muat barang

juga mengangkut orang. Sesuai dengan fungsi dan arahan pengembangan wilayah

utara Labuhanbatu maka diarahkan peningkatan dan pengembangan pelabuhan yang

sudah ada yang dapat melayani bongkar muat dalam skala yang lebih besar.

3.4.2 Sistem Pengendalian Banjir

Kabupaten Labuhanbatu memiliki potensi yang tinggi untuk terkena bencana banjir, karena

di Kabupaten Labuhanbatu berada pada jalur lintasan sungai besar dan memiliki kontur

yang rendah pada bagian sisi sungai serta adanya permukiman disekitar sungai tersebut

sehingga hampir semua kecamatan terkena genangan air kecuali Kecamatan Rantau

Selatan. Hal ini karena Kecamatan Rantau Selatan berada pada dataran tinggi. Berikut tabel

dibawah ini adalah wilayah-wilayah yang yang rawan terkena banjir.

Dengan demikian diperlukan upaya strategis untuk mengatasi hal tersebut mulai dari hulu

(9)

9 |bab 3

membuat sistem jaringan drainase yang baik, membangun kanal dan benteng-benteng

sungai serta merencanakan kawasan hijau disepanjang bantaran sungai.

3.4.3 Sistem Jaringan Persampahan

Persoalan pengelolaan sampah merupakan persoalan yang sangat penting dalam menjaga

kualitas lingkungan permukiman. Namun dalam prakteknya pengelolaan sampah merupakan

sesuatu yang penting tetapi masih dihindari (NIMBY – not in my back yard).

Untuk itu rencana pengembangan sistem jaringan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu

dalam 20 tahun kedepan adalah :

a. Pengembangan penanganan sampah per wilayah/Kecamatan

b. Meningkatkan sistem pengolahan sampah dari open damping menjadi sistem Sanitary

landfill di TPA Parlayuan.

c. Sosialisasi penanganan sampah mulai dari rumah tangga.

Tabel 3.2

Rencana Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Labuhanbatu

No Kecamatan Rencana penanganan

1. Bilah Hulu - Menyediakan TPS

- Melakukan pengangkutan sampah

2. Pangkatan - Menyediakan TPS

- Melakukan pengangkutan sampah

3. Bilah Barat - Menyediakan TPS

- Melakukan pengangkutan sampah

4. Bilah Hilir - Menambah TPS di kawasan permukiman - Melakukan pengangkutan sampah setiap hari

5. Panai Hulu - Menambah TPS di kawasan permukiman - Melakukan pengangkutan sampah setiap hari

6. Panai Tengah - Menambah TPS di kawasan permukiman - Melakukan pengangkutan sampah setiap hari

7. Panai Hilir - Menambah TPS di kawasan permukiman - Melakukan pengangkutan sampah setiap hari

8. Rantau Selatan - Menambah TPS di kawasan permukiman

9. Rantau Utara - Menambah TPS di kawasan permukiman Sumber : RTRW Kabupaten Labuhabbatu Tahun 2009

3.4.4 JARINGAN AIR BAKU dan JARINGAN AIR BERSIH

Air bersih merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat vital, sehingga ketersediaanya

(10)

10 |bab 3

adalah seringkali ketersediaan air tersebut masih terbatas pada kualitas air bersih dan belum

pada standar air minum.

Berdasarkan hal tersebut dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan air minum maka

direncanakan :

a. Peningkatan kapasitas produksi air bersih ke seluruh wilayah kecamatan baik di kota

utama maupun wilayah pengembangan baru oleh PDAM Tirta Bina mengingat semakin

besarnya aktivitas di Kabupaten Labuhanbatu.

b. Pengembangan jaringan perpipaan ke seluruh wilayah kabupaten untuk mendapatkan

kualitas air yang semakin baik.

c. Membangun sarana dan prasarana air bersih ke wilayah yang rawan air.

3.4.5 STRATEGI EKONOMI

Kabupaten Labuhanbatu sebagai salah satu daerah yang pertumbuhan ekonominya relative

tinggi, sehingga posisinya sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Sumatera Utara

khususnya di bidang industri, perkebunan, dan perikanan.

Strategi ekonomi Kabupaten Labuhanbatu dalam kaitannya dengan sektor Bidang PU/Cipta

Karya adalah sebagai pengembang prasarana dan sarana untuk kegiatan sosial ekonomi di

Kabupaten Labuhanbatu untuk menunjang pengembangan kawasan yang dianggap sebagai

kawasan strategi ekonomi.

Strategi pengembangan kegiatan ekonomi di Kabupaten labuhanbatu yaitu :

a. Peningkatan keterkaitan antar kawasan dalam rangka mendorong laju dan

perkembangan ekonomi dengan melakukan peningkatan dan pembangunan jalan dan

jembatan, pengembangan fasilitas angkutan jalan darat/kereta api dan pengembangan

fasilitas jasa dan telekomunikasi.

b. Meningkatkan dan memelihara jaringan jalan arteri, kolektor, dan lokal yang

menghubungkan pusat – pusat kegiatan, sehingga keterkaitan dengan perekonomian

regional akan jelas sekaligus untuk membuka isolasi bagi daerah pinggiran kota.

c. Pemanfaatan pelabuhan laut/sungai, sehingga mendorong tumbuhnya perdagangan

regional dan eksport ke negara tetangga.

d. Melaksanakan pembangunan daerah perkotaan secara terencana dan terpadu dengan

memperhatikan perkembangan penduduk dan keserasian hubungan antara pusat kota

dengan daerah pinggiran disekitarnya serta keserasian pertumbuhan di dalam kota itu

sendiri.

e. Melaksanakan pembangunan daerah melalui pengembangan sumber daya manusia

(11)

11 |bab 3

masyarakat untuk memproduksi, mengelola, dan memasarkan hasil produksi sekaligus

menciptakan kesempatan kerja baru di luar sektor pertanian.

Adapun yang menjadi kawasan strategi yang kontribusinya terhadap perekonomian

kabupaten labuhanbatu yang telah di tetapkan dalam RTRW Kabupaten labuhanbatu dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Labuhanbatu

No Penetapan Kawasan Strategis

Jenis Kawasan

Stategis Tipologi Lokasi

A Kawasan

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Rencana Fungsi Utama Sistem Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu
Tabel 3.2 Rencana Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Labuhanbatu
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Labuhanbatu

Referensi

Dokumen terkait

Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena

Dalam riwayat lain dengan lafadz yang berbeda.. “Jika binatang itu sebagai barang gadaian, maka debitur dibolehkan menungganginya. Dan begitu juga pada hewan ternak, maka

7.6 Bahwa dengan tidak digunakan minyak kelapa sawit dari Wilmar sebagai bahan baku untuk pembuatan Surfactant, Komisi menilai tidak terdapat potensi integrasi vertikal

4). Peningkatan Kapasitas SDM dan Penataan Kelembagaan. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh BPS Provinsi Papua Barat adalah : 1) Tersedianya data dan informasi

Berdasarkan hasil perhitungan dalam menentukan nilai tingkat pengembalian (IRR) melalui perhitungan interpolasi ter- hadap tingkat suku bunga 12% dibandingkan

Variabel dependen (variabel terpengaruh) adalah variabel yang nilainya bergantung pada nilai variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi pada

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Rekomendasi kredit dibuat oleh pejabat perekomendasi kredit berdasarkan analisis/evaluasi yang dibuat oleh pemrakarsa/penganalisis kredit. Dalam memberikan rekomendasi