Informasi Dokumen
- Penulis:
- Bambang Suyudi
 - Tullus Subroto
 
 - Sekolah: Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
 - Mata Pelajaran: Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
 - Topik: Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
 - Tipe: modul
 - Tahun: 2014
 - Kota: Yogyakarta
 
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Modul ini disusun untuk memberikan referensi bagi mahasiswa dalam memahami mata kuliah Fotogrametri dan Penginderaan Jauh. Diharapkan mahasiswa dapat memahami dasar-dasar fotogrametri dan aplikasinya dalam bidang kadastral, yang sangat relevan dengan pekerjaan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Buku ini terdiri dari enam modul yang mencakup berbagai aspek penting dalam fotogrametri dan penginderaan jauh.
II. MODUL I: PENGERTIAN, PERKEMBANGAN DAN RUANG LINGKUP FOTOGRAMETRI DAN PENGINDERAAN JAUH
Modul ini membahas definisi, perkembangan, dan ruang lingkup fotogrametri serta penginderaan jauh, terutama dalam konteks kadastral. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep-konsep dasar ini dan memahami penerapannya dalam pekerjaan kadastral. Pengetahuan ini sangat penting untuk memahami bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk pemetaan yang akurat dan efisien.
2.1. Definisi dan Pemahaman Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Fotogrametri didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memperoleh informasi tentang objek fisik melalui pengukuran gambar fotografik. Penginderaan jauh adalah teknik untuk mengamati objek di permukaan bumi dari udara. Modul ini menjelaskan pentingnya kedua konsep ini dalam konteks pemetaan dan aplikasi kadastral.
2.2. Perkembangan Teknologi Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Perkembangan teknologi fotogrametri dan penginderaan jauh telah mengalami kemajuan pesat, dimulai dari penggunaan foto udara hingga citra satelit. Modul ini menguraikan sejarah dan kemajuan teknologi yang mendukung efisiensi dan akurasi dalam pemetaan, serta pentingnya adaptasi teknologi terbaru dalam praktik kadastral.
2.3. Penerapan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997
Penerapan peraturan ini dalam pengukuran dan pemetaan kadastral menjadi landasan penting bagi mahasiswa. Modul ini menjelaskan kaidah teknis yang harus dipenuhi dalam pemetaan, termasuk penggunaan foto udara sebagai media utama dalam pembuatan peta dasar pendaftaran tanah.
2.4. Sasaran Penginderaan Jauh dalam Lingkup Kadastral
Penginderaan jauh, terutama menggunakan citra satelit, memiliki potensi besar dalam pemetaan kadastral. Modul ini membahas bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pembuatan peta dasar pendaftaran tanah, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.
III. MODUL II: INTERPRETASI, KLASIFIKASI DAN GEOMETRI FOTO UDARA
Modul ini membahas pentingnya interpretasi citra dan klasifikasi foto udara dalam fotogrametri. Mahasiswa diharapkan mampu menginterpretasi informasi dari citra satelit dan foto udara, serta memahami berbagai klasifikasi foto berdasarkan posisi kamera, panjang gelombang, dan skala foto. Pengetahuan ini sangat penting untuk analisis data dalam pemetaan.
3.1. Pengertian Interpretasi Citra dan Ragam Foto Udara
Interpretasi citra adalah proses mengkaji foto udara untuk mengidentifikasi objek. Modul ini menjelaskan teknik-teknik interpretasi dan elemen-elemen yang digunakan dalam analisis citra, serta perbedaan antara foto udara dan foto terrestrial.
3.2. Informasi Tepi dan Titik Pusat Foto Udara
Modul ini menjelaskan informasi penting yang terdapat pada tepi foto udara, termasuk tanda fidusial dan titik pusat foto. Pemahaman tentang informasi ini sangat penting untuk akurasi dalam pemetaan dan pengolahan data fotogrametri.
Referensi Dokumen
- Pengantar Pemetaan Digital ( Prijono )
 - Element of Photogrammetry ( Paul R. Wolf )
 - Manual Of Photogrammetry ( Slama, C., C., et all )
 - Fotogrametri ( Suharsana )
 - Fotogrametri ( Suyudi Bambang, Priyono, Valentina Armina )