• Tidak ada hasil yang ditemukan

NATURAL BITUMEN SALE and PURCHASE CONTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NATURAL BITUMEN SALE and PURCHASE CONTRA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

NATURAL BITUMEN SALE & PURCHASE CONTRACT

(PERJANJIAN JUAL BELI ASPAL ALAM)

REFERENCE CONTRACT NO: TP.01.03/A.DIR/SPJB/033/I/2016

Perjanjian ini dibuat pada hari Senin tanggal dua puluh lima, bulan Januari, tahun Dua Ribu Enam Belas antara :

PT Sarana Karya sebuah perusahaan yang terdaftar di bawah undang-undang Indonesia dengan alamat di Signature Park Lantai 3, Jl. MT Haryono Kav. 22, Jakarta, diwakili oleh ARIFIN FAHMI dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama, selanjutnya disebut sebagai “PENJUAL”.

DAN

BUYER CO., LTD. sebuah perusahaan yang terdaftar di bawah undang-undang Republik Rakyat China dengan alamat : , China diwakili oleh Mr. dalam kapasitasnya sebagai Direktur, yang selanjutnya disebut sebagai “PEMBELI”.

This contract is made on the day of Monday dated 25th, month of January, year Two Thousand Sixteen between:

PT Sarana Karya a company registered under the laws of Indonesia with its registered address at Signature Park 3rd Floor, Jl. MT Haryono Kav. 22, Jakarta, represented by Mr. ARIFIN FAHMI, in his capacity as President Director, hereinafter referred to as the “SELLER”.

AND

BUYER CO., LTD. a company registered under the Laws of the People Republic of China with its address : , China represented by Mr. in his capacity as Director of the above company hereinafter referred to as the “BUYER”.

MENYATAKAN WITNESSETH

BAHWA Penjual melakukan kegiatan menjual aspal alam Kabungka curah, dari Area Konsesi Kabungka dan menyetujui untuk mensuplai aspal alam Kabungka sebagaimana ditentukan berikut ini untuk dijual kepada Pembeli.

BAHWA Pembeli berminat untuk membeli aspal alam Kabungka Crushed

MAKA DENGAN INI, Pihak-pihak ini menye-pakati syarat dan ketentuan sebagai berikut :

WHEREAS, the Seller undertakes to sell Indonesian Kabungka natural bitumen from Kabungka Concession Area in bulk, and agree to supply Kabungka natural bitumen as hereinafter specified for sale to the Buyer.

AND WHEREAS, the Buyer intends to purchase the Kabungkacrushed natural bitumen.

NOW THEREFORE, the Parties hereto agree on the following terms and conditions :

PASAL 1 DEFINISI

ARTICLE 1 DEFINITIONS

Istilah-istilah yang dipakai pada Perjanjian berikut ini mempunyai arti sebagai berikut:

(2)

1. “Bill of Lading” berarti dokumen pemuatan yang dikeluarkan oleh pemilik kapal kepada Penjual menyatakan jumlah aspal Kabungka dalam suatu pengapalan tertentu.

2. “Business Day” berarti interval waktu antara jam 8 pagi hingga 4 sore setiap hari kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari-hari libur.

3. “Cargo” berarti muatan sebesar lebih kurang (bebas termuat) pada Barge/Tongkang di Pelabuhan Muat.

7. “Demurrage” berarti tagihan yang harus dibayar apabila Penjual tidak dapat menyelesaikan pemuatan pada Kapal sesuai Waktu Labuh.

8. “Dispatch” berarti tagihan yang dibayarkan apabila Penjual menyelesaikan pemuatan ke Mother Vessel sebelum berakhirnya Waktu Labuh.

9. “FOBST” mempunyai arti sebagaimana dinyatakan dalam “Incoterms 1990” yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce); “B” berarti pemuatan aspal; “ST” mengacu pada pemangkasan aspal sesudah selesai dimuat.

10. “Harga Invoice” berarti harga dari aspal untuk keperluan tagihan sesudah penyesuaian-penyesuaian dibuat untuk variasi dalam kualitas.

11. “Waktu Labuh” berarti waktu yang diperboleh- kan untuk pemuatan sebuah Mother Vessel, dihitung sesuai dengan ketentuan Pasal 8.

12. “Pelabuhan Muat” adalah Pelabuhan Banabungi, Teluk Pasarwajo, Buton - Indonesia, atau pelabuhan semacam lainnya yang disepakati Para Pihak secara tertulis.

13. “MT” adalah metrik ton atau tonase metrik

sebesar 1.000 kilogram. Saturday, Sunday or any public holiday.

3. “Cargo” means cargo of approximately 30,000 ± 10% tons.

4. “Bitumen” means Kabungka crushed natural bitumen produced by the Seller from Buton Island.

5. “Contract Quantity” means tonnage of asphalt ± 10% at the Buyer’s sole discretion.

6. “Delivery Point” means “free on board” at the Barge in the Loading Port.

7. “Demurrage” means a charge payable in the event the Seller is unable to complete loading to the Vessel within Laytime.

8. “Dispatch” means the charge payable in the event the Seller completes loading to the Mother Vessel before the end of Laytime.

9. “FOBST” shall have the meaning as stated in “Incoterms 1990” issued by the International Chamber of Commerce, “B” shall refer to bitumen, “ST” shall refer to the trimming of bitumen upon completion of loading. .

10. “Invoice Price” shall mean the price of the bitumen for invoicing purpose after adjustments are made for variations in quality.

11. “Laytime” means the time allowed for loading a Mother Bessel, calculated in accordance with Article 8.

12. “Loading Port” means the Port of Banabungi at at Pasarwajo Gulf, Buton - Indonesia, or such other port as the parties may agree to in writing.

13. “MT” shall mean a metric ton or metric tonne

(3)

14. “Pengapalan” adalah suatu muatan pengapalan aspal sesuai Perjanjian.

15. “Spesifikasi” adalah kualitas jenis aspal sebagaimana ditentukan pada Pasal 3.

16. “US$” atau “USD” mengacu pada mata uang dollar Amerika Serikat.

17. “Mother Vessel” adalah alat pengangkut aspal dalam Perjanjian ini.

14. “Shipment” means a cargo of bitumen shipment under this Contract.

15. “Specification” means the typical quality of the bitumen as set out in Article 3.

16. “US$” or “USD” refers to the currency of the United States Dollar.

17. “Mother Vessel” shall be the carrier of bitumen under this Contract.

PASAL 2

KOMODITAS, ASAL DAN KUANTITAS YANG AKAN DISERAHKAN

ARTICLE 2

COMMODITY, ORIGIN AND QUANTITY TO BE DELIVERED

2.1 Komoditas

Aspal Alam Kabungka Crushed dalam bentuk Curah .

2.1. Commodity.

Kabungka Crushed Natural Asphalt in Bulk.

2.2 Asal

Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia.

2.2 Origin

Buton, South East Sulawesi, Indonesia.

2.3 Kuantitas

Kuantitas aspal yang akan diserahkan dalam termin Perjanjian ini adalah:

1. Kontrak aspal dalam 1 (satu) kali pengiriman, total sebanyak 30.000 MT ± 10% dapat diubah atas persetujuanPara Pihak.

2. Pengiriman/Pengapalan sebanyak 30.000 MT akan dilaksanakan bulan Februari 2016.

3. Untuk pengiriman berikutnya akan diinformasikan oleh Pembeli.

2.4 Quantity

The quantity of bitumen to be delivered in terms of this Contract shall be:

1. The Contract of Bitumen for 1 (one) shipment with total volume of 30,000 MT ± 10% , could be changed, in agreement by the parties.

2. The shipment/delivery of 30,000 MT is expected to be done in February 2016.

3. For the next shipments shall be informed by the Buyer.

PASAL 3

SPESIFIKASI ASPAL

(MENURUT STANDAR NASIONAL INDONESIA, SNI)

ARTICLE 3

BITUMEN SPECIFICATION (AS PER INDONESIAN NATIONAL

STANDARD, SNI) Kualitas Aspal Alam Kabungka yang akan disuplai

harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:

The quality of Kabungka Natural Asphalt to be supplied hereunder shall be as follows:

Parameter Kualitas Quality Parameters Unit Range Limit Rejection

Kadar Air Moisture Content % Weight (% Berat) Max. 16 % -

(4)

PASAL 4

SYARAT PENYERAHAN

ARTICLE 4 DELIVERY TERMS 4.1.Pemuatan

Pemuatan akan diselesaikan ke dalam Kapal di pelabuhan Banabungi di Teluk Pasarwajo, Buton - Sulawesi Tenggara.

4.1. Loading

Loading will be completed into the Vessel at Banabungi Port at Pasarwajo Gulf, Buton, Southeast Sulawesi.

4.2.Tanggal Pengapalan

Tanggal pengapalan pertama akan disetujui oleh Para Pihak dan Pengapalan diharapkan pada bulan Februari 2016.

4.2 Shipment Date

The Shipment date to be agreed upon by both Parties and the Shipment is expected to be done in month of February 2016.

4.3.Nominasi Kapal

Pembeli harus menominasi kapal kepada Penjual selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sebelum perkiraan waktu kedatangan (ETA) kapal ke pelabuhan muat.

4.3 Vessel Nomination

Buyer shall nominate the vessel to Seller at least 10 (ten) calendar days prior to the estimated time of arrival (ETA) of the Mother Vessel to the Loading Port.

PASAL 5

HARGA PER UNIT DAN MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN

ARTICLE 5

UNIT PRICE AND PERIOD OF THE CONTRACT

5.1 Harga Dasar

Harga Komoditas adalah US$ 27.00 per MT FOBT di atas Tongkang. Harga satuan tersebut tidak termasuk dokumen ekspor lengkap dan kontribusi Pemda.

Total Harga Kontrak adalah 30.000 MT x US$ 27/MT = US$ 810,000.00

5.1 Basic Price

. The Price of bitumen US$ 27.00 per Metric Tonnes – FOBT – Barge. Unit price excluding complete export documentation and Local Government Contribution.

The Total Contract Amount : 30,000 MT x US$ 27/MT = US$ 810,000.00

5.2 Peninjauan Harga

Harga satuan sebagaimana dinyatakan pada 5.1 tersebut di atas akan ditinjau ulang untuk setiap pengapalan mulai 1 Juli 2016.

5.2 Price Review

The unit price stated in 5.1 above will be reviewed and adjusted for any shipment starting from 1 July 2016.

5.3 Masa Perjanjian

Masa Perjanjian ini adalah berlaku sampai dengan 30 Juni 2016.

5.3 Period of the Contract

(5)

PASAL 6

PENGAMBILAN CONTOH DAN ANALISA ASPAL

ARTICLE 6

SAMPLING AND ANALYSIS OF BITUMEN

6.1 Kualitas ditentukan oleh perusahaan inspeksi independen yang disetujui bersama oleh Para Pihak: yaitu PT.SUCOFINDO. Hasil pengambi lan contoh dan analisa pada pelabuhan muat adalah final dan mengikat Para Pihak. Surveyor yang ditunjuk atas persetujuan Para Pihak harus menandatangani Sertifikat Inspeksi, Pengambilan Contoh dan Analisa.

6.1 The quality shall be determined by a mutually agreed independent inspection company from the parties, namely: PT. SUCOFINDO. The result of the sampling and analysis at the loading port shall be final and binding both parties. Surveyor appointed by the parties in mutual consent, shall sign the Certificate of Inspection, Sampling and Analysis.

6.2 Contoh harus diambil dan dianalisa sesuai dengan standar SNI. Komposisi contoh muatan harus dibagi dalam 2 (dua) bagian untuk:

a. 1 (satu) contoh analisa muatan.

b. 1 (satu) contoh ditahan oleh Surveyor untuk referensi selanjutnya (apabila diperlukan) untuk selama 3 (tiga) bulan.

6.2 The sample shall be extracted and analyzed in accordance with SNI standard. The cargo composite samples shall be divided into 2 (two) parts :

a. 1 (one) sample of cargo analysis.

b. 1 (one) sample to be retained by surveyor for further references (if required) for a period of 3 (three) months.

6.3 Biaya untuk analisa kualitas akan ditanggung Penjual (pada waktu kirim), kecuali inspeksi analisa waktu survey biayanya ditanggung oleh Pembeli.

6.3 The cost of the quality analysis will be borne by the Seller (on delivered) if the buyer Inspect quality bitumen at the time of survey, the cost to be paid by Buyer.

PASAL 7

PENYESUAIAN HARGA UNTUK KUALITAS

ARTICLE 7

PRICE ADJUSTMENT FOR QUALITY

PEMBELI dan PENJUAL telah menyetujui bahwa Penalty/Penyesuaian Harga terhadap PENJUAL harus diterapkan apabila kualitas pengapalan aspal Penjual yang sebenarnya lebih rendah dari spesifikasi sebagaimana ditentukan pada Pasal 3.

(6)

7.1 Kadar Air

Apabila persentase Kadar Air Aktual dari aspal alam yang dikapalkan sebagaimana ditetapkan oleh Surveyor di Dermaga Muat melebihi 16%, maka berat sebenarnya dari aspal harus disesuaikan dengan rumus sebagai berikut:

BERAT AKTUAL = Hasil final draf sertifikat survei - (Kadar air aktual -16%)/100 x Hasil final draft sertifikat survei.

7.2. Kadar Bitumen

Dalam hal Kadar Bitumen dari Aspal sebagaimana ditetapkan oleh Surveyor, berbeda dengan Spesifikasi yang telah disepakati oleh Para Pihak, tidak akan dilakukan penyesuaian harga.

7.1 Moisture Content

If the Actual Moisture Content percentage of the natural bitumen as determined by the Surveyor in loading port is more than 16 %, then the actual weight of bitumen shall be adjusted by the following formula:

ACTUAL WEIGHT = The final draft survey certificate - (actual moisture content -16%)/100 x The final draft survey certificate.

7.2. Bitumen Content

In case, the Bitumen Content of the asphalt as determined by the Surveyor is different with the agreed specification, the Parties agreed that it will not subject to price adjustment.

PASAL 8

PENENTUAN KUANTITAS ASPAL

ARTICLE 8

DETERMINATION OF QUANTITY OF BITUMEN

1. Kuantitas aspal ditentukan atas dasar berat pada Survei Draft Kapal. Seorang s urveyor kelautan yang independen yang dikaryakan oleh surveyor harus melakukan Survei Draft tersebut. Berat yang dihitung harus dimasukkan dalam Sertifikat Berat dan merupakan dasar untuk tagihan kepada Pembeli.

2. Survai Draft yang diambil pada pelabuhan pemuatan dari Perjanjian ini menjadi landasan untuk penyelesaian pembayaran kecuali apabila terjadi penyesuaian sebagaimana ditentukan pada Pasal 7 Perjanjian ini.

1. The quantity of bitumen shall be determined based on weight written in the Draft Survey of the Vessel. An independent marine surveyor employed by surveyor shall undertake the Draft Survey. The weight so calculated shall be entered into the Certificate of Weight and shall constitute the basis for invoicing to the Buyer.

2. The Draft Survey taken at the loading port of this contract shall form the basis settlement unless adjustment is required in accordance with Article 7 thereof.

PASAL 9

HAK DAN RESIKO

ARTICLE 9

TITLE AND RISK

1. Hak atas pengapalan berpindah ke PEMBELI apabila PENJUAL telah menerima pembayaran sejumlah penuh 100 % dari tagihan untuk setiap pengapalan.

(7)

2. Resiko terhadap kehilangan atau kerusakan dari aspal yang diserahkan dalam hal apapun menjadi tanggung jawab sepenuhnya berpindah ke PEMBELI apabila muatan sudah mulai dimuat dalam dek kapal di pelabuhan muat.

2. Risk of loss or damage to bitumen delivered shall be in all respects deemed to have passed to the BUYER as the cargo is progressively loaded over the vessel railed at the loading port.

3 Penjual menjamin bahwa hak atas aspal yang dijual dan dibeli dalam hal ini adalah bebas dan bersih dari segala kecurangan, hambatan dan tuntutan. Apabila Pembeli dibebani oleh tuntutan atau tagihan apapun sehubungan dengan keselamatan, pembelian, penyerahan, atau penerimaan dari aspal tersebut, Penjual harus menjaga/melindungi Pembeli sepenuhnya dari setiap/seluruh tuntutan atau tagihan tersebut. Meskipun demikian, baik Pembeli maupun Penjual tidak bertanggung-jawab untuk setiap kerusakan pada tongkang yang disebabkan oleh kegiatan bongkar-muat.

3. Seller warrants that the title to the bitumen sold and purchased hereunder shall be deemed free and clear of all lines, encumbrances and claims. If the Buyer subjected to any claims or charges in relation to the safety, purchase, delivery, or acceptance of such bitumen, Seller shall keep Buyer fully indemnified and hold Buyer harmless against any or all results of such claims or charges. Seller at its own expense shall load bitumen in bulk, on board vessel free of all risk to Buyer. Notwithstanding the foregoing, neither Buyer nor Seller shall be responsible for any damage to the vessel caused by stevedores.

PASAL 10

KONDISI PELABUHAN

ARTICLE 10 PORT CONDITION 10.1. Tingkat Pemuatan

Penjual memuat aspal ke tongkang dan menjamin bahwa pemuatan diselesaikan sedikitnya dengan kapasitas 5000 (lima ribu) MT per hari kerja bercuaca baik sepanjang 24 (dua puluh empat) jam terus menerus.

10.1. Loading Rate

Seller shall provide bitumen loading to the vessel and ensure that the loading is completed at the minimum rate of 5000 (five Thousand) MT per good’s weather working day of twenty-four (24) consecutive hours.

10.2. Uang Demurage dan Pemberangkatan

1. Penjual harus membayar demurrage (biaya kapal tunggu) kepada Pembeli untuk kerugian waktu sesudah batas Waktu Labuh 6 (enam) hari dilampaui. Tarif biaya kapal tunggu adalah dari pihak yang di-carter dan disetujui Para Pihak.

2. Pembeli harus membayar uang pemberangkatan kapal kepada Penjual untuk Waktu Labuh Lebih Cepat dengan tarif separuh dari tarif demurrage.

3. Biaya demurrage, kalau ada, akan dikurangkan dari nilai tagihan.

10.2. Demurrage and Dispatch Money

1. Seller shall pay demurrage to the Buyer for time lost after expiration of allowable Lay Time 6 (six) days. The rate of demurrage shall be as per the charter party and agreed by the parties.

2. The Buyer shall pay dispatch money to the Seller for Lay Time saved at the rate of half the rate of demurrage.

(8)

4. Apabila ada biaya pemberangkatan (pengaturan) kapal lebih cepat dari waktu labuh , maka akan di T/T ke rekening dari Penjual, sebelum lepas Jangkar.

5. Waktu labuh = 6 (enam) hari untuk 30.000 MT per pengapalan.

4 Dispatch money, if any shall be paid by The Buyer through T/T to the Seller account, before the Vessel sails.

4. Lay Time = 6 (six ) days for 30,000 MT per shipment.

10.3.Pemberitahuan Kesiapan (NOR)

Pemberitahuan Kesiapan (NOR) untuk memuat aspal harus disampaikan secara tertulis apabila kapal telah dinyatakan siap dan bebas. Fasilitas imigrasi tersedia antara jam 08:00 – 17:00 sepanjang hari kerja dan jam 08:00 – 13:00 pada hari Sabtu, tidak termasuk hari Minggu dan Hari Libur. Pekerjaan dimulai pada jam 13:00 apabila NOR disampaikan sebelum tengah hari dan pada jam 08:00 keesokan harinya apabila NOR disampaikan lewat tengah hari pada hari kerja.

10.3. Notice of Readiness (NOR)

Notice of readiness (NOR) to load the bitumen shall be submitted in writing when vessel had cleared free. Immigration formalities are available between 08:00-17:00 hours on weekdays and 0800-1300 hours on Saturday, excluding Sunday & Holiday. Work to commence at the 1300 hours if Notice of Readiness submitted before noon and at 0800 hours the next working days if Notice of Readiness submitted in the afternoon on the weekday.

10.4.Permulaan Dari Waktu Labuh

10.4 a). Waktu Labuh untuk memuat ke tongkang dimulai 12 (dua belas) jam sesudah NOR diserahkan, apabila tongkang telah berlabuh di pelabuhan muat dan di mana Penjual dapat mengatur pemuatan ke dalam tongkang dimulai.

10.4. Commencement of Lay Time

10.4.a) Lay time for loading shall commence twelve (12) hours after the Notice of Readiness has been submitted, subject to vessel having berthed at the loading port, where the Seller can arrange for loading to commence.

10.4 b). Apabila sesudah berlabuh kapal diketahui belum siap dalam semua hal untuk pemuatan, maka perhitungan waktu dihentikan sampai waktu di mana kapal sudah siap untuk dimuati dan Pihak Pembeli harus Membayar Biaya DENDA/DEMURRAGE TONGKANG yang besarnya sesuai ketentuan berlaku , diperhitungkan per hari dari Keterlambatan Kapal untuk siap dimuat.

(9)

10.5.Penghentian Yang Berlanjut

1. KAPAL KONDISI TIDAK DAPAT DI

MUAT / RUSAK

Dalam hal terjadi penghentian yang beralasan, yang berlanjut untuk jangka waktu 4 (empat) hari terus menerus dari saat penghentian dimulai oleh karena Kapal tidak dapat dimuati, Penjual dapat menyatakan secara tertulis dalam waktu 24 (duapuluh empat) jam sesudahnya bahwa mereka menginginkan untuk menahan kapal, dimana penghentian waktu tetap dihitung sampai Pihak Pembeli membayar Ganti rugi kepada Penjual:

BIAYA PELABUHAN

10.5. Stoppages Continuing

1. THE VESSEL CANNOT BE LOADED / VESSEL DAMAGE.

In the event of any stoppage arising from some cause, continuing for a period of four (4) running days from the time of commencement of the stoppages, the Seller may declare in writing within twenty –four (24) hours thereafter that they wish to retain the vessel, and in which cease time still continue to account, otherwise, until the Seller’s claim was paid by the Buyer’s :

COST OF LOADING PORT .

2. KAPAL SIAP, KARGO TIDAK CUKUP

Apabila terjadi keterlambatan muat Aspal Buton ke kapal kargo karena kargo tidak mencukupi dan batas waktu labuh sudah habis, dan sebagian muatan sudah di atas kapal, Pembeli berhak untuk memberang-katkan kapal/tongkangnya dan Pembeli mempunyai hak untuk menuntut muatan dan demurrage.

2. THE VESSEL READY, CARGO NOT READY

If case, any delay in bitumen loading, due to not ready/available cargo and part of cargo has been loaded on board the mother vessel, the Buyer shall have the right to sail the vessel and the Buyer shall have the right to claim dead freight and demurrage.

3 KAPAL TIDAK DATANG.

Apabila kapal belum berada pada koordinat tempat Lego jangkar pada waktu muat yang telah ditentukan untuk dimuati dengan muatan aspal, Penjual mempunyai hak untuk membatalkan pengapalan dan menuntut muatan dan demurrage dari Pembeli.

BIAYA GANTI RUGI :

Besarnya Biaya Gagal muat aspal ke kapal oleh karena ketidaksiapan kapal adalah = 30% nilai kontrak.

3. THE VESSEL NOT ARRIVED

If the ship has not ready to be loaded on the Coordinate Anchorage Vessel – at Time to Loadings , the Seller’s has the right to cancel the shipment concerned and claim dead freight and demurrage from the Buyers

THE RATE OF DEMURRAGE :

The Ship NOT ARRIVED, Rate Of Demurrage = 30 % CONTRACT VALUE.

10.6. Penyelesaian Waktu Labuh

Perhitungan Waktu Labuh berakhir apabila pemuatan ke kapal sudah selesai.

10.6. Lay Time Completion

(10)

10.7. Pernyataan Fakta

Penjual akan menyiapkan sebuah pernyataan (Pernyataan Fakta) yang menunjukkan perincian sehubungan dengan pemuatan kapal dari saat NOR diberikan sampai kapal berlayar. Apabila ditandatangani oleh master atau agen kapal, maka Pernyataan Fakta tersebut menjadi konklusif dan mengikat Para Pihak sehubungan dengan hal-hal yang dinyatakan dalam pernyataan tersebut.

10.7. Statement of Fact

The Seller shall prepare a statement (the Statement of Fact) setting out the details relating to the loading of vessel from the time of giving NOR until vessel sails. When counter-signed by the master or agent of the vessel, the Statement of Fact will be conclusive and binding on the Parties with respect to the matters therein stated.

10.8. Pernyataan Waktu Labuh

Setelah pemuatan kapal selesai, Penjual harus menyiapkan sebuah pernyataan (Pernyataan Waktu Labuh) yang menunjukkan perhitungan Waktu Labuh yang diizinkan sehubungan dengan pemuatan ke kapal dan mengikat landasan pembayaran untuk demurrage atau pengaturan (pemberangkatan) kapal lebih cepat.

10.8. Lay time Statement

Following completion of loading, the Seller shall prepare a statement (Lay time Statement) setting out the calculation of allowable lay time with respect of loading the vessel and binding on the basis for the payment of demurrage or dispatch.

PASAL 11 PEMBAYARAN

ARTICLE 11 TERMS OF PAYMENT

Pembayaran dilaksanakan pada setiap pengapalan Asbuton sebagai berikut :

a. Pembayaran Uang Muka sebesar 30 % dari Nilai Kontrak atau senilai 30% x US$ 810,000.00 = US$ 243,000.00 dilaksanakan setelah penanda-tanganan Kontrak.

b. Pembayaran Kedua sebesar 70% dari Nilai Kontrak atau senilai 70% x US$ 810,000.00 = US$ 567,000.00 dilaksanakan setelah cargo tersedia di Pelabuhan Muat dan siap untuk pemuatan /pengapalan.

Payment will be implemented in each shipment of Asbuton as follow :

a. Down payment of 30% from the Contract Amount or equal to 30% x US$ 810,000.00 = US$ 243,000.00 shall be done by T/T after signing of the Contract.

b. Second Payment of 70% from the Contract Amount or equal to 70% x US$ 810,000.00 = US$ 567,000.00 shall be done by T/T upon availability of the cargo at the loading, ready for loading/shipment.

(11)

PENERIMA HAK

PERUSAHAAN : PT. SARANA KARYA

BANK : BNI MELAWAI RAYA

ALAMAT BANK : KANTOR CABANG UTAMA MELAWAI RAYA, JL. MELAWAI RAYA No. 1 JAKARTA SELATAN

NO. REKENING : 0228289844

KODE PEMINDAHAN: BNINIDJAXXX

BENEFICIARY

COMPANY : PT. SARANA KARYA

BANK : BNI MELAWAI RAYA

BANK ADDRESS: KANTOR CABANG UTAMA MELAWAI RAYA, JL. MELAWAI RAYA No. 1 JAKARTA SELATAN

ACCOUNT NO : 0228289844

SWIFT CODE : BNINIDJAXXX

Tiga (3) kopi asli dari Tagihan Komersial masing-masing ditandatangani oleh Penjual yang merinci kuantitas Aspal yang dikapalkan, unit harga, jumlah yang harus dibayarkan sesuai termin, nama kapal, dokumen pemuatan (bill of lading) dan Izin Impor (bila diperlukan). Apabila ada biaya demurage pada pelabuhan pemuatan, maka 100% dari nilai demurage arus dikurangkan dari Nilai Tagihan.

Three (3) original copies of the Commercial Invoice each signed by the Seller detailing the quantity of Bitumen Shipped, unit price, the amount due in-accordance with the term thereof, the name of the vessel, Bill of Lading date and Import License (if required). If there is any demurrage at loading port, 100% of the value to be deducted from the Invoice Value.

Satu set lengkap dari tiga (3 dari 3) dokumen pemuatan bersih ke kapal laut (Bill of Lading), ditandatangani oleh master dari kapal/barge atau agen yang ditunjuk. Bill of Lading dari pihak yang di-carter dapat diterima.

A full set of three (3 of 3) negotiable original clean on board ocean vessel Bill of Lading, signed by the master of the vessel/the barge or his authorized agent. Charter party Bills of Lading was acceptable.

Satu (1) kopi asli Sertifikat Inspeksi, Pengambilan Contoh dan Analisa dalam rangkap tiga yang dikeluarkan oleh PT.SUCOFINDO

One (1) original Certificate of Inspection, Sampling and Analysis in triplicate issued by PT.SUCOFINDO

Satu (1) Sertifikat Berat Tonase Aspal asli dalam rangkap tiga (3) yang dikeluarkan oleh Surveyor.

One (1) original Certificate of Weight in triplicate issued by the surveyor.

Satu (1) Sertifikat Asal Barang Asli yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.

One (1) original Certificate of Origin issued by the Ministry of Trade.

PASAL 12

PEMBERITAHUAN KEPADA PEMBELI

ARTICLE 12

ADVICE TO BUYER

12.1 Informasi Kepada Pembeli

Dalam kurun waktu 2 (dua) hari sesudah keberangkatan kapal dari pelabuhan pemuatan, Penjual harus mengirim telex atau faksimili ke Pembeli dengan informasi sebagai berikut:

12.1. Information to Buyer

(12)

 Nama Kapal.

 Waktu dan Tanggal Keberangkatan.

 Berat yang dimuat.

 Nomer dan tanggal Bill of Lading.

 Perkiraan waktu tiba di Pelabuhan Pembongkaran.

 Name of Vessel.

 Time and date of departure.

 Tonnes loaded.

 Bill of Lading Number and date.

 Estimate time of arrival at the discharge port.

Dan dalam waktu 3 (tiga) hari kalender sejak keberangkatan kapal, Penjual harus mengirimkan faksimili ke Pembeli laporan analisa kualitas aspal dari Surveyor.

And within 3 (three) calendar days of vessel departure, Seller shall fax to Buyer bitumen quality report analyses from Surveyor.

12.2 Tidak lebih dari 5 (lima) hari sesudah dikeluarkannya Bill Of Lading, Penjual harus meneruskan ke Pembeli dengan surat udara ekspres tercatat atau melalui pelayanan kurir di dalam amplop bertanda “Dokumen Pengapalan” dengan nama kapal dan nomor kontrak, foto kopi yang tidak dapat dinegosiasi dari dokumen pengapalan.

12.2 Not later than 5 (five) days after issuance of Bill of Lading, Seller shall forward to Buyer by express registered airmail or courier service in an envelope marked “ Shipping Documents “ with the name of the Vessel and the contract number, non-negotiable copies of the shipping documents.

PASAL 13

IURAN DAN PAJAK

ARTICLE 13

DUES AND TAXES

13.1. Pembeli bertanggung jawab untuk hal-hal yang berkaitan dengan kapal, pungutan dan pajak di tempat berlabuh.

13.2. Penjual bertanggung jawab untuk hal-hal yang berhubungan dengan muatan, pungutan, dan pajak cargo untuk muatan di pelabuhan pemuatan.

13.1 . Buyer shall be responsible for all vessel or vessel related dues, charges and taxes at the discharging port.

13.2. Seller shall be responsible for all cargo-related dues, charges and taxes for cargo loaded at the loading port.

PASAL 14

KEADAAN KAHAR

ARTICLE 14

FORCE MAJEURE

“Keadaan Kahar” adalah sebab apapun yang berada di luar kontrol dan tanpa kesalahan atau kealpaan pihak yang memberlakukan klausal ini, sebab-sebab mana dapat termasuk namun tidak terbatas pada:

(13)

14.1 Contoh (tanpa pembatasan) dari Keadaan Kahar, tetapi hanya kalau dianggap cukup beralasan bahwa di luar kontrol dari pihak yang terkena dan tergantung kasusnya, adalah kehendak Allah, tindakan musuh umum, penyusupan, huru-hara, kebakaran, ledakan, banjir, embargo dan tindakan lainnya (yang sudah ada atau di masa depan) dari masyarakat sipil (termasuk, tanpa pembatasan, pejabat kota atau negara, tindakan dari Badan Legislatif Negara, dan tidakan dari Pemerintah) atau penguasa militer.

14.1 Example (without limitations) of Force Majeure, but only if reasonably beyond the control of the party affected and as the case may be, are the following: acts of God, act of the public enemy, insurrections, riots, fires, explosions, floods, embargos and order of acts (existing or future) of civil (including, without limitation, a city or a country ordinance, an acts of State Legislature and an acts of Government) or military authority.

14.2 Pertanggung-jawaban; Tiada pihak manapun harus bertanggung jawab terhadap pihak lainnya untuk setiap penundaan, interupsi, atau kegagalan dalam pelaksanaan kewajibannya dengan pernyataan Keadaan Kahar tersebut.

14.2 Liability; Neither party shall be liable to the other party for any delay, interruption, or failure in the performance of obligations hereunder upon the declaration of Force Majeure.

14.3 Kejadian; Dalam hal terjadi keadaan Luar Kahar, yang berdampak pada kinerja dari Perjanjian ini dari pihak manapun, pihak yang bersangkutan harus segera memberi tahu pihak lainnya tentang adanya Keadaan Luar Kahar yang diumumkan. Pihak yang mengumumkan harus memberi laporan kemajuan tentang keadaan ini dengan

faksimili atau telex dan

mengkonfirmasikannya secara tertulis dalam waktu maximum 3 (tiga) hari sesudahnya, daripada terangkatnya atau diselesaikannya Keadaan Kahar tersebut.

14.3 Occurrence, In the event of occurrence of a Force Majeure condition, which affects the performance of this Agreement by either of the parties, such party shall immediately notify the other party of any declared Force Majeure. The declaring party shall submit a progress report by fax or telex and confirm in writing within three (3) days thereafter, of such removal or resolution of the Force Majeure.

14.4 Penyelesaian; Pihak yang terkena harus mengusahakan sebaik-baiknya untuk mengatasi sebab dari penundaan, interupsi atau kegagalan dan memulai lagi dengan kemungkinan kelambatan yang terakhir sesuai dengan kewajibannya di bawah Perjanjian ini.

(14)

14.5 Make-up; Penyerahan aspal yang seharusnya dapat terjadi di bawah Perjanjian ini selama jangka waktu manapun, di mana kinerja dari pihak manapun terhambat oleh Keadaan Kahar yang diumumkan sebagaimana dinyatakan pada Pasal 17 harus dilakukan kembali pada waktu sedemikian atau apabila Penjual dan Pembeli dapat menyetujui bersama. Namun demikian kalau Para Pihak gagal mencapai persetujuan, maka penyerahan aspal yang terhambat oleh Keadaan Kahar dapat dinyatakan batal.

14.5 Make up; Delivery of bitumen that otherwise would have been made under this Agreement during any period in which performance by either party is prevented by Force Majeure declared as specified in Article 17 shall be made up at such time or as Seller and Buyer can mutually agree. However, if both parties fail to agree, such delivery of bitumen affected by the Force Majeure declared shall be cancelled.

PASAL 15

PERSELISIHAN DAN ARBITRASI

ARTICLE 15

DISPUTE AND ARBITRATION

Semua perselihan, kontroversi, atau perbedaan yang mungkin timbul antara pihak-pihak, daripada atau dalam hubungan dengan atau yang terkait dengan kontrak ini, atau pemutusan sepihak yang terjadi pada akhirnya akan diselesaikan dalam arbitrasi di Jakarta, Indonesia sesuai dengan Peraturan Arbitrasi Perdata dari Badan Arbitrasi Perdata Indonesia dan di bawah undang-undang Indonesia. Keputusan yang diberikan oleh arbitrator adalah final dan mengikat kedua pihak yang terkait.

All disputes, controversies, or differences which may arise between the parties, out of or in relation to or in connection with this contract, or of the breach there of shall be finally settled by arbitration in Jakarta, Indonesia in accordance with the Commercial Arbitration Rules of The Indonesian Commercial Arbitration Board and under the laws of Indonesia. The award rendered by the arbitrator(s) shall be final and binding upon both parties concerned.

PASAL 16

PERTANGGUNGJAWABAN

ARTICLE 16

LIABILITIES

Pertanggungjawaban satu pihak dalam hal tuntutan yang dibawakan oleh pihak lain berdasarkan kegagalan pihak pertama untuk memenuhi kewajibannya di bawah ini terbatas dalam hal apapun pada tanggung-jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak yang mengeluh, tidak termasuk kehilangan atas keuntungan dan keuntungan yang diharapkan dan semua bunga (interest) atau akibat dari kerugian atau kerusakan kepada pihak yang mengeluh.

(15)

PASAL 17

PELEPASAN KEGAGALAN DAN AMANDEMEN

ARTICLE 17

WAIVER DEFAULT AND AMENDMENTS

18.1. “Pelepasan”

Kegagalan salah satu pihak untuk menjalankan pada setiap saat ketetapan apapun dari Perjanjian ini, atau untuk meminta perlaksana-an ketetapperlaksana-an mperlaksana-anapun oleh pihak lain, tidak dapat dianggap sebagai pelepasan daripada ketetapan-ketetapan tersebut, tidak juga dalam hal apapun mempengaruhi validitas dari Perjanjian ini atau bagian manapun, atau hak pihak manapun untuk melaksanakan tiap ketetapan.

18.1. “Waiver”

The failure of either party to enforce at any time any of provisions of this Agreement, or to require any performance by the other party of the provisions hereof, shall in no way construed to be a waiver of such provisions, nor in any way to affect the validity of This Agreement or any part here of, or the right of either party thereafter to enforce each and every provision.

18.2. Pelepasan oleh salah satu pihak tehadap kegagalan, pelanggaran atau ketidak terlaksa-naan ketetapan tidak merupakan atau tidak ditafsirkan sebagai pelepasan untuk kegagalan, pelanggaran atau ketidak-terlaksanaan ketetapan selanjutnya, apakah untuk tipe dan macam yang sama dengan yang sebelumnya ataupun tidak.

18.2.Waiver by either party of any default, breach or non-performance hereunder shall not constitute nor be construed as waiver of any succeeding default, breach or non-performance, whether of the same type or kind as before or not.

18.3. “Amandemen”

Perjanjian ini tidak dapat diubah, diamandemen atau ditambah kecuali dengan secara tertulis yang dilaksanakan oleh wakil-wakil yang sah dari Penjual dan Pembeli.

18.3. “Amendment”

This agreement shall not be modified, amended, or supplemented except by an instrument in writing duly executed by representative(s) of Seller and Buyer.

PASAL 18

KERAHASIAAN

ARTICLE 18

CONFIDENTIALITY

Para Pihak harus menjaga kerahasiaan Perjanjian ini dan Pihak manapun tidak akan membuka terminnya tanpa persetujuan tertulis pihak lainnya, kecuali apabila diwajibkan oleh undang-undang, peraturan dan perintah dari Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Negara dari Pembeli Aspal.

(16)

PASAL 19

VALIDITAS

ARTICLE 19

VALIDITY

Perjanjian Jual dan Beli ini berlaku sampai dengan penyelesaian yang berhasil dari pemuatan kargo (muatan) sebagaimana disetujui pada Perjanjian ini berdasar pada tanggal pengapalan yang telah disetujui atau sampai saatnya bahwa Perjanjian ini melewati jangka waktu yang beralasan sepanjang 45 (empat puluh lima) hari dihitung dari penandatanganan Perjanjian.

This Sales and Purchase Contract is valid until successful completion of loading of the cargo as agreed by this contract based on the agreed shipment dates or until such time that the contract passed a reasonable time period of forty-five (45) days from the date signing of the contract.

DENGAN KESAKSIAN DI ATAS, Para Pihak dengan ini menandatangani dan membubuhkan capnya pada tanggal 25 Januari 2016.

IN WITNESS THEREOF, the parties hereto have hereunder set their hands and affixed their seals on this date of 25 January 2016.

DITANDATANGANI OLEH

Untuk dan atas nama

SIGNED BY

For and on behalf of

PENJUAL / SELLER:

PT SARANA KARYA

PEMBELI / BUYER:

BUYER CO., LTD.

Mr. ARIFIN FAHMI

Mr.

President Director

Director

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dengan memperhitungkan aspek penerimaan, sosial dan ekonomi, maka tarif ad valorum yang ideal adalah 25% dengan penurunan produksi sekitar 20% (dengan asumsi kondisi

Supervisi manajerial dan supervisi akademik pengawas merupakan usaha yang dilakukan seorang pengawas untuk memperbaiki pola kerja dan kinerja sekolah termasuk

Siswa yang termasuk pada kategori yang mempunyai kemampuan penalaran kurang mengalami kesulitan dalam memahami makna soal, tetapi siswa yang mempunyai

membayar pajak saja yang mau mendaftarkan atau mengurus kepemilikan NPWP ini, dan tepat waktu untuk membayar pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama khususnya di kota

Kami akan membuat website dengan tampilan yang dinamis, mobile friendly dan loading ringan tanpa iklan sehingga mudah diakses dan tidak mengganggu

Hal ini dapat terjadi karena bayi dimandikan dengan cara dicelup kedalam air dengan tali pusat ikut terendam kedalam air, hal tersebut menyebabkan tali pusat lembab

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan dari sumber daya manusia pada suatu perusahaan, akan memiliki dampak kurang optimalnya kinerja perusahaan dalam mencapai

Menurut Wresniati (1997) variasi bahasa dibedakan berdasarkan: a) pokok pembicaraan, b) media yang digunakan, dan c) hubungan antara pembicara dengan khalayak. Penelitian