• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PENULISAN KARYA ILMIAH

Oleh:

Tim Penyusun

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

BANGKINANG

(2)

TIM PENYUSUN

Pengarah : Prof. Dr. Amir Luthfi

Ketua : Rizki Ananda, M.Pd.

Anggota : Iis Aprinawati, M.Pd.

Astuti, M.Pd.

Lusi Marleni, M.Pd.

Mufarizuddin, M.Pd.

Yenni Fitra Surya, M.Pd.

Putri Asilestari, M.Pd.

Zulfah, M.Pd.

Editor : Moh. Fauziddin, S.Ag., M.Pd.

Fadhilaturrahmi, M.Pd.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur atas Karunia Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Tahun 2017 dapat diterbitkan sesuai harapan. Buku ini selain memuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penerbitan karya ilmiah di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, juga memuat cara menghindari plagiarism, gaya penulisan karya ilmiah, kiat-kiat merubah tugas akhir menjadi publikasi ilmiah, dan pemanfaatan internet serta perpustakaan dalam mendukung penulisan karya ilmiah.

Bagian-bagian dalam buku ini telah melalui beberapa tahapan pembahasan, mulai dari sosialisasi dengan dosen-dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, sosialisasi dengan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Guru SD, Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan matematika, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi (Penjaskesrek) dengan melibatkan Tim Pengelola Jurnal dan Pengelola

Ruang Baca Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Terbitnya buku pedoman ini diharapkan dapat mendukung komitmen dalam menunjang peningkatan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah yang dilandasi oleh kejujuran dan etika akademik. Perhatian sangat tinggi yang telah diberikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai khususnya mengenai plagiarism dan cara menghindarinya, diharapkan mampu memacu semangat dan motivasi para pengelola jurnal, para dosen dan mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah yang semakin berkualitas.

Kemanfaatan buku pedoman ini akan optimal apabila memperoleh respon dari para pemakai, sebagai bagian dari upaya penyempurnaannya. Kepada para penulis dan pembahas yang telah menyempurnakan draft buku pedoman ini, diucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat.

(4)

DAFTAR ISI

COVER ... i

TIM PENYUSUN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II KETENTUAN UMUM ... 2

A. Batasan Skripsi... 2

B. Pengajuan Judul dan Penunjukkan Pembimbing ... 2

C. Prosedur Bimbingan ... 2

D. Prosedur Penulisan Proposal Penelitian... 3

BAB III STRUKTUR ISI SKRIPSI A. Bagian Awal ... 4

B. Format Penelitian Kuantitatif ... 9

C. Format Penelitian Kualitatif ... 10

D. Format Penelitian Tindakan Kelas ... 11

E. Penjelasan Format Penelitian ... 12

BAB IV TATA TULIS SKRIPSI A. Tata Ketik ... 24

B. Penulisan Sumber Kutipan ... 30

C. Penulisan Daftar Pustaka ... 36

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pola Pemaparan Bab IV ... 18

Tebel 4.1 Contoh Penyajian Tabel ... 26

Tabel 4.2 Tata Cara Penulisan Penulis Berdasarkan Jumlahnya ... 34

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Halaman Judul Skripsi ... 44

Lampiran 2.Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing ... 45

Lampiran 3.Contoh Halaman Pengesahan Penguji ... 46

Lampiran 4.Contoh Halaman Pernyataan ... 47

Lampiran 5.Contoh Abstrak ... 48

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

Skripsi yang disusun mahasiswa Strata Satu di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai (FIP UP) merupakan karya tulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.). Karya ilmiah tersebut digunakan untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah secara ilmiah serta keterampilannya dalam melakukan penelitian. Selain itu, sebagai tugas akhir, skripsi merupakan karya ilmiah mahasiswa yang tidak hanya menggambarkan proses menuangkan gagasan atau ide dalam tulisan, tetapi menggambarkan the entire event dari proses penelitian yang dilakukan dengan memperhatikan kaidah ilmiah, yaitu rasional, faktual, sistematis, dan objektif dalam prosedur pembuktian dan penyimpulan. Adapun tata cara pengutipan dan penulisan daftar pustaka pada pedoman ini mengikuti sistem yang terdapat dalam

Publication Manual of the American Psychological Association (APA).

(9)

BAB II

KETENTUAN UMUM

A. Batasan Skripsi

1. Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib disusun mahasiswa sebagai bagian persyaratan pendidikan akademik yang bertujuan melatih mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan bidang ilmunya.

2. Skripsi yang disusun harus relevan dengan lingkup pendidikan dan pengajaran atau pendalaman materi bidang studi pada masing-masing Program Studi di lingkungan Universitas.

3. Skripsi disusun sebagai laporan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah.

4. Skripsi disusun untuk menjawab permasalahan yang harus dilakukan melalui pengkajian baik secara teoretik maupun empirik.

5. Kajian pustaka yang digunakan meliputi kepustakaan/literatur yang relevan dengan masalah dan maksimal terbitan 10 tahun terakhir.

6. Skripsi diberi bobot 6 SKS.

B. Pengajuan Judul dan Penunjukan Pembimbing

1. Mahasiwa yang telah mencapai 138 sks diizinkan mengajukan judul penelitian kepada pembimbing I.

2. Judul yang telah disetujui oleh pembimbing I diajukan kepada Ketua Program Studi.

3. Untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa didampingi oleh dua orang dosen pembimbing.

4. Mahasiswa dapat mengajukan keberatan kepada Ketua Program Studi atas penetapan dosen pembimbing tersebut dengan alasan yang rasional/ dapat dipertanggungjawabkan.

C. Prosedur Bimbingan

1. Setelah memperoleh penetapan pembimbing, mahasiswa harus aktif berkonsultasi secara teratur.

2. Konsultasi dilakukan sejak pengajuan topik/judul sampai dengan penyelesaian revisi setelah ujian.

(10)

4. Pembimbing I menjadi penanggungjawab pembimbingan. Pembimbing I dan Pembimbing II boleh mengadakan pembagian tugas dalam aspek-aspek pembimbingan. Pembimbing dimungkinkan menyarankan kepada mahasiswa agar berkonsultasi kepada dosen lain yang memiliki keahlian khusus menyangkut isi skripsinya.

5. Setelah mendapat pengarahan dan bimbingan mahasiswa tidak melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh, pembimbing wajib menegur. Setelah tiga kali ditegur tidak menunjukkan kemajuan, pembimbing boleh mengajukan keberatan kepada Ketua Program Studi. 6. Mahasiswa boleh mengajukan keberatan kepada Ketua Program Studi

apabila pembimbingan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

7. Setiap berkonsultasi, mahasiswa wajib membawa buku konsultasi yang telah disediakan oleh Tim Penyusun.

8. Proses pembimbingan skripsi dibatasi paling lama 12 bulan sejak disetujuinya proposal oleh kedua pembimbing. Jika melebihi batas waktu tersebut, mahasiswa wajib mengajukan perpanjangan pembimbingan kepada Ketua Program Studi dengan persetujuan kedua pembimbing.

9. Perpanjangan waktu pembimbingan dapat dilakukan maksimal dua kali, masing-masing selama 3 bulan.

D. Prosedur Penulisan Proposal Penelitian

1.Proposal penelitian dibuat oleh mahasiswa dengan berkonsultasi kepada pembimbingnya.

2.Proposal penelitian yang telah disetujui pembimbing diajukan kepada Ketua Program Studi untuk diseminarkan.

3.Setelah proposal disempurnakan berdasarkan hasil seminar, mahasiswa mengajukan izin penelitian/penulisan skripsi kepada Pimpinan Universitas dengan persetujuan/diketahui oleh Ketua Program Studi.

Adapun bagan alur skripsi adalah sebagai berikut:

(11)

BAB III

STRUKTUR ISI SKRIPSI

Secara umum isi skripsi meliputi tiga bagian, yaitu bagian awal atau pembuka, bagian inti, dan bagian akhir. Untuk berbagai jenis penelitian (kuantitatif, kualitatif, dan penelitian tindakan kelas), unsur-unsur yang termuat pada bagian awal dan akhir adalah sama, tetapi pada bagian inti berbeda. Oleh karena itu, penjelasan mengenai struktur bagian inti skripsi perlu dibedakan menjadi beberapa subbab, yaitu bagian inti penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian tindakan kelas, sedangkan struktur bagian awal dan akhir tidak ada pembedaan untuk ketiga jenis penelitian tersebut. Penjelasan masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.

A. Bagian Awal 1. Format

Unsur-unsur yang termuat pada bagian awal skripsi dan urutannya adalah sebagai berikut:

a. Halaman Sampul

b. Halaman Persetujuan Pembimbing c. Halaman Pengesahan Penguji d. Halaman Pernyataan

e. Halaman Persembahan f. Abstrak

g. Kata Pengantar h. Daftar Isi

i. Daftar Tabel (jika ada) j. Daftar Gambar (jika ada) k. Daftar Lampiran

2. Penjelasan

a. Halaman Sampul

(12)

Pahlawan Tuanku Tambusai, beserta tahun penulisan. Warna sampul karya ilmiah Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai hijau tua.

Halaman sampul dicetak dalam hard cover (sampul keras) dan diberi cetakan pada punggungnya. Semua huruf pada halaman sampul dicetak dengan huruf kapital dengan ukuran antara 12 – 14 poin. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing unsur diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Contoh halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran 1.

Terkait komponen judul, berikut ini disampaikan setidaknya dua catatan penting yang disimpulkan dari Blackwell dan Martin (2011) mengenai perumusan judul pada tulisan ilmiah berbasis penelitian seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Pertama, judul yang baik adalah judul yang dirumuskan secara menarik dan informatif, mencerminkan secara akurat isi tulisan, dikemas secara singkat dan jelas, serta memenuhi kaidah penggunaan bahasa yang baik dan benar. Terkait jumlah kata, judul sebaiknya dirumuskan tidak lebih dari 16 kata. Kedua, konstruksi judul disusun sesuai dengan sifat dan isi dari skripsi, tesis, atau disertasi yang dibuat. Pada dasarnya penulis dapat memilih apakah judulnya akan dikemas dalam bentuk (1) frasa nomina, (2) konstruksi judul utama dan subjudul, (3) kalimat lengkap, atau (4) kalimat tanya.

b. Halaman Persetujuan Pembimbing

Halaman persetujuan memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan adalah (1) teks judul (2) tempat dan tanggal persetujuan, dan (3) tanda tangan, nama lengkap, dan nomor induk pegawai (NIP) pembimbing I dan II. Contoh halaman persetujuan pembimbing dapat dilihat pada Lampiran 2.

c. Halaman Pengesahan Penguji

(13)

dan (4) tanda tangan, nama lengkap, dan NIP Dekan FIP. Contoh halaman pengesahan dapat dilihat pada Lampiran 3.

d. Halaman Pernyataan

Pernyataan tentang keaslian skripsi, berisi penegasan bahwa skripsi yang dibuat adalah benar-benar asli karya mahasiswa yang bersangkutan. Pernyataan ini juga harus menyebutkan bahwa skripsi, tesis, atau disertasi bebas plagiarisme.

Redaksi pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "..." ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

e. Halaman Persembahan

Bagian ini ditulis untuk mengemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi. Ucapan terima kasih sebaiknya ditujukan kepada orang-orang yang paling berperan dalam penyelesaian skripsi dan dan disampaikan secara singkat. Karena skripsi termasuk kategori tulisan akademik formal, penulis diharap tidak memasukkan ucapan terima kasih yang berlebihan, membuat pernyataan dan menyebutkan pihak-pihak yang tidak relevan.

f. Abstrak

Saat pembaca atau penguji melihat skripsi, bagian yang pertama kali mereka baca sesungguhnya adalah judul dan abstrak. Abstrak menjadi bagian yang penting untuk dilihat di awal pembacaan karena di sinilah informasi penting terkait tulisan yang dibuat dapat ditemukan. Penulisan abstrak sesungguhnya dilakukan setelah seluruh tahapan penelitian diselesaikan. Oleh karena itu abstrak kemudian menjadi ringkasan dari keseluruhan isi penelitian.

Secara struktur, menurut Paltridge dan Starfield (2007:156), abstrak umumnya terdiri atas bagian-bagian berikut ini:

(14)

2)tujuan penelitian

3)alasan dilaksanakannya penelitian 4)metode penelitian yang digunakan 5)temuan penelitian.

Terkait format penulisannya, abstrak untuk skripsi dibuat dalam satu paragraf dengan jumlah kata antara 200 – 250 kata, diketik dengan satu spasi, dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 12. Bagian margin kiri dan kanan dibuat menjorok ke dalam.

Penggunaan bahasa untuk penulisan abstrak di lingkungan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dilakukan dengan mengacu pada ketentuan berikut ini.

1)Skripsi yang ditulis dalam bahasa Indonesia harus disertai abstrak dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

2)Skripsi yang ditulis dalam bahasa Inggris, harus disertai abstrak dalam dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

g. Kata Pengantar

Pada dasarnya, kata pengantar berisi ucapan terima kasih yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam persiapan, pelaksanaa, dan penyelesaian penulisan skripsi. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman. Pada bagian atas teks diberi tulisan KATA PENGANTAR dengan huruf kapital yang ditempatkan di tengah dan tanpa titik. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dituliskan kata Penulis atau Peneliti tanpa diikuti nama. h. Daftar Isi

Daftar isi merupakan penyajian kerangka isi tulisan menurut bab, subbab, dan topiknya secara berurutan berdasarkan posisi halamannya. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dan bagian yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.

(15)

dengan teknik khusus, namun akan sangat membantu keakuratan dan otomatisasi dokumen yang sedang dibuat.

i. Daftar Tabel (jika ada)

Daftar tabel menyajikan informasi mengenai tabel-tabel yang digunakan dalam isi skripsi, tesis, atau disertasi beserta judul tabel dan posisi halamannya secara berurutan. Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan nomor urut tabel di dalam skripsi.

Contoh :

Tabel 1.5., artinya tabel pada Bab I nomor 5.

Seperti halnya untuk pembuatan daftar isi, penulisan daftar tabel juga sangat bersifat teknis. Para penulis skripsi, tesis, dan disertasi diharapkan menguasai keterampilan penggunaan fasilitas Microsoft Office Word secara mumpuni, sehingga memudahkan mereka dalam melakukan format dokumen.

j. Daftar Gambar (jika ada)

Daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yaitu menyajikan gambar secara berurutan, mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi. Nomor gambar pada daftar gambar ditulis dengan dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar.

Contoh :

Gambar 2.3., artinya gambar pada Bab II nomor 3. k. Daftar Lampiran

Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir. Berbeda dengan daftar tabel dan daftar gambar, nomor lampiran didasarkan pada kemunculannya dalam skripsi. Lampiran yang pertama kali disebut dinomori Lampiran 1. dan seterusnya.

Contoh:

(16)

B. Format Penelitian Kuantitatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Definisi Operasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori

B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Teoritis

D. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Desain Penelitian

C. Populasi dan Sampel

D. Teknik Pengambilan Sampel E. Pengumpulan Data

F. Validasi Instrumen Penelitian G. Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

B. Pengujian Persyaratan Analisis C. Pengujian Hipotesis

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

BAB V PENUTUP A. Simpulan

(17)

C. Format Penelitian Kualitatif BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah B.Pembatasan Masalah C.Rumusan Masalah D.Tujuan Penelitian E.Manfaat Penelitian F.Penjelasan Istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori

B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Teoritis

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Pendekatan dan Jenis Penelitian C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Sampling

E. Alat Pengumpulan Data

F. Keabsahan Temuan Penelitian G. Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi

B. Deskripsi Temuan Penelitian C. Pembahasan

BAB V PENUTUP A. Simpulan

(18)

D. Format Penelitian Tindakan Kelas BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Penjelasan Istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori

B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pemikiran D. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian C. Metode Penelitian D. Prosedur Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus D. Pembahasan

BAB V PENUTUP A. Simpulan

(19)

E. Penjelasan Format Penelitian 1. Bab I: Pendahuluan

Bab pendahuluan dalam skripsi pada dasarnya menjadi bab perkenalan. Pada bagian di bawah ini disampaikan struktur bab pendahuluan yang diadaptasi dari Evans, Gruba dan Zobel (2014) dan juga Paltridge dan Starfield (2007).

a. Latar belakang masalah

Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Penulis harus dapat memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang akan diangkat dalam penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi dewasa ini. Pada bagian ini penulis harus mampu memosisikan topik yang akan diteliti dalam konteks penelitian yang lebih uas dan mampu menyatakan adanya gap (kekosongan) yang perlu diisi dengan melakukan pendalaman terhadap topik yang akan diteliti. Pada bagian ini sebaiknya ditampilkan juga secara ringkas hasil penelusuran literatur terkait teori dan temuan dari peneliti sebelumnya mengenai topik yang akan diteliti lebih lanjut.

b. Rumusan masalah

Bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan diteliti. Perumusan permasalahan penelitian lazimnya ditulis dalam bentuk pertanyaan penelitian. Jumlah pertanyaan penelitian yang dibuat disesuaikan dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan, namun tetap mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi pertanyaannya. Dalam pertanyaan penelitian yang dibuat, umunya penulis mengidentifikasi topik atau variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif pertanyaan penelitian biasanya mengindikasikan pola yang akan dicari, yakni apakah sebatas untuk mengetahui bagaimana variabel tersebar dalam sebuah populasi, mencari hubungan antara variabel satu dengan yang lain, atau untuk mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara satu varibel dengan variabel yang lain.

c. Tujuan penelitian

(20)

khusus dari penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat terlihat jelas cakupan yang akan diteliti. Tak jarang, tujuan inti penelitian justru terletak tidak pada pertanyaan penelitian pertama namun pada pertanyaan penelitian terakhir, misalnya. Hal ini dimungkinkan karena pertanyaan-pertanyaan awal tersebut merupakan langkah-langkah awal yang mengarahkan penelitian pada pencapaian tujuan sesungguhnya. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, penulis dapat pula menyampaikan hipotesis penelitiannya karena pada dasarnya hipotesis penelitian adalah apa yang ingin diuji oleh peneliti. Dalam kata lain, tujuan penelitian memang diarahkan untuk menguji hipotesis tertentu. Secara posisi penulisannya, hipotesis penelitian dalam artian penyampaian posisi peneliti dapat ditulis pada bagian ini atau dibuat dalam subbagian yang berbeda setelah bagian ini. Secara lebih rinci penulisan hipotesis penelitian disampaikan pada bab III yang membahas metode penelitian.

d. Manfaat penelitian

Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat/ signifikansi penelitian ini dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek yang meliputi: (1) manfaat /signifikansi dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau kurang diteliti dalam kajian pustaka yang merupakan kontribusi penelitian), (2) manfaat/ signifikansi dari segi kebijakan (membahas perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang dikaji dan memaparkan data yang menunjukkan betapa seringnya masalah yang dikaji muncul dan betapa kritisnya masalah atau dampak yang ditimbulkannya), (3) manfaat/ signifikansi dari segi praktik (memberikan gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan alternatif sudut pandang atau solusi dalam memecahkan masalah spesifik tertentu), dan (4) manfaat/ signifikansi dari segi isu serta aksi sosial (penelitian mungkin bisa dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan pengalaman hidup dengan memberikan gambaran dan mendukung adanya aksi).

2. Bab II: Kajian pustaka

(21)

ini memiliki peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan the state of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.

Pada prinsipnya kajian pustaka/ landasan teoretis ini berisikan hal-hal sebagai berikut:

a. konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model, dan rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji;

b. penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek, dan temuannya;

c. posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Pada bagian ini, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memosisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/ pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis. Bagian ini dimaksudkan untuk menampilkan "mengapa dan bagaimana" teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya, misalnya dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.

Ada beberapa perbedaan mendasar yang perlu digarisbawahi terkait bagaimana teori dikaji pada skripsi, tesis, dan disertasi. Paltridge dan Starfield (2007) mengemukakan beberapa ciri yang membedakan tingkat dan sifat kajian pustaka untuk penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disampaikan di bawah ini.

a. Pemaparan kajian pustaka dalam skripsi lebih bersifat deskriptif, berfokus pada topik, dan lebih mengedepankan sumber rujukan yang terkini.

b. Pemaparan kajian pustaka dalam tesis lebih bersifat analitis dan sumatif, mencakup isu-isu metodologis, teknik penelitian dan juga topik-topik yang berkaitan.

(22)

sebelumnya. Dalam hal ini kedalaman dan keluasan pembahasan tradisi filosofis dan keterkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian perlu dilakukan.

3. Bab III: Metode penelitian

Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan.

Secara umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan dalam menjelaskan bagian metode penelitian dari sebuah skripsi, tesis, atau disertasi dengan dua kecenderungan, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Berikut disampaikan kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk skripsi yang menggunakan pendekatan kuantitatif (terutama untuk survei dan eksperimen) yang diadaptasi dari Creswell (2009).

a. Desain penelitian

Pada bagian ini penulis/ peneliti menyampaikan secara eksplisit apakah penelitian yang dilakukan masuk pada kategori survei (deskriptif dan korelasional) atau kategori eksperimental. Lebih lanjut pada bagian ini disebutkan dan dijelaskan secara lebih detil jenis desain spesifik yang digunakan (misal untuk metode eksperimental: true experimental atau quasi experimental).

b. Partisipan

Peneliti pada bagian ini menjelaskan partisipan yang terlibat dalam penelitian. Jumlah partisipan yang terlibat, karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar pertimbangan pemilihannya disampaikan untuk memberikan gambaran jelas kepada para pembaca.

c. Populasi dan sampel

(23)

teknik sampling juga dapat dilakukan untuk hewan, benda mati, atau zat tertentu.

d. Instrumen penelitian

Pada bagian ini disampaikan secara rinci mengenai instrumen/ alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian ini dapat berupa angket, catatan observasi, atau soal test. Penjelasan secara rinci terkait jenis instrumen, sumber instrumen (apakah membuat sendiri atau menggunakan yang telah ada), pengecekan validitas dan realibilitasnya, serta teknis penggunaannya disampaikan pada bagian ini.

e. Prosedur penelitian

Bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian yang dilakukan terutama bagaimana desain penelitian dioperasionalkan secara nyata. Terutama untuk jenis penelitian eksperimental, skema atau alur penelitian yang dapat disertai notasi dan unsur-unsurnya disampaikan secara rinci. Identifikasi jenis variabel beserta perumusan hipotesis penelitian secara statistik (dengan notasi) dituliskan secara eksplisit sehingga menguatkan kembali pemahaman pembaca mengenai arah tujuan penelitian.

f. Analisis data

Pada bagian ini secara khusus disampaikan jenis analisis statistik beserta jenis software khusus yang digunakan (misal: SPSS). Statistik deskriptif dan inferensial yang mungkin dibahas dan dihasilkan nantinya disampaikan beserta langkah-langkah pemaknaan hasil temuannya.

Sementara itu untuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi, seperti diadaptasi dari Creswell (2011), relatif lebih cair dan sederhana, dengan berisikan unsur-unsur di bawah ini.

a. Desain Penelitian

(24)

b. Partisipan dan tempat penelitian

Bagian ini terutama dimunculkan untuk jenis penelitian yang melibatkan subjek manusia sebagai sumber pengumpulan datanya. Pertimbangan pemilihan partisipan dan tempat penelitian yang terlibat perlu dipaparkan secara jelas.

c. Pengumpulan data

Pada bagian ini dijelaskan secara rinci jenis data yang diperlukan, instrumen apa yang digunakan, dan tahapan-tahapan teknis pengumpulan datanya. Sangat dimungkinkan bahwa pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu instrumen dalam rangka triangulasi untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas data.

d. Analisis data

Pada bagian ini penulis diharapkan dapat menjelaskan secara rinci dan jelas langkah-langkah yang ditempuh setelah data berhasil dikumpulkan. Apabila ada kerangka analisis khusus berdasarkan landasan teori tertentu, penulis harus mampu menjelaskan bagaimana kerangka tersebut diterapkan dalam menganalisis data yang diperoleh agar dapat menghasilkan temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Secara umum dalam alur analisis data kualitatif, peneliti berbicara banyak mengenai langkah-langkah identifikasi, kategorisasi, kodifikasi, reduksi, pemetaan pola, dan sintesis dari hasil pelaksanaan rangkaian tahapan tersebut.

Penjelasan mengenai unsur-unsur yang umumnya muncul dalam bab mengenai metode penelitian, baik yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif di atas pada dasarnya masih mungkin mengalami variasi dan penyesuaian sesuai dengan kekhasan bidang kajian yang diteliti. Apa yang disampaikan merupakan panduan yang berisikan elemen-elemen penting yang dapat menjadi payung bagi penulisan skripsi di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan.

4. Bab IV: Temuan dan pembahasan

(25)

Dalam pemaparan temuan penelitian beserta pembahasannya, Sternberg (1988:54) menyatakan ada dua pola umum yang dapat diikuti, yakni pola nontematik dan tematik. Cara nontematik adalah cara pemaparan temuan dan pembahasan yang dipisahkan, sementara cara tematik adalah cara pemaparan temuan dan pembahasan yang digabungkan. Dalam hal ini, dia lebih menyarankan pola yang tematik, yakni setiap temuan kemudian dibahas secara langsung sebelum maju ke temuan berikutnya.

Tabel 3.1

Pola Pemaparan Nontematik dan Tematik

Cara Nontematik Cara Tematik

Temuan

Dengan adanya dua pola yang berterima tersebut, apa pun pola yang dijadikan rujukan, pastikan bahwa dalam memaparkan setiap temuan dan pembahasannya, penulis/ peneliti mengingat betul rumusan permasalahan yang telah diajukan di awal penelitian. Hal ini untuk memastikan bahwa temuan dan pembahasan yang disampaikan betul-betul menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Pada bagian di bawah ini disampaikan secara umum kecenderungan pola pemaparan temuan dan pembahasan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara terpisah.

Penyajian data dalam pemaparan temuan dan pembahasan, terutama untuk penelitian kuantitatif, menurut American Psychological Association (2010), pada dasarnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:

a. Eksplorasi, yaitu penyajian data memang ditujukan untuk memahami apa yang ada di dalam data tersebut.

(26)

c. Kalkulasi, dalam pengertian bahwa data tersebut dapat dipergunakan untuk memperkirakan beberapa nilai statistik untuk pemaknaan lebih lanjut.

d. Penyimpanan, dalam pengertian bahwa data tersebut digunakan untuk keperluan pembahasan dan analisis lanjutan;

e. Dekorasi, dalam pengertian bahwa penyajian data memang ditujukan untuk menarik perhatian pembaca dan membuatnya menarik secara visual.

Pemaparan temuan penelitian kuantitatif seperti yang dijelaskan oleh American Psychological Association (2010) biasanya didahului oleh penyampaian hasil pengolahan data yang dapat berbentuk tabel atau grafik yang di dalamnya berisikan angka statistik baik yang bersifat deskriptif maupun inferensial mengenai variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Hal yang perlu diingat di sini adalah prinsip-prinsip penting terkait bagaimana data disajikan agar memudahkan pembaca memahami hasil penelitian yang telah dilakukan.

Setelah peneliti menyajikan temuan dalam bentuk yang sesuai dengan tujuan yang jelas, baik itu grafik, tabel dll., apa yang perlu dilakukan adalah menyertai tampilan tersebut dengan ringkasan penjelasan sehingga temuan tersebut menjadi lebih bermakna. Penjelasan yang dibuat dilakukan sesuai dengan kondisi data apa adanya, tidak mengurangi dan tidak melebih-lebihkan. Apa yang disampaikan dapat berupa pembacaan terhadap bentuk dan pola visual yang muncul, atau nilai statistik tertentu sesuai dengan pola distribusi yang dapat dilihat. Dalam tahapan ini, peneliti harus mampu menunjukan pola apa yang menarik, pola apa yang muncul di luar dugaan, dan juga pola apa yang mungkin dianggap aneh atau rancu.

Di bagian pembahasan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah (1) melihat kembali pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, (2) melakukan pengaitan hasil temuan dengan kajian pustaka relevan yang telah ditulis sebelumnya, dan (3) melakukan evaluasi terhadap potensi kelemahan penelitian (seperti: bias, ancaman lain terhadap validitas internal, dan keterbatasan lain yang dimiliki oleh penelitian).

(27)

penelitian dengan hasil temuan penelitian lain sebelumnya agar peneliti dapat memberikan konfirmasi dan klarifikasi terhasil hasil temuannya. Segala bentuk keterbatasan penelitian perlu disampaikan sebagai bentuk evaluasi keseluruhan.

Beberapa contoh redaksi inti pembahasan temuan penelitian kuantitatif dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat dilihat di bawah ini.

a. Terdapat hubungan negatif yang kuat antara waktu menonton TV dengan IP yang diperoleh oleh mahasiswa, r (35) =- ,87. p < ,05. (untuk menyatakan korelasi)

b. Ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode penilaian group project - based assessment (x = 87,5) dengan kelas yang menggunakan individual report assessment (x = 60,3), t(42) = 34,7, p< ,05. (untuk menyatakan hasil eksperimen)

Sementara itu, dalam pemaparan temuan dan pembahasan pada penelitian kualitatif, peneliti menyampaikan hasil analisis data dan mengevaluasi apakah temuan utama yang dihasilkan dari analisis data tersebut menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan (Burton, 2002:71). Bagian temuan dan pembahasan sebaiknya dimulai dengan ringkasan singkat mengenai temuan penelitian, dengan mengatakan kembali tujuan penelitian.

Penelitian kualitatif biasanya lebih menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik (Burton, 2002:71). Dalam memahami data kualitatif, seperti dikatakan oleh Lincoln dan Guba (Rudestam & Newton, 1992), peneliti harus melakukan analisis induktif, dan dalam analisis ini ada dua kegiatan yang dilakukan. Pertama adalah pengelompokan (unitizing), yaitu kegiatan memberikan kode yang mengidentifikasi unit informasi yang terpisah dari teks. Kedua adalah kategorisasi (categorizing), yaitu menyusun dan mengorganisasikan data berdasarkan persamaan makna.

(28)

Rudestam dan Newton (1992:111), peneliti kualitatif sangat perlu menggambarkan konteks di mana suatu kejadian terjadi. Selain itu, seperti disarankan oleh Silverman (2005), penelitian kualitatif perlu memperlihatkan upaya untuk membahas setiap potongan data yang telah berhasil dikumpulkan.

Penulis skripsi, baik dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, seyogianya memperhatikan bahwa data tidak sama pentingnya. Dengan demikian, data juga sebaiknya dipaparkan berdasarkan tingkat signifikansinya dalam penelitian yang dilakukan. Penulis, seperti disarankan oleh Crasswell (2005:199), perlu bertanya tentang beberapa hal yang disampaikan di bawah ini.

a. Apa yang dianggap paling penting tentang temuan penelitian secara umum dan mengapa?

b. Temuan mana yang tampaknya lebih penting dan kurang penting dan mengapa?

c. Apakah ada temuan yang harus saya perhatikan secara khusus dan mengapa?

d. Apakah ada sesuatu yang aneh atau tidak biasa dalam temuan penelitian yang perlu disebutkan dan mengapa?

e. Apakah metodologi yang dipakai atau faktor lain telah memengaruhi interpretasi saya tentang temuan penelitian dan apakah ini merupakan sesuatu yang perlu dibahas? Misalnya, bias yang bisa muncul dalam desain penelitian

Perlu diperhatikan bahwa dalam memaparkan temuan, penulis hendaknya memaparkannya secara proporsional, dan membahasnya secara analitis. Dengan memperhatikan kelima pertanyaan di atas, penulis skripsi dapat menghindari pemaparan temuan penelitian yang terlalu banyak.

Dalam membahas data, baik data kuantitatif maupun kualitatif, ada beberapa tahap yang harus dilakukan:

a. menjelaskan bagaimana data bisa menjawab pertanyaan penelitian; b. membuat pernyataan simpulan;

(29)

Dalam hal pengorganisasiannya, struktur organisasi atau elemen yang biasanya ada dalam pembahasan data dapat berupa:

a. latar belakang penelitian (informasi mengenai latar belakang penelitian); b. pernyataan hasil penelitian (statement of results);

c. hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan (un)expected outcomes; d. referensi terhadap penelitian sebelumnya;

e. penjelasan mengenai hasil penelitan yang tidak diharapkan, yakni penjelasan yang dibuat untuk mengemukakan alasan atas munculnya hasil atau data yang tidak diduga atau tidak diharapkan (kalau memang ini benar) atau data yang berbeda dengan temuan penelitian sebelumnya; f. pemberian contoh, yaitu contoh untuk mendukung penjelasan yang

diberikan dalam tahap no. 5 di atas;

g. deduksi atau pernyataan, yaitu membuat pernyatan yang lebih umum yang muncul dari hasil penelitian, misalnya menarik simpulan, dan menyatakan hipotesis;

h. dukungan dari penelitian sebelumnya, yaitu mengutip penelitian sebelumnya untuk mendukung pernyataan yang dibuat;

i. rekomendasi, yaitu membuat rekomendasi untuk penelitian yang akan datang;

j. pembenaran penelitian yang akan datang, yakni memberikan argumentasi mengapa penelitian yang akan datang direkomendasikan (Paltridge & Starfield, 2007:147).

Perlu diperhatikan bahwa kesalahan yang umum ditemukan dalam menulis bab pembahasan adalah bahwa penulis gagal kembali kepada kajian pustaka yang telah ditulis dalam Bab II dalam mengintegrasikan hasil penelitian dengan penelitian empiris lain yang meneliti topik atau fenomena yang sama (Rudestam & Newton, 1992). Pembahasan atau diskusi yang baik melekatkan masing-masing temuan penelitan engan konteks teori yang dipaparkan dalam kajian pustaka.

(30)

“(Tidak) seperti penelitian yang dilakukan oleh …, yang menggunakan ..., penelitian ini menemukan bahwa ...”.

Dalam membahas data, penulis skripsi, tesis, atau disertasi sebaiknya bertanya dalam hal apa atau sejauh mana temuan penelitiannya itu sesuai, atau mendukung, atau menentang temuan penelitian lain. Apabila sesuai, persisnya dalam hal apa, dan apabila tidak, mengapa dan aspek apa yang mungkin diteliti lebih lanjut untuk memperbaiki pengetahuan yang ada sekarang.

5. Bab V: Penutup

Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan saran, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat.

Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi penulisan simpulan dengan cara uraian padat lebih baik daripada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Selain itu, simpulan tidak mencantumkan lagi angka-angka statistik hasil uji statistik. Implikasi dan saran yang ditulis setelah simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.

(31)

BAB IV

TATA TULIS SKRIPSI

A. Tata Ketik 1. Format

Laporan penelitian diketik (dengan komputer) pada kertas HVS (70 – 80 gram) berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dan menggunakan warna huruf hitam yang jelas dengan ketebalan yang sama dari halaman awal sampai dengan halaman akhir.

2. Pengetikan

a. Laporan penelitian diketik 2 spasi dengan menggunakan kalimat pasif. b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12.

c. Pengetikan naskah harus menggunakan font (bentuk) huruf yang sama pada keseluruhan teks.

3. Jarak Tepi

a. Batas atas 4 cm (dari tepi atas kertas). b. Batas bawah 3 cm (dari tepi bawah kertas). c. Batas kiri 4 cm (dari tepi kiri kertas).

d. Batas kanan 3 cm (dari tepi kanan kertas).

e. Setiap alenia baru, dimulai pada jarak 1,5 cm dari margin kiri.

4. Nomor Halaman

a. Mulai dari Bab I hingga akhir laporan penelitian diberi nomor halaman urut dengan angka Arab dimulai dengan angka 1.

b. Nomor halaman pada lampiran, meskipun merupakan kelanjutan dari nomor halaman sebelumnya, tetapi halaman asli (jika ada) naskah yang dilampirkan tidak boleh dihilangkan.

c. Semua nomor halaman diketik di sebelah kanan atas, dengan jarak 3 cm dari tepi kanan maupun tepi atas kertas (kecuali untuk halaman judul bab ditulis di tengah bawah 2 cm dari tepi bawah kertas).

(32)

5. Sistem Penomoran pada Isi Laporan

Penomoran menggunakan tata urutan sebagai berikut:

Tingkat pertama, menggunakan angka Romawi besar, seperti I, II Tingkat kedua, menggunakan huruf Latin besar, seperti A, B Tingkat ketiga, menggunakan angka Arab, seperti 1, 2

Tingkat keempat, menggunakan huruf Latin kecil, seperti a, b

Tingkat kelima, menggunakan angka Arab dengan satu kurung: 1), 2)

Tingkat keenam, menggunakan huruf Latin kecil dengan satu kurung, seperti a), b)

Tingkat ketujuh, menggunakan angka Arab dengan dua kurung: (1), (2) Tingkat kedelapan, dengan huruf Latin kecil dengan dua kurung: (a), (b)

6. Penyajian Tabel

Penyajian data dalam tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap informasi yang bersifat kuantitatif. Dengan disajikan dalam tabel, pembaca dapat menginterpretasikan (menafsirkan) data secara lebih cepat, juga dalam menemukan hubungan-hubungannya. Oleh karena itu, seharusnya tabel dibuat secara sederhana dan dipusatkan pada ide-ide yang penting saha. Memasukkan terlalu banyak data ke dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajiannya. Lebih baik menggunakan banyak tabel yang sederhana daripada sedikit tabel yang isinya terlalu banyak dan kompleks.

Penyajian tabel dalam karya ilmiah, termasuk skripsi, ada tata caranya tersendiri, yaitu:

a. Semua tabel diberi nomor urut dengan angka Arab, seperti: 1, 2, 3 dan penomoran dengan penunjuk bab, seperti 4.1, yang artinya tabel tersebut terdapat pada bab IV dan muncul pertama pada bab tersebut. Jadi, untuk setiap bab, nomor urut tabel dimulai dari nomor 1.

b. Judul tabel ditempatkan di atas tabel dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata tugas (kata sambung dan kata depan) dan ditebalkan (bold).

c. Judul tabel yang lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dan ditulis dengan jarak satu spasi. Judul tabel tidak diakhiri tanda titik.

(33)

e. Dalam dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.

f. Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi dan nomor halaman di bawah tabel. g. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), tabel harus

ditempatkan pada halaman tersendiri. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks.

h. Tabel dan gambar yang disajikan harus diberi interpretasi berupa simpulan mengenai pola atau kecenderungan yang terlihat pada data, bukan berupa pernyataan yang mengulang isi tabel.

Contoh:

Tabel 4.1

Rekapitulasi hasil dan ketuntasan belajar siswa

No Nama Siswa Pra

Tindakan Siklus I Siklus II

1 001 70 85 100

2 002 65 85 100

3 003 55 75 80

4 004 60 80 85

5 005 50 70 85

6 006 60 80 80

7 007 65 80 100

8 008 55 75 80

9 009 35 55 75

10 010 60 80 90

11 011 50 70 80

12 012 40 60 80

Jumlah 665 895 1035

Rata-rata 55,41 74,58 86,25

% Ketuntasan belajar

(34)

7. Penyajian Gambar

Istilah gambar mengacu pada grafik, diagram, bagan, foto, peta, chart, denah, dan gambar lainnya. Melalui gambar, dapat disajikan data secara visual yang dapat dengan mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.

Penyajian gambar dalam skripsi hendaknya mengikuti beberapa pedoman sebagai berikut:

a. Semua gambar dinomori dengan angka Arab seperti pada tabel

b. Judul gambar ditulis di bawah gambar, tidak di atasnya. Cara penulisan judul gambar sama dengan judul tabel.

c. Gambar hendaknya yang sederhana sehingga dapat menyampaikan ide dengan jelas dan mudah dipahami meskipun tanpa penjelasan secara tekstual. Meskipun demikian, penulis tetap perlu memberikan penjelasan/ interpretasinya terhadap setiap gambar yang disajikannnya. d. Gambar hendaknya digunakan secara hemat karena teks yang terlalu

banyak disertai gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.

e. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri

Contoh:

Gambar 2.1.

Matematisasi Konseptual (Hadi, 2005:19)

8. Penerapan Kaidah Ejaan dan Penulisan Kata

Untuk naskah berbahasa Indonesia, tata cara penggunaan tanda baca, penulisan huruf, dan penulisan kata harus disesuaikan dengan rambu-rambu yang termuat dalam buku Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka.

Dunia nyata

Abstraksi dan formalisasi Matematisasi dalam

(35)

Beberapa kaidah ejaan dan penulisan kata yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, subjudul, maupun anak subjudul

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat, tetapi jika anak kalimat mengikuti induk kalimat tidak dipakai koma.

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, tetapi tidak dipakai pada kata bentukannya. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Batak, bahasa Inggris, mengindonesiakan.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, tetapi tidak untuk yang bukan nama diri, misalnya: SD Negeri Langgini 1, SMP Negeri 1, Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, di sekolah menengah itu, suatu program studi.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur kata ulang pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Taman Kanak-Kanak Pertiwi, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

f. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.

g. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya: a)Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.

b)Weltanschauung diterjemahkan menjadi „pandangan dunia‟.

h. Imbuhan (awalan dan atau akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: memublikasi, menyosialisasikan, mengoordinasi, memproduksi, mengklasifikasi, pemprograman, menetralkan.

i. Awalan dan akhiran pada gabungan kata ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan, mengggarisbawahi, mempertanggungjawabkan.

(36)

mancanegara, pascapanen, semikonduktor, nonkolaborasi, terima kasih, tanggung jawab, budi daya.

k. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: di dalam, di mana, ke mana, di antaranya, di samping itu, dari mana, dari siapa.

l. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu (kuprum), kVA (kilovolt ampere), l (liter), kg (kilogram, Rp (rupiah).

m. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya: a) Empat puluh lima persen siswa kurang aktif dalam diskusi.

b) Ada 45% siswa yang tidak aktif selama pembelajaran Biologi.

n. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu (pemilihan umum).

o. Penulisan kata serapan disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Misalnya: praktik (bukan praktek), objek (bukan obyek), subjek (bukan subyek), survai (bukan survei), analisis (bukan analisa).

9. Penulisan Judul Bab, Subbab, dan Anak Subbab a. Judul Bab

Judul bab diketik dengan huruf besar (kapital) pada halaman baru dengan jarak 4 cm dari tepi atas kertas, bold, dan diletakkan di tengah b. Judul Subbab

Huruf pertama setiap kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital, bold, dan diletakkan di tengah.

c. Judul Anak Subbab

Huruf pertama setiap kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital, bold, dan diletakkan di tepi kiri.

d. Jika ada tingkatan judul yang lebih rendah, huruf pertama, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf besar, bold, dan diletakkan di tepi kiri. e. Jika ada tingkatan yang lebih rendah lagi, huruf pertama ditulis dengan

huruf besar, bold, dan diletakkan di tepi kiri.

(37)

B. Penulisan Sumber Kutipan 1. Batasan Kutipan

Kutipan adalah salinan suatu ide/konsep/temuan orang ke dalam karya tulis kita. Membuat kutipan bukanlah hal yang salah, bahkan seharusnya dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. Akan tetapi, kesan bahwa kajian teori hanya berupa kumpulan kutipan harus dihindari. Untuk itu, kutipan-kutipan yang dibuat harus berselangseling dengan interpretasi dan argumentasi dari penulis. Dengan demikian, tampak bahwa penulis memiliki pendapat atau pandangan tertentu terhadap apa yang dikutip, dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Informasi lengkap tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang disebut Daftar Rujukan atau Daftar Pustaka. Format penulisan kutipan harus sama dengan format yang dipakai pada penulisan daftar pustaka. Oleh karena itu, jika penulisan kutipan menggunakan sistem

American Psychological Association (APA), yang biasa disebut sistem

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran IPS di SD a. Definisi Pembelajaran IPS b. Tujuan Pembelajaran IPS

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya

4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. B. Penelitian Relevan

(38)

author-date „pengarang-tahun‟, penulisan daftar pustaka juga harus menggunakan sistem tersebut

2. Jenis Kutipan

a. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah salinan dari ide/konsep/temuan orang lain yang disampaikan dengan kata-kata penulis sendiri. Sumber yang dikutip tidak langsung misalnya pendapat pakar atau temuan hasil penelitian yang memungkinkan untuk diambil inti sarinya.

b. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah salinan ide/konsep/temuan orang lain persis kata per kata, termasuk tanda bacanya seperti teks aslinya. Sumber yang dikutip misalnya pendapat pakar atau temuan peneliti yang disalin kata per kata karena penulis khawatir salah dalam menginterpretasikan, bagian teks karya sastra, rumus, bagian teks kitab suci, dan dokumen resmi negara seperti pasal dan ayat dalam undang-undang.

3. Tata Cara Penulisan Sumber Kutipan dengan Sistem APA a. Penulisan Kutipan Tidak Langsung

Pada sistem APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan halaman karya yang dikutip. Contoh penulisannya seperti di bawah ini.

1) Nama penulis disebutkan dalam kalimat

(39)

2) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat

b. Penulisan Kutipan Langsung

Kutipan langsung pada sistem APA ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang dikutip. Kutipan langsung dibedakan atas dua jenis, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.

1) Kutipan langsung pendek

Kutipan langsung pendek adalah kalimat yang dikutip kurang atau sama dengan 40 kata (≤ 4 baris). Kutipan langsung pendek dituliskan dalam teks dengan memberi tanda petik/kutip di awal dan akhir kutipan. Contoh penulisannya seperti di bawah ini.

a) Nama penulis disebutkan dalam kalimat

Atau

b) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat

Pendidikan karakter terbukti memiliki kontribusi besar terhadap kualitas luaran pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan salah satu temuan penelitian bahwa siswa yang mendapat program pendidikan karakter lebih cepat mendapat tempat magang daripada siswa yang tidak mengikutinya (Hollingshead, 2009).

Mengenai penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika, Budiyono (2004) berpendapat, “Langkah pertama dalam penyelesaian soal cerita adalah menuliskan kalimat matematika dan siswa sering melakukan kesalahan pada langkah ini karena tidak memahami maksud soal” (hlm. 131).

(40)

2) Kutipan langsung panjang

Kutipan langsung panjang adalah kalimat yang dikutip lebih dari 40 kata (> 4 baris). Kutipan langsung panjang ditulis dalam paragraf tersendiri, dengan jarak 5 ketuk/spasi dari margin kiri, dan jarak antarbaris 1 spasi. Teks yang dikutip tidak perlu diberi tanda petik pada pembuka dan penutupnya. Contoh penulisannya sebagai berikut ini.

a) Nama penulis disebutkan dalam kalimat

Salah satu komponen penting dalam aktivitas belajar adalah tujuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang menyatakan, ”Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh individu selalu berorientasi pada tujuan sehingga individu termotivasi beraktivitas apabila ada tujuan jelas yang menuntunnya untuk bertindak” (Siskandar, 2009: 184). Oleh karena itu, dalam aktivitas membaca, tujuan membaca harus dimiliki supaya pembaca dapat mengatur porsi perhatiannya terhadap bagian tertentu dalam bacaan.

Agar pembelajaran bahasa Inggris mencapai tingkat komunikatif, Waluyo dkk (2004) menyatakan:

(41)

b) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat

4. Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya

Berdasarkan jumlahnya, nama penulis dalam sumber kutipan dituliskan dengan tata cara seperti yang termuat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Tata Cara Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya Jumlah Penulis Cara Penulisan Sumber Kutipan Satu Penulis Smith (2007) atau (Smith, 2007)

Dua Penulis Smith dan Thomas, (2008) atau (Smith & Thomas, 2008)

Wahab dan Sapriya, (2010) atau (Wahab dan Sapriya, 2010)

Tiga/lebih penulis Smith, et al. (2009) atau (Smith, et al., 2009) Sanusi, dkk. (2010) atau (Sanusi, dkk., 2010) Lembaga/organisasi

Kutipan Pertama

Kutipan Berikutnya

Program for International Student Assessment (PISA, 2009)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2005)

PISA (2009) atau (PISA, 2009)

Kemendikbud (2005) atau (Kemendikbud, 2005) Seorang pakar pendidikan secara rinci merumuskan pengertian minat dalam tiga batasan sebagai berikut:

(42)

5. Memotong kutipan

Jika kutipan langsung tidak disalin satu kalimat secara utuh, penulisan harus diberi tiga titik. Contoh:

Atau

6. Mengutip dari Website

Pada dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan mengutip dari sumber tercetak. Yang dicantumkan adalah nama penulis, tahun penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan langsung) atau jika tidak ada nomor halaman, sebutkan nomor bab, nomor gambar, tabel atau paragraf. Jadi, alamat website tidak perlu dituliskan dalam sumber kutipan. Alamat website dan informasi lain dituliskan pada Daftar Pustaka. Contoh:

a. Kutipan

b. Daftar Pustaka

Saka (2010) menyatakan, “Kerja sama dalam kelompok dan antarkelompok dapat meningkatkan prestasi siswa…”(hlm. 41).

Pengertian trianggulasi metode adalah penggunaan berbagai metode untuk data yang sama seperti yang dijelaskan Sutopo, “… dengan teknik pengumpulan data yang berbeda pada sumber yang sama tersebut, peneliti bisa menarik simpulan ” (hlm.95).

Pendekatan berbeda dengan metode pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan Sudrajat (2008:2) bahwa, “Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum, yang di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode dengan cakupan teoretis tertentu”

Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, dan Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia dalam:

(43)

C. Penulisan Daftar Pustaka

Istilah yang digunakan dalam buku pedoman ini adalah DAFTAR PUSTAKA, bukan DAFTAR RUJUKAN. Oleh karena itu, di dalamnya tercakup informasi tentang bahan pustaka yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi atau tidak hanya meliputi bahan pustaka yang terdapat dalam tubuh skripsi, tetapi juga yang menjadi bahan bacaan.

Urutan pustaka dalam daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad dari huruf pertama nama penulis. Identitas setiap bahan pustaka harus dinyatakan dengan lengkap dan benar agar memudahkan pembaca menelusuri kembali. Oleh karena itu, bahan pustaka hendaknya dipilih yang lengkap identitasnya. Identitas pustaka yang salah atau tidak lengkap tidak akan banyak gunanya dan secara tidak langsung menunjukkan kualitas penulisnya.

1. Tata Cara Penulisan Nama Penulis

Untuk tujuan konsistensi dengan sistem APA dan keseragaman, penulisan nama penulis pustaka diatur seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Tata Cara Penulisan Nama Penulis dalam Daftar Pustaka Nama Penulis

Berdasarkan Negara Nama Penulis

Penulisan pada Daftar Pustaka Nama penulis barat Constantine J.

Alexopoulos

Yayah Koswara Koswara, Y.

Nama Indonesia terdiri

(44)

Nama-nama penulis dicantumkan dalam identitas pustaka dengan menuliskan nama keluarga atau nama belakang yang diikuti inisial (singkatan) nama kecil atau nama depan (lihat tabel 4.3). Jika jumlah penulisnya tujuh atau lebih, yang ditulis hanya sampai penulis keenam, sedangkan selebihnya diwakili dengan et al. atau dkk. Tanda koma digunakan untuk memisahkan nama keluarga/nama belakang dan inisial dan memisahkan nama antarpenulis. Tanda impresan (&) digunakan untuk memisahkan antarnama jika ada dua penulis dan sebelum nama terakhir jika ada lebih dari dua penulis. Contoh:

a. Pustaka dengan Satu Penulis

Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

b. Pustaka dengan dua penulis

Wahab, A.A., dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

c. Pustaka dengan lebih dari tiga penulis

Abedi, J. et al. (2005). Reading Test Performance of English-language Learners Using an English Dictionary. The Journal of Educational Research, 98, 245-256.

d. Pustaka dengan nama lembaga sebagai penulis

Nama lembaga ditulis paling depan, diikuti tahun, judul pustaka yang dicetak miring, tempat penerbitan, dan nama penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab atas pustaka tersebut.

Contoh:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI. Jakarta: BSNP.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

e. Pustaka dengan penulis sebagai editor

(45)

diberi tulisan (Ed.) untuk penulis Indonesia dan (Eds.) untuk penulis asing (berbahasa Inggris), di antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh:

Widarti, P. (Ed). (2005). Menuju Budaya Menulis: Bunga Rampai dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXVII. Yogyakarta: Tiara Wacana.

McMillan, J.H. (Ed.). (2007). Formative Classroom Assessment: Theory into Practice. New York: Teachers College Press.

f. Pustaka tanpa nama penulis Contoh:

Anonim. (2004). Nonton Wayang dari Berbagai Pakeliran. Yogyakarta: PT BP Kedaulatan Rakyat.

Jika pustaka tersebut berupa artikel dari surat kabar, nama surat kabar digunakan pada posisi penulis.

Contoh:

KOMPAS. (2011, 15 Oktober). Penuntasan Buta Aksara melalui Keterampilan, hlm. 12.

g. Beberapa pustaka dengan penulis yang sama

Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama, urutan penempatanya ditentukan berdasarkan tahun terbit termutakhir, dan nama penulis hanya dicantumkan pada urutan yang pertama saja.

Contoh:

Budimansyah, D. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana UPI.

_____________. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Genesindo.

h. Beberapa pustaka dengan penulis dan tahun yang sama

(46)

penempatanya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku.

Contoh:

Abedi, J., et al. (2003a). Effectiveness and Validity of Accommodations for English Language Learners in Large-scale Assessments (CSE Technical Report 608). Los Angeles: National Center for Research on Evaluation, Standards, and Student Testing.

Abedi, J., et al. (2003b). Research-supported Accommodation for English Language Learners in NAEP (CSE Technical Report 586). Los Angeles: National Center for Research on Evaluation, Standards, and Student Testing.

Abedi, J., et al. (2003c). Accommodations for Students with Limited English Proficiency in the National Assessment of Educational Progress. Applied Measurement in Education, 17, 371–392.

i. Pustaka berkala berupa artikel majalah

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa dan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah/koran ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata hubung dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:

Mahendra, M. (2008). Sulawesi Laboratorium Geo-biodiversity Dunia. National Geographic Indonesia, 4 (12).

Taufik, A. (2009, 9-15 Februari). Bahasa: Mencari Habib Sejati. TEMPO, 3751, 64.

j. Pustaka berkala berupa artikel surat kabar

(47)

Contoh:

Somantri, G.R. (2011, 15 Oktober). Menyoal Otonomi Perguruan Tinggi, KOMPAS, hlm. 7.

k. Pustaka bukan Terbitan Berkala

Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring dan huruf kapital pada awal setiap kata kecuali kata hubung (kata tugas). Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).

Contoh:

Hidayatullah, M.F. (2009). Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

l. Pustaka dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya) Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring dan diberi tanda kutip. Nama editor ditulis dengan urutan nama asli, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulanya ditulis dengan huruf miring dan nomor halamanya dituliskan.

Contoh:

Kridalaksana, H. & Sutami, H. (2005). Aksara dan Ejaan. Dalam Kushartanti, U. Yuwono, & M.R.M.T. Lauder (Ed). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. (hlm. 65 – 87). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Prima.

m.Pustaka berupa proceeding pertemuan atau simposium

(48)

Contoh:

Sajidan, Sukarmin, & Sugiharto, B. (Ed.). (2011). Proceeding Seminar Nasional Internalisasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Kompetensi Kerpibadian Pendidikan dan Peserta Didik. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

n. Pustaka berupa skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian yang tidak dipublikasi

Nama penulis diletakkan pada bagian depan diikuti tahun, judul dicetak miring, nama perguruan tinggi dan nama kota. Pada bagian akhir

ditulis pernyataan ”Skripsi/Tesis/Disertasi/Laporan penelitian tidak

dipublikasikan”. Contoh:

Zulkarnain, A.I. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SD. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Skripsi Tidak Dipublikasikan.

o. Pustaka berupa artikel jurnal

Penulisan artikel jurnal dalam daftar rujukan mengikuti urutan sebagai berikut:

1) nama belakang penulis;

2) nama depan penulis (inisialnya saja);

3) tahun penerbitan (dalam tanda kurung diawali dan diikuti tanda titik) 4) judul artikel (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari kata pertama, atau nama tempat, atau nama orang dalam judul ditulis dengan huruf kapital);

5) judul jurnal (dicetak miring dan setiap huruf pertama dari setiap kata dalam nama jurnal ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas) diikuti dengan koma;

6) nomor volume dengan angka Arab;

7) nomor penerbitan ditulis dengan angka Arab di antara tanda kurung;

(49)

Contoh:

Ango, M.L. (2002). Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context”. International Journal of Educolog. Vol 16, (1), 11-30.

Gambar

Tabel 3.1 Pola Pemaparan Nontematik dan Tematik
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil dan ketuntasan belajar siswa
Gambar 2.1.
Tabel 4.2 Tata Cara Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya

Referensi

Dokumen terkait

dispnea , mempunyai jalan nafas yang paten, mengeluarkan sekresi secara efektif, irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal yaitu 40- 60x/menit, penulis

Namun demikian bagi ternak ruminansia situasinya sangat berbeda karena adanya mikroorganisme dalam rumen yang dapat memanfaatkan substansi nitrogen dalam pakan dan

umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum (GWM) berupa rekening giro bank yang bersangkutan

Kebutuhan tubuh akan gizi merupakan hal yang mutlak, zat gizi yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan sel dalam tubuh .baik pada waktu istirahat maupun

Jurusan : Teknik Elektro, Teknik Mesin, Hukum, Psikologi, Manajemen, Manajemen Industri, Teknik Industri, Sosiologi, Akuntansi, Akuntansi Keuangan, Teknik Listrik / Energi

Variasi ukuran produk dikarenakan perbandingan konsentrasi oligonukleotida atau konsentrasi total oligonukleotida dalam reaksi belum optimal (Gao et al., 2003).

Subspesies beo ini menyebar di kaki pegunungan Himalaya, India timur, Nepal, Burma, Indochina, Hainan, Thailand dan Kra (Peters 1962). Hasil pengukuran morfometri memberikan

Dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk dinonaktifkan dengan diterjunkan langsung ke laut pada tahun 2024, masing- masing lembaga antariksa