• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 INVENTARISASI HUTAN ALAM AMPUPU (Eucalyptus urophylla) DALAM MENYERAP KARBON (STUDI KASUS DESA BITOBE, KECAMATAN AMFOANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR) Ampupu Natural Forest Inventory (Eucalyptus urophylla) In Absorbing Carbon(

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 INVENTARISASI HUTAN ALAM AMPUPU (Eucalyptus urophylla) DALAM MENYERAP KARBON (STUDI KASUS DESA BITOBE, KECAMATAN AMFOANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR) Ampupu Natural Forest Inventory (Eucalyptus urophylla) In Absorbing Carbon( "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

INVENTARISASI HUTAN ALAM AMPUPU (

Eucalyptus urophylla

) DALAM MENYERAP

KARBON (STUDI KASUS DESA BITOBE, KECAMATAN AMFOANG TENGAH,

KABUPATEN KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR)

Ampupu Natural Forest Inventory (Eucalyptus urophylla) In Absorbing Carbon( Case Study

Bitobe Village, Central Amfoang District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara Province

Desi Natalia Sogen, Lusio Sulo Marimpan dan Nixon Rammang

Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Jln Adisucipto Penfui Kupang, NTT 85001

ABSTRAK

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penyerap karbondioksida (carbon dioxide sink), habitathewan, modulator arus hidrologi, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosferbumi yang paling penting. Penelitian ini bertujuan mengetahui berapa besar kemampuan dari hutan dalam menyerap karbondioksida (CO2) pada hutan Ampupu di Desa Bitobe Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini dilaksanakan dikawasan Hutan Alam Mutis jenis Ampupu (Eucalyptus urophylla) desa Bitobe Kecamatan Amfoang Tengah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada lokasi penelitian di lapangan jumlah terbanyak adalah pada tingkat pohon yaitu 808 pohon, tiang berjumlah 125 pohon, disusul semai 12 pohon dan yang paling terendah adalah pancang berjumlah pohon. Total jumlah seluruh sampel adalah 949 pohon. Perhitungan karbon dengan menggunakan destruktif sampling. Potensi serapan karbon di hutan alam Ampupu (Eucalyptus urophylla) adalah sebesar 4.375.519 ton/ha, dengan fase pohon 3.977.835 ton/ha, fase tiang 253.370, fase pancang 144.314, dan fase semai 0,3. Prosentase kandungan karbon tertinggi terdapat pada organ batang (70%), kemudian diikuti organ akar (15%), cabang (13%) dan terendah pada organ daun (2%).

Kata kunci :Eucalyptus urophylla, Inventarisasi, Potensi serapan Karbon. .

ABSTRACT

The forest is an area overgrown with trees and other plants. This kinds of area in a vast region of the world and serves as an absorbent carbon dioxide(carbon dioxide sink), animal habitat, hydrological current modulator, and

soil conversation. And one of the most important aspects of the earth’s biosphere. This research aims to find out

how much of the ability of the forest to absorb carbon dioxide(CO2) in the forest of Ampupu, Bitobe village, central Amfoang district, Kupang regency, East Nusa Tenggara province. This research is carried out in the natural forest area of the type of Ampupu (Eucalyptus urophylla).Bitobe village, central Amfoang district, Kupang regency, East Nusa Tenggara province. Based on observations at the location of research in the field the highest number is at the level of the tree. That is 808 trees, 125 poles of tree, followed by pole 12 trees and the lowest is the seedling amounted to 4 trees. The total number of samples is 949 trees. Calculation of carbon by using destructive sampling. The potential of Carbon uptake in natural forest of Ampupu is equal 4.375.519ton/ha, with a tree phase 3.977.835ton/ha, pole phase 253.370, stake phase 144.314, dan seed phase 0,3 ton/ha. The highest percentage of carbon content is found in stem organs (70%), followed by root organs (15%), branch (13%) and lowest in leaf organ(2%)

Keywords :Eucalyptus urophylla, Inventory, Carbon absorb Potential.

PENDAHULUAN

(2)

2

Kerusakan hutan diperkuat oleh adanya pemanasan global (global warming) sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara tertuduh menyumbang emisi yang cukup besar. Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini menurut Hardjana (2010) hal tersebut diakibatkan terganggunya keseimbangan energi antara bumi dengan atmosfer. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas CO2, CH4, dan N2O yang lebih dikenal sebagai Gas Rumah Kaca (GRK) yang mengakibatkan pemanasan global.

Periodisitas akan potensi dan keadaan hutan yang selalu berubah karena pertumbuhan dan kematian yang terjadi maupun karena penebangan yang dilakukan manusia, oleh sebab itu perlu adanya inventarisasi hutan yang dilakukan terhadap tegakan-tegakan yang ada pada kawasan Hutan Mutis Timau untuk mengetahui seberapa besar kemampuan hutan alam ampupu dalam menyerap karbon dengan luasan 11.190 Ha dengan batasan yang telah ditentukan. kawasan hutan alam Mutis Timau Desa Bitobe dengan luas 11.190 Ha yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur degan tegakan ampupu (Eucalyptus urophylla) yang mendominasi (Anonim, 2017).

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran simpanan karbon di hutan alam ampupu Eucalyptus urrophylla. Potensi simpanan karbon dilakukan dengan menginventarisasi hutan (pohon, tiang, pancang dan semai) dengan mengukur diameter dan tinggi pohon. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu untuk mendapatkan informasi mengenai simpanan karbon pada kawasan hutan alam ampupu dengan melakukan penelitian inventarisasi Hutan Alam Ampupu dalam Menyerap Karbon di Mutis–Timau Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari –Maret 2018.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

(3)

3

Kamera, Alat tulis menulis dan GPS. Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi Ampupu (Eucalyptus urophylla) di Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.Dalam penelitian ini adanmya batasan penelitian yaitu 1. Objek yang diteliti dikhususkan pada jenis Ampupu (Eucalyptus urophylla)2. Penelitian ini dibatasi pada luasan 100 ha dari luas total hutan Alam Mutis sebesar 11.190 Ha

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer adalah data yang didapat pada saat pengukuran langsung dilapangan dilakukan dengan variabel bebas (independent variable) yaitu menghitung diameter batang setinggi dada (Dbh) ( ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah ) dan variabel tergantung (dependent variable) yaitu menghitung tinggi pohon total) untuk mengetahui penyimpanan karbon pada jenis pohon Ampupu (Eucalyptus urophylla) sedangkan data sekunder akan diperoleh berupa keadaan umum lokasi , data potensi hutan dan luas letak, data pendukung lain seperti buku-buku.

Jumlah plot yang diperoleh bersdasarkan rumus (Simon ,1996) Batas areal hutan alam Ampupu =100 Ha

Intensitas sampling yang digunakan (IS)=5% = 0,05 Luas petak ukur = 25×40 =1000 m2 = 0,1ha Luas seluruh plot yang diamati = IS×luas are = 0,05×100 Ha = 5 Ha

Jumlah plot yang dibuat = Luas plot yang diamati /luas petak ukur = 5 Ha

0,1

= 50 petak ukur

Kegitan penelitian ini dengan menggunakan cara transek setiap transek dibagi–bagi dalam petak ukur dalam pengukuran pada 4 tingkat tumbuhan yaitu (1) petak berukuran 20×20 m untuk tingkat pohon, (2) 10×10 m untuk tingkat tiang dan (3) petak 5×5m untuk tigkat pancang, (4) 2×2 m untuk tingkat semai. Berikutnya adalah mengukur dan mencatat semua informasi yang didapat dari keadaan yang ada di lapangan .

Gambar 2. Transek dan Tata Cara Pengamatan Vegetasi

Hubungan Dbh (cm) dengan karbon (kg) berbagai organ pohon model berbentuk power dengan persamaan (Marimpan, 2010).

(4)

4 3.Kcabang = 0,011D2,380dengan R² = 0,984

4.Kdaun = 0,008D2,012dengan R² = 0,972 5.Ktotal = 0,042D2,532dengan R² = 0,992

Keterangan D adalah diameter , R2adalah koefesien determinasi. Data hasil perhitungan karbon yang sudah diperoleh dianalisis menggunkan MS. Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan di lapangan pada lokasi penelitian di lapangan jumlah terbanyak adalah pada tingkat pohon yaitu 808 pohon, tiang berjumlah 125 pohon, disusul Semai 12 pohon dan pancang berjumlah pohon. Total jumlah seluruh sampel adalah 949 pohon. Berdasarkan analisis jalur pengamatan menunjukan tingkat pohon lebih besar dibandingkan dengan tingkat tiang, pancang dan semai.

Potensi Serapan Karbon Akar

Gambar 3. Potensi Serapan Karbon Pada Akar

Pada perhitungan cadangan karbon pada organ akar tanaman Ampupu (Eucalyptus urophylla) dengan menafsir secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan persamaan allometrik dengan menggunakan data diameter pohon pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon. Total kandungan pada fase pohon sebesar 513.210.9 ton/ha dimana angka ini yang terbesar kemudian disusul oleh fase tiang sebesar 93.980,6 ton/ha, pada fese pancangberjumlah 29,926,35 ton/ha dan fese semai 0,084377047 ton/ha,jumlah total potensi karbon pada organ akar sebesar 637.118.

Potensi Serapan Karbon Pada Batang

Organ batang pada tanaman (Eucalyptus urophylla) sangat besar dalam hal penyerapan karbon. Dalam penelitian ini ditemukan diameter batang terbesar adalah 138,7 cm. Hasil perhitungan serapan karbon pada

batang dapat dilihat pada gambar

0

200,000

400,000

600,000

Pohon

Tiang

Pancang

Semai

513.210,9

93.980,6

29.926,35

0.084377047

Potensi Serapan Karbon pada Akar

Pohon

Tiang

Pancang

(5)

5 Gambar 4. Potensi Serapan Karbon Pada Batang

Pada fase pohon yaitu sebesar 2.441.962 ton/ha diikuti fase tiang 350.214,3 ton/ha fase pancang 21.397 ton/ha, dan yang terendah pada fase semai yaitu 0,221449 ton/ha, potensi serapan karbon karbon pada organ batang sebesar 2.498.381,09. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartana (2014) yang mengemukakan bahwa potensi masa karbon pada bagian batang pada pohon memiliki masa karbon yang tinggi yaitu 900,04 ton/ha. Tingginya bagian batang jika dibandingkan dengan bagian pohon lain. Hal senanda juga dikemukakan oleh Hilmi (2003) tingginya massa karbon pada bagian batang disebabkan karena unsur karbon merupakan bahan organik penyusul dinding sel batang. Negi (1979) dalam penelitiannya pada jenis Eucalyptus globulus mengatakan bahwa biomasa diatas tanah dari hutan tanaman meningkat tajam dari umur 5 ( 32.352 ton/ha) sampai 7 (123.028 ton/ha) dan sesudah itu biomassa meningkat secara konsisten mempertunjukan pengaruh peningkatan umur. Kecendrungan yang hampir serupa diamati dalam kasus dari biomassa batang sedangkan daun, cabang kulit dan akar tidak memperlihatkan beberapa perubahan yang dapat dinilai nyata lebih dari 7 tahun.

Potensi Serapan Karbon Pada Cabang

Cabang merupakan bagian yang menyokong daun, bunga dan buah dari suatu pohon. Pohon Ampupu (Eucalyptus urophylla) bertajuk ramping, ringan, percabngan keatas. Perhitungan penyimpanan cadngan karbon pada organ cabang tanaman Ampupu ( Eucalyptus urophylla) dapat dilihat pada Gambar 5.

Dari Gambar 5 di atas, diketahui bahwa kandungan karbon pada fase pertumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon nilainya berbeda-beda, karbon terbesar pada organ batang berada pada fase pohon yaitu 444.873,2 ton/ha, disusul tiang yaitu 98.411,82 ton /ha, pada fase pancang 69.471,73 ton/ha, dan yang terendah berada pada fase semai yaitu 0,116071 ton/ha Pada penelitian ini ditemukan setelah organ batang dan akar disusul cabang dimana nilai potensi serapan karbon karbon pada organ cabang adalah 612.756,87 ton/ha.

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Pohon

Tiang

Pancang

Semai

2.441.962

350.214,3

21,397

0.221449

Potensi Serapan Karbon batang

Pohon

Tiang

Pancang

(6)

6 Gambar 5. Potensi Serapan Karbon Pada Cabang

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hairiah dan Rahayu, (2007) dimana berdasarkan bagian pohon yang ditebang, dapat diketahui bahwa yang memiliki potensi karbon paling besar adalah pada bagian batang berkisar antara 68,09 - 82,28%, kemudian diikuti bagian daun sebesar 4,17 - 14,44%, bagian cabang sebesar 7,15 - 7,45%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hadjana (2010) menunjukan bahwa kandungan karbon cabang pada tanaman berumur 1 tahun sebesar 2,00 ton/ha, umur 2 tahun sebesar 4,01 ton/ha, umur 3 tahun sebesar 3,07 ton/ha dan umur 6 tahun sebesar 7,66 ton/ha. Haradjiana (2010) menyimpulkan bahwa semakin tua umur suatu tanaman, maka semakin besar kemampuannya dalam menyerap karbon. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Ilyas (2011) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara biomassa kering dengan peubah diameter pohon.hal ini disebabkan karena diameter pohon mengalami pertumbuhan melalui pembelahan sel yang berlangsung secara terus menerus.

Potensi Serapan Karbon pada Daun

Daun merupakan organ tubuh yang paling bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada tumbuhan disebut phyllom (filom). Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesis, biasanya daun pada tanaman ampupu (Eucylptus urophylla) berbentuk bulat telur memanjang dan ujung runcing berbentuk merah, berwarna coklat kekuningan, berfungsi sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Dengan adanya fungsi ini maka organ daun juga merupakan tempat penyimpanan karbon. Hasil perhitungan serapan karbondioksida pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar diatas dapat diketahui kandungan karbon pada masing-masing fase berbeda. Kandungan karbon terbesar berada pada fase pohon yaitu 577.788,70 ton/ha, disusul tiang yaitu 25.763,71 ton/ha, pada fase pancang 23.042,92 ton/ha, dan yang terendah berada pada fase semai yaitu 0,084782 ton/ha. Jumlah total potensi karbon pada organ.

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

Pohon

Tiang

Pancang

Semai

444.873,2

98,411.82

69,471.73

0.116071

Potensi Serapan Karbon pada Cabang

Pohon

Tiang

Pancang

(7)

7 Gambar 6. Potensi Serapa Karbon Pada Daun

Perbandingan Penyimpanan Kandungan Karbon pada Organ Tanaman Ampupu (Eucalyptus urophylla)

Gambar 7. Proporsi Kandungan Karbon Organ Tanaman

15%

70% 13%

2%

Proporsi Kandungan Karbon Organ Tanaman

Akar Batang Cabang Daun

0.00

100,000.00

200,000.00

300,000.00

400,000.00

500,000.00

600,000.00

Pohon

Tiang

Pancang

Semai

577,788.70

25,763.71

23,042.92

0.084782

Potensi Serapan Karbon pada Daun

Pohon

Tiang

Pancang

(8)

8

Penyimpanan KandunganKarbon pada Fase Pohon, Tiang, Pancang dan Semai

Tabel 1. Potensi Tanaman Jenis Ampupu dalam Menyerap Karbondioksida (O2)

No Serapan Organ tanaman Total (

Sumber: Hasil Data Diolah, 2018

Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas diketahui bahwa total karbon tersimpan pada tanaman jenis Ampupu (Eucalyptus urophllla) dengan luasan hutan 11.190 ha, untuk fase pohon, tiang, pancang dan semai pada kawasan hutan alam Bitobe sebesar 4.375.519 ton/ha.pada penelitian ini ditemukan cadangan karbon terbesar berada pada fase pohon yitu sebesar 3.977.835 ton/ha, diikuti fase tiang sebesar 253.370 ton/ha, fase pancang sebesar 144.314 ton/ha, dan yang paling terendah berada pada fase semai yaitu 0,3 ton/ha. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman (2017) dimana nilai biomassa terbesar yaitu terdapat pada tingkatan pohon sebesar 11.017,84 ton/ha sedangkan untuk biomassa terendah yaitu sebesar 15,77 ton/ha dan total biomassa pada tegakan hutan yaitu sebesar 50.605,84 ton/ha. Sedangkan untuk nilai karbon terbesar yaitu 517.839 ton/ha dan terendah yaitu 74,1 ton/ha.

Menurut Yuniati (2012) dalam penelitiannya mengenai kandungan karbon hutan tanaman Ampupu di pulau Timor berumur 12 tahun, 26 tahun dan 27 tahun memiliki perbedaan dalam menyerap karbon. Dari hasil pengukurannya diperoleh data bahwa kandungan karbon hutan ampupu yang berumur 12 tahun sebesar 1948 ton/ha, kandungan karbon hutan tanaman ampupu yang berumur 27 tahun sebesar 176,70 ton/ha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur suatu pohon maka kemampuannya dalam menyerap karbon semakin besar.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan total kandungan karbon pada kawasan hutan alamiah tanaman Ampupu di desa Bitobe, kecamatan Amfoang Tengah, kabupaten Kupang, NTT dalam penelitian ini sebesar 4.375.519 ton/ha. Untuk fase pohon 3.977.835 ton/ha, fase tiang 253.370 ton/ha, fase pancang 144.314 ton/ha dan fase semai 0,3 ton/ha. Prosentase kandungan karbon tertinggi terdapat pada organ batang (70%), kemudian diikuti organ akar (15%), cabang (13%) dan terendah pada organ daun (2%).

Saran

Perlu dilakukan pengukuran kandungan karbon di bawah/dalam tanah (below ground) untuk mengetahui biomassa dan karbon yang tersimpan pada Kawasan Hutan Alam Ampupu di desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, Kupang, Nusa Tenggara Timur

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Data Luas Kawasan. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Kupang.

(9)

9

Iskandar, L. 2009. Fungsi Lingkungan Hidup Dalam Kebijakan Perubahan Peruntukan Fungsi Dan

Pengawasan Kawasan Hutan. Jakarta.

Marimpan, L. (2010). Inventarisasi Hutan Alam Jenis Ampupu (Eucalyptus Urophylla) Dalam Menghasilkan Volume Kayu Batang, Biomassa Dan Karbon Hutan. Tesis. Universitas Gajah Madah. Yokyakarta. Tidak dipublikasikan.

Mubyarto,1985. Fungsi Hutan. Universitas Gajah Mada .Yogyakarta.

Payn,2008.EucalyptusUrophyllaAnneahira.Com/Macam-Macam Hutan.Htm.Jenis-Jenis Hutan Di Indonesia Berdasarkan Fungsinya.Diakses 24 September 2017.

Rahayu,2017. Penyerapan Karbondioksida (Co2). Universitas Trunojoyo.Madura.

Russel, 1997. Hasil Perhitungan Karbon. Universitas Nasional Singapora.

Simon .1996. Metode Inventore Hutan. Adytia Media. Yokyakarta.

Sulaiman, A.2014. Perancangan Alat Ukur Kadar Karbon. IPB. Bandung.

Suwardi, 2013. Kerapatan Terhadap Biomassa Karbon Dan Serapan Gas Karbondioksida (Co2). Komposisi jenis dan cadangan karbon. Universitas samudra .

Tim USFS bersama staf 2012 mengukur cadangan karbion dari perubahan pohon di hutan biro penerbit Erupa.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 2. Transek dan Tata Cara Pengamatan Vegetasi Hubungan Dbh (cm) dengan karbon (kg) berbagai organ pohon model berbentuk power dengan persamaan 1.K2.K(Marimpan,  2010)
Gambar 4. Potensi Serapan Karbon Pada Batang
Gambar 5. Potensi Serapan Karbon Pada Cabang
+3

Referensi

Dokumen terkait