I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki pantai terpanjang
kedua di dunia yaitu dengan panjang pantai 81.000 km. Dari 67.439 desa di
Indonesia, kurang lebih 9.261 desa di kategorikan sebagai desa pesisir. Republik
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber daya ikan yang luar biasa
besar, namun sektor perikanan belum menunjukkan giginya dalam
perekonomian nasional. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya arus
informasi di bidang ini (Ambo, 2011).
Indonesia mempunyai potensi sumber daya laut yang luar biasa yang
Jika dikalkulasi dan diolah secara maksimal maka kekayaan laut Indonesia bisa
menyumbang pendapatan sebesar US$ 1,2 triliun. Kekayaan laut Indonesia bisa
dipetakan dari beberapa sumber, yakni migas, wisata bahari, dan komoditas
perikanan. "Dari sektor cadangan migas saja, 70 persen atau sebesar 9,1 miliar
barel terdapat di laut (Rykang, R, W, 2014).
Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2005, pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan
Sulawesi Selatan baru mencapai 30% dari potensi lestari. Hal ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan potensi perikanan budidaya di Sulawesi Selatan berjumlah
maksimal. Kenyataan diatas tidak lepas dari kurangnya sarana dan prasarana
pembudidayaan ikan yang ada. Keadaan tersebut umumnya dikarenakan alasan
klasik berupa besarnya biaya investasi pengadaan lokasi dan peralatan
pembudidyaan ikan yang umumnya masih dikelola oleh kelompok-kelompok
nelayan setempat, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya pemanfaatan
melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya rutin memberikan paket bantuan
pengadaan binih/benur kepada kelompok-kelompok nelayan namun hal ini
kurang terlihat manfaatnya dikarenakan jumlah nya yang terbatas. Menyiasati
keadaan tersebut maka para kelompok nelayan melakukan penangkaran
binih/benur unggulan yang nantinya dibagikan atau dijual murah kepada nelayan
setempat (Ambo, 2011).
Keadaan Geografi wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, daratan
dan perbukitan. Di bagian barat adalah daerah pantai dan dataran rendah
dengan kemiringan 0-3 derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-25
m, dengan batuan penyusun geomorfologi dataran didominasi endapan alluvial,
endapan rawa pantai, batu gamping, terumbu dan tufa serta beberapa tempat
batuan lelehan basal. Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan
daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 Km meliputi Kecamatan
Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan SandraBone,
Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Kota dan Kecamatan
Galesong Utara. Kabupaten Takalar dilewati oleh 4 buah sungai,yaitu Sungai
Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai Pamakkulu dan Sungai Jenemarrung.
Pada keempat sungai tersebut telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah
seluas 13.183 Ha. Dan terletak antara 5031 sampai 50381 Lintang Selatan dan
antara 1990221 sampai 1990391 Bujur Timur dengan luas wilayah 566,51 Km2,
yang terdiri dari kawasan hutan seluas 8.254. Ha (14,57%), sawah seluas
16.436, 22 Ha (29,01%), perkebunan tebu PT. XXXII seluas 5.333,45 Ha
(9,41%), tambak seluas 4.233,20 Ha (7,47%), tegalan seluas 3.639,90 Ha
(6,47%), kebun campuran seluas 8.932,11 Ha (15,77%), pekarangan seluas
1,929,90 Ha (3,41%) dan lain-lain seluas 7.892,22 Ha (13,93%) (Anonim, 2014).
Galesong Selatan sebagai salah satu kecamatan yang terletak
Takalar. Ibu kota Kecamatan Galesong Selatan terletak di Desa Bonto
Kassi yang sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanrobone dan Kabupaten Gowa,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan sebelah barat
berbatasab dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kecamatan Galesong
Selatan sekitar 24,71 km2 atau sebesar 4,36 persen dari total Kabupaten
Takalar. Dan terdiri dari 11 desa dan 48 Dusun (BPS, 2013).
Dengan melihat latar belakang diatas maka perlu diadakan praktek
lapang untuk mengumpulkan data faktor produksi, analisis data, dan interprestasi
data sesuai teori evaluasi proyek.
B. Tujuan Praktek Lapang
Tujuan dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikananyaitu :
1. Untuk mengetahui suatu kegiatan proyek perikanan.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek studi kelayakan suatu proyek perikanan.
3. Untuk mengetahui aspek finansial studi kelayakan proyek perikanan.
C. Manfaat Praktek Lapang
Manfaat dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan
untuk membandingkan materi yang didapatkan dibangku kuliah dengan keadaan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Evaluation. Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan
informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui
apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah
dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh
(Husein, 2002).
Proyek adalah suatu rangkaian aktivitas yang direncanakan untuk
mendapatkan benefit/manfaat dalam jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek
adalah suatu kegiatan yang menilai dan memilih berbagai investasi yang
mungkin dikembangkan sesuai dengan kemampuan investasi yang dimiliki.
Secara umum pengertian proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai
sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam
jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa studi kelayakan proyek atau yang juga sering disebut studi
kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Jafar, 2012).
Evaluasi proyek adalah kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu
kegiatan pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan (dilanjutkan) dapat
memperoleh kegunaan atau keuntungan dalam suatu waktu tertentu atau dalam
waktu yang di rencanakan. Keputusan yang dihasilkan dalam evaluasi proyek
beberapa proyek yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan
dana yang tersedia. Memilih skala prioritas, dari beberapa proyek yang
layak.Manfaat dari proyek adalah (Nasir, A, 2012).
B. Aspek-aspek Studi Kelayakan Proyek
Secara umum, prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi
kelayakan sebagai berikut (Guido, 2013):
1. Aspek hukum
Dalam aspek ini menyangkut masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk usaha sampai izin-izin yang dimiliki.
Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena hal ini
merupakan dasar hokum yang harus dipegang apabila suatu saat timbul
masalah.
2. Aspek pasar dan pemasaran
Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi
ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang
diinginkan atau tidak. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan
dijalankan untuk menangkap peluang pasar yang ada. Dalam hal ini, untuk
menentukan besarnya pasar nyata dan potensi pasar yang ada maka perlu
dilakukan riset pasar. Kemudian setelah diketahui pasar nyata dan potensi
pasar yang ada barulah disusun strategi pemasarannya.
3. Aspek keuangan
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja
yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan.
Selain itu juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika
proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang
bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga berlaku, sehingga bila
diukur dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan.
4. Aspek teknis/operasi
Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik
kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang. Kemudian
penentuan layout gedung, mesin, dan peralatan serta layout ruangan sampai pada uasaha perluasan selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi
berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, dekat dengan
bahan baku, dekat dengan tenaga kerja, dengan pemerintahan, lembaga
keuangan, pelabuhan, atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai
penggunaan teknologi apakah padat karya ataukah padat modal.
5. Aspek manajemen/organisasi
Aspek ini menilai para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada.
Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang
yang professional. Demikian juga dengan struktur organisasi yang dipilih
harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.
6. Aspek ekonomi sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan jika proyek ini dijalankan. Pengaruh ini terutama
terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat
secara keseluruhan. Dampak ekonomi seperti peningkatan pendapatan
masyarakat yang bekerja di pabrik maupun yang bekerja di luar pabrik.
Demikian pula dampak sosial yang ada seperti tersedianya sarana dan
prasarana seperti jalan, jembatan,listrik,dll.
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan, karena setiap proyek yang
dijalankan aka sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya,
baik terhadap darat, air, laut, dan udara, yang pada akhirnya akan
memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia, binatang, dan
tumbuhan yang ada di sekitarnya.
8. Aspek pemasaran
Membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar danpersaingan,
serta aspek-aspek lingkungan.
9. Aspek manajemen
Membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh internalperusahaan dan
seluruh aspek lingkungan.
10. Aspek sumberdaya manusia
Membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek teknik danteknologi,
pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk menentukan jumlah dan
spesifikasi tenaga kerja dan program pengembangannya.
11. Aspek keuangan
Membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar,pemasaran,
manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar pendapatan dan
biaya yang harus ditanggung badan usaha.
Evaluasi Proyek mengkaji kelayakan proyek dari berbagai komponen
proyek: pasar,internal perusahaan, dan lingkungan.
NO. KOMPONEN ASPEK YANG DIKAJI
1 Pasar Pasar konsumen dan pasar produsen (persaingan) 2 Internal Perusahaan Pemasaran; Teknik dan Teknologi;
Manajemen; Sumberdaya Manusia; Keuangan.
3 Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial; Lingkungan Industrial; Yuridis (Legal); Lingkungan Hidup
Suatu aspek mungkin terkait dengan aspek lainnya dalam Evaluasi
a) Aspek pemasaran membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek pasar
danpersaingan, serta aspek-aspek lingkungan.
b) Aspek manajemen akan membutuhkan data-data dan asumsi dari seluruh
internalperusahaan dan seluruh aspek lingkungan.
c) Aspek sumberdaya manusia membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek
teknik danteknologi, pasar dan pemasaran, dan manajemen untuk
menentukan jumlah dan spesifikasi tenaga kerja dan program
pengembangannya.
d) Aspek keuangan akan membutuhkan data-data dan asumsi dari aspek
pasar,pemasaran, manajemen, teknik dan teknologi untuk menentukan besar
pendapatan dan biaya yang harus ditanggung badan usaha (Guido, 2013).
C. Jenis-Jenis Biaya
Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even (BE). Biaya yang dikeluarkan
perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut (Poerwanto, 2014):
1.
Variabel Cost (biaya Variabel)Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya
variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan
dengan penjualan dalam unit. Contoh :biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.
2.
Fixed Cost (biaya tetap)Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of
biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya
ini tetap dikeluarkan.
3.
Semi Varibel CostSemi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan
sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya
yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman
dimana komisi bagi salesman ini tetap untuk range atau volume tertentu, dan
naik pada level yang lebih tinggi.
4.
Biaya operasional (Operating Cost)Yaitu biaya berupa pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan
pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk
memperoleh pendapatan, tidak termasuk pengeluaran yang telah
diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan.
Berdasarkan asalnya tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja dalam
keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan berdasarkan jenisnya
dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Sehingga untuk
mengatasinya digunakan jumlah tenaga kerja setara pria atau hari kerja pria
(HKP). Untuk mengetahui potensi tenaga kerja harus dilipatkan pencurahan dlam
satu tahun kerja untuk seorang pria akan bekerja selama 300 hari kerja (HK)
dalam satu tahun. Tenga kerja wanita 226 HK setahun dan anak-anak 140 HK
setahun. Satu tenaga kerja pria yang bekerja 7 jam per hari sama dengan 1 HKP.
Satu tenaga kerja wanita sama dengan 0,7 HKP dan anak-anak setara dengan
0,5 HKP (M. Handayani, pdf)
Berbagai jenis biaya dan investasi proyek, khususnya aspek finansial
diwaktu yang akan datang. Biaya dan investasi proyek tersebut dapat
digolongkan atas (Pasaribu, 2005) :
1. Biaya Sebelum Proyek Dimulai Dan Lain-lain
a) Sunk cost
Yaitu biaya total yang dikeluarkan pada waktu sebelum proyek
dilaksanakan, biaya tersebut tidak dapat dihindari pengeluarannya sehingga
biaya proyek tersebut harus dikeluarkan misalnya: biaya penelitian penentuan
lokasi proyek, legalitas keproyekan, dan studi kelayakan (feasibility study).
Rumus sunk cost :
b) Penyusutan
Merupakan pengalokasian biaya investasi pada suatu proyek pada setiap
tahun sepanjang umur proyek berjalan,dalam hal ini dapat tercermin dari
neraca rugi /laba tahunan proyek tersebut.
Rumus penyusutan yaitu:
P
=
B
−
S
n
Pnyusutan
=
Harga Beli
−
Nilai Sisa
Umur Ekonomis
Keterangan:
P = Harga beli asset
B = Harga beli asset (original cost)
S = Nilai sisa (scrap value)
N = Umur ekonomis asset
c) Pengaruh inflasi
Yaitu adanya pengaruh inflasi (kenaikan harga) maupun merosotnya nilai
tukar rupiah terhadap Dollar AS atau mata uang asing lainnya, maka akan
sehingga dengan adanya inflasi akan dapat memperbesar harga nominal
benefit proyek tersebut.
Rumus inflasi adalah :
Ket :
IHK : Indeks periode
d) Bunga Modal
Dalam evaluasi proyek bunga modal tidak diperhiyungkan sebagai biaya
dengan alas an bahwa keputusan manajemen proyek ingin mengetahui
berapa persen keuntungan yang akan diperoleh dari investasi tersebut.
Sehingga bunga bank yang diperhitungkan, bahkan menjadi pembanding
dengan persentase keuntungan proyek untuk menentukan layak tidaknya
proyek tersebut.
Adapun rumus bunga modal yaitu :
e) Biaya Tak Terduga (Contingency Cost)
Yaitu biaya-biaya yan tidak terduga sebelumnya yang didasarkan pada
kesalahan cara mengestimasi pemgelua-ran suatu proyek dan biasanya
dihitung 10% dari total investasi yang akan dikeluarkan.
2. Investasi Selama Masa Konstruksi
Biaya ini terdiri dari biaya investasi yang langsung berhubungan dengan
biaya investasi proyek sejak dimulai sampai berjalan secara operasional antara
lain, yaitu (Pasaribu, 2005) :
a. Pembangunan gedung pabrik (civil work).
b. Pembebasan tanah.
c. Pembelian mesin/peralatan.
d. Upah tenaga kerja.
e. Biaya lain-lain pada masa konstruksi proyek.
3. Biaya Waktu Operasional Proyek.
Yang dimaksud biaya pada waktu opeasional proyek adalah seluruh
pembiayaan yang dibayarkan selama proses mulai berproduksi atau
berlangsungnya suatu proyek, misalnya (Pasaribu, 2005) :
a) Pembelian raw-material (bahan baku).
b)Upah buruh.
c) Gaji karyawan.
d)Biaya listrik dan air.
e) Bahan bakar minyak (BBM).
f) Biaya lain-lain pada masa operasional proyek.
D. Analisis Kriteria Investasi
Untuk menilai suatu proyek dalam rangka memperoleh suatu tolok ukur
yang mendasar dalam kelayakan investasi, maka telah dikembangkan suatu
metode analisis yaitu dengan kriteria investasi maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan apakah benefit bersih suatu kesempatan dalam berinvestasi
(Pasaribu, 2005).
Dengan demikian suatu kriteria investasi adalah merupakan suatu alat
apakah proyek yang akan dilaksanakan Go atau No Go. Adapun kriteria tersebut
adalah sebagai berikut (Pasaribu, 2005):
1. Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek
dengan Cost (biaya) pada Discount Rate tertentu. Net Present Value (NPV) yaitu
menunjukkan kelebihan Benefit (manfaat) dibandingkan dengan Cost (biaya)
(Djumran dan Amiluddin, 2013).
Apabila evaluasi suatu proyek tertentu telah dinyatakan “Go” maka nilai
NPV ≥ 0. Bila NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar
Social Opportunity Cost of Capital, dan bila NPV < 0, maka proyek tersebut “ No
Go” atau ditolak artinya, ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk
sumber-sumber yang diperlukan proyek.
Contoh perhitungan NPV adalah sebagai berikut (Pasaribu, 2005):
NPV
=
∑
Dimana: Bt = Benefit pada tahun ke t
Ct = Cost pada tahun ke t
DF = Discount Faktor (bunga yang berlaku)
N = Waktu umur proyek
Salah satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi
kelayakanrencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang
untuk menghitung nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang
akan datang. Dengan demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih
mendekati kenyataan.Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini adalah
digunakan suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek
sebagai faktor pendiskonto(Nasir, A, 2012).
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
Keuntungan metode analisis kriteria investasi NPV yakni (Diari, 2010) :
a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang
b. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek
c. Memperhitungkan nilai sisa proyek
Adapun kelemahan analisis kriteria investasi NPV yakni (Diari, 2010) :
a.Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama
usia ekonomis proyek .
b. Jika proyek memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, serta usia ekonomis
yang juga berbeda, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai
proyek yang lebih.
c. Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.
2. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)
Net benefit cost ratio adalah perbandingan antara jumlah NPV positif
dengan jumlah NPV negatif. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa
kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat (Pasaribu,
2005).
Contoh perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut:
atau
C
=
¿
NPV (+) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan
Net B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan
Kelebihan menggunakan Net B/C dalam menganalisa sebuah proyek
adalah lebih mencerminkan berapa rasio keuntungan yang akan didapat karena
manfaat yang didapat telah dikurangi dengan biaya. Selain itu, Metode ini telah
memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi. Sedangkan
kelemahannya adalah proses penghitungan akan lebih lama karena setelah
mengidentifikasi semua biaya, kita akan mengurangkannya dengan manfaat
untuk setiap tahun selama umur proyek (Hasyim, 2012).
Gross B/C adalah rasio antara jumlah Present Value Benefit (PVB)
dengan Present Value Cost (PVC).
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan
dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yang positif dan negatif.
Kemudian jumlah present value positif dibandingkan dengan jumlah present
value yang negatif. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah
jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present
value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar
perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak
(Guido, 2013).
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan
4. Internal Rate of Return (IRR)
Oleh karena ada 2 (dua) jenis analisis dalam evaluasi proyek yaitu
analisis finansiil dan ekonomis maka penyebutan IRR nya menjadi berbeda pula
untuk finansiil proyek disebut Finansiil Internal Rate of Return (FIRR), sedangkan
yang analisis ekonomis adalah Economic Internal Rate of Return (EIRR)
IRR ialah untuk mengetahui sebagai alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman dari lembaga keuangan yang membiayai proyek
tersebut. Pada dasarnya IRR adalah memperlihatkan bahwa Present Value (PV)
Benefit akan sama dengan Present Value (PV) Cost dengan kata lain bahwa IRR
tersebut menunjukkan NPV=0 dengan demikian kata lain bahwa IRR, kita harus
menaikkan Discount Factor (DF) adalah merupakan Opportunity Cost of Capital
(Pasaribu, 2005).
Untuk mencari IRR dibutuhkan perhitungan yang berkali-kali oleh karena
proses sebenarnya lebih bersifat coba-coba, sebaiknya dapat menggunakan
perangkat lunak (software) seperti lotus, excel, dan lain-lain. Adapun prosedur
perhitungan IRR sebagai berikut (Pasaribu, 2013):
a)
Pilihlah nilai Discount Factor (DF) yang dianggap dekat nilai IRR nya yangbenar, lalu dihitung NPV dari pada arus benefit dan biaya.
b)
Apabila hasil NPV negative (-), hal itu berarti bahwa nilai coba-coba tersebutterlalu tinggi, sehingga dicoba lagi DF yang lebih mudah.
c)
Jika sebaliknya hasil NPV nya positif (+), diketahui bunga (i’) terlalu rendah,maka dipilih lagi percobaan I baru yang lebih tinggi.
d)
Nilai percobaan pertama (I) untuk DF I’, yang kedua (II) adalah I’’, nilaipercobaan NPV dilambangkan dengan NPV’ dan kedua NPV’’. Apabila salah
satu dari kedua prakiraan NPV tidak terlalu jauh dari nol (0) (yang merupakan
nilai patokan NPV benar apabila i=IRR).
IRR
=
i
'NP V
'NP V
'NPV } ( {i} ^ {
−
i
'¿
dimana:
IRR = Tingkat pengembalian internal
i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
NPV = Nilai sekarang yang positif
NPV’ = Nilai sekarang yang negative
Adapun keuntungan IRR dari metode IRR, yakni (Akhmad, 2010) :
a. Memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan dalam
bentuk persentase
b. Sudah mempertimbangkan cost of capital
c. Sudah mempertimbangkan time value of money
d. Mempertimbangkan semua cash flow
Ada beberapa kelemahan dari metode IRR, yaitu (de Neufville, 1990) :
a. Metode IRR dapat menyebabkan pemilihan proyek yang keliru karena metode ini tidak memperhatikan skala investasi. Pemilihan proyek berdasarkan
metode ini akan memberikan hasil yang keliru apabila skala atau besarnya
proyek yang dibandingkan berbeda. Dalam hal ini metode NPB akanmemberikan evaluasi yang konsisten walaupun skala proyek yang
dibandingkan berbeda.
b. Metode IRR mungkin akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Untuk proyek yang mempunyai waktu lebih dari 2 tahun maka harga IRR dapat mempunyai 2 nilai atau lebih yang dapat membingungkan. Pemilihan nilai IRR akan mempunyai implikasi yang berbeda dan tidak ada suatu kriteria pun yang
secara teoritis dapat menunjukkan pilihan IRR yang akan dipakai. 5. Analisis Profitabelity Index
Pemakaian metode profitability index (PI) adalah perbandingan antara
nilai sekarang penerimaan bersih di masa yang akan datang, dengan nilai
sekarang investasi proyek. Proyek dikatakan menguntungkan bila nilai
“Profitability Index” lebih besar dari satu. Sebaliknya bila hasilnya kurang dari
satu berarti proyek kurang menguntungkan. Analisis profitability index berguna
indikator kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya (Salvatore, 1996).
Rumus :
PI =
∑
1=1 n(
FVi
1+
r
)
PVK
Dimana,
FVi =Future Value Net Cash Inflow Tahun I
r = Tingkat Bunga
i =Period
PVK = Nilai Sekarang Investasi
Adapun keuntungan menggunakan analisis provitability index yakni
(Akhmad, 2011) :
a. Memberikan persentase future cash flows dengan cash initial.
b. Sudah mempertimbangkan cost of capital.
c. Sudah mempertimbangkan time value of money.
d. Mempertimbangkan semua cash flow.
Sedangkan kelemahan menggunakan analisis provitability index yakni
(Akhmad, 2011) :
a. Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
b. Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung provitability index.
c. Tidak memberikan informasi tentang project risk.
d. Susah dimengerti untuk dijadikan indikator apakah suatu project memberikan
value kepada perusahaan.
6. Analisis Payback Peroid
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
Karena satuan hasilnya bukan presentase, tetapi satuan waktu. Kalau periode
diakatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
Kelemahan metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya
aliran kas setelah periode “Payback”. ( Kadariah, 1996).
Rumus :
PBP = T p – 1 +
∑
i=1 n─
Ι i
⎯
∑
i=1n
─
B icp
⎯
1
─
Bp
Dimana :
PBP = Pay Back Period
Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Ii = Jumlah investasi telah di diskon
Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah di diskon sebelum PBP
Bp = Jumlah benefit pada PBP.
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut (Diari, 2010) :
a. Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
b. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba Menurut akuntansi
c. Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin renda
risiko kerugian.
Tetapi dilain pihak metode ini mempunyai kelamahan yaitu (Diari, 2010) :
a. Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b. Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period
suatu rencana investasi tercapai.
III.
METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Lokasi Praktek
Praktek lapang mata kuliah Evaluasi proyek dilaksanakan pada hari
tanggal 7 – 9 November 2014, yang berlokasi di Desa Mappakalompo,
Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Teknik Pengambilan Data
Metode pengumpulan data pada Praktek lapang mata kuliah Evaluasi
Proyek yaitu:
1. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan
2. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi
secara langsung kepada pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan dengan
praktek lapang.
3. Focus Group Discussion (FGD), yaitu proses pengumpulan informasi dari
suatu masalah tertentu yang spesifik dan dilakukan secara berkelompok
melalui suatu diskusi.
C. Sumber Data
Sumber data pada Praktek lapang mata kuliah Evaluasi Proyek yaitu:
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan
melalui wawancara dan observasi.
2. Data sekunder, merupakan data pelengkap primer, yang diperoleh dari
kelurahan setempat yang erat hubungannya dengan data primer.
3. Studi pustaka adalah Metode pengambilan data yang diperoleh dari literatur.
D. Analisis Data
1. Net Present Value (NPV)
Perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
NPV
=
∑
i=0 t=nBt
−
Ct
(1+
i
)
t
atau NPV
=
∑
i=0 t=n(
Bt
−
Ct
) (
DF
)
Atau
NPV
=
∑
i=0 t=n(
NetBenefit
) (
DF
)
Dimana : Bt = Benefit pada tahun ke t
Ct = Cost pada tahun ke t
N = Waktu umur proyek
2. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)
Perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut:
Net
B
NPV (+) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-) = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negative
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B
/
C
=
∑
4. Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungannya sebagai berikut:
IRR = Tingkat pengembalian internal
i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
i’ = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV = Nilai sekarang yang positif
NPV’ = Nilai sekarang yang negatif
5. Payback Period
Untuk mengukur Payback Periods dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Menggunakan Net Benefit Kumulatif
b. Dapat menggunakan Net Benefit rata-rata setiap tahun
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
PaybackPeriods
(
PP
)
I
B
tDimana: I = Jumlah investasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi
a. Demografi
Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong kabupaten Takalar, Sulawesi
Selatan. Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten dalam wilayah propinsi
Sulawesi Selatan yang memiliki luas 566,51 km2 dan berada pada posisi
5,300-5,380 LS dan119.22-118.390 BT. Kabupaten Takalar berbatasan dengan Kota
Makassar dan Kabupaten Gowa pada sebelah Utara, Kabupaten Jeneponto dan
Kabupaten Gowa sebelah Timur, Laut Flores pada sebelah Selatan dan Selat
Makassar pada sebelah Barat. Di Kabupaten Takalar terdapat banyak wilayah
pantai yang dimanfaatkan sebagai objek ekowisata pantai, baik pada lahan di
belakang garis pantai maupun pada perairan pantai depan garis pantai (Sumber
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Takalar).
Letak geografis desa Mappakalompo, kecamatan Galesong, kabupaten
Takalar. Beada pada tengah-tengah wilayah desa, desa Mappakalompo sendiri
terbagi atas tiga dusun yaitu : dusun Mannyammpa, dusun Kawari, dan dusun
Kassi lompo. Desa Mappakalompo merupakan pecahan dari desa Boddia, dan
resmi di mekarkan pada tanggal 26 Desember 2010.
Adapun batas-batas wilayah dari desa Mappakalompo yaitu :
1. Sebelah barat desa Mappakalompo berbatasan dengan selat Makassar 2. Sebelah utara desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Kawari
3. Sebelah selatan desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Bonto
kanang
4. Sebelah timur desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Manyammpa.
Di desa tersebut ada 3 objek bidang perikanan yang terdapat yakni
bidang penangkapan, bidang budidaya yang memiliki luas 3 Ha, dan bidang
Desa mappakalompo memiliki penduduk bersuku bugis makassar dan
beragama islam sedangka mayoritas pekerjaannya adalah nelayan penangkap
kepiting dengan udang, adapun yang bekerja sebagai wiraswasta, buruh,
pedagang eceran.
b. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang berada di desa Mappakalompo yaitu :
N
O SARANA DAN PRASARANA JUMLAH
1 Mesjid 3
2 Lapangan Bola 1
3 Objek Wisata : (pantai boe, dan pantai bintang) 2
4 BBAP Perikanan 2
5 MCK Umum 2
6 kantor Desa 1
c. Data Responden
Dari praktek lapang evaluasi proyek perikanan adapun data respoden
yang saya dapat dilapangan adalah sebagai berikut :
Responden I
Nama : Ramli
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : nelayan ikan cakalang
Jumlah tangkapan : 5-10 kg/hari
Harga jual : Rp 10.000/Ekor
Tenaga kerja : 1 orang
Jenis alat tangkap : Jaring
Jenis perahu : Viber 6 pk
Bahan bakar : 4 liter/hari
Lama penangkapan : 3 jam
Pembekalan/hari : Rp 22.000
Biaya investasi : Rp 13.400.000
Biaya variabel :
Adapun biaya variable yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu:
makanan, bensin dan rokok.
Biaya tetap:
Adapun biaya tetap yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu:
perahu dan jaring
Responden II
Nama : Dg. Isa
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : nelayan ikan kerapu
Jumlah tangkapan : 5-7 kg/hari
Harga jual : Rp 7.000/ ekor
Pendapatan : Rp 280.000/hari
Tenaga kerja : 1 orang
Jenis perahu : Viber 6 pk
Bahan bakar : 5 liter/hari
Lama penangkapan : 3-4 jam
Pembekalan/hari : Rp 8.000
Biaya investasi : Rp 16.000.000
Biaya variabel :
Adapun biaya variable yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu:
bensin dan makanan.
Biaya tetap:
Adapun biaya tetap yang digunakan dalam sekali beroperasi yaitu:
perahu dan jaring
B. ANALISIS DATA
FIXED COST (BIAYA TETAP)
BULAN 1
N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL ALAT/BLNUMUR PENYUSUTAN
1 Jaring 1500m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahu
viber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR
ALAT/BLN PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 3 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL ALAT/BLNUMUR PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 4 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR ALAT/BL
N
PENYUSUTA N
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
3 Maintenance Jaring - 50.000 50.000 1 50.000
TOTAL PENYUSUTAN: 337.500
BULAN 5 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL ALAT/BLNUMUR PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 6 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR
ALAT/BLN PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 7 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL ALAT/BLNUMUR PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYSUTAN: 287.500
BULAN 8 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR ALAT/BL
N
PENYUSUTA N
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
3 Maintenance Jaring - 50.000 50.000 1 50.000
TOTAL PENYUSUTAN: 337.500
BULAN 9 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL ALAT/BLNUMUR PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
BULAN 10 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR
ALAT/BLN PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN: 287.500
N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR
ALAT/BLN PENYUSUTAN
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
TOTAL PENYUSUTAN = 287.500
BULAN 12 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL
UMUR ALAT/BL
N
PENYUSUTA N
1 Jaring 1500 m 3000/m 4.500.000 1 187.500
2 Perahuviber 1 buah 12.000.000 12.000.000 1 100.000
3 Maintenance Jaring - 50.000 50.000 1 50.000
TOTAL PENYUSUTAN: 337.500
VARIABEL COST (BIAYA TIDAK TETAP)
BULAN 1 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 5 liter 7.000 35.000 700.000
3 Rokok 1 bungkus 12.000 12.000 240.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.140.000
BULAN 2 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 4 liter 7.000 28.000 560.000
3 Rokok 1 bungkus 12.000 12.000 240.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.000.000
BULAN 3 N
1 Bensin 5 liter 7.000 35.000 700.000 2 Rokok 1 bungkus 10.000 10.000 200.000
3 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.100.000
BULAN 4 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 6 liter 7.000 42.000 840.000
3 Rokok 1 bungkus 12.000 12.000 240.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.280.000
BULAN 5 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN 1 Bensin 5 liter 7.000 35.000 700.000 2 Rokok 1 bungkus 12.000 12.000 240.000
3 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.140.000 BULAN 6
N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 4 liter 7.000 28.000 560.000
3 Rokok 1 bungkus 12.000 12.000 240.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.000.000
BULAN 7 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 4 liter 7.000 28.000 560.000
4 Bekal 1 porsi 8.000 8.000 160.000 TOTAL/ BULAN = 920.000
BULAN 8 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 5 liter 7.000 35.000 700.000
2 Bekal 1 porsi 12.000 12.000 240.000
TOTAL/ BULAN = 940.000
BULAN 9 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 4 liter 7.000 28.000 560.000
3 Rokok 1 bungkus 10.000 10.000 200.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 960.000 BULAN 10
N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 5 liter 7.000 35.000 700.000
3 Rokok 1 bungkus 12.000 12.000 240.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.140.000
BULAN 11 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
1 Bensin 4 liter 7.000 28.000 560.000
3 Rokok 2 bungkus 10.000 20.000 400.000
4 Bekal 1 porsi 10.000 10.000 200.000
TOTAL/ BULAN = 1.160.000
BULAN 12 N
O URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL/HARI TOTAL/BULAN
3 Rokok 1 bungkus 10.000 10.000 200.000
4 Bekal 1 porsi 8.000 8.000 160.000
TOTAL/ BULAN = 920.000
TOTAL COST (TOTAL BIAYA)
BULAN VC FC TC
1 1.140.000 287.500 1.427.500
2 1.000.000 287.500 1.287.500
3 1.100.000 287.500 1.387.500
4 1.280.000 337.500 1.617.500
5 1.140.000 287.500 1.427.500
6 1.000.000 287.500 1.287.500
7 920.000 287.500 1.207.500
8 940.000 337.500 1.277.500
9 960.000 287.500 1.247.500
10 1.140.000 287.500 1.427.500
11 1.160.000 287.500 1.447.500
12 920.000 337.500 1.257.500
TOTAL REVENUE (TOTAL PENDAPATAN)
BULAN PRODUKSIJUMLAH SATUANHARGA TOTAL TOTAL/BULAN
8 158 Kg 30.000 4.740.000 4.740.000 9 162 Kg 30.000 4.860.000 4.860.000 10 156 Kg 30.000 4.680.000 4.680.000 11 160 Kg 30.000 4.800.000 4.800.000 12 150 Kg 30.000 4.500.000 4.500.000
BENEFIT
BULA
N TR TC BENEFIT
1 4.800.000 1.427.500 3.372.500
2 4.650.000 1.287.500 3.362.500
3 4.860.000 1.387.500 3.472.500
4 4.710.000 1.617.500 3.142.500
5 4.500.000 1.427.500 3.072.500
6 4.650.000 1.287.500 3.362.500
7 4.800.000 1.207.500 3.592.500
8 4.740.000 1.277.500 3.512.500
9 4.860.000 1.247.500 3.612.500
10 4.680.000 1.427.500 3.252.500
11 4.800.000 1.447.500 3.352.500
NET PRESENT VALUE (NPV)
TAH
UN INVESTASI BENEFIT COST NET BENEFIT(1-2) DF 10% PV
0 16.500.000 0 0 -16.500.000 1 -16.500.000
1 4.800.000 1.427.500 3.372.500 0.909091 3065909 2 4.650.000 1.287.500 3.362.500
0.826446 2778925 3 4.860.000 1.387.500 3.472.500 0.751315 2608941 4 4.710.000 1.617.500 3.142.500
0.683013 2146368 5 4.500.000 1.427.500 3.072.500 0.620921 1907780 6 4.650.000 1.287.500 3.362.500
0.564474 1898044 7 4.800.000 1.207.500 3.592.500
0.513158 1843520 8 4.740.000 1.277.500 3.512.500 0.466507 1638606 9 4.860.000 1.247.500 3.612.500
0.424098 1532054 10 4.680.000 1.427.500 3.252.500
0.385543 1253979 11 4.800.000 1.447.500 3.352.500 0.350494 1175031 12
4.500.000 1.257.500 3.292.500 + 13.050.000 =
16.342.500 0.318631
5207227
TAH
UN INVESTASI BENEFIT COST NET BENEFIT(1-2) DF 15% PV
0 16.500.000 0 0 -16.500.000 1 -16.500.000
1 4.800.000 1.427.500 3.372.500 0.869565 2932608.696 2 4.650.000 1.287.500 3.362.500 0.756144 2542533.081 3 4.860.000 1.387.500 3.472.500 0.657516 2283225.117 4 4.710.000 1.567.500 3.142.500 0.571753 1796734.574 5 4.500.000 1.427.500 3.072.500
0.497177 1527575.519 6 4.650.000 1.287.500 3.362.500 0.432328 1453701.541 7 4.800.000 1.207.500 3.592.500
0.375937 1350553.816 8 4.740.000 1.227.500 3.512.500
0.326902 1148242.481 9 4.860.000 1.247.500 3.612.500 0.284262 1026897.963 10 4.680.000 1.427.500 3.252.500
0.247185 803968.2567 11 4.800.000 1.447.500 3.352.500
0.214943 720597.1542 12
4.500.000 1.207.500 3.292.500 + 13.050.000 =
16.342.500 0.186907 3054528
TAH
UN INVESTASI BENEFIT COST NET BENEFIT(1-2) DF 20% PV
0 16.500.000 0 0 -16.500.000 1 -16.500.000
1 4.800.000 1.427.500 3.372.500 0.833333 2810417 2 4.650.000 1.287.500 3.362.500 0.694444 2335069 3 4.860.000 1.387.500 3.472.500 0.578704 2009549 4 4.710.000 1.567.500 3.142.500 0.482253 1515480 5 4.500.000 1.427.500 3.072.500
0.401878 1234769 6 4.650.000 1.287.500 3.362.500 0.334898 1126094 7 4.800.000 1.207.500 3.592.500
0.279082 1002601 8 4.740.000 1.227.500 3.512.500
0.232568 816895.2 9 4.860.000 1.247.500 3.612.500 0.193807 700126.7 10 4.680.000 1.427.500 3.252.500
0.161506 525296.9 11 4.800.000 1.447.500 3.352.500
0.134588 451206.2 12
4.500.000 1.207.500 3.292.500 + 13.050.000 =
16.342.500 0.112157 1832926
NPV -139570
1. Investasi Usaha
a. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan antara jumlah NPV postif dengan jumlah
NPV negative yang menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit yang
diperoleh dengan cost yang dikeluarkan. Perhitungan Net B/C diperoleh dengan
membagi hasil diskonto totalproduksi dengan total biaya yang telah didiskonto
atau membagi NPV yang mempunyai nilai yang lebih besa dari nol dengan NPV
NET BENEFIT COST RATIO (NET B/C)
Dengan demikian, Net B/C Ratio sebesar lebih besar 29.67089 dari 1 maka benefit yang diperoleh tersebut adalah 29.67089 dari cost yang dikeluarkan oleh pemilik modal sehingga usaha tersebut dapat dilaksanakan karena Net B/C > 1.
Narasikan
BENEFIT COST
Df 10%
Bt(Df)
Ct(Df)
0 0 1
0
0
4.500.000 1.207.500 0.3186 1433700 384709.5
JUMLAH 32.149.599 9.251.632
b. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C )
Gross B/C merupakan manfaat yang diterima proyek dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan) Kriteria ini hampir sama dengan Net B/C.
Kesimpulan Gross B/C sebesar 3.4751, maka usaha penangkapan tersebut menguntungkan untuk dilaksanakan.
c. Interest Rate of Return (IRR)
IRR adalah untuk mengetahui sebagai alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman.
Rumus :
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR usaha penangkapan tersebut diperoleh 0,18% sehingga tingkat bunga bank yang berlaku pada saat usaha dijalankan adalah sebesar 15%, maka IRR < tingkat bunga yang berlaku. Kesimpulannya proyek tersebut tidak menguntungkan.
d. Payback Period
Payback Periods
(
PP
)=
I
B
t=
16.5 00.000
3.366 .666,7
=
4.90099DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, 2011. Capital Budgeting Decision Process. http://madces.blogspot.com/ 2011/02/capital-budgeting-decision-process.html.(Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2014 Pukul 22.03 Wita Makassar)
Benny, Guido. 2013. Evaluasi Proyek: Pengertian Evaluasi Proyek, Aspek-Aspeknya Dan Metode Memperoleh Gagasan.pdf. http://staff.ui.ac.id/ system/files/users/guido.benny29/material/evapro02evaprodesaindangag asan.pdf. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014, pukul 20:50 WITA).
BPS. 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar.http://takalarkab.bps.go.id/d ata/publikasi/publikasi_7/publikasi/files/res/other/search.txt . (Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2014 Pukul 19:20 WITA).
De Neufville, R. (1990) Applied System Analysis : Engineering Planning and Technology Management, McGraw Hill, Inc. file:///C:/Users/User/Downloads /p0103.pdf. Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2014. Pukul 18.00 WITA. Makassar.
Hasyim, 2012. Studi Kelayakan Proyek Net Benefit Cost. http://hasyimibnuabbas. blogspot.com/2012/08/studi kelayakan proyek net benefitcost.html. Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2014. Pukul 18.00 WITA. Makassar.
Kasmir, Jafar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
M. Handayani, dkk. Pendapatan tenaga kerja. Pdf.http://www.unwahas.ac.id/publ ikasiilmiah/index.php/Mediagro/article/download/908/1020. (Diakses pada tanggal 6 November 2014 pada pukul 12:30 WITA).
Nasir, Akbar. 2012. Laporan Evaluasi Proyek. http://gudangklazhie.Blogspot. com/2012/12/laporan-evaluasi-proyek-akbar-nasir.html. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014, pukul 21:30 WITA).
Pasaribu, Ali Musa. Djumran Yusuf. Amiluddin. 2005. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan. Makassar: LEPHAS.
Poerwanto Hendra, 2014. Analisis dan Fungsi Breakeven.https://sites.google.co m/site/penganggaranperusahaan/analisis-dan-asumsi-breakeven/jenis-biaya-menurut-konsep (Diakses Pada Tanggal 1 November 2014 Pukul 15.20 WITA).
Rykang, R, W, 2014. Indonesia Negara Maritim, Tapi MinimWawasan Bahari.
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/31/090581338/Indonesia-Negara-Maritim-tapi-Minim-Wawasan-Bahari .(Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2014 Pukul 22.00 WITA).
Tuwo, ambo. 2011.Pengolahan Ekowisata Pesisir Dan Laut.Brilian Internasional:Surabaya.
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
EVALUASI PROYEK
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
OLEH:
NIM : L241 12 102
ASISTEN : GILANG TALHA S.Pi
A. MUTTIA YUNITA M.S.
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR