• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOANALISIS KLASIK Sigmund Freud yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PSIKOANALISIS KLASIK Sigmund Freud yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Individu

Psikologi Kepribadian

tentang

Teori Sigmund Freud

Disusun Oleh :

Nama

: Pera Agustina

NPM

: 1213052031

Mata Kuliah

: Psikologi Kepribadian

Dosen

: Shinta Maya Sari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PSIKOANALISIS KLASIK SIGMUND FREUD

A. SEJARAH

Sigmund Freud, bapak psikoanalisis itu dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Selama hampir 80 tahun Freud tinggal di Wina dan baru meninggalkan kota ketika Nazi menaklukkan Austria. Pada tahun 1873 masuk fakultas kedokteran Universitas Wina dan tamat pada tahun 1881. Freud tertarik pada neurologi yang mendorongnya mengadakan spesialisasi dalam perawatan orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Kemudian Freud belajar selama satu tahun kepada seorang ahli penyakit jiwa Prancis yang terkenal yaitu Jean Charcot yang menggunakan metode hipnotis. Freud mencobanya tetapi tidak berhasil kemudian dia menggunakan metode dengan mengajak pasien berbicara sama seperti cara yang digunakan oleh Joseph Breuer seorang dokter di Wina. Mereka bersama-sama menulis tentang histeria yang disembuhkan dengan percakapan itu (Studien Ueber Hysterie, 1895).

Akan tetapi mereka bertentangan pendapat mengenai pentingnya faktor seksual dalam histeria. Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual merupakan sebab daripada histeria. Kemudian Freud mengemukakan gagasan-gagasannya yang akhirnya merupakan dasar daripada teori psikoanalisis dan memuncak dengan terbitnya karya utamanya yang pertama: “Traumdeutung (Takdir mimpi, The Interpretation of Dream, 1900).

B. STRUKTUR KEPRIBADIAN

(3)

lama, tetapi melengkapi atau menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya.

1. Sadar (Conscious

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental yang masuk ke kesadaran.

2. Prasadar (pereconscious)

Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan dari unconscious. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.

3. Taksadar (Unconscious)

Bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar.

a. Id atau Das Es (Aspek Biologis)

Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari Id ini kemudian akan muncul Ego dan Superego. Saat dilahirkan, Id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan seperti insting, impuls, dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah Unconscious,. Freud juga menyebut Id dengan realitas psikis yang sebenar-benarnya ( The True Physic Reality).

(4)

mata-dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan. Proses primer adalah reaksi membayangkan/menghayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan-dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya. Sistem lain yang menghubungkan Id dengan dunia objektif adalah Das Ich (ego).

b. Ego atau Das Ich (aspek rasional)

Ego berkembang dari Id agar orang mampu menangani realita: sehingga Ego beroperasi mengikuti prinsip realita (Reality Principle). Prinsip itu dikerjakan melalui proses sekunder (Secondary Process), yakni berfikir realistik menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan objek yang dimaksud. Proses itu disebut uji realita (Reality Testing). Ego sebagian besar berada di kesadaran dan sebagian kecil beroperasi di daerah prasadar dan taksadar.

Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama:

1. Memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. 2. Menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai

dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal.

Dalam menjalankan fungsinya seringkali Das Ich harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara Das Es dan Das Ueber Ich dan dunia luar.

c. Superego atau Das Ueber Ich (aspek sosial atau moral)

Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan Id dan prinsip realistik dari Ego.

(5)

dihukum oleh orang tua, akan diterima anak menjadi suara hati (conscience), yang berisi apa saja yang tidak boleh dilakukan. Apapun yang disetujui, dihadiahi dan dipuji orang tua akan diterima menjadi standar kesempurnaan (Ego-Ideal), yang berisi apa saja yang seharusnya dilakukan. Proses mengembangkan konsensia dan ego-ideal, yang berarti menerima standar salah dan benar itu disebut introyeksi (introjection). Sesudah terjadi introyeksi, kontrol pribadi akan mengganti kontrol orang tua.

Tiga fungsi Superego:

1. Mendorong Ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik.

2. Merintangi impuls Id, terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan denganstandar nilai masyarakat.

3. Mengejar kesempurnaan.

C. DINAMIKA KEPRIBADIAN

Kegiatan psikologik juga membutuhkan enerji, yang disebutnya enerji psikik (psychic energy)-enerji yang ditransform dari enerji fisik melalui Id beserta insting-instingnya.

 Insting Sebagai Energi Psikis

Insting adalah perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan. Enerji insting dapat dijelaskan dari sumber (source), tujuan (aim), obyek (object) dan daya dorong (impetus) yang dimilikinya:

1. Sumber Insting: adalah kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Tubuh menuntut keadaan yang seimbang terus menerus, dan kekurangan nutrisi misalnya akan mengganggu keseimbangan sehingga memunculkan insting lapar.

(6)

konservatif; mempertahankan keseimbangan organisme dengan menghilangkan stimulasi-stimulasi yang mengganggu.

3. Obyek insting: segala sesuatu yang menjembatani antara kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya. Enerji insting dapat dipindahkan (displacement) dari obyek asli ke obyek lain yang tersedia untuk mereduksi tegangan. Jika pemindahan menjadi permanen maka proses itu disebut derivatif insting (instinct derivative).

4. Daya dorong insting: kekuatan atau intensitas keinginan berbeda-beda setiap waktu. Sebagai tenaga pendorong, jumlah kekuatan enerji dari seluruh insting bersifat konstan.

Jenis-Jenis Insting 1. Insting Hidup

Insting hidup (eros) adalah dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks. Enerji yang dipakai oleh insting hidup ini disebut libido. Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, namun dalam kenyataannya yang paling di utamakan adalah insting seks. Menurutnya, insting seks bukan hanya berkenaan dengan kenikmatan organ seksual tetapi berhubungan dengan kepuasan yang diperoleh dari bagian tubuh lainnya, yang dinamakan daerah erogen.

2. Insting Mati

(7)

Insting hidup dan insting mati dapat saling bercampur, saling menetralkan. Makan misalnya merupakan campuran dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat dipuaskan dengan menggigit, mengunyah dan menelan makanan.

 Distribusi dan Pemakaian Energi

Dinamika kepribadian ditentukan oleh cara enerji psikis didistribusi dan dipakai oleh id-ego-superego. Jumlah enerji psikis terbatas, dan ketiga unsur struktur itu bersaing untuk mendapatkannya. Kalau salah satu unsur menjadi lebih kuat maka dua yang lain menjadi lemah, kecuali ada enerji baru yang ditambahkan atau dipindahkan ke sistem itu.

Pada mulanya, seluruh enerji psikis menjadi milik id dan dipakai untuk memenuhi hasrat (wishfulfillment) melalui aksi refleks, proses primer. Enerji itu diinvestasikan (cathects) kepada suatu objek untuk memuaskan hasrat. Proses pemakaian enerji oleh id disebut pemilihan objek (object cathexes id) atau instinctual object cathexes.

(8)

Superego mendapat enerji dari id melalui proses identifikasi. Orang tua menyalurkan nilai-nilai sosial kepada anaknya melalui pemberian hadiah dan hukuman. Aturan moral mewakili usaha masyarakat untuk mengontrol dan mencegah pengungkapan dorongan primitif, terutama dorongan seksual dan agresi.

 Kecemasan (anxiety)

Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Ada tiga jenis kecemasan:

1. kecemasan realistik (realistic anxiety)

adalah takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini menjadi asal muasal timbulnya kecemasan neurotik dan kecemasan moral.

2. kecemasan neurotik (neurotic anxiety)

adalah ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari orang tua atau unsur penguasa lainnya kalau seseorang memuaskan insting dengan caranya sendiri, yang diyakininya bakal menuai hukuman. 3. kecemasan moral (moral anxiety)

kecemasan moral timbul ketika orang melanggar standar nilai orang tua. Perbedaan kecemasan moral dan kecemasan neurotik adalah perbedaan prinsip yakni : tingkat kontrol ego. Pada kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalahnya berkat enerji superego, sedangkan pada kecemasan neurotik orang dalam keadaan distres-terkadang panik-sehingga mereka tidak dapat berpikir jelas dan enerji id menghambat penderita kecemasan neurotik membedakan antara khayalan dengan realita.

 Mekanisme Pertahanan (defense mechanism)

(9)

ego. Menurutnya, ego mereaksi bahaya munculnya impuls id memakai dua cara:

a. membentengi impuls sehingga tidak dapat muncul menjadi tingkahlaku sadar.

b. membelokkan impuls itu sehingga intensitas aslinya dapat dilemahkan atau diubah.

Freud mendeskripsi tujuh mekanisme pertahanan; identification, displacement, repression, fictation, regression, reaction formation, projection. Pengikut-pengikutnya, Anna Freud menambah lebih dari 10 dinamika mekanisme pertahanan. Semua mekanisme pertahanan mempunyai tiga persamaan ciri:

1. mekanisme pertahanan itu beroperasi pada tingkat tak sadar.

2. mekanisme pertahanan selalu menolak, memalsu, atau memutar-balikkan kenyataan.

3. mekanisme pertahanan itu mengubah persepsi nyata seseorang, sehingga kecemasan menjadi kurang mengancam.

Menurut Freud, jarang ada orang yang memakai hanya satu mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari kecemasan. Umumnya orang memakai beberapa mekanisme pertahanan, baik secara bersama-sama atau secara bergantian sesuai dengan bentuk ancamannya.

 Identifikasi(Identification)

(10)

mengidentifikasi khayalan mental dengan kenyataan hasil persepsi, itu berarti suatu hal internal dicocokkan dengan eksternal. Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuk tiga macam tujuan:

1. identifikasi merupakan cara orang dapat memperoleh kembali sesuatu(obyek) yang telah hilang. Anak yang merasa ditolak orangtuanya cenderung membentuk identifikasi yang kuat dengan orangtuanya itu dengan harapan dapat memperoleh penerimaan orangtuanya.

2. identifikasi dipakai untuk mengatasi rasa takut. Anak mengidentifikasi larangan-larangan orangtuanya agar terhindar dari hukuman.

3. melalui identifikasi orang memperoleh informasi baru dengan mencocokkan khayalan mental dengan kenyataan. Proses identifikasi sangat penting dalam dinamika dan perkembangan kepribadian.

 Pemindahan/reaksi kompromi(displacement/reactions compromise) Manakala obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar(sosial, alami) atau dari dalam(antikateksis), insting itu direpres kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.

(11)

Ada tiga macam reaksi kompromi, yakni sublimasi, substitusi, dan kompensasi(sublimation, subtitution, compensation).

a. sublimasi adalah kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih tinggi, diterima

masyarakat sebagai kultural kreatif.

b. substitusi adalah pemindahan atau kompromi di mana kepuasan yang diperoleh masih mirip dengan kepuasan aslinya.

c. kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan. Gagal memuaskan insting yang satu diganti dengan memberi kepuasan insting yang lain.

Kemampuan untuk membentuk obyek pengganti ini adalah mekanisme yang paling kuat dalam perkembangan kepribadian. Semua perhatian, minat, kegemaran, nilai-nilai, sikap, dan ciri kepribadian orang dewasa menjadi ada berkat pemindahan obyek ini.

 Represi(Repression)

Represi adalah proses ego memakai kekuatan anticathexes untuk menekan segala sesuatu(ide, insting, ingatan, fikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. Dinamika campuran antara represi dan pemindahan, sebagai berikut:

 Fiksasi dan regresi(fixation and regression)

Fiksasi adalah terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang terlalu kuat.

(12)

 Pembentukan Reaksi(Reaction Formation)

Tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan lawan/kebalikannya dalam kesadaran, misalnya; benci diganti cinta, rasa bermusuhan diganti dengan ekspresi persahabatan.

 Pembalikan(Reversal)

Mengubah status ego dari aktif menjadi pasif, mengubah keinginan perasaan dan impuls yang menimbulkan kecemasan menjadi ke arah diri sendiri(seperti turning upon around self), atau seperti reaksi formasi dengan obyek yang spesifik(pada reaksi formasi perasaan yang dibalik digeneralisasikan kepada obyek yang luas).

 Projection(Projeksi)

Projeksi adalah mekanisme mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seola-olah ancaman itu terprojeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri. Pengubahan ini mudah dilakukan karena sumber asli kecemasan neurotik/moral itu adalah ketakutan terhadap hukuman dari luar.

 Reaksi Agresi(Aggressive Reactions)

(13)

 Intelektualisasi(Intelectualization)

Ego menggunakan logika rasional untuk menerima kateksis obyek sebagai realitas yang cocock dengan impuls asli. Mengatasi frustasi dan anxiety dengan memutarbalikkan realitas untuk mempertahankan harga diri. Ada empat macam intelektualisasi yaitu:

a. rasionalisasi(rationalization): menerima, puas dengan object cathexes dengan mengembangkan alasan rasional yang menyimpangkan fakta. Ada dua macam rasionalisasi:

1. sour-grape rationalization: menganggap kateksis obyek yang tidak dapat dicapai sebagai sesuatu yang jelek 2. sweet-lemon rationalization: menganggap kateksis obyek

yang dapat diperoleh sebagai yang terbaik.

b. Isolasi(Isolation): mempertentangkan antara komponen afektif dengan kognitif, gejala neurosis obsesi kompulsi, di mana dorongan insting(yang tidak dapat diterima ego) bertahan di kesadaran, tetapi tanpa perasaan puas atau senang.

c. Undoing: kecemasan dan dosa akibat kegiatan negatif, ditutupi atau dihilangkan dengan perbuatan positif penebus dosa dalam bentuk “tingkah laku ritual”.

d. Denial: menolak kenyataan, menolak stimulus atau persepsi realistik yang tidak menyenangkan dengan mnghilangkan atau mengganti persepsi itu dengan fantasi atau halusinasi. Denial menghilangkan “bahaya yang datang dari luar” dengan mengingkari(mengganggap bahaya itu tidak ada).

 Penolakan(escaping-avoiding)

(14)

 Pengingkaran (Negation)

Impuls-impuls yang direpres diekspresikan dalam bentuk yang negatif, semacam denial terhadap impuls/drive, impuls id yang menimbulkan ancaman oleh ego diingkari dengan memikirkan hal itu tidak ada.

 Penahanan Diri (Ego Restriction)

Menolak usaha berprestasi, dengan menganggap situasi yang melibatkan usaha itu tidak ada, karena cemas kalau-kalau hasilnya buruk/negatif. Mempertahankan self-esteem (yang terancam dari gambaran diri berprestasi negatif), dengan menolak aktivitas yang dapat dibandingkan hasilnya dengan hasil orang lain, memilih kedudukan sebagai pengamat atau penilai.

D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada perkembangan kepribadian, dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal anak dalam membentuk karakter seseorang. Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun, dan perkembangan kepribadian sesudahnya sebagian besar hanya merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi.

Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantil yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian, terbagi menjadi tiga fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase falis. Pada umumnya kemasakan kepribadian dapat dicapai pada usia 20 tahun.

1. Fase Oral (usia 0;0 – 1;0)

(15)

pada masa dewasa, yakni orang menjadi senang/fiksasi mengumpulkan pengetahuan atau mengumpulkan harta benda, atau gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain). Sebaliknya, ketidakpuasan pada fase oral, sesudah dewasa orang menjadi tidak pernah puas, tamak (memakan apa saja) dalam mengumpulkan harta.

Tahap ini secara khusus ditandai oleh berkembangnya perasaan ketergantungan, mendapat perlindungan dari orang lain, khususnya ibu. 2. Fase Anal (usia 1;0 – 2/3;0)

Pada fase ini dubur merupakan daerah pokok aktivitas dinamik, kateksis, dan antikateksis berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan kotoran). Freud yakin toilet training adalah bentuk mula dari belajar memuaskan id dan superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defekasi dan kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntunan sosial untuk mengontrol kebutuhan defekasi. Semua bentuk kontrol diri (self control) dan penguasaan diri (self mastery) berasal dari fase anal.

3. Fase Falis (phallic) (usia 2/3;0 – 5/6;0)

Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting. Masturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan).

(16)

Kecemasan ini mendorong anak laki-laki mengidentifikasi ayahnya. Ketakutan ini juga menyebabkan ditekannya keinginan seksual terhadap ibu dan rasa permusuhan terhadap ayahnya.

Pada anak perempuan rasa sayang kepada ibu berubah menjadi kecewa dan benci ketika tahu kelaminnya berbeda dengan anak laki-laki. Ibunya dianggap bertanggung jawab terhadap kastrasi kelaminnya, sehingga anak perempuan mentransfer cintanya kepada ayahnya yang memiliki organ berharga (yang juga ingin dimilikinya). Tetapi perasaan cinta itu bercampur dengan perasaan iri penis (penis envy) baik kepada ayah maupun kepada laki-laki secara umum. Oedipus kompleks pada wanita tidak direpres, cinta kepada ayah tetap menetap walaupun mengalami modifikasi karena hambatan realistik pemuasan seksual itu sendiri.

4. Fase Laten (Latency) (usia 5/6;0 – 12/13;0)

Dari usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode peredaan impuls seksual, disebut periode laten. Menurut Freud penurunan terjadi karena tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis.

Pada fase ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang intelektual,atletik,keterampilan,dan hubungan teman sebaya. Anak menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya (masa pubertas).

5. Fase Genital (usia 12/13;0 – dewasa)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memudahkan pekerjaan untuk membuat file Mailbox pada setiap user home direktori, maka yang perlu dilakukan adalah dengan menambahkan file Mailbox kosong ke

The difference in the biomass of forest stands was caused by differences in site quality, the types of clones eucalyptus, land area in ech compartmen, number of trees,

CBR juga termasuk sebagai Sistem Berbasis Pengetahuan dan menjadi salah satu alternatif selain Rule-Based Reasoning (RBR). Ide dasar dari CBR adalah “similar problems

[r]

Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang besar, juga dengan diameter yang relatif bisa, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni yang

2000 diberikan apabila pemilik rahasia dagang atau pemegang rahasia dagang telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga rahasia dagang yang dimilikinya dengan

Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti mengambil studi kasus yang dialami oleh MedcoEnergi dalam melakukan kegiatan proyek seismik darat di wilayah kerja

Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang Peran petugas kesehatan terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh ρ