• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Toksisitas Akut Air Sungai Ngaglik Menggunakan Ikan Seribu (Poecilia reticulata) : Acute River Toxicity Test in Ngaglik River Using Guppy Fish (Poecilia reticulata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Toksisitas Akut Air Sungai Ngaglik Menggunakan Ikan Seribu (Poecilia reticulata) : Acute River Toxicity Test in Ngaglik River Using Guppy Fish (Poecilia reticulata)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sungai Ngaglik merupakan salah satu sungai yang ada di Salatiga yang merupakan badan air penerima efluen dari industri besar di Kota Salatiga dan juga digunakan masyarakat sebagai badan air penerima limbah domestik dari kegiatan rumah tangga, aktivitas restoran dan rumah makan, pencucian mobil dan perbengkelan. Input dari berbagai buangan tersebut berpengaruh terhadap kualitas sungai ngaglik. Hasil survey menunjukan tidak adanya ikan yang hidup di perairan ini, termasuk ikan yang lazim di jumpai di perairan seperti ikan seribu. Penelitian tentang uji toksisitas akut air sungai Ngaglik dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data toksisitas akut air Sungai Ngaglik ditinjau dari nilai LOEC (Lowest Observed Effect Concentration) dan NOEC (No Observed Effect Concentration) setiap 24 jam selama 168 jam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2017 di Laboratorium Ekologi Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya ; pemilihan hewan uji, persiapan hewan uji dan aklimatisasi dan uji toksisitas air sungai Ngaglik. Seri konsentrasi air sungai Ngaglik yang digunakan adalah 0%,10%, 20%, 30 %, 40 %, 50% dan 100%. Data mortalitas yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan program TOXSTAT VERSION 2.1 untuk menghitung nilai NOEC dan LOEC. Hasil penelitian menunjukan bahwa sampai pada seri konsentrasi tertinggi (100%) bersifat tidak toksik, tidak berbeda dengan kontrol, dengan mortalitas tertinggi sebesar 16.5% (titik sampel 1) dan 8,3% (titik sampel 2).

Referensi

Dokumen terkait