PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MONOPOLI MATERI
MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN
BERBAGAI BENTUK PECAHAN
Thoriqurrofi’ Faiz Muhammad1
& Istiqomah2
1Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya 2Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya
Email: thoriqurrofi.fm@gmail.com
Abtract
This study aims to determine how to develop and produce instructional monopoly media summing and subtracting fractions of various forms of class V SD. This study is a research and development with a quantitative approach. The respondents were 32 students with LKS game process. The data was collected using questionnaires and documentation. The results of data analysis that media monopoly game-based learning media concerning the calculation of decimal concepts are supported by decimal play money as a learning process. The quality of instructional media monopoly based validation of expert instructional media and subject matter experts have a very good category. Percentage of validity media expert on small group was 76% (decent) and a large group was 91% (very decent). Percentage of conformity media by subject matter experts in small groups and large groups was 96%. The response of students to in-structional media monopoly. The percentage of small group Test results obtained 71%, while in the test groups obtained a large percentage of 92.5% .
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan dan menghasilkan media pembelajaran monopoli materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan kelas V SD. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian sebanyak 32 siswa dengan LKS proses permainan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi. Hasil analisis data bahwa media pembelajaran berbasis media permainan monopoli mengenai perhitungan konsep desimal yang didukung oleh uang mainan desimal sebagai proses pembelajaran. Kualitas media pembelajaran monopoli berdasarkan validasi dari ahli media pembelajaran dan ahli materi memiliki kategori sangat baik. Presentase ahli kelayakkan media pada kelompok kecil adalah 76% (layak) dan kelompok besar adalah 91% (sangat layak). Persentase kesesusaian media oleh ahli materi pada kelompok kecil dan kelompok besar adalah 96 %. Respon siswa terhadap media pembelajaran monopoli. Persentase Uji kelompok kecil diperoleh hasil 71%, sedangkan pada uji kelompok besar diperoleh persentase 92,5 %).
Kata Kunci: Pengembangan Media Pembelajaran Monopoli, Menjumlahkan dan Mengurangkan, Pecahan
PENDAHULUAN
Pada kurikulum sekolah dasar tahun 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika diperuntukkan mulai dari kelas I sampai kelas VI secara terstruktur, karena matematika merupakan pelajaran yang wajib dipelajari secara serius, khususnya dalam proses pembelajarannya.
Selain itu pembelajaran matematika di
sekolah dasar harus memperhatikan
Menurut Piaget dalam Heruman (2007:1) Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkrit. Kenyataannya di SDN Lowokwaru 1 Kota Malang mata pelajaran matematika secara umum merupakan mata pelajaran yang dirasa rumit dan susah oleh siswa kelas V
SD, terutama pada materi pecahan.
Perhatian guru yang ekstra, sangat
dibutuhkan dalam membelajarkan konsep pecahan kepada peserta didik. Diketahui bahwa permasalahan yang mendasar yaitu
kurangnya pemanfaatan media
pem-belajaran dalam penyajian konsep materi pecahan saat mengubah berbagai pecahan ke desimal agar mempermudah mencari hasilnya pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Disisi lain, melihat siswa
bermain monopoli siswa mampu
melakukan nalar dalam berhitung
menjumlah dan mengurangkan uang
mainan saat transaksi jual-beli dengan menjumlahkan dan mengurangkan uang dengan nalar yang bagus.
Guru harus berupaya untuk
memelihara maupun mengembangkan
minat atau kesiapan belajar anak didiknya. Heruman (2007:2) berkata bahwa guru itu
hendak-nya dapat menyajikan
pem-belajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kuriku-lum dan pola pikir peserta didik sehingga dapat mengembangkan kreativitas dan kompetensi peserta didik. Maka pengembangan media pembelajaran berbasis permainan sangat dibutuhkan karena terlihat bahwa siswa kelas V SDN Lowokwaru 1 Kota Malang. Terlihat pembelajaran yang dilakukan oleh Firman
Wahyudi dengan media talking stick
menyenangkan dan PTK dengan judul
“Meningkatkan pemahaman perkalian
pecahan melalui pendekatan PMRI dengan
Media Magic Box pada siswa kelas 5B
SDN Lowokwaru 1 Malang” dapat me -mahamkan siswa, akan tetapi pada
observasi awal tanggal 27 Pebruari 2014 di
kelas V-B ditemukan kegiatan remidial
teaching pada hasil menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai pecahan yang
diubah desimal untuk menghasilkan
jawaban yang lebih mudah tidak bisa. Maka
diperlukan media pembelajaran yang
mendasari dalam mempelajari berbagai pecahan melalui media menjumlahkan dan mengurangkan desimal.
Berdasarkan (1) penelitian dasar pada proses pembelajaran dan hasil PTK pada observasi awal. (2) ditegaskan pada observasi (need asessment) tanggal 25 dan 27 Maret 2014 di kelas V-B dan V-A dan (3) temuan wawancara (need asessment) 27 Maret 2014 di kelas V-A dan 5 Juni 2014 di kelas V-B, perlunya pengembangan media pembelajaran berbasis permainan monopoli pada pada kompetensi berbagai bentuk
pecahan sebagai langkah awal
membelajarkan pecahan melalui
pembelajaran desimal secara aktif dan berkelompok.
Penelitian dan pengembangan
menurut Bord & Gall dalam Sugiyono (2012:407) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara
atau pengantarpesan dari pengirim kepada penerima
pesan.Menurut Monopoli Candi
Internasional (2012) bahwa Media
Monopoli merupakan sebuah media
permainan. Permainan ini dimulai di petak
“START” dan berjalan mengelilingi
petakan-petakan tanah bangunan sesuai dengan angka yang muncul di mata batu dadu. Tanah bangunan boleh dibeli dengan catatan belum terbeli oleh lawan dan dengan harga yang telah ditentukan dengan menggunakan alat tukar uang palsu yang telah disediakan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana
me-ngembangkan dan meng-hasilkan produk
media pembelajaran monopoli materi
bentuk pecahan kelas V SD di SDN Lowokwaru 1 Kota Malang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode studi
pustaka penelitian dasar, observasi,
wawancara untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan jenis penelitian
dan pengembangan (resea rch and
development) dengan model prosedural
yaitu secara siklus dengan batasan 8 langkah dari 10 langkah pengembangan Borg And Gall (1983) dalam Sugiyono (2012) untuk menghasilkan produk media
pembelajaran kemudian diujikan dan
diinterpretasikan melalui lembar observasi pelaksanaan ujicoba dan angket respon siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan media
pebelajaran monopoli materi
menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan kelas V SD di
SDN Lowokwaru Kota Malang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa kelas V
SD gabungan antara kelas V-A sebanyak 15 siswa dan V-B 17 siswa. Pengumpulan data pelaksanaan ujicoba produk di lapang dilakukan pada 1) langkah pelaksanaan ujicoba produk dan ujicoba pemakaian
menggunakan lembar observasi
pelaksanaan ujicoba 2) penilaian siswa
terhadap media menggunakan angket
respon siswa, dan 3) dokumentasi melalui gambar dan video.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
digunakan untuk menganalisa saran
perbaikan produk, komentar siswa, dan pelaksanaan ujicoba. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisa persentase validitas produk dari ahli media terkait kevalidan produk dan persentase validitas produk dari ahli materi terkait
kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran. Analisis ini digunakan untuk menganalisa kekurangan
dan keterlaksanaan pengembangan media pembelajaran monopoli dalam menghasil-kan media pembelajaran yang diinginmenghasil-kan.
Pembahasan Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara mengumpulan informasi berupa data kebutuhan media pembelajaran dalam langkah prosedur kedua setelah adanya potensi masalah untuk mengembangkan
media pembelajaran (Sugiyono,2012:
409,411). Pengumpulan data meliputi analisis pembelajaran matematika, metode mengajar yang digunakan, media yang digunakan, guru atau tenaga pendidik, peserta didik sebagai pengguna media pembelajaran, dan media yang dibutuhkan dalam pembelajaran matematika.
Analisis kebutuhan digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan media pembelajaran. Hasil yang diperoleh adalah berdasar hasil wawancara dengan guru kelas V SDN Lowokwaru 1 Kota Malang, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SDN Lowokwaru 1 Kota Malang kurang aktif berhitung dan cepat bosan dalam pembelajaran Matematika. Siswa lebih menyukai mata pelajaran selain matematika dan cenderung banyak bermain dari pada belajar. Dilihat dari sisi kemampuannya, siswa ada yang sudah mampu dan ada yang belum mampu menghitung, namun siswa masih merasa kesulitan atau masih kurang tepat dalam berhitung karena tidak adanya interaksi
dengan temannya. Terbukti UTS
diadakannya remidi mata pelajaran
matematika karena nilai siswa sebagian besar dibawah KKM dan rata-rata karena lemahnya pada kepahaman pada proses menghitung pecahan terutama desimal.
Metode yang sering digunakan guru dalam mengajar salah satunya yaitu metode ceramah. Alternatif metode lain yang
digunakan adalah metode observasi
(pengamatan sederhana) melalui
ujicobasoal setelah penjelasan dari guru,
jika dalam pembelajaran matematika
membutuhkan metode tersebut akan tetapi siswa masih kurang aktif membangun pengetahuannya sendiri saat di kelas, maka
pembelajaran menjadi cenderung
membosankan dan malas menghitung. Dibutuhkan media pembelajaran yang mampu mengajak siswa untuk turut serta menghitung dan secara tidak langsung aktif terlibat dalam proses pembelajaran tersebut guna membangun nalar siswa secara individual klasikal dalam pemikirannya pada konsep proses mendapatkan jawaban pecahan desimal.
Media pembelajaran matematika yang sering digunakan di SDN Lowokwaru 1 secara klasikal dengan jawaban siswa secara tugas individual. Guru belum
mampu menciptakan media yang
mengaktifkan siswa secara klasikal
meskipun sudah memilah dan memilih media untuk membelajarkan proses mencari jawaban dalam permasalahan berbagai pecahan maupun pecahan desimal.
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan, guru dengan berbagai cara dengan memotivasi siswa, multimedia,
konsep sederhana, dibelajarkan dari
termudah ke yang tersulit akan tetapi siswa
masih kurang mampu dan kurang
berkeiginan untuk menghitung. Sehingga adanya sebuah keinginan dan harapan guru dari hasil wawancara oleh guru kelas V kepada peneliti bahwa semoga peneliti
mampu mencipta sebuah media
pembelajaran yang baik, mudah dan dapat menarik motivasi siswa dalam belajar.
Validasi Ahli (Tahap I)
Validasi media dilakukan oleh ahli media dan ahli materi, dilakukan validasi untuk mengetahui tingkat kelayakan media dan kesesuaian materi yang disajikan dalam media. Ahli media dan ahli materi mem-berikan penilaian, saran, dan komentar terhadap media dengan cara mengisi angket yang telah disediakan.
Aspek penilaian pada ahli media
materi pada media, ketertarikan media pembelajaran dan keterlibatan siswa dalam meng-gunakan media sedangkan pada ahli materi meliputi kebenaran konsep dan penyajian materi dengan nilai persentase 76% (Layak). Setelah penilaian dilakukan oleh para ahli didapatkan sebuah revisi produk pertama, saran perbaikan oleh ahli media yaitu memberi saran untuk adanya LKS pada proses pembelajaran monopoli dan adanya alat hitungan pada setiap kelompok, sedangkan saran perbaikan oleh ahli materi yaitu dibuatkan kertas peraturan yang dicetak pada setiap kelompok.
Pelaksanaan Ujicoba Produk (Tahap I)
Pelaksanaan ujicoba produk
(kelompok kecil) dilaksananakan pada bulan juni minggu ke-II tanggal 13 Juni 2014 dengan jumlah siswa sebanyak 10 siswa yang dilaksanakan setelah UAS Genap 2013-2014 pagi harinya. Hasil yang didapatkan setelah dilakukannya ujicoba produk (kelompok kecil) mendapatkan
kesimpulan pada lembar observasi
pelaksanaan ada beberapa siswa yang
masih kurang berkeinginan untuk
menghitung, masih perlu bimbingan lebih dalam melakukan pembelajaran monopoli dan alat hitung sabak setiap kelompok tidak
kondusif maka diperlukan perbaikan
produk. Persentase respon siswa terhadap media pembelajaran monopoli yaitu 71% (senang).
Validasi Ahli (Tahap II)
Validasi media dilakukan oleh ahli media dan ahli materi, dilakukan validasi untuk mengetahui tingkat kelayakan media dan kesesuaian materi yang disajikan dalam media. Ahli media dan ahli materi memberikan penilaian, saran, dan komentar terhadap media dengan cara mengisi angket yang telah disediakan. Aspek penilaian pada ahli media kriteria penampilan media, penyajian materi pada media, ketertarikan media pembelajaran dan keterlibatan siswa dalam meng-gunakan media sedangkan pada ahli materi meliputi kebenaran konsep
dan penyajian materi dengan nilai
persentase 92,5% (Sangat Layak).
Setelah diujicobakannya produk
pembelajaran monopoli didapat
ketidaktepatan pada alat hitung sabak, maka dilakukan saran perbaikan oleh peneliti bersama observer dan didiskusikan dengan para ahli keesokan harinya namun tidak didapatkan sebuah revisi produk melainkan alat hitung yang tidak tepat, saran perbaikan oleh ahli media yaitu memberi saran tetap adanya LKS pada proses
pembelajaran monopoli dan adanya
pengganti alat hitungan sabak menjadi kertas lembaran kosong pada setiap siswa yang ada dalam kelompok, sedangkan saran perbaikan oleh ahli materi yaitu lanjutkan ke penelitian karena materi SK, KD, Indikator dan materi sudah sesuai.
Pelaksanaan Ujicoba Pemakaian (Tahap II)
Pelaksanaan ujicoba produk
(kelompok kecil) dilaksananakan pada bulan juni minggu ke-II tanggal 20 Juni 2014 dengan jumlah siswa dari kelas V-A dan V-B sebanyak 32 siswa yang dilaksanakan setelah UAS Genap 2013- 2014 minggu sebelumnya. Hasil yang didapatkan setelah dilakukannya ujicoba pemakaian (kelompok besar) mendapatkan kesimpulan pada kertas lembar observasi
pelaksanaan bahwa siswa sudah
berkeinginan untuk menghitung, siswa sudah mulai menghitung pada kertas lembaran kosong, siswa sudah mulai paham dalam melakukan pembelajaran monopoli, lembar hitung berupa kertas kosong dimanfaatkan siswa untuk menghitung. Diperoleh persentase respon siswa dari kelas V-A dan V-B terhadap media
pembelajaran monopoli terkualifikasi
92,5% (Sangat Senang).
KESIMPULAN
Hasil analisis data dan pengembangan
media pembelajaran berbasis media
permainan monopoli mengenai perhitungan konsep desimal yang didukung oleh uang
pembelajaran. Kualitas media pembelajaran monopoli berdasarkan validasi dari ahli media pembelajaran dan ahli materi memiliki kategori sangat baik. Presentase ahli kelayakkan media pada kelompok kecil adalah 76% (layak) dan kelompok besar adalah 91% (sangat layak). Persentase kesesusaian media oleh ahli materi pada kelompok kecil dan kelompok besar adalah 96 % (sangat sesuai). Respon siswa terhadap media pembelajaran monopoli. Persentase Uji kelompok kecil diperoleh hasil 71% (senang), sedangkan pada uji kelompok besar diperoleh persentase 92,5 % (sangat senang).
DAFTAR RUJUKAN
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model Mediadan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).Bandung: Yrama Widya. Arifin, Zainal. 2011.Evaluasi Pembelajaran
Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Arindawati, Anike Erliena. 2004. Beberapa Alternatif Pembelajaran di Sekolah Dasar. Malang: Bayumedia Publishing. Arsyad, Azhar. 2012. Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers Cetakan Buku Ke-15.
Baharuddin. 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Hisar Martin, Ed.). Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2008 . Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Pressindo.
Kumalasari, Loresta Putri. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Rubergi (Rumah Sumber Energi) Pada Kelas II SD. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Masykur, Abdul Halim. 2007. Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggualangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sadiman, Arif S., dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Pers. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV.Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan Prosedur. Bandung: Alfabeta.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta Best Seller Cetakan Ke-15.
Sukayati. 2003. “Jurnal Pelatihan Pembahasan Pecahan disajikan pada Pelatihan Supervisi Pengajaran Untuk Sekolah Dasar Tanggal 19 Juni s.d 2 Juli 2003 di PPPG Matematika di Jogjakarta”. (Online) http://p4tkmatematika.org / downloads/sd/Pecahan.pdf. (diakses pada tanggal 08 Januari 2014).
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim S1-PGSD. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Produk Permainan Monopoli Candi Internasional. Dibeli di Malang Produk Permainan Monopoli Internasional dan Ular Tangga Versi Berbie, Naruto, Spiderman, Batman, dan Superman. Dibeli di Malang.Taufik, Marhan dan Siti Inganah. 2013.
Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Rosdakarya.
Wikipedia. 2012. Daftar 34 Provinsi di Indonesia Terbaru (Online) http:// id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ provinsi_ di_Indonesia. (diakses pada tanggal 08 April 2014).