• Tidak ada hasil yang ditemukan

unduh PROSIDING2018 – 5TH IDEC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "unduh PROSIDING2018 – 5TH IDEC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI DAN PEMODELAN SISTEM ANTRIAN

BAHAN BAKAR PERTALITE

DI SPBU JL. MONGINSIDI, SURAKARTA DENGAN

MENGGUNAKAN SOFTWARE ARENA

Dwinda Asyfi Addina*1), Puty Mairawati*2), Eko Liquiddanu*3)

*1,2,3)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas tknik, Universitas Sebelas Maret, 57126, Indonesia dasyfiaddina@gmail.com, puty.maira@gmail.com, liquiddanu@gmail.com

ABSTRAK

Mengantri merupakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Antrian yang terjadi dalam sebuah sistem akan memberikan dampak kerugian pada pihak pelanggan/ pengguna fasilitas maupun pihak penyedia fasilitas. Software arena merupakan alat yang fleksibel dalam analisis untuk membuat model simulasi animasi yang secara akurat merepresentasikan secara virtual banyak sistem. Pengamatan yang dilakukan di SPBU Jl. Monginsidi ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem antrian pengisian bahan bakar pertalite pada kendaraan roda dua. Melalui simulasi yang dilakukan menggunakan software arena akan dapat dilihat ukuran kinerja dari sistem yang diamati yaitu sistem antrian di SPBU Jl. Monginsidi sehingga akan diperoleh output berupa usulan perbaikan dalam hal pelayanan agar dapat maksimum. Tujuan dari penelitian ini adalah cara mengatasi antrian pertalite di SPBU Jl. Monginsidi berdasar simulasi software arena. Pendekatan simulasi yang telah dikembangkan dapat sebagai acuan untuk memutuskan investasi yang direncanakan perusahaan.

Keyword : Antrian, Arena, Simulasi

1. Pendahuluan

Mengantri merupakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya antrian akan membuat konsumen menunggu untuk dilayani. Kejadian mengantri disebabkan oleh kapasitas sistem pelayanan yang lebih kecil dibandingkan permintaan pelayanan. Antrian yang terjadi dalam sebuah sistem akan memberikan dampak kerugian pada pihak pelanggan/ pengguna fasilitas maupun pihak penyedia fasilitas. Kerugian yang mungkin terjadi pada pihak penyedia jasa adalah kehilangan pelanggan akibat waktu antrian yang panjang. Kerugian yang mungkin terjadi pada pihak konsumen adkaah kerugian dalam hal waktu mengantri yang dapat dinyatakan sebagai opportunity cost.

Pengamatan yang dilakukan di SPBU Jl. Monginsidi ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem antrian pengisian bahan bakar pertalite pada kendaraan roda dua. Terjadinya antrian dipengaruhi oleh waktu waktu antar kedatangan, waktu pelayanan, dan jumlah server. Permasalahan yang terjadi di SPBU Jl. Monginsidi adalah terjadinya antrian yang panjang pada bahan bakar pertalite, yaitu sekitar 6 menit. Adanya antrian akan membuat konsumen mengurungkan niatnya untuk melakukan pengisian bahan bakar di SPBU Jl. Monginsidi dan mencoba mencari SPBU di lokasi lain. Kondisi ini akan mengurangi potensi pemasukan bagi SPBU jl. Monginsidi. Salah satu antrian yang terjadi dikarenakan jumlah server pada bagian

pertalite hanya satu sedangkan permintaan pertalite banyak.

Melalui simulasi yang dilakukan menggunakan software arena akan dapat dilihat ukuran kinerja dari sistem yang diamati yaitu sistem antrian di SPBU Jl. Monginsidi sehingga akan diperoleh output berupa usulan perbaikan dalam hal pelayanan agar dapat maksimum.

(2)

2. Metodologi Penelitian

Gambar 1. Diagram alir (flowchart) penelitian 3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Rich Picture

Tahap perumusan masalah dapat digambarkan dengan berbagai metode, salah satu metode penggambaran identifikasi masalah adalah menggunakan rich picture. Berikut rich picture

(3)

Gambar 2. Rich Picture Penelitian

3.2 Activity Cycle Diagram (ACD)

Untuk memperlihatkan keterkaitan antar kegiatan yang terjadi pada proses pengisian bahan bakar, maka perlu digambarkan dengan diagram. Berikut adalah aktivitas yang terjadi didalam sistem pelayanan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Jl. Monginsidi Solo :

(4)

Tabel 1. Data Waktu Antar Kedatangan dan Waktu Proses

Perhitungan jenis distribusi dilakukan menggunakan microsoft excel. Waktu antar kedatangan berdistribusi normal dengan rata-rata 33,2 dan standar deviasi12,35. Sedangkan waktu proses berdistribusi beta dengan beta 1,22 dan alfa 1,76.

Berikut adalah grafik waktu antar kedatangan dan waktu proses :

(5)

Gambar 5. Grafik WP (detik)

4. Model Simulasi dan Analisis 4.1 Model Simulasi Realcase

Setelah memilih distribusi yang tepat kemudian dilakukan pembuatan model simulasi dengan menggunakan software Arena. Pada real case hanya terdapat satu server, model simulasi arena dapat dilihat pada gambar 6. Berikut DFD sistem pelayanan pertalite di SPBU Jl. Monginsidi :

Gambar 6. DFD Sistem Pelayanan Pertalite di SPBU Jl. Monginsidi

Gambar 7. Dialog Box Create 1

(6)

Gambar 9. Dialog Box Proses Pelayanan Pertalite

Gambar 10. Dialog Box Dispose

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada 11 Desember 2017 pukul 16.00-17.00 diperoleh:

Diketahui:

N : 100 orang, Rata-rata antar kedatangan ( ): 28,54 detik, Rata-rata tingkat pelayanan (µ): 33,04 detik. Dari nilai tersebut dapat diketahui nilai untuk karakteristik model antrian jalur tunggal dengan satu tahap pelayanan yang meliputi, rata-rata yang antri dalam sistem, rata-rata antrian, peluang terjadinya jumlah pelanggan dalam antrian, rata-rata waktu menunggu dalam antrian, rata-rata waktu menunggu dalam sistam, rata-rata waktu menunggu dalam antrian, tingkat kesibukan server, dan tingkat pengangguran server.

Analisis biaya dihitung dan didapatkan total biaya menunggu sebesar Rp. 71.925.000/ bulan serta total biaya pelayanan sebesar 152.500.000 /bulan. Sehingga didapatkan total biaya keseluruhan sebesar Rp. 224.425.000. Dengan total biaya tersebut antrian yang terjadi masih belum bisa diatasi. Untuk itu apabila pihak perusahaan melakukan penambahan satu unit server kerugian yang diperoleh akan semakin berkurang.

4.3 Model Simulasi Perbaikan dengan Penambahan Satu Server

(7)

server memiliki antrian paling pendek, sehingga mengurangi waktu customer untuk mengantri. Simulasi pada perbaikan ini sama seperti pada realcase namun terdapat box decide yang bertujuan untuk memilih server.

Gambar 12. DFD Sistem Pelayanan Pertalite dengan Menambah Satu Server

di SPBU Jl. Monginsidi

Gambar 13. Dialog Box Decide

Dialog box yang ditujakan untuk memilih server sesuai kondisi. Maksud dari type 2-way by condition adalah, jika server 1 dalam keadaan sibuk, maka customer akan memilih server 2,

begitupun sebaliknya.

Gambar 14. Animasi Sistem Pelayanan Pertalite di SPBU Jl. Monginsidi Setelah Perbaikan

4.4 Analisis Penambahan Server

(8)

server adalah dengan membandingkan waktu kedatangan konsumen dengan waktu selesai konsumen sebelumnya. Jika waktu kedatangan konsumen saat ini kurang dari waktu selesai konsumen sebelumnya, maka konsumen akan dilayani di server 2. Jika waktu kedatangan konsumen saat ini lebih dari waktu selesai konsumen sebelumnya, konsumen akan dilayani di server 1. Jika server 1 dan server 2 masih terisi konsumen, maka konsumen selanjutnya bebas memilih untuk masuk pada server 1 atau server 2.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: - Total biaya operasional pihak SPBU Jl. Monginsidi, Surakarta adalah sebesar Rp.224.425.000. Dengan total biaya seperti antrian yang terjadi masih belum bisa diatasi.

Dari jumlah 1 server pelayanan pengisian bahan bakar jenis pertalite pada SPBU Jl. Monginsidi Solo masih mengalami antrean sehingga saat menjadi 2 server pelayanan maka antrean berkurang.

5.2 Saran

Saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian ini belum memperhitungkan analisis kelayakan investasi, sehingga pada penelitian selanjutnya, biaya-biaya yang menjadi tambahan ketika menambahkan server perlu diperhitungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasian P, Putra A. (2014). Simulasi Pelayanan Pengisian Bahan Bakar di SPBU Gunung Pangilun. Jurnal Teknik Industri, 9(1), hal 31-36

Gambar

Gambar 1. Diagram alir (flowchart) penelitian
Gambar 3. Activity Cycle Diagram (ACD)
Tabel 1. Data Waktu Antar Kedatangan dan Waktu Proses
Gambar 5. Grafik WP (detik)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dan berdasarkan nilai pH dan kandungan COD hasil penelitian dibandingkan dengan nilai pH dan kandungan COD yang diperkenankan untuk LA maka limbah cair

Grafik kendali u digunakan karena jumlah inspeksi perhari tidak konstan, selain itu grafik kendali u digunakan karena yang diketahui dari data inspeksi tenun sarung adalah

Tahap pertama adalah identifikasi masalah manajemen produksi yang tidak optimal di UKM Furnitur, dilanjutkan pengumpulan data biaya-biaya produksi dan pengolahan data.Tahap

Setelah diketahui pemborosan ( waste ) apa saja yang terdapat pada proses produksi pembuatan kaos kaki, selanjutnya dilakukan penetapan usulan tindakan perbaikan

Hasil dari data kuisioner tersebut digunakan untuk mencari gap (kesenjangan) dari nilai persepsi dan ekspektasi mutu layanan BRT Bandarlampung, dengan menggunakan Metode

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa biaya total per unit menggunakan 3 stasiun kerja lebih kecil dibandingkan dengan 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Pada alternatif kali ini hanya ditambahkan sumberdaya pelayanan pada pengisian premium saja k Arena tingkat pembelian premium sangat tinggi dibandingkan 2 bahan bakar

Pada tahap Knowledge Creation dimana Pekerja mencari dan menghasilkan aset pengetahuan, baik pengetahuan tacit maupun pengetahuan eksplisit, Petronas melakukan