• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Bacillus sp, Salmonella sp, E. coli, Broiler. PENDAHULUAN - University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kata kunci : Bacillus sp, Salmonella sp, E. coli, Broiler. PENDAHULUAN - University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SALM ONELA

DAN

ESCHERICHIA COLI

PADA

BROILER

Sumardi1, M adi Hartono2, Kusuma Handayani1

1,

Jurusan Biologi Fakult as M at emat ika dan Ilmu Penget ahuan Alam, Universit as Lampung

2

Jurusan Pet ernakan, Fakult as Pert anian Universit as Lampung

ABSTRAK

Tujuan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui pengaruh biakan Bacillus sp t erhadap pert umbuhan Salm onella sp dan Escherichia coli pada broiler. Dari hasil penelit ian dapat diket ahui bahw a Bacillus dapat menekan pert umbuhan

Salmonella sp (T3= 0,76 dari LogX+1), sedangkan E.coli t idak mampu memperlihat kan pengaruhnya. Efek pemberian Bacillus sp juga memperlihat kan PBT (Pert ambahan Bobot Tubuh) 478 gr pada m inggu ke-4 dan bobot karkas 900 gr. Hasil t ersebut t dk berbeda nyat a pada perlakuan probiot ik komersial.

Kata kunci : Bacillus sp, Salmonella sp, E. coli, Broiler.

PENDAHULUAN

Dalam mengembangkan usaha t ernak broiler, pada umumnya pet ernak memberikan ransum komersil karena ransum t ersebut t elah memenuhi st andar kebut uhan zat –zat makanan yang t elah dit et apkan. Walaupun harganya relat if mahal, karena beberapa bahan penyusunnya masih diimpor, t et api ransum komersil banyak t ersedia di pasaran dan mudah didapat . Selain it u, di dalamnya sudah t erkandung bahan pakan t ambahan (feed addit ive) sepert i t et racycline, procaine, penicilin, t eramycin, Zinc-Bacit rasin, monensin dan t ylosin.

Pencampuran feed addit ive ini dimaksudkan unt uk meningkat kan daya simpan ransum dan memacu pert umbuhan t ernak. Namun penggunaan feed adit ive yang t erus menerus akan mengakibat kan t erdapat nya produk met abolit berupa residu ant ibiot ik sepert i t ylosin, penicillin, oxyt et racyeline, Zinc-Bacit rasin dan kanamycin (Rusiana dan Isw araw ant i, 2004). Oleh karena it u penggunaan

feed addit ive alami merupakan alt ernat if unt uk mengurangi akumulasi residu

feed addit ive dalam daging dan mengurangi jumlah bakt eri pat ogen. Salah sat u

feed addit ive alami yang dapat digunakan berupa bakt eri (Bacillus sp)

(2)

rant ai pendek ini diket ahui mempunyai sifat ant imikroba. Sifat ant imikroba ini yang membuat asam organik secara luas digunakan di Eropa unt uk menghambat pert umbuhan bakt eri pat ogen, sepert i Salmonella dan E. coli. (Kompiang 1979,1981; Kompiang dan Ilyas 1981)

Tujuan penelit ian ini unt uk menget ahui apakah bakt eri Bacillus sp A2,

Paenibacillus polymyxa, B. cereus, B. pseudomycoides dari ayam kampung dapat mengurangi pert umbuhan m ikroba pat ogen sepert i Salmonela sp dan E. coli,

pada broiler secara in vivo.

M ETODE PENELITIAN

RANCANGAN PERLAKUAN

Penelit ian ini t erdiri at as 7 perlakuan t erdiri dari 5 ulangan dan 10 sat uan percobaan yait u T1 ( Ayam diberi per oral Salmonella pullorum + E.coli), T2 (Ayam diberi per oral Bacillus sp + Salmonella pullorum + E.coli) ,T3(Ayam diberi per oral Bacillus sp), T4 (Ayam diberi per oral probiot ik komersial), T5 ( Ayam diberi per oral probiot ik komersial + Salmonella pullorum + E.coli), T6 = Ayam diberi per oral ant ibiot ik, T7 (Ayam t anpa pemberian mikroba).

Ayam t anpa pemberian mikroba probiot ik Dihit ung pert umbuhan jum lah

Salmonella dan E.coli hudup yang t erdapat di saluran pencernaan (bagian usus halus).

ANALISIS DATA

Dat a yang diperoleh pada penelit ian ini dianalisis ragam pada t araf nyat a 5% dan 1% Apabila dari hasil analisis ragam t erdapat peubah yang nyat a at au sangat nyat a, dilanjut kan dengan uji Duncan

PELAKSANAAN PENELITIAN

Ayam dibagi ke dalam 3 kelompok rancangan percobaan dengan 5 ulangan dan t erdiri dari 10 sat uan percobaan, di dalam kandang sekat disediakan t empat minum dan t empat pakan, pakan dan m inum diberikan secara ad libit um

perlakuan dilakukan mulai ayam berumur 1 minggu sebanyak 3 kali, yait u pada umur 7 hari, 14 hari, dan umur 21 hari

Perlakuan pemberian probiot ik dengan cara mencampurkan ke dalam air minum, sebelum diberikan perlakuan ayam t erlebih dahulu dipuasakan agar probiot ik yang diberikan dengan cepat dihabiskan.

PENGAM BILAN SAM PEL

(3)

PERHITUNGAN SAM PEL BERDASARKAN JUM LAH KOLONI SALM ONELLA DAN E.COLI

Cara ini yang paling um um digunakan unt uk menghit ung jumlah mikroba. Dasarnya adalah membuat seri pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 . Dari masing-dengan kebalikan pengencerannya (fakt or pengenceran).unt uk membant u menghit ung jumlah koloni dalam caw an pet ri dapat digunakan colony count er.

Dat a jumlah sel bakt eri kemudian dit ransformasi dalam bent uk Log (X+1) (Sumardi 2009).

M ENGHITUNG PERTAM BAHAN BOBOT TUBUH (PBT), BOBOT KARKAS DAN M ORTALITAS

Set iap minggu ayam akan dit im bang pbt , bobot karkas dan mort alit asnya. Penimbangan t ersebut dilakukan dengan cara ayam t ersebut dit imbang sesuai dengan menggunakan rumus : Bobot akhir – Bobot aw al.

b. M enghit ung bobot karkas

Cara menghit ungan bobot karkas dilakukan pada ayam berumur 3 minggu dengan mengambil 2 ekor yait u ayam jant an dan bet ina pada set iap ulangan dan masing-masing perlakuan dengan cara dipot ong, kemudian dibersihkan dari bulu, dibuang kaki dan kepalanya, sert a dikeluarkan organ dalamnya, lalu set elah it u dilakukan penim bangan. c. M enghit ung mort alit as

Cara menghit ung mort alit as dengan menggunakan rumus:

M ort alit as = Tot al ayam aw al - Tot al ayam akhir x 100% Tot al ayam aw al

HASIL DAN PEM BAHASAN

JUM LAH SALM ONELLA PULORUM PADA BROILER YANG DIBERI PERLAKUAN BIAKAN BACILLUS SP DAN PROBIOTIK KOM ERSIAL.

(4)

Ket erangan :

T1 = Ayam diberi per oral Salmonella pullorum + E.coli

T2 = Ayam diberi per oral Bacillus sp + Salmonella pullorum + E.coli

T3 = Ayam diberi per oral Bacillus sp

T4 = Ayam diberi per oral probiotik kom ersial

T5 = Ayam diberi per oral probiotik kom ersial + Salmonella pullorum + E.coli T6 = Ayam diberi per oral ant ibiotik

T7 = Ayam t anpa pemberian mikroba

Gambar 1. Diagram bat ang pengaruh pemberian biakan Bacillus sp dan probiot ik komersial t erhadap pert um buhan jum lah

Salmonella pulorum pada Broiler

Hasil analisis ragam menunjukkan bahw a perlakuan mempunyai pengaruh t idak berbeda nyat a (P>0,05) t erhadap jum lah Salmonella pullorum pada broiler. Kemungkinan kumpulan Bacillus sp yang digunakan belum sesuai dengan kebut uhan mikroba di dalam saluran pencernaan, dengan dem ikian m ikroba yang diberikan kurang efekt if t erhadap serangan Salmonella pulorum.

Hasil penelit ian Jin et al. (1996) menyat akan bahw a ayam pedaging yang diberi probiot ik B. subt ilis at au kult ur Lact obacillus, kandungan Lact obacillusnya dalam usus, yang diket ahui mempunyai pengaruh baik t erhadap kesehat an, lebih t inggi dari yang memperoleh AGP. Begit u pula pada ayam pet elur, Sjofjan (2003) menyat akan t erjadi peningkat an kandungan Lact obacillus pada ayam yang diberi probiot ik cam puran Bacillus sp. Pada saat yang sama, kandungan E.coli menurun dan Salmonella pullorum t idak t erdet eksi.

Pada penelit ian ini perlakuan Probiot ik komersial dengan kandungan mikroba Saccharomyces serevisiae, Lact obacillus acidaphilus, Bacillus subt ilis, Aspergilus oryzae, jumlah Salmonella pulorum t idak t erdet eksi, kemungkinan disebabkan komposisi mikroba yang digunakan sangat bervariasi, sehingga kombinasi mikroba yang diberikan efekt if t erhadap serangan Salmonella pullorum, sedangkan pada perlakuan Bacillus sp jumlah Salmonella pullorum

(5)

serangan Salmonella pullorum, namun adanya penggunaan mikroba probiot ik jumlah Salmonella pullorum cenderung menurun dari pada perlakuan T0 Jum lah

Salmonella pulorum T1 sebanyak 0,9 (log x + 1) kemudian T1 = 0,8 (log x + 1)dan T2 = 0. (log x + 1).

JUM LAH E.COLI PADA BROILER YANG DIBERI PERLAKUAN BIAKAN BACILLUS SP

DAN PROBIOTIK KOM ERSIAL.

Pengaruh pemberian t anpa m ikroba, Bacillus sp dan probiot ik komersial t erhadap jm lah E.coli pada broiler diperoleh hasil masing-masing jumlah E.coli

hidup sel/ gr dit ransformasi ke (log x + 1). T7 = 3,7 (log x + 1), T1 = 3,1 (log x + 1), dan T2 = 3,2 (log x + 1).

Namun pada perlakuan T1 dan perlakuan T0 t idak berbeda nyat a. Rendahnya jumlah E.coli pada perlakuan T2 kemungkinan disebabkan spesies mikroba yang digunakan sangat bervariasi yait u S. serevisiae, L. acidaphilus, B. subt ilis, A. oryzae, diket ahui B.subt ilis dan L. Acidaphilus sangat baik dalam menghasilkan ant im ikroba, sehingga sangat efekt if dalam menggurangi jum lah

E.coli. Namun pada perlakuan T0 jum lah E.coli lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan T1 dan T2, yait u bert urut – t urut dari 3,7 (log x + 1), 3,7 (log x + 1) menjadi 2,1 (log x + 1). Dengan demikian bahw a pemberian mikroba probiot ik pada penelit ian ini menunjukkan respon yang baik pada jumlah bakt eri pat ogen

E.coli cenderung menurun dibandingkan perlakuan t anpa pemberian mikroba probiot ik.

Ket erangan :

T1 = Ayam diberi per oral Salmonella pullorum + E.coli

T2 = Ayam diberi per oral Bacillus sp + Salmonella pullorum + E.coli

T3 = Ayam diberi per oral Bacillus sp

T4 = Ayam diberi per oral probiotik kom ersial

T5 = Ayam diberi per oral probiotik kom ersial + Salmonella pullorum + E.coli T6 = Ayam diberi per oral ant ibiotik

T7 = Ayam t anpa pemberian mikroba

(6)

Tidak adanya perbedaan perlakuan Bacillus sp dengan t anpa pemberian mikroba kemungkinan disebabkan komposisi mikroba yang diberikan belum sepenuhnya dapat mengeliminasi E.coli dengan baik. Pada penelit ian ini komposisi m ikroba yang diberikan sudah memiliki keunggulan masing-masing diat aranya Bacillus A2 penghasil ant ibiot ik , Paenibacillus polymyxa penghasil prot ease, B. cereus penghasil amilase, B. pseudomycoides penghasil selulase, keunggulan masing-masing Bacillus sp t ernyat a belum dapat sepenuhnya memperbaiki kesehat an baik it u mengurangi bakt eri pat hogen maupun kecernaan, sehingga perlu adanya penambahan mikroba lain yang lebih efekt if t erhadap serangan bakt eri pat ogen E.coli.

Hal lain yang menyebabkan t idak nyat anya perlakuan Bacillis sp dengan t anpa pemberian mikroba pada perlakuan Bacillus sp kemungkinan kandungan

Lact obacillus di dalam usus rendah sehingga perlu adanya penam bahan bakt eri penghasil Lact obacillus. Bacillus sp dapat menghasilkan ant ibakt eri secara alami namun t idak sebaik mikroba Lact obacillus sp dalam menghasilkan kult ur

Lact obacillus, Lact obacillus diket ahui mempempunyai pengaruh baik t erhadap kesehat an yang dapat menurunkan pert umbuhan mikroba pat hogen sepert i E. coli, Sant oso(2004). Adanya pemberian Bacillus sp jumlah E.coli cenderung menurun dibandingkan dengan t anpa pemberian mikroba probiot ik pada perlakuan T0 jum lah E.coli = 3,7 (Log x +1), kemudian menurun pada perlakuan T1 = 3,7 (Log x +1).

M enurun at au t erelim inasinya mikroba pat ogen mungkin merupakan salah sat u penyebab membaiknya penampilan ayam yang diberi probiot ik. M ekanisme kult ur Bacillus sp. dalam mengeliminasi E.coli dan bakt eri pat ogen lainnya belum jelas. Winarsih (2005) melaporkan bahw a di dalam usus, Bacillus sp. melakukan adhesi yang kuat dengan dinding usus, mencegah kolonisasi usus oleh mikroba pat ogen, sehingga kesempat an E.coli unt uk menempel pada usus jauh berkurang. Dengan demikian, E.coli hanya berada dalam lumen dan akan dikeluarkan bersama feses.

DATA PENDUKUNG, PERTAM BAHAN BOBOT TUBUH (PBT), BOBOT KARKAS DAN M ORTALITAS

(7)

Ket erangan :

T1 = Ayam diberi per oral Salmonella pullorum + E.coli

T2 = Ayam diberi per oral Bacillus sp + Salmonella pullorum + E.coli

T3 = Ayam diberi per oral Bacillus sp

T4 = Ayam diberi per oral probiotik kom ersial

T5 = Ayam diberi per oral probiotik kom ersial + Salmonella pullorum + E.coli T6 = Ayam diberi per oral ant ibiotik

T7 = Ayam t anpa pemberian mikroba

Gambar 4. Diagram bat ang bobot karkas

M enurunnya jumlah Salmonella pullorum dan E.coli pada penelit ian ini kemungkinan berpengaruh t erhadap membaiknya Pert ambahan Bobot Tubuh (PBT) dan bobot karkas, PBT dan bobot karkas pada perlakuan T1 dan T2 lebih t inggi dari pada T7, dapat dilihat di Gambar 3 dan 4.

Hal ini disebabkan mikroba probiot ik sepert i Bacillus sp diket ahui dapat menghasilkan enzim pencernaan sepert i prot ease dan amilase yang dapat membant u pencernaan, pada ayam yang memperoleh Bacillus sp dan proboit ik komersial kemungkinan besar karena kecernaan bahan pakan lebih sempurna. Hal t ersebut t ercermin dari membaiknya PBT dan bobot karkas kemungkinan akt ivit as (kandungan) enzim pencernaan dan penyerapan lebih sempurna dengan makin luasnya area absorbsi. Hal ini sesuai dengan pengamat an Sjofjan (2003) yang menyat akan bahw a kecernaan prot ein meningkat dari 65,7% menjadi 71,5% dan kandungan energi met abolis pakan meningkat dari 2.558 kkal/ kg menjadi 2.601 kkal/ kg pada ayam yang diberi Bacillus sp dibandingkan dengan kont rol. Peningkat an t ersebut berkait an erat dengan peningkat an akt ivit as enzim prot ease dan amilase pada usus halus. M enurut hasil penelit ian Winarsih (2005) yang menyat akan bahw a m ikroba probiot ik juga mempengaruhi anat omi usus. Secara makroskopis, usus ayam menjadi lebih panjang, dan secara makroskopis mempengaruhi densit as dan panjang villi. Ayam yang memperoleh

Bacillus sp, mempunyai vili yang lebih besar dibandingkan kont rol.

(8)

KESIM PULAN

Dari hasil penelit ian dapat disimpulkan : M eskipun pemberian Bacillus sp

t idak berpengaruh nyat a t erhadap pert um buhan Salmonella sp dan E. coli pada t araf (P>0,05), t et api Bacillus sp dapat menurunkan pert umbuhan Salmonella

dan E. coli pada broiler

UCAPAN TERIM A KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Hibah RISTEK 2010 yang t elah mendanai penelit ian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2008. “ Hubungan m ikroflora dengan met abolisme dalam saluran pencernaan unggas dan monogast rik” . Tesis. Jurusan Nut risi dan M akanan Ternak Fakult as Pet ernakan Universit as Padjadjaran. Bandung. Andi. M . 2006. ” Pengaruh Level Pemberian Kom binasi Air Rebusan Kunyit dan

Daun Sirih melalui Air M inum t erhadap Bobot Karkas, Giblet dan Lemak Abdominal” . Skripsi. Jurusan Pet ernakan Fakult as Pert anian Universit as Lampung. Bandar Lampung.

Fuller, R, 1999. Probiot ics for farm anim al. Horizon Scient ific Press, Wymondham ,U.K.

M cNaught , C.E, and J, M acFie. 2000. “ Probiot ics in clinical pract ice” : a crit ical review of t he evidence. Nut r. Research 21 (2001) 343-353.

Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah, and S.Jalaludin. 1996. Influence of dried Bacillus subt ilis and Lact obacillus cult ure on int est inal m icroflora and performance in broiler. Asian-Aust . J.Anim. Sci. 9: 397-404.

Kompiang, I.P., Supriayat i., dan O, Sjofjan. (2004). ”Pengaruh Suplement asi Bacillus apiarius Terhadap Penampilan Ayam Pet elur” . Balai Penelit ian Ternak, Bogor, dan Fakult as Pet ernakan Universit as Braw ijaya, M alang. Lilly, D.M ,. and R.H, St illw ell. 1965. “ Probiot ics: Grow t h promot ing fact ors

produce by m icroorganisms” . Science 147: 747-748.

Gambar

Gambar 1. Diagram batang pengaruh pemberian biakan Bacillus sp dan
Gambar 2. Diagram batang pengaruh pemberian biakan Bacillus sp dan probiotik
Gambar 3. Kurva pertambahan bobot tubuh (pbt)
Gambar 4. Diagram batang bobot karkas

Referensi

Dokumen terkait