• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA MASSA DAN KOMUNIKASI POLITIK DALAM KAMPANYE PEMILU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MEDIA MASSA DAN KOMUNIKASI POLITIK DALAM KAMPANYE PEMILU"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

IS

S

N

1978 - 8080 | NOMOR 140 TAHUN 2014 | TAHUN XII AGUSTUS 2014

MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

ESA HILANG DUA TERBILANG

www.tebingtinggikota.go.id

SINERGI

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

MEDIA MASSA DAN KOMUNIKASI

POLITIK DALAM KAMPANYE PEMILU

MEMAKNAI KEMERDEKAAN

SECARA POLITIS

0 0 1 4 0

771979 8 0 0 8 8 5 9

KEMERDEKAAN

Politik

(2)

D A R I R E D A K S I

Pembaca Budiman

S

ejak 1945, perkiraan

ke-merdekaan Indonesia sudah masuk dalam hitungan 69 tahun. Selama masa lebih dari setengah abad itu, ada banyak perjalan sejarah bangsa ini yang telah tercatat rapi, dalam berbagai hal. Bidang politik mis-alnya, bangsa ini tel-ah melalui sejumltel-ah orde, mulai dari orde revolusi, orde lama, orde baru hingga orde reformasi sekarang ini. Berdasarkan orde politik itu pula, berbagai bidang lainnya mengikuti sesuai dengan thema politik yang ada. Di bidang ekonomi ada masa ekonomi revolusi, masa ekonomi orde lama, masa ekonomi orde baru dan masa ekonomi orde reformasi.

Berbeda dengan politik, persoalan ekono-mi dari perjalanan orde-orde politik itu, dirasakan masyarakat kian sulit saja. Contoh paling anyar, adalah tak terselesaikannya persoalan subsidi bahan bakar minyak (BBM) hingga membuat masyarakat harus antri berlapis-lapis. Antri, mengingatkan orang pada kegagalan ekonom orde revolusi dan orde lama di masa Soekarno, di mana orang harus berjuang mendapatkan jatah untuk hidup. Kegagalan ekono-mi itu, berikutnya meekono-micu sikap antipasti tentang politik. Sehingga di masa orde lama era Suharto, ekonomi justru jadi panglima, menggantikan politik.

Di masa orde baru, ekonomi memang tum-buh pesat, tapi mulai menampakkan sistem yang menjauh dari semangat Pancasila dan UUD 1945. Sistem ekonomi Pancasila yang digadang-ga-dang penguasa orde baru, member ruang terbuka bagi tumbuhnya ekonomi kapitalistis. Maka, saat orde baru tumbang dan digantikan orde reforma-si, ekonomi kapitalis liberal tumbuh meraksasa.

Edisi Sinergi Agustus 2014 ini menyoroti persoalan etika politik bangsa ini. Sinergi

beru-saha bicara soal pemaknaan kemerdekaan secara politik, bagaimana Pemilu di Amerika yang dikenal sebagai

ne-gara kampiun demokrasi, atau bagaimana permainan

ko-munikasi politik di media massa. Topik ini kami

jadi-kan sebagai kajian utama. Pada rubrik lain, kami

juga berusaha memotret sejumlah masalah. Mis-alnya, rubrik pendidikan tentang prestasi seorang siswa SD yang mampu menjadi juara lukis. Di halaman kesehatan, kami memuat artikel tentang satu jenis penyakit yang bikin dunia geger yakni ebola. Sedangkan rubric lingkungan hidup mencoba menyorot kembali persoalan pengelolaan sampah di kota ini. Ada pula kajian tentang wanita dian leba-raran yang sering membuat mereka pusing.

Pada rubric olah raga, Sinergi menampilkan satu sosok pelatih olah raga yang ‘pulang kampung’ untuk membenahi olah raga angkat berat/besi yang puluhan tahun lalu pernah menjadi kebanggaan kota Tebingtinggi. Sosok itu adalah Sori Endah Nasution. Sedangkan di rubric agama, ada tulisan menarik soal Hari Idul Fithri sebagai hari kemenangan. Profil kali ini menampilkan sosok veteran RI yang bisa jadi contoh kegigihan dalam berjuang, yakni kehidu-pan Mayor (Purn) HM. Nur Sikumbang. Kemudian ada juga cerita tentang penhobi sepeda tua ontel.

Hal yang tak bisa pembaca lewatkan dalam edisi ini, adalah informasi seputar wisata murah di sekitar kota Tebingtinggi. Jika banyak orang beper-gian untuk menikmati eksotisme negeri dan daerah orang lain, hal itu wajar. Tapi sebenarnya di sekitar kita juga banyak lokasi wisata yang tak layak un-tuk diabaikan. Laporan ini ada dalam rubric ragam. Akhirnya dari meja redaksi Sinergi kami mengu-capkan selamat menikmati laporan kami kali ini.

Salam…

SINERGI

(3)

S I N E R G I | A G U S T U S 2 0 1 4 KETUA PENGARAH

Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )

PENGENDALI

H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )

PENANGGUNG JAWAB

Ir. H. Zainul Halim

(Asisten Administrasi Umum )

PIMPINAN REDAKSI

Drs. Bambang Sudaryono (Kabag Adm. Humas PP)

WAKIL PIMPINAN REDAKSI

Maslina Dalimunthe.SE (Kasubag Adm. Humas PP)

BENDAHARA :

Jafet Candra Saragih

KOORDINATOR LIPUTAN

Drs Abdul Khalik, MAP

SEKRETARIS REDAKSI Dian Astuti

REDAKSI

Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda, Ulfa Andriani,S.Sos

LAYOUT DESAIN GRAFIS

Aswin Nasution, ST

FOTOGRAFER :

Sulaiman Tejo, Tomy Erlangga, Agung Purnomo

KOORDINATOR DISTRIBUSI

Edi Suardi, S.Sos Ridwan

LIPUTAN DAN REPORTER

Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi

Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampir-kan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan

Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya.

Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi

Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Eimail :

sinergi@tebingtinggikota.go.id

Facebook :

majalah_sinergi@tebingtinggikota.go.id

TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/ 286 TAHUN 2002

SINERGI

Layout Desain Grafis

ASWIN NAST,ST

Foto Grafer Sinergi SULAIMAN

Foto Grafer Sinergi TOMY ERLANGGA Foto Grafer Sinergi

AGUNG PURNOMO JAFET CHANDRA SARAGIH Koordinator Liputan

Drs.ABDUL KHALIK,MAP Pimpinan Redaksi

Drs.BAMBANG SUDARYONO

Wakil Pimpinan Redaksi MASLINA DALIMUNTHE,SE

ESA HILANG DUA TERBILANG

J A J A R A N R E D A K S I TA H U N 2 0 1 4 REFERENSI TEBING TINGGI DELI

2.

Memaknai Kemerdekaan Secara Politis

Media Massa Dan Kamunikasi Politik Dalam Kempanye Pemilu Mengenal Pemilu Amerika Serikat

PENDIDIKAN

Pablo Picasso Tebing Tinggi Monica Hadinata Juara Melukis Se-Sumatera

EKONOMI

Pelaku Umkm/Ikm Tebing Tinggi Csr Bank Sumut

KESEHATAN

Awas Virus Ebola Menyerang Kita

LINGKUNGAN HIDUP

IKLAN OVOP GRATIS TEPIAN

D A F T A R I S I

(4)

M o m e n t u m

ESA HILANG

(5)
(6)

T

e t a p i , t a h u k a n , sesungguhnya mere-ka para pahlawan bangsa itu, tentu mengharapkan gen-erasi penerus bangsa untuk tidak menyia-nyiakan segenap perjuan-gan yang telah dipersembahkan-nya untuk negara tercinta ini. Artinya, tidak hanya berleha-leha menikmati kemerdekaan itu, akan tetapi meneruskan perjuangan mereka dengan mempertahankan apa yang telah diperoleh. Dan, juga mengisinya dengan pem-bangunan yang bertujuan menye-jahterakan segenap anak bangsa.

Dulu, begitu mudahnya anak bangsa ini terkecoh dan ke-mudian terpecah belah. Namun, dengan tekad serta sumpah setia seluruh anak negeri: berbangsa satu, bertanah air dan berbahasa satu, maka tujuan mulia dari cita-cita pendiri bangsa hingga kini tetap eksis. Sehingga terkecoh dan terpecah belah tidak akan pernah terulang lagi, karena itu pulalah yang membuat kita tidak gampang dijajah oleh bangsa lain

Kini, suatu hal yang saat ini menjadi salah satu tuntutan pemerintah bersama rakyatnya adalah ide dan gagasan untuk membangun bangsa. Ini berarti bahwa pemerintah lebih menun-tut generasi bangsa ini menjadi individu yang penuh dengan ide dan kreatifitas. Dengan ide dan

kreatifitas itu, para generasi dapat menciptakan inovasi yang ber-guna untuk kemajuan bangsa dan negara, serta menjadi modal yang besar bagi individunya sendiri.

Lalu, apa yang mesti kita lakukan? Tidak lain, masing-mas-ing dari kita sekarang, terutama sekali generasi muda dituntut un-tuk mampu melakukan pengayaan diri akan ilmu pengetahuan. Den-gan itu dari waktu ke waktu secara cepat dan aktif, akan menjadi-kan bangsa ini maju dan mak-mur. Jadilah individu yang aktif dan penuh dengan kreativitas!

Realita kehidupan tak se-lamanya indah dan sesuai den-gan apa yang kita rencanakan. Pasti ada gesekan, perselisihan, yang akan menjadi beban moral untuk segenap rakyat ini. tapi itu

semua hanya cobaan yang akan menjadikan kita dewasa dan pe-nuh percaya diri untuk memper-tahankan apa yang telah diper-juangkan oleh pendiri bangsa ini dahulunya. Bila setiap orang dari rakyat ini tak berhenti berinovasi dan bercita-cita, pasti semua per-soalan itu dapat diatasi. Beban itu boleh saja menumpuk, tapi kita tak boleh berhenti menyatukan tekad dan perjuangan untuk sen-antiasa mengisi kemerdekaan.

Yakinlah; kemakmuran, kesejahteraan, ketenteraman dan kemajuan negeri ini senantiasa menjadi milik kita. Teruslah ber-juang, meski tidak dengan fisik, tapi dengan fikiran dan tekad untuk terus bersatu. Merdeka!

**(Khairul Hakim)

SINERGITAS

KEMERDEKAAN

Setelah Indonesia dijajah sekian abad lamanya, maka

cerita para pahlawan kemerdekaan memperjuangkan

segala hak asasi kita (untuk kemerdekaan) patutlah

untuk direnungkan. Dengan upaya keras dan

perjuangan mereka kita semua terbebas dari

belenggu penderitaan.

SINERGI

(7)

7

UTAMA

MEMAKNAI KEMERDEKAAN SECARA POLITIS

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dicanangkan

tahun 1945 bukan hanya dimungkinkan oleh perubahan-perubahan

dramatis dalam keseimbangan politik dunia, melainkan juga oleh

semangat dan kesadaran kebangsaan yang secara eksistensial

menampilkan diri dalam bentuk yang sangat nyata.

Proklamasi kemerdekaan itu terjadi dalam tempat dan momentum

sejarah tertentu, bukan yang lain.

K

elahiran nyata

paham kebang-saan tidaklah lepas dari arus, kekuatan, dan lingkungan se-jarah yang tidak selalu jelas me-nampilkan diri dalam kekuatan-kekuatan masyarakat, politik, dan ekonomi yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terlepas dari kondisi-kondisi dalam pe-riode-periode sebelumnya. Elite politik masyarakat Indonesia me-mang dengan berani membuat se-jarah. Namun, mereka juga telah tidak bisa memilih secara bebas

momen dan tempat bagi pence-tusan proklamasi kemerdekaan.

Renungan dan Analisis

Renungan, analisis, dan pe-nilaian terhadap 69 tahun perjala-nan Republik Indonesia menuntut pembahasan yang secara tegas mempersoalkan dimensi subjek-tif dan objeksubjek-tif serta interaksi dialekstis antara keduanya. Re-nungan analisis dan penilaian terh-adap peristiwa dan kecenderungan dalam rentangan waktu 69 tahun kemerdekaan Indonesia haruslah kita letakkan dalam suatu

inter-aksi dinamis dan dialektis antara dimensi subjektif dan objektif.

Jika sikap semacam itu dapat diterima, dalam pandangan Farch-an Bulkin, Farch-analisis, renungFarch-an, dFarch-an penilaian itu haruslah kita pusat-kan pada interaksi dua gugus per-soalan. Pertama, kesadaran yang menampilkan diri dalam pikiran, sikap, kehendak, dan harapan yang intinya bersumber dari pa-ham kebangsaan yang dari waktu ke waktu dengan keras mencoba memperjelas sosok kehadirannya, termasuk gugus persoalan ini ada-lah perubahan-perubahan ideologi,

(8)

kehidupan keagamaan, dan tradisi serta perubahan-perubahan terha-dap diri manusia. Kedua, perkem-bangan dan perubahan dalam dunia nyata yang secara konsep-tual ditampilkan oleh lembaga negara, masyarakat, dan ekonomi. Masalah-masalah politik pada um-umnya dan khususnya masalah demokrasi serta hak asasi manusia juga menuntut penganalisisan yang menekankan interaksi antara di-mensi subjektif dan objektif. Terle-bih, kalau kita sadari bahwa ketiga masalah ini bukanlah sesuatu yang bersifat alamiah, tumbuh dengan sendirinya atau bersifat universal.

Politik, demokrasi, dan hak asasi manusia adalah semata-mata penciptaan manusia yang di satu sisi mencerminkan subjektif ke-manusiaan dan di sisi lain dengan tegas menampilkan keterbatasan dan keharusan-keharuan objektif lingkungan di luar diri manusia. Maka itu, lahirlah peristiwa, pros-es dan kecenderungan politik, ide-ide demokrasi dan nondemokrasi, tatanan kenegaraan dan susunan masyarakat yang demokratis dan non-demokratis, serta yang mam-pu menghargai dan menghor-mati hak-hak kemanusiaan atau yang menindas hak kemanusiaan.

Namun, dalam sejarah perjuangan bangsa kita, apa yang diletakkan secara kukuh seba-gai fundamental kemerdekaan bangsa Indonesia ini, dalam per-jalanan 69 tahun merdeka telah mengalami pasang-surut yang besar sekali, baik dalam penaf-siran maupun pelaksanaannya.

Sejak penaklukan Pemer-intah Hindia Belanda oleh bala tentara Jepang sampai peny-erahan kedaulatan Indonesia, masyarakat telah mengalami perubahan-perubahan drastis dan penjabaran kesadaran sub-jektivitas yang amat kompleks.

Salah satu faktor terpent-ing bagi terjadinya perubahan ini

adaran subjektif masyarakat untuk memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai kon-sekuensinya, masyarakat harus menciptakan lembaga negara, bukan hanya untuk menghadapi segala kemungkinan dari luar, mel-ainkan tidak kalah pentingnya juga untuk mempertahankan Republik yang telah diproklamasikan itu. Faktor kedua adalah perubahan dalam paham kebangsaan. Jika pada masa-masa sebelumnya pa-ham kebangsaan masih merupa-kan harapan dan mimpi menge-nai tegaknya sebuah negeri yang terjajah, pada periode ini (pe-riode kemerdekaan) paham ke-bangsaan sudah menuntut segala sesuatu yang konkret berdasarkan perkembangan hari demi hari.

Faktor ketiga adalah revo-lusi itu sendiri. Ini sebenarnya merupakan proses gabungan anta-ra runtuhnya orde sosial kolonial, masuknya tentara Jepang yang telah memobilisasi masyarakat secara militer, serta perjuangan diplomasi dan fisik untuk mem -pertahankan Republik. Sementara itu, bayangan masa depan tentang sebuah Republik yang merdeka belumlah tergambar secara jelas.

Proses Pemerdekaan

Proses perjuangan untuk

mewu-tubuh pemerintahan negara kita sampai sekarang tidak ada habis-habisnya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari proses emansipasi bangsa Indonesia. Sebab, kedaulatan rakyat tidak bisa dilepaskan dari proses pemerdekaan manusia Indone-sia itu sendiri. Hanya orang yang merdeka jiwanya yang bisa be-nar-benar menghayati kemandi-riannya. Dengan demikian, juga menghormati hak-hak dan marta-batnya, termasuk hak politiknya sebagai pemegang kedaulatan.

Dalam asas kedaulatan rakyat sebenarnya terkandung perjuangan untuk memerdekakan bangsa Indonesia ke dalam. Tahun 1945 kita memerdekakan bangsa sendiri secara totalitas terhadap dunia luar, tetapi perjuangan untuk memerdekakan bangsa Indonesia itu sendiri ke dalam, dalam arti proses emansipasi manusia Indone-sia, belum selesai sampai sekarang.

Agaknya, setelah 69 tahun menghayati kemerdekaan, cara kita memandang kemerdekaan itu harus dikembalikan pada maknan-ya maknan-yang hakiki. Pengalaman bernegara enam dasawarsa telah mengajarkan ikhwal yang terlalu banyak bagi kita. Timbangan ten-tang ini akan memperlihatkan apa yang menjadi perolehan dan apa yang terlepas dari genggaman.

Jika kemerdekaan itu ada-lah suatu alat, mungkin di situ kita memeriksa kembali, alat seperti apa yang kita pakai dan bagaimana cara kita mempergunakannya, un-tuk sampai pada tujuan dunia baru dengan martabat kemanusiaan.

Bagaimanapun perjalanan telah kita awali 69 yang lalu. Kita kini mengembara di antara dua du-nia; dunia lama yang sudah kita tinggalkan dan dunia baru yang belum kunjung selesai kita teg-akkan. Dirgahayu Kemerdekaan RI. Imron Nasri, Lampost.co.

Membela,

memperta-hankan, dan bersedia

mati untuk Tanah Air

begitu tiba-tiba

me-nyergap setiap

kelom-pok yang dinamik

dalam masyarakat.

Paham

nasional-isme telah memasuki

momen-momen yang

sangat eksistensial

UTAMA

SINERGI

(9)

9

S

a t u f e n o m e n a y a n g menonjol dalam Pemilu di era reformasi, adalah semakin kuatnya peranan media Massa. Misalnya terlibat dalam proses mengkon-struksi citra para kandidat. Baik perseorangan (caleg, capres dan cawapres) maupun organisasi par-tai politik. Pemanfaatan media untuk mendongkrak popularitas sebenarnya telah mulai marak dan bebas. Dimulai sejak Pemilu 1999 dan semakin menguat di Pemilu 2004. bahkan hingga Pemilu kali ini. Bisa kita katakan, kemenangan SBY pada pemilihan presiden se-cara langsung (tahun 2004) meru-pakan keberhasilan marketing politiknya. Karena partainya sendi-ri (baca: demokrat) bukanlah par-tai pemenang Pemilu. Pada Pamilu 2009 masa kampanye diperpanjang menjadi 9 bulan. Dimulai 12 Juli 2008-April 2009. Dengan 38 par-tai peserta Pemilu. dan banyaknya tokoh yang menyatakan diri siap menjadi kandidat Presiden dan Wakil Presiden pada pilpres ke-marin. Tentunya kian meramaikan "pertarungan citra" dalam merebut hati para pemilih. Kandidat yang menguasai industri citra tentunya akan memperbesar peluangnya me-menangkan pertarungan tersebut.

Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya. Par-tai politik perlu menerjemahkan

informasi yang mudah dipahami oleh pemerintah dan masyarakat, agar komunikasi bersifat efektif (Cholisin, 2007: 114). Komuni-kasi politik menjadi posisi penting terutama sebagai jembatan untuk menyampaikan pesan-pesan yang dapat memfungsikan kekuasaan.

Pemerintah membutuhkan informasi tentang kegiatan raky-atnya; dan sebaliknya rakyat juga harus mengetahui apa yang dik-erjakan oleh pemerintahnya. Pers memang diakui merupakan salah satu alat demokratisasi yang cukup efektif. Pers menjadi jembatan yang menghubungkan kepentin-gan-kepentingan politik baik verti-kal maupun horizontal. Pers men-jadi bagian dari kehidupan politik untuk mempertemukan rakyat dan penguasa. Bahkan kebebasan pers sering menjadi salah satu ukuran apakah suatu negara telah menga-nut sistem demokrasi atau tidak.

Dalam masa kampanye Pemilu, media dalam hal ini me-dia massa maupun elektronik sangat potensial dalam hal me-mepengaruhi publik untuk meng-galang dukungan. Pada masa orde baru media adalah pendukung pemerintah. Maka setiap berita-pun tentu selalu memuji pemerin-tah dan kalaupun ingin mengritik pemerintah harus dengan cara yang amat halus dan tidak tajam. Begitu juga saat Pemilu, media tentunya akan pro pada partai pemerintah.

Dalam hal kampanye, media massa baik cetak maupun elektronik mer-upakan sebuah salauran kampa-nye terhadap konstituen. Apalagi dengan arus teknologi ini, rasanya media elektronik menjadi salau-ran utama bagi jalan untuk mem-pengaruhi pandangan masyarakat khususnya dalam masa kampa-nye Pemilu. Medium ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Hal itu salah satunya disebabkan sudah banyaknya masyarakat yang me-miliki televisi maupun radio, bah-kan sebagian lagi sudah mampu menggunakan internet. Oleh ka-rena itu banyak Partai maupun calon yang akan berkompetisi di Pemilu menggunakan sarana atau saluran kampanye melalui me-dia elektronik khususnya televisi. Contoh kasus bisa kita li-hat pada Pemilu tahun 2004 kema-rin khususnya Pemilu pemilihan presiden. Siapa yang sering terli-hat di layar TV dari setiap stasiun televisi, dialah yang berhasil me-narik simpati masyarakat. Saya ter-ingat pada masa Pemilu legislatif di TPS ada seorang nenek yang bertanya pada petugas TPS untuk menunjukkan mana yang berlam-bang moncong putih yang akan dia coblos. Dengan enteng nenek tersebut berargumen bahwa bu-kannya gambar moncong putih yang harus dicoblos menurut iklan televisi dan yang sering diingatnya.

MEDIA MASSA DAN KOMUNIKASI

POLITIK DALAM KAMPANYE PEMILU

DALAM momentum demokrasi. peran media massa sangat vital. Berfungsi menjaga keseimbangan sebuah entitas negara dan masyarakat.

Kebebasan pers termasuk media massa merupakan keunggulan dalam rezim demokrasi. Sehingga menjadi pilar penting dalam tegaknya berdemokrasi. Media massa memiliki fungsi kontrol. Karena melalui transformasi informasi, media massa mampu mengerem laju kebijakan peremintah yang tidak memihak kepada kepentingan rakyat.

(10)

Juga atusias kaum ibu-ibu yang riuh dalam mencoblos foto SBY sebagai idolanya bu-kan karena kesadaran politik. Bagi mereka yang takda-pat melihat, bisa menikmati den-gan mendengar, begitu juga bagi yang tak dapat mendengar dapat menikmatinya dengan visual-isasinya. Selain faktor aktuali-tas, televisi dengan karakteristik audio visualnya memberikan sejumlah keunggulan, diantara-nya mampu mediantara-nyampaikan pesan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, serta da-pat menayangkan ruang yang sangat luas kepada sejumlah be-sar pemirsa dalam waktu bersa-maan (Nurrahmawati, 2002: 97).

Semakin sering seorang tokoh atau berita tentang par-tai dimuat di halaman itu, maka akan semakin terkenallah dia. Kita coba ingat kembali berita dalam surat kabar pada waktu menjel-ang Pemilu 2004. Siapakah calon, tokoh, atau partai yang sering ‘berpose’ di halaman utama. Ten-tunya kita sering melihat berita tentang tokoh baru tersebut, ten-tunya seorang figur Susilo Bam -bang Yudhoyono (SBY). Nama dan partainya begitu sering mun-cul, ditambah dengan berita yang membuat simpati pada tokoh terse-but akibat disia-siakan oleh pemer-intah sewaktu menjabat menteri. Ternyata media massa baik surat kabar maupun televisi ber-pengaruh sangat besar bagi peme-nangan dalam Pemilu. Komuni-kasi politik lebih efektif melalui sarana tidak langsung atau meng-gunakan media tersebut. Karena pesan yang disampaikan akan ser-entak diketahui oleh orang banyak di segala penjuru dan juga dapat diulang-ulang penayangannya. Persepsi, interpretasi, maupun opini publik mudah dipengaruhi lewat iklan maupun berita dalam

terjadinya disfungsi media, media harus bisa menjadi penengah atau perantara antara pemerintah, elit partai, dan masyarakat. Di masa reformasi ini, dimana sudah mu-lai ada kebebasan pers seharusn-ya pers harus mengubah pola kerjanya yang semula ‘menjilat’ pemerintah karena terpaksa, tetapi sekarang harus netral dan seba-gai alat kritik sosial bagi pemer-intah maupun masyarakat. Media merupakan arena penyampaian isi terkait Pemilu 2009, dimana politi-si dan partai-partai politik adalah pemain sekaligus penulis isi in-formasi dan sutradara. Semen-tara itu, Rakyat hanya penonton.

Kenyataan buatan yang ditampilkan lewat iklan dan pro-gram-program politik di media sesungguhnya membodohi dan menipu Rakyat karena tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya. Coba nilai, iklan politik Susilo Bambang Yudoyono (SBY), pres-iden saat ini, menonjolkan keber-hasilan pemerintahannya menu-runkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebanyak tiga kali setelah pemerintahannya sendiri menai-kkan harga BBM. Semua orang tahu naik-turunnya harga BBM di Indonesia mengikuti harga BBM dunia. Kenaikan harga BBM telah meningkatkan jumlah orang mis-kin. Tetapi SBY dengan bangga tanpa merasa bersalah sedikit pun menyatakan secara terbuka di beberapa media bahwa dia yang menurunkan harga BBM.

Begitu pun iklan lawan politiknya, Megawati. Dia mema-sang iklan untuk menepis iklan keberhasilan SBY. Pada iklan tersebut, Megawati menggunakan data-data kegagalan pemerintah untuk menjatuhkan pamor SBY. Padahal, banyak kegagalan Mega-wati saat menjabat menjadi pres-iden (termasuk menaikkan harga BBM), sehingga dia saat itu

ke-menjadi presiden. Sampai saat ini Megawati dan mesin politiknya tidak menunjukkan program-program konkret untuk Rakyat. Partai politik memang sadar betul bahwa aksi-aksi politiknya men-jadi tidak berarti tanpa kehadiran media. Menurut C. Sommerville, dalam bukunya Rakyat Pandir atau Rakyat Informasi (2000), kegiatan politik niscaya akan berkurang jika tidak disorot media. Ada be-berapa hal memengaruhi itu, salah satunya media memiliki kemam-puan reproduksi citra dahsyat. Be-berapa aspek dari reproduksi citra bisa dilebihkan dan dikurangi dari realitas aslinya. Selain itu, me-dia menyeme-diakan beragam makna untuk mewakili dan membangun kembali fakta tidak terkatakan (unspeakable), yaitu beragam kepentingan politis dan finansial yang sengaja disembunyikan di balik berita dan semua isi yang ter-saji melalui media. Kemampuan mendramatisir oleh media pada gilirannya merupakan amunisi yang baik bagi para politisi, terle-bih menjelang pemilu, untuk me-mengaruhi Rakyat sebagai penon-ton sehingga mendukung para

Dari ilustrasi ini menggambarkan begitu

kuatnya pengaruh media televisi untuk mempengaruhi orang awam sekalipun seperti

mereka. Dengan televisi, kampanye mampu menjangkau orang-orang yang cacat

sekalipun seperti tuna netra dan tuna rungu.

UTAMA

SINERGI

(11)

11

Kebanyakan media massa akhir-akhir ini di ramaikan oleh iklan-iklan politik dari berbagai politisi ataupun partai. Baik dia cetak, elektronik maupun me-dia lainnya, hampir setiap hari didalamnya kita disuguhi oleh iklan-iklan politik tersebut. Pada awalnya, kita sering melihat iklan-iklan politik ini hanya mengand-ung unsur ajakan, coblos ini coblos itu, tetapi seiring dengan semakin mendekatnya momentum pesta demokrasi, pemilu 2009, iklan-iklan tidak hanya bersifat ajakan atau mengarahkan mana yang harus dicoblos, melainkan sudah dalam tempo saling serang. Bu-kankah seharusnya memang ada panduan bagaimana iklan poli-tik yang baik dan sesuai epoli-tika? Dengan melakukan iklan, politisi atau partai dapat mendongkrak tingkat popularitasnya. Contohn-ya, sewaktu belum memakai iklan, seorang politisi hanya berhasil menjamah 20% kepopulerannya dari publik. Tetapi setelah meng-gunakan jasa yang bukan tanpa pamrih ini, orang tersebut berhasil membujuk masyarakat melalui iklan dengan tingkat kepopuler-annya mencapai lebih dari 50%. Sungguh dahsyat memang kekua-tan dari iklan yang ditampilkannya

Manfaat iklan politik.

Dunia advertising ini da-pat mengaktualisasikan makna kesejahteraan pada publik karena pada dasarnya iklan bersifat per-suasif dan informatif. Karewna bersifat informatif, iklan politik menjadi sarana politik bagi pub-lik untuk menyadarkan mereka bahwa publik siap ikut untuk men-jadi konstituen yang kuat, cerdas dan mandiri. Iklan politik juga da-pat mendorong terciptanya suatu persaingan yang sehat antara pe-serta untuk membuat atau men-ciptakan program-program baru

yang di butuhkan oleh khalayak. Tetapi pada kenyataannya sekarang masyarakat masih kurang begitu paham bahwa sebenarnya ada konspirasi-konspirasi para elit politik dengan media yang bermain didalamnya. Sosialisasi, pembangunan citra, janji-janji, ataupun kata-kata manis dalam iklan bisa saja hanya realitas re-kayasa dari media. Masyarakat seakan-akan termakan oleh hara-pan-harapan semu yang diberikan oleh para politisi dalam upaya pen-dekatannya dengan publik. Iklan politik semata-mata menjadikan tempat utama bagi masyarakat un-tuk mengetahui figur politis atau partai, sehingga istilahnya, masyr-akat dengan mudah hanya meng-gangguk saja sebagai tanda bukti konstituen mereka walaupun sebe-narnya pencitraan itu hanya terlihat dari depan ataupun samping dan tidak mengetahui di balik pung-gungnya. Barangkali masih tern-giang di benak kita akan janji pro-gram 100 hari yang direncanakan oleh capres (calon presiden) dan cawapres (calon wakil presiden) yang heboh pada saat itu, pemilu 2004 kemaren, setelah itu kita bisa melihat sendiri kan?sudah banyak contoh kasus lain seperti ini tetapi mungkin saja tetap berlangsung dan seakan sudah menjadi tradisi.

Iklan politik tentu saja san-gat efektif dalam memuluskan pen-citraan popularitas, apalagi melalui media elektronik seperti televisi yang daya jangkaunya ke publik 90% lebih besar dari media lain-nya. Untuk itu, para penguasa me-dia memainkan kesempatan besar ini dan menumpuk rupiah. Pemilik media tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan besar ini, menjelang pemilu 2009 ini seakan menjadi deadline bagi mereka untuk mem-perbanyak pundi-pundi uang dari iklan politik dari koleganya. Siasat yang dijalankan media mungkin yang paling mencolok adalah biaya

per spotnya. Misalnya, per detik iklan dipatok 6 juta rupiah, durasi iklan adalah 30 detik. Kita tinggal mengalikan saja hasilnya. Apabila dalam satu program yang satu jam memakai iklan tersebut, tentu kita akan tahu berapa besarnya keun-tungan yang ada. Oleh itu, politi-si atau partai harus politi-siap merogoh kocek dalam-dalam agar muka dan visi-misi mereka muncul di televisi.

Rezim Kerahasiaan Pemilu

Iklan politik menjadi pri-madona bagi para kontestan pe-milihan umum untuk menjaring preferensi publik. Riset Nielsen menunjukkan, dana iklan politik ta-hun 2008 mencapai Rp 2,208 trili-un (baca: Rp 2 trilitrili-un 208 miliar), meningkat 66 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang menca-pai Rp 1,327 triliun. Angka yang sesungguhnya pasti lebih besar karena riset ini belum menghitung belanja iklan politik untuk media radio, Internet, serta media luar ru-ang. Dana iklan politik juga masih akan menggelembung karena, menjelang pemilu legislatif April 2009, dapat dipastikan iklan politik semakin gencar menyapa publik. Namun, gegap-gempita iklan politik selalu meninggalkan per-soalan kompleks. Bagaimana transparansi dan akuntabilitasnya? Publik tidak pernah tahu secara persis besaran dana iklan poli-tik itu, dari mana asalnya, siapa saja donaturnya, dibelanjakan untuk apa saja, serta bagaimana konsekuensinya terhadap kinerja pemerintahan yang baru nanti. Partai politik, para calon legislator, dan kandidat presiden tidak mem-punyai tradisi, juga tidak dikondisi-kan untuk secara terbuka menjelas-kan ihwal dana politik yang mereka gunakan. Publik tidak mengetahui apakah kampanye politik benar-benar steril dari penyalahgunaan

(12)

anggaran publik APBN/APBD, dana departemen, dana dekon-sentrasi, dan seterusnya. Publik juga tidak akan tahu seandainya, di balik gebyar iklan pemilu di media, beroperasi dana dari para pengusaha hitam, pejabat ber-masalah, atau dana hasil money laundering. Aturan main pemilu sangat tidak memadai dalam men-gantisipasi masalah ini. Menurut Undang-Undang Pemilu, hanya biaya kampanye partai politik yang harus dilaporkan ke Komi-si Pemilihan Umum. Tidak je-las bagaimana transparansi dana sumbangan dari para simpatisan. Undang-Undang Pemilu juga hanya menyatakan "dana kampa-nye dapat berasal dari sumban-gan pihak lain yang sah menurut hukum dan dibatasi besarannya" (pasal 138). Tanpa penjabaran lebih operasional, tentu klausul semacam ini mudah dilanggar atau diinterpretasikan secara berbeda.

Netralitas Media Massa

Ketika media massa berada dalam konteks sosial dan dikon-sumsi oleh khalayak. Maka pada saat itu media massa berhadapan dengan masalah etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media massa pada dasarnya tidak bebas nilai. Ujian terberat bagi media massa. Yakni menyeim-bangkan kebebasan pers dalam memberikan informasi/pember-itaan dengan porsi tanggung jawab yang diembanya. Ia harus mempo-sisikan netral. Keputusannya tidak boleh mau diintervensi penguasa. Walaupun disiram dengan imba-lan. Karena etika kebijaksanaan pers bertujuan melakukan pendidi-kan terhadap rakyat. Maka pers tidak boleh tergoda oleh imbalan. Etika adalah aturan moral. Be-rasal dari sebuah situasi di mana seseorang bertindak dan mempen-garuhi tindakan orang atau

kelom-pok lain. Definisi etika ini juga berlaku untuk kelompok media se-bagai subjek etis yang ada. Setiap arahan dan aturan moral mempu-nyai nilai dan level kontekstual-isasi. Bisa pada tingkat individu, kelompok, komunitas atau sistem sosial yang ada. Dapat dikata-kan bahwa etika pada level tert-entu sangat dittert-entukan oleh ara-han sistem sosial yang disepakati. Dalam konteks politik, ter-utama dalam kesuksesan pemili-han Presiden. Peran media dihara-pkan dapat melakukan pendidikan politik bagi rakyat. Setidaknya berperan dalam penambahan in-formasi tentang pemilu presiden. Informasi tersebut bisa mem-pengarui perilaku memilih. Se-hingga akan berdampak pada sistem politik yang berjalan. Se-lain itu, media dapat menjadi sa-rana sosialisasi. Bisa penyampaian program-program dari kandidat presiden, kemudian media juga menjadi sarana untuk memberi-takan sepak terjang kandidiat. Sehingga berharap masyarakat mempunyai penilaian. Tidak salah pilih terhadap kandidat presiden. Pemilihan presiden akan meng-hasilkan pemimpin baru. Pewaris pemegang otoritas kekuasaan negara ke depan. Ia memiliki wewenang dan kapasitas untuk menjalankan dan mengatur pemer-intahan negara. Maka peran media adalah mengawasi (baca: kontrol). Memberikan informasi kepada publik atas aktivitas-aktivitas dan keputusan-keputusan politik yang dilakukan pemerintahannya. Ak-tivitas dan keputusan politik akan menjadi sentral perhatian. Dan secara tidak langsung akan mem-bentuk opini dalam masyarakat.

Dalam mekanisme demokrasi, publik merupakan penguasa. Setiap keputusan-kepu-tusan politik yang dihasilkan dan mengikat semua orang haruslah diketahui terlebih dahulu oleh

pub-lik (masyarakat). Pubpub-lik tentunya akan merespon keputusan terse-but. Apakah sesuai dengan aspirasi mereka atau tidak. Respon tersebut kemudian menjadi pedoman. Khu-susnya bagi penguasa untuk mem-perbaiki keputusan yang mereka keluarkan. Begitu seterusnya hing-ga masyarakat (publik) akan men-erima keputusan tersebut. Opini masyarakat terhadap figur kandi -dat pilpres sangat dipengaruhi oleh informasi yang diberikan me-dia massa. Peranan meme-dia massa sanggup dan mampu membentuk opini masyarakat. Media massa bahkan mampu menggiring opini masyarakat pada kesimpulan dan persepsi yang diciptakan media.

Kesimpulan:

Oleh karena itu media massa seharusnya menjadi sarana pencerahan dan transformasi nilai-nilai kebenaran agar masyarakat dapat melihat secara apa adanya. Media sebaiknya tidak memuncul-kan kesan menilai atau keberpiha-kan khususnya dalam masa kam-panye Pemilu. Biarlah masyarakat sendiri yang akan menilai. Yang diperlukan media hanyalah meny-ampaikan informasi yang sebe-narnya, jelas hitam putihnya. Se-hingga masyarakat tidak terjebak pada pilihan mereka, karena perso-alan Pemilu adalah persoperso-alan masa depan bangsa. Media harus mampu bersikap objektif dalam penayan-gan berita. Selanjutnya pengaruh dari media massa terhadap politik dapat di bedakan menjadi dua, yai-tu pengaruh televisi (media massa elektronik) dan pengaruh surat kabar (media massa cetak) Den-gan demikian diperlukan obyek-tivitas dan netralitas dari media itu sendiri agar tercipta iklim yang baik dalam masa Pemilu. http://hi-tamandbiru.blogspot.com/2012/08

(Dikutip A. Khalik untuk SINERGI)

UTAMA

SINERGI

(13)

13

PEMILIH

Warga Amerika Serikat harus berusia mini-mal 18 tahun untuk bisa memberikan suaranya dalam pemilu. Untuk bisa memilih mereka bisa mendaftarkan dirinya via online dengan mengisi for-mulir pemilih. Untuk pemilih pemula, yang biasanya masih duduk di bangku kuliah, seluruh Universitas di Amerika Serikat juga membuka pendaftaran bagi mahasiswanya yang ingin memberikan suara dalam pemilihan umum. Pemilu 2008 menunjukkan bahwa pemilih pemula, berusia sekitar 18-24, adalah

lum-bung suara utama bagi Presiden Barrack Obama dalam memenangkan pemilu Presiden pertamanya.

Warga Amerika yang ada di luar negeri tetap bisa memilih karena pemerintah Amerika Serikat akan mengirimkan ballot (surat suara) ke alamat warganya tersebut yang ada di luar Amerika. Setelah terisi, ballot tersebut harus secepatnya dikirimkan kembali ke Amerika Serikat. Satu perbedaan dengan pemilu di Indonesia ialah warga Amerika Serikat bisa memberikan suara tanpa harus menunggu hari-H pemilu, yang dilaksanakan di Selasa minggu kedua di bulan November pada tahun pemilu.

MENGENAL PEMILU

AMERIKA SERIKAT

A

MERIKA Serikat ialah negara adikuasa yang

penuh dengan pesona bagi kita di Indonesia. Berbagai macam hal yang berasal dari Neg-eri Paman Sam, pasti sangat menarik minat kita. Salah satu hal yang juga menjadi poin pent-ing akan ketertarikan orang Indonesia terhadap Amerika ialah dunia politik. Segala macam kebijakan Ameri-ka selalu menjadi bahan pembicaraan hangat buAmeri-kan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh belahan dunia. Kini, rakyat Amerika telah bersiap untuk memberikan suaranya pada pemi-lu Presiden yang akan dilangsungkan 6 November mendatang. Berikut ini saya akan menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai Pemilu di Amerika Serikat, yang didasari dari pengalaman kuliah selama dua bulan terakhir di Colorado dan menjadi moderator US Election Outsearch di @America Jakarta. Semoga bermanfaat.

SISTEM KEPARTAIAN

Amerika Serikat merupakan negara yang menganut sis-tem dua partai. Dua partai besar yang selalu memenangi pe-milihan umumn Presiden sejak 1852, yakni Demokrat dan Republik. Dua partai besar inilah yang selalu menghadirkan calon Presiden dan wakil Presiden bagi rakyat Amerika Seri-kat. Sebenarnya masih ada beberapa partai kecil yang ada, namun mereka tidak mampu menandingi dua partai raksa-sa itu, baik dari segi ideologi, dukungan maupun finansial. Ada pebedaan mencolok dari Demokrat dan Re-publik dalam hal ideologi. Bila partai Demokrat meno-morsatukan persamaan kesempatan dan kesetaraan bagi setiap warga negara Amerika, sedangkan partai Republik mengagungkan kebebasan berpendapat dan individu tan-pa adanya intervensi dari manapun, termasuk pemerintah.

UTAMA

SINERGI

Gambar di ambil dari ciricara.com

(14)

PEMILIHAN UMUM PRESIDEN

Pemilihan umum di Amerika Serikat di-lakukan empat (4) tahun sekali. Setiap Presiden maksimal bisa memimpin selama dua periode, atau total delapan (8) tahun. Salah satu syarat mutlak bagi calon Presiden Amerika Serikat ialah dia harus warga negara Amerika Serikat yang lahir di Negeri Paman Sam juga. Jadi itu menutup kemungkinan bagi setiap warga negara AS yang lahir di luar wilayah Amerika Serikat.

Pemilu Presiden berlangsung dua tahap; Pemilu Pendahuluan dan Pemilu Presiden.

A. Pemilu Pendahuluan

Pemilu pendahuluan berlangsung dari bu-lan Januari sampai Juni di tahun berbu-langsungnya Pemilu. Tahap ini bertujuan untuk menentukan satu calon Presiden dari partai, baik Republik ataupun Demokrat. Pemilu pendahuluan diikuti oleh sejum-lah bakal calon Presiden dari partai yang sama untuk memperebutkan posisi calon Presiden dari partai tersebut.

Para bakal calon akan berkampanye ke se-luruh 50 negara bagian, mereka membuat iklan dan berdebat satu sama lain untuk menunjukkan kapa-bilitasnya sebagai calon yang layak mewakili partai dan bertarung dengan calon dari partai lain. Para bakal calon itu akan dipilih langsung oleh simpatisan partai di setiap negara bagian. Dan bakal calon den-gan suara tertinggi akan dinobatkan sebagai calon Presiden dalam Konvensi Nasional yang dihelat antara bulan Agustus-September.

B. Pemilu Presiden

Setelah resmi dinobatkan dalam Konvensi Nasional partai, dua calon Presiden bersama calon wakil presiden mulai gencar melakukan kampanye di televisi, Koran, dan media sosial untuk menarik minat pemilih. Selain itu, mereka juga akan melaku-kan debat terbuka, yang disiarmelaku-kan langsung televisi Nasional. Debat dilakukan empat (4) kali; 3 untuk calon Presiden dan 1 untuk calon wakil Presiden. Pentingnya suara pemilih pemula, yang sebagian besar mahasiswa, ditunjukkan dengan kampanye dan debat yang dilakukan di Universitas-universitas seantero Amerika Serikat.

Pemilu Presiden dilakukan pada hari Selasa di min-ggu kedua di bulan November, atau di antara tanggal 4-8 November. Dan bagi Presiden yang terpilih akan dilantik pada 20 Januari di tahun berikutnya.

PERHITUNGAN SUARA

Meski dipilih langsung oleh rakyat, pemilu di Amerika Serikat memiliki sistem yang berbeda dengan apa yang ada di Indonesia. Di Indonesia, pasangan calon Presiden yang telah mengumpulkan suara terbanyak akan langsung dinobatkan sebagai pemenang pemilu, namun di Amerika Serikat masih ada Electoral College yang berperan menentukan pasangan calon pemenang pemilu.

Electoral College adalah sebuah sistem perhitungan suara. Setiap negara bagian memiliki jumlah electoral college yang berbeda, yang didasari oleh besarnya populasi negara bagian tersebut. Sebagai contoh California memiliki jumlah electoral college terbanyak 55, diikuti Texas (34) dan New York (29). Jumlah keseluruhan electoral college adalah 538, dan seorang calon harus meraih minimal 270 jumlah electoral college untuk memenangkan pemilu.

Bagaimana sepasang calon Presiden dan Wapres mendapatkan suara dalam electoral col-lege? Beginilah ilustrasinya. Misalkan dalam pemilu 2008 lalu Obama meraih 1.000.000 suara di negara bagian California dan lawannya, McCain mendapat suara 950.000 suara, otomatis Obama akan men-dapatkan 55 suara electoral college dari California. Dan jumlah suara electoral college lah yang dihitung untuk menjadi pemenang pemilu bukan jumlah suara pemilih. Jadi, sepasang calon Presiden dan Wakil Presiden tidak butuh menang di mayoritas Negara Bagian untuk memenangkan Pemilu, mereka cukup menang di 11 Negara Bagian dengan jumlah elec-toral college terbesar, seperti California (55 suara), Texas (38), New York (29), Florida (29), Illinois (20), Pennsylvania (20), Ohio (18), Michigan (16), Georgia (16). North Carolina (15), New Jersey (14), total jumlah electoral college dari 11 Negara Ba-gian itu adalah 270 dan hal itu sudah cukup untuk mengunci kemenangan di pemilu Presiden AS tanpa mempedulikan hasil di 39 Negara Bagian sisanya. Iksan Mahar, www.kompasiana.com, 7/9/2014.

**(Dikutip A. Khalik untuk SINERGI)

UTAMA

SINERGI

(15)

S I N E R G I | A G U S T U S 2 0 1 4

S

IAPA yang tak kenal Pablo Ruiz Picasso. Picasso adalah pe-lukis terkenal dari Spanyol yang lahir pada 25 Oktober 1881 dan meninggal pada 8 April 1973 dalam usia 91 tahun. Pelukis yang terkenal dalam aliran kubisme itu, merupakan pelukis revolusioner abad 20 yang punya kejeniusan dalam seni patung, grafis, keramik, kostum penari balet sampai tata panggung. Khusus untuk seni melukis Picasso dikenal sebagai pelukis kubisme.

Semangat melukis Picasso itu, ternyata tak hanya dimiliki khusus oleh seniman abad 20 itu. Karena semangat melukis, ternyata bagian iden-tik dari rahmat Tuhan YME kepada orang-orang tertentu. Seniman, merupakan potensi berkah yang bisa diberikan ke-pada siapa saja, di mana ketika potensi itu dioptimalkan, akan melahirkan karya-karya yang monumental untuk zamannya.

Ada sejumlah pelukis negeri ini yang sudah mendunia, semisal Raden Saleh, Affandi serta Sudjojono. Mereka mengharumkan nama Indone-sia di kancah seni lukis dunia, karena karya-karyanya menembus ruang dan waktu, sehingga mendapat apresiasi berbagai kalangan. Jalan profesionali-tas putra-putra terbaik bangsa di dunia seni lukis itu, akan terus membahana dan melahikran kader-kader pelukis sesuia zamannya.

Adalah Monika Hadinata, 10, pelajar kelas IV SD Budi Dharma kota Tebing Tinggi yang mendapat berkah kemampuan mewarisi salah satu talenta milik Picasso itu, yakni melukis. Monika Hadinata dalam usia yang masih kanak-kanak itu, mampu membanggakan sekolah dan kotanya. Pasalnya, Monika berhasi menjadi juara I lomba melukis se Sumatera yang diselenggarakan salah satu peru-sahaan pastel. Monika berhasil men-galahkan 18 ribu peserta dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Bagian Utara dan Aceh. Pihak perusahaan

kemudian menghadiahinya tour ke Singapura.

Penyerahan hadiah dan peng-hargaan kepada Monika Hadinata, dilaksanakan Agustus lalu, di aula utama Dinas Pendidikan kota Tebing Tinggi di Jalan Sudirman. Hadir dalam penyerahan itu Kadis Pendidi-kan Drs.H. Pardamean Siregar, MAP, perwakilan Faber-Castel, pimpinan Yayasan Budi Dharma serta orang tua Monika Hadinata.

Kadis Pendidikan Drs. H. Pardamean Siregar, MAP, dalam pen-garahannya bangga terhadap prestasi siswa SD swasta di Jalan Senangin itu. “Monika yang kecil ini telah men-unjukkan prestasinya yang membang-gakan kota, sekolahnya serta orang tuanya,” ujar Pardamean. Diakui, prestasi melukis Monika tidak bisa dipandang kecil, karena kemampuan-nya mengalahkan rival dari berbagai daerah yang jika ditotal jumlahnya mencapai 18 ribu peserta.

Ditambahkan, apa yang diraih Monika Hadinata menunjukkan

bahw iklim pendidikan kota Tebing Tinggi semakin baik, karena berhasil mengantarkan pelajar dari berbagai tingkatan untuk berprestasi di bidang minat masing-masing. “Ke depan sua-sana dan iklim belajar yang kondusif ini akan terus kita tingkatkan hingga pelajar bisa berprestasi lebih maksi-mal,” kata dia.

Sebelumnya, perwakilan Faber-Castel Dede, melaporkan kegiatan lomba melukis tingkat SD hasil kerjasama IGTK dengan Faber-Castel ini dilaksanakan pada 2013 lalu. Lomba ini, tambah Dede, pada setiap kota diikuti rata-rata sekira 700 peserta siswa TK/SD. “Jika ditotal semua peserta yang ikut untuk Sum-bagut dan Aceh, ada sekitar 18 ribu peserta,” terang dia.

Ditambahkan, prestasi juara melukis ini telah diraih kota Tebing Tinggi dua kali berturut-turut, yakni 2012 dan 2013. “Ke depan kualitas lomba akan terus kita pacu untuk melahirkan bakat-bakat penulis han-dal di negeri ini,” imbuh dia.

** Tim Sinergi

(16)

PENDIDIKAN

GAYA BELAJ

Oleh : Syawa

luddin Ketar

AR SISWA

en,S.Pd

S

etiap orang lahir

den-gan preferensi tert-entu terhadap gaya tertentu, tetapi bu-daya, pengalaman, dan mempengaruhi perkembangan preferensi terse-but. Gaya belajar yang paling umum dikenal adalah visual, au-dio visual , dan kinestetik/taktil. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama.

Walaupun bila mereka be-rada di sekolah atau bahkan duduk

di kelas yang sama. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak da-pat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya be-lajar yang berbeda-beda.

Seorang seorang pendidik , ada baiknya kita mengetahui bagaimana siswa /i nya dalam belajar.Penerapan metode

bela-jar yang sesuai dengan gaya be-lajar siswa , dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang kita berikan. Pada dasarnya tidak ada anak yang tidak bisa menerima belajaran, kemung-kinan besar ada masalah dengan cara belajar sih anak tersebut, se-hingga hal ini dapat berpengaruh pada prestasi belajar anak. Anak seharusnya dapat belajar dengan cara yang mereka sukai, tanpa ada pakasaan, hambatan, dan ganggu-an yganggu-ang menyebatkganggu-an mereka jadi sukar dalam belajar, dengan begitu peran orang tua sangat di perlukan untuk mengatasi dan memberi-kan solusi belajar pada anaknya.

Istilah “gaya belajar” umumnya digunakan di berbagai bidang

pendidikan dan kar

enanya, me -miliki banyak

konotasi. Secara umum, gaya belajar

mengacu pada keunikan setiap pelajar

menerima dan mempr

oses infor -masi baru melalui

indera mer e-ka. The National Association

of Secondary School Principals mendefinisikan gaya

belajar se-bagai, “perpaduan antara

faktor

kognitif, afektif, dan

karakteris -tik fisiologis yang berfungsi se

-bagai indikator yang relatif

sta-bil mengenai bagaimana

seorang pelajar merasa,

berinteraksi dengan, dan mer

espon lingkun -gan belajarnya.” frasa lain yang

sering digunakan

bergantian dengan gaya belajar

adalah is -tilah gaya persepsi, modalitas

belajar, dan prefer

ensi belajar.

SINERGI

(17)

17

Selain orang tua , guru di se-kolah juga berperan penting dalam suksesnya anak dalam memahami pelajaran, karena guru mempun-yai tugas untuk mendorong, mem-bimbing, dan memberikan fasilitas belajar kepada anak muridnya agar tercapainya tujuan belajar. Dengan begitu guru harus di tuntut berk-erja dengan sangat profesional agar anak muridnya dapat mema-hami pelajaran yang di sampaia-kan, seadainya guru sendiri kurang niat dengan tugasnya, bagaimana dengan anak muridnya? Bisa jadi anak muridnya malah menjadi malas untuk memberikan respon terhadapa pelajaran yang di sam-paikan, misalnya ketika dalam proses mendidik, sikap dan sifat guru acuh hanya menyuruh anak didiknya mencatat saja, dengan sedikit memberikan penjelasan lalu kemudian anak muridnya di-berikan tugas, jelas saja ini bukan metode yang baik dalam men-didik anak dalam proses belajar.

Sudah waktunya guru me-mahami cara belajar peserta did-iknya, karena setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda un-tuk menunjukana potensi yang dia miliki, terkadang guru berangga-pan kalau anak yang berangga-pandai dalam pelajaran matematika dan bahasa adalah anak yang cerdas, angga-pan seperti itu harus di buang oleh guru, karena setiap anak terlahir cerdas, mereka hanya membutuh-kan cara belajar yang tepat maka dari itu memahami cara belajar anak sangat penting agar dalam proses belajar si anak dapat men-goptimalkan kemampuan yang dia miliki, serta tidak lupa memberi-kan motivasi dan mengarahmemberi-kan anaknya dengan bakat dan minat yang dia miliki. Dengan meng-gunakan Multiple Intelligence yang di cetuskan Howard Gardner.

Guru diharapkan dapat memahami cara belajar anak/pe-serta didikanya dan dapat

meng-etahui potensi yang dimiliki setiap anak, dan kedepannya metode ini dapat menjadi rujukan ber-hasilnya anak dalam memahami pelajaran di sekolah.Para siswa seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar den-gan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca, kemudian mencoba memahaminya.

Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar den-gan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Semen-tara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model bela-jar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah.se-hingga mereka bisa mendengarkan apa yang guru mereka sampaikan.

Gaya Belajar menurut Teori Gardner

Gaya belajar merupakan suatu cara seseorang dalam me-nerima suatu ilmu pengetahuan , yang merupakan suatu proses pembiasaan yang disenangi pela-jar Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harusditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua di atas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal inikita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagai mana otakmenyerap informasi yang masukmelalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar terse-but dapat di karakteristikmenjadi

gaya belajar Auditory, Visual, Reading danKinestetik.Jadi, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Terdapat tiga mo-dalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinesteti(VAK).Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalita-sinipadatahapan tertentu, keban-yakan orang lebihcenderung pada salahsatu di antaraketiganya”.

a. Auditory

Orang yang memilikigayabelajar Auditory, belajardenganmengan- dalkanpendengaranuntukbisam-emahamisekaligusmengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempat kan-pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan.Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami infor-masi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memilikigaya bela-jar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki ke-sulitan menulis atau punmembaca. Beberapa ciri seorang Auditory antaralain :

1. Mampu mengingat dengan-baik materi yang didiskusikan-dalam kelompok,

2. Mengenal banyak sekalilagu / iklan TV,

3. Suka berbicara,

4. Pada umumnya bukanlah pem-baca yang baik,

5. Kurang dapat mengingat den-gan baik apa yang baru saja dibacanya,

6. Kurang baik dalam mengerja-kan tugas mengarang/menulis, 7. Kurang memperhatikan

hal-hal baru dalamlingkungan sekitarnya.

b. Visual

Orang yang memiliki gaya bela-jar Visual, belabela-jar dengan meni-tik beratkan ketajaman pengli-hatan. Artinya, bukti - bukti

(18)

konkret harus diperlihat kanter-lebihdahuluan agar mereka paham. Ciri-ciri orangyang me-miliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untukmeli-hat dan menangkap informasi se-cara visual sebelum mereka me-mahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah me-nangkap pelajaran lewat materi bergambar.Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mem-punyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsungkarena terlalu reaktif ter-hadap suara, sehingga sulit mengi-kuti anjuran secara lisan dan ser-ing salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Beberapa karakteristik Visual adalah :

a. Senantiasa melihat mem-perhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya,

b. Cenderung menggunakan gerakan tubuh saatmen-gungkapkan sesuatu, c. Kurang menyukai

berbic-ara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk-mendengarkan orang lain, d. Biasanya tidak

dapatmengin-gat informasi yang diberikan secaralisan,

e. Lebih menyukai peragaan dari pada penjelasan lisan,

f. Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di ten-gah situasi yang ribut/ra-maitan pamerasa terganggu

c. Kinestetik

Orang yang memilikigaya belajar, Kinestetik mengharus-kan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang mem-berikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja

ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karak-ter pertama adalah menempatkan tangan sebagaialat penerima in-formasi utama agar bisa terus-mengingatnya.Hanyadengan me-megangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerapinformasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karak-ter berikutnya dicontohkan seba-gai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengar kanpenyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memi-liki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau proses nya disertai kegiatan fisik. Kelebihan -nya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim di samping kemampuan mengenda-likan gerak tubuh (athletic ability).

Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman denganmenggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditem-puh adalah secara berkala men-galokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu

be-lajarnya. Orang yang memiliki gaya belajar Kinestetik biasanya memiliki karakteristik adalah a.

Sukamenyentuhsegalasesua-tu yang dijumpainya, b. S u l i t u n t u k b e r d i a m d i r i , c. Suka mengerjakan segala

sesuatu dengan menggunakan tangan,

d. Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik,

e. Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar, f. Mempelajari hal-hal yang

ab-strak merupakan hal yang san-gatsulit.Dalam penelitian ini, gaya belajar yang ditelitipada-siswa dibatasi pada gaya belajar visual dan gaya belajar kinest-etik, yang berdasarkan pada in-dicator-indikator sebagai beri-kut : ( DePorter (2008 :117).

Setelah mengetahui gaya belajar siswa , hendaknya guru menggunakan metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa. Pemilihan metode belajar yang sesuai dapat mening-katkan motivasi siswa dalam mem-pelajari materi yang guru berikan. Penulis adalah Guru SD Negeri 163089 Tebing Tinggi.

Sumber :Deporter, Bobbi. 1992. Quantum Learning. Bandung: Mizan Media Utama

Detik.com

http://belajarpsikologi.com/ macam-macam-gaya-belajar/ diakses 13 Mei 2014 pukul 14.30 wib

DePorter, Bobbi. 2004. Quantum Learning – Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Alih Bahasa: Abdurrahman, A. Band-ung: Kaifa

Nurani, Yuliani, dkk. 2004. BE-LAJAR DAN

PEMBELAJARAN. Jakarta: UNJ.

PENDIDIKAN

Tidak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter

ini

lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar

atau

(19)

S I N E R G I | A G U S T U S 2 0 1 4

B

antuan berupa peralatan UMKM/ IKM diserahkan Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM didampingi Pimca Bank Tebing Tinggi Syahmirdan Siregar dan Kadis Kouperindag HM Yunus Maton-dang SE bertepatan pada acara pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XI, Kamis (21/8) di Lapangan Jalan DR Hamka Kelura-han Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi. Selain memberikan bantuan peralatan UMKM/IKM, PT Bank Sumut Cabang Tebing Tinggi juga menyerahkan bantuan dalam rangka peduli bersih lingkungan dan peduli pendidikan berupa kenderaan pengangkut sampah serta beasiswa kepada 50 orang anak yang memiliki keterbelakangan masing-masing sebesar Rp 1,5 juta.

“Bantuan atas nama direksi PT Bank Su-mut ini berasal dari dana CSR yang merupakan ‘dari masyarakat untuk masyarakat’ sekaligus se-bagai bentuk kepedulian dan promosi PT Bank Su-mut terhadap pembangunan disektor industri usaha mikro kecil dan menengah”, ujar Pimpinan Cabang PT Bank Sumut Tebing Tinggi, Syahmirdan Siregar. Menurut Syahmirdan, bantuan yang merupakan pro-gram CSR tersebut bisa juga diartikan sebagai

wu-jud kepedulian PT Bank Sumut terhadap peningka-tan sector industri dan UMKM. “Kita berharap agar bantuan peralatan usaha ini dapat dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya, dengan harapan para pen-gusaha/bank lain juga tergerak juga untuk mem-berikan kontribusinya kepada daerah ini”, ujarnya. Walikota Tebing Tinggi H Umar Zunaidi Ha-sibuan mengatakan, bantuan CSR dari PT Bank Su-mut merupakan bagian dari perjuangan Pemko Tebing Tinggi agar kontribusi yang diberikan kepada dae-rah dikembalikan kepada daedae-rah dan hari ini diser-ahkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kes-ejahteraan warga berupa bantuan peralatan untuk usaha.

“Percayalah kepada kami, Pemko Tebing Tinggi sebagai salah satu pemegang saham di Bank Sumut, walikotanya tidak dapat satu rupiah pun dari Bank Sumut, tapi untuk bapak dan ibu sekalian, kita perjuangkan mati-matian”, cetus Umar Hasibuan.

Kepada para pelaku usaha IKM penerima bantuan, walikota berpesan agar menjaga dan mer-awat serta memanfaatkan bantuan peralatan tersebut dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan peroduksi usaha, “Manfaatkanlah bantuan peralatan ini dengan sebaik-baiknya dan jangan disia-siakan, sebab bapak dan ibu termasuk pelaku usaha yang beruntung ka-rena masih banyak yang membutuhkannya tapi be-lum saatnya menerima bantuan seperti ini”, pesannya. **Juanda.

PELAKU UMKM/IKM

TEBING TINGGI

TERIMA BANTUAN

CSR BANK SUMUT

Puluhan pelaku Usaha

Mikro Kecil

Menengah dan

Industri Kecil Menengah

(UMKM/IKM) di Kota Tebing

Tinggi menerima bantuan peralatan

industri dari program corporate

social responsibility (CSR)

PT Bank Sumut Cabang Tebing

Tinggi Tahun 2014 melalui Dinas

Koperasi UMKM

Perindus-trian dan Perdagangan.

SINERGI

E K O N O M I

(20)

Virus Ebola biasanya ditularkan mela-lui darah dan cairan tubuh lainnya, penularan-nya sangat cepat. Gejala awal pasien mirip den-gan denden-gan pilek, demam, sakit kepala, diare, muntah, sakit perut dan lemas, masa inkubasi 2-21 hari. Asal Usul Virus Ebola Pada Agustus 1976, di sebuah rumah sakit kota kecil Yambuku Zaire (sekarang Republik Demokra-tik Kongo) datang seorang pasien bernama Mabalo. Ia sedang demam tinggi, sebelum demam ia pernah ke wilayah utara Zaire. Kondisi medis di Afrika yang buruk, perawat dalam sehari harus mengguna-kan beberapa jarum suntik untuk menyuntik ratusan pasien, jika jarum sudah tumpul baru akan diganti.

Selanjutnya, wabah epidemi yang

mengeri-50 desa di sekitarnya. Sebagian besar gejala pasien mirip dengan Mabalo. Dua bulan kemudian, ne-gara Sudan yang berada di bagian utara Zaire juga terjadi ledakan wabah epidemi yang sama.

Epidemi ini kemudian mengejutkan seluruh dunia. Patogen segera ditentukan, ini merupakan jenis virus baru. Selanjutnya, para peneliti meng-gunakan nama sebuah sungai setempat dan mem-berikan nama virus Ebola. Para ilmuwan kemudian menemukan bahwa virus Ebola yang berada di Zaire dan Sudan sebenarnya tidak persis sama, efek penderitaan ke pasien juga tidak sama, mereka ke-mudian menamakannya tipe Zaire dan tipe Sudan. Walaupun mereka sudah tahu ten-tang hal ini, peneliti dan dokter masih

KESEHATAN

AWAS !

VIRUS EBOLA

MENYERANG

KITA

SEJAK Juli 2014, istilah ‘Ebola’ lebih

sering diberitakan di media. Dokter Sheikh

Umar Khan yang memimpin Sierra Leone

melawan wabah yang paling serius dalam

sejarah, terinfeksi virus ebola, akibatnya beliau

pun meninggal. Dunia merasa sedih. Virus

kematian yang berasal dari Afrika ini, mulai

mengkhawatirkan banyak orang di dunia

.

S

aat ini, epidemi ebola terkonsentrasi di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Laporan CNN7 pada 31 Mei 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan tindakan lebih lanjut untuk mengekang virus Ebola sangat diperlukan. WHO memperingatkan bahwa sebelum virus terde-teksi, ia telah menyebar, sehingga membuat jumlah penderita yang sebenarnya lebih tinggi dari kasus telah ditemukan, juga telah meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit dari Afrika. Direktur MSF Bart Janssens, mengatakan, "Epidemi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Benar-benar belum dapat dikontrol, dan situasi semakin memburuk.... orang terinfeksi di banyak tempat, tapi kami masih belum tahu."

Saat ini, sebuah masalah yang membuat pekerjaan pencegahan epidemik menjadi makin sulit adalah bah-wa virus Ebola telah menginfeksi banyak dokter yang menangani penyakit serta perabah-wat dan petugas kesehatan lainnya. "Sejauh ini, sudah ada 60 pekerja kesehatan yang meninggal karena infeksi virus Ebola, beberapa pekerja kesehatan internasional juga telah terinfeksi, situasi ini sangat mengurangi kemampuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit tersebut," penjelasan dari WHO. Pendiri media Natural News Amerika Serikat Mike Adams menuliskan sekarang setiap indi-vidu dapat melakukannya, yaitu secara aktif men-ingkatkan sistem kekebalan tubuhnya sendiri. Apa Virus Ebola itu?

Virus Ebola adalah salah satu virus tingkat ke-matian tertinggi yang pernah ditemukan. Ting-kat kematiannya dapat mencapai 50% -90%. Penyakit ini dapat mempengaruhi manusia dan binatang primate, seperti monyet, gorila dan simpanse. Sejauh ini belum ada terapi pen-gobatan yang spesifik, juga tidak ada vaksin.

Foto : PENYAKIT yang diakibatkan oleh virus ebola. Sinergi/Ist

SINERGI

(21)

21

jumlah total orang yang ter-infeksi di Zaire sebanyak 318 orang. 280 orang meninggal, tingkat kematian sekitar 88%; wilayah Sudan 284 orang yang terinfeksi, 151 orang mening-gal, tingkat kematian sekitar 53%.

Tipe Zaire yang Paling Ganas dari 5 Tipe

Sampai saat ini, total vi-rus Ebola yang ditemukan ada lima tipe. Selain dua tipe yang disebutkan di atas, tiga lainnya adalah tipe Ebola Ivory Coast, tipe Ebola Bundibugyo, dan tipe Ebola Reston tidak menim-bulkan penyakit pada manusia. Dalam 30 tahun penemuan virus Ebola, total yang terinfek-si virus berjumlah 2.387 orang, 1.590 orang meninggal. Persentase angka kematian sekitar 67%. Tapi ini hanya data resmi yang tercatat dalam register. Sistem perawatan kesehatan regional Afrika tidak sempurna. Ada sebagian besar dari kasus tersebut belum tercatat, angka-angka di atas tidak termas-uk wabah Afrika Barat tahun ini. Selama lebih dari 30 tahun, catatan resmi total wabah Ebola adalah 24 kali. Tye Ebola-Ivory Coast 1 kali, hanya menginfeksi 1 orang, pada akhirnya ia berun-tung bisa selamat. Wabah tipe Bundibugyo 2 kali, terinfeksi 206 orang, 66 orang meninggal, sisa 21 kali berasal dari tipe Zaire dan Sudan. Persentase angka kematian dari dua tipe virus adalah sekitar 96% dari seluruh angka kema-tian virus Ebola. Tahun ini skala wabah yang terjadi pada Afrika Barat adalah belum pernah terjadi sebelumnya yaitu dari tipe Ebo-la Zaire, adaEbo-lah tipe EboEbo-la yang paling ganas. Angka kematian-nya dapat mencapai 60% -90%.

Gejala Ebola Setelah Infeksi

Gejala awal adalah men-dadak demam tinggi, kelelahan yang parah, nyeri otot, sakit kepa-la, sakit tenggorokan dan lain-lain. Lalu diikuti oleh muntah dan diare. Setelah terjadi muntah darah, seluruh badan mengeluar-kan darah, nyeri sendi dan otot, diikuti dengan mata, hidung, gusi, telinga, anus dan

bagian-bagian pribadi berdarah, kencing sangat sedikit dan sebagainya.

Pasien serius sering dis-ertai dengan kerusakan lever, ga-gal ginjal, kerusakan sistem saraf pusat, shock dan terjadi kegaga-lan multiple organ. Uji laborato-rium menemukan bahwa sel darah putih, trombosit dan platelet darat pasien menurun. Indikator fungsi hati meningkat. WHO mengata-kan, diaknosa gejala awal virus Ebola mungkin bisa keliru diang-gap sebagai malaria, tipus, radang selaput otak dan bahkan wabah.

Cara Penularan

Centers for Disease Con-trol Amerika Serikat (CDC) meng-kategorikan Virus Ebola sebagai bahaya biologis kelas empat (1-4, empat maksimum). Suka hidup di tempat yang lembab, lingkungan yang gelap, tidak akan menyebab-kan tipikal penularan melalu udara. Tetapi bisa menetap pada partikel udara yang mengambang dan darah orang yang terinfeksi, cairan tubuh lain, kontak langsung dengan ko-toran, urine, air liur dan air mani, ada kemungkinan akan terinfeksi. Kondisi pria ketika yang telah pulih, sampai tujuh minggu setelah pemulihan masih bisa menyebar-kan virus melalui air mani mereka. Ketika kulit orang sehat yang luka atau selaput mukosa kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi oleh cairan lendir pasien Ebola (seperti pakaian kotor, sprei atau jarum suntik yang telah digunakan), juga akan terinfeksi. Mayat tubuh seseorang yang terin-feksi Virus Ebola juga adalah sum-ber infeksi, oleh sebab itu juga ada yang menyebut "virus orang mati" atau "virus zombie", harus mel-akukan perlindungan terhadapnya dan segera dikuburkan. Setelah pasien mulai menunjukkan gejala, sifatnya sudah menular. Dalam masa inkubasi tidak menular.

Pencegahan dan Pengobatan

Tidak ada vaksin yang disetujui departemen untuk mencegah vi-rus Ebola, atau belum ada vaksin Ebola dalam uji klinis. Namun Amerika Serikat pada perten-gahan September mendatang akan melakukan uji coba vaksin

Ebola terhadap tubuh manusia. Cara utama untuk mencegah Virus Ebola adalah menghindari kontak langsung lang-sung dengan infeksi Ebola. Petugas kesehatan harus mengambil tinda-kan perlindungan yang diperlutinda-kan. Pastikan untuk mengurangi kontak dengan simpanse, orangutan, kele-lawar, babi hutan dan hewan ber-isiko tinggi lainnya, terutama tidak mengambil tubuh hewan mati atau daging mereka untuk dimasak.

Jika Anda tahu seseorang yang terinfeksi virus Ebola, sila-kan membakar pakaian atau seprai kotor mereka, selimut dan barang-barang lainnya. Jika Anda ingin terus menggunakan, sterilisasi dengan suhu dan tekanan tinggi se-belum digunakan. Perawat pasien Ebola harus mengenakan paka-ian kedap air, sarung tangan dan masker pelindung, kacamata dan masker bedah untuk mencegah percikan cairan tubuh pasien ke hidung, mulut dan mata. Selain itu, sedapat mungkin saat hadir di pertemuan-pertemuan besar, dalam situasi sosial harus meng-hindari berjabat tangan dan meme-luk, melambaikan tangan menyapa adalah yang terbaik. Jika sesudah berjabat tangan sesegera mungkin cuci dengan sabun, mencuci tangan hingga bersih dengan air mengalir.

Disinfeksi adalah fokus dari semua tindakan pencegahan. Doctors Without Borders men-gatakan bahwa komponen yang sudah diketahui seperti sodium hypochlorite, metil alkohol, sinar ultraviolet, sabun, cairan pember-sih semua dapat membunuh virus Ebola. Meskipun persentase me-matikan dari virus Ebola tinggi, namun masih ada sekitar 10% -50% dari orang yang terinfeksi sembuh, ini mungkn berhubun-gan denberhubun-gan fungsi sistem kekeba-lan tubuh mereka yang lebih baik. Mike Adams mengata-kan, jangan melakukan perbuatan yang membuat sistem kekebalan diri kita turun, seperti suka be-gadang, makan junk food, mer-okok, duduk lama tidak bergerak, tidak mau berjemur matahari, bersentuhan dengan karsinogen kimia (pestisida, herbisida, gli-fosat) dan sebagainya. (lim/rah-mat). www.erabaru.net. (Dikutip

**.Tim Sinergi

SINERGI

(22)

TPST

Kita, Pengelolaan Sampah

dan Melestarikan Fungsi Tanah

Tanah merupakan lapisan terluar

dari permukaan bumi serta

merupakan hasil pelapukan batuan

dan bahan organik yang hancur

akibat proses alam. Pada dasarnya,

tanah berasal dari batu-batuan.

P

roses pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa unsur penting seperti iklim, bahan induk, organisme,

topo-grafi dan waktu. Proses pembentukan

tanah berlangsung secara terus menerus sehingga kemungkinan terdapat bahan (unsur) pada tanah yang bertambah maupun yang hilang. Proses pembentukan tanah itu, kemudian melahirkan tanah yang subur maupun yang tidak subur. Beruntung negeri kita ini diberkahi oleh

kondisi iklim, bahan induk, organisme dan topografi

serta waktu yang bagus. Di mana sepanjang tahun negeri ini disirami oleh sinar matahari serta curahan hujan yang cukup. Hal itu, menjadikan tanah sebagai unsut dasar menjadi subur dan siap sebagai media tanam yang baik bagi jenis tumbuhan apapun juga. Paling tidak ada sejumlah manfaat pent-ing tanah dalam kehidupan manusia. Tujuh man-faat penting itu ada, dalam keseluruhan tanah di lahan tropis, khususnya negeri ini. Ketuju manfaat itu, bisa diuraikan, yakni; pertama, penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ting-kat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.

Kedua, penyedia maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang mengurai-kan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain Ketiga, Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tanah merupakan tempt manusia dan makhluk hidup lainnya melaku-kan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.

baku barang kerajianan atau per-abot rumah tangga. Kandungan tanah liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat ru-mah tangga. Tanah liat juga da-pat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng pe-nutup atap rumah atau bangunan.

Kelima, memiliki nilai ekologi, yaitu mampu meny-erap dan menimpan air

(melind-serta menjaga kesuburan tanah. Keenam, Memiliki nilai ekono-mis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual belikan, serta; Ketujuh, Mengandung ba-rang tambang atau bahan galian yang berguna untuk manusia. Kedua, penyedia maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang mengurai-kan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan LINGKUNGAN HIDUP

Gambar diambil dari http://alvienrizki.com

SINERGI

Gambar

Gambar di ambil dari ciricara.com
Gambar diambil dari http://alvienrizki.com
Gambar di ambil dari http://hanminlynn.com Bukit kapur Dolok

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kehidupan bermasyrakat saat ini juga tidak dapat dihindari lagi penggunaan bahasa campuran.Kebanyakan masyarakat sudah tidak mempedulikan penggunaan bahasa

Judul penelitian: “ KONSTRUKSI CAPRES DAN WAPRES DALAM MEDIA MASSA: Studi Analisis Wacana Kritis Terhadap Wacana Politik Editorial Surat Kabar Kompas dan Rakyat

x Gaya komunikasi dari setiap individu calon legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa baik yang berasal dari keluarga ulama dan calon legislatif yang berasal

Seseorang yang menggunakan bentuk perlakuan bahasa nonverbal melalui ekspresi muka iaitu mengangkat kening apabila bertemu antara satu sama lain menandakan mereka sudah bersedia utnuk