ANALISIS ARTIKEL DENGAN TEORI KEPEMIMPINAN
KLIPING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kepemimpinan Politik
Disusun Oleh:
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
3
Analisis Artikel (1) :Artikel tersebut menjelaskan bagaimana kondisi negara terkait janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di akhir masa jabatannya dan bagaimana Joko Widodo terpilih sebagai presiden dan hadir membawa wujud keteladanan dengan tidak membuat anggaran untuk pengadaan mobil dinas baru bagi Presiden dan menteri-menterinya seperti yang dilakukan oleh rezim kekuasaan sebelumnya. Penulis artikel menganalisa kesuksesan rezim kepemimpinan dengan menggunakan indikator ketercapaian dalam aspek ekonomi dan sosial terkait kesejahteraan, pendidikan dan keberhasilan kebijakan-kebijakan pro-rakyat.
Dinyatakan bahwa dalam strategi dan programnya, SBY-Boediono merumuskan kebijakan dan proses pemerintahan yang bermottokan pro poor, pro job, & pro growth, yang namun pada kenyataannya menurut data BPS Maret 2014 ketimpangan kesejahteraan dari tingkat pertumbuhan jumlah penduduk miskin meningkat dari 0,30% di tahun 2000, menjadi 0,41% di tahun 2013. Penulis artikel juga kemudian merujukkan sebuah pernyataan bahwa presiden terpilih Joko Widodo sebaiknya mengadopsi keberhasilan dunia mancanegara dalam menangani permasalahan ketimpangan dan kesejahteraan penduduk seperti di negara Brasil.
Bila dianalisis menurut teori kepemimpinan, sosok Presiden Joko Widodo maupun sosok rezim sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan figur pemimpin politik formal yang mendapatkan kewenangannya karena dipilih oleh bawahannya melalui sistem pemilu sehingga merujuk pada Teori Penerimaan (Acceptance Theory) atas sebuah sumber kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power) yang terbentuk karena adanya sumber-sumber pengaruh yang dimilikinya. Jika melihat figur Presiden SBY, maka dapat dikatakan bahwa ia mendapatkan legitimate power atas pengaruh coersive dan reference yang dimilikinya atas pengalaman dan sosoknya yang terlahir dari dunia militer sehingga memiliki kewenangan tinggi sekaligus kharisma yang terbentuk dengan baik. Sedangkan jika melihat figur Joko Widodo merupakan seorang figur baru yang dianggap berkharisma membawa nilai-nilai keteladanan yang dianggap cocok untuk memimpin dan membawa perubahan yang baik bagi bangsa Indonesia.
5
Analisis:6
Analisis:4) “Mengenang Gaya Kepemimpinan Lee Kuan Yew Sahabat Terbaik Mantan Presiden RI
8
5) “SBY: Pemimpin yang Selalu Dibenarkan Perkataanya, bisa jadi Diktator atau Tiran”,
9
6) “Gaya Kepemimpinan SBY Masih Mengambang”, oleh Agus Mulyadi, Kompas Online 26