• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Lendir, Daun Gedi Merah, Emulsi PENDAHULUAN - Utilization of Gedi Merah Leaf (Abelmoschus manihot L. Medik) Mucilage Native from North Sulawesi as Emulsifier in Emulsion Preparations

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kata Kunci : Lendir, Daun Gedi Merah, Emulsi PENDAHULUAN - Utilization of Gedi Merah Leaf (Abelmoschus manihot L. Medik) Mucilage Native from North Sulawesi as Emulsifier in Emulsion Preparations"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 10, No. 1, Agustus 2017 |17

(

Abelmoschus manihot

L. Medik) ASAL SULAWESI UTARA

SEBAGAI EMULGATOR PADA SEDIAAN EMULSI

Utilization of Gedi Merah Leaf (Abelmoschus manihot L. Medik)

Mucilage Native from North Sulawesi as Emulsifier

in Emulsion Preparations

Rilyn Novita Maramis*, Donald Emilio Kalonio, Elvie Rifke Rindengan

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

*

e-mail koresponden : [email protected]

ABSTRACT

Gedi Merah (Abelmoschsus manihot L. Medik) is a "native plant" of North Sulawesi, and used as one of the main ingredients of Manado local food, Manado Porridge or known by the term "Tinutuan" to increase viscosity. Increased viscosity is associated with gum content (mucilage or slime) consisting of polysaccharides in the gedi merah leaves. Polysaccharides can be dispersed in water and swelling, therefore mucilage can be used as emulsifiers. The fish oil emulsion is made using mucilage emulsifier from the gedi merah leaves resulting from liquid extraction as well as the water phase. Mucilage from gedi merah leaves can be used as emulsifiers in emulsion preparations.

Keywords : Mucilage, Gedi Merah Leaf, Emulsion

ABSTRAK

Gedi merah (Abelmoschsus manihot L. Medik) adalah “native plant” dari Sulawesi Utara, dan

dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan lokal Bubur Manado “Tinutuan” untuk meningkatkan kekentalan atau viskositas. Peningkatan viskositas ini dihubungkan dengan kandungan dihubungkan dengan kandungan gom (musilago atau lendir) yang terdiri dari polisakarida dalam daun gedi merah. Polisakarida dapat terdispersi dalam air dan mengembang atau swelling, oleh karena itu musilago dapat dimanfaatkan sebagai emulgator. Emulsi minyak ikan dibuat menggunakan emulgator lendir dari daun gedi merah hasil ekstraksi cair sekaligus sebagai fase air. Lendir dari daun gedi merah dapat digunakan sebagai emulgator pada sediaan emulsi.

Kata Kunci : Lendir, Daun Gedi Merah, Emulsi

PENDAHULUAN

Tanaman gedi merah (Abelmoschsus manihotL. Medik) adalah “native plant” dari

Sulawesi Utara. Secara tradisional dikenal sebagai tanaman sayuran. Pemanfaatannya oleh masyarakat Sulawesi Utara sebagai salah satu bahan utama makanan lokal Bubur Manado atau yang dikenal dengan

(2)

Emulsion Preparations

18 | Volume 10, No. 1, Agustus 2017

merah mengandung polisakarida yang tersusun atas galaktosa, glukosa dan manosa.

Musilago atau lendir adalah hidrokoloid dari tanaman yang terdiri atas polisakarida (Deogade et al. 2012). Polisakarida dapat terdispersi dalam air dan membengkak atau swelling. Kemampuan musilago untuk membengkak, dikarakterisasikan dengan terjebaknya sejumlah besar air antara rantai polisakarida dan cabang-cabangnya. Oleh karena itu musilago dapat dimanfaatkan sebagai emulgator, pengental, pembentuk gel dan texture modifiers (Noorlaila et al. 2015).

Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan cair yang umum digunakan. Emulsi didefinisikan sebagai sebagai suatu sediaan cairan yang terdiri dari dua fase yang tidak saling bercampur, digambarkan sebagai minyak dan air, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase yang lain (Ansel 1989; Anwar 2012). Emulsi tidak stabil secara termodinamika dan dapat kembali terpisah menjadi minyak dan air. Untuk menstabilkan emulsi tersebut perlu penambahan komponen ketiga yaitu emulgator (Anwar 2012).

Pemanfaatan lendir atau musilago dari daun gedi merah sebagai emulgator belum pernah dikaji. Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti penggunaan lendir dari tanaman dengan genus yang sama yaitu tanaman okra (Abelmoschus esculentus L). Lendir okra telah dimanfaatkan sebagai emulgator (Lim dkk. 2015; Noorlaila et al. 2015) dan sebagai binder dan matrix dalam formula tablet (Tavakoli et al. 2008; Patel et al. 2012; Rajendra & Bushetti 2012). Adanya polisakarida yang terkandung dalam daun gedi merah diduga dapat dimanfaatkan sebagai emulgator.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lendir dari daun gedi

merah dapat digunakan sebagai emulgator pada sediaan emulsi.

METODE PENELITIAN

Daun gedi merah dikumpulkan dari Kelurahan Tinoor I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Bahan yang digunakan adalah minyak ikan (teknis), gom arab (teknis), air suling (teknis), kertas indikator pH universal (Merck), dan Methylene blue (Merck).

Ekstraksi Lendir dari Daun Gedi Merah.

Ekstraksi lendir dari daun gedi merah menggunakan metode ekstraksi cair yang diuraikan dalam Malviya (2011) dan Lim dkk. (2015) dengan modifikasi. Daun Gedi Merah yang telah dibersihkan dan dipotong-potong direndam dalam air suling 70OC selama 4 jam (Thermo Scientific Digital

Hotplate). Lendir yang terekstraksi dipisahkan dari padatan dengan penyaringan dan diukur viskositasnya dengan viskometer Brookfield® (60 rpm, spindel nomor 3). Konsentrasi daun Gedi Merah untuk proses ekstraksi adalah 10%, 20% dan 30% (b/v).

(3)

Volume 10, No. 1, Agustus 2017 |19 Merah dan Gom Arab Sebagai Emulgator

Bahan Formula dan Konsentrasi (%b/b)

*

I II III IV V

Minyak Ikan 25 25 25 25 25

Gom Arab - 10 - - -

Air Suling 75 65 - - -

Lendir Daun Gedi Merah 10% - - 75 - -

Lendir Daun Gedi Merah 20% - - - 75 -

Lendir Daun Gedi Merah 30% - - - - 75

Total 100 100 100 100 100

Ket: * dalam 100 g hasil akhir sediaan emulsi

Emulsi minyak ikan dibuat dengan metode gom basah, dimana emulgator didispersikan dalam air suling sampai membentuk musilago. Kemudian fase minyak ditambahkan perlahan-lahan sambil diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan tertinggi selama 10 menit.

Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi.

Sediaan emulsi dievaluasi stabilitasnya dengan kondisi penyimpanan dipercepat menggunakan metode freez-thaw. Metode ini menggunakan siklus suhu berselang-seling 5OC dan 35OC selama 12 jam sebanyak

10 siklus. Sebelum dan setelah freez-thaw test, sediaan emulsi dievaluasi stabilitasnya meliputi organoleptis (bentuk, warna dan bau), evaluasi tipe emulsi (dispersi zat warna), penentuan pH (kertas indikator pH), volume kriming (25 ml sediaan emulsi dalam gelas ukur) dan pengukuran viskositas menggunakan viskometer

Brookfield® (60 rpm, spindel nomor 3) (Marzuki dkk. 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Lendir dari Daun Gedi Merah

Lendir yang digunakan sebagai emulgator diperoleh dengan merendam daun gedi merah (konsentrasi 10%; 20% dan 30%) selama 4 jam dalam air suling suhu 70OC. Hasil pengukuran viskositas

(tabel 2) menunjukan peningkatan viskositas dengan bertambahnya konsentrasi daun gedi merah. Hal ini sejalan dengan penelitian Khaturiyah et al. (2015) yang menyatakan bahwa gom dan polisakarida bila dicampurkan ke dalam air akan meningkatkan viskositas air.

Tabel 2. Hasil pengukuran kekentalan gom arab (10%) dan lendir daun gedi merah dengan variasi konsentrasi

Bahan Kekentalan (mPa’s)

Gom Arab 10% 58

Lendir Daun Gedi Merah 10% 36

Lendir Daun Gedi Merah 20% 72

Lendir Daun Gedi Merah 30% 446

Pembuatan Emulsi

Sediaan emulsi minyak ikan tipe m/a dengan menggunakan emulgator gom arab dan lendir hasil ekstraksi dari daun

(4)

Emulsion Preparations

20 | Volume 10, No. 1, Agustus 2017

Gambar 1. A Hasil pembuatan sediaan emulsi minyak ikan dan B pengamatan tetesan emulsi (perbesaran 10x10 (I = formula I; II = formula II; III = formula III; IV = formula IV; V = formula V

Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi.

Evaluasi organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau dari sediaan emulsi sebelum dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat (tabel 3). Diamati bahwa sediaan emulsi yang dibuat dengan emulgator gom arab (formula II), lendir gedi merah 20% (formula IV), dan 30% (formula V) tidak menunjukan perubahan fisik bentuk, warna dan bau. Pada formula I, terjadi pemisahan antara fase minyak dan

(5)

Volume 10, No. 1, Agustus 2017 |21 namun strukturnya tidak homogen.

Prinsip evaluasi tipe emulsi dengan metode dispersi zat warna adalah emulsi dapat diwarnai dengan zat warna yang larut pada fase luar. Pewarna yang digunakan adalah metilen biru yang larut air dan emulsi yang dihasilkan adalah emulsi dengan air sebagai fase luar (tipe m/a). Diamati bahwa pada formula II, III, IV, dan V sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat dan ditetesi dengan metilen blue, emulsi tetap berwarna biru. Artinya, setelah kondisi penyimpanan dipercepat tidak terjadi inversi atau perubahan tipe emulsi dari tipe m/a menjadi a/m. Untuk formula I yang diwarnai adalah bagian air karena minyak telah memisah dengan fase air (tabel 3).

Nilai pH sebelum dan setelah kondisi penyimpanan tidak jauh berbeda, pada formula I, formula III dan formula IV mengalami penurunan nilai pH sebesar 1 (tabel 3). Pada minyak alamiah dapat terjadi ketengikan akibat oksidasi, depolimerasi pengemulsi makromolekul karena hidrolisis atau degradasi akibat mikroba (Agus 2012) yang dapat merubah pH. Nilai pH formula II dan V tidak mengalami perubahan nilai sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat, hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Viskositas sediaan emulsi formula II, IV dan V setelah kondsi penyimpanan dipercepat lebih rendah dibandingkan dengan sebelum penyimpanan (tabel 3). Salah satu kelemahan gom dan polisakarida adalah viskositas larutannya cenderung menurun selama proses penyimpanan (Khaturiyah et al. 2015). Pada formula I dan

yang cenderung meningkatkan viskositas formula tersebut.

Kriming merupakan bentuk ketidakstabilan emulsi dimana terjadi pemisahan emulsi menjadi beberapa lapisan fase yang berbeda. Kriming menghasilkan sediaan emulsi yang penampakannya kurang baik dan beresiko pada homogenitas sediaan. Formula II dan V, kriming yang terbentuk stabil selama penyimpanan kondisi dipercepat. Formula IV stabil mulai pada hari ke-2 kondisi penyimpanan dipercepat (gambar 2).

(6)

Emulsion Preparations

22 | Volume 10, No. 1, Agustus 2017

Tabel 3. Karakteristik fisik hasil evaluasi stabilitas sediaan emulsi minyak ikan sebelum dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat

(7)

Volume 10, No. 1, Agustus 2017 |23

Gambar 2. Rasio volume kriming terhadap volume total (25 ml) pada hari 1-10 kondisi penyimpanan dipercepat.

KESIMPULAN

Lendir dari daun gedi merah dapat digunakan sebagai emulgator dalam sediaan emulsi minyak ikan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini terselenggara atas bantuan dana Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan (RISBINAKES) dari DIPA Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Tahun 2016.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, G., 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida, Bandung: Penerbit ITB. Ansel, H.., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan

Farmasi, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Anwar, E., 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi, Jakarta: Dian Rakyat.

Deogade, U.M., Deshmukh, V.N. & Sakarkar, D.M., 2012. Natural Gums and Mucilage’s in NDDS: Applications and Recent Approaches. International Journal of PharmTech Research, 4(2), pp.799–814. Fattah, Y.R., Kamu V.S., Runtuwene M.R.J.,

Kumaunang M., Momuat L., 2014. Identifikasi Barcode Tumbuhan Gedi Merah (Abelmoschus manihot L . medik) dan Gedi Hijau (Abelmoschus moschatus) Berdasarkan Gen matK.

Jurnal MIPA Unsrat Online, 3(2), pp.120– 124.

Khaturiyah, R., Nayyar, T., Sabharwal, S., Jain, U.K., Taneja R., 2015. Recent Approach and Pharmaceutical Applications of Natural Polysaccharides: A Review. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 6(12), pp.4904–4919.

Lim, V., Kardono, L.B.S. & Kam, N., 2015. Studi Karakteristik dan Stabilitas Pengemulsi Dari Bubuk Lendir Okra (Abelmoschus esculentus). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 4(3), pp.100– 107.

Malviya, R., 2011. Extraction Characterization and Evaluation of Selected Mucilage as Pharmaceutical Excipient. Polimery w medycynie, 41(3), pp.39–44.

Mandey, J.S., Soetanto H., Sjofjan O., Tulung B., 2013. The Effects of Native Gedi Leaves (Abelmoschus manihot L. Medik) of Northern Sulawesi-Indonesia as a Source of Feedstuff on the Performance of Broilers. International Journal of Biosciences, 3(10), pp.82–91.

Marzuki, A., Pakki, E. & Zulfikar, F., 2011. Ekstraksi dan Penggunaan Gelatin Dari Limbah Tulang Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) Sebagai Emulgator Dalam Sediaan Emulsi. Majalah Farmasi dan Farmakologi, 15(2), pp.63–68.

(8)

Emulsion Preparations

24 | Volume 10, No. 1, Agustus 2017

Extracted Okra (Abelmoschus esculentus L.) Mucilage of Different Maturity Index and Its Application in Coconut Milk Emulsion. International Food Research Journal, 22(2), pp.782–787.

Patel, V.I., Patel H.A., Jani M., Shah A., Kumar S., Patel J.A., 2012. Formulation and Evaluation of Okra Fruit Mucilage as a Binder in Paracetamol and Ibuprofen Tablet. International Journal for Pharmaceutical Research Scholars, 1(1– 4), pp.156–161.

Rajendra, A. & Bushetti, S.S., 2012. Formulation and Evaluation of Matrix Tablets Based on Polyelectrolyte Complex Between Okra Mucilage and Chitosan. International Research Journal of Pharmacy, 3(2), pp.279–286.

Tavakoli, N., Ghassemi, D.N., Teimori, R., Hamishekar, H., 2008. Characterization

and Evaluation of Okra Gum as a Tablet Binder. Jundishapur Journal of Natural Pharmaceutical Products, 3(1), pp.33–38. Wang, X., Wang Y., Wu, M., Zhang, X., 2012.

Determination of Molecular Weights and Monosaccharide Compositions in Abelmoschus manihot Polysaccharides.

Gambar

Tabel 1. Rancangan Formula Emulsi Minyak Ikan dengan Variasi Konsentrasi Lendir Daun Gedi Merah dan Gom Arab Sebagai Emulgator
Gambar 1. A Hasil pembuatan sediaan emulsi minyak ikan  dan B pengamatan tetesan emulsi (perbesaran 10x10 (I = formula I; II = formula II; III = formula III; IV = formula IV; V = formula V
Tabel 3. Karakteristik fisik hasil evaluasi stabilitas sediaan emulsi minyak ikan sebelum dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat
Gambar 2. Rasio volume kriming terhadap volume total (25 ml) pada hari 1-10 kondisi penyimpanan dipercepat

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui toksisitas akut (Lethal Dose 50 ) ekstrak Daun Gedi Merah (Abelmoschus manihot L.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas ekstrak daun Gedi Merah ( Abelmoschus manihot L. Medik) dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan galur Wistar (

Pengaruh EEDGM Pada Kadar SOD Ginjal Tikus Model Diabetes Melitus Pemberian ekstrak etanol daun gedi merah dengan dosis 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD ginjal tikus model

Hal ini diduga karena ekstrak etanol daun gedi merah pada dosis tersebut memiliki efek antiinflamasi yang cukup kuat sehingga dapat menurunkan CD8+ pada tikus model diabetes.. Hal ini