• Tidak ada hasil yang ditemukan

Financial Updates

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Financial Updates"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Annual Report 2007

Compassionateness in a Difficult Year

(2)

Contents

Theme for the Year 2007 Report Corporate Achievement 2007 Corporate Identity

Corporate Vision and Mission Indofarma, An Overview Indofarma's Organization Chart Financial Highlights

Stock Highlight Important Event 2007

The Board of Commissioners’ Report The Board of Commissioners The Board of Directors’ Report The Board of Directors Corporate Governance Risk Management

Management Discussion and Analysis Financial Performance

Internal Operations Customer Relations Learning and Growth

Performance of Subsidiary Company Corporate Social Responsibility Statement of the Audit Committee Auditor’s Report 2007

Statement of the Board of Commissioners and Directors Business Profile of Indofarma Global Medika

Corporate Information Our Products 02 03 04 04 05 07 08 09 10 12 14 16 20 22 28 31 32 35 38 40 42 44 46 47 49 51 58 59 Daftar Isi

Tema Laporan Tahun 2007 Pencapaian Perusahaan 2007 Jatidiri Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Sekilas Indofarma Bagan Organisasi Indofarma Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Saham Peristiwa Penting 2007 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris Laporan Direksi D i r e k s i Tatakelola Perusahaan Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Kinerja Keuangan Proses Internal Hubungan dengan Pelanggan Pertumbuhan dan Pembelajaran Kinerja Anak Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pernyataan Komite Audit Laporan Auditor 2007 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Profil Usaha Indofarma Global Medika Informasi Perusahaan Produk Kami

MENGHADAPI tahun berat 2007 — yang ditandai dengan harga Obat Generik Berlogo (OGB, produk utama Perusahaan) yang rendah di tengah kenaikan tinggi harga bahan baku — Indofarma berpaling ke dalam, ke nilai-nilai yang mendasari keberadaan Perseroan. Memutuskan untuk mengambil kebijakan yang memihak kepentingan lebih luas seraya mengupayakan tercapainya Visi Perusahaan, Indofarma terus memproduksi dan mendistribusikan kategori obat yang menjadi penopang sistem kesehatan nasional tersebut.

Pilihan kebijakan ini disadari akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan jangka pendek Perseroan. Tetapi dalam jangka panjang hal ini dapat diharapkan akan memberikan keuntungan intangible. Volume penjualan yang tetap tinggi setidaknya akan membuat momentum upaya peningkatan berkelanjutan operational excellence terjaga.

Banyak kalangan mungkin menilai langkah yang kami ayun di tahun berat 2007 sebagai bagian dari sebuah strategi besar untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang. Kami dengan rendah hati menyebutnya sebagai bagian dari perwujudan salah satu corporate values Indofarma: Compassionate...

FACING the difficult year of 2007 — that was marked by low price of Generic Drugs Product (OGB, the Company’s main products) amid highly elevated price of raw materials — Indofarma looked inwardly into values that have always been the foundation of the Company’s existence. Decided to follow the policy that is beneficial for greater good and to make real efforts to achieve its Corporate Vision, Indofarma continued to produce and distribute the product category that is crucial for our national health system.

The policy chosen, we were fully aware, would certainly give negative impacts toward the Company’s short-term financial performance. However, in the long-term, it could be expected to give intangible benefits. Sales volume that stayed high would at least make the momentum of continuous improvement efforts on operational excellence well maintained.

Some parties may see the decision we made in the difficult year of 2007 as a part of grand strategy for long-term business growth. We simply call it a part of realization of one of Indofarma’s corporate values: Compassionate...

(3)

Pencapaian Perusahaan 2007

Corporate Achievement 2007

INDOFARMA mencatat beberapa prestasi menonjol pada 2007 yang di antaranya memiliki dampak positif jangka panjang.

• Restrukturisasi Lanjutan. Sebagai kelanjutan dari pemisahan cabang dan unit distribusi Indofarma menjadi PT Indofarma Global Medika (IGM), pada 2007 cakupan tugas IGM diperluas untuk melayani penjualan ke semua segmen pasar. Dengan otonomi yang lebih luas, IGM mengembangkan diri melalui pembentukan dua divisi, distribusi dan trading, serta menambah personel khusus yang menangani kedua divisi tersebut. Dengan demikian Indofarma dapat lebih fokus pada aktivitas manufacturing dan IGM pada distribusi dan perdagangan, sehingga masing-masing dapat lebih optimal meningkatkan kinerja bisnis dan daya saing.

• Diversifikasi Pasar dan Produk.Setelah merintis pemasaran produk yang digunakan untuk menghambat meluasnya wabah flu burung secara nasional sejak 2005, Indofarma memperluas pasar rapid diagnostic test kit untuk flu burung dan disinfektan ke kalangan perusahaan besar di bidang peternakan unggas dan beberapa institusi Pemerintah.

• Peluncuran Produk Baru.Sepanjang 2007, Indofarma telah meluncurkan 22 item produk baru, 12 di antaranya adalah OTC generik yang dikenal dengan nama Indo Obat Serbu, satu Obat dengan Nama Dagang (OND, branded generic), dan selebihnya adalah Obat Generik Berlogo (OGB). Peluncuran OND dan Obat Serbu diharapkan akan memberikan portofolio produk yang lebih menguntungkan.

• Peningkatan Fasilitas Produksi. Pada 2007, selain melakukan renovasi sistem produksi air untuk sediaan steril (injeksi), Indofarma mempersiapkan renovasi gedung produksi utama untuk menyesuaikan dengan ketentuan current-Good Manufacturing Practice, serta konversi bahan bakar dari solar ke gas, yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Dengan demikian, Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensinya.

• Kinerja Bisnis yang Mengesankan. Di tengah kondisi eksternal yang menekan dan berbagai pembenahan internal yang menyerap sumberdaya besar, pada 2007 Indofarma masih berhasil membukukan pertumbuhan Penjualan Bersih yang tinggi, yaitu 24,0%. Hal ini menandakan bahwa Indofarma berada pada jalur yang benar untuk menjawab tantangan yang ada dan menyiapkan sumberdaya Perseroan untuk menggapai pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkelanjutan manakala lingkungan usaha mendukung.

INDOFARMA posted some notable achievements, among which have long-term positive impacts.

• Further Restructuring.Continuing the "spin-off" of Indofarma's distribution branches and units into PT Indofarma Global Medika (IGM), in 2007 IGM's business scope was expended to provide services to all market segment. With greater autonomy, IGM's organization evolved into two divisions, distribution and trading, and also adding personnel to help smoothly run the two divisions. Indofarma could therefore be more focused to manufacturing and IGM to distribution and trading, allowing both companies to be better able to improve their business performance and competitiveness.

• Market and Product Diversification.After pioneering the nation-wide marketing of products to contain avian flu

epidemic since 2005, Indofarma expanded the market of rapid diagnostic test kit for avian flu and disinfectants to big poultry companies and several Government institutions.

• Launching of New Products. Throughout 2007, Indofarma launched 22 items of new products, among them 12 were generic OTC known as Indo Obat Serbu, one Own-brand Products (OND, branded generic), and the other were Generic Drugs Product (OGB). The launching of ONDs and Obat Serbu is expected to give the Company more profitable product portfolio.

• Improvement of Production Facilities. In 2007, in addition to the renovation of water production system for sterile preparations (injectable), Indofarma made final preparation on renovation of the main production building to satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) requirements, as well as energy source conversion from diesel fuel to gas, that is both more environmentally friendly and economic. The Company would therefore be able to highly improve its productivity and efficiency.

(4)

Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Telepon (021)-8832 3971 Faksimili (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail: general@indofarmagroup.com

Kantor Komersial Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis

Jakarta 13150 Telepon (021)-8590 8350 Faksimili (021)-857 4503 E-mail: general@indofarmagroup.com

Pembentukan Perusahaan 2 Januari 1996

Modal Dasar 10.000.000.000 lembar saham

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.099.267.500 lembar saham

Nilai Nominal Rp100 per lembar saham

Kepemilikan Saham Pemerintah 80,66% Publik 19,34%

Bidang Usaha Industri farmasi dan kesehatan

Address

Head Office and Manufacturing Plant

Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Phone (021)-8832 3971

Facsimile (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id

E-mail: general@indofarmagroup.com

Commercial Office

Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150

Phone (021)-8590 8350 Facsimile (021)-857 4503

E-mail: general@indofarmagroup.com

Founded 2 January 1996

Authorized Capital 10,000,000,000 shares

Issued and Fully Paid Capital 3,099,267,500 shares

Nominal Price Rp100 per share

Share Ownership Government 80.66% Public 19.34%

Line of Business

Pharmaceutical and Health Care Industry

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Misi Perusahaan

• Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk masyarakat

• Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi

• Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.

Corporate Vision

To become a company that has a significant role in improving the quality of human life by providing solutions for public health and welfare issues.

Corporate Mission

• Providing high quality products and services in affordable price

• Conducting innovative research and development with priority to address the most prevalent health problems.

(5)

Sekilas Indofarma

Indofarma, an Overview

SEBAGAI salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero), Tbk. telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasawarsa. Cikal bakal perusahaan farmasi yang saat ini menjadi salah satu pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik Obat Manggarai yang didirikan pada 1918 oleh Pemerintah kolonial Belanda.

Pada awal pendiriannya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada di lingkungan Rumah Sakit Pusat ini hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi obat-obatan berupa tablet dan injeksi dilakukan pada 1931. Pada 1942, perusahaan diambilalih oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di bawah manajemen Takeda. Kemudian, dinasionalisasi pada 1950, pengelolaan diserahkan kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pada 1979, mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan status perusahaan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma — disingkat Perum Indofarma.

Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu.

Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan

ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). Untuk menjaring lebih banyak peluang, Perseroan kemudian mengembangkan diri ke hilir hingga merambah usaha distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.

Selanjutnya, pada 2000, bisnis distribusi dan trading dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, PT Indofarma Global Medika (IGM). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.

AS ONE OF leading pharmaceutical companies in the Indonesia, PT Indofarma (Persero), Tbk. has been serving the society for almost nine decades by providing quality pharmaceutical products. The root of the pharmaceutical company now acknowledged as one of the pillars supporting national health system was Pabrik Obat Manggarai that was established in 1918 by the Dutch colonial administration.

In its early years, with very limited production facilities, the Company’s plant was located in the same area as The Central Hospital and manufactured only ointments and bandaging gauzes. The first development into Pabrik Obat Manggarai that produced such pharmaceutical preparations as tablets and injections was started in 1931. In 1942, the Company was taken over by the Japanese occupation government and put under Takeda management. Later, nationalized in 1950, the Company’s management was put under the Department of Health, the Republic of Indonesia.

In 1979, with special mission to produce essential drugs for the public, Pabrik Obat Manggarai was transformed into Pusat Produksi Farmasi, which was also non-profit in nature and still under the Department of Health. Further development, in 1981, with added responsibilities, the Government upgraded the Company’s status into Perusahaan Umum Indonesia Farma — later known as Perum Indofarma.

Another milestone in Indofarma’s history was in 1988 when the Company started to found high capacity modern manufacturing facilities on a-20 hectares land in Cibitung, West Jawa. In 1991, all production activities in Manggarai, Jakarta, were moved to one of the first five pharmaceutical plants in Indonesia that was awarded certification of Good Manufacturing Practices (Cara Pembuatan Obat yang Baik, CPOB).

To anticipate future development and enhance its

competitiveness, in 1996 the Company’s status was upgraded again into PT Indofarma (Persero). To pursue business opportunities, the Company then expanded downstream into such businesses as distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.

(6)

the Company’s shares in both the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange (now merged into the Indonesia Stock Exchange), thus officially became a public company named PT Indofarma (Persero), Tbk.. Having stronger capital structure, Indofarma expanded its production activities from essential and generic drugs product only to include Own-brand Products (OND) of both ethical and OTC, traditional (herbal) products, and even food supplements.

Indofarma’s Management firmly believed that the key success factor to win the highly tight competition in the era of globalization is operational excellence. To strengthen its business structure, in 2007 the Company optimized its existing business functions through further restructuring that granted broader autonomy to IGM. Therefore, Indofarma can be more focus to production activities and IGM to distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.

It was among others the depletion of the Company’s resources by the integrated restructuring — aside from the unfavorable OGB (Indofarma’s main products) market — that made Indofarma in 2007 only registered Net Income of Rp11.08 billion from Net Sales of Rp1,273.16 billion. The new, highly specialized organization however can be expected to attain better business performance, in the years to come.

At present, Indofarma produces 218 items of pharmaceutical product, among them 53 are actively distributed in the market. Among the Company’s complete portfolio, 60 items are ONDs, including six widely recognize herbal products such as Prolipid and Biovision.

To strengthen its product portfolio, in 2007 Indofarma launched 22 items of new products, among them one was OND. The rest were OGB and 12 item Indo Obat Serbu, various OTC products specially developed by Indofarma. The Company also prepared to launch 24 items of new products, including six items of branded ethical and seven items of OTC product, in the near term.

To strengthen its business structure, the Company strives to forge strategic alliances with international partners possessing needed branded products and/or technologies, both through the Holding and Subsidiary Companies.

To develop strong business foundation, Indofarma’s management makes continuous efforts to consistently implement Good Corporate Governance (GCG). Indofarma has signed a declaration of commitment to implement GCG on 22 February 2007. More importantly, the Management also strives to improve its personnel professional competence through well-planned human resources development programs, to bring Indofarma into a leading pharmaceutical company in the ASEAN region, in the future era of free trade.

kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (yang sekarang telah digabung menjadi Bursa Efek Indonesia), serta resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero), Tbk. Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Indofarma mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga Obat dengan Nama Dagang (OND) baik etikal maupun OTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.

Manajemen Indofarma yakin bahwa kunci keberhasilan untuk memenangkan persaingan di era globalisasi adalah operational execellence. Guna memperkuat struktur bisnis, pada 2007 Perseroan mengoptimalkan fungsi bisnis yang ada melalui restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi luas kepada IGM. Dengan demikian, Indofarma dapat fokus pada kegiatan produksi dan IGM pada kegiatan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.

Terserapnya sumberdaya Perseroan oleh restrukturisasi terpadu inilah — selain pasar OGB, produk utama Indofarma, yang belum kondusif — antara lain yang membuat Indofarma pada 2007 hanya membukukan Laba Bersih Rp11,08 miliar dari Penjualan Bersih yang mencapai Rp1.273,16 miliar. Tetapi, pada tahun-tahun mendatang, organisasi baru yang lebih terspesialisasi dapat diharapkan akan mencetak kinerja yang lebih baik.

Saat ini, Indofarma memproduksi 218 item obat, 53 di antaranya sangat aktif beredar di pasar. Dari portofolio Perusahaan yang cukup lengkap ini, 60 item adalah OND, termasuk enam jenis obat herbal yang telah diterima oleh masyarakat luas seperti Prolipid dan Biovision.

Sebagai upaya memperkuat portofolio produk, pada 2007 Indofarma meluncurkan 22 item produk baru, satu di antaranya adalah OND. Selebihnya adalah OGB dan 12 item Indo Obat Serbu yang merupakan produk OTC khas Indofarma. Perusahaan telah mempersiapkan peluncuran 24 item produk baru, termasuk enam item produk branded ethical dan tujuh item produk OTC, dalam waktu dekat ini.

Untuk memperkuat bisnis yang ada, Indofarma terus berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional pemilik produk bermerek dan/atau teknologi yang diperlukan, baik melalui perusahaan induk maupun anak perusahaan.

(7)

Bagan Organisasi

Organization Chart

Production Director

Marketing & General Affair

Director

Finance & HR Director President

Director

Marketing – Ethical Products

Marketing – OTC

Finished Product Logistics

Business Management

Information Technology

Accounting

Finance Production Unit I

Production Unit II

Herbal and Infant Food

Engineering and Maintenance

PPIC

R & D

Quality Assurance

Raw Material Logistics

Business Institution

Budgeting & Control

Human Resources

Office Support Corporate

Secretary

Srategic Business Development

Risk Management

and GCG

Herbal & Food Supplement Development Internal Auditor

Quality Control

(8)

EBIT EBITDA

Laba (rugi) bersih

Neraca (Rp miliar) Total Aktiva Aktiva lancar Aktiva tidak lancar Aktiva tetap Total kewajiban Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Ekuitas

Rasio Usaha dan Informasi Lain Laba terhadap Aktiva (%) Laba terhadap Ekuitas (%) Margin laba kotor (%) Margin laba usaha (%) Rasio lancar (%)

Laba (rugi) bersih per saham (Rp)

Modal dan Saham (Rp miliar) Modal dasar Modal ditempatkan 57,79 60,37 15,24 686,94 563,17 123,77 89,50 406,45 379,34 27,11 280,49 2,22 5,43 24,93 6,06 148,46 4,92 1.000,00 309,93 31,62 43,40 9,59 518,82 373,76 145,07 98,44 253,58 230,32 23,26 265,25 1,85 3,62 29,13 5,13 162,27 3,10 1.000,00 309,93 40,84 53,94 7,24 523,92 369,69 154,24 100,41 268,26 240,88 27,38 255,66 1,38 2,83 31,41 7,34 153,47 2,34 1.000,00 309,93 (128,20) (113,13) (130,58) 629,21 440,46 188,75 114,51 373,71 335,97 37,74 248,42 (20,75) (15,32) 17,9 (7,6) 173,4 (19,3) 1.000,00 309,93 38,19 48,37 11,08 1.009,44 899,31 110,13 82,01 717,87 686,30 31,58 291,56 1,10 3,80 22,77 3,51 131,04 3,57 1.000,00 309,93 EBIT EBITDA Net income (loss)

Balance Sheet (Rp billion) Total Assets Current assets Non-current assets Fixed assets Total liabilities Current liabilities Non-current liabilities Equity

Financial Ratios & Other Information Return on Assets (%) Return on Equity (%) Gross profit margin (%) Operating profit margin (%) Current ratio (%) Earning (loss) per share (Rp)

Capital and Stock Capital stock—Authorized Capital stock—Subscribed & Paid-up

Laba Bersih Net Income (dalam miliar rupiah)

(130,58) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07 Penjualan Bersih

Net Revenues (dalam miliar rupiah)

‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 1300 1200 1100 Laba Usaha Operating Income (dalam miliar rupiah)

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07

(9)

Modal dasar I Authorized capital

Modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital

Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition

Pemerintah I Government P. Sudibyo (Direktur I Director) Masyarakat I Public

Jumlah I Total

(%)

80,66 0,02 19,32

100,00 10.000.000.000

3.099.267.500

Lembar I Shares

2.500.000.000 364.000 598.903.000 3.099.267.500

Periode I Period

Semester I Semester II

Volume rata-rataI Average volume

2007 (unit)

15.774.376 4.190.983

2006 (unit)

3.073.318 981.550 Penutupan I Closing

2007

260 205

2006

110 100 TerendahI Lowest

2007

93 170

2006

105 90 TertinggiI Highest

2007

320 290

2006

135 110

Harga Saham INAF 2006 dan 2007I INAF Stock Price 2006 and 2007

Volume Transaksi I Volume of Transaction Harga Penutupan I Closing Price

Pergerakan Harga Saham Indofarma di Bursa Efek Jakarta

Indofarma’s Stock Price Fluctuation at the Jakarta Stock Exchange

2007 2008

Januar y

Februar y

Mar ch

April May June July

August

September October November December Januar y

Februar y

Month

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

Volume of Transaction (million)

Price

50 100 150 200 250 300 350

(10)

Peristiwa Penting 2007

Important Events 2007

2 Januari.

Restrukturisasi Lanjutan.

Indofarma Global Medika (IGM) diberi otonomi lebih besar — diberdayakan — sehingga Anak Perusahaan ini maupun Induk Perusahaan masing-masing dapat fokus menjalankan bisnis intinya. IGM kemudian melakukan reorganisasi, membentuk Divisi Distribusi (yang fokus ke pasar reguler) dan Divisi Trading (yang fokus ke pasar institusi).

8 Mei.

Peluncuran Indo Obat Serbu.

Untuk mengurangi ketergantungan usaha terhadap Obat Generik Berlogo (OGB), Indofarma meluncurkan produk obat bebas (over the counter, OTC) generik. Dipasarkan dengan harga yang lebih murah dibanding obat sejenis yang bermerek, Indo Obat Serbu ini mendukung Sistem Kesehatan Nasional dari sisi yang berbeda dibanding OGB yang masih merupakan produk utama Indofarma.

11 Mei.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan RUPS Luar Biasa.

Pengangkatan kembali Komisaris Utama oleh RUPS. Selain itu, RUPSLB membatalkan sebagian keputusan RUPSLB tanggal 21 November 2002 mengenai Rencana Investor Strategis dan melakukan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.

3 Desember.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Perubahan Direksi dengan memberikan anggota Direksi title dan job description baru. Selain itu, RUPSLB kedua pada 2007 ini juga memperbaharui persetujuan pemegang saham untuk menjaminkan lebih dari 50% aset Perseroan.

2 January.

Further Restructuring.

Indofarma Global Medika (IGM) was given greater autonomy — empowered — to allow both the Subsidiary and its Holding Company to be more focused in running its core business. The, IGM made reorganization, forming Distribution Division (that focuses to the regular market) and Trading Division (that focuses institution market).

8 May.

Launching of Indo Obat Serbu.

To ease its business dependence toward Generic Drugs Product (OGB), Indofarma launched generic over the counter (OTC) products. Marketed with lower price than its branded competitors, the product category that is called Indo Obat Serbu support the National Health System from different side than OGB’s that has still been Indofarma’s main product.

11 May.

Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders (GMoS and Extraordinary GMoS).

Re-election of the President Commissioner by the GMoS. In addition, the Extraordinary GMoS annulled some resolutions made by the Extraordinary GMoS dated on 21 November 2002 regarding Plans on Strategic Investor(s) and amended the Corporate Decree.

3 December.

Extraordinary General Meeting of Shareholders

(EGMoS).

(11)
(12)

Laporan Dewan Komisaris

The Board of Commissioners’ Report

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.

Komisaris Utama

|

President Commissioner

Dear Valued Shareholres,

THROUGHOUT 2007, we are, the Board of Commissioners (BoC), witnessed huge challenges faced by Indofarma’s Board of Directors (BoD). Weakening customers’ purchasing power and price of Generic Drugs Product (OGB) that was still controlled by the Government brought the Company’s Management into dilemma. The BoC therefore highly appreciated decisions made by the Management to continuously produce and support OGB availability to broad consumers, to fulfil the Company’s moral obligation as the main supporter of national health system.

The Management was fully aware that the decision might bring heavy consequences toward the Company’s financial performance. We therefore highly appreciated that in such unfavorable condition Indofarma was successful to increase Net Sales and to post Net Income although, as predicted, not as high as that in the previous year. Pemegang Saham yang Terhormat,

SELAMA tahun 2007, kami selaku Dewan Komisaris menyaksikan tantangan yang harus dihadapi Direksi Indofarma. Daya beli masyarakat yang melemah dan harga Obat Generik Berlogo (OGB) yang dikendalikan Pemerintah memaksa Manajemen Perseroan

menghadapi pilihan sulit. Karena itu, Dewan Komisaris sangat menghargai keputusan Manajemen yang tetap memproduksi dan mendukung ketersediaan OGB untuk masyarakat, demi memenuhi tanggung jawab moral Perseroan sebagai pendukung sistem kesehatan nasional.

(13)

|

Dalam berbagai rapat dengan Direksi, selain keputusan taktis dihasilkan juga beberapa keputusan strategis, antara lain yang terkait dengan persiapan renovasi fasilitas produksi Perseroan yang pelaksanaannya dimulai pada 2008. Renovasi yang dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan ketentuan current-Good Manufacturing Practice (cGMP) itu dapat diharapkan akan memberikan Indofarma competitive advantage jangka panjang dalam bentuk sustainable operational excellence.

Selain itu, kami juga melakukan berbagai pembahasan terkait Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Dengan Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi, kami menelaah ketaatan Perseroan terhadap perundang-undangan, merumuskan sistem dan prosedur nominasi Direksi, serta memberikan usulan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi. Pada 2007, Komite GCG memfasilitasi sebuah lembaga independen untuk melaksanakan assessment penerapan GCG — dan Perseroan memperoleh skor 71,58 (dengan predikat “cukup baik”).

Sementara itu, dibantu Komite Audit, kami telah melakukan penelaahan atas Laporan Keuangan, evaluasi sistem pengendalian internal dan kinerja Satuan Pengawasan Intern (SPI), dan juga pemantauan pelaksanaan manajemen risiko serta kegiatan dan hasil audit yang dilakukan Auditor Eksternal.

Kami menyadari bahwa keberhasilan Indofarma dalam mempertahankan kinerja bisnis yang baik di tengah kondisi eksternal yang kurang menguntungkan pada 2007 tak akan tercapai tanpa peran-serta seluruh pelanggan, mitra bisnis, maupun masyarakat di sekitar Perusahaan, serta dukungan penuh dari para pemegang saham. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh stakeholders.

Kepada segenap jajaran Direksi dan Karyawan yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih. Kami mengajak seluruh jajaran Indofarma untuk terus meningkatkan kreativitas sehingga dapat menempatkan Indofarma sebagai perusahaan farmasi nasional yang berperan signifikan sesuai dengan Visi Perusahaan.

Kami yakin dengan kinerja yang dicapai tahun ini, ditunjang kerja keras seluruh jajaran Indofarma dan peluang usaha bisnis obat generik yang diperkirakan akan semakin kondusif, prospek usaha Perseroan pada 2008 juga akan jauh lebih baik.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rakhmat-Nya kepada kita semua. Amien.

In various meeting with the BoD, aside from tactical decisions we also made some strategic ones, among others the one related to the preparations of renovation on the Company’s production facilities that would be started in 2008. The renovation to satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) can be expected to give Indofarma long-term competitive advantage in form of sustainable operational excellence.

In addition, we also made various reviews concerning Good Corporate Governance (GCG). With the GCG, Remuneration and Nomination Committee, we reviewed the Company’s adherence toward rules and regulations, drafted system and procedures on nomination of BoD, as well as made a proposal on remuneration of both the BoC and BoD. In 2007, the GCG Committee facilitated an independent institution to assess implementation of GCG — and the Company achieved score of 71.58 (with remark “quite good”).

Meanwhile, with the help of the Audit Committee, we made reviews on Financial Reports, evaluations on internal control system and Internal Audit Unit (IAU)’s performance, and also monitoring on the implementation of risk management as well as on activities and audit results made by External Auditor.

We acknowledge that Indofarma’s success in maintaining its quite good business performance amid the unfavorable external condition in 2007 might not be achieved without the support of all customers, business partners, communities surrounding the Company and, especially, our shareholders. We therefore would like to express our highest appreciation to all our stakeholders.

We would also like to express our appreciation and gratitude to the BoD and Employees at all levels for their hard works and dedication. Finally, let us all continuously improve our creativity to ensure that Indofarma will be one of the leading national pharmaceutical companies that has a significant role as pledged in the Company’s Vision.

We are convinced that with this year’s performance, supported by the hard works of Indofarma’s employees at all levels and business opportunities on generic drugs product that will certainly be better, the Company’s business prospect will also be much better in 2008.

May Allah the Most Benevolent always bless us all. Amen.

Jakarta, 21 April 2008

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.

Komisaris Utama I President Commissioner

Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. Drs. Mochamad Ichsani, M.M.

Komisaris [Independen] Komisaris [Independen] Komisaris

(14)

Dewan Komisaris

The Board of Commissioners

4

1

3

2

1

2

3

(15)

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Komisaris Utama

Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945. Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak 2004. Beliau mendapatkan gelar Dokter dan Ahli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada 1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum laude) dari Universitas Indonesia. Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI)Di Pemerintahan, beliau pernah menjabat Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan.

Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto. Komisaris

Lahir di Kebumen, 31 Agustus 1942. Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Agustus 2006. Beliau mendapatkan gelar Insinyur di bidang Teknik Kimia dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1967, serta gelar Doktor di bidang Penyuluhan Pembangunan dari Institut Pertanian Bogor (dengan predikat cum laude). Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto meniti karir profesionalnya di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Pusdiklat Pegawai Depdikbud (1991–1994), Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero) (1994–1998), dan Staf Ahli Mendikbud Bidang Pengembangan Organisasi dan Administrasi Pendidikan dan Kebudayaan (1998–2000). Beliau kemudian diangkat menjadi Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik (2000–2006) sebelum terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 31 Agustus 2006, di Jakarta.

Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. Komisaris

Lahir di Pekalongan, 27 Desember 1946. Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Agustus 2006. Beliau meraih gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker pada 1975 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, serta gelar Sarjana Ekonomi bidang Manajemen pada 1984 dari Universitas Indonesia. Memulai karir profesionalnya sebagai pegawai Departemen Kesehatan, Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. pernah menjabat Kepala Biro Keuangan (1991–1992), Kepala Biro Umum (1998–2000), Kepala Biro Organisasi (2000–2002), dan Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2002–2004) sebelum menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi (2004–2007). Beliau pernah pula menjabat Direktur Keuangan PT Kimia Farma Tbk. (1992–1997). Beliau terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 31 Agustus 2006, di Jakarta.

Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Komisaris

Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957. Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Agustus 2006. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi pada 1982 dan Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan pada 2003 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah meniti karir di bidang audit selama 22 tahun sampai menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2001–2004), Drs. Mochammad Ichsani, M.M. kemudian diangkat sebagai Direktur Pengawasan Agrobisnis, Jasa Konstruksi dan Pedagangan (2004–2005) sebelum menduduki jabatan Kepala Inspektorat Kantor Menneg BUMN (2005–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 31 Agustus 2006, di Jakarta.

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. President Commissioner

Born in Kotacane, 6 June 1945. Indonesian Citizen.

He has been President Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since 2004. He earned Doctor in Medicine (dokter) degree and a first degree in public health from University of Indonesia, Jakarta, in 1972 and 1976, Master of Public Health degree from University of Hawaii, Honolulu, in 1977, and a Doctorate degree in Medicine (graduated cum laude) from the University of Indonesia. Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH started his professional career as a lecturer in his alma mater, University of Indonesia. In addition, he had also been Chairman of Indonesian Medical Doctor Association (IDI), Chairman of National Board of Indonesian Family Planning Association (PKBI), and Chairman of the University of Indonesia Alumni Association (ILUNI). As a government officer, he had been Director General of Public Health Development, Department of Health.

Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto. Commissioner

Born in Kebumen, 31 August 1942. Indonesian Citizen.

He has been a Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since August 2006. He obtained a first degree in Chemical Engineering from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1967, and Doctorate degree in Development Studies (graduated cum laude) from Bogor Institute of Agriculture. Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto started his professional career at the Department of Education and Culture (Depdikbud) and had been Head of Pusdiklat Pegawai Depdikbud (1991–1994), President Director of PT Balai Pustaka (Persero) (1994–1998), and Expert Staff for the Minister of Education on Organization Development and Education and Culture Administration (1998–2000). He had also been promoted to Deputy Secretary for Vice President on Political Affair (2000–2006) before elected as Commissioner of Indofarma at Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS), 31 August 2006, in Jakarta.

Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. Commissioner

Born in Pekalongan, 27 December 1946. Indonesian Citizen.

He has been a Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since August 2006. He earned first and professional degrees in Pharmacy (Apoteker) in 1975 from Gadjah Mada, Yogyakarta University, and a first degree in Economics specializing in Management in 1984 from the University of Indonesia, Jakarta. Started his professional career as an employee at Department of Health, Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. had been Head of Finance Bureau (1991–1992), Head of Organization Bureau (2000–2002), Director of Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2002–2004) before appointed as Expert Staff of Minister of Health on Institutional Capacity Improvement and Decentralization (2004–2007). He had also been Finance Director at PT Kimia Farma Tbk. (1992–1997). He was elected as Commissioner of Indofarma at Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS) held in 31 August 2006, in Jakarta.

Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Commissioner

Born in Banyuwangi, 5 January 1957. Indonesian Citizen.

(16)

Laporan Direksi

The Board of Directors’ Report

P. Sudibyo

Direktur Utama

|

President Director

Dear Valued Shareholders,

YEAR 2007 has been a difficult time for PT Indofarma (Persero), Tbk.. The steep rise of raw materials price, on one hand, and the unrealistically low Generic Drugs Product (OGB, which is Indofarma’s main products) price, on the other hand, made the Company’s business choices severely limited.

Amid the unfavorable external condition, to fulfil broader consumers’ need the Company continued to produce and distribute OGB of which some items gave negative profit margins. The policy chosen in such hard time made the Company’s Net Income experienced decrease in 2007. However, with continuous efforts and hard works, the Company was successful to increase Net Sales with significant growth rate.

Para Pemegang Saham yang Terhormat,

TAHUN 2007 merupakan masa yang berat bagi PT Indofarma (Persero), Tbk. Kenaikan harga bahan baku, di satu sisi, dan rendahnya harga Obat Generik Berlogo (OGB) yang merupakan produk utama Indofarma, di sisi lain, membuat pilihan bisnis yang dapat dilakukan Perseroan sangat terbatas.

(17)

Di luar pencapaian bottom line yang menurun tersebut, ada beberapa indikator yang memberikan gambaran positif, yaitu: • Struktur Neraca yang sehat dengan Jumlah Aktiva dan Ekuitas yang meningkat.

• Likuiditas keuangan yang cukup baik dengan Arus Kas dari Kegiatan Operasi yang positif dan mengalami kenaikan cukup signifikan, 14,0%.

• Portofolio produk yang lebih beragam dengan peluncuran beberapa Obat dengan Merek dagang (OND) dan Indo Obat Serbu.

• Perseroan mampu mempertahankan posisi sebagai leader di pasar obat generik nasional dengan pangsa pasar 22,0%. • Keberhasilan Perusahaan meningkatkan penjualan

Di sisi organisasi, pada 2007 Indofarma melanjutkan proses restrukturisasi. Optimalisasi fungsi Anak Perusahaan ini telah membuat baik Indofarma sebagai Induk Perusahaan maupun Indofarma Global Medika (IGM) lebih fokus pada kegiatan intinya. Diharapkan Indofarma secara keseluruhan akan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan — suatu hal yang krusial dalam menghadapi tantangan di masa depan yang akan semakin berat.

Salah satu tantangan berat tersebut adalah harmonisasi pasar ASEAN yang akan mulai berlaku dalam waktu dekat. Harmonisasi pasar, sebagai bagian dari penerapan AFTA (ASEAN Free Trade Area), akan membuka peluang pasar ekspor tetapi juga memicu persaingan ekstra-ketat dengan membanjirnya produk-produk industri farmasi dunia yang masuk ke Indonesia.

Guna mempersiapkan diri menghadapi persaingan yang kian ketat itu, Indofarma memfokuskan diri pada lima butir prioritas. Secara singkat pencapaian masing-masing prioritas tersebut adalah:

Peningkatan Kemampuan Organisasi Perusahaan. Sebagai tindak lanjut pemberdayaan IGM, Indofarma melakukan reorganisasi baik di Perusahaan Induk maupun Anak Perusahaan. Di IGM, misalnya, kegiatan distribusi dan trading masing-masing diwadahi ke dalam divisi yang berbeda sehingga upaya yang dilakukan dapat lebih fokus dalam menjalankan bisnisnya. Upaya bisnis yang lebih fokus pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan organisasi seperti yang terbukti dengan meningkatnya Penjualan Bersih Perusahaan pada 2007.

Peningkatan Operational Excellence. Sebagai perusahaan farmasi yang sebagian besar penjualannya berasal dari produk OGB, Indofarma harus memiliki cost-leadership. Untuk mencapai hal ini, Perseroan melakukan upaya terpadu, karena pengadaan produk dan jasa sampai ke tangan konsumen akhir merupakan serangkaian proses — yang sebagian dapat dikontrol dan sebagian lainnya lebih ditentukan oleh faktor eksternal.

Aside from the lower bottom line, there were some other indicators that gave positive pictures, among others:

• Healthy Balance Sheet structure with the increase of both the

Company’s Total Assets and Equity

• Quite good inancial Liquidity with positive and signiicantly, 14.0%,

higher Cash Flows from Operating Activities.

• More varied product portfolio with the launching of several Own-brand Products (OND) and Indo Obat Serbu.

• The Company was able to maintain its position as the leader on

generic drugs product in national market with market share of 22.0%.

• The Company’s successful efforts to increase Net Sales.

In term of organization, in 2007 Indofarma continued its restructuring process. The optimizing of the Subsidiary allowed both Indofarma as Holding Company and Indofarma Global Medika (IGM) to be more focus to their respective core activities. It is expected that Indofarma as a whole can will be more adaptive toward rapidly changing market — something that is highly crucial in dealing with greater challenges in the future.

Among the great challenges is ASEAN market harmonization that will be effective in the near future. The market harmonization, as part of the implementation of AFTA (ASEAN Free Trade Area), not only will open opportunities to explore export market but also trigger much keener competition with the flooding of global pharmaceutical companies’ products to domestic market.

To make itself well positioned in the fiercer competition, Indofarma focused its efforts on five points of priority. In brief, the Company’s achievements on the five priorities are as follows:

Improvement of the Company’s Organization Ability. To follow-up the empowerment of IGM, Indofarma made reorganization both in the Holding Company and its Subsidiary. In IGM, for example, distribution and trading activities were separated into two different division, allowing the Subsidiary Company to be even more focus in its business activities. The more focus business efforts would in turn boost organization ability as shown by the increase of the Company’s Net Sales in 2007.

Improvement of Operational Excellence. As a pharmaceutical company that makes most sales from OGB products, Indofarma must command cost-leadership. To realize this, the Company made integrated efforts, since products and services delivery through end customers is a series of processes — of which some parts are controllable and in the other are greatly determined by external factors.

(18)

In the production side, the Company improved effective working hours by redesigning of working time, optimizing PPIC roles, making utmost efforts to satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) requirements — among others through renovation of production facilities. Certification of cGMP would open wider opportunity for toll-in manufacturing that increase utilization and, in turn, strengthen cost-leadership position.

In addition, the Company also improved its technology information (IT) system. Since the end of 2007, all IGM's Branch Offices have been connected online and on real-time basis, allowing better monitoring of inventories.

Improving Product and Market Portfolio. In 2007, aside from launching several new products and acquiring new principals on medical devices that both give higher profit margins, Indofarma was also able to penetrate a new regular market, i.e. poultry companies, by offering rapid-test kit for diagnosing avian flu. In its endeavor to improve both product and market portfolio, the Company took a leading international company as a strategic partner.

Improving Cash-Flows. In 2007, Indofarma was able to improve its Cash-Flows from Operating Activities. The improvement allowed the Company to serve its short-term liabilities, ensuring the continuation of business operations.

Improving Human Resorces. To better manage its highly adaptive business organization that allows the Company to be more adaptive toward market changes, Indofarma makes continuous efforts to strengthen its HR, particularly in IGM, the sales arm of Indofarma. Through highly selective process, the Company recruits cadre of new talents in marketing. By giving well planned, continuous education and training, it can be expected that the fresh talents will be valuable asset for Indofarma’s long-term growth.

In 2007, the endeavor started to bear fruits. This among other was indicated by the significant, 24,0%, increase of Net Sales, amid the generally lower OGB’s price compared to that in the previous year.

With all these achievements, Indofarma ended year 2007 with quite good business performance considering the highly unfavorable external condition. Moreover, in 2007 the Company also made quite big "investment" — both in human resources (particularly at IGM of which its organization experienced expansion after the reorganization into two divisions) and physical things (in form of renovation) — all of them will not give any dividend before 2008 and beyond.

Di sisi produksi, Perseroan meningkatkan efektivitas jam kerja dengan pengaturan-ulang waktu kerja, optimalisasi peran PPIC, dan upaya keras memenuhi persyaratan current-Good Manufacturing Practice (cGMP) — antara lain melalui renovasi fasilitas produksi. Sertifikasi cGMP akan membuka lebih lebar peluang toll-in manufacturing yang meningkatkan utilisasi dan, pada gilirannya, kian memantapkan cost-leadership.

Selain itu, Perseroan juga meningkatkan sistem teknologi informasi (TI). Sejak akhir 2007, seluruh cabang IGM telah terhubung secara online dan real time sehingga pemantauan persediaan dapat dilakukan dengan lebih baik.

Pengembangan Portofolio Produk dan Pasar. Pada 2007, selain meluncurkan beberapa produk baru dan menambah keagenan alat kesehatan yang menjanjikan marjin laba lebih tinggi, Indofarma juga berhasil menembus pasar reguler baru, yaitu kalangan perusahaan peternakan unggas, dengan produk rapid-test kit untuk diagnosis flu burung. Dalam upaya pengembangan portofolio produk dan pasar ini, Perseroan menggandeng sebuah perusahaan internasional terkemuka sebagai mitra strategis.

Peningkatan Arus Kas. Pada 2007, Indofarma berhasil meningkatkan Arus Kas dari Kegiatan Operasi. Peningkatan ini menunjukkan meningkatnya kemampuan Perseroan menutup kewajiban jangka pendeknya guna mengamankan operasional bisnis.

Peningkatan Sumber Daya Manusia. Guna meningkatkan pengelolaan organisasi perusahaan sehingga lebih adaptif terhadap perubahan pasar, Indofarma terus berupaya memperkuat SDM di lapangan, terutama di IGM yang menjadi ujung tombak penjualan Indofarma. Melalui proses rekrutmen yang ketat, Perusahaan menarik talenta baru di bidang pemasaran. Dengan pendidikan dan pelatihan yang terencana dan berkelanjutan, tenaga-tenaga yang masih segar tersebut dapat diharapkan akan menjadi aset penting bagi pengembangan jangka panjang Indofarma.

Pada 2007, upaya tersebut memberikan hasil yang menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh peningkatan Penjualan Bersih yang signifikan, 24,0%, di tengah harga OGB yang pada umumnya lebih rendah dibanding pada tahun sebelumnya.

(19)

Laporan rinci tentang kinerja Indofarma sepanjang 2007

disampaikan pada bagian selanjutnya dari buku ini. Secara umum, kinerja usaha Indofarma pada tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2007 cukup baik dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Di tengah berbagai kemajuan yang telah dicapai, Direksi mencatat masih ada beberapa area for improvements yang perlu mendapatkan perhatian di masa mendatang. Di antara hal yang masih perlu ditingkatkan itu adalah optimalisasi kemampuan cross-selling. market intelligence, supply chain management, serta pengelolaan hubungan dengan pemasok dan pelanggan.

Harus diakui, tanpa dedikasi dan kerja keras seluruh karyawan Perseroan, prestasi ini sulit dicapai. Untuk semua pencapaian tersebut, Direksi menyampaikan terima kasih penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dewan Komisaris serta seluruh staf dan karyawan atas kontribusi mereka yang besar pada tahun berat 2007. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada para mitra bisnis, kreditor, pemasok, pemegang saham, Pemerintah, dan seluruh stakeholder yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Indofarma.

Detailed reports on Indofarma’s performance throughout 2007 are presented in the subsequent parts of this Annual Report. In general, Indofarma’s business peformance in the year ended 31 December 2007 was considerably good, allowing the Company to achieve long-term growth.

In spite of various progress made, the Board of Directors noted that there are still some area for improvements we have to address in the future. Among things needed to be improved are optimization of cross-selling capability, market intelligence, better implementation of supply chain management, and relation management both with suppliers and customers.

However, without dedications and hard works of the Company’s employees at all levels, the achievements might not be realized. The Board of Directors would therefore like to express gratitude and highest appreciation to the Company’s Board of Commissioners as well as staffs and employees at all levels for their extraordinary contribution in the difficult year of 2007. We would also like to thank all or business partners, creditors, suppliers, shareholders, the Government, and all stakeholder for their unfailing support and trust to Indofarma.

Jakarta, 21 April 2008

P. Sudibyo

Direktur Utama I President Director

Yuliarti R. Merati M. Munawaroh Deden Edi Soetrisna

Direktur Produksi Direktur Pemasaran dan Umum Direktur Keuangan dan SDM

(20)

D i r e k s i

Board of Directors

4

1

3

2

1

2

3

(21)

Lahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950. Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Memulai pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (1969–1972), beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dari universitas di Yogyakarta itu, pada 1980. Setelah itu, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2007) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN, antara lain PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Bank Exim, dan juga Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (1993-1995). Setelah itu, beliau bekerja untuk Indofarma sebagai Corporate Secretary (2000–2003) dan Direktur Keuangan (2003–2007) sebelum terpilih menjadi Direktur Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 3 Desember 2007, di Jakarta.

Yuliarti R. Merati Direktur Produksi

Lahir di Jakarta, 29 Juli 1954 Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Direktur PT Indofarma (Persero), Tbk. yang membawahi Bidang Produksi sejak Juli 2003. Gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung, pada 1980 dan 1982. Yuliarti R. Merati memulai karirnya sebagai staf Manajer Pabrik Pil KB Bandung di PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Karir beliau di Kimia Farma terus meningkat sampai menjadi Manajer Unit Formulasi Bandung (1997–2002) dan Kepala Divisi Produksi Bandung (2002–2003), sebelum terpilih menjadi Direktur Produksi Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 30 Juni 2003, di Jakarta.

M. Munawaroh

Direktur Pemasaran dan Umum

Lahir di Purwokerto, 17 Mei 1965 Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Direktur Pemasaran dan Umum PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Hewan dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1991. Memulai karirnya di PT Pharos Indonesia, beliau pernah menduduki jabatan Associate Product Manager Ethical (2000–2001), dan Senior Product Manager OTC (2002–2004) sebelum pindah ke PT Indofarma Tbk. sebagai Manajer Pemasaran Branded (2004) dan Manajer Strategic Business Development (2005). Beliau terpilih menjadi Direktur Pemasaran Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta, kemudian menjadi Direktur Pemasaran dan Umum pada RUPSLB, Desember 2007, di Jakarta.

Deden Edi Soetrisna

Direktur Keuangan dan Sumberdaya Manusia

Lahir di Jakarta, 28 Januari 1966 Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan dan SDM PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Gelar Sarjana Kedokteran Gigi diperolehnya dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002. Deden Edi Soetrisna memulai karirnya Indofarma, beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999–2003), Manajer Strategic Business Development (2003–2004), dan Manajer Pemasaran (2004–2006). Beliau terpilih menjadi Direktur Keuangan Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta, kemudian Direktur Keuangan dan SDM pada RUPSLB, Desember 2007, di Jakarta.

Born in Yogyakarta, 5 October 1950 Indonesian Citizen.

He has been the President Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. Started his tertiary education in Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (1969–1972), he obtained a first degree in Accounting from Faculty of Economy of the same university in Yogyakarta, in 1980. He also earned a Master degree in Accounting from State University of New York, in 1987, and deepened his expertise in corporate finance and computer-aided software engineering in the Ohio State University (1990–1991). Sudibyo started his professional career as lecturer in his alma mater, Faculty of Economy, Gadjah Mada University (1980–2007) and has been a consultant in various State-Owned Enterprises (BUMN), among others PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Bank Exim, and also Directorate General of BUMN, Department of Finance Republic of Indonesia. He is active member of Indonesian Accountant Association and has been Secretary General of Asean Federation of Accountants (1993-1995). Afterward, he transferred to Indofarma and became Corporate Secretary (2000–2003) and Finance Director (2003–2007) before elected as President Director in the Extraordinary Annual General Meeting of Shareholders (EGMoS) held in 3 December 2007, in Jakarta.

Yuliarti R. Merati Production Director

Born in Jakarta, 29 July 1954 Indonesian Citizen.

She has been Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. in charge of Production Department since July 2003. She obtained first and professional degrees in Pharmacy from Bandung Institute of Technology, in 1980 and 1982. Yuliarti R. Merati started her professional career as Staff of Plant Manager Pil KB Bandung at PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Her career at Kimia Farma rapidly advanced to Manager of Formulation Unit Bandung (1997–2002) and Head of Production Division Bandung (2002–2003) before elected as Production Director of Indofarma at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS) held in 30 June 2003, in Jakarta.

M. Munawaroh

Marketing and General Affair Director

Born in Purwokerto, 17 May 1965 Indonesian Citizen.

He has been Marketing and General Affair Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. He earned a first degree in Veterinary Medicine from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1991. Started his professional career at PT Pharos Indonesia, he had been Associate Product Manager Ethical (2000–2001), and Senior Product Manager OTC (2002–2004) before transferred to PT Indofarma Tbk. as Marketing Manager of Branded Products (2004) and Manager of Strategic Business Development (2005). He was elected as Marketing Director of Indofarma at Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS), 31 August 2006, in Jakarta, then Marketing and General Affair Director at EGMoS, 3 December 2007, in Jakarta.

Deden Edi Soetrisna

Finance and Human Resources Director

Born in Jakarta, 28 January 1966 Indonesian Citizen.

(22)

TATA KELOLA Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governence, GCG) merupakan sebuah komitmen bagi PT Indofarma (Persero), Tbk dalam upaya terpadu restrukturisasi yang dilakukan. Saat ini Indofarma telah memiliki perangkat normatif yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, termasuk Komite Audit, Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi, serta Komisaris Independen seperti yang diamanatkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam-LK.

Tanggal 27 Februari 2007 merupakan tonggak yang menandai awal penerapan secara formal prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik melalui penandatanganan pernyataan komitmen implementasi GCG oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama.

Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi kinerja Direksi dan memberikan nasehat jika dipandang perlu. Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui rapat rutin yang diadakan setiap akhir bulan guna membahas kinerja Direksi pada bulan sebelumnya dan rencana Direksi untuk bulan mendatang.

Komite Audit

Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. telah dibentuk dengan tujuan untuk membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan.

Sejalan dengan ketentuan, Komite Audit bertugas dan

bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan/atau

GOOD Corporate Governance (GCG) is a commitment for PT Indofarma (Persero), Tbk in its integrated restructuring efforts. At present, Indofarma has already had the normative infrastructure to comply GCG principles, including Audit Committee, GCG, Remuneration and Nomination Committee, as well as Independent Commissioner as required by the Indonesia Stock Exchange and Capital Market Supervisory Agency (Bapepam-LK).

For Indofarma, 27 February 2007 is a milestone — the day when the Company started implementing formally Good Corporate Governance principles through the signing of a Pledge of Commitment on Implementation of GCG by the President Director.

The Board of Commissioners and Directors

The Board of Commissioners (BOC)’s duty is to monitor the Board of Directors (BOD)’s performance and provide necessary guidance. Formal communication between the BOC and the BOD is performed through regular meetings held at the end of the month to review the BOD’s performance for the previous month and the BOD’s plan for the coming month.

Audit Committee

PT Indofarma (Persero), Tbk’s Audit Committee has been established to support and facilitate the Board of Commissioners in performing its supervisory function.

In accordance with the regulation, Audit Committee duties and responsibilities are to provide professional, independent opinions to the Board of Commissioners on reports and/or other things

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Kehadiran dalam Rapat Formal Komisaris dan Direksi

Attendance at Formal BoC and BoD Meetings 2007

Peserta Rapat

Meeting Attendant

Komisaris |Commissioners

Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH. Drs. Mochamad Ichsani, MM. Drs. Dwidjo Susono, Apt., SE. Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto

Direksi |Board of Directors

P. Sudibyo Yuliarti R. Merati M. Munawaroh Deden Edi Soetrisna

Direksi Board of Directors

43 43 43 43

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

12 12 12 12

Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Directors

20 20 20 20

(23)

hal-hal yang disampaikan Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris.

Sepanjang 2007, Komite Audit telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

• Merekomendasikan penunjukan akuntan publik/auditor eksternal yang akan memeriksa PT Indofarma (Persero), Tbk. dengan memperhatikan independensi dan obyektivitas, cakupan dan kecukupan pemeriksaan, serta penelaahan kewajaran biaya pemeriksaan.

• Melakukan pertemuan secara berkala dengan auditor eksternal guna membahas keefektifan pelaksanaan pemeriksaan, antara lain kemajuan pemeriksaan, temuan-temuan penting, dan kendala dalam pemeriksaan.

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan interim baik yang akan dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan, terutama dengan memperhatikan perubahan angka pos-pos Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas yang material.

• Melakukan pemantauan atas pelaksanaan tindak-lanjut hasil pemeriksaan auditor eksternal.

• Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI) guna membahas keefektifan pelaksanaan pemeriksaan internal dan kepatuhan, temuan-temuan penting lainnya, serta tindak-lanjut audit.

• Melakukan pemantauan atas penerapan Manajemen Risiko. • Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris, antara lain penelaahan atas usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, serta evaluasi pedoman pengadaan barang dan jasa.

Drs. Muhammad Asawir, Akt. Anggota Komite Audit

Lahir di Padangsidempuan, 11 Agustus 1946 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Gelar Sarjana Akuntansi diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor untuk Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah di Direktorat Akuntan Negara. Pada 1984, beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelum menjadi anggota Komite Audit Indofarma, beliau mengemban jabatan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara (sampai 1 September 2007).

presented by the Board of Directors, to identify matters that need the Board of Commissioners attention, and carry out other assignments given by the Board of Commissioners.

Throughout 2007, the Audit Committee conducted the following activities:

• Recommended the appointment of public accountant/external

auditor that will be hired to audit PT Indofarma (Persero), Tbk. by taking considerations to factors such as independence and objectivity, scope and completeness of the audit, as well as review on fairness of auditing fee.

• Made regular, scheduled meetings with external auditor to review

effectiveness of auditing conducted, including auditing progress, critical findings, and constraints faced in the auditing process.

• Made analysis both on would be and not to be published interim

financial reports, particularly by closely reviewing significant changes on items in the Company’s Balance Sheet, Income Statements, and Cash-Flow.

• Made monitoring on implementation of follow-up on External

Auditor findings.

• Made regular meetings with the Internal Control Unit (SPI) to

review effectiveness of internal audit process, findings related to internal control process and compliance, other critical findings, as well as follow-up audits.

• Made monitoring on implementation of Risk Management. • Carried out other assignments specially requested by the Board

of Commissioners, among others analysis on proposal on the Company’s Work Plans and Budget, as well as evaluation on guidance for procurement of goods and services.

Drs. Muhammad Asawir, Akt. Member of Audit Committee

Born in Padangsidempuan, 11 August 1946 Indonesian Citizen.

He has been a Member of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. He obtained a first degree in Accounting from Institute of Finance in 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. started his professional career as Auditor of Central and Regional Government-owned Enterprises at State Accounting Office. In 1984, he was transferred to the Financial and Development Supervisory Board (BPKP). Prior to become a member of Indofarma’s Audit Committee, he was the Deputy Government Accounting at BPKP (until 1 September 2007).

.

Komite Audit Indofarma I Indofarma’s Audit Committee

Nama I Name

Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Drs. Muhammad Asawir Harahap, Akt. Abdullah Sayidi, Akt, C.F.E.

Drs. Warga Murad

PosisiI Position

(24)

Lahir di Malang, 27 Mei 1965 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Setelah menamatkan program D3 pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada 1987, beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di Univesitas Airlangga, pada 1991. Abdullah Sayidi, Akt., C.F.E. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Sebelum menjadi Anggota Komite Audit Indofarma, beliau antara lain pernah menjabat Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Kedinasan BPKP dan Supervisor Audit pada Inspektorat Kementerian Negara BUMN.

Drs. Warga Murad Sekretaris Komite Audit

Lahir di Bukitinggi, 1 Juli 1947 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Gelar Sarjana Muda dan Sarjana diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1971 dan 1977. Drs. Warga Murad

memulai karir profesionalnya sebagai Inspektur Muda di Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, Departemen Keuangan, pada 1972. Pada 1984 beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sampai memangku jabatan Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi (Juni 2001–Juli 2003) dan Nara Sumber Pusinfo (Agustus 2001–Juli 2005).

Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi

Sejak September 2006, Dewan Komisaris telah membentuk Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggungjawab pelayanan kepada stakeholders Perseroan, terutama dalam hal:

• Pengelolaan dan pengembangan prinsip-prinsip corporate governance

• Penetapan sistem remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris

• Perumusan sistem nominasi Direksi, Komisaris, Komite-komite Komisaris.

Komposisi anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Indofarma terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan tiga anggota. Keanggotaan Komite GCG mengacu pada standar independensi

Born in Malang, 27 May 1965 Indonesian Citizen.

He has been a member of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. After finishing 3-year diploma program at the State Accountancy School in 1987, he continued his study in Airlangga University and earned a first degree in accounting in 1991. Abdullah Sayidi, Akt., C.F.E. started his professional career as Auditor at Financial and Development Supervisory Board (BPKP). Prior to become a member of Indofarma’s Audit Committee, he among others held positions of Head of Education and Practical Training Subdivision at BPKP and Audit Supervisor at State Ministry of BUMN.

Drs. Warga Murad

Secretary of Audit Committee

Born in Bukitinggi, 1 July 1947 Indonesian Citizen.

He has been the Secretary of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. He earned a bachelor degree and S-1 degree from Institute of Finance in 1971 and 1977. Drs. Warga Murad started his professional career as a Junior Inspector at Directorate General of State Financial Supervisory, Department of Finance, in 1972. In 1984 he was transferred to Financial and Development Supervisory Board (BPKP) and among others held positions of Head of data and Information Management Division (June 2001–July 2003) and Resource Person of Pusinfo (August 2001–July 2005).

GCG, Remuneration and Nomination Committee

Since September 2006, the Board of Commissioners (BoC) has set up GCG, Remuneration and Nomination Committee to assist the BoC in carying out its duty to serve the Company’s shareholders, among others in:

• Managing and developing corporate governance principles. • Determining remuneration system for the Board of Directors, the

Board of Commissioners, Secretary of the Board of Directors Commissioners

• Drafting nomination system for candidates of the Company’s

Directors, Commissioners, and Committees assisting the BoC.

Composition of members of Indofarma’s GCG, Remuneration and Nomination consist of Chairman, Vice Chairman and three members. The GCG Committee’s membership is in accordance

Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration of the BoD and the BoC

Komponen Remunerasi Components

Gaji Dasar I Basic Salary

Tunjangan I Allowances

• Perumahan I Housing

• Kendaraan I Cars

• Lainnya I Other

Total Tunjangan I Total Allowances Take Home Pay [per bulanImonthly]

Rp11.100.000 0 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 6.000.000

Rp17.100.000

Komisaris Utama President Commissioner

Rp 9.990.000 0 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 6.000.000

Rp15.990.000

Komisaris Commissioner

Rp27.750.000 Rp 8.000.000 Rp17.500.000 Rp 7.500.000 Rp33.000.000

Rp60.750.000

Direktur Utama President Director

Rp24.975.000 Rp 8.000.000 Rp15.750.000 Rp 7.500.000 Rp31.250.000

Rp56.225.000

(25)

sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) Perseroan, ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bapepam-LK.

S

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Cina kuno yang biasanya ditulis dalam kamus kanji bahasa Jepang dengan huruf katakana, sedangkan kun-yomi ( ) adalah cara baca.. dalam bahasa Jepang yang biasanya ditulis dengan

Methods: A retrospective descriptive study was performed to 247 medical records of knee osteoarthritis patients who attended to Physical Medicine and Rehabilitation of Dr..

[r]

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ruigigo adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau mirip.. Contoh : Agaru

[r]

Penelitian ini berjudul Analisis Program Customer Engagement dan Kepercayaan Merek pada Konsumen, yang pnelitiannya meliputi wawancara kepada enam orang peserta dari

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pilihan obat yang lebih sering dipakai untuk tatalaksana nyeri kepala dan mengetahui prevalensi nyeri kepala pada mahasiswa

3.4.2 Suprasegmen Material Dinamis Berdasarkan Sifat, Kesan dan Akustika Jenis material yang digunakan dalam proses perancangan adalah jenis bahan yang dapat mendukung