• Tidak ada hasil yang ditemukan

e jurnalApresiasiEkonomi stie yappas.ac

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "e jurnalApresiasiEkonomi stie yappas.ac"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI WILAYAH SASAK RANAH PASISIA KABUPATEN PASAMAN BARAT

Zalmi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasaman Simpang Empat Pasaman Barat Jln. Pujarahayu Ophir, 26368. Email : zalmi.se@yahoo.com

Diterima 20 April 2015 Disetujui 20 Mei 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besarnya pendapatan sebagai penangkap ikan dan sebagai buruh tani sawit pada nelayan wilayah sasak, serta mengetahui pola pengeluaran rumah tangga nelayan Sasak Ranah Pasisia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pendapatan nelayan, juga diharapkan dapat memberikan informasi pada pemerintah untuk menentukan strategi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan diwilayah sasak khususnya. Metoda penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu peneliti menetapkan sampel dengan pertimbangan tertentu seperti nelayan kecil yang menangkap ikan dengan cara tradisional yang memilki dan memilki prosesi tambahan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Hasil penelitian ini adalah Tingkat pendapatan rata-rata nelayan sasak ranah pasisiah yang diperoleh dari hasil melaut adalah sebesar Rp 1.200.000 per bulan. Sementara pendapatan rata-rat nelayan sebagai buruh tani adalah sebesar Rp 1.350.000 per bulan. Total pendapatan rata-rata nelayan dari melaut dan non melaut adalah sebesar Rp 2.550.000 per bulan. Dan 71 % dikontribusikan untuk pengeluaran rumah tangga.Pengeluaran rumah tangga nelayan sasak ranah pasisia terdiri dari pengeluaran pangan dan nonpangan. Dimana pengeluaran pangan 76 % dan non pangan 24 %. Dengan demikian rumah tangga nelayan Sasak Ranah Pasisia tergolong dalam rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan rendah karena pengeluaran pangan lebih besar dari pada persentase pengeluaran nonpangan.

Kata kunci : Nelayan, Buruh Tani, Pendapatan

ABSTRACT

This study aimed to compare the amount of revenue as fishing and oil as farm laborers on fishing Sasak region, as well as knowing the pattern of household expenditure fisherman bouffant Pasisia. This study sphere is expected to provide information about the income of fishermen, is also expected to provide information on the government to determine strategies to improve the welfare of fishing communities in the region bouffant .Metoda this research is quantitative descriptive is to analyze the data in a way to describe or portray the collected data. The sampling technique in this research is purposive sampling the researcher sets of samples with specific considerations such as small fishermen who catch fish in the traditional way that has and has an additional procession. The number of samples in this study were 30 people. The result of this research is the average income level fisherman sasakpasisia sphere obtained from the sea is Rp 1,200,000 per month. While the average rat fisherman income as a laborer is Rp 1,350,000 per month. The total average income of fishermen from fishing and non-fishing is Rp 2,550,000 per month. And 71% contributed to household expenses tangga. Pengeluaran house fisherman bouffant Pasisia realm consisting of food and non-food expenditure. Where non-food expenditure 76% and 24% non-non-food. Thus fishermen household SasakPasisia Domains belonging to households with lower levels of well-being as food expenditure is greater than the percentage of non-food expenditure.

(2)

102 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam.Indonesia diperkirakan memilki luas perairan sebesar 5,8 juta km2 dan merupakan merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia (Nikijuluw:2002)

Salah satu sektor ekonomi yang memilki peranan dalam pembangunan nasional adalah sektor kelautan dan perikanan. Dimana sektor ini merupakan penyedia bahan pangan protein, penyedia lapangan pekerjaan dan penghasil devisa bagi negara (Mulyadi:2005). Namun berdasarkan dari hasil berberapa penelitian menyatakan dari segi ekonomi masyarakat nelayan merupakan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena masih banyak diantara mereka yang tidak mampu menutupi kebutuhan minimal keluarganya.

Sasak Ranah Pasisia merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Pasaman Barat. SecarageografisKecamatanSasakRanahPesisirinibe radapada 00º14’15”LU–00º03’30”LS dan 99º35’00”BT–99º42’20”BT, denganluasdaerah 123,71 Km2.ketinggian rata-rata dari permukaan laut adalah antara 0 – 10 mdpl.Jumlah penduduknya 14.146 jiwa dan 4.000 KK atau 30 % dari total penduduk adalah berpropesi sebagai nelayan (BPS Pasaman Barat:2013). Dari angka tersebut sudah nampak bahwa pendapatan masyarakat dominan bersumber dari hasil laut atau hasil penangkapan ikan.

Masyarakat pesisire dalah masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah pesisiran.Wilayah ini adalah wilayah transisi yang menandai tempat perpindahan antara wilayah daratan dan laut atau sebaliknya (Dahuridkk. 2001).Nelayan sebagai masyarakat pesisir merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupan nya tergantung pada hasil laut (Imron:2003).Dalam UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan juga disebutkan bahwa pengertian nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Sehingga nelayan ini adalah mereka yang melakukan aktivitas penangkapan ikan di laut apakah dia sebagai yang pemilik langsung alat-alat produksi maupun sebaliknya.

Di wilayah sasak ini sebagian besar nelayan masih menggunakan cara tradisional dalam penangkapan ikan dan mengandalkan tenaga manusia. Hal ini membuat pendapatan dari para nelayan terbatas. Untuk menambah tingkat pendapatan, para nelayan mencari sumber lain yaitu sebagai buruh tani sawit.

Para nelayan melakukan pekerjaandengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup. Hasil tangkapan ikan yang tidak

memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga merupakan hal yang sering dialami oleh para nelayan. Para nelayan banyak yang tidak dapat melakukan savinguntuk masa depan. Dengan keadaan ini mereka terdorong untuk mencari tambahan diluar hasil laut.

Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu, biasanya per bulan. Tingkat pendapatan ini sering dihubungkan dengan suatu standard kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Pendapatan dapat diperoleh seseorang dari mata pencaharian utama dengan atau tanpa mata pencaharian lain. Dengan demikian seseorang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.Menurut Purwanti, P. (2010), total pendapatan rumah tangga nelayan merupakan penjumlahan dari total keuntungan fishing dan pendapatan rumah tangga lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besarnya pendapatan sebagai penangkap ikan dan sebagai buruh tani sawit pada nelayan wilayah sasak, serta mengetahui pola pengeluaran rumah tangga nelayan sasak ranah pasisia.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pendapatan nelayan, juga diharapkan dapat memberikan informasi pada pemerintah untuk menentukan strategi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan diwilayah sasak khususnya.

METODE PENELITIAN

Metoda penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan menganalisa data dengan cara mendeskripsikanatau mengambarkan data yang telah terkumpul (sugiyono:2010). Penelitian ini dilakukan di kec. Sasak Ranah Pasisie kabupaten Pasaman Barat selama 1 bulan. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara terhadap rumah tangga nelayan tradisional dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti dokumen atau publikasi dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Basaman Barat.

(3)

103 Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah purposive sampling yaitu peneliti menetapkan sampel dengan pertimbangan tertentu seperti nelayan kecil yang menangkap ikan dengan cara tradisional yang memilki dan memilki prosesi tambahan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendapatan Rumah Tangga nelayan sasak bersumber dari hasil melaut dan nonmelaut. Hasil pendapatan dari melaut tidak tetap tiap hari nya, tergantung dari cuaca saat melaut. Jika cuaca bagus maka hasil tangkapan bisa melebihi biaya hidup rumah tangga dalam satu hari. Namun jika cuaca tidak baik maka nelayan hanya dapat sedikit hasil tangkapan dan bahkan tidak dapat hasil sama sekali karena tidak pegi melaut.

Total pendapatan nelayan yang didapat dalam melaut sehari tidak secara langsung menjadi uang yang akan mereka peroleh. Hal ini dikarenakan dari total pendapatan tersebut di keluarkan (dikurangi) ongkos melaut yaitu biaya BBM. Jika nelayan pergi dua orang dalam satu perahu maka pendapatan dibagi dua.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendapatan rata-rata nelayan dari kegiatan melaut adalah Rp 1.200.000 per bulan. Tingkat pendapatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah alat atau metoda yang digunakan untuk menangkap ikan. Berdasarkan survei masih banyak nelayan

menggunakan alat tradisional seperti pukat dan jala.

Selain dari melaut kegiatan nelayan yang lain adalah buruh tani atau memanen sawit. Kegiatan ini dilakukan untuk menutupi kekurangan biaya hidup rumah tangga mereka. Pendapatan nelayan sebagai buruh tani biasanya diterima secara harian.

Hasil penelitian menunjukan pendapatan nelayan sebagai buruh tani tergantung dari banyak sawit yang dapat dipanennya. Upah yang diperoleh dalam memanen sawit adalah Rp. 100.000 per ton. Namun nelayan biasanya jarang yang kuat untuk mencapai satu ton dikarenakan waktu panen hanya dari siang hari sampai sore atau setelah pulang melaut.Rata-rata pendapatan nelayan sebagai buruh tani sebesar Rp 45.000 per hari atau Rp 1.350.000 per bulan.

Berdasarkan hasil penelitian pendapatan rata-rata nelayan di Sasak Ranah Pasisia dari hasil melaut dan non melaut adalah Rp 2.550.000 per bulan. Inilah yang akan di alokasikan untuk biaya rumah tangga atau untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan jika ada sisanya mereka dapat melakukan saving, tetapi itu jarang dilakukan karena harga beli yang tinggi.

Pengeluaran rumah tangga nelayan secara umumnya terdiri dari pengeluaran pangan dan nonpangan. Hasil analisa menunjukan rata-rata pengeluaran pengeluaran pangan rumah tangga nelayan adalah sebesar Rp 1.379.000 per bulan dan pengeluaran nonpangannya Rp 425.000. Persentase pengeluaran rumah tangga nelayan terhadap total pendapatan disajikan pada gambar dibawah ini :

Gambar 1

Sisa Pendapatan rumah Tangga Nelayan

Total

Dari gambar 1 diatas menunjukan dari total pendapatan yang diperoleh nelayan dalam melakukan kegiatan melaut dan nonmelaut hanya

(4)

104 digunakan pada saat nelayan tidak melaut yang

diakibatkan cuaca buruk.

Berdasarkan total engeluaran rumah tangga nelayan yang paling besar adalah pengeluaran

pangan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2

Pengeluaran Rumah Tangga

Terlihat pada gambar diatasdari total pengeluaran, pengeluaran pangan mencapai persentase sebesar 76 %. Pengeluaran pangan nelayan sasak terdiri dari lima komoditi yaitu beras, lauk pauk, minyak goreng, gula, kopi dan

teh serta rokok. Hasil penelitian menunjukan persentase pengeluaran pangan berdasrkan komoditinya dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

Gambar 3

Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

26%

45% 2%

2%

25%

(5)

105 Pengeluaran nonpangan rumah tangga

nelayan Sasak Ranah Pasisia secara umum dikelompokan 4 jenis yaitu sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Rata-rata dari pengeluaran ini adalah Rp 425.000 per bulan. Dimana 60 % dialokasikan untuk menutupi kebutuhan perumahan, 15 % untuk membiayai kebutuhan sandang, 18 % di pergunakan untuk biaya pendidikan anak-anak mereka dan 7 % sisanya dialokasikan untuk biaya kesehatan.

KESIMPULAN

Tingkat pendapatan rata-rata nelayan sasak ranah pasisiah yang diperoleh dari hasil melaut adalah sebesar Rp 1.200.000 per bulan. Sementara pendapatan rata-rat nelayan sebagai buruh tani adalah sebesar Rp 1.350.000 per bulan. Total pendapatan rata-rata nelayan dari melaut dan non melaut adalah sebesar Rp 2.550.000 per bulan. Dan 71 % dikontribusikan untuk pengeluaran rumah tangga.

Pengeluaran rumah tangga nelayan sasak ranah pasisia terdiri dari pengeluaran pangan dan nonpangan. Dimana pengeluaran pangan 76 % dan non pangan 24 %. Dengan demikian rumah tangga nelayan Sasak Ranah Pasisia tergolong dalam rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan rendah karena pengeluaran pangan lebih besar dari pada persentase pengeluaran nonpangan.

SARAN

Untuk Dinas Kelautan dan perikan Kabupaten Pasaman Barat diharapkan lebih memperhatikan nelayan sasak ranah pasisia. Agar dapat memberikan pelatihan kepada nelayan dalam melaut. Kemudian pada para nelayan diharapkan untuk dapat membatasi keturunan atau menjalankan program KB agar dalam memenuhi kebutuhan Rumah tangga lebih dapat ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dahuri R, Rais Y, Putra SG, Sitepu, M.J. 2001. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Imron, Masyuri. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Media Pressindo: Yogyakarta. Mulyadi. 2005, Akuntansi Biaya, Edisi kelima,

Cetakan ke tujuh, Yogyakarta :Akademi Manajemen

Nikijuluw.V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Kerjasama P3R dan PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta. 54 Hal. Purwanti, P. 2010. Model Ekonomi Rumah Tangga

Nelayan Skala Kecil. UB Press, Malang. usahaan YKPN.

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(6)

Gambar

Gambar 1  Sisa Pendapatan rumah Tangga Nelayan
Gambar 2  Pengeluaran Rumah Tangga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Fasum dan Gedung Kantor Polres Bima Kota Unit Layanan Pengadaan (ULP) Polda NTB terhadap Dokumen

HASIL PENILAIAN SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2016 PT PENGUSUL: SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA. NO NO PESERTA NAMA PT PENGUSUL/PTPS SESI STATUS

[r]

[r]

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Fasum dan Gedung Kantor Polres Bima Kota Unit Layanan Pengadaan (ULP) Polda NTB terhadap Dokumen

HASIL PENILAIAN SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2016 PT PENGUSUL: SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI LSPR. NO NO PESERTA NAMA PT PENGUSUL/PTPS SESI STATUS

[r]

Bahwa sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ke empat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa