• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PROMOSI PROGRAM PELATIHAN TERJEMAH AL QUR’AN (PPTQ) SAFINDA DI YAYASAN PONDOK PESANTREN SAFINATUL HUDA RUNGKUT SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PROMOSI PROGRAM PELATIHAN TERJEMAH AL QUR’AN (PPTQ) SAFINDA DI YAYASAN PONDOK PESANTREN SAFINATUL HUDA RUNGKUT SURABAYA."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROMOSI

PROGRAM PELATIHAN TERJEMAH AL-

QUR’AN (PPTQ) SAFINDA DI

YAYASAN PONDOK PESANTREN

SAFINATUL HUDA RUNGKUT SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

MAZRO’ATUL ILMI

B34212055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Mazroatul Ilmi, NIM B34212055. 2016. Skripsi. Strategi Promosi Program

Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren

Safinatul Huda Rungkut Surabaya

Kata kunci: Strategi Promosi, Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ).

Fokus masalah yang diteliti dalam penilitian ini adalah: Strategi Promosi

Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok

Pesantren Safinatul Huda Rungkut Surabaya. Berkenaan dengan itu, skripsi ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penulis berusaha

menggambarkan strategi Promosi Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ)

SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil observasi (pengamatan langsung dilapangan), wawancara (komunikasi interpersonal baik verbal maupun retorik), dan dokumentasi (penemuan suatu data serta data yang telah diarsipkan).

Penulis dalam prakteknya melakukan penelitian lapangan yang kemudian mendeskripsikan lebih mendetail suatu data mentah kemudian dikembangkan dan dielaborasi menggunakan teori analisis Miles and Hubberman. Penelitian ini dalam metodenya terpusat pada data yang dikaji secara deduktif, yakni mengambil data secara umum kemudian direduksi menjadi data yang bersifat khusus, lalu disajikan dalam bentuk data variabel dan kemudian ditarik sebuah hipotesa awal untuk dibuat sebuah kesimpulan akhir.

Penelitian ini disimpulkan, bahwa strategi promosi yang dilakukan oleh LP PPTQ SAFINDA kepada masyarakat adalah dengan upaya melaksanakan fungsi manajemen dalam ranah pemasaran. Mereka mengkomunikasikan unit

program PPTQ (Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an) kepada masyarakat

dengan menggunakan personal selling melalui sosialisasi presentasi pengenalan

kepada masyarakat umum tentang PPTQ SAFINDA. Mereka datang langsung ke daerah-daerah tersebut melalui surat rekomendasi dari Kementrian Agama daerah tersebut. Promosi yang dilakukan Yayasan SAFINDA tergolong legal karena bersifat resmi atas adanya surat rekomendasi tersebut. Promosi yang dilakukan

oleh Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya dengan

mendeklarasikan sebuah program yang bernama PPTQ, semoga bisa menjadikan contoh dan teladan untuk lembaga-lembaga yang lain dalam hal syiar Islam,

(7)

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK. ... vii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Definisi Konsep ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BABII KAJIAN TEORITIK A.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 14

B.Kerangka Teori ... 15

1. Tinjauan tentang Strategi ... 15

2. Tinjauan tentang Promosi ... 17

3. Promosi sebagai komunikasi dalam Pemasaran ... 28

4. Etika dan Konsep Bauran Promosi dalam Prespektif Islam... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32

B.Lokasi Penelitian ... 33

C.Jenis dan Sumber Data ... 34

D.Tahap-tahap Penelitian ... 35

E.Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 42

G.Teknik Validasi Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Safinatul Huda Surabaya dan PPTQ SAFINDA ... 47

2. Letak Geografis Ponpes Safinatul Huda Surabaya ... 49

3. Visi dan Misi Ponpes Safinatul Huda Surabaya ... 49

(8)

5. Peserta Didik Ponpes Safinatul Huda ... 51

6. Program Unggulan ... 51

7. Kegiatan Ekstra ... 52

8. Sarana dan Prasarana ... 52

B. Penyajian Data ... 54

C. Analisis Data ... 75

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 83

B.Saran dan Rekomendasi ... 84

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern saat ini, ranah pemasaran merupakan salah satu sektor

yang penting dalam perekonomian Indonesia. Pemasaran menjadi sentral dari

dunia bisnis para pengusaha, baik bisnis barang ataupun bisnis jasa. Hal tersebut

dikarenakan negara Indonesia akan lebih berkembang dan lebih baik di tahun

mendatang.

Menurut Limakrisna, pemasaran terdiri dari empat P, yaitu Product,

Price, Promotion, dan Place.1 Pemasaran didukung oleh beberapa cara, di

antaranya membutuhkan produk unggulan, promosi menarik, pemilihan target

pasar, serta penentuan harga. Salah satu unsur terpenting dalam pemasaran

adalah promosi. Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar

peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang

kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual) untuk

mendorong konsumen, agar membeli produk yang ditawarkan.2

Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran. Artinya,

perusahaan maupun lembaga berusaha menyebarkan informasi kepada

masyarakat, agar mereka bersedia menerima, membeli, bahkan menggunakan

produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan demikian, konsumen akan loyal

terhadap produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Promosi secara sederhana juga bisa dipahami sebagai upaya kreatif

seseorang untuk memperkenalkan suatu barang yang dimilikinya atau sedang

dalam penguasaannya untuk mendapatkan nilai guna yang diinginkan. Nilai guna

1

Nandan Limakrisna, 2012, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi dalam Bisnis, Mitra wacana media, Jakarta, hal. 197.

2

(11)

2

yang dimaksud ialah suatu barang mendapatkan porsinya sesuai dengan nominal

tingkat kelayakan barang tersebut.

Istilah promosi adakalanya tidak berupa nominal/angka, akan tetapi bisa

juga berupa prestis, penghargaan, pengakuan, kepemilikan dan lain sebagaianya.

Ini semua tergantung dari nilai suatu barang yang akan dipromosikan. Semakin

barang atau sesuatu tersebut memiliki banyak kegunaan dan berkepentingan,

tentu daya jual atau tingkat promosinya semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

American Marketing Association menyatakan promosi (pemasaran)

adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya

barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen.3 Dalam hal ini, banyak

keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum produk itu dihasilkan,

seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harga, dan khususnya

promosi, sehingga produk yang akan dihasilkan oleh produsen dapat terarah

dengan jelas sesuai target yang direncanakan.

Promosi membutuhkan strategi dalam pemasarannya, agar barang atau

jasa mengalami peningkatan volume penjualan di pihak konsumen. Strategi

dapat diartikan sebagai sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir,

yaitu sasaran.4 Strategi juga merupakan satu kesatuan rencana yang

komprehensif dan terpadu. Strategi dapat menghubungkan internal perusahaan

dengan situasi lingkungan eksternal, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.5

Strategi ini merupakan cara untuk mengawali langkah organisasi mencapai target

yang diinginkan. Perusahaan maupun lembaga harus menyusun strategi promosi

dalam pemasarannya.

Perusahaan atau lembaga satu dengan yang lain mempunyai strategi

promosi yang berbeda dalam memasarkan produknya. Sistem promosi yang

3

Sofjan Assauri, 2004, Manajemen Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 3. 4

Murad, 1994, Manajemen startegis dan kebijakan perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 9. 5

(12)

3

menarik dengan mudah akan memikat para konsumen untuk mencoba barang

atau jasa dari perusahaan tersebut. Strategi promosi digunakan untuk

meningkatkan penjualan dan promosi secara efektif. Ada lima jenis strategi

promosi. Pertama, periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal

dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang

pembelian. Kedua, penjualan tatap muka (Personal Selling), yaitu bentuk

promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan

calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Ketiga, publisitas

(Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau

kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya yang

pada umumnya bersifat ilmiah. Keempat, promosi penjualan (Sales promotion),

yaitu suatu bentuk promosi di luar ketiga bentuk di atas yang ditujukan untuk

merangsang pembelian. Kelima, pemasaran langsung (Direct marketing), yaitu

suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk

mempengaruhi pembelian konsumen.6

Artinya: Dari Abi Qotadah al-Anshori dia mendengar Rasulallah SAW

bersabda: “jauhkan dirimu dari banyak bersumpah dalam berjualan karena

sesungguhnya ia memanipulasi (iklan dagangan) kemudian menghilangkan keberkahan.7 (HR. Ibnu Majah 1808-2239) Shahih. At-Taliq Ar-Raghib (3/31). Muslim(55).

Berdasarkan hadits tersebut, bahwasanya sebelum sebuah perusahaan

atau lembaga melakukan transaksi jual beli atau yang sejenisnya (dalam hal ini :

6

Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, hal. 211. 7

(13)

4

promosi), maka sudah sepantasnya melihat dari berbagai aspek, salah satunya

dari segi etika. Etika dalam jual beli sama dengan etika dalam hal periklanan

(advertising). Persamaanya terletak pada subjeknya yaitu manusia. Nabi

Muhammad SAW telah memberikan peringatan kepada siapa saja yang tidak

jujur dalam melakukan segala tindakan maka pekerjaan apapun menjadi hilang

keberkahannya (sia-sia).

Setiap perusahaan atau lembaga tentunya menggunakan strategi promosi.

Strategi promosi digunakan untuk memperkenalkan instansinya maupun

produknya dengan cara berbeda-beda. Sama halnya dengan lembaga Program

Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul

Huda Rungkut Surabaya. Lembaga ini merupakan lembaga yang bergerak di

bidang pendidikan Islam berbasis pesantren.

Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya atau yang biasa

disebut dengan Yayasan SAFINDA adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang syi’ar Islam baik dalam bentuk kegiatan formal maupun non formal.

Yayasan ini memiliki beberapa gedung yang cukup bagus dan lokasinyapun

strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota Surabaya. Yayasan SAFINDA

selain merupakan lembaga yang religius, namun juga merakyat. Hal ini terbukti

dengan adanya sekelompok program yang bertujuan untuk memberikan

bimbingan, pengajaran, konseling serta pemahaman kepada masyarakat

khususnya di bidang keagamaan.

Salah satu program unggulan dari lembaga tersebut adalah PPTQ

(Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an) SAFINDA. Program ini merupakan

salah satu unit programyang berada di bawah naungan Yayasan Safinatul Huda

Surabaya. Unit ini merupakan upaya dari Yayasan Safinatul Huda untuk

mengabdi kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan. PPTQ SAFINDA ini

(14)

5

mengerti maknanya dengan slogan “Moco Qur’an Sak Maknane” (membaca dan

mengerti makna Al-Qur’an) dengan cara pelatihan yang rutin dan ditunjang oleh

tenaga instruktur yang profesional di bidangnya.

Latar belakang Yayasan Safinatul Huda ini membentuk program yang

diberi nama PPTQ adalah atas inisiatif para ustadz/ustadzah dan segenap

pengurus lembaga tersebut untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada

masyarakat bahwa kitab suci Al-Qur’an bukan hanya sebagai pedoman hidup

umat Islam yang sekedar dibaca saja, melainkan lebih dari itu. Kitab suci Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan bagi siapa saja yang mampu membaca

serta memahami isi kandungannya dengan baik dan benar.

Masyarakat muslim khususnya di negara Indonesia harus mampu

memahami isi kandungan ayat Al-Qur’an dengan baik. Pasalnya, negara

Indonesia merupakan suatu negara yang lebih dari 85% penduduknya beragama

Islam. Akan menjadi hal yang sangat ironis jika dari sekian banyak warga

Indonesia, hanya sedikit saja orang yang mampu memahami ayat Al-Qur’an.

Alasan inilah yang memicu dan mendasari Yayasan Safinatul Huda membuat

dan mendeklarasikan suatu program yang bernama PPTQ. Tujuannya adalah

semata-mata ingin mengajak masyarakat muslim sekitar Surabaya pada lingkup

kecil dan masyarakat muslim Indonesia dalam lingkup yang lebih luas untuk

memahami ayat Al-Qur’an dengan mudah, dengan harapan masyarakat muslim

mampu memanifestasikan kandungan Al-Qur’an kedalam kehidupan sehari-hari.

Program PPTQ SAFINDA ini mempunyai manajemen yang baik,

termasuk pada sektor pemasarannya. PPTQ SAFINDA ini akhirnya banyak

dikenal dan mendapat respon yang baik di masyarakat. Di wilayah Jawa Timur,

beberapa kota yang sudah pernah dibuka kelas adalah Banyuwangi, Jember,

Lumajang, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan,

(15)

6

Kediri, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan, Blitar, Tulungagung,

Trenggalek, dan Malang.

PPTQ SAFINDA dikenal masyarakat tidak hanya di Jawa Timur saja.

Akan tetapi, PPTQ SAFINDA juga dikenal bahkan di luar pulau Jawa, seperti

Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Hal ini terbukti dari jumlah kelompok

belajar yang telah mendaftar sebagai peserta Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA. Peserta PPTQ SAFINDA di seluruh Indonesia saat

ini (tahun 2016) sudah mencapai 1975 kelompok. Jumlah peserta yang mengikuti

program ini mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Tahun 2015 terdapat

sejumlah 1809 kelompok belajar. Kini ia mengalami peningkatan pada tahun

2016 yang mencapai sebanyak 1975. Kelompok belajar mengaji tersebar di

beberapa kabupaten dan kota di Indonesia.

Sebuah prestasi yang gemilang ditunjukkan oleh Yayasan Safinatul Huda

melalui suatu program yang bernama PPTQ. Suatu program yang sederhana akan

tetapi mempunyai visi misi yang mulia. Jarang sekali bahkan belum sempat

terfikirkan ada program sebagus ini di lembaga-lembaga lain di luar Yayasan

SAFINDA, baik di kota sekitar Surabaya bahkan di selain pulau Jawa sekalipun.

Program yang bagus jika manajemen pengelolaannya kurang profesioanl

juga akan mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Misalnya dalam segi struktur

kepengurusannya, jika seorang direksi atau pimpinan lembaga salah

menempatkan tenaga yang ahli dibidangnya, hal ini akan membawa malapetaka

baik dalam kurun waktu yang relatif singkat maupun dalam jangka yang lama.

Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) yang dinaungi oleh

Yayasan SAFINDA tentu juga memiliki kapabilitas yang baik terkait manajemen

dan pengelolaannya. Salah satu yang menjadi bidikan peneliti ialah dari

manajemennnya. Hemat kata, bagaimana PPTQ yang merupakan program baru

(16)

7

beberapa program lain yang mungkin jauh lebih menarik ?. Dan apa saja

keuntungan masyarakat bergabung dalam program baru ini ?.

Beberapa pertanyaan non retoris diataslah yang mendasari ketertarikan

peneliti untuk membahas lebih jauh dan mendetail terkait strategi jitu promosi

PPTQ yang dinaungi oleh Yayasan SAFINDA tersebut. Tidak hanya itu,

melainkan bagaimana teknik strategi berikut permasalahan dalam hal

pemasarannya sehingga sampai begitu terkenal di berbagai kota dan pulau-pulau

di negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang

diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana strategi promosi Program

Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren

Safinatul Huda Rungkut Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah penelitian, riset ini bertujuan

untuk menggambarkan strategi promosi Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an

(PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Rungkut

Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

(17)

8

pemasaran dalam hal promosi. Selain itu, objek penelitian ini adalah Kitab

Suci Al-Qur’an yang mana merupakan kitab pedoman umat Islam di

seluruh tanah air, bahkan dunia. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan warna baru demi utuhnya syi’ar Islam dan keutuhan hakikat

beragama antar sesama muslim dan hubungan keharmonisan antar

penganut agama lain.

Penelitian yang mengangkat objek kajian terjemah Al-Qur’an ini

juga memiliki manfaat sebagai bahan riset dan kajian komprehensit yang

sifatnya berkelanjutan untuk masa depan civitas akademika yang bukan

hanya ahli dibidang intelejensi semata akan tetapi dibekali dengan akhlak

cahaya Al-Qur’an.

2. Secara Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh

Lembaga PPTQ SAFINDA dalam upaya meningkatkan pemasaran dalam

bidang promosi program pelatihan terjemah Al-Qur’an (PPTQ)

SAFINDA di masa yang akan datang.

Manfaat lain yang bisa diperoleh dari penelitian ini ialah :

a. Penelitian ini memang bukan satu-satunya penelitian yang membahas

tentang strategi promosi, namun penelitian menggunakan analisis

yang sangat mendalam dan hasilnya relevan dengan perubahan zaman

seperti sekarang ini, sehingga cocok untuk diaplikasikan secara real.

b. Hasil kajian teoritik maupun teoritiknya sangat akurat, sehingga bisa

dijadikan kiblat pelaksanaan dan evaluasi dalam hal pemasaran secara

khusus.

c. Objek penelitiannya terletak di Yayasan Safinatul Huda. Perlu

diketahui bahwa yayasan tersebut merupakan salah satu yayasan yang

(18)

9

dan bernilai tinggi. Analisisnyapun tepat sasaran sehingga bisa

diambil sebagai bahan suri tauladan yang sangat bagus untuk strategi

promosi dan pengaruh yang ditimbulkan oleh strategi tersebut.

E. Definisi Konsep

1. Strategi

Istilah strategi dalam literatur bisnis memang dapat mempunyai arti

yang bermacam-macam, namun esensinya tidak jauh berbeda. Secara

singkat, strategi merupakan postur ekstern, yakni sikap perusahaan dalam

menghadapi lingkungan eksternalnya atau keadaan sekelilingnya.8

Amirullah menyatakan, strategi sebagai suatu rencana dasar yang luas dari

suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Rencana dalam

mencapai tujuan tersebutsesuai dengan lingkungan eksternal dan internal

perusahaan.9

2. Promosi

Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar

peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang

kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual),

untuk mendorong konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.10

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.11 Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran

adalah pesan yang dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai

unsur yang terdapat dalam program promosi.12

8

Napa J. Awat, 1989, Manajemen Strategi, Liberty , Yogyakarta hal. 20. 9

Amirullah, 2003. Manajemen Strategik, Graha Ilmu, Yogyakarta. hal. 54.

10

Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. hal. 211. 11

Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta. hal. 349.

12

(19)

10

Lamb mendefinisikan promosi sebagai “komunikasi oleh pemasar

yang menginformasikan dan meningkatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mengetahui suatu pendapat atau memperoleh suatu respon”.13

3. Strategi Promosi

Menurut Moekijat, “Strategi promosi adalah kegiatan perusahaan

untuk mendorong penjualan dengan mengarahkan komunikasi-komunikasi

yang meyakinkan kepada para pembeli”.14 Sedangkan menurut Lamb, Hair

dan Mc Daniel “Strategi promosi adalah rencana untuk penggunaan yang

optimal dari elemen-elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi dan promosi penjualan”.15

Definisi di atas dapat dilihat, bahwa strategi promosi merupakan

kegiatan perusahaan yang direncanakan dengan maksud membujuk,

mendorong, merangsang konsumen atau para pembeli. Strategi promosi

dilakukan melalui komunikasi-komunikasi yang menyakinkan, agar

konsumen mau membeli produk yang ditawarkan perusahaan, sehingga

tujuan untuk mengingatkan penjualan diharapkan dapat tercapai.

4. PPTQ (Program Pelatihan Terjemah Al-Quran)

Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an adalah metode mempelajari

terjemah Al-Quran sekaligus tata bahasanya langsung dari bahasa Arabnya

dengan cara sederhana, mudah, dan praktis. PPTQ didirikan oleh Bapak

Drs. H. Choirul Anam. Program ini sengaja dirancang untuk umat Islam

yang masih kurang atau belum pernah belajar bahasa arab atau menempuh

pendidikan di Pesantren. Adanya PPTQ SAFINDA diharapkan bisa

memberi motivasi dan membantu masyarakat dalam memahami Al-Qur’an.

13

Charles W. Lamb, 2001, Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta. hal. 146. 14

Moekijat, 2000, Manajemen Pemasaran, Mandar Maju, Bandung. hal. 443. 15

(20)

11

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan skripsi.

Sistematika pembahasan berisi uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam

setiap bab penelitian. Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah

memahami penulisan skripsi ini.

Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini peneliti menjelaskan tentang

seluruh rangkaian gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang

masalah. Latar belakang masalah berisi alasan rasional ketertarikan peneliti

untuk dilakukan riset tentang topik yang akan dijadikan penelitian. Adanya latar

belakang, terdapat rumusan masalah. Rumusan masalah berisi tentang fokus apa

yang akan diteliti. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dalam penelitian. Manfaat penelitian menjelaskan secara tegas untuk apa

penelitian dilakukan baik secara teoritis maupun praktis.

Definisi konsep menjelaskan penjelasan mengenai beberapa konsep yang

digunakan dalam penelitian, agar terjadi kesamaan interpretasi dan terhindar dari

kekaburan. Sistematika pembahasan berisi uraian garis besar tentang pokok

bahasan dalam setiap bab penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir,

mulai pendahuluan hingga kesimpulan.

Bab dua berisikan tentang kajian teoritik. Kajian teoritik, menjelaskan

kajian-kajian kepustakaan yang menyangkut tentang pembahasan dalam

penelitian. Bab ini memiliki karakteristik yang berisi tentang penelitian terdahulu

yang relevan. Penelitian terdahulu digunakan untuk meyakinkan peneliti dan

pembaca bahwa penelitian ini disusun berbasis dari kajian ilmiah yang sudah

ada. Selanjutnya adalah kerangka teori. Kerangka teori menjelaskan tentang teori

yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka teoritik

(21)

12

bermanfaat untuk membuat penelitian menjadi fokus, terarah, dan tidak melebar

kemana-mana.

Bab tiga berisikan tentang metode penelitian. Bab ini menjelaskan secara

rinci tentang metode dan teknik yang digunakan dalam mengkaji objek

penelitian. Pada bab ini, peneliti membahas secara detail mengenai metode yang

digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian,

tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, serta teknik validitas/keabsahan data. Pembahasan ini sengaja

disajikan untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjawab rumusan masalah yang telah dirancang pada rumusan masalah di atas.

Bab empat adalah pembahaan. Pada bab ini peneliti menjelaskan

mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang terletak di Yayasan Pondok

Pesantren Safinatul Huda Rungkut Surabaya. Ia meliputi sejarah, visi dan misi,

struktur organisasi, sarana dan prasarana, serta penyajian data mengenai strategi

promosi PPTQ SAFINDA. Bab empat ini menjelaskan profil utuh dari obyek

yang diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapi. Adapun urutan sub bab

adalah gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan pembahasan hasil

penelitian (analisis data). Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, mengenai

gambaran umum Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda, sejarah berdirinya

PPTQ SAFINDA, visi dan misi PPTQ SAFINDA, susunan kepengurusan PPTQ

SAFINDA, dan data kegiatan pelatihan PPTQ SAFINDA oleh Pengajar dari

Ponpes Safinatul Huda Surabaya.

Bab lima ini adalah bab kesimpulan yang membahas tentang

hasil/kesimpulan penelitian, saran dan rekomendasi dan keterbatasan penelitian

mengenai strategi promosi. Kesimpulan penelitian bersifat konseptual dan harus

(22)

13

diajukan selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan

(23)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis membahas tentang

strategi promosi ini terbagi menjadi dua kajian di dalamnya, yaitu kajian analisis

kasus dan kajian analisis normatif. Pertama, kajian analisis kasus terbagi lagi

menjadi dua bagian. Pertama adalah strategi promosi produk dipaparkan oleh

Herawati dan Prasetyo1, Kongrat dkk2, Mubarok3, Urrahman4, Wahyuningsih5,

Mahfudin6, Husnatulia7, Hasanah8, Fauzi9, Azizah10, Syauqi11, Asari12, dan

Ishmah13. Kedua adalah strategi promosi program yang dipaparkan oleh

1

F. Anita Herawati dan Aloysius Adhi Prasetyo, 2007,“Strategi Promosi Biro iklan local PT. Srengenge cipta imagi dalam mencari klien nasional (studi deskriptif tentang strategi promosi biro

iklan local PT. Srengenge Cipta Imagi dalam mencari Klien Nasional )”, Jurnal (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ilmu Komunikasi). hal. 27.

2

Etty Kongrat, Ariantanto, Magdalena, 2011, “Model Strategi Promosi Stand Pameran Pada

Perusahaan PCO (Professional Conference Organizer)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, no. 2, Hal 163-167. Kampus UI Depok, Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta.

3

Mubarok, 2014, “Strategi Promosi Wisata Religi Makam Syaikhona Kholil Bangkalan”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 4

Muhammad Aulia Urrahman, 2013, “Analisis Strategi Promosi Produk Griya IB Hasanah dalam

Perspektif Islam di BNI Syariah KCP Sidoarjo”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

5

Irma Ifadah Wahyuningsih, 2013, “Strategi Promosi Pondok Pesantren Sunan Drajat Banjaranyar

Paciran lamongan”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

6

Ali Mahfudin, 2012, “Strategi Promosi Peningkatan Donatur Yayasan Al Jihat Surabaya Melalui

Acara Bengkel Hati di Radio El Victor”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

7

Anita Husnatulia, 2007, “Strategi Promosi dalam Pengembangan Donator di Yayasan Sosial Nurul

Hayat Surabaya”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

8

Umu Hasanah, 2008, “Strategi Publikasi dan Promosi Wisata Bahari Lamongan dalam Meningkatkan

Pengunjung”, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 9

Nur Fauzi, 2010, “Strategi Promosi dalam Penjualan Produk : Studi pada PT. Kelola Mina Laut

Gresik”, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 10

Nur Azizah, 2010, “Strategi Promosi dalam Menarik Minat Nasabah Koperasi BMK T-UGT

Disogiri di Klampis Bangkalan Madura”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

11

Ismat Syauqi, 2011, “Strategi Promosi Hotel Tanjung Asri Banyuwangi: Studi Empiris Sebagai

Pengenalan Hotel Berbasis Islam”, Tesis, Program pascasarjana, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

12

Andi Asari, 2015, ”Strategi Promosi di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”, Tesis, Ilmu perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

13

(24)

15

Sopandi14, Arifin15, dan Sihabuddin16. Kajian yang berikutnya adalah analisis

normatif, di antaranya dipaparkan oleh Najib dkk17, Irawan18, Sa’adah19, dan

Nurmaulinda.20

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh

Sopandi, Arifin, dan Sihabuddin. Persamaan dengan penelitian ini yaitu

sama-sama membahas tentang strategi promosi program. Penelitian ini juga

mempunyai persamaan, yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Letak perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan lokasi penelitiannya.

B. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Strategi

a. Pengertian Strategi

Di dalam literatur bisnis, istilah strategi memang dapat

mempunyai arti yang bermacam-macam. Namun, esensinya tidak jauh

berbeda. Secara singkat, strategi merupakan postur ekstern, yakni sikap

perusahaan dalam menghadapi lingkungan eksternalnya atau keadaan

sekelilingnya.21

14

E. Sopandi, 2010, “Strategi Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru untuk PTS (Tinjauan atas kegiatan Promosi PTS di Jawa Barat tahun , Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Universitas Pendidikan Indonesiahal. vol. 9, no. 18, hal. 17.

15As’ad Samsul Arifin,

2011, “Strategi Promosi di Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta”, Skripsi, Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

16

Mohammad Sihabuddin, 2013, “Strategi Promosi Event Surabaya Juang 2012 dalam Memeriahkan

Hari pahlawan di Surabaya”, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

17

Mukhamad Najib, Jono M. Munandar, Agustina Setiyawati, 2008, “Analisis Strategi Promosi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sistem Konvensional dan Syariah (Studi Kasus : BTN Syariah Kantor

Cabang Solo)”, Junal Islamic finance & business review TAZKIA, Departemen manajemen STEI Tazkia FEM IPB, vol. 3, no. 1.

18

Putra Dani Irawan, 2014, “Pengaruh Strategi Promosi terhadap Keputusan Pembelian yang

Dimediasi Oleh Minat Beli Pada Konsumen Matahari Department Store Yogyakarta”, Skripsi, Jurusan Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta.

19Barirotus Sa’adah,

2014, “Promosi Sebagai Strategi Mencapai Target Penjualan Pada PT. Avia

Avian Brands Sidoarjo”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

20

Nurmaulinda, 2014, “Analisis Hokum Islam Terhadap Strategi Promosi Sistem Persuade Pada

Pembelian Sepeda Motor Secara Kredit di UD. Yamaha Raya Mojokerto”, Skripsi, Jurusan Muamalah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

21

(25)

16

Amirullah menyatakan, strategi sebagai suatu rencana dasar yang

luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Rencana

dalam mencapai tujuan tersebutsesuai dengan lingkungan eksternal dan

internal perusahaan.22 Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu

dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi

(evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang

memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.23

b. Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategik terdiri atas tiga proses. Pertama, pembuatan

strategi yang meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,

pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan

kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif-alternatif strategi, dan

penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. Kedua, penerapan strategi

meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan

perusahaan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber-sumber

daya agar strategi yang telah ditetapkan dan dapat diimplementasikan.

Ketiga, evaluasi/kontrol strategi mencakup usaha-usaha untuk

memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi,

termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil

langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Keempat, manajemen

strategik, memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek

pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi dan

produksi/operasional dari sebuah bisnis. Manajemen strategik

mengintegrasikan semua fungsi-fungsi bisnis, maka manajemen strategik

dijadikan nama untuk mata kuliah di dalam administrasi bisnis.24

22

Amirullah, 2003. Manajemen Strategik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 54. 23

Agustinus Sri Wahyudi, 1996, Manajemen Strategik, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 15. 24

(26)

17

Strategi selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga jika

proses manajemen yang dilakukan oleh perusahaan gagal untuk

menciptakan keuntungan bagi perusahaan/organisasi, maka proses

manajemen tersebut tidak dapat disebut manajemen strategik.25

2. Promosi

a. Pengertian Promosi

Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar

peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang

kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual)

untuk mendorong konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.26

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.27 Bagian yang tajam dari

instrumen pemasaran adalah pesan yang dikomunikasikan kepada calon

pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi.28

Lamb mendefinisikan promosi sebagai “komunikasi oleh pemasar

yang menginformasikan dan meningkatkan calon pembeli mengenai

sebuah produk untuk mengetahui suatu pendapat atau memperoleh suatu respon”.29

Sedangkan menurut Swastha, Basu dan Irawan, promosi

adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.30 Pada dasarnya, pengembangan kegiatan

promosi adalah bagaimana mengkomunikasikan atau menginformasikan

25

Ibid, hal. 23. 26

Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, hal. 211. 27

Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 349. 28

Rewoldt, 1995, Strategi Promosi Pemasaran, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 1. 29

Charles W. Lamb, 2001, Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta, hal. 146. 30

(27)

18

kepentingan seseorang, suatu lembaga atau masyarakat untuk dapat

berinteraksi.31

b. Fungsi Promosi

1) Produsen mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari

calon pembeli. Perhatian calon pembeli bisa diperoleh, karena ini

merupakan titik awal proses pengambilan keputusan pembelian

barang/jasa. Seseorang yang tidak menaruh perhatian pada sesuatu

dapat dipastikan tidak akan membelinya.

2) Produsen berusaha menciptakan dan menumbuhkan “interest”

pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan oleh

seseorang akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya atau mungkin

berhenti. Tahap selanjutnya adalah timbulnya rasa tertarik atas

barang/jasa yang ditawarkan. Menimbulkan dan menumbuhkan

rasa tertarik menjadi bagian dari fungsi utama promosi. Proses

tumbuhnya rasa tertarik pada sesuatu ternyata berbeda antara satu

orang dengan lainnya.

3) Perusahaan berusaha mengembangkan rasa ingin (desire) calon

pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini

merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang

tertarik pada sesuatu, maka akan timbul rasa ingin memilikinya.

Konsumen merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaian dan

sebagainya). Rasa ingin ini semakin besar dan akan diikuti oleh

suatu keputusan positif.32

31

A. Halim, Rr. Suhartini dkk, 2005, Manajemen Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, hal. 23-24.

32

(28)

19

c. Tujuan Promosi

Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada

tujuan-tujuan berikut ini:

1) Informing, yaitu memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada

calon pembeli tentang barang yang ditawarkan, siapa penjualnya,

siapa pembuatnya, dimana memperolehnya harganya dan sebagainya.

Informasi yang diberikan dapat melalui tulisan, gambar, kata-kata dan

sebagainya yang disesuaikan dengan keadaan. Beberapa aspek tentang

barang mungkin harus ditampilkan dengan gambar (misalnya diasin,

model dan sebagainya), sedangkan aspek lain mungkin cukup

diungkapkan lewat tulisan (kelebihan, harga, dan sebagainya).

2) Persuading, yaitu membujuk calon konsumen, agar mau membeli

barang atau jasa yang ditawarkan. Membujuk bukan berarti memaksa

calon konsumen. Membujuk secara berlebihan akan memberikan

kesan yang negatif pada calon konsumen, sehingga keputusan yang

diambil justru keputusan yang negatif.

3) Remiding, yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang

tertentu yang dibuat dan dijual perusahaan tertentu di tempat tertentu

dengan harga tertentu pula. Konsumen kadang-kadang memang perlu

diingatkan, karena mereka tidak ingin bersusah payah untuk selalu

mencari barang apa yang dibutuhkan dan di mana mendapatkannya.33

d. Bauran Promosi (Promotional mix)

Dalam promosi dikenal istilah bauran promosi. Bauran promosi

adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel

periklanan, personal selling dan alat promosi lain. Semuanya

33

(29)

20

direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.34 Promosi

adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Bila konsumen belum pernah mengenal ataupun mendengarnya dan tidak

yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka

tidak akan pernah membelinya.35 Bauran promosi terdiri dari lima unsur,

yakni: periklanan (advertising), personal selling, publisitas (publicity),

promosi penjualan, dan penjualan langsung (direct marketing).

Promosi adalah promotional Mix. Pengertian dasar dari

promotional mix sebagaimana dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda

antara satu dengan yang lainnya. Menurut Swastha, promotional mix

adalah “kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel

periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya, yang kesemuanya

direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan”. Sedangkan

menurut Kotler, promotional mix terdiri dari empat alat utama, yaitu:

1) Advertising (Iklan) adalah setiap bentuk penyajian non-personal dan

promosi ide-ide, barang-barang dan jasa dengan pembayaran oleh

suatu sponsor tertentu.

2) Sales Promotion (Promosi Penjualan) adalah rangsangan jangka

pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk

atau jasa.

3) Publicity (Publisitas) adalah suatu stimulasi non-personal terhadap

permintaan suatu produk, jasa atau unit dagang dengan menyebarkan

berita-berita komersil yang penting mengenai kebutuhan akan produk

tertentu di suatu media yang disebarluaskan di radio, televisi atau

panggung yang tidak dibayar oleh pihak sponsor.

34

Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 349.

35

(30)

21

4) Personal Selling (Penjualan Pribadi) adalah penyajian lisan dalam

pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli dengan tujuan

melaksanakan pembelian.36

Untuk lebih jelasnya, keempat macam alat promosi tersebut

diuraikan sebagai berikut:

a) Advertising (Iklan)

Menurut Rustomiji dan Viera, “iklan adalah promosi produksi

atau pelayanan non individu yang dilakukan oleh sponsor (perusahaan

atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasi dan yang membayar biaya komunikasi ini”.37

Sedangkan menurut Swastha, “periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya,

melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga,

non lembaga, non laba serta individu-individu”.38

Menurut Kotler, “periklanan adalah setiap bentuk penampilan

nonpersonal bayaran dan promosi tentang gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu”.39

Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa iklan

merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran dari produsen ke

konsumen. Komunikasi ini disampaikan melalui media komunikasi

massa, misalnya: radio, surat kabar, majalah dan sebagainya.

Advertising mempunyai sifat nonpersonal dan merupakan suatu alat

untuk mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak

langsung. Pemasang iklan harus membayar dengan tarif tertentu yang

berlaku. Fungsi-fungsi advertising, antara lain:

36

Marius P. Angipora, 1999, Dasar-dasar Pemasaran, Rajawali Press, Jakarta, hal. 228-229. 37

Ibid,hal. 229. 38

Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 365. 39

(31)

22

(1) Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa

atau dimana barang itu dapat diperoleh.

(2) Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh

para penyalur.

(3) Membantu salesman dalam memperkenalkan adanya barang

tertentu dan pembuatannya.

(4) Memberikan keterangan/penjualan kepada pembeli atau

calon-calon pembeli.

(5) Membantu mereka yang melakukan penjualan.

(6) Membantu ekspansi pasar.

b) Personal Selling

Menurut Swatha, “personal selling adalah interaksi antar

individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.”40

Sedangkan menurut Kotler, “penjualan personal merupakan alat paling efektif

pada tahap-tahap tertentu dalam proses pembelian, khususnya dalam membentuk pilihan, keyakinan dan pembelian”.41

Personal selling merupakan suatu perusahaan menyajikan

secara lisan dan tatap muka di hadapan satu calon pembeli atau lebih

dengan tujuan untuk menjual suatu barang. Perbedaan antara iklan

dengan personal selling adalah percakapan dalam iklan bersifat

searah dan sepihak. Sedangkan, percakapan dalam personal selling

bersifat dua arah atau timbal balik dalam menghadapi calon pembeli.

Bentuk-bentuk yang digunakan dalam personal selling ada

bermacam-macam.

(32)

23

(1) House to house selling

Salesman yang mengunjungi pembeli dari rumah ke rumah.

(2) Salesman yang bekerja pada pedagang besar dan bertugas

mengunjungi retailer.

(3) Across the counter selling

Biasanya pada toko-toko pengecer, salesmen melayani calon

pembeli yang datang.

(4) Order taker

Salesmen yang mencari order, karena mereka ditugaskan oleh

produsen untuk memperkenalkan produk baru, mengatur display,

membangkitkan kembali minat pengecer terhadap produk lama

serta memberikan nasihat, petunjuk, dan bimbingan kepada

langganan.

(5) Pimpinan perusahaan yang mengunjungi para pelanggan yang

penting untuk melakukan penjualan. Hal ini sering terjadi pada

chain store dan perdagangan industri dalam jumlah besar.

(6) Salesman yang bekerja pada suatu pabrik yang bertugas

menghubungi pabrik lain, pedagang besar atau pedagang eceran.

Tiga sifat khusus penjualan personal di antaranya:

(1) Bersifat manusiawi. Penjualan personal memungkinkan hubungan

aktif, cepat, dan timbal-balik antara dua orang atau lebih.

Masing-masing bisa mengamati kebutuhan dan sifat-sifat orang lain secara

dekat dan melakukan penyesuaian dengan segera.

(2) Menciptakan hubungan. Penjualan personal memungkinkan

timbulnya segala macam hubungan, berkisar dari hubungan

(33)

24

yang efektif biasanya akan mengingat-ingat kepentingan

konsumen jika ia menginginkan hubungan jangka panjang.

(3) Menimbulkan tanggapan. Penjualan personal membuat pembeli

merasa ada kewajiban untuk mendengarkan kata-kata penjual.

Pembeli merasa sangat perlu untuk memperhatikan dan

menanggapi, walaupun tanggapannya hanya berupa ucapan “terima kasih” sebagai basa-basi saja.42

c) Sales Promotion.

Menurut Stanton, promosi penjualan adalah “kegiatan

-kegiatan di luar penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas

yang menstimulasi pembelian oleh konsumen dan keefektifan dealer.

Promosi penjualan dilakukan misalnya dengan pameran, pertunjukan,

demonstrasi serta sebagai kegiatan penjualan luar biasa yang bukan

kerja rutin biasa”.

d) Publicity

Definisi publisitas menurut Swastha, adalah “sejumlah

informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang

disebarluaskan ke masyarakat. Informasi tersebut disampaikan

melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari

sponsor. Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat

promosi yang lain seperti periklanan, personal selling, dan promosi

penjualan. Biasanya, media bersedia mempublisitaskan suatu cerita

apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut dijadikan

berita.43

Menurut Kotler, “publisitas adalah rangsangan non personal

demi permintaan akan sebuah produk, jasa, atau unit usaha dengan

42 Philip Kotler, 1997, Marketing jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 353.

(34)

25

cara menyebarkan berita niaga penting mengenai produk/jasa di

media cetak atau dengan memperkenalkan produk/jasa tersebut lewat radio, televisi, atau pentas, tanpa dibayar oleh sponsor”.44

Pada garis besarnya, publisitas dapat dipisahkan ke dalam dua

kriteria, yakni:

(1) Publisitas Produk (Produk Publicity)

Publisitas produk adalah publisitas yang ditunjukan untuk

menggambarkan atau memberitahu kepada masyarakat/konsumen

tentang suatu produk beserta penggunaannya.

(2) Publisitas Kelembagaan (Institusional Publicity)

Publisitas kelembagaan adalah publisitas yang menyangkut

tentang organisasi pada umumnya.45

e. PelaksanaanRencana Promosi

Pelaksanaan rencana promosi akan melibatkan beberapa tahap,

yaitu menentukan tujuan, mengidentifikasikan pasar yang dituju,

menyusun anggaran, memilih berita, menentukan promotional mix,

memilih media mix, mengukur efektivitas, mengendalikan, dan

memodifikasikan kampanye promosi. Masing-masing tahap baru dapat

dilaksanakan sesudah perusahaan menetapkan tujuan tertentu dalam

promosinya.

1) Menentukan Tujuan

Mengenai tujuan promosi telah dibahas di muka dan

merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan

menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat

skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih

dulu.

44

Philip Kotler, 1997, Marketing jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 341. 45

(35)

26

2) Mengidentifikasikan Pasar yang Dituju

Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam

kampanye promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut

faktor demografis atau psikografis. Pembahasan ini dapat dilakukan

melalui riset pasar. Pasar yang dituju terdiri atas individu-individu

yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut selama periode

yang bersangkutan. Untuk produk baru, tes pemasaran sangat

bermanfaat untuk mengetahui pembeli-pembeli potensial.

3) Menyusun Anggaran

Setelah manajer menentukan tujuan promosinya dan

mengidentifikasikan segmen pasar yang bersangkutan, maka ia

menyusun anggaran promosi. Ini bukan tugas yang sederhana dan

mudah. Sering manajer utama ikut mengambil bagian dalam

keputusan tentang promosi sebagai bagian dari marketing mix.

Pentingnya promosi sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti

tindakan pesaing dan jenis produk.

4) Memilih Berita

Tahap selanjutnya dimulai dengan mempersiapkan berita yang

tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Tentu saja, sifat

berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya.

Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam

siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik

utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih

(36)

27

5) Menentukan Promotional Mix

Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda

pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan

masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif

terhadap perusahaan di antara para pembeli. Periklanannya dapat

dititik-beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli

tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya. Fungsi

personal selling dapat menjelaskan lebih terang tentang berita

periklanan. Personal selling menyatakan penawaran produk atau

jasa sesuai dengan keinginan pembeli. Hal ini mudah dilakukan

karena penjual dan pembeli dapat berinteraksi secara langsung.

Sedangkan promosi penjualan dapat dilakukan misalnya dengan

menawarkan potongan khusus kepada calon pembeli jika mereka

membeli sekarang.

6) Memilih MediaMix

Pemilihan media mix untuk melakukan periklanan dalam

pemasaran akan dibahas lebih mendalam pada bab di belakang.

Dalam hal ini, jenis media yang berbeda akan cenderung ditujukan

pada kelompok yang berbeda.

7) Mengukur Efektivitas

Pengukuran efektivitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap

alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda. Hal ini

akan dibahas pada bab di belakang. Tanpa dilakukannya pengukuran

efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan

(37)

28

8) Megendalikan dan Memodifikasikan Kampanye Promosi

Setelah dilakukan pengukuran efektivitas, ada kemungkinan

diadakan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada

promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi atau cara

pengalokasian anggaran tersebut yang penting perusahaan harus

memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk

menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.46

3. Promosi sebagai Komunikasi dalam Pemasaran

Telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa iklan merupakan

suatu bentuk komunikasi pemasaran dari produsen ke konsumen melalui media komunikasi massa. Menurut Swastha, “periklanan adalah komunikasi

non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan

oleh perusahaan, lembaga, non lembaga, non laba serta individu-individu.”

Demikian juga dengan “promosi dipandang sebagai arus informasi/persuasi

satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang/organisasi kepada

tindakan yang menciptakan pertahanan dalam pemasaran”.

Pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa promosi merupakan

cara berkomunikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong atau

menarik calon konsumen agar membeli produk atau jasa yang dipasarkan.

Promosi dapat juga disimpulkan, bahwa promosi merupakan suatu alat

komunikasi yang bersifat membujuk, agar konsumen mau membeli produk

yang ditawarkan. Sedangkan promosi itu sendiri merupakan suatu alat yang

dipakai untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan mengingatkan kepada

konsumen akan produk yang ditawarkan perusahaan.47

46

Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 359-361. 47

(38)

29

4. Etika dan Konsep Bauran Promosi dalam Perspektif Islam

a. Etika Promosi

Etika promosi adalah bagian dari etika bisnis. Etika bisnis

menunjuk kepada studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi

dan bisnis. Etika merupakan studi atau kajian filosofis bagian dari ilmu

filsafah. Sedangkan etika sebagai praktis adalah etika terapan yang

merupakan pedoman berperilaku sebagai komunitas moral tertentu.

Moral adalah sistem nilai tentang apa yang dianggap baik atau

buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Perbuatan manusia atau

institusi dalam melakukan promosi bisnis adalah baik atau buruk, pantas

atau tidak pantas dinilai dengan pedoman menghormati manusa dan adil

atau tidak. Adapun etika yang harus dilakukan dalam berpromosi sesuai

dengan anjuran Islam dalam hadist adalah:

نَع

Artinya: dari Abi Qotadah al-Anshori dia mendengar Rasulallah SAW bersabda: “jauhkan dirimu dari banyak bersumpah dalam berjualan karena sesungguhnya ia memanipulasi (iklan dagangan) kemudian menghilangkan keberkahan.48 (HR. Ibnu Majah 1808-2239) Shahih. At-Taliq Ar-Raghib (3/31). Muslim(55).

Dalam hadist tersebut dijelaskan, untuk menghindari mudah

mengobral sumpah dalam berpromosi atau beriklan, mengucapkan

janji sekiranya janji tersebut tidak bisa ditepati. Bersumpah secara

berlebihan dilarang dalam etika promosi Islam, mengobral sumpah

tanpa sesuai dengan yang sesungguhnya dapat merusak nilai-nilai

Islami. Sebab banyak dewasa ini perusahaan-perusahaan yang

48

(39)

30

berpromosi dengan melebih-lebihkan dalam berkata melalui iklan.

Allah SWT dan Rasul Nya telah memberikan aturan dan larangan

mengenai hal ini.

Islam sangat melarang memalsu dan menipu karena dapat

menyebabkan kerugian dan kedzaliman serta dapat menimbulkan

permusuhan dan percekcokan.49 Hadits ini menunjukkan besarnya

keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat-sifat ini, karena dia

akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi

di sisi Allah SWT, dengan dikumpulkan bersama para Nabi,

orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat.

Secara komprehensif, ada sembilan etika promosi lain yang

perlu menjadi dasar-dasar/prinsip bagi syariah marketer dalam

menjalankan fungsi pemasaran, yaitu:

(1) Memiliki kepribadian spiritual (takwa)

(2) Berperilaku baik dan simpatik (shidq)

(3) Berlaku adil dalam bisnis (al-‘adl)

(4) Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)

(5) Menepati janji dan tidak curang

(6) Jujur dan terpercaya (al-amanah)

(7) Tidak suka berburuk sangka (su’udzan)

(8) Tidak suka menjelek-jelekkan (ghibah)

(9) Tidak melakukan sogok (riswah)

b. Sistem Bauran Promosi Ditinjau dari Dasar Pemikiran Ekonomi Islam

Ekonomi Islam juga menerapkan promosi yang dilakukan untuk

menawarkan, menginformasikan, menjual produk atau jasa di pasar.

49

(40)

31

Dengan promosi, masyarakat akan mengetahui keberadaan produk atau

jasa. Akhirnya, ia mewujudkan transaksi jual beli. Dalam Islam,

perdagangan diperbolehkan, karena dengan perdagangan dapat menjadi

sarana untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan penjual maupun

kebutuhan pembeli. Penjual mempunyai kebutuhan untuk memperoleh

profit yang maksimal, sedangkan pembeli untuk memenuhi kebutuhan

serta keinginanya.

Prinsip yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW adalah

personal selling, iklan, promosi penjualan dan humas. Namun cara-cara

yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW berbeda dengan promosi

yang dilakukan pada saat ini. Cara yang dilakukan Nabi Muhammad

SAW tidak lepas dari nilai-nilai moralitas.

Promosi pada era Nabi belum berkembang seperti sekarang ini,

dimana seluruh produsen telah menggunakan alat yang serba modern,

media internet, televisi, radio dan lain-lain. Dalam istilah manajemen,

sifat dari Nabi dapat diterjemahkan sebagai supel, cerdas, deskripsi tugas,

delegasi wewenang, kerja tim, cepat tanggap, kordinasi, kendali dan

supervise. Bauran promosi merupakan kombinasi dari alat-alat promosi,

yaitu periklanan, penjualan tatap muka (personal selling), promosi

penjualan dan publisitas yang dirancang untuk menjual barang dan jasa

untuk menjual barang dan jasa secara langsung kita telah melakukan

kegiatan bisnis.

Konsep Al-Qur’an tentang bisnis juga sangat komprehensif.

Parameter yang dipakai tidak menyangkut dunia saja, namun juga

menyangkut urusan akhirat. Al-Qur’an memandang kehidupan manusia

sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Manusia bekerja bukan hanya

(41)

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat

menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Penulis menggunakan

penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian (contohnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya) secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiyah.1

Pendekatan penelitian kualitatif ini juga merupakan pendekatan penelitian

yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

dapat berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

diamati.2 Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif

ini bermaksud agar peneliti ikut berperan serta dalam kehidupan orang yang

diteliti. Peneliti terlibat mengikuti orang-orang yang ia teliti dalam kehidupannya

sehari-hari mereka. Peneliti juga melihat apa yang mereka lakukan, kapan,

dengan siapa dan dalam keadaan apa serta menanyai mereka mengenai

tindakannya.

Peneliti di sini berperan serta untuk memadukan analisis dokumen,

wawancara dengan responden dan informan, partisipasi dan observasi langsung

dan intropeksi.3 Penelitian skripsi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Penulis berusaha untuk menggambarkan dan menjelaskan apa saja yang terjadi di

1

Andi Prastowo, 2011, Metode Penelitian Kualitatif,Ar-Ruzz Media,Yogyakarta, hal. 24. 2

Lexy J. Moleong, 2003, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung, hal. 3. 3

(43)

33

lokasi penelitian tentang bagaimana strategi promosi Program Pelatihan

Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu di Yayasan Pondok

Pesantren Safinatul Huda Surabaya di Jl. Rungkut Tengah Gg. III No. 33,

Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gununganyar Surabaya.

PPTQ SAFINDA ini mempunyai manajemen yang baik, termasuk pada sektor

pemasarannya. PPTQ SAFINDA ini akhirnya banyak dikenal dan mendapat

respon yang baik di masyarakat.

Wilayah Jawa Timur misalnya, beberapa kota yang sudah pernah dibuka

kelas diantaranya adalah Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo,

Situbondo, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan, Sumenep, Gresik,

Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Jombang, Mojokerto, Kediri, Nganjuk,

Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan

Malang.

PPTQ SAFINDA dikenal masyarakat tidak hanya di Jawa Timur saja.

Akan tetapi, PPTQ SAFINDA juga dikenal bahkan di luar pulau Jawa, seperti

Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Hal ini terbukti dari jumlah kelompok

belajar yang telah mendaftar sebagai peserta Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA. Peserta PPTQ SAFINDA di seluruh Indonesia saat

ini (tahun 2016) sudah mencapai 1975 kelompok. Jumlah Peserta yang

mengikuti program ini mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Tahun 2015

sejumlah 1809 kelompok belajar, kini mengalami peningkatan pada tahun 2016

mencapai 1975 kelompok belajar mengaji yang tersebar di beberapa kabupaten

(44)

34

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data

primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini hanya menggunakan jenis

data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian. Data yang diperoleh peneliti di lokasi penelitian, yaitu data yang

masih asli dan masih memerlukan analisa lebih lanjut.4

Peneliti memperoleh

data primer melalui penelitian langsung di lapangan, wawancara dengan

pihak-pihak perusahaan yang berkaitan dan terlibat dalam kegiatan promosi

Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA.

Sumber data primer diperoleh peneliti melalui wawancara dengan

pengasuh/ketua Yayasan, Direktur PPTQ (Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an) SAFINDA dan kepala bidang pengembangan PPTQ.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan usaha untuk melengkapi data suatu penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data itu diperoleh.5

Adapun sumber data yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini

diantaranya:

a. Informan adalah orang yang memberikan informasi atau keterangan

tentang segala sesuatu yang terkait dengan penelitian. Melalui informan ini

diharapkan peneliti dapat menjaring banyak informasi dalam waktu yang

relatif singkat. Di antara informan tersebut adalah Bapak Drs. H. Choirul

Anam selaku ketua yayasan pondok pesantren SAFINDA (Safinatul

Huda), Bapak H. Abdul Aziz selaku direktur PPTQ SAFINDA, dan Bapak Rahmad Tasmu’in selaku ketua bidang pengembangan PPTQ SAFINDA.

4

Marzuki, 1995, Metodologi Riset, BPFE UII,Yogyakarta, hal. 55. 5

(45)

35

b. Dokumen adalah data berupa data-data tertulis mengenai hal-hal yang

berhubungan langsung dengan PPTQ SAFINDA di Yayasan Pondok

Pesantren Safinatul Huda. Data-data tersebut dapat berupa cetakan dalam

bentuk buku, dokumen, arsip, laporan, majalah, dan lain sebagainya yang

ada hubungannya dengan masalah strategi promosi program pelatihan

terjemah Al-Qur’an (PPTQ) di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda

Rungkut Surabaya.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam

penelitian yang akan dilakukan peneliti, dimulai dengan mencari data di

lapangan sampai dengan upaya penelitian untuk menganalisa data yang

diperolehnya. Tahap-tahap penelitian tersebut nantinya akan memberikan

gambaran tentang keseluruhan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis

data sampai pada penulisan skripsi.6

Ketentuan peneliti untuk mengidentifikasi masalah tentang strategi

promosi program pelatihan terjemah Al-Qur’an (PPTQ) dan dampak dari

strategi tersebut di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya,

peneliti menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Invention (Tahap Pra Lapangan)

Invention adalah suatu tahapan persiapan dan membuat desain

penelitian sehingga dalam tahapan ini menghasilkan suatu rencana kerja yang

matang. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengadakan

pejajakan lapangan, kemudian peneliti berusaha untuk:

a. Menyusun rancangan penelitian

6

(46)

36

b. Memiilih lapangan penelitian

c. Mengurus perizinan

d. Menjajaki dan memilih lapangan

e. Memilih dan memanfaatkan Informasi.

f. Menyiapkan peralatan penelitian

2. Discovery (Tahapan Pekerjaan Lapangan)

Discovery, yaitu penelitian difokuskan pada pencarian data di

lapangan. Peneliti menggali data secara eksplorasi yakni pencarian data yang

bersifat meluas dan menyeluruh. Peneliti menggunakan metode part scant

observation, yakni dengan berdomosilinya peneliti di wilayah penelitian

tersebut sehingga dalam mengikuti kegiatan tersebut peneliti secara langsung

melanjutkan pengamatan, wawancara, dan pencatatan lapangan. Uraian

tentang tahapan pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu:

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memahami latar penelitian

dan persiapan diri adalah:

1) Pembatasan Latar dan Penelitian

Untuk memasuki pekerjaan di lapangan, peneliti perlu

memahami latar penelitian terlebih dahulu. Di samping itu, peneliti

perlu mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun secara mental

disamping ia harus mengingat persoalan etika, sehingga diharapkan

semua kegiatan interview dapat berjalan dengan lancar dan maksimal.

2) Memperhatikan Penampilan

Penampilan yang dimaksud adalah penampilan peneliti sendiri.

Peneliti hendaknya menyesuaikan penampilannya dengan kebiasaan,

adat, tata cara, dan kultur latar penelitian. Penampilan fisik bukan hanya

Gambar

Tabel 4.1 Keadaan Sarana dan Prasarana Yayasan Safinatul Huda ..................... 53 Tabel 4.2 Jumlah Peserta PPTQ Safinatul Huda Tiap Tahun .............................
Tabel 4.1
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

kemiskinan absolut menggunakan garis kemiskinan kabupaten kampar 2014 termasuk ke dalam kategori tidak miskindan tingkat kesejahteraan dengan menggunakan 14 indikator

1. Struktur/Jenis Tanah, Jenis tanah tentunya dapat memberi pengaruh terhadap nilai jual lahan tersebut. Tanah berpasir akan memiliki harga yang berbeda dengan tanah

Jl. Hal ini dikarenakan dampak dari penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan berupa kerusakan lingkungan serta overfishing. Di TPI Kedung Malang, alat

Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa tugas da'i yang bersifat nahi munkar adalah upaya liberasi atau memerdekakan dan membebaskan orang lain dari berbagai

Similarly to γ-tocopherol, the content of plastochro- manol-8 was the highest in 2013 (Table 1), when it strong- ly increased with average temperature and total sunshine during

Teknik tangkapan dan kuncian yang pernah kita lihat pada perguruan silat tradisional Pangian mempunyai perbedaan maksud dan tujuan tertentu, kebanyakan teknik

Berdasarkan fenomena yang terjadi maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen dengan mengangkat judul “

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan keberadaan boraks, tingkat pengetahuan pedagang, dan proses