• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN INTERNET ADDICTION DAN NOMOPHOBIA DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN PERSPEKTIF MUFASSIR INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERKAITAN INTERNET ADDICTION DAN NOMOPHOBIA DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN PERSPEKTIF MUFASSIR INDONESIA."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

KETERKAITAN

INTERNET ADDICTION

DAN

NOMOPHOBIA

DENGAN AYAT-AYAT AL-

QUR’AN

PERSPEKTIF

MUFASSIR INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (S-1) dalam Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh :

Moch. Ilham Mauludi NIM: E33212083

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)

KETERKAITAN INTERNET ADDICTION DAN NOMOPHOBIA DENGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN PERSPEKTIF MUFASSIR INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S- 1)

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh :

Moch. Ilham Mauludi NIM: E33212083

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN HADIS FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nama: Moch. Ilham Mauludi

NIM : E33212083

Judul: Keterkaitan Internet Addiction Dan Nomophobia Dengan Ayat-Ayat

Al-Qur’an Perspektif Mufassir Indonesia.

Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena internet addiction dan

nomophobia di era teknologi informasi seperti saat ini. Sehingga fenomena tersebut menarik untuk dikaji dengan tujuan menemukan keterkaitan fenomena internet addiction dan nomophobia dengan ayat al-Qur’an.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pengaruh Internet Addiction dan Nomophobia dalam kehidupan manusia. 2) Bagaimana

keterkaitan antara Internet Addiction dan Nomophobia dengan ayat-ayat al-Qur’an

bahwa kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau dalam pandangan mufassir Indonesia ?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh Internet

Addiction dan Nomophobia dalam kehidupan manusia serta menginformasikan

keterkaitan antara Internet Addiction dan Nomophobia dengan ayat-ayat al-Qur’an

bahwa kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau dalam pandangan mufassir Indonesia.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) dan diskriptif analitis yaitu menggambarkan atau

menjelaskan bagaimana pengaruh Internet Addiction dan Nomophobia dalam

kehidupan manusia dan keterkaitannya dengan ayat-ayat al-Qur’an bahwa

kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau dalam pandangan mufassir Indonesia.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kecanduan internet tentu saja dapat membawa dampak buruk dan juga bahaya bagi kehidupan manusia, baik bagi individu maupun orang lain. Berikut adalah beberapa pengaruh kecanduan internet bagi kehidupan: a) Individualistis, b) Kehilangan Keteraturan, sedangkan

kaitan internet addiction dan nomophobia dalam al-Qur’an bahwa hal itu

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ... i

SAMPUL DALAM ... ii

ABSTRAK ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Kegunaan Penelitian ... 11

F. Kajian Pustaka ... 12

G. Metodologi Penelitian ... 15

(8)

BAB II : INTERNET ADDICTION DAN NOMOPHOBIA SERTA PENAFSIRAN UMUM AYAT-AYAT PERMAINAN DAN SENDA GURAU

A. Pengertian Internet Addiction dan Nomophobia ... 19

B. Pengaruh, Faktor dan Dampak Internet Addiction dan Nomophobia

dalam Kehidupan Manusia ……….. ... 23

C. Pengertian Muhkam dan Mutashabih ... 29

BAB III : TELAAH PANDANGAN MUFASSIR INDONESIA TERHADAP- AYAT-AYAT PERMAINAN DAN SENDA GURAU SERTA- KAITANNYA DENGAN INTERNET

ADDICTION DAN- NOMOPHOBIA

A. Penafsiran Mufassir Indonesia Terhadap Ayat Dunia Sebagai

Permainan dan Senda Gurau ... 53

B. Keterkaitan Ayat-ayat Al-Qur’an bahwa Kehidupan Dunia

adalah Permainan dan Senda Gurau dengan Internet Addiction

dan Nomophobia ... 91

BAB IV : PENUTUP

A. Simpulan ... 101

B.Saran ... 101

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an al-Kari>m adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya

selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan Allah

kepada Rasulullah untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju

yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah

menyampaikan al-Qur’an itu kepada para sahabatnya – orang-orang Arab asli –

sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka

mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakannya

kepada Rasulullah.1

Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia ke jalan yang diridhai

Allah (hudan li al-na>s) dan berfungsi pula sebagai pencari jalan keluar dari

kegelapan menuju alam terang-benderang. Fungsi ideal al-Qur’an itu dalam

realitasnya tidak begitu saja dapat diterapkan, akan tetapi membutuhkan

pemikiran dan analisis yang mendalam. Harus diakui ternyata tidak semua

al-Qur’an yang tertentu hukumnya sudah siap pakai. Banyak ayat-ayat yang masih

global dan musytarak yang tentunya memerlukan pemikiran dan analisis khusus

untuk menerapkannya.2

1 Manna>’ Khali>l al-Qat}t}an

, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), 1.

2

(10)

2

Dalam upaya pemusatan pemikiran dan analisis dalam menetapkan

sekaligus ketentuan hukum yang dikandung dalam al-Qur’an itulah diperlukan

penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an.3

Pada hakikatnya, secara garis besar al-Qur’an membahas 2 hal pokok,

yaitu ibadah dan muamalah. Dalam hal ibadah yaitu menjelaskan hubungan

manusia dengan Allah, sedangkan dalam hal muamalah menjelaskan tentang

hubungan manusia dengan manusia dalam kehidupan. Muamalah di sini

menyangkut banyak hal dan banyak aspek yang berkenaan dengan aktifitas yang

dilakukan manusia yang berhubungan dengan manusia lainnya. Salah satu

aktifitas dalam berhubungan dengan manusia (h}ablum min an-na>s) adalah

komunikasi.

Al-Qur’an sendiri menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.

Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya berkomunikasi. Al-Qur’an

memberikan beberapa kata kunci yang berhubungan dengan hal itu. Al-Syaukani,

misalnya mengartikan kata kunci al-baya>n sebagai kemampuan berkomunikasi.4

Kemampuan bicara berarti kemampuan berkomunikasi. Berkomunikasi

adalah sesuatu yang dihajatkan di hampir setiap kegiatan manusia. Dalam sebuah

penelitian telah dibuktikan, hampir 75% sejak bangun dari tidur manusia berada

dalam kegiatan komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat membentuk saling

pengertian dan menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-sayang,

menyebar-kan pengetahuan, dan melestarimenyebar-kan peradaban. Amenyebar-kan tetapi, dengan komunikasi,

3 Ibid.

4M. Ali> al-S}abu>ni>

(11)

3

juga kita dapat menumbuh-suburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan,

menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran.5

Kenyataan ini sekaligus memberi gambaran betapa kegiatan komunikasi

bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh setiap manusia. Anggapan ini

barangkali didasarkan atas dasar asumsi bahwa komunikasi merupakan suatu yang

lumrah dan alamiah yang tidak perlu dipermasalahkan. Sedemikian lumrahnya,

sehingga seseorang cenderung tidak melihat kompleksitasnya atau tidak

menyadari bahwa dirinya sebenarnya berkekurangan atau tidak berkompeten

dalam kegiatan pribadi yang paling pokok ini. Dengan demikian, berkomunikasi

secara efektif sebenarnya merupakan suatu perbuatan yang paling sukar dan

kompleks yang pernah dilakukan seseorang.6

Karena sulit dan sukarnya jalinan komunikasi tersebut dan ditambah dalam

masa yang modern dan demi lancarnya komunikasi, sekarang manusia di

hadapkan dengan banyak hal yang berhubungan dengan perkara-perkara serba

canggih atau elektronik. Misalnya kebutuhan manusia akan Handphone,

seakan-akan HP adalah alat yang harus dimiliki setiap orang dan seseakan-akan-seakan-akan menjadi

kebutuhan primer. Tidak hanya itu bahkan di era globalisasi seperti saat ini

manusia menghadirkan internet yang tujuan awalnya adalah untuk memperlancar

5

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), xx. 6

(12)

4

dan mempermudah komunikasi, serta membangun relasi yang tidak terbatas.

Tetapi hadirnya internet tidak terlepas dari dampak negatif dan penyalahgunaan.7

Media sosial (medsos) seperti Twitter, Facebook, Instagram, Path, dll

contohnya, di kehidupan seperti sekarang ini memang sulit untuk dipisahkan.

Beberapa akun yang harus terhubung dengan fasilitas internet itu banyak

digunakan oleh generasi yang hidup diera global seperti saat ini untuk

membangun relasi, pertemanan maupun hanya sekedar berbagi kebahagiaan.8

Pengguna internet dapat memanfaatkan untuk browsing mengakses

beraneka ragam informasi dari sesuatu yang berkaitan dengan hobi, bisnis,

pendidikan, pekerjaan bahkan sampai situs yang dikategorikan sebagai hal yang

berdampak negatif yang disebut cybercrime (hacking, cracking, dan carding),

internet gambling, dan cybersex atau cyberporn. Sebagian dari mereka juga

menggunakan internet untuk hal yang memang berkaitan dengan komunikasi

seperti: email (surat-menyurat internet), cyberfriends (chatting atau tukar

infoemasi), diskusi melalui fasilitas mail list, dan melakukan teleconferencing

melalui VOIP (voice over internet protocol).9

Internet menjadi media yang sangat penting bagi kehidupan, hal ini terjadi

karena pada dasarnya kebutuhan setiap individu beraneka ragam, sehingga adanya

kebutuhan inilah yang menimbulkan motif untuk menemukan informasi pada

sebuah media yang dianggap paling tepat yaitu internet. Kemudahan dan

7

Ibid. 8

Ibid. 9

(13)

5

keanekaragaman yang disediakan oleh internet menjadi curahan waktu untuk

menggunakannya semakin meningkat.10

Peningkatan curahan waktu dan pengguna internet yang sangat intensif ini

menimbulkan berbagai permasalahan dan akibat yang luar biasa bagi generasi

yang hidup untuk saat ini, baik masalah yang terjadi karena dampak dari internet

maupun masalah karena terlalu intensif dengan gadget atau komputer sehingga

lupa dengan apa yang harus dilakukan dan yang menjadi kewajiban dan

tanggungannya, di kalangan ahli psikologi sendiri fenomena ini dikenal dengan

istilah internet addiction (kecanduan internet).11

Istilah kecanduan internet (internet addiction) sebagai sebuah topik kajian

yang relatif baru memperoleh tanggapan yang beragam dari berbagai kalangan

khususnya dunia akademik dan psikologi. Istilah ini dimunculkan pertama kali

oleh Kimberly Young pada tahun 1996 (Young, 1996).12 Meskipun pada periode

sebelumnya telah banyak perhatian ahli psikologi untuk mengkaji masalah

interaksi antara komputer dengan manusia (human computer interaction), namun

kontroversi timbul karena digunakannya istilah addiction (kecanduan) oleh

Young.13

10

Mukodim D, Ritandiyono, Sita H.R, ―Peranan Kesepian dan Kecenderungan Internet Addiction Disorder terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Gunadarma‖. Jurnal Gunadarma, Vol.2 (Nopember, 2015), 12.

11 Ibid. 12

Eka, Prasetiya. ―Fenomena Internet AddictionPada Mahasiswa‖, Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, 2014), 2.

(14)

6

Kecanduan didefinisikan sebagai suatu keinginan yang intens dan

berlebihan (kompulsif) akan sesuatu atau perilaku tertentu disertai dengan ketidak

mampuan untuk mengontrol diri. Seseorang yang mengalami kecanduan akan

mengalami peningkatan toleransi dan beranggapan bahwa apa yang dilakukannya

masih dalam batasan toleransi dirinya. Individu tersebut akan menempatkan

kebutuhan pemuasan ketergantungan di atas kebutuhan-kebutuhan yang lain untuk

segera melepaskan diri dari situasi yang tidak menyenangkan.14

Selain internet addiction yang melanda kalangan era gobal khususnya

objek kajian penelitian ini (Indonesia) akibat mudahnya mengakses internet,

fenomena lain yang muncul akibat dari internet sendiri adalah fenomena

nomophobia (no mobile phobia), Nomophobia mungkin menjadi istilah yang

masih sangat asing di telinga kita. Istilah ini sebenarnya ditujukan bagi mereka

yang merasa takut kehilangan ponsel dan merasa tidak bisa jauh dari ponselnya.

Perasaan tersebut merupakan sindrom ketakutan berlebihan dan perasaan cemas

yang timbul bila tidak berada di dekat ponselnya. Saat ini, sindrom nomophobia

semakin hari kian banyak dialami orang. Alasan utamanya adalah karena perilaku

orang-orang saat ini yang memang begitu dekat dan sangat akrab dengan yang

namanya ponsel.15

Mungkin sudah menjadi seorang nomophobia jika mengalami khawatir

yang berlebihan jika ponsel hilang atau tidak sedang bersama dengan dirinya.

14 Elia Heman, ―

Kecanduan Berinternet dan Prinsip-prinsip untuk Menolong Pecandu Internet‖, Jurnal Teologi dan Pelayanan, Vol. 3 No. 3 (Agustus 2002), 24.

(15)

7

Sebenarnya di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini sindrom ini wajar

terjadi. Hal ini karena generasi muda dibuat secara tidak langsung bergantung

pada ponsel.16

Bagi beberapa orang ponsel sepertinya telah menjadi bagian yang sangat

penting dalam hidup mereka selayaknya seorang teman dekat. Ponsel seperti

sudah menjadi kebutuhan utama. Melakukan apapun bisa lewat ponsel, mulai dari

sekedar berkirim pesan, melakukan percakapan (panggilan), merekam atau

menonton video, foto-foto, browsing dan update status tentang hal kecil sekalipun

di jejaring sosial, dengan menggunakan ponsel. Hal-hal tersebut lambat laun

―mengikat‖ orang untuk menjadi semakin bergantung dan tidak bisa jauh dari

ponsel.17

Di Indonesiapun gejala Nomophobia ini sebenarnya sudah sering di

jumpai. Bila naik angkutan umum atau jalan-jalan di pusat perbelanjaan, akan di

dapati mereka yang sangat asyik dengan ponselnya terutama smartphone. Mereka

seperti tak peduli dengan sekitar dan fokus hanya ke ponsel.18

Semua pola pandang atau paradigma diatas tentunya harus diperbaiki,

karena kecanduan merupakan hal yang sangat merugikan diri sendiri maupun

orang lain. Fenomena semacam ini tentu membutuhkan perhatian yang khusus

dari berbagai kalangan termasuk di dalamnya adalah perhatian dari Islam. Dalam

al-Qur’an surat QS. al- an’am 32 dijelaskan:

16 Ibid 17

Ibid 18

(16)

8

ٌوحَََو ُبِعَل اَيح نُدلا ُةوَيَحْا اَمَِإ

ج

حؤُ تنِإَو

حمُكَلَاوحمَأ حمُكحلَءحسَي َاَو حمُكَروُجُأ حمُكِتحؤُ ي حاوُقم تَ تَو حاوُنِم

19

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia

tidak akan meminta harta-hartamu.‖

Dalam ayat ini Allah menggunakan pembatasan innama>(hanyalah)

untuk merendahkan urusan-urasan dunia dengan mengatakan bahwa hasil atau

kesimpulan aktivitas dunia itu tidak lain hanyalah permainan dan sendau gurau

belaka.

Imam Ibnu Katsir mengatakan hal itu berlaku bagi semua kegiatan

manusia di dunia dengan kekecualian, yakni kegiatan yang dilakukan dalam

rangka mencari keridloaan Allah Swt. Kekecualian ini nampak dalam lanjutan

ayat tersebut :―Jika kalian beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan

pahala kepada kalian. Artinya, segala aktivitas yang dibangun atas dasar

keimanan –termasuk iman kepada akhirat--, dan ketakwaan –sesuai dengan

syari’at Allah--, dan dalam rangka mencari keridloan Allah itu tidak termasuk

dalam kehidupan hina.

Sedangkan Mufasir Indonesia seperti Hamka dan Quraish Shihab dalam

tafsirnya memaparkan bahwa maksud daripada ayat tersebut adalah sesuatu

kegiatan yang tidak jelas maksud dan tujuannya; baik untuk mencari manfaat atau

19

(17)

9

untuk menolak mudharat.20 Yakni aktivitas yang sia-sia dan tanpa tujuan. Apa

yang dihasilkannya tidak lain menyenangkan hati dan menghabiskan waktu.

Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini diadakan, Pendapat

dari Mufasir Indonesia dapat dikaitkan dengan fenomena yang terjadi seperti saat

ini.

Berangkat dari pemaparan di atas, persoalan fenomena internet addiction

jika ditinjau dan dianalisis menggunakan kitab tafsir menarik untuk dikaji karena

terdapat beberapa pendapat bagaimana sesungguhnya fenomena yang terjadi di

era globalisasi seperti saat ini kemudian dikaitkan dengan ayat al-Qur’an.21

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka penulis tergugah untuk

mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “KETERKAITAN

INTERNET ADDICTION DAN NOMOPHOBIA DENGAN AYAT-AYAT

AL-QUR’AN PERSPEKTIF MUFASSIR INDONESIA”

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari paparan di atas, masalah pokok yang terdapat dalam kajian

ini adalah sikap al-Qur’an tentang adanya fenomena yang baru yaitu internet

addiction.Adapun masalah-masalah yang teridentifikasi adalah:

1. Apa yang melatar belakangi adanya fenomena internet addiction

2. Bagaimana cara yang tepat untuk menyelesaikan/ menyikapi internet

addiction yang terjadi pada masyarakat

20

Abdul Karim Amrullah, Tafsir al-Azhar, Vol 7 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2007), 244. 21Quraish Shihab, ―

(18)

10

3. Apa yang melatar belakangi timbulnya fenomena nomophobia

4. Bagaimana solusi mencegah terjadinya nomophobia

5. Bagaimana solusi yang ditawarkan al-Qur’an dan ulama kontemporer

terkait internet addiction

Untuk memberikan arahan yang jelas dan ketajaman analisa dalam

pembahasan, maka diperlukan pembatasan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini. Penelitian ini akan membahas dan difokuskan pada pendapat

mufasir Indonesia dalam menyikapi ayat yang berhubungan dengan kehidupan

dunia yang berkaitan dengan fenomena internet addiction dan nomophobia.

C. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang jelas terhadap permasalahan yang diteliti,

maka perlu kiranya ada perumusan masalah. Rumusan masalah yang dimaksud

adalah:

1. Bagaimana pengaruh Internet Addiction dan Nomophobia dalam

kehidupan manusia ?

2. Bagaimana keterkaitan antara Internet Addiction dan Nomophobia

dengan ayat-ayat al-Qur’an bahwa kehidupan dunia adalah permainan

dan senda gurau dalam pandangan mufassir Indonesia ?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengaruh Internet Addiction dan Nomophobia

(19)

11

2. Untuk mengetahui keterkaitan antara Internet Addiction dan

Nomophobia dengan ayat-ayat al-Qur’an bahwa kehidupan dunia

adalah permainan dan senda gurau dalam pandangan mufassir

Indonesia.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan dalam

bidang tafsir.Agar hasil penelitian ini betul-betul jelas dan benar-benar berguna

untuk perkembangan ilmu pengetahuan, maka perlu dikemukakan kegunaan dari

penelitian ini.

Adapun kegunaan hasil penelitian ini ada dua yaitu:

1. Kegunaan secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan yang kemudian diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan ilmu keagamaan khususnya bidang tafsir.

2. Kegunaan secara praktis

Implementasi penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi agar

dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai keterkaitan

fenomena internet addiction dan nomophobia dengan al-Quran. Serta bisa

menggunakan internet dan fasilitas dunia modern yang berlandaskan dan

(20)

12

F. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

keorisinilan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, setelah

dilakukan telaah pustaka penulis menemukan beberapa karya yang membahas

masalah yang serupa dengan penelitian ini, yaitu:

A. Skripsi

1. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Kecanduan

Mengakses Internet Pada Remaja di Warung Internet Orange. Skripsi

Ramadhani Dini Ayu, tentang psikologis, Surabaya tahun 2008.

Skripsi ini membahas hubungan kontrol diri dengan kecanduan

mengakses internet, penelitian ini dilakukan pada remaja yang mana

sifat dari remaja tersebut merupakan sifat yang masih labil sehingga

penelitian ini lebih menarik untuk dilakukan, akan tetapi dalam

membahas hubungan tersebut tidak menyebutkan kaitan kecanduan

internet dengan al-Quran karena pada dasarnya penelitian ini bersifat

kualitatif.

2. Eka Citra Prasetiya, ―Fenomena Internet Addiction Pada Mahasiswa‖

(Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora UIN Sunan Kalijaga, 2014). Skripsi ini membahas

fenomena yang terjadi pada mahasiswa dalam lingkungan UIN Sunan

Kalijaga terkait dengan internet addiction, faktor yang mempengaruhi,

(21)

13

B. Artikel

1. Studi Korelasi Implementasi Fiqh Parenting Terhadap Pola Internet

Sehat Dalam Pendidikan Islam, Muhammad Ismail, Juni 2014. Artikel

ini membahas tentang korelasi implementasi fiqh parenting (

pendampingan esensial fiqh) yaitu berisi opini peneliti terkait

pendampingan dengan pola fiqh untuk menggunakan internet sehat.

2. Perilaku Plagiarisme Internet: Studi Tentang Perilaku Plagiarisme

Internet Di Kalangan Mahasiswa S1 Fak. Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Airlangga, Ririn Puspita Mahesti. Penelitian ini membahas

beberapa data dan opini yang ditulis oleh peneliti terkait plagiarisme

mahasiswa dalam berbagai tugasnya.

3. Perilaku Sosial Internet (Online Sosial Behaviour) Studi Descriptif

Tentang Interaksi Sosial Online Di Kalangan Komunitas Kaskus

Regional Surabaya, Alyusi, Shiefti Dyah. Penelitian ini menguraikan

beberapa perilaku yang dilakukan oleh komunitas internet dalam

berinteraksi dengan komunitasnya.

C. Jurnal

1. Internet Addiction Disorder (Studi Deskriptif Mahasiswa Ilmu Sosial

Internet Addicts) Oleh: Ardhyana Rokhmah Pratiwi, dkk. Jurnal ini

membahas masalah, antara lain (1) Mengapa para mahasiswa menjadi

Intenet Addicts?, (2) Latar Belakang dan alasan apa yang mendorong

(22)

14

bertujuan untuk mengekplorasi dan mendeskripsikan mengapa

mahasiswa menjadi intenet addicts.

2. Hubungan Antara Self Control Dengan Internet Addiction Pada

Mahasiswa, Oleh: Sari Dewi Yuhana Ningtyas Jurusan Psikologi,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang Indonesia.

Jurnal ini membahas hubungan self control dengan internet addicts,

sedangkan hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan

negatif antara self control dengan internet addiction.

3. Peranan Kesepian Dan Kecenderungan Internet Addiction Disorder

Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma, Oleh

Didin Mukodim, Ritandiyono, Harumi Ratna Sita, Jurusan Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Penelitian ini

dilatarbelakangi resiko mahasiswa untuk mendapatkan kecenderungan

Internet addicted disorder. Hal itu dikarenakan status mahasiswa di

perguruan tinggi untuk mendapatkan semua informasi.

4. PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET ADDICTION DI

KALANGAN MAHASISWA (Studi Deskriptif Tentang Perilaku

Penggunaan Internet Dikalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri

(FISIP UNAIR) Dengan Perguruan Tinggi Swasta (FISIP UPN) Untuk

Memenuhi Kebutuhan Informasinya), oleh Iik Novianto. Penelitian ini

membahas perilaku penggunaan internet yang dilakukan oleh

(23)

15

antara lain: motif kognitif, pengawasan hiburan dan menghabiskan

waktu.

Dari beberapa karya di atas, menunjukkan bahwasannya belum ada yang

membahas penelitian tersebut dengan keterkaitan fenomena internet addiction dan

nomophobia dengan al-Quran perspektif mufassir indonesia yang akan dijelaskan

sebagaimana dalam penelitian ini.

G. Metodologi Penelitian

1. Model dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif yang dimaksudkan untuk mendapatkan

data tentang kerangka ideologis, epistimologis, dan asumsi-asumsi metodologis

pendekatan terhadap kajian tafsir dengan menelusuri secara langsung pada

literatur yang terkait.

Jenis penelitian adalah library research (penelitian kepustakaan) yaitu

penelitian yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data

penelitiannya.22 Dengan cara mencari dan meneliti ayat yang dimaksud, kemudian

mengelolanya memakai keilmuan tafsir.

2. Sumber Data

Penelitian ini bercorak library murni, dalam arti semua sumber datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

Karena studi ini menyangkut al-Qur’an secara langsung maka sumber pertama

dan utamanya adalah:

22

(24)

16

1. Kitab al-Qur’an. Mushaf yang digunakan sebagai pegangan adalah

Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditashih oleh Departemen Agama

R.I. Jakarta, Tanggal 28 Februari 1990.

2. Sebagai dasar rujukan untuk analisis penafsiran yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas digunakan beberapa karya mufassir Indonesia

antara lain, 1.al-Ibri>z Li al Ma’rifah Tafsir al-Qur’an al-‘Azizkarya

Kiai Bisri Musthofa

3. Tafsir Al-Misba>h karya M. Quraish Shihab

4. Tafsir Al-Azhar karya Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka).

Data sekunder yaitu data yang melengkapi atau mendukung data primer

yang ada. Dalam hal ini adalah buku referensi yang berkaitan dengan pokok

permasalahan dalam penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau cara yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan fokus pembahasan, kemudian mengklarifikasi

sesuai dengan sub bahasan dan penyusunan data yang akan digunakan dalam

penelitian berdasarkan konsep-konsep kerangka penulisan yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

4. Teknik Analisa Data

Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder diklasifikasi

dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing.Selanjutnya dilakukan

telaah mendalam atas karya-karya yang memuat objek penelitian dengan

(25)

17

pesan dan mengelolahnya dengan tujuan menangkap pesan yang tersirat dari satu

atau beberapa pernyataan.23 Selain itu, analisis isi dapat juga berarti mengkaji

bahan dengan tujuan spesifik yang ada dalam benak peneliti.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mengarahkan alur pembahasan secara sitematika dan

mempermudah pembahasan maka penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa

Bab dengan rasionalitas sebagi berikut.

Bab Pertama, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah untuk

memberikan penjelasan secara akademis mengapa penelitian ini perlu dilakukan

dan hal apa yang melatarbelakangi penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan

rumusan masalah agar penelitian ini lebih terfokus. Setelah itu, dilanjutkan

dengan tujuan dan kegunaan penelitian untuk menjelaskan dimana posisi penulis

dalam hal ini dan dimana letak kebaruan penelitian ini, kajian pustaka merupakan

beberapa kumpulan penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan permasalahan

penulis dan berisi perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu,

sedangkan metodologi penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana cara

yang akan dilakukan dalam penelitian ini dan sitematika pembahasan merupakan

rincian penulisan dari isi penelitian ini.

Bab kedua, Penulis akan mengulas kaitan internet addiction dan

nomophobia, pengaruh, faktor dan dampak internet addiction dan nomophobia

dalam kehidupan, dilanjutkan pengertian muhkam dan mutashabih dan penafsiran

23

(26)

18

umum ayat-ayat al-Qur’an bahwa kehidupan dunia adalah permainan dan senda

gurau.

Bab ketiga, melakukan deskripsi tentang penafsiran mufassir Indonesia

tentang ayat-ayat al-Qur’an bahwa kehidupan dunia adalah permainan dan senda

gurau, dilanjutkan dengan analisis keterkaitan ayat-ayat al-Qur’an bahwa

kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau dengan internet addiction dan

nomophobia.

Bab keempat, merupakan bab penutup yang mencakup kesimpulan dan

(27)

BAB II

INTERNET ADDICTION DAN NOMOPHOBIA

SERTA PENAFSIRAN UMUM AYAT-AYAT PERMAINAN DAN SENDA GURAU

A. Pengertian Internet Addiction dan Nomophobia

Internet addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang

ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek

candu Pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan

dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya.1

Internet Addiction sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi

akan mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam

perkawinan bahkan perceraian.2 Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan

kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet

seperti: jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan

lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan

statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara

bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan

1Sari Dewi Yuhana Ningtyas,‗‗Hubungan

Antara Self Control dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa‖, Educational Psychology Journal, (Juni 2012), 26.

(28)

20

himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa

kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.3

Greenfield menemukan bahwa pecandu online merasakan rasa

perpindahan ketika online dan tidak mampu mengelola aspek-aspek utama dari

kehidupan mereka karena mereka keasyikan dengan online. Mereka mulai

kehilangan tenggat waktu yang penting di tempat kerja, menghabiskan lebih

sedikit waktu dengan keluarga mereka, dan perlahan-lahan menarik diri dari

rutinitas normal mereka. Mereka mengabaikan hubungan sosial dengan

teman-teman mereka, rekan kerja, dan dengan komunitas mereka, dan akhirnya, hidup

mereka menjadi tidak terkendali karena internet. Seperti kecanduan, mereka

menjadi dikonsumsi dengan kegiatan internet mereka, lebih memilih game online,

chatting dengan teman online, atau perjudian melalui internet, secara bertahap

mengabaikan keluarga dan teman-teman dalam pertukaran untuk waktu soliter di

depan komputer.4

Hasil suatu pendapat online oleh salah satu internet provider di Jerman,

yang diikuti oleh sekitar 1900 responden, menyatakan bahwa sekitar 12%

responden menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk online, dan sekitar

13% responden mengaku menghabiskan waktu 6-10 jam sehari untuk online. Di

China, sekitar 6,4% mahasiswanya mengalami kecanduan internet. Rata-rata,

mereka menghabiskan 38,5 jam dalam seminggu untuk online. Sedangkan di

Finlandia, banyak remaja yang sedang menjalani wajib militer terpaksa

3

Ibid 4

(29)

21

dipulangkan, karena internet addiction, dan tidak dapat beradaptasi dengan baik

dengan remaja-remaja lainnya.5

Seorang pakar psikolog di Amerika David Greenfield menemukan sekitar

6% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orang-orang tersebut

mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat bius, yaitu lupa waktu dalam

berinternet. Kebanyakan orang yang kecanduan internet ini dikarenakan mereka

menemukan kepuasan di internet, yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata.

Internet telah membuat remaja kecanduan, karena di internet menawarkan

berbagai fasilitas informasi, mainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak

ingin meninggalkan internet. Kebanyakan mereka terperangkap pada aktivitas

negatif seperti games, judi dan sex online walaupun tidak semua.6

Pecandu internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online

sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya Internet

addiction sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol, dan judi akan

mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam

perkawinan bahkan perceraian.7

Ketidakmampuan seseorang dalam mengontol diri untuk terkoneksi

dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalah cikal bakal dari

lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di Amerika Serikat sendiri telah berdiri

panti rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet.

5

Sari Dewi, Hubungan Antara, 26. 6

Elia, Kecanduan Berinternet, 54. 7

(30)

22

Kebiasaan yang tidak terkendali memang terkadang dapat menimbulkan petaka

tersendiri bagi diri kita, dengan tidak bisa mengatur lamanya durasi berinternet,

menghabiskan waktu dan menghancurkan semua tanggung jawab dalam

kehidupan.8 Tetapi, Pengguna internet yang mempunyai self control yang tinggi

akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.

Setiap individu yang mempunyai kontrol diri yang tinggi dapat mampu

mengatur penggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, mampu

menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan, mampu memadukan aktivitas

online dengan aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya.9

Sedangkan pengertian dari nomophobia adalah perasaan panik, gamang,

ketakutan, fobo, atau cemas saat jauh atau tidak memegang telepon genggam,

handphone, atau smartphone. Nomophobia kependekan dari No Mobile Phone

Phobia.10

Bahaya penyakit nomophobia antara lain akan lebih banyak menghabiskan

waktu menatap layar handphone dibandingkan dengan menatap lawan bicara dan

tidak konsentrasi pada pekerjaan. Waktu 24 sehari akan habis disedot oleh "sihir"

HP yang umumnya terkoneksi dengan internet.11

Istilah nomophobia pertama kali teridentifikasi tahun 2008. Seiring dengan

kemajuan teknologi, fenomena nomophobia semakin sering ditemukan dalam

8

Sari Dewi, Hubungan Antara, 27. 9

Ibid. 10

Nurul Falah, ― Pengertian dan bahaya nomophobia‖. CB Magazineonline. (27 Januari 2015).

(31)

23

kehidupan sehari-hari terutama di kalangan para pemuda. Fenomena nomophobia

memang tidak bisa dilepaskan dari ledakan trend media sosial yang kian

menjamur --Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan media sosial lainnya.12

Orang yang mengalami nomophobia biasanya terjadi karena kecanduan

media sosial. Ia akan sulit fokus dalam percakapan langsung, karena

konsentrasinya terbagi antara mendengarkan lawan bicara dan mengecek akun

pribadinya.13Lama-kelamaan dia akan terasing dari lingkungnnya sendiri.

Meskipun begitu, ada pula mereka yang tidak terlalu terpengaruh dengan gadget

dan media sosial yang dimilikinya.14

B. Pengaruh, Faktor dan Dampak Internet Addiction dan Nomophobia dalam Kehidupan Manusia

Kecanduan internet atau dalam istilah medis Internet Addiction Disorder

(IAD) mulai menjadi masalah yang kerap menghinggapi pengguna, terutama anak

muda. Kecanduan Internet ini bisa kita artikan ketagihan menggunakan Internet

sepanjang hari tanpa henti. Kata "candu" menunjukkan sesuatu yang buruk yang

berarti berakibat pada suatu gangguan mental atau bahkan gangguan yang lain.

Orang yang kecanduan berarti ia ketagihan untuk mengkonsumsi candu

berulang-ulang.15

12

Ibid. 13

Ibid. 14

Ibid. 15

(32)

24

Adapun faktor penyebab kecanduan Internet adalah sebagai berikut:

1. Masalah Pribadi

Sebagai manusia tentunya kita tidak bisa lari dari berbagai masalah

yang muncul setiap harinya. Meskipun berulang kali diselesaikan, tapi

masalah baru selalu muncul dan memberikan warna tersendiri bagi

hidup manusia. Bagi beberapa orang, masalah-masalah tersebut justru

membuat hidup mereka lebih bermakna. Namun berbeda dengan

'calon' pecandu internet.16

Masalah-masalah yang muncul tiada henti sering membuat mereka

membutuhkan sesuatu untuk 'menyandarkan' diri, dan internet adalah

salah satunya. Kecanduan internet yang disebabkan oleh masalah

pribadi seperti ini biasanya mirip dengan kecanduan rokok, alkohol,

dan narkoba.

Tingkat stres yang tinggi dan kondisi mental juga kerap membuat

seseorang lebih suka berpaling ke internet, menjadikannya obat utama

selain berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, seorang

istri yang tidak mendapatkan perhatian dari suaminya berpotensi untuk

mencari perhatian lain dari orang asing di internet. Jika dibiarkan hal

ini dapat membuat wanita tersebut kecanduan internet. Bahkan, bisa

saja setiap kali ada masalah dengan suami, dia akan menjadikan

internet sebagai tempat 'curahan hati'.17

16

Ibid. 17

(33)

25

2. Respon Biokimia Otak

Dalam beberapa kasus kecanduan, muncul sebuah perasaan nikmat

saat mereka terkoneksi dan dapat berselancar di dunia maya. Perasaan

senang atau nikmat tersebut kemungkinan besar terkait dengan hormon

endorphin yang dikeluarkan oleh hipotalamus otak.18

Hormon ini keluar saat seseorang bahagia, seperti saat mengakses

internet. Keluarnya hormon endorphin sendiri berbeda pada tiap orang,

tergantung dari kebiasaan mereka. Oleh sebab itu, jika seseorang mulai

terbiasa dengan kebahagiaan di internet secara berlebihan, terdapat

kemungkinan bila dia kelak menderita IAD.19

Karena endorphin sendiri adalah anti nyeri alami, tidak jarang

seseorang dapat terus menerus online dengan posisi yang sama tanpa

merasa lelah atau nyeri. Padahal, jika melakukan kegiatan lain dengan

posisi yang sama, misalnya mengerjakan tugas, akan lebih mudah bagi

mereka untuk merasa capai atau pegal. Perlu diketahui bila hormon

endorphin juga turut menjadi penyebab munculnya kelainan jiwa lain

seperti OCD (Obsessive Convulsive Disorder). Sama seperti orang

yang mengalami OCD, mereka tidak akan cepat puas jika hanya dapat

online dalam waktu yang sebentar.20

18Dullah, ―Lima Penyebab Kecanduan Dunia Maya‖

, http//merdeka.com/2013/03/12/(13- Desember 2015, 12:53.)

19 Ibid. 20

(34)

26

3. Rasa Malu Berlebih

Rasa malu dapat diartikan sebagai perasaan tidak nyaman saat

melakukan sebuah interaksi dengan orang lain atau ketika masuk

kesegala hubungan sosial dengan masyarakat. Rasa malu yang berlebih

kerap membuat seseorang menjauh dari apa yang mereka cita-citakan,

meningkatkan kecemasan, hingga pikiran negatif.21

Seseorang yang memiliki rasa malu tinggi saat melakukan interaksi

di dunia nyata seringkali lebih nyaman saat berkomunikasi di dunia

maya. Internet juga menawarkan sesuatu yang sulit didapat di dunia

nyata, yakni 'profil' anonim. Dengan menjadi anonim, seseorang dapat

bebas berekspresi tanpa perlu takut identitasnya diketahui.22

Saat online secara anonim, rasa malu bisa hilang dan dapat

berinteraksi tanpa rasa takut atau bahkan penyesalan. Hal ini lah

menjadi awal mula ketergantungan internet. Internet dapat dianggap

menjadi satu-satunya tempat mereka bisa bebas dan menjadi diri

sendiri.23

Tentu saja hal ini tidak selamanya berdampak negatif, namun

banyak yang akhirnya mengabaikan interaksi sosial di dunia nyata

yang sebenarnya jauh lebih penting. Alhasil, banyak netizen dengan

IAD yang hubungan keluarga atau pertemanannya rusak.24

21

Elia Heman, Kecanduan Berinternet, 12. 22

Ibid. 23

Ibid. 24

(35)

27

4. Internet Sebagai Sarana Melarikan Diri

Alasan yang keempat ini sebagai gabungan dari masalah pribadi

dan rasa malu berlebih. Saat kedua hal tersebut terjadi pada seorang

netizen, maka dirinya bisa menganggap interaksi via dunia maya

menjadi sangat berguna. Bahkan tidak sedikit, orang dengan masalah

berjibun menganggap forum-forum atau jejaring sosial sebagai sarana

untuk relaksasi.25

Tetapi perlu disadari jika motivasi untuk relaksasi tersebut bisa

berkembang seiring dengan mengalirnya waktu. Saat pengguna

internet sudah terlanjur memiliki ikatan yang kuat terhadap akun-akun

serta pengguna lain, maka mereka sangat berpotensi untuk mengalami

kecanduan internet.26

Lama-kelamaan mereka berpikir bila teman-teman online mereka

dapat membantu mereka kabur dari segala masalah hingga memuaskan

kebutuhan interaksi yang tidak mereka dapat di dunia nyata. Bahkan,

ada beberapa netizen yang sengaja membuat akun palsu lain untuk

diajak interaksi.27

Perilaku yang negatif tersebut justru dapat meningkatkan gejala

depresi dan perasaan tidak diterima dalam masyarakat. Netizen yang

25

A. Said Hasan Basri, ―Kecenderungan Internet Addiction Disorder Mahasiswa‖ Jurnal Dakwah, vol. Xv, No.2 (tahun 2004), 12.

26 Ibid. 27

(36)

28

sudah masuk tahap ini ada baiknya segera berkonsultasi dengan orang

yang lebih ahli, seperti dokter atau psikiater.28

Sedangkan dampak yang ditimbulkan dari Internet addiction

adalah:

1. Individualistis

Sifat individualistis manusia semakin tinggi. Oleh sikap

individualistis, maka keegoismean manusia dapat saja merusak

relasi-persahabatan antara sesama manusia. Di dalam keluarga

muncul sekat-sekat yang memisahkan relasi antara anggota

keluarga sendiri sebab masing-masing orang sibuk dengan

urusannya serta kemudian tenggelam dalam kesibukkan

pribadiahnya di alam maya tanpa memperhatikan hubungan

keakraban dalam keluarganya. Oleh kesibukan dalam keluarga

maka pendidikan, solidaritas antara sesama anggota keluarga,

kehangatan dalam keluarga serta keakraban dalam keluarga

menjadi luntur bahkan melemah.29

2. Kehilangan Keteraturan

Kecanduan Internet berarti bahwa sang pecandu selalu

menggunakan Internet selama berjam-jam dalam kehidupannya.

Setiap hari ia selalu menggunakan Internet bahkan sepanjang hari

dari pagi hingga malam sehingga ia melupakan kesibukan lain

misalnya makan, kesehatan, kebersihan, mengurus dirinya,

28

Ibid. 29

(37)

29

menjalin relasi dengan keluarganya, dll. Akibat kesibukan

berjam-jam di Internet tanpa mengurusi dirinya maka ia kehilangan banyak

kesempatan untuk maju. Ia kehilangan kesehatan dan keteraturan

dalam hidupnya. Ia kehilangan jam-jam kegiatan yang telah diatur

sesuai dengan jadual. Keteraturan hidup manusia dan ketertiaban

hidup mulai terbangkalai perlahan-lahan. Perasaan mengantuk di

tempat kerja, kehilangan banyak tenaga akibat selalu bergadang

sepanjang hari, penurunan stamina kesehatan merupakan

faktor-faktor yang muncul sebagai akibat penggunaan Internet yang

overdosis oleh manusia.30

C. Pengertian Muhkam Dan Mutashabih

Muhkam adalah isim maf’ul dari fi’il ahkama-yuhkimu yang menurut

bahasa diartikan dengan menahan dari goncangan. Kata al-hukm berarti

memutuskan antara dua hal atau perkara. “wa ihkam al-syai” artinya menguatkan,

dan muhkam berarti yang dikokohkan. Ihkam al-kalam berati menguatkan

perkataan dengan memisahkan berita yang benar dari berita yang salah.31

Adapun menurut istilah, para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan

muhkam. Diantara pendapat-pendapat itu adalah: Dalil yang jelas dan tidak

mengandung adanya penasakhan (penghapusan). Ayat yang hanya mengandung

satu tafsir saja. Ayat yang bisa dipahami tanpa membutuhkan rujukan kepada ayat

lain. Ulama yang berpendapat dengan pendapat pertama diantaranya adalah

30

Ibid

(38)

30

Jarjani. Diantara perbedaan pendapat tersebut, Ibnu Hazm mengatakan bahwa ada

dua pendapat yang paling benar. Yang pertama yaitu ayat yang maknanya sudah

jelas, dapat menghilangkan musykilah dan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Yang kedua adalah ayat yang sudah tersusun dengan susunan yang bisa dipahami

baik itu dengan ditafsirkan ataupun tidak tanpa adanya perselisihan.32

Dapat disimpulkan bahwa ayat muhkam menurut istilah adalah ayat yang

jelas maknanya, dapat dipahami dengan melihat zhahirnya, tidak mempunyai

kemungkinan dihapus hukumnya dan tidak memerlukan keterangan dari ayat lain

untuk memahaminya.33

Mutasyabih berasal dari fi’il tasyabaha-yatasyabahu yang menurut bahasa

berarti apa-apa yang saling menyerupai satu sama lain. Untuk al-Qur`an,

penyerupaan itu dalam kesempurnaan, kebagusan, kebaikan dan dalam

memberikan banyak hikmah di dalamnya.

Mutasyabihat (tunggal, mutasyabihat) berasal dari kata syubbiha yang

artinya meragukan, dalam verbal noun berbentuk jamak artinya adalah tidak tentu

atau hal yang meragukan. Dalam pengertian praktis adalah ayat-ayat al-Qur’an

yang artinya tidak jelas atau belum sepenuhnya disetujui, sehingga terbuka bagi

adanya dua atau lebih penafsiran. Mutasyabuh menurut bahasa terambil dari

tasyabuh yaitu yang satu diserupakan dengan yang satu lagi. Syubhah yang berarti

keadaan dimana salah satu dari dua hal tidak dapat dibedakan karena adanya

kesamaan antara keduanya.

32 Manna>Khali>l Al-Qathan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Maktabah Wah}bah}, 2002), 207.

(39)

31

Sebagaimana para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan muhkam

menurut istilah, mereka juga berbeda pendapat dalam mengartikan mutasyabih

menurut istilah, yaitu: Ayat-ayat yang tidak diketahui makna yang sebenarnya

oleh siapapun kecuali Allah saja. Ayat yang memiliki banyak tafsiran. Ayat yang

tidak bisa dipahami menurut zhahir lafal sehingga membutuhkan keterangan lain.

Dapat dikatakan bahwa ayat mutasyabih menurut istilah adalah ayat yang

masih diperselisihkan tentang penafsirannya dan penafsiran ayat yang

sesungguhnya hanya Allah Yang Tahu.

D. Penafsiran Umum Ayat-ayat Al-Qur’an bahwa Kehidupan Dunia adalah Permainan dan Senda Gurau

a. Tafsir Ibnu Katsir

a) Surat al-An’am ayat 32

اَمَو

َيْ ندلا ُةوَيَِْا

اِإ آ

ٌوَََْو ٌوَََْو ُبِعَل

Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan

senda gurau. (al-An’am: 32)

Artinya, sesungguhnya kehidupan dunia memang kebanyakannya

demikian.34

َنْيِذَلىلٌرْ يَخ ُةَرِخَْااُرادلَلَو

ىلق

َلَفَا

َنْوُلِقْعَ ت

Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang

yang bertakwa. Maka tidaklah kalian memahaminya? (al-an’am: 32)

34

(40)

32

b) Surat Al-ankabut 64

Allah mengabarkan tentang kerendahan dunia, hilang dan

lenyapnya. Bahkan dunia ini tidak kekal dan ujungnya adalah senda

gurau dan permainan.35

ُناَوَ يَِْا َيََِ ِةَرِخآا َرادلا نِإَو

Yaitu kehidupan yang kekal hakiki yang tidak akan hilang dan

tidak habis, bahkan dia akan terus berlangsung selama-lamanya.

َنْوُمَلْعَ ي اْوُ ناَك ْوَل

Yaitu sungguh mereka akan memilih yang kekal dibandingkan

yang akan binasa.

Kemudian Allah mengabarkan tentang orang-orang musyrik nahwa

di saat mereka berada dalam keadaan terjepit, mereka berdoa kepada

Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka mengapa hal ini

tidak mereka lakukan terus-menerus.

c) Surat Muhammad 36

Allah berfirman sebagai bentuk penghinaan terhadap urusan dunia

dan peremehan terhadapnya:

ٌوَََْو ٌوَََْو ُبِعَل اَيْ ندلا ُةوَيَِْا اََِإ

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda

gurau.” Maksudnya, demikian lah hasilnya, kecuali jika dimaksudkan

untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, Dia berfirman:

ْاوُنِمْؤُ تنِإَو

35

(41)

33

ْمُكَلَاوْمَأ ْمُكْلَءْسَي َاَو ْمُكَروُجُأ ْمُكِتْؤُ ي ْاوُق تَ تَو

“ Dan jika kamu beriman serta

bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak

akan meminta harta-hartamu. “ Maksudnya, Dia tidak akan meminta

sesuatu dari kalian. Dan Dia telah mewajibkan kepada kalian zakat dari

harta kalian untuk membantu saudara-saudara kalian yang fakir dan

miskin agar bermanfaat, dan pahalanya kembali kepada kalian.36

d) Surat al-Hadid 26

Allah swt memberitahukan tentang kehidupan dunia yang

sebenarnya, dan menjelaskan tentang puncak tertinggi dari kehidupan

dunia beserta penghuninya. Maksud sebenarnya dari ayat ini adalah

merendahkan keadaan dunia dan mengagungkan keadaan akhirat.

Tidak diragukan lagi bahwa semua ini adalah perkara yang hina.

Adapun akhirat maka di sana ada adzab yang terus-menerus atau

keridhaan Allah yang selamanya dan tidak diragukan lagi bahwa ini

adalah sesuatu yang agung.

Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ada hikmahnya dan ada

benarnya (tidak semua tercela), karena itulah Allah berbicara dengan

malaikat tentang hikmah dunia dan manusia di dunia. Jika sekiranya

dunia tidak ada benarnya maka tidak mungkin Allah berfirman seperti

itu. Hal ini dikarenakan kehidupan juga merupakan ciptaan Allah

sebagaimana dalam Q.S. Al-Mulk: 2 dan Allah tidak mungkin

menciptakan sesuatu yang sia-sia sebagaimana dalam Q.S.

36

(42)

34

Mu’minun: 115. Kehidupan ini adalah suatu nikmat bahkan dia

merupakan inti dari semua nikmat sebagaimana dalam Q.S.

Al-Baqarah 25. Semua yang telah disebutkan di atas adalah menjadi dalil

bahwa kehidupan dunia ini tidak semuanya tercela, artinya, jika orang

hanya mengarahkan kehidupan dunia ini tidak menuju ketaatan kepada

Allah bahkan taat kepada setan dan mengikuti hawa nafsu, maka itulah

yang tercela.

Dunia mempunyai 5 (lima) sifat, yaitu:

a) Laibun (permainan), yaitu permainan badan dan ini adalah

perbuatan anak-anak yang mereka itu menjadikan diri mereka

sangat capek dan payah kemudian setelah permainan tersebut

selesai tidak ada faidah yang didapatkan.

b) Lahwun (sesuatu yang melalaikan/ senda gurau), yaitu yang

membuat hati lalai dan ini adalah perbuatan orang tua yang

melalaikan itu selesai, maka tidak tersisa kecuali penyesalan,

yang demikian itu dikarenakan orang yang berakal setelah

melakukan perbuatan yang melalaikan dia melihat bahwa

hartanya hilang, umurnya berkurang (pergi) dan kelezatannya

habis, sementara nafsu/ jiwa semakin rindu dan haus akan hal

tersebut, namun nafsu tidak mendapatkannya, sehingga

terkumpul dampak buruk dan berkesinambungan (tidak pernah

(43)

35

c) Zinah ( perhiasan), yaitu berhias dalam hal pakaian, makanan,

minuman, kendaraan, rumah, istana, kedudukan,dll. Ibnu

Abbas r.a. berkata, ― Maknanya adalah bahwasanya orang kafir

sibuk sepanjang hidupnya untuk mencari perhiasan dunia tanpa

beramal untuk akhirat.‖

d) Saling berbangga di antara kamu terhadap sifat-sifat yang fana’

(tidak abadi) dan pasti hilang, yaitu boleh jadi

berbangga-bangga dengan nasab, kekuasaan, kekuatan bala tentara yang

semuanya itu pasti lenyap. Dan saling berbangga di antara

kamu yaitu masing-masing dari penduduk dunia ingin

membanggakan atas yang lain dan ingin supaya dia menjadi

pemenang dalam semua urusannya dan ingin mendapatkan

ketenaran (popularitas) dalam semua keadaanya.

e) Berbangga-bangga tentang harta dan anak, yaitu

masing-masing menginginkan dia lebih banyak dari yang lainnya

dalam hal harta dan anak. Semua ini hanya terjadi pada diri

pecinta dunia dan yang merasa damai dengan dunia. Ibnu

Abbas r.a. berkata, ― mengumpulkan harta dalam kemurkaan

Allah serta mengeluarkan harta dalam perkara-perkara yang

mendatangkan murka Allah maka dia menjadi kegelapan yang

bertumpuk-tumpuk, ― Hasan al- Bashri rahimahullah berkata,

―apabila kamu melihat orang yang mengalahkanmu dalam

(44)

36

Kemudian Allah memerintahkan supaya kita berlomba-lomba

untuk mendapatkan ampunan Allah, keridaan dan surga Allah.

Yaitu dengan upaya dan usaha melakukan sebab-sebab yang

mendatangkan ampunan Allah.

b. Tafsir Al- Maraghi

a) Surat al-An’am ayat 32

ٌبِعَل

=

perbuatan yang oleh pelakunya tidak dimaksudkan untuk

sesuatu yang benar, baik untuk mencapai manfaat maupun untuk

menolak kemudaratan, seperti perbuatan anak-anak yang

dimaksudkan untuk bersenang-senang saja.37

ٌوََْ

=

yang melupakan manusia dari hal-hal yang penting baginya,

segala sesuatu yang dinikmati. Dikatakan

اًوْهَلِِِْوََُْا

ِءْيشلاِب ُتْوَََ

=

berarti saya sibuk dengan sesuatu, dan karenanya saya lupa kepada

yang lain.

Dalam ayat-ayat yang terdahulu, Allah menjelaskan keadaan

mereka di dunia, yang menolak adanya pembangkitan dan

pembalasan. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan keadaan mereka di

akhirat, hari terbukanya tabir mereka, sehingga mereka menyesali

kelalainya di dunia dahulu dan ketertipuannya oleh kenikmatan

(45)

37

yang sementara itu. Kemudian, Allah menjelaskan hakikat dunia

sambil membandingkannya dengan hakikat akhirat bagi

orang-orang yang bertakwa dan durhaka.

Kehidupan dunia yang oleh orang-orang kafir dikatakan

tidak ada kehidupan selainnya, tidak lain hanyalah permainan dan

senda gurau belaka. Kehidupan dunia itu berputar antara perbuatan

yang tidak mendatangkan manfaat pada akhirnya. Seperti

permainan anak-anak, dengan perbuatan yang mengandung

dampak negatif, seperti senda gurau, yaitu menghilangkan

kesedihan dan penderitaan. Oleh karena itu, sebagian orang bijak

mengatakan, sesungguhnya seluruh kesenangan dunia adalah

negatif, karena ia hanya menghilangkan penderitaan lapar; sebesar

itu penderitaan, sebesar itu pula kenikmatan terasa ketika ia hilang.

Nikmatnya meminum air, adalah hilangnya rasa haus. Demikianlah

seterusnya.38

Dilihat dari segi lain, ayat ini menunjukkan bahwa

kesenangan dunia hanyalah kesenangan yang sedikit dan singkat

masanya. Sebab itu, hendaknya orang yang berakal tidak terpedaya

olehnya. Ia tidak ubahnya seperti permainan anak-anak kecil yang

kesenangannya bersifat sementara. Sebab, anak-anak mudah bosan

terhadap macam-macam mainan yang diberikan padanya. Atau,

karena masa kanak-kanak itu singkat, dan seluruhnya akan

38

(46)

38

terlupakan. Atau seperti senda-guraunya orang yang berduka-cita,

dilihat dari waktu yang singkat, karena senda gurau itu bukan

sesuatu yang dituju dengan sendirinya, melainkan hanya alat untuk

menghilangkan duka-cita.

ُناَوَ يَِْا َيََِ ِةَرِخآا َرادلا نِإَو

Sesungguhnya, negeri akhirat itu lebih baik bagi

orang-orang yang menjaga dirinya dari perbuatan kufur dan maksiat,

karena segala kesenangan yang ada di negeri akhirat itu terlepas

dari berbagai bahaya dan penderitaan, serta tidak akan terputus dan

berakhir. Negeri akhirat itu lebih baik daripada negeri yang

dipandang lebih baik bagi orang-orang musyrik yang mengingkari

pembangkitan. Yaitu, orang-orang yang kehidupannya di dunia

ditujukan hanya bersenang-senang, yang dikategorikan dalam

permainan itu, dilihat dari masa singkatnya dan tidak ada

faedahnya, atau termasuk senda-gurau karena ia hanya merupakan

alat untuk menghilangkan duka-cita dan penderitaan.39

Ringkasnya: nikmat-nikmat akhirat lebih baik daripada

nikmat dunia. Nikmat yang bersifat badani umpamanya, lebih

tinggi dan sempurna daripada nikmat dunia, baik dilihat dari

zatnya, kekekalan dan ketetapannya; keadaannya yang positif,

tidak dicampuri penyakit meski sedikit, tidak mengakibatkan

keberatan, dan tidak perlu menghilangkan kotoran-kotoran. Dan

(47)

39

yang bersifat ruhani, seperti pertemuan dengan Allah, keridaan dan

dapat mengetahui-Nya dengan sempurna, tidak mungkin dapat

digambarkan dan dibatasi, tidak ada bandingan dengan nikmat

dunia.

َنْوُلِقْعَ ت َلَفَا

Apakah kalian lalai terhadap nikmat ini. Sehingga kalian

tidak mengerti bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan

senda-gurau belaka, padahal kalian melihat orang yang mati, orang

yang digantikan oleh pengganti-penggantinya dan orang yang

menderita karena ditimpa marabahaya? Dalam semua ini,

sebenarnya terdapat hal-hal yang mengingatkan kalian, agar tidak

cenderung kepada kenikmatan dunia dan menghambakan dirinya.

Juga, disitu terdapat dalil bahwa dunia itu mempunyai pengatur

yang mengharuskan makhluk beribadah kepada-Nya dan tidak

menyekutukan-Nya dengan selain-Nya di dalam pengaturan itu,

ikhlas beribadah dan taat kepada-Nya.40

b) Surat al-ankabut ayat 64

Allah berfirman menceritakan hinanya duniawi dan kefanaannya

serta kesudahannya yang akan lenyap, dan bahwa dunia itu tidak

kekal, dan bahwa kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah senda

gurau dan main-main.41

40

Ibid. 41

(48)

40

ُناَوَ يَِْا َيََِ ِةَرِخآا َرادلا نِإَو

Seandainya mereka mengetahui, tentulah mereka lebih memilih pahala

yang kekal daripada pahala yang fana.

c) Surat Muhammad ayat 36

Apa saja yang menyibukkan kamu, tetapi tidak mengandung

bahaya di dunia dan tidak mengandung manfaat di akhirat, serta tidak

mencegah kamu dari urusan-urusanmu yang penting, itulah la’ib

(permainan). Tetapi kalau menyibukkan kamu hingga tidak dapat

mengurusi urusan-urusan yang penting, itulah lahwun (sesuatu yang

melalaikan). Oleh sebab itu alat-alat music disebut Alatul Malahi.

Karena music itu melalaikan orang dari urusan-urusannya yang lain.

Sedang yang tingkatannya lebih rendah dari itu disebut la’ib, seperti

permainan catur, karambol dan renang.42

Setelah Allah menyuruh orang-orang mukmin supaya jangan

melakukan kemaksiatan-kemaksiatan karena hal itu membatalkan amal

shaleh, dan menyuruh mereka supaya menyisingkan lengan baju untuk

bersungguh-sungguh berjuang dan memerangi musuh-musuh Allah

demi membela agamanya, dan Allah menjanjikan kepada mereka

bahwa Dia pasti menolong mereka, dan mereka pasti menang. Maka

tidak sepatutnya mereka meminta berdamai dengan musuh karena

42

(49)

41

tidak berani melawan mereka dank arena takut atau kecut menghadapi

hidup dan kelezatan-kelezatannya, maka pengertian seperti itu lalu

lebih ditegaskan lagi. Allah memberi penjelasan bahwasannya tidak

patut bagimu, hai orang-orang mukmin untuk tamak kepada dunia.

Karena dunia itu baying-bayang yang akan sirna dan benda yang tidak

kekal. Dunia itu tak lain adalah kelezatan-kelezatan sementara yang

tak lama kemudian akan sirna. Maka tidaklah patut bagimu untuk

memegangi dunia kuat-kuat akan tetapi lakukanlah olehmu amal-amal

yang diridai oleh Tuhanmu, niscaya Dia memberikan pahala

kepadamu. Allah tidak menuntut kalian untuk mengeluarkan harta

kecuali sedikit saja yang akan menjadikan kemaslahatan masyarakat

demi membantu tegaknya sarana-sarana umum, baik sarana keduniaan

maupun keagamaan. Dan Allah Maha Tahu bahwa kalian adalah

orang-orang kikir dalam mempertahankan hartamu.43

Jadi sekiranya Allah meminta hartamu niscaya kamu bersikap

bakhil dengan harta itu, dan tampaklah kedengkian-kedengkianmu

terhadap orang-orang yang memintanya. Dan Allah sebenarnya

meminta kepadamu supaya mengeluarkan harta pada jalan-Nya,

disamping untuk menyelenggarakan kebutuhan-kebutuhan dakwah.

Karenanya, jika kamu tetap bersikap bakhil, maka bahayanya akan

kembali kepadamu jua.44

43

Ibid. 44

(50)

42

Dan Allah Maha kaya terhadap bantuanmu. Namun jika kamu

berpaling dari iman dan takwa, niscaya Allah akan mendatangkan

makhluk selain kamu yang menegakkan agama-Nya, dan menolong

dakwahnya.

ٌوَََْو ٌوَََْو ُبِعَل اَيْ ندلا ُةوَيَِْا اََِإ

Allah berfirman seraya mendorang hamba-hamba-Nya yang

mukmin untuk melawan musuh-musuh dan membelanjakan hartanya

di jalan Allah dan mengorbankan darah dalam memerangi orang yang

kafir kepada-Nya. Perangilah hai orang-orang mukmin, musuh-musuh

Allah dan musuh-musuhmu, yaitu orang-orang kafir, dan janganlah

kamu terpedaya dengan kecintaanmu kepada kehidupan dunia,

sehingga tidak memerangi mereka. Karena hidup di dunia ini tak lain

adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, yang tak lama lagi

akan sirna dan hilang, kecuali yang berupa amal di jalan Allah dan

dengan tujuan mengaharap rida-Nya.45

Selanjutnya Allah menggembirakan mereka agar beramal untuk

memperoleh kebahagiaan, dengan firman-Nya:

ُكَلَاوْمَأ ْمُكْلَءْسَي َاَو ْمُكَروُجُأ ْمُكِتْؤُ ي ْاوُق تَ تَو ْاوُنِمْؤُ تنِإَو

م

Jika kalian beriman kepada Tuhanmu dan takwa kepada-Nya

dengan takwa yang sebenar-benarnya, yakni kamu menunaikan

kefarduan-kefarduan dan menghindari larangan-larangan-Nya, niscaya

45

(51)

43

Dia memberikan kepadamu pahala amalmu. Yakni, Dia menggantikan

amalmu itu dengan sesuatu yang lebih baik bagimu pada saat kamu

memerlukan dan membutuhkannya. Dan Dia tidak menyuruh kalian

supaya mengeluarkan harta seluruhnya untuk zakat dan sarana-sarana

ketaan lainnya. Akan tetapi Dia menyuruh kamu supaya mengeluarkan

sedikit saja di antara hartamu, yaitu ¼ untuk zakat, yakni untuk

membantu saudara-saudaramu yang fakir, sedang manfaatnya pun

kembali kepadamu juga.

Kemudian Allah menerangkan sifat kikir manusia akan hartanya

dan betapa tamaknya manusia kepada harta.

d) Surat al-hadid 20

ا

َعل

ْب

=

sesuatu yang tidak membuahkan apa-apa, seperti halnya

permainan anak-anak.

=

ُوَْا

sesuatu yang melalaikan manusia dari hal yang berguna

dan bermanfaat baginya.

=

ْةَنْ يِز

perhiasan seperti pakaian-pakaian yang megah.

Setelah Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang

mukmin, bahwa cahaya mereka pada hari kiamat bersinar di

hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka, di samping

menganjurkan mereka supaya berjerih payah dan jangan lalai, dan

(52)

44

bersedakah, laki-laki dan perempuan, maka yang begitu cepat sirna

dan binasa. Dalam hal ini Allah memisalkan dunia sebagai tanah

yang mendapat hujan, lalu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang

hijau segar, sehingga mengagumkan para petani dengan

pertumbuhan dan hasilnya yang baik. Namun sesudah itu tiba-tiba

tanam-tanaman itu menjadi kuning, padahal asalnya hijau segar,

lalu kering dan hancur luluh. Dan dunia ini tak lain adalah sawah

untuk

Referensi

Dokumen terkait