IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI
(
STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO)
Oleh :
JUWINDO TASIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak dicanangkannya pelaksanaan otonomi luas tahun 2000, pemerintah telah melakukan beberapa kegiatan mendasar untuk penunjang otonomi luas tersebut antara lain penataan kelembagaan, penataan kewenangan, penataan personil, penataan dokumen, penataan keuangan dan aset, serta kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas daerah (capacity building). Semua kegiatan dalam rangka menunjang implementasi otonomi daerah di atas mengakibatkan pemerintah daerah menerima pengelolaan kewenangan dan pengelolaan sumberdaya (manusia dan non manusia) yang besar sekaligus tanggung jawab yang besar pula.
komposisinya menurut bidang-bidang keahlian belum seimbang, sehingga banyak jabatan yang diduduki oleh aparatur yang kurang tepat kompetensinya. Sementara aparatur yang berpendidikan pascasarjana (S2 dan S3) masih sangat terbatas di daerah ini.
Kondisi seperti itu juga masih nampak di Dinas Infokom Kota Manado. Dari 43 orang PNS di Kantor tersebut sebanyak 48,83% berpendidikan S1 dan sisanya 51,17% berpendidikan SLTA. Sementara yang pernah mengikuti DIKLAT Jabatan Struktural hanya sebanyak 37,21% dari jumlah keseluruhan aparatur di Dinas tersebut. Kebijakan untuk pengembangan sumberdaya aparatur yang sangat perlu mendapat perhatian adalah tentang pendidikan dan pelatihan pegawai. Sebab sebagaimana diketahui program pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia merupakan instrumen yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur yang mencakup peningkatan pengetahuan, peningkatan keahlian dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku, dan koreksi terhadap kelemahan kinerja; atau dengan perkataan lain bahwa pendidikan dan pelatihan sumberdaya aparatur ditujukan untuk peningkatan kinerja aparatur baik pada tingkat individu maupun organisasi secara keseluruhan.
namun dari pengamatan yang dilakukan menunjukkan masih kurang diperhatikan oleh pimpinan pada organisasi perangkat daerah di dalam menetapkan kebijakan pengembangan sumberdaya aparatur di lingkungan instansi yang dipimpinnya. Fenomena seperti ini juga masih nampak pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana implementasi kebijakan pengembangan sumberdaya aparatur pemerintah daerah pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado?
2) Sejauh mana implementasi kebijakan pengembangan sumberdaya aparatur itu telah dapat meningkatkan kinerja aparatur?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui implementasi kebijakan untuk mengembangkan sumberdaya aparatur pemerintah daerah, khususnya di Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado.
b. Untuk mengetahui keberhasilan implementasi kebijakan pengembangan sumberdaya aparatur tersebut dalam meningkatkan kinerja aparatur, khususnya di Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado.
2. Manfaat Penelitian :
a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu administrasi publik khususnya di bidang manajemen sumberdaya manusia pada organisasi publik.
Komunikasi Kota Manado untuk menentukan kebijakan pengembangan SDM aparatur yang lebih efektif di masa yang akan datang.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Konsep Implementasi Kebijakan
1. Pengertian Kebijakan
Kebijakan merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris policy . Lasswell dan Kaplan (dalam Islamy, 1996) memberi arti kebijakan (policy) sebagai a projected of goals, values and practices (suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah). Kebijakan merupakan suatu proses atau siklus yang dimulai dari identifikasi isyu-isyu, terus penyusunan agenda kebijakan, terus berproses melalui analisis kebijakan untuk pengambilan keputusan kebijakan, dan implementasi kebijakan, terus kemudian evaluasi/ penilaian dari hasil dan dampak kebijakan dan kemudian dilanjutkan dengan umpan balik kebijakan, dan seterusnya umpan balik ini kembali menjadi bagian dari identifikasi isyu-isyu tersebut.
B. Konsep Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi
Pengembangan sumber daya manusia (human resources development) akan selalu diarahkan pada peningkatan kualitas fisik dan kualitas nonfisik dari manusia itu sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif. Arikunto (2000) mengatakan bahwa penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, dan merupakan penelitian non hipotesis. Dalam hal ini peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, dan menganalisa serta menginterpretasi, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti terdiri dari kebijakan pengembangan SDM aparatur, dan peningkatan kinerja aparatur.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : (1) wawancara terstruktur (interview guide) dan wawancara terbuka atau tidak tersruktur, (2) daftar pertanyaan terstruktur (tertutup) dan tidak terstruktur (terbuka), (3) observasi partisipan dan nonpartisipan, dan (4) teknik dokumentasi untuk pengumpulan data sekunder.
E. Teknik Analisis Data
1. Data yang terkumpul diklasifikasi menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
2. Interpretasi hasil analisis data, yaitu penafsiran hasil analisis data dengan pemahaman intelektual untuk memperoleh kesimpulan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM DINAS INFORMASI DAN
KOMUNIKASI KOTA MANADO
A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado yang dibentuk/ ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 4 Tahun 2002 merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang informasi dan komunikasi.
B. Susunan Organisasi Dan Uraian Tugas Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 4 Tahun 2002, Susunan Organisasi Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado adalah sebagai berikut :
1) Kepala Dinas
2) Bagian Tata usaha; terdiri dari : a. Sub Bagian Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum;
d. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Laporan. 3) Sub Dinas; yang terdiri dari :
b. Sub Dinas Media Cetak dan Tradisional;
c. Sub Dinas Pelayanan Informasi dan Komunikasi; d. Sub Dinas Media Baru dan Teknologi;
4) Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Komposisi Sumberdaya Aparatur
Berdasarkan data sampai Desember 2008, Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado mempunyai sumberdaya aparatur (pegawai) sebanyak 43 orang, dengan kualifikasi menurut tingkat pendidikan, pangkat/ golongan, dan pendidikan dan pelatihan (Diklat) seperti pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2
Tabel 3.1
Komposisi Sumberdaya Aparatur Dinas Infokom Kota Manado menurut Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Persentase 1.
Kota Manado menurut Golongan Kepangkatan No. Golongan Kepangkatan Jumlah Pegawai Persentase
3.
Sumber : Daftar Urut Kepangkatan (DUK), 2008.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Kebijakan Pengembangan SDM Aparatur
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya bahwa salah satu kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah selama ini untuk pengembangan SDM aparatur umumnya dan PNS khususnya ialah pengembangan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), baik yang dilakukan secara formal oleh lembaga-lembaga DIKLAT pemerintah maupun pelatihan-pelatihan ditempat kerja yang dilakukan oleh manajamen sebagai bagian dari fungsi kepemimpinan. Hasil penelitian yang akan diuraikan berikut ini menggambarkan implementasi kebijakan pengembangan SDM aparatur Dinas
Banyaknya Aparatur Yang Telah Mengikuti Diklat Jabatan Struktural/ Diklatpim (Keadaan s/d juni 2013) No. Diklat Jabatan, Struktural Jumlah Aparatur Persentase
Banyaknya Aparatur Mengikuti Diklat Teknis/
Fungsional Secara Formal (Keadaan s/d Desember mei juni 2012) Mengikuti Diklat Teknis/
Frekuensi Aparatur Memperoleh Pelatihan
Di Tempat Kerja (On-The-Job Training) Secara Formal (Keadaan Sampai Dengan juni 2011)
Pendekatan Pelatihan
Pernah Tidak Pernah Jumlah
F % f % f %
1. Rotasi Pekerjaan/ Jabatan
2.Coaching
3. Magang
4. Tugas Belajar
5. Kegiatan Kerja Terencana
Frekuensi Aparatur Memperoleh Pelatihan
Di Tempat Kerja (On-The-Job Training) Secara Formal (Keadaan Sampai Dengan2010 )
Pendekatan Pelatihan
Pernah Tidak Pernah Jumlah
F % f % f %
1. Rotasi Pekerjaan/ Jabatan
2.Coaching
3. Magang
4. Tugas Belajar
5. Kegiatan Kerja Terencana
33
B. Dampak Implementasi Kebijakan Pengembangan SDM Aparatur Terhadap
Peningkatan Kinerja
Kinerja suatu kebijakan atau program/ kegiatan pada akhirnya akan tergambar pada hasil dan dampak yang dicapai dari implementasi kebijakan atau program/ kegiatan tersebut (Dunn, 2002).
melaksanakan tugas jabatan (kreativitas, inisiatif, kerjasama, disiplin, tanggung jawab), peningkatan kuantitas kerja dan peningkatan kualitas kerja. Hasil penelitian pada Tabel 7 menggambarkan dampak dari pengembangan SDM aparatur Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Manado terhadap peningkatan kinerja.
C. Hambatan/ Kendala Implementasi Pengembangan SDM Aparatur
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini sebagaimana telah dikemukakan sebelum ini, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebijakan pengembangan SDM Aparatur (PNS) diarahkan pada peningkatan kompetensi manajerial dan teknis serta peningkatan sikap dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan. Pengembangan SDM Aparatur tersebut dilaksanakan terutama melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), baik yang dilakukan dengan Metode/ Teknik Diklat formal di luar tempat kerja (off-the-job training) maupun dengan pelatihan/ pengembangan di tempat kerja (on-the-job training). Diklat di luar tempat kerja yang dilakukan yaitu Diklat Dalam Jabatan (Diklatpim, Diklat Teknis, Diklat Fungsional), dan program pelatihan melalui kursus-kursus singkat, penataran, lokakarya, dan kegiatan-kegiatan forum ilmiah.
B. Saran