1.1 LATAR BELAKANG
alam rangka mewujudkan pelaksanaan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, yaitu a. Spesifik
(Specific), b. Dapat terukur (Measureable), c. Dapat dicapai (Attainable), d.
Relevan (Relevan), dan e. Untuk kurun waktu tertentu (Time Bound).
Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan dalam rangka penyusunan Laporan
Kinerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Penyenggaraan
SAKIP dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan
Sistem Akuntabilitas Pemerintah dan tata cara pengendalian serta
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
Dalam rangka penyelenggaraan good governance, diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,
jelas dan terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,
bersih dan bertanggungjawabserta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap instansi pemerintah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu
perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.
Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada
atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan, dan penilai
akuntabilitas. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi
pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu instrumen
SAKIP adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban
kinerja suatu instansi dalam pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan
dan sasaran strategis instansi. Laporan ini berisi ikhtisar pencapaian
D
BAB I
sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan
dokumen perencanaan. Laporan kinerja instansi pemerintah adalah suatu
media untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih
berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab dan untuk
lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pelaksanaan misi
untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
Bappeda Kabupaten Probolinggo mempunyai fungsi Penyusunan
kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk dapat
mengetahui seberapa besar kinerja Bappeda Kabupaten Probolinggo yang
diperoleh, serta melakukan analisa terhadap tingkat pencapaian target
yang direncanakan, perlu dilakukan evaluasi terhadap capaian kinerja
sasaran yang telah ditetapkan.
Salah satu bentuk penilaian dan pertanggungjawaban Instansi
Pemerintah kepada masyarakat terkait dengan pelaksanaan kinerja
instansi yang telah direncanakan dan disepakati adalah dengan
menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Penyusunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi
Presiden Nomer 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Penyusunan LKjIP dilakukan dengan mendasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan kinerja instansi pemerintah ini disusun untuk memberikan
gambaran yang obyektif atas program dan kegiatan yang telah dilakukan
dalam rangka pelaksanaan misi untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Dengan adanya penilaian kinerja ini, diharapkan Bappeda
Kabupaten Probolinggo dapat melakukan perbaikan perencanaan untuk
pengambilan keputusan, untuk pengendalian program kegiatan,
perbaikan input, proses dan output maupun perbaikan terhadap sistem
1.2 ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Probolinggo
perlu dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan terpadu dalam
koordinasi perencanaan pembangunan, agar hasil–hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki, Bappeda Kabupaten
Probolinggo sebagai satuan kerja yang bertugas sebagai koordinator
perencanaan pembangunan pada satuan kerja yang ada, mempunyai
fungsi strategis terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten
Probolinggo.
Dengan jumlah satuan kerja pemerintah Kabupaten Probolinggo
yang terdiri dari 9 bagian, 4 kantor, 18 dinas, 8 badan, 1 Satuan Polisi
Pamong Praja, 24 kecamatan dan 5 kelurahan, maka potensi duplikasi
program, tumpang tindihnya kegiatan sangat dimungkinkan, oleh
karenanya Bappeda Kabupaten Probolinggo berperan dalam koordinasi,
sinkronisasi, prioritisasi rencana program dan kegiatan pembangunan.
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 10 Tahun
2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Probolinggo, didalamnya disebutkan institusi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Probolinggo.
Berdasarkan Peraturan Bupati Probolinggo Nomor 24 Tahun 2008
tentang Uraian Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Probolinggo, disebutkan bahwa Bappeda Kabupaten
Probolinggo merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintah
daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah
dan bertanggungjawab langsung kepada Bupati dan secara teknis
administratif berkoordinasi dan dibina oleh Sekretaris Daerah.
Bappeda Kabupaten Probolinggo mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Untuk
melaksanakan tugas, Bappeda Kabupaten Probolinggo mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis perencanaan;
b. Pengkoordinasian penyusunan Perencanaan pembangunan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Bappeda Kabupaten Probolinggo sesuai
dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Probolinggo, terdiri dari :
a. Kepala Badan; b. Sekretariat;
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan teknis
dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan
Bappeda dalam hal penyusunan perencanaan pembangunan.
Dalam menjalankan tugas Sekretariat mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan lima tahunan;
2. Mengelola urusan keuangan;
3. Mengelola urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan dan
rumah tangga;
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sesuai Struktur Organisasi Bappeda, Sekretariat terdiri dari: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
Sub Bagian Keuangan ; Sub Bagian Perencanaan. c. Bidang Fisik dan Prasarana;
Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan
dibidang fisik dan prasarana daerah.
Dalam menjalankan tugas bidang Fisik dan Prasarana mempunyai
fungsi:
1. Melaksanakan inventarisasi terhadap kendala dan permasalahan
pembangunan dibidang fisik dan prasarana daerah dan
penyusunan rencana pemecahannya;
2. Melaksanakan penyusunan kebijakan makro perencanaan
pembangunan fisik dan prasarana daerah;
3. Melaksanakan penyusunan dan perhitungan indikator makro
pembangunan fisik dan prasarana daerah;
4. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan
program/kegiatan pembangunan di daerah bidang fisik dan
prasarana daerah dengan satuan kerja pemerintah daerah dan
5. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian
serta pengembangan dibidang fisik dan prasarana daerah;
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
program/ kegiatan pembangunan didaerah bidang fisik dan
prasarana daerah;
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sesuai Struktur Organisasi Bappeda, Bidang Fisik dan Prasarana
terdiri dari:
Sub Bidang Prasarana Wilayah ;
Sub Bidang Pengembangan Permukiman dan Sumber Daya Alam. d. Bidang Sosial dan Budaya;
Bidang Sosial dan Budaya mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
serta penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang
sosial dan budaya daerah.
Dalam menjalankan tugas bidang Sosial dan Budaya mempunyai
fungsi:
1. Melaksanakan inventarisasi terhadap kendala serta permasalahan
pembangunan dibidang sosial dan budaya serta penyusunan
rencana pemecahannya;
2. Melaksanakan pelaksanaan penyusunan kebijakan makro
perencanaan pembangunan sosial dan budaya
3. Melaksanakan penyusunan serta perhitungan indikator makro
pembangunan sosial dan budaya;
4. Melaksanakan koordinasi serta sinkronisasi perencanaan
program/kegiatan pembangunan di daerah bidang sosial dan
budaya dengan satuan kerja pemerintah daerah dan instansi
vertikal lainnya;
5. Melaksanakan koordinasi serta sinkronisasi pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang sosial dan budaya;
6. Melaksanakan monitoring serta evaluasi pelaksanaan rencana
program/kegiatan pembangunan dibidang sosial dan budaya
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sesuai Struktur Organisasi Bappeda, Bidang Sosial dan Budaya terdiri
dari:
e. Bidang Ekonomi;
Bidang Ekonomi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang
perekonomian daerah.
Dalam menjalankan tugas bidang Ekonomi mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan inventarisasi terhadap kendala dan permasalahan
pembangunan dibidang ekonomi daerah serta penyusunan
rencana pemecahannya;
2. Melaksanakan penyusunan kebijakan makro perencanaan
pembangunan ekonomi daerah;
3. Melaksanakan penyusunan dan perhitungan indikator makro
pembangunan ekonomi daerah;
4. Melaksanakan koordinasi serta sinkronisasi perencanaan
program/kegiatan pembangunan dibidang ekonomi dengan satuan
kerja pemerintah daerah dan instansi vertikal lainnya;
5. Melaksanakan koordinasi serta sinkronisasi pelaksanaan
penelitian dan pengembangan dibidang ekonomi;
6. Melaksanakan monitoring serta evaluasi pelaksanaan rencana
program/kegiatan pembangunan dibidang ekonomi;
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sesuai Struktur Organisasi Bappeda, Bidang Ekonomi terdiri dari: Sub Bidang Pertanian ;
Sub Bidang Industri Perdagangan, Koperasi dan Pengembangan Dunia Usaha.
f. Bidang Pendataan dan Pelaporan;
Bidang Pendataan dan Pelaporan mempunyai tugas pengumpulan dan
analisa data serta menyusun laporan dan pendokumentasian hasil
pelaksananan pembangunan di daerah.
Dalam menjalankan tugas bidang Pendataan dan Pelaporan
mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan penyusunan serta pengumpulan data hasil
pelaksanaan program/kegiatan pembangunan dan data statistik di
2. Melaksanakan pengolahan, updating serta analisis data hasil
pelaksanaan program/kegiatan pembangunan dan data statistik di
daerah;
3. Melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian pelaksanaan
rencana program/kegiatan pembangunan didaerah;
4. Melaksanakan koordinasi penyusunan laporan serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan di daerah;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sesuai Struktur Organisasi Bappeda, Bidang Pendataan dan Pelaporan
terdiri dari :
Sub Bidang Pengumpulan dan Analisa Data ; Sub Bidang Dokumentasi dan Pelaporan. g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Probolinggo sebagaimana tersebut dalam lampiran
SEKRETARIS KEPALA SUB BIDANG
INDUSTRI KEPALA SUB BIDANG KEPENDUDUKAN DAN
1.4 SISTEMATIKA LKjIP
Memperhatikan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LKjIP Bappeda Kabupaten
Probolinggo Tahun 2015 disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat tentang latar belakang penyusunan
LKjIP, Aspek Strategis Organisasi, Struktur Organisasi
Bappeda Kabupaten Probolinggo, dan Sistematika penulisan
LKjIP
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Bab ini menjelaskan tentang beberapa hal penting dalam
perencanaan dan penetapan kinerja (dokumen penetapan
kinerja).
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini menjelaskan tentang pencapaian sasaran-sasaran
organisasi pelapor, dengan pengungkapan dan penyajian dari
hasil pengukuran kinerja.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan, permasalahan, serta saran