• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMA PEMBERITAAN DAN PENYAJIAN BERITA : KECENDERUNGAN TEMA PEMBERITAAN BERITA TAYANG, TEASER DAN PENYAJIAN BERITA BERDASARKAN SUMBER BERITA PADA PROGRAM SIARAN BERITA BULETIN JATIM DI STASIUN TELEVISI METRO TV JAWA TIMUR PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEMA PEMBERITAAN DAN PENYAJIAN BERITA : KECENDERUNGAN TEMA PEMBERITAAN BERITA TAYANG, TEASER DAN PENYAJIAN BERITA BERDASARKAN SUMBER BERITA PADA PROGRAM SIARAN BERITA BULETIN JATIM DI STASIUN TELEVISI METRO TV JAWA TIMUR PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2015."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

TEMA PEMBERITAAN DAN PENYAJIAN BERITA

(Kecenderungan Tema Pemberitaan Berita Tayang, Teaser dan Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita pada Program Siaran Berita Buletin Jatim di Stasiun Televisi

Metro TV Jawa Timur Periode Oktober – Desember 2015)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

SUADAH

NIM:B06212078

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Suadah, B06212078, 2016. Tema Pemberitaan dan Penyajian Berita (Kecenderungan tema pemberitaan berita tayang, teaser dan peyajian berita berdasarkan sumber berita pada program acara Buletin Jatim di Stasiun televisi Metro TV Jawa Timur Periode Oktober – Desember 2015). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Analisis Isi, Berita, Sumber Berita

Melalui televisi lokal, masyarakat dapat mengetahui peristiwa maupun info terbaru dari daerahnya bahkan perkembangan apa saja yang terjadi di daerahnya. Program berita di stasiun televisi lokal memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat. Program acara Buletin Jatim memiliki peran penyampai keberagaman informasi pemberitaan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat lokal Jawa Timur.

Rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kecenderungan ragam tema pemberitaan berita tayang, teaser dan penyajiannya berdasarkan sumber berita pada program acara buletin jatim periode Oktober – Desember 2015 di Metro TV Jawa Timur.

Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dan pendekatan analisis isi deskriptif. Kerangka analisis dalam penelitian ini menggunakan teori Agenda Setting yang dicetuskan oleh McCombs dan Shaw.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa program berita Buletin Jatim cenderung pada tema pemberitaan politik untuk berita tayang sebesar 17.5%, tema pemberitaan peristiwa untuk teaser sebesar 23.3%. Sedangkan untuk penyajian berita berdasarkan sumber berita, berita tayang lebih banyak menggunakan sumber berita atas nama pribadi untuk memperkuat isi berita sebanyak 60.3%.

(7)

E. Kajian Penelitian Terdahulu ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

G. Kerangka Teori ... 11

H. Metode Penelitian ... 14

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 14

2. Unit Analisis ... 15

3. Indikator Penelitian ... 17

4. Teknik Sampling ... 21

5. Teknik Pengumpulan Data ... 22

6. Teknik Analisis Data ... 23

7. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data ... 23

I. Sistematis Pembahasan ... 24

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 26

1. Komunikasi Massa ... 26

a. Karakteristik Komunikasi Massa ... 28

(8)

d. Kategorisasi Berita ... 51

B. Kajian Teori ... 60

1. Teori Agenda Setting ... 60

BAB III HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subyek dan Lokasi Penelitian ... 68

1. Sejarah Metro TV ... 68

2. Latar Belakang Metro TV Jawa Timur ... 69

3. Visi dan Misi Metro TV ... 70

4. Logo Metro TV Jawa Timur ... 71

5. Konsep Program Metro TV Jawa Timur ... 73

6. Struktur Organisasi Metro TV Jawa Timur ... 76

B. Deskripsi Data Penelitian ... 79

1. Perhitungan Frekuensi Berita Tayang ... 79

2. Perhitungan Frekuensi Ragam Berita Tayang ... 82

3. Perhitungan Frekuensi Ragam Teaser ... 92

4. Perhitungan Sumber Berita ... 99

BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Uji Reliabilitas ... 103

1. Uji Reliabilitas Tema Berita Tayang ... 105

2. Uji Reliabilitas Jenis Sumber Berita ... 106

3. Uji Reliabilitas Tema Teaser ... 108

B. Temuan Hasil Penelitian ... 109

1. Kecenderungan Tema Berita pada Program Berita Buletin Jatim Metro TV Jawa Timur ... 109

2. Kecenderungan Tema Teaser pada Program Berita Buletin Jatim Metro TV Jawa Timur ... 110

3. Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita pada Program Berita Buletin Jatim Metro TV Jawa Timur ... 112

C. Konfirmasi Hasil Temuan dan Teori ... 112

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah berita tayang Oktober 2015 ... 79

Tabel 3.2 Jumlah berita tayang November 2015 ... 80

Tabel 3.3 Jumlah berita tayang Desember 2015 ... 81

Tabel 3.4 Pemberitaan Program Berita Buletin Jatim Tayang Oktober 2015 82

Tabel 3.5 Pemberitaan Program Berita Buletin Jatim Tayang November 2015 ... 85

Tabel 3.6 Pemberitaan Program Berita Buletin Jatim Tayang Desember 2015 ... 88

Tabel 3.7 Tema Teaser Program Berita Buletin Jatim Tayang Oktober 2015 ... 92

Tabel 3.8 Tema Teaser Program Berita Buletin Jatim Tayang November 2015 ... 94

Tabel 3.9 Tayangan Teaser Program Acara Buletin Jatim 19 November 2015 ... 95

Tabel 3.10 Tema Teaser Program Berita Buletin Jatim tayang Desember 2015 ... 97

Tabel 3.11 Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita Pada Program Berita Buletin Jatim Tayang Oktober 2015 ... 99

Tabel 3.12 Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita pada Program Berita Buletin Jatim tayang November 2015 ... 99

Tabel 3.13 Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita pada Program Berita Buletin Jatim tayang Desember 2015 ... 101

Tabel 4.1 Tabel Uji Reliabilitas ... 105

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Tema Berita Tayang ... 105

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Sumber Berita ... 106

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Tema Teaser ... 108

Tabel 4.5 Frekuensi Jumlah Keseluruhan Ragam Berita Pada Oktober 2015 – Desember 2015 ... 109

Tabel 4.6 Frekuensi Jumlah Keseluruhan Tema Teaser Pada Oktober 2015 – Desember 2015 ... 112

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Teori ... 11

Gambar 2.1 Proses Agenda Setting Bekerja oleh McQuail & Windahl ... 65

Gambar 3.1 Logo Metro TV Jawa Timur ... 71

Gambar 3.2 Bumper Jurnal Pagi Jatim ... 73

Gambar 3.3 Bumper Buletin Bisnis ... 74

Gambar 3.4 Bumper Buletin Jatim ... 75

Gambar 3.5 Bumper Titik Tengah ... 76

(11)

v  

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Tema Pemberitaan Berita Tayang Frekuensi Tertinggi Bulan

Oktober 2015 ... 84

Grafik 3.2 Tema Pemberitaan Berita Tayang Frekuensi Tertinggi Bulan November 2015 ... 87

Grafik 3.3 Tema Pemberitaan Berita Tayang Frekuensi Tertinggi Bulan Desember 2015 ... 91

Grafik 3.4 Tema Teaser Frekuensi Tertinggi Bulan Oktober 2015 ... 94

Grafik 3.5 Tema Teaser Frekuensi Tertinggi Bulan November 2015 ... 96

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Media massa dirasakan sangat besar manfaatnya, di mana suatu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang berbeda, dalam waktu bersamaan dapat diikuti khalayak di belahan bumi yang lain, dengan jumlah penonton yang relatif tidak terbatas jumlahnya. Media massa berperan penting sebagai sarana komunikasi dan informasi di era globalisasi. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena masyarakat saat ini memeroleh banyak informasi tentang dunia dari media massa.

Kebutuhan informasi akan dirasakan seseorang ketika setiap ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tujuan yang ingin dicapai. Setiap orang pasti memiliki keinginan memenuhi kebutuhan informasi, tidak memandang apa status pekerjaannya. Berbagai jenis bentuk media memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan akurat semakin hari telah menempatkan media menjadi kebutuhan pokok dalam peralihan informasi yang tidak dapat diragukan keberadaanya.

(13)

2   

educate (mendidik). Televisi hadir di tengah-tengah masyarakat dan melalui daya tarik yang dimiliki, mampu mempengaruhi khalayak untuk diubah sikap, pendapat maupun tingkah lakunya. Ada berbagai macam acara yang disuguhkan kepada penontonnya acara hiburan dimana banyak masyarakat membutuhkan hiburan yang dapat diperoleh melalui beberapa bentuk seperti pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin.

Secara tegas terlihat bahwa peran media televisi sebagai sarana komunikasi manusia, mencirikan bahwa proses interaksi manusia merupakan hal terpenting bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan terhadap informasi yang berkembang. Media televisi selalu diandalkan dan selalu tersedia ketika orang membutuhkan informasi. Satu hal yang paling berpengaruh dari daya tarik televisi ialah bahwa informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.

Program acara berita merupakan salah satu program yang diharapkan bisa menarik minat banyak khalayak. Berita merupakan sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakan sehari-hari. Program berita atau acara berita, biasanya berisi liputan mengenai berbagai peristiwa berita dan informasi lainnya.

Menurut sumber internet1 , definisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi       

(14)

3   

sebagian besar khalayak melalu media berkala, seperti surat kabar, radio, televisi atau media on-line internet. Berita tidak selalu berupa laporan kejadian terkini, bisa saja fakta dan opini yang membuat berita lama menjadi baru kembali. Sebuah peristiwa yang terjadi sebulan lalu atau bahkan setahun lalu mungkin akan menjadi berita jika ia baru saja diungkap.

Berita yang menarik dan penting adalah yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat. Beberapa berita dipilih karena hal-hal tersebut akan menarik perhatian sebagian atau seluruh pemirsa. Adapun yang dimaksud dengan berita yang menarik adalah jika informasi yang disampaikan dapat menumbuhkan rasa kagum atau informasi mengenai pilihan hidup dan informasi tentang sesuatu yang unik 2 . Dikatakan sebuah berita bila mengandung unsur-unsur berita itu sendiri, 5W + 1H tak lepas dari syarat berita yang layak untuk disajikan. Bila berbicara tentang berita selalu terkandung dua makna, yaitu berita aktual yang harus ditayangkan secepatnya dan berita berkala yang bersifat timeless yang tidak perlu disajikan secepatnya.

Metro TV memiliki konsep agak berbeda dengan stasiun televisi lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Metro TV menjadikan berita sebagai sajian utama mereka. Program acara berita sebagai program unggulan Metro TV sendiri. tetapi dalam perkembangannya, Metro TV kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya,

      

(15)

4   

meski tetap dan dalam ruang lingkup news dan juga satu-satunya stasiun televisi di Indonesia yang tidak menayangkan sinetron sama sekali.

Berbeda dengan stasiun televisi lain, Metro TV adalah stasiun milik swasta yang menyiarkan 80%nya adalah berita yang disampaikan penting untuk disiarkan (important), cukup baru (actual) dan cukup menarik (interesting). Metro TV pada setiap harinya selalu menyajikan tayangan berita secara live dari tempat yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi. Live report atau sering disebut juga siaran langsung, adalah salah satu program unggulan dari beberapa televisi. Hal ini bertujuan untuk menjadikan medianya sebagai media yang tercepat dalam menyajikan berita, dan paling unggul mengetahui peristiwa atau berita yang terjadi. Kemudian hal itu sering disebut eksklusif. Biasanya, live report dilakukan oleh media televisi untuk mendekatkan secara psikologis antara televisi dengan masyarakat pemirsanya. Pemirsa akan disuguhkan langsung, jalannya sebuah peristiwa tersebut. Live report merupakan salah satu bagian kecil dari keseluruhan proses produksi program acara berita di sebuah industri pertelevisian, namun live report ini dapat dijadikan suatu strategi untuk menggaet pemirsa untuk mendapatkan informasi yang paling pertama dibandingkan stasiun televisi lain.

(16)

5   

sebuah stasiun televisi gambar adalah hal terpenting dalam suatu pemberitaan (no picture no news).

Segi penampilan dan setting program Metro TV menunjukkan terarahnya segmentasi pasar yang akan dituju seperti kalangan strata sosial, pendidikan, ekonomi menengah ke atas. Hal ini menarik untuk pengiklan terhadap segmentasi yang sudah tertuju pada produk mereka. Penyesuaian warna tampilan program acara berita televisi menunjukkan identitas segmentasi pasar mereka.

Dalam ruang lingkup atau cakupan wilayah berita pun ada jangkauan materi pemberitaannya. Suatu berita mempunyai dampak yang berkesinambungan sesuai dengan materi isi nya. Peneliti memilih Metro TV Jawa Timur berlokasi di Surabaya ini sebagai obyek pada penelitian ini. Dengan cakupan wilayah ini semakin terspesifik ragam berita lokal apa saja yang disiarkan pada Metro TV Jawa Timur. Ragam berita yang disiarkan juga adalah kebutuhan informasi bagi masyarakat Jawa Timur tersendiri.

Program acara Buletin Jatim adalah salah satu program andalan Metro TV Jawa Timur dengan jam tayang pada pukul 13.00 WIB berdurasi 30 menit, jeda iklan 15 detik sampai 60 detik, jeda per segment yang tak terlalu lama sehingga tidak akan membuat pemirsanya menunggu lama untuk menyaksikan segment program acara selanjutnya. Karena program acara Buletin Jatim mengutamakan penyampaian informasi yang lebih lengkap dan tersampaikan kepada khalayak tanpa gangguan.

(17)

6   

sebagai sajian informasi bagi khalayak. Untuk pertama kali dalam sejarah di Indonesia, Pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak yang digelar 9 Desember 2015 menjadi sejarah baru bagi demokrasi di Indonesia. Pilkada serentak 2015 dilaksanakan pertama kali di Indonesia, bahkan dunia berhasil dengan demokratis akan menjadi contoh bagi negara lain.

Media massa sebagai bagian dari sistema masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam menyukseskan pilkada yang dilaksanakan serentak di Indonesia. Media massa memiliki tanggungjawab dalam mengawali pilkada dalam pemenuhan kebutuhan dan hak publik untuk mengetahui informasi terkait pilkada. Fungsi media massa sebagai kontrol sosial termasuk mengontrol dan mengawasi pemerintahan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kekuasaan. Keberadaan media massa bisa dimanfaatkan dalam penyebaran luas informasi mengenai sosialisasi setiap tahapan pilkada yang harus diketahui masyarakat tanpa terkesuali

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah yaitu: “Bagaimana kecenderungan tema pemberitaan berita tayang, teaser dan penyajian berita berdasarkan sumber berita pada program acara Buletin Jatim periode Oktober – Desember 2015 di Metro TV Jawa Timur.

C. TUJUAN PENELITIAN

(18)

7   

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari tujuan diadakannya penelitian tadi maka adapun manfaat penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang urgen:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dari penelitian ini dapat digali informasi yang bermanfaat mengenai kecenderungan tema pemberitaan berita tayang, teaser dan penyajian berita berdasarkan sumber berita pada program acara berita di televisi, khususnya pada bidang jurnalistik.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi redaksi Metro TV Jawa Timur dalam pemberitaan secara obyektif tidak memihak, transparan, serta sumber berita yang jelas.

b. Melalui penelitian ini diharapkan masukan dan bahan informasi tentang bagaimana tema pemberitaan sebagai sajian informasi pada media televisi berita Metro TV.

c. Kepada peneliti lain diharapkan terangsang untuk meneliti lebih lanjut terutama faktor lain yang belum terjangkau dalam penelitian ini.

E. KAJIAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

(19)

8   

untuk mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran dengan harapan hasil penelitian dapat tersaji secara akurat dan mudah dipahami. Di samping itu untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari penelitian sebagai kajian yang dapat mengembangkan wawasan berfikir peneliti.

Dari beberapa literatur / skripsi yang penulis temukan, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dari sisi pembahasannya. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Aldo Wijaya (2015) mahasiswa Universitas Esa Unggul Jakarta Pusat dengan judul “Kecenderungan Ragam Berita dan Jenis Liputan Program Acara Metro TV Hari Ini Periode Oktober 2014”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemunculan ragam berita dan jenis liputan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi dengan tujuan penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian, diketahui bahwa bahwa program berita Metro hari Ini lebih banyak menggunakan ragam berita pemerintahan sebanyak 50,95% sedangkan untuk jenis liputan lebih banyak menggunakan berita lanjutan sebanyak 45,29%.

(20)

9   

dalam penelitian ini menggunakan metode Analisis Isi. Dalam penelitian ini ditemukan data bahwa berita kriminal yang paling sering muncul adalah tentang pencurian dan obyektivitas berita cenderung sedang dan rendah atau masih banyak berita yang kurang obyektif dan tidak jelas sumber-sumbernya.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Penelitian ini mengidentifikasi ragam berita tayang, tema teaser dan sumber berita tayangan berita dalam program acara Buletin Jatim. Adapun pengertian batasan dalam penelitian ini.

1. Tema Pemberitaan

Tema pemberitaan dalam penelitian ini adalah tema dalam segi perbidangan masalah pada berita tayang sebagai materi program acara berita dan teaser untuk memancing perhatian pemirsa sebagai strategi persuasi dalam program acara berita.

(21)

10   

dipertontonkan. Teaser dimunculkan pada awal program berita agar pemirsa menonton berita ini hingga akhir.

Kecenderungan ragam berita adalah kecondongan media dalam menyajikan berita dalam segi perbidangan masalah, berita dalam bidang tertentu yang dilakukan secara sengaja dalam nuansa fungsi komunikasi massa.

2. Penyajian Berita

Sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mempunyai posisi mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau kejadian, gagasab serta atau informasi yang bernilai berita. Ukurannya adalah tidak semua pihak atau lembaga dapat dijadikan sumber berita terhadap suatu fakta, peristiwa atau gagasan tertentu jika yang bersangkutan memang tidak mengetahui apapun, atau tidak mau memberikan informasi yang diketahuinya. Di sinilah wartawan harus menghayati secara mendalam etika profesinya sebagai penyampai fakta3.

3. Program Buletin Jatim

Program Buletin Jatim adalah salah satu program siaran berita pada stasiun televisi lokal Metro TV Jawa Timur yang memiliki jam tayang pada pukul 13.00 – 13.30 WIB berdurasi 30 menit.

      

(22)

11   

G. KERANGKA TEORI

Berita

(Program acara berita Buletin Jatim Metro TV Jawa Timur)

 

Media

Tema berita tayang 

Penyajian Berita berdasarkan

Sumber 

Khalayak  

Tema Teaser  Teori Agenda

Setting  Analisis Isi Realitas Sosial

Kehidupan Masyarakat

(23)

12   

1. Teori Agenda Setting

Teori Agenda Setting (agenda setting theory) yang dikembangkan oleh McComb dan Shaw. Asumsi dasar dari teori agenda setting menekankan bahwa media berperan dalam penekanan sebuah informasi peristiwa akan mempengaruhi khalayak yang menganggap penting. Apa yang dianggap penting bagi media maka penting juga bagi masyarakat. Apabila media massa memberi perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Asumsi ini berasal dari asumsi lain bahwa media massa memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Teori agenda setting menyatakan bahwa hal mana tidak semua informasi dapat disampaikan kepada masyarakat, media massa harus melakukan seleksi atas peristiwa-peristiwa yang akan diberitakan kepada masyarakat. Di sinilah peran media dengan fungsi ‘gate keeping’ yang dilakukan media massa, agar informasi-informasi yang disampaikan media kepada masyarakat benar-benar informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

(24)

13   

berbagai permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Dalam teori agenda setting, terdapat korelasi antara peristiwa-peristiwa yang disajikan oleh media sesuai dengan apa-apa yang diagendakan oleh publik. Fungsi media kemudian adalah memilij, menetapkan dan menyajikan masalah-masalah apa yang dianggap penting dan kemudian menyajikannya sehingga publik menerimanya sebagai sesuatu yang penting pula. Menurut Rogers dan Dearing, bahwa riset agenda setting berkaitan dnegan penyelidikan dan penjelasan pengaruh-pengaruh kemasyarakatan, mempunyai dua tradisi riset utama, yang sering diacu, yaitu:

1. Setting agenda, sebuah proses melalu mana media massa menyampaikan berbagai macam isu dan kejadian yang relatif penting kepada publik. Tradisi agenda setting berkaitan dengan bagaimana agenda media memengaruhi agenda publik.

2. Building agenda, sebuah proses melalui mana agenda kebijakan elite politik dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk di dalamnya oleh agenda media dan agenda publik. Tradisi agenda building mempelajari bagaimana agenda publik dan faktor-faktor lain, kadang-kadang agenda media memengaruhi agenda kebijakan.

(25)

14   

H. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, penelitian ini tergolong pendekatan kuantitatif, metode ini bertujuan menghasilkan data kuantitatif yang disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menguakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya4. Penelitian kuantitatif menggunakan pola pikir kuantitatif yang terukur dan teramati, kerangka teori dirumuskan secara spesifik, dan bertujuan menyusun generalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, memverifikasi atau menguji gejala.5

Adapun jenis penelitian ini adalah analisis isi deskriptif (descriptive content analysis). Analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks6. Tujuan analisis isi dalam penelitian ini, peneliti lebih jauh ingin menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan tertentu. Jenis penelitian analisis isi deskriptif (content analysis) yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu teks dalam naskah berita pada program acara berita tidak

      

4 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 12

5

Tatag Yuli Eko Siswono, Penelitian Pendidikan Matematika, (Surabaya: Unesa University Press,

2010), h. 42.

(26)

15   

dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara variabel.

2. Unit Analisis

Langkah awal yang penting dalam analisis isi adalah menentukan unit analisis. Unit analisis didefinisikan sebagai apa yang diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data. Unit analisis secara sederhana dapat digambarkan sebagai bagian apa dari isi yang kita teliti. Bagian dari isi ini dapat berupa kata, kalimat, foto, scene (potongan adegan), paragraf. Bagian-bagian ini harus terpisah dan dapat dibedakan dengan unit yang lain, dan menjadi dasar peneliti untuk melakukan pencatatan7.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan unit analisis pencatatan. Unit pencatatan (recording unit) adalah bagian atau aspek dari isi yang menjadi dasar dalam pencatatan dan analisis. Unit pencatatan berbicara mengenai bagian dari isi yang akan dicatat, dihitung dan dianalsis.

Paling tidak ada lima jenis unit pencatatan (coding unit) ini sebagai berikut:

1. Unit fisik adalah unit pecatatan yang didasarkan pada ukuran fisik dari suatu teks. Bentuk ukuran fisik ini sangat bergantung kepada jenis teks. Untuk ukuran fisik ini misalnya dapat berupa waktu (durasi)

2. Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen atau bagan bahasa dari suatu isi. Elemen bahasa ini sangat tergantung kepada jenis teks. Bahasa ini dapat berupa potongan adegan

      

(27)

16   

(scene). Dalam unit sintaksis dilakukan perhitungan frekuensi dari unit bahasa.

3. Unit referensial, yang dicatat dan dihitung adalah pemakaian dari kata atau kalimat. Kata-kata yang mirip, sepadan atau punya arti dan maksud yang sama dicatat sebagai satu kesatuan.

4. Unit proposisional adalah unit analisis yang menggunakan pernyataan (presisi). Dalam unit proposisional, penelitian dilakukan dengan menghubungkan dan mempertautkan satu kalimat dan kalimat lain dan menyimpulkan pernyataan (proposisi) yang terbentuk dari rangkaian antar kalimat.

5. Unit tematik adalah unit analisis yang lebih melihat (topik) pembicaraan dari suatu teks. Unit tematik secara sederhana berbicara mengenai “teks berbicara tentang apa atau mengenai apa”.8

Unit analisis pencatatan menjadi dasar peneliti, unit pencatatan dilakukan untuk mengetahui kuantitas tema pemberitaan berita tayang secara sistematis. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit tematik. Peneliti mengidentifikasi tema-tema apa saja yang dibicarakan berdasarkan perbidangan masalah.

Dalam suatu teks kemungkinan ada lebih dari satu tema. Suatu teks berita umumnya dapat terdiri atas beberapa tema yang disajikan dalam suatu berita. Adanya lebih dari satu tema berita dalam suatu teks berpotensi menimbulkan perbedaan di antara para coder.9

      

(28)

17   

3. Indikator Penelitian

Indikator adalah sebuah observasi atau pengamatan yang dipilih yang menggambarkan dimensi dari konsep yang ingin diukur10. Dalam penelitian ragam berita tayang, topik berita pada teaser dan penyajian berdasarkan sumber berita, peneliti memilih konsep tema perbidangan dalam berita pada penelitian ini.

Pertama, tema pemberitaan yaitu sajian berita dalam segi perbidangan masalah, penyajian berita yang dilakukan secara sengaja ditayangkan dalam program acara berita. Tema pemberitaan dalam penelitian ini adalah topik teaser dan topik berita tayang.

Kedua, sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau kejadian, data atau informasi yang dinilai berita. Sumber berita berkaitan dengan perbidangan berita. Sumber-sumber berita harus dikelompokkan menurut jenis beritanya. Jenis berita politik tentu berbeda dengan sumber berita kejahatan atau hukum dan peradilan.

1. Tema pemberitaan, yakni:

a) Berita politik adalah berita yang menyangkut kegiatan politik atau peristiwa di sekitar masalah-masalah ketatanegaraan dan segala hal yang berhubungan dengan urusan pemeritahan dan negara.

b) Berita ekonomi mencakup aspek berita yang sangat luas, yaitu perdagangan, finansial, perindustrian, pertambangan,

      

(29)

18   

perbankan, tenaga kerja, dunia usaha, valuta asing, dan pasar modal.

c) Berita pemerintahan mencakup kebijakan pemerintah, adanya pembangunan dan agenda kegiatan pemerintah. Berita pemerintahan melibatkan pemerintahan sebagai subjek dalam berita dan tentunya memiliki pengaruh terhadap masyarakat. d) Berita kriminal yaitu berita mengenai peristiwa kriminal yang

mengandung ancaman. Peristiwa perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, pembajakan, terorisme atau narkoba yang menarik perhatian pemirsa.

e) Berita kecelakaan termasuk berita yang tidak dapat diduga sebelumnya. Berita kecelakaan mencakup bencana alam, kecelakaan lalu lintas atau kebakaran yang dapat menelan korban, baik nyawa maupun harta benda.

f) Berita hukum dan peradilan, berita yang mencakup tentang hukum dan peradilan. Berita tentang laporan peradilan bisa mengenai perkosaan, pembajakan karya cipta sengketa tanah, peradilan pencuri, kisah pengedar narkoba.

g) Berita pendidikan yakni informasi terkini tentang pendidikan mengenai sarana prasarana pendidikan, keberhasilan anak didik, perilaku pendidik dan anak didik, terkait informasi pengetahuan pendidikan dan sebagainya.

(30)

19   

peristiwa, bisa meliputi berita yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori pembidangan tertentu, masyarakat sendiri sebagai subjek pemberitaan peristiwa. Berita peristiwa terkait fenomena, aksi demo, adanya pelanggaran dan sebagainya. i) Berita keamanan, mengenai pertahanan dan keamanan untuk

warga negara. Berita keamanan biasanya berpengaruh pada kenyamanan keamanan warga sendiri. Terhindarnya ancaman dan gangguan menciptakan situasi yang aman dan kondusif. j) Berita pilkada mengenai informasi calon kepala daerah,

administratif pilkada, daftar pemilih tetap, adanya konflik dalam pilkada, penyelenggaraan pilkada, logistik, dan segala informasi yang berhubungan tentang pilkada.

k) Berita perayaan, perayaan khusus seperti Idul Fitri, Natal, atau Upacara keagamaan, perayaan hari nasional, perayaan HUT kebudayaan lainnya yang sangat penting bagi komunitas tertentu.

l) Berita olahraga, meliputi seluruh kegiatan olahraga yang berskala lokal, regional, nasional maupun internasional.

m) Berita seni dan budaya misalnya berita pameran lukisan, pertunjukan drama, film, pagelaran musik, dialog atau diskusi seni dan budaya, seminar, kongres kebudayaan, rubrik sastra dan sebagainya.

(31)

20   

laporan pidato ilmiah, wisuda gelar profesor, pemenang atau peraih penghargaan, dan sebagainya.

o) Berita lain, selain topik berita di atas, seperti infotainment, berita kesehatan, lifestyle, pertanian, iklim termasuk berita ringan. Karena dalam topik-topik tersebut tidak sering ditayang pada program acara berita. Bukan berarti tidak menarik hanya saja jarang dalam pembahasan.

2. Sumber berita juga berpengaruh jelas dengan kefaktualan berita. Kualitas sumber berita oleh reporter dalam pengumpulan fakta yang sering membedakan berita baik dari berita yang lebih baik. Dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 jenis sumber berita, yakni:

a) Sumber berita atas nama pribadi: mencakup orang-orang biasa (ordinary man) yang juga biasa disebut dengan man in the street (seperti pengunjung pameran, preman terminal, orang-orang berlalu-lalang di pasar, petugas parkir, pengantar surat dan lain-lain); pakar di bidang keahlian masing-masing (seperti pakar hukum, olahraga, ilmu politik, ekonom, ahli forensik, kriminolog, musisi, sutradara, sastrawan/budayawan, dan narasumber lainnya); atau berdasarkan profesi seperti polisi, petugas administrasi kesehatan, pegawai kantor pengadilan, sopir, awak alat transportasi, penjaga kamar mayat, dan sebagainya.

(32)

21   

organisasi bisnis, pimpinan teras partai (the party machinery), anggota parlemen, pemuka agama, kepala suku, dan para pimpinan yang mewakili komunitas tertentu (suku, bangsa, pemuda, anak, remaja, kaum ibu dan lain-lain).

c) Sumber berita organisasi/lembaga/instansi: mencakup partai politik, pejabat pemerintahan atau lembaga publik (pejabat humas – PR), anggota parlemen, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (organisasi nonpemerintah), asosiasi dagang, asosiasi industri, dinas penerangan polisi dan dinas penerangan militer.

3. Adapun indikator penelitian pendukung sebagai unit pendukung penelitian yakni:

a) Tema pemberitaan berita tayang yang disajikan b) Frekuensi jenis berita tayang dalam program berita. c) Frekuensi topik teaser berita dalam program berita d) Persentase jenis berita tayang dalam program berita. e) Persentase topik teaser berita dalam program berita f) Penyajian berita berdasarkan sumber berita

4. Teknik Sampling

(33)

22   

Pada penelitian ini peneliti sampel yang diambil, yakni seluruh pemberitaan di Metro TV Jawa Timur periode 1 Oktober 2015 - 31 Desember 2015 selama 60 hari sebanyak 645 berita tayang dan 232 teaser.

5. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto, teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan teknik pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories). Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

b. Studi Kepustakaan

(34)

23   

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating)11.

Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan data ke bentuk yang lebih deskriptif dan mudah dibaca. Untuk menganalisis data, terlebih dahulu data yang terkumpul akan diuraikan dengan menggunakan lembar koding. Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berwujud angka. Dengan menggunakan rumus statistik deskriptif untuk mengetahui persentase, frekuensi, rata – rata (mean), dan sebagainya. Data di analisis dengan menggunakan tabel kategorisasi melalui tabel frekuensi dan grafik. Dari tabel tersebut akan dilakukan analisis dan penghitungan persentase atas kecenderungan ragam berita yang ditayangkan dalam program acara berita Buletin Jatim di Metro TV Jawa Timur.

7. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Validitas Konstruk sebagai acuannya, karena validitas konstruk menghubungkan antara instrumen penelitian dengan teori untuk meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsep-konsep dalam kerangka teori.

Menurut Kassarjian dalam Eriyanto Uji Reliabilitas data dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh independen dari

      

(35)

24   

peristiwa, instrumen atau orang yang mengukurnya 12 . Peneliti menggunakan Formula Holsti, dengan rumus sebagai berikut :

Reliabilitas Antar-Coder = 2M 

       N1 + N2 

Keterangan :

M = Jumlah coding yang sama

N1 = Jumlah coding yang dibuat oleh coder 1 N2 = Jumlah coding yang dibuat oleh coder 213

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi operasional, metode penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian, subyek obyek dan lokasi penelitian, teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang pengertian dan definisi-definisi yang menjadi dasar teori dalam penelitian, guna mendukung judul dari penelitian ini dan model metodologi penelitian yang diterapkan dalam menganalisis data

      

12 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 282 

(36)

25   

BAB III : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang penjelasan mengenai gambaran profil subyek penelitian dan deskripsi data yang diperoleh dengan format yang disesuaikan dengan rumus yang ada.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi mengenai penjelasan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan hasil temuan eksplorasi disertai hasil temuannya.

BAB V : PENUTUP

(37)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejulah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of

people). Media komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi – keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah – keduanya disebut media cetak; serta media film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop14.

Menurut Gerbner “Mass communication is the technologically and institutionally based production and messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri)15.

Definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak

      

14 Rema Karyanti S (ed), Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h.3.

15Ibid

(38)

27   

penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat16.

Komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi17.

Wright mengemukakan definisinya sebagai berikut: “This new form can be distinguished from older types by the following major

characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and

anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times to

reach most audience members simultaneously, and are transient in

character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex

organization that may involve great expense” (Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar; heterogen dan anonim; pesan yang disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar)18.

Dalam definisi-definisi komunikasi massa tersebut, dapat diringkas bahwa pengertian komunikasi massa adalah penyampaian pesan terhadap massa (khalayak) sebagai komunikan berjumlah besar yang diterima

      

16Ibid

17Ibid h. 4

(39)

28   

secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan menggunakan media massa cetak maupun elektronik sebagai perantara.

a. Karakteristik komunikasi massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat di dalamnya dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1) Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginananya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan19.

Penyampaian melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Tidak hanya satu orang terbentuk menjadi komunikator dalam komunikasi massa, dibutuhkan peran-peran sekelompok orang bekerja satu sama lain karena pesan yang disampaikan bukan atas nama pribadi pemilik media atau pekerja media melainkan atas nama media yang bersangkutan.

Dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan harus melalui proses-proses yang nantinya menjadi syarat pesan layak

      

(40)

29   

disampaikan pada khalayak luas. Banyak proses dalam mengolah pesan menjadi sumber informasi bagi khalayak, maka dibutuhkan ide atau gagasan untuk mendukung proses komunikasi berlangsung sesuai dengan tujuan media yang bersangkutan.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang terorganisasikan. Tidak seperti seseorang artis atau menulis, seseorang komunikator di media massa bekerja melalui sebuah organisasi yang kompleks yang mengandung suatu pembagian kerja yang ekstensif dan suatu biaya tertentu bersamaan dengan pekerjaan tersebut20.

2) Pesan bersifat umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa bersifat umum dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan21.

3) Komunikan bersifat anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan       

20 Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, disunting Jalaludin Rakhmat (Bandung: Remaja Karya, 1988) h. 6

(41)

30   

komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi22. Dalam komunikasi massa, antar komunikan tidak mengenal satu sama lain dan tidak berinteraksi langsung satu sama lain

4) Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula23. Jika media tidak menimbulkan keserempakkan dalam menerima pesan, maka bukan disebut komunikasi massa. Keserempakkan sejumlah khalayak dalam jarak jauh dari komunikator dan antar komunikan di tempat yang berbeda menerima pesan dalam waktu yang sama pula.

5) Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan

Pada komunikasi interpersonal, unsur hubungan diutamakan dalam efektivitas pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan tidak perlu melalui proses yang panjang, topik pembicaraan bisa berganti sesuai keinginan antar individu. Berbeda dengan komunikasi massa, pesan yang akan disampaikan       

22ibid

(42)

31   

harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan secara sistematis, baik sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. Itulah sebabnya mengapa perlu ada cara penulisan lead untuk media cetak, lead untuk media elektronik (radio maupun televisi), cara menulis artikel dengan baik, dan seterusnya. Semua itu menunjukkan pentingnya unsur isi dalam komunikasi massa24.

6) Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah25.

7) Stimulasi alat indera terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya       

24ibid

(43)

32   

mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

8) Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect) Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat feedback yang disampaikan oleh komunikan26.

Dalam komunikasi massa, keberhasilan komunikasi tidak diketahui sama sekali oleh komunikator. Feedback terhadap pesan yang disampaikan tidak langsung saat ia berkomunikasi, akan tetapi jauh sesudah pesan itu disampaikan melainkan umpan balik pada komunikasi bersifat tertunda (delayed feedback).

Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan secara mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, e-mail dan surat pembaca itu menggambar feedback komunikasi massa bersifat indirect.

      

(44)

33   

b. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi dari komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Penafsiran (Interpretation)

Fungsi penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita atau tayangan yang disajikan.

2. Pertalian (Linkage)

Dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

3. Penyebaran Nilai-nilai (TransmissionOf Values)

Dengan cara media massa itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa itu memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan oleh mereka.

4. Hiburan (Entertainment)

Berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak.

5. Fungsi Informasi

Media massa berfungsi sebagai penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa.

6. Fungsi Pendidikan

(45)

34   

7. Fungsi Mempengaruhi

Secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, Features, iklan, artikel dan sebagainya.

8. Fungsi Proses Pengembangan Mental.

Media massa erat kaitannya dengan prilaku dan pengalaman kesadaran manusia.

9. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Yakni penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana khalayak dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan dibantu oleh media massa, ia bisa lebih mengenal bagaimana keadaan lingkungannya melalui media massa.

10.Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Berusaha untuk mempengaruhi, komunikasi yang digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.

11.Fungsi Meyakinkan (ToPersuade)

• Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai

seseorang.

• Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang

• Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu27

2. Berita Televisi

a. Berita

Menurut Djaffar H.Assegaff, berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk disiarkan,

      

(46)

35   

yang dapat menarik perhatian pembaca. entah karena luar biasa, entah karena pentingnya atau karena akibat yang ditimbulkannya, atau entah karena mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan. (Jurnalistik Masa Kini)

Jakob Oetama dalam bukunya Prespektif Pers Indonesia: berita itu bukan fakta tapi laporan tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa menjadi berita hanya apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau membuatnya masuk dalam kesadaran publik dan dengan demikian menjadi pengetahuan publik28.

b. Program Acara Berita

Berbeda dengan radio, berita televisi menggabungkan suara, natural sound (suara latar), sound bite (suara wawancara), dan grafis29.

1) Gambar video adalah keseluruhan gambar bahan liputan. 2) Natural sound adalah suara latar dalam gambar bahan liputan. 3) Sound bite adalah isi wawancara.

4) Grafis dan teks: grafis dan teks beisi angka, data, maupun gambar animasi dan foto.

Berita televisi merujuk pada praktik penyampaian berita terbaru dari beragam peristwa melalui media televisi. Program berita di televisi bisa dalam durasi detik sampai durasi jam yang menyediakan informasi terbaru dari ranah internasional, nasional, regional, maupun lokal. Beberapa stasiun televisi membuat program berita sebagai       

28 Sedia Willing Bagus, JURNALISTIK: PETUNJUK TEKNIS MENULIS BERITA (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 26

(47)

36   

bagian dari programming yang mereka lakukan, namun ada juga stasiun televisi yang keseluruhan programming-nya mengkhususkan pada program berita. Program berita diudarakan setiap hari secara reguler oleh stasiun televisi.30

Berita di televisi umumnya terdiri dari peliputan atas ragam peristiwa yang layak diberitakan dengan pertimbangan nilai berita yang ada di setiap peristiwa. Berita televisi dapat diproduksi oleh newsroom stasiun televisi maupun diproduksi dalam sistem jaringan stasiun televisi yang bekerja sama.

Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program infomasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak (audien). Daya tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang ‘dijual’ kepada audien. Dengan dmeikian, program informasi tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talkshow. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

1) Berita keras (hard news)

Hard news adalah jenis berita langsung yang memiliki sifat timely atau terikat waktu. Berita jenis ini sangat tergantung pada

      

(48)

37   

aktualitas waktu, sehingga keterlambatan berita akan menyebabkan berita menjadi basi31.

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera ditayangkan agar dapat dikteahui khalayak auden secepatnya. Pera televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk meningkat. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam meyiarkan berita kepada masyarakat. Televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan32.

Stasiun televisi besar biasanya menyajikan program berita beberapa kali dalam satu hari. Bahkan ada televisi yang menyajikan program berita dalam setiap jam walaupun durasinya cukup singkat (kurang dari 5 menit). Media televisi biasanya menyajikan berita keras secara reguler yang ditayangkan dalam suatu program berita.

Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program berita adalah kumpulan dari berita keras.

      

31Ibid h.6

(49)

38   

2) Berita lunak (soft news)

Soft news adalah berita tidak langsung yang tidak memiliki sifat timeless atau tidak terikat waktu. Berita jenis ini tidak tergantung pada waktu, sehingga selalu bisa dilihat kapanpun tanpa terikat pada aktualitas33.

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada suatu program tersendiri di luar program berita34.

Dalam penelitian ini, Metro TV Jawa Timur sebagai televisi lokal di wilayah Jawa Timur mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan berita sebagai sajian informasi aktual dan faktual agar bisa bertahan di mata masyarakat melalui program-program acara yang lebih mengedepankan kepuasan pemirsa dalam menerima informasi. Karena hanya media lokal yang tahu tentang informasi seperti apa yang dibutuhkan masyarakat lokal.

3. Aspek-aspek Penting Berita

a. Unsur-unsur Berita

Baik dalam kepustakaan dan pengajaran jurnalistik maupun dalam praktiknya, terdapat perbedaan pandangan dalam menentukan sifat atau ciri sebuah berita. Ada yang menekankan segi unsur yang harus

      

(50)

39   

dikandung sebuah berita, ada yang menekankan segi sifatnya dan ada pula yang menekankan ciri-cirinya.

Dalam praktik jurnalistik para pakar memberikan pedoman dalam menulis berita dengan menggunakan formula 5W+1H. Berikut ringkasan dari formula yang dimaksud35.

1. Who: berita harus mengandung unsur “siapa”. Ini dapat ditarik ekuivalensinya dengan unsur prominence; harus menyebutkan sumber yang jelas. Dengan kata lain, berita hatus mempunyai sumber yang jelas. Jadi di sini penekanannya adalah sumber berita itu. “Siapa” bisa mengacu pada individu, kelompok, atau lembaga. Tidak diperbolehkan membuat berita yang tidak jelas sumbernya. Sebuah berita yang tidak jelas sumbernya akan diragukan kebenaran, kecermatan dan ketelitiannya.

2. What: setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya penting untuk mengetahui “apa” yang dikatakannya; who to say what. Dengan kata lain, “apa” adalah mencari tahu hal apa yang menjadi topik berita tersebut. Jika menyangkut suatu peristiwa atau kejadian, yang menjadi “apa” adalah kejadian atau peristiwa. 3. Where: berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian; “di

mana” terjadinya peristiwa atau fakta itu. Ini merupakan bagian dari unsur “jarak” (proximity) jika kita merujuk pada MacDougall. Jadi, “di mana” menyangkut tentang masalah jauh

      

(51)

40   

dekatnya jarak peristiwa dalam arti geografis ataupun batin/emosional.

4. When: unsur penting berikutnya yang harus dikandung sebuah berita adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut. Unsur “kapan” inilah yang juga dimaksudkan dengan unsur baru terjadinya (timeliness) demi mengejar aktualitas seperti yang dipersyaratkan oleh MacDougall.

5. Why: kelengkapan unsur sebuah berita harus dapat menjelaskan “mengapa” peristiwa itu sampai terjadi. Hal ini berkaitan dengan tujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu pembaca mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa. Setiap peristiwa tidak pernah terjadi begitu saja dan selalu punya alasan mengapa terjadi. Alasan mengapa sampai terjadi juga perlu disampaikan atau dijelaskan kepada pembaca demi memenuhi rasa ingin tahunya. 6. How: “bagaimana” terjadinya suatu peristiwa juga sangat

(52)

41   

Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki sebuah berita mencakup:

1) Accuracy: akurat, cermat dan teliti; 2) Universality: berlaku umum; 3) Fairness: jujur dan adil; 4) Humanity: nilai kemanusiaan; 5) Immediate: segera.

Banyaknya berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia menyebabkan perlu kiranya ada kriteria peristiwa layak disebut sebagai berita. Berikut ini beberapa kriteria tentang kelayakan berita (newsworthiness)36.

1) Timeliness dan immediacy

Peristiwa yang memiliki kelayakan berita yaitu peristiwa yang segar, baru saja terjadi beberapa jam lalu atau bahkan beberapa detik yang lalu. Dengan kata lain, peristiwa yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang layak menjadi berita. Kebaruan ini bisa berarti berita yang sedang disiarkan adalah berita yang sedang terjadi (real time). Aktualitas menjadi pertimbangan utama tentang kelayakan berita.

2) Proximity

Peristiwa yang layak menjadi berita bisa juga dilihat dari unsur kedekatan (geografis, emosional) dengan pembaca, relevansi bagi

      

(53)

42   

pembaca. Semakin dekat kita dengan peristiwa, semakin penting berita tentang peristiwa tersebut bagi kita.

3) Conflict

Konflik baik yang berbentuk fisik (perseteruan antar kelompok) dan non fisik (perbedaan pendapat) umumnya akan menarik perhatian khalayak. Berita tentang demonstrasi yang berujung bentrok, kerusuhan, perdebatan para politisi dan berita-berita sejenis umumnya akan mendapat perhatian dari media massa dengan menempatkan berita-berita seperti ini adalah realitas bahwa konflik secara umum akan menarik perhatian khalayak. 4) Eminence dan prominence

Eminence dan prominence berarti menyangkut peristiwa dan/ atau orang terkenal. Maksudnya sesuatu yang menyangkut peristiwa dan/ atau orang terkenal akan memiliki kelayakan berita yang lebih dibandingkan dengan sesuatu yang menyangkut peristiwa dan/ atau orang tidak terkenal.

5) Consiquence dan impact

(54)

43   

6) Humaninterest

Human interest berarti peristiwa yang menarik perhatian dan menyentuh perasaan khalayak. Bahkan bisa jadi peristiwa tersebut tidak lagi aktual, tidak memiliki dampak bagi khalayak, tidak memiliki kedekatan, tidak ada konflik serta tidak menyangkut orang atau peristiwa terkenal, namun layak menjadi berita karena menyentuh perasaan.

b. Format berita

Suasana kerja pada stasiun televisi terkadang penuh ketegangan khususnya menjelang suatu program akan ditayangkan sehingga diperlukan kesigapan dan kecepatan kerja karena dikejar-kejar tenggat waktu (deadline). Komunikasi yang cepat adalah hal vital dalam pemberitaan televisi. Harus tercipta saling pengertian dari setiap orang bekerja dalam proses kreatif ini.

(55)

44   

berita adalah mencara cara atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita37.

Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu cara bagaimana suatu berita ditampilkan atau disajikan. Format apa yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita dalam suatu program berita televisi. Suatu format dipilih tentunya karena terdapat alasan untuk itu. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu:

1) Reader (RDR).

Reader merupakan format berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar (video). Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya.

2) VoiceOver (VO).

VO adalah format berita dengan video yang keseluruhan narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil di depan kamera (on-cam) setelah itu muncul gambar berita namun suara presenter tetap terdengar mengiringi gambar.

3) ReaderSound of Tape (RDR SOT).

RDR – SOT terdiri dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul soundbite on tape (SOT) dari narasumber

      

(56)

45   

berita. SOT adalah cuplikan suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang dengan narasumber.

4) VoiceOverSound of Tape (VO-SOT).

VO-SOT adalah gabungan dari format VO dan format SOT yang mana VO mengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT.

5) Reader – Grafis (RDR-GRF).

RDR-GRF biasanya digunakan jika sebuah berita penting baru saja terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya dalam kaset video. Dalam format berita grafis, pertama-tama presenter muncul membacakan intro dan kemudian muncul gambar grafis sementara suara presenter terdengar membicarakan kelanjutan berita tersebut. 6) Paket (package/PKG).

PKG adalah laporan berita lengkap dengan narasi (voice over) yang direkam ke dalam pita kaset. Narasi dalam paket dibacakan oleh seorang pengisi suara (dubber) yang biasanya adalah reporter atau penulis berita (writter). Dengan kata lain, format berita paket (package) adalah format berita yang bersifat komprehensif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara (dubber).

(57)

46   

Jika suatu peristiwa yang mengandung nilai berita masih berlangsung sementara program berita masih ‘on air’, maka stasiun televisi dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsung (live report). Dalam format ini, presenter akan langsung berbicara dengan reporter yang berada di lokasi yang sedang meliput suatu peristiwa seperti pertemuan politik yang penting atau sebuah kebakaran besar dan peristiwa penting lainnya.

8) BreakingNews.

Breaking news merupakan berita tidak terjadwal karena dapat terjadi kapan saja. Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, bila memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut. Durasi breaking news mulai dari dua menit hingga tidak terbatas.

9) Laporan Khusus.

Laporan khusus. Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan soundbite dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat dan analisis mereka. Biasanya merupakan laporan panjang yang komprehensif mengenai berbagai peristiwa atau isu. Laporan khusus biasanya disajikan dalam program tersendiri di luar program berita karenanya memiliki durasi panjang (30 menit atau lebih).38

      

(58)

47   

c. Sumber Berita

Wawancara televisi adalah tanya jawab antara reporter televisi dengan narasumber dengan tujuan, untuk mendapatkan penjelasan atau keterangan dari narasumber tersebut. Narasumber diwawancarai karena dua alasan: pertama, karena narasumber dianggap menguasai permasalahan dan kedua, karena ia terlibat langsung atau tidak langsung (hanya menyaksikan) dengan kejadian atau peristiwa yang menjadi topik pembicaraan. Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari sumber berita yaitu keterangan aktual dari pelaku atau saksi suatu peristiwa yang bernilai berita39.

Melakukan wawancara adalah salah satu pekerjaan utama seorang reporter televisi. Hampir sebagian besar kegiatan seorang reporter televisi adalah melakukan wawancara. Wawancara perlu dilakukan guna mendapatkan kejelasan fakta (misalnya dari pihak berwenang) tentang suatu kejadian. Wawancara juga dibutuhkan guna mendapatkan kesaksian dari pihak-pihak yang terlibat dalam suatu peristiwa misalnya saksi mata, korban, pelaku dan sebagainya. Selain itu, bila diperlukan tanggapan dari pihak yang ahli.

Jika sang wartawan tidak dapat mengamati sendiri fakta-faktanya secara tangan pertama, ia harus menggantungkan dirinya pada orang lain. Narasumber yang paling baik adalah seseorang yang berpengetahuan dalam sesuatu bidang dan yang memiliki perasaan

      

(59)

48   

tajam yang sama dengan wartawan tentang perlunya publik mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya.

Yang paling diketahui adalah bahwa setiap narasumber memiliki motif dalam memberikan infomasi kepada wartawan. Demikian pula, setiap narasumber pun mempunyai keberatan-keberatan untuk memberikan informasi kepada wartawan. Pemahaman tentang motif-motif narasumber beserta keberatan-keberatan mereka yang akan menolong kepada wartawan untuk memelihara hubungan dengan baik. Kapan harus menekannya untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan kapan harus mundur40.

Wawancara dapat digunakan untuk mengisi berita secara faktual dan membantu menyampaikan dimensi dari sudut orang lain. Wawancara dapat dibedakan menjadi dua topik dasar: wawancara aktualitas dan wawancara dalam studio. Wawancara aktualitas pada umumnya dilakukan semata-mata untuk mendapatkan informasi. Wawancara di dalam studio mulai dari wawancara perseorangan secara singkat sampai wawancara dengan topik yang serius dan kompleks41.

1) Wawancara aktualitas

Aktualitas adalah suatu respon atau pernyataan dari sumber berita yang biasanya digunakan dalam berbagai format. Misalnya, suatu paket yang dideskripsikan secara khusus atau suatu berita setelah

      

40 Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.250

(60)

49   

perkenalan oleh penyiar perangkai. Kunci keberhasilan wawancara aktualitas adalah tanggapan yang dapat disiarkan, misalnya dalam berita dengan durasi 90 detik. Karena berita yang ingin didapatkan cukup pendek, jawaban yang singkat yang kita terima setiap kali pertanyaan diajukan sangat penting.

2) Wawancara di dalam studio

Wawancara di dalam studio biasanya disiarkan secara penuh mulai dari awal, tengah dan akhir acara. Secara umum waktu yang dipakai dialokasikan secara khusus, tetapi pembahasannya lebih luas. Kadang-kadang wawancara yang dilakukan dapat menjadi sangat panjang. Namun, wawancara dalam acara perbincangan harus dibuat sesingkat mungkin dan harus berakhir saat waktunya habis. Wawancara yang dilakukan harus sesuai dengan waktu yang telah disediakan.

Sumber-sumber berita harus dikelompokkan menurut jenis beritanya. Jenis berita politik tentu berbeda dengan sumber berita jenis kejahatan atau hukum dan peradilan. Sumber berita pada masing-masing kelompok tersebut haruslah terdiri atas mereka yang betul-betul berada pada posisi mengetahui atau berkompeten untuk berbicara mengenai fakta atau kejadian yang hendak dilaporkan oleh wartawan.

(61)

50   

sumber informasi dan mempublikasikan, adanya keragaman berita yang mampu dan mau memberikan berbagai pilihan berita yg lengkap atas pandangan yang beragam, berita yang relevan dan sesuai fakta, serta akurat42.

Reporter/wartawan biasanya selalu menyebut identitas sumbernya dengan jelas. Kecuali, bila sumbernya itu menyatakan tidak ingin disebutkan identitasnya, sesuai dengan kode etik jurnalistik, permintaan itu harus dipatuhi. Untuk wartawan bersangkutan, bila tetap ingin melaporkan informasi dari sumber demikian, harus bertanggung jawab sendiri karena merasa dalam posisi mengetahui.

Dalam menentukan sumber berita, harus dilihat kadar ketenaran, kepintaran dan pengaruh seseorang di masyarakat43 . Wartawan mendapatkan informasi dari berbagai kalangan didapatkan dengan bertanya secara formal atau non formal.

Untuk masing-masing jenis atau perbidangan pemberitaan selalu mencakup sumber-sumber sebagai berikut:

1. Sumber Berita Atas Nama Pribadi: mencakup orang-orang biasa (ordinary man) yang juga biasa disebut dengan man in the street (seperti pengunjung pameran, preman terminal, orang-orang berlalu-lalang di pasar, petugas parkir, pengantar surat, dan lain-lain); pakar di bidang keahlian masing-masing (seperti pakar hukum, olahraga, ilmu politik, ekonom, ahli forensik, kriminolog,

      

42 Prima Rini M.O. dalam Tesis Pengaruh Isi Berita, Kualitas Penyiaran, Dan Kemasan Terhadap Kepuasan Pemirsa (tidak diterbitkan)

43 Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita: Pengalaman Lapangan Seorang Wartawan

(62)

51   

musisi, sutradara, sastrawan/budayawan, dan narasumber lainnya); atau berdasarkan profesi seperti polisi, petugas administrasi kesehatan, pegawai kantor pengadilan, sopir, awak alat transportasi, penjaga kamar mayat, dan sebagainya.

2. Sumber Berita Pribadi Atas Nama Kelompok atau Golongan: mancakup tokoh masyarakat (opinion leader), pimpinan organisasi bisnis, pimpinan teras partai (the party machinery), anggota parlemen, pemuka gama, kepala suku, dan para pimpinan yang mewakili komunitas tertentu (suku, bangsa, pemuda, anak, remaja, kaum, ibu, dan lain-lain).

3. Sumber Berita Organisasi/Lembaga/Instansi: mencakup partai politik, pejabat pemerintahan atau lembaga publik (pejabat humas–PR, anggota parlemen, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (organisasi nonpemerintah), asosiasi dagang asosiasi dagang, asosiasi industri, dinas penerangan polisi, dan dinas penerangan militer44.

d. Kategorisasi Berita

Berita yang didasarkan pada topik masalah mencakup berbagai bidang yang sangat kompleks. Secara besarannya biasa dikelompokkan menjadi berita politik, ekonomi, sosial-budaya, hukum, olahraga, militer, kriminal atau kejahatan dan sebagainya. Berikut dibahas beberapa bidang yang menyangkut berita dilihat dari segi persoalan

      

Gambar

gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan32.
Gambar 2.1 Proses Agenda Setting Bekerja oleh McQuail & Windahl66
Gambar 3.1 Logo Metro TV Jawa Timur
Gambar 3.2 Bumper Jurnal Pagi Jatim Sumber: Metro TV Jawa Timur
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Subyek penelitian adalah pasien diabetes melitus yang menjalani rawat inap, sedangkan objek penelitian meliputi berkas klaim berdasarkan data lama rawat, biaya kamar,

Dengan demikian, DER adalah rasio yang menggambarkan perbandingan total hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri

Air bersih, dalam hal ini digunakan 2 jenis air bersih yaitu air panas dan dingin berfungsi untuk membilas lembaran plat baja setelah pickling agar larutan HCL yang menempel pada

Kesimpulan : Penyuluhan dengan metode diskusi kelompok dan ceramah dengan media leaflet keduanya memiliki keefektifan yang sama dalam meningkatkan perilaku yang

Sebagai bahan rujukan, Tannenbaum and Schmidt (1958) dalam Sofiati (1995) menyatakan bahwa suatu studi telah dilakukan terhadap 161orang manajer yang merupakan

[r]

Berdasarkan hasil dari analisis, implementasi dan pengujian yang telah dilakukan pada Pengembangan Aplikasi mobile Pengenalan Aksara Bali Ke Huruf Latin Dengan