• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tr iw u la n I I - 2 0 1 0

Kantor Bank Indonesia

Banjarmasin

KAJI AN EKON OM I REGI ON AL

(3)

K

ATA

P

ENGANTAR

Puji

 

syukur

 

kami

 

panjatkan

 

kepada

 

Tuhan

 

Yang

 

Maha

 

Kuasa

 

atas

 

limpahan

 

rahmat

 

dan

 

karuniaNya,

 

sehingga

 

Kajian

 

Ekonomi

 

Regional

 

(KER)

 

Provinsi

 

Kalimantan

 

Selatan

 

periode

 

triwulan

 

II

­

2010

 

ini

 

dapat

 

hadir

 

di

 

tangan

 

pembaca.

 

Publikasi

 

rutin

 

triwulanan

 

Kantor

 

Bank

 

Indonesia

 

Banjarmasin

 

ini

 

mengulas

 

perkembangan

 

terakhir

 

berbagai

 

variabel

 

makro

 

ekonomi

 

di

 

tingkat

 

provinsi,

 

meliputi

 

perkembangan

 

ekonomi,

 

inflasi,

  

perbankan,

 

sistem

 

pembayaran,

 

keuangan

 

daerah,

 

indikator

 

kesejahteraan,

 

serta

 

prospek

 

pertumbuhan

 

ekonomi

 

dan

 

inflasi

 

triwulan

 

mendatang.

 

Kami

 

mengharapkan

 

publikasi

 

ini

 

dapat

 

menjadi

 

salah

 

satu

 

sumber

 

informasi

 

bagi

 

pemangku

 

kebijakan,

 

akademisi,

 

pelaku

 

usaha,

 

perbankan,

 

masyarakat,

 

dan

 

pihak

­

pihak

 

lainnya

 

yang

 

memerlukan

 

dan

 

menaruh

 

perhatian

 

terhadap

 

perkembangan

 

ekonomi

 

Provinsi

 

Kalimantan

 

Selatan.

  

Dalam

 

edisi

 

ini

 

dapat

 

kami

 

sampaikan

 

bahwa

 

secara

 

umum

 

kinerja

 

perekonomian

 

Kalimantan

 

Selatan

 

pada

 

triwulan

 

II

­

2010

 

mencatat

 

pertumbuhan

 

yang

 

lebih

 

baik.

 

Laju

 

pertumbuhan

 

ekonomi

 

mampu

 

bergerak

 

ke

 

level

 

yang

 

lebih

 

tinggi,

 

dari

 

5,39%

 

(yoy)

 

pada

 

triwulan

 

I

­

2010

 

menjadi

 

5,97%

 

(yoy)

 

yang

 

ditopang

 

kinerja

 

sektor

 

dominan,

 

khususnya

 

sektor

 

pertanian,

 

sektor

 

pertambangan,

 

dan

 

sektor

 

perdagangan

   

Tekanan

 

inflasi

 

cenderung

 

meningkat,

 

sehingga

 

laju

 

inflasi

 

pada

   

triwulan

 

II

­

2010

 

lebih

 

tinggi

 

dibandingkan

 

triwulan

 

sebelumnya,

 

dari

 

5,11%

 

(yoy)

 

menjadi

 

7,76%

 

(yoy),

 

terutama

 

dipengaruhi

 

oleh

 

faktor

 

volatile

 

food

 

terkait

 

terbatasnya

 

pasokan

 

beras

 

lokal

 

di

 

triwulan

 

laporan.

   

Membaiknya kondisi perekonomian yang disertai dengan kondisi politik 

yang stabil setelah pelaksanaan Pemilu Kada yang berlangsung lancar memberikan 

dampak positif terhadap kinerja perbankan Kalimantan Selatan di triwulan II­2010

 

Aset

 

perbankan

 

tumbuh

 

15,61%

 

(yoy)

 

yang

 

didorong

 

oleh

 

peningkatan

 

jaringan

 

kantor

 

bank

 

di

 

Kalimantan

 

Selatan.

 

Sementara

 

itu,

 

transaksi

 

uang

 

tunai

 

mengalami

 

kenaikan

 

dengan

 

aliran

 

uang

 

tunai

 

yang

 

keluar

 

(outflow)

 

BI

 

Banjarmasin

 

seiring

 

meningkatnya

 

aktivitas

 

ekonomi

 

masyarakat.

 

Sementara

 

transaksi

 

non

 

tunai

 

baik

 

melalui

 

sarana

 

BI

­

RTGS

 

dari

 

sisi

 

volume

 

juga

  

mengalami

 

peningkatan.

 

(4)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010

ii

Akhirnya,

 

kami

 

berharap

 

semoga

 

publikasi

 

ini

 

bermanfaat

 

bagi

 

berbagai

 

pihak

 

yang

 

membutuhkan,

 

meskipun

 

kami

 

menyadari

 

masih

 

banyak

 

langkah

­

langkah

 

penyempurnaan

 

yang

 

perlu

 

kami

 

lakukan.

 

Saran

 

dan

 

kritik

 

kami

 

nantikan

 

untuk

 

penyempurnaan

 

publikasi

 

ini.

 

Selanjutnya

 

kami

 

sampaikan

 

penghargaan

 

dan

 

terima

 

kasih

 

yang

 

tulus

 

kepada

 

berbagai

 

pihak

 

yang

 

telah

 

membantu

 

dalam

 

penyediaan

 

data

 

dan

 

informasi

 

yang

 

kami

 

perlukan,

 

semoga

 

hubungan

 

baik

 

ini

 

dapat

 

terus

 

terbina

 

di

 

masa

 

yang

 

akan

 

datang.

 

Semoga

 

Tuhan

 

Yang

 

Maha

 

Kuasa

 

senantiasa

 

memberikan

 

kemudahan

 

kepada

 

kita

 

dalam

 

mengupayakan

 

hasil

 

kerja

 

yang

 

terbaik.

  

Banjarmasin,   Agustus 

  

BANK INDONESIA BANJARMASIN 

 

 

 

Kh

r

 

 

airil Anwa  

(5)

D

AFTAR

I

SI

KATA PENGANTAR

...

i

DAFTAR ISI

...

iii

KETERANGAN DAN SUMBER DATA

...

v

TABEL INDIKATOR TERPILIH

...

vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

………

1

BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

...

9

1. Sisi Permintaan ... .

10

2. Sisi Penawaran ……….……... 20

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI

……….………… ...

31

1. Kondisi Umum ……….…………. ...

31

2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ………….…….. ..

32

2.1 Inflasi Tahunan ...

32

2.2 Inflasi Triwulanan ... ...

34

2.3 Inflasi Bulanan ...

36

Boks 1. Hasil Survei terhadp rumah Tangga di Banjarmasin ... 41

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

………... ...

45

1. Perkembangan Bank Umum... ...

45

1.1 Perkembangan Aset dan Kelembagaan Bank Umum ...

45

1.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ... ..

46

1.3 Penyaluran Kredit ... 47

1.4 Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit ... .

49

1.5 Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah...

51

2. Perkembangan Bank Syariah ... ...

53

3. Perkembangan Industri Bank Perkreditan Rakyat ... 55

Boks 3. Kurang Tersosialisasi, Program Tabunganku Belum Efektif

Mendorong Minat Menabung Masyarakat ... 57

BAB 4. KEUANGAN DAERAH

………... ...

59

1. Realisasi APBD Provinsi/Kab/Kota Kalimantan Selatan ... 60

2. Pendapatan Daerah... ... 62

3. Belanja Daerah ... 63

4. Pembiayaan Daerah ... 65

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

………... ...

67

(6)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 iv

1.1 Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (

Inflow/Outflow

) ... 67

1.2 Perkembangan Penukaran Uang Rupiah ... 68

1.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 69

1.4 Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ……….... 70

2. Transaksi Pembayaran Non-Tunai ... 71

2.1 Transaksi Kliring ... 71

2.2 Transaksi RTGS ... 72

BAB 6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.... ....

75

1. Ketenagakerjaan …....……. ...

75

2. Kesejahteraan ... ...

77

BAB 7. PROSPEK EKONOMI ... ...

81

1. Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi …....……. ...

81

2. Perkiraan Inflasi ... ...

84

(7)

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Banjarmasin.

Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas dasar

tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari Dokumen Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Bagian PDIE-Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab II Perkembangan inflasi regional dari pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota

Banjarmasin. Data IHK bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh lebih lanjut untuk keperluan analisis.

Bab III Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang

berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab IV Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan.

Bab V Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KBI Banjarmasin . Untuk

data transaksi tunai bersumber dari Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring Bank Indonesia Banjarmasin.

Bab VI Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional

(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik Pusat.

Bab VII Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi

dan moneter dengan didukung oleh hasil survey yang dilakukan KBI Banjarmasin.

(8)

Visi Bank Indonesia

Menjadi Lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

Misi Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan.

Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.

Visi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin

Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan

Misi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin

Mendukung pencapaian kebijakan BI di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.

(9)

a.

Inflasi dan PDRB

TW - I TW - II

119.4 121.19 124.67

3.86 5.11 7.76

Pertanian 7121.63 1222.03 2120.6

Pertambangan & Penggalian 6206.10 1561.16 1639.6

Industri Pengolahan 3144.92 797.06 805.23

Listrik, Gas, & Air Bersih 144.31 37.72 39.35

Bangunan 1605.14 391.49 402.57

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4414.50 1106.40 1162.5

Pengangkutan dan Komunikasi 2515.72 623.83 646.35

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 1159.70 300.21 310.32

Jasa 2606.89 617.13 654.08

5.01% 5.39% 5.97%

5,443

547 527

85,095

9,017 8,287

658.91 41.38 19.29

251.508 28.549 8.3505

Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

INDIKATOR TAHUN

2009

2010

IHK Banjarmasin

Inflasi Banjarmasin (y-o-y) MAKRO

PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (y-o-y)

(10)

TW I TW II

Total Asset 15,088.57 16,651.59 16,726.15

18,163.85

17,511.62 19,250.93 4,516.97

4,866.40 4,872.24 9,770.52

8,506.28 9,947.80 3,876.35

4,138.97 4,430.89 17,527.85

16,874.43 18,910.10 6,114.58

5,369.86 5,838.60 5,298.55

4,818.85 5,860.36 6,114.73

6,685.72 7,211.15

96.50% 96.36% 98.23%

13,745.22

14,965.68 15,422.92 4,861.14

5,095.95 5,309.79 3,624.40

3,946.06 4,088.92 5,259.69

5,923.66 6,024.21

75.67% 85.46% 80.12%

3,611.90

3,216.02 3,454.84 Modal Kerja 486.39 363.04 390.00 Investasi 162.64 132.57 117.81 Konsumsi 2,962.87 2,720.41 2,947.03

4,032.90

4,052.80 5,127.34 Modal Kerja 1,043.44 1,039.78 1,139.53 Investasi 288.40 292.60 302.74 Konsumsi 2,701.07 2,720.41 3,685.06

2,756.94

2,918.43 3,153.62 Modal Kerja 1,706.31 1,823.69 1,964.65 Investasi 687.91 668.88 754.72 Konsumsi 362.73 425.87 434.26

10,401.74

10,187.25 11,735.80

2.14% 2.15% 2.15%

Total Asset 272.42 270.07 294.97 168.25

176.39 163.41 62.87

63.78 64.73 105.38

112.62 98.69 209.10

202.09 238.64 61.18

67.21 69.21 111.31

91.35 125.39 36.62

43.53 44.04

4.64% 4.74% 4.38%

124.22% 114.57% 146.04%

Konsumsi LDR

Kredit - Berdasarkan Lokasi Proyek

Kredit - Berdasarkan Lokasi Bank Giro Tabungan Deposito Modal Kerja Investasi TAHUN 2010 DPK PERBANKAN

Bank Umum (Rp miliar)

BPR

Total Kredit UMKM

Kredit Menengah INDIKATOR

TAHUN 2009

Kredit UMKM - Lokasi Proyek Kredit Mikro Kredit Kecil Konsumsi LDR Modal Kerja Investasi LDR NPL NPL Investasi Konsumsi DPK Tabungan Deposito

Kredit - Berdasarkan Lokasi Proyek Modal Kerja

(11)

Indikator Tw.IV-2009 Tw.I-2010 Tw.II-2010

Posisi Kas Gabungan (Rp miliar) 1,325 1,456 1,537

Inflow (Rp miliar) 802 1,213 658

Outflow (Rp miliar) 522 243 879

Pemusnahan Uang (Rp miliar) 355 331 544

Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar) 32 27 31

Volume Transaksi RTGS (ribu lbr) 45 37 40

Nominal Kliring Kredit 3,249 2,418 3,372 Volume Kliring Kredit 77 59 79

Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit 43 32 45

Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit 1 1 1

Nominal Kliring Debet 69,286 135,403 108,454 Volume Kliring Debet 1,582 1,486 1,901 Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit 924 1,805 1,446 Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit 21 20 25

Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 125 135 85

Volume Kliring Pengembalian (lembar) 1,116 1,486 1,342 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 2 2 1

Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 15 20 18

(12)

(13)
(14)

R

I N GKASAN

E

KSEKUTI F

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan ini

tumbuh sebesar 5,97% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2010 yang

mencapai 5,39% (yoy). Laju pertumbuhan ini sedikit

lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya

yang berada pada kisaran 6,04% (yoy). Dari sisi

permintaan, laju pertumbuhan ekonomi terutama

ditopang oleh kinerja konsumsi dan investasi, sementara

kinerja ekspor melambat. Dari sisi penawaran atau

sektoral, laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan

terutama ditopang oleh kinerja sektor dominan, khususnya

sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor

perdagangan sedangkan sektor industri pengolahan relatif

stabil.

Laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan

I-2010 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yaitu dari 4,47% (yoy) menjadi

7,19% (yoy). Meningkatnya laju pertumbuhan di sektor

pertanian terutama disebabkan oleh kinerja sub sektor

tanaman bahan makanan (tabama) yang mencatat

kenaikan cukup signifikan karena pada triwulan ini sudah

memasuki panen raya, khususnya untuk komoditas padi

jenis unggul (medium).

Perkonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-2010 tumbuh 5,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,39% (yoy).

Sektor pertanian tumbuh 7,19% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 4,47% (yoy)

Kinerja sektor pertambangan juga mencatat perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya

Pada triwulan laporan, kinerja sektor pertambangan

Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,97% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan di

triwulan sebelumnya yang mencapai 4,53%.

Meningkatnya kinerja sektor pertambangan terutama

Kaj ian Ekonom i Regional Kalim ant an Selat an Tr iw ulan I I - 2010

(15)

dipengaruhi permintaan batubara khususnya untuk

keperluan pembangkit listrik yang cenderung meningkat

seiring dengan telah siapnya beroperasi beberapa PLTU

baru yang termasuk dalam proyek 10.000 MW. Namun

demikian, kondisi musim saat ini yang merupakan kemarau

basah mengakibatkan aktivitas eksplorasi tambang masih

terganggu oleh hujan dengan intensitas tinggi.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga menunjukan laju

pertumbuhan yang lebih tinggi seiring membaiknya kondisi ekonomi

Pada triwulan II-2010, pertumbuhan sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR) Kalimantan

Selatan diperkirakan mencapai 8,65% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 7,59% (yoy). Kegiatan Pemilu Kada di tingkat

Propinsi dan beberapa kabupaten/kota turut mendorong

pertumbuhan di sektor perdagangan, terkait dengan

belanja kampanye yang dilakukan oleh para kandidat.

Meningkatnya kegiatan di sektor perdagangan

dikonfirmasi oleh meningkatnya kegiatan di pasar modern

dan arus bongkar muat barang di Pelabuhan Trisakti

Banjarmasin.

Pada triwulan II-2010, pertumbuhan sektor industri

pengolahan Kalimantan Selatan masih relatif

stagnan, dengan laju pertumbuhan sebesar 2,21%

(yoy), setelah triwulan sebelumnya mencatat

pertumbuhan sebesar 2,07% (yoy). Hal ini antara lain

dipengaruhi oleh melambatnya kinerja ekspor komoditas

kayu olahan. Indikasi perlambatan kinerja sektor industri

juga terlihat dari melambatnya pertumbuhan konsumsi

BBM industri.

Kinerja sektor industri pengolahan di triwulan II-2010 relatif stabil dengan laju pertumbuhan sebesar 2,21% (yoy).

Kinerja sektor ekonomi lainnya mengalami perlambatan, kecuali sektor jasa.

Perkembangan sektor ekonomi non-dominan

Kalimantan Selatan di triwulan II-2010 secara umum

mengalami perlambatan. Dari lima sektor ekonomi

non-dominan, hampir semua sektor mengalami perlambatan

kecuali sektor jasa. Hal ini didorong oleh pelaksanaan

Pemilu Kada yang berlangsung di bulan Juni 2010. Pada

Kaj ian Ekonom i Regional Kalim ant an Selat an Tr iw ulan I I - 2010

(16)

Kaj ian Ekonom i Regional Kalim ant an Selat an Tr iw ulan I I - 2010

3

triwulan laporan, sektor jasa tumbuh meningkat dari

3,36% (yoy) pada triwulan I-2010 menjadi 3,91% (yoy).

Kenaikan laju pertumbuhan sektor jasa didukung oleh

penyaluran kredit yang meningkat, meski masih tumbuh

dalam level yang negatif.

Dari sisi permintaan, kinerja ekspor baik

ekspor antar pulau maupun ekspor ke luar negeri

mencatat perlambatan. Pada periode laporan,

komponen ekspor yang memiliki pangsa terbesar dalam

perekonomian Kalsel (69,62%) tumbuh sebesar 28,44%

(yoy), jauh lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan di

triwulan sebelumnya yang mencapai 63,36% (yoy).

Adanya gangguan produksi sektor tambang akibat faktor

cuaca, telah menghambat perkembangan ekspor

komoditas tambang meskipun permintaan baik dari pasar

domestik dan internasional masih cukup prospektif.

Sementara, komponen konsumsi baik konsumsi

masyarakat maupun konsumsi pemerintah

mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi

rumah tangga dari 6,52% (yoy) di triwulan I-2010 menjadi

6,92% (yoy) di triwulan II-2010 terindikasi dari

meningkatnya penjualan kendaraan bermotor, kegiatan

perdagangan besar serta bongkar muat barang di

pelabuhan. Masih meningkatnya konsumsi RT dipengaruhi

pula oleh membaiknya kinerja sektor unggulan seperti

sektor pertanian khususnya tanaman bahan makanan dan

perkebunan, seiring dengan tibanya musim panen raya

dan trend pergerakan harga komoditas yang cenderung

meningkat di pasar internasional.

Konsumsi, baik konsumsi masyarakat maupun pemerintah mencatat pertumbuhan yang meningkat.

(17)

ASESMEN INFLASI

Laju inflas idi triwulan II-2010 mencapai 7,76% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesasr 5,11%.

Laju inflasi di Kalimantan Selatan selama triwulan

II-2010 cenderung meningkat. Pada akhir triwulan II-2010

inflasi tahunan Kalimantan Selatan yang diwakili oleh

inflasi Kota Banjarmasin mencapai 7,76% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan akhir triwulan I-2010 yang tercatat

sebesar 5,11% (y-o-y). Dengan perkembangan tersebut,

secara akumulatif laju inflasi selama enam bulan pertama

tahun 2010 (s.d. juni 2010) telah mencapai 4,41% (y-t-d),

jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun

2009 yang hanya mencapai 0,30% (y-t-d).

Tingginya laju inflasi pada triwulan laporan tersebut

diluar perkiraan sebelumnya, terutama disebabkan

oleh pasokan beras lokal “premium” (jenis unus siam

dan unus mutiara) yang terus menipis. Permasalahan

yang tidak terjadi di tahun-tahun sebelumnya ini

diindikasikan disebabkan oleh tingginya kebutuhan dari

luar Kalimantan Selatan, khususnya Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur dan Jawa Timur, baik untuk konsumsi

langsung maupun untuk bahan baku industri pembuatan

bihun (di Jatim).

Laju inflasi masih dipengaruhi oleh

terbatasnya pasokan beras lokal.

Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan

kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tahunan

terbesar pada triwulan II-2010 adalah kelompok bahan

makanan sebesar 19,56% (y-o-y), diikuti kelompok

makanan jadi 8,17% (y-o-y), dan sandang 6,22% (y-o-y).

Selain terbatasnya pasokan beras lokal, pasokan pada

subkelompok sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan juga

mengalami gangguan.

Kelompok bahan makanan masih menjadi pendorong laju inflasi dengan laju inflasi sebesar 19,56% (yoy), diikuti kelompok makanan jadi 8,17% (yoy) dan sandang 6,22% (yoy).

PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kinerja Perbankan di triwulan II-2010 menunjukkan

pertumbuhan yang positif

Membaiknya kondisi perekonomian yang disertai

dengan kondisi politik yang stabil setelah

pelaksanaan Pemilu Kada yang berlangsung lancar

(18)

Kaj ian Ekonom i Regional Kalim ant an Selat an Tr iw ulan I I - 2010

5

perbankan Kalimantan Selatan di triwulan II-2010.

Pada akhir triwulan II-2010 aset perbankan Kalimantan

Selatan mencapai Rp22,85 triliun, tumbuh 2,11% (q-t-q)

dari posisi akhir triwulan I-2010 yang tercatat sebesar

Rp22,4 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan volume

usaha perbankan Kalsel tersebut mencapai 15,61% (y-o-y),

lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

sebesar 14,21% (y-o-y).

Perkembangan kredit yang disalurkan di wilayah

Kalimantan Selatan pada triwulan laporan mencapai

Rp18,9 triliun atau tumbuh sebesar 16,21% (y-o-y),

lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2010 yang

mencatat pertumbuhan sebesar 4,76% (y-o-y).

Meningkatnya laju pertumbuhan kredit terutama

dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan kredit

investasi dan modal kerja yang tumbuh sebesar 12,09%

(y-o-y) dan 4,86% (y-(y-o-y). Untuk kredit ke sektor konsumtif,

laju pertumbuhan di triwulan laporan semakin meningkat

mencapai 31,69% (yoy), lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh 29,63%. Suku bunga kredit

konsumtif yang lebih rendah serta semakin gencarnya

penawaran barang konsumsi tahan lama (durable goods)

dari pelaku usaha menjadi salaha satu pendorong

meningkatnya pertumbuhan kredit konsumtif.

Perkembangan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil

dihimpun oleh bank umum Kalimantan Selatan pada

triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Posisi DPK di triwulan ini mencapai

Rp19,25 triliun, tumbuh 11,96% (yoy) atau lebih tinggi

dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar

1,79% (yoy).

Peran intermediasi per-bankan yang tercermin dari

Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum di

Kalimantan Selatan mengalami penurunan dari

Berdasarkan lokasi proyek, laju pertumbuhan kredit tumbuh dari 4,76% (yoy) di triwulan I-2010 menjadi 16,21% (yoy).

LDR perbankan Kalimantan Selatan di triwulan II-2010 turun80,12% sementara NPL relatif rendah dan stabil, yaitu sebesar 2,15%.

(19)

85,46% pada akhir triwulan I-2010 menjadi 80,12%.

Sementara itu dari sisi risiko kredit, meningkatnya

pertumbuhan kredit tidak membuat kualitas kredit yang

disalurkan untuk berbagai aktivitas ekonomi di Kalimantan

Selatan menurun. Rasio NPL stabil dibandingkan triwulan

I-2010 yakni sebesar 2,15% atau jauh di bawah ketentuan

Bank Indonesia sebesar 5%.

SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan transaksi pembayaran di

Kalimantan Selatan pada triwulan II- 2010

mengalami peningkatan baik tunai maupun non-tunai

Secara umum nilai transaksi pembayaran di Provinsi

Kalimantan Selatan mengalami peningkatan baik

pada transaksi tunai maupun non tunai. Total

perputaran aliran uang kartal melalui Kantor Bank

Indonesia Banjarmasin selama triwulan II-2010 mencapai

Rp1.536 miliar, meningkat 5,49% dari triwulan

sebelumnya yang mencapai Rp1.456 miliar. Secara

keseluruhan terjadi net-outflow sebesar Rp222 miliar pada

triwulan laporan, berbeda dibandingkan dengan triwulan

I-2009 yang mencapai net-inflow sebesar Rp969 miliar.

Nilai transaksi BI-RTGS di triwulan laporan

mencatat peningkatan 13,03% (qtq)

Nilai transaksi non-tunai melalui sarana Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

mencatat peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Nilai nominal transaksi BI-RTGS di triwulan

II-2010 tercatat sebesar Rp31,63 triliun atau naik 13,03%

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

Rp27,98 triliun.

Nilai rata-rata harian transaksi non-tunai melalui

kegiatan kliring pada triwulan II-2010 mengalami

penurunan 1,9% dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, yaitu dari Rp55,4 miliar/hari menjadi

Rp54,3 miliar/hari.

(20)

Kaj ian Ekonom i Regional Kalim ant an Selat an Tr iw ulan I I - 2010

7

PROSPEK EKONOMI

Pada triwulan III-2010 laju pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan diperkirakan lebih baik dari

triwulan laporan yakni pada kisaran 6%-6,5% (yoy).

Penguatan ekonomi domestik yang didukung oleh

menguatnya proses pemulihan ekonomi global terutama di

kawasan Asia dan Eropa memberikan sentimen positif

terhadap penguatan nilai tukar dan terus membaiknya

harga komoditas di pasar internasional. Hal ini akan

menunjang meningkatnya kinerja sektor-sektor ekonomi

dominan di Kalimantan Selatan yang berorientasi ekspor

seperti sektor pertambangan dan sub sektor perkebunan.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan akan didorong

oleh permintaan ekspor, konsumsi masyarakat dan

pemerintah, investasi, serta investasi. Meningkatnya

masyarakat dipengaruhi oleh faktor musiman bulan puasa

Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, disamping daya beli

masyarakat yang masih relatif baik karena adanya

pembayaran gaji ke-13 dan tunjangan hari raya.

Sementara itu, belanja Pemerintah Daerah diperkirakan

akan meningkat, mengikuti siklus tahun-tahun

sebelumnya.

Dari sisi sektoral, kinerja sektor dominan yaitu sektor

pertanian, sektor pertambangan, sektor

perdagangan dan sektor industri pengolahan

diperkirakan akan menjadi pendorong laju

pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010. Kinerja

sektor pertanian masih akan meningkat, karena panen

raya masih akan berlangsung hingga akhir triwulan

III-2010, terutama untuk padi jenis lokal premium. Kinerja

sektor pertambangan berpotensi meningkat, seiring

dengan permintaan ekspor batubara dari Jepang, Cina dan

India serta kebutuhan batubara domestik untuk

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 diperkirakan akan ditopang oleh seluruh sektor dominan.

Ekspor, konsumsi, dan investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi

(21)

pembangkit listrik yang tetap tinggi, selain itu, gangguan

cuaca yang menghambat kegiatan eksplorasi akan

cenderung berkurang seiring mulai datangnya musim

kemarau. Sementara itu, perkembangan harga komoditas

yang relatif baik seiring dengan menguatnya pemulihan

ekonomi global dan peluang ekspor produk industri

pengolahan seperti minyak sawit (CPO) yang semakin

besar karena adanya Free Trade Area seperti AIFTA (Asean

India Free Trade) turut memulihkan kinerja sektor industri

pengolahan. Selain itu momen bulan puasa dan hari raya

Idul Fitri diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di

sektor perdagangan.

PROSPEK INFLASI

Laju inflasi triwulan III-2010 diperkirakan meningkat yang dipengaruhi oleh komponen volatile food

Laju inflasi kota Banjarmasin pada triwulan III-2010

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan

laporan, terutama disebabkan oleh inflasi yang tinggi

pada komponen volatile food. Dari sisi penawaran,

tekanan inflasi masih akan dipengaruhi oleh keterbatasan

pasokan, akibat gangguan produksi dan distribusi karena

faktor cuaca yang diperkirakan masih akan diwarnai

dengan turunnya curah hujan yang cukup tinggi. Dari sisi

permintaan, tekanan inflasi diperkirakan meningkat, terkait

dengan faktor musiman. Tekanan inflasi dari sisi

administered price diperkirakan meningkat, terkait dengan

kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal bulan Juli 2010.

Di sisi lain, tekanan inflasi yang cukup tinggi akan tertahan

oleh pergerakan harga beras lokal yang menurun, karena

sudah masuk panen raya.

Ditinjau dari kelompok penyusunnya, tekanan inflasi

terutama berasal dari kelompok bahan makanan dan

kelompok makanan jadi. Inflasi berpotensi terjadi pada

komoditas gula pasir dan produk turunannya seperti kue

basah yang menjadi makanan khas masyarakat Kalsel.

(22)

Kaj ian Ekonom i Regional Kalim ant an Selat an Tr iw ulan I I - 2010

9

Dengan berbagai pertimbangan di atas laju inflasi

pada triwulan III-2010 diproyeksikan berada pada

(23)

BAB I

(24)
(25)

P

ERKEM BAN GAN

E

KON OM I

M

AKRO

R

EGI ON AL

Sejalan dengan penguatan ekonomi nasional yang masih terus

berlanjut, aktivitas ekonomi di Kalimantan Selatan pada triwulan II-2010

mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya. Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan ini tumbuh

sebesar 5,97% (y-o-y),lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2010

yang mencapai 5,39% (y-o-y). Laju

pertumbuhan ini sedikit lebih

rendah dari perkiraan Bank

Indonesia sebelumnya yang berada

pada kisaran 6,04% (y-o-y).

Dari sisi permintaan, laju

pertumbuhan ekonomi terutama

ditopang oleh kinerja konsumsi

dan investasi, sementara ekspor

melambat.Membaiknya konsumsi masyarakat antara lain ditopang oleh aktivitas

menjelang Pemilu Kada Gubernur dan Bupati/walikota di 7 kabupaten/kota di

Kalimantan Selatan serta membaiknya pendapatan pekerja di sektor

pertambangan dan subsektor perkebunan. Di sisi lain, perkembangan aktivitas

investasi diperkirakan semakin membaik seiring pelaksanaan Pemilu Kada yang

aman, lancar dan kondusif, serta didukung ekspansi pembiayaan dari perbankan.

Sementara itu, perlambatan ekspor yang cukup besar terutama dipengaruhi oleh

melambatnya ekspor batubara akibat adanya gangguan produksi karena faktor

cuaca. Sebaliknya lonjakan impor barang modal menyebabkan kinerja net ekspor

Kalimantan Selatan mengalami penurunan.

Dari sisi penawaran (sektoral), laju pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan terutama ditopang oleh kinerja sektor dominan,

khususnya sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

5.97% 6.22% 9.68%

2.99% 3.27%3.64% 7.92%

4.82%5.39% 5.97%

0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% 10.0% 12.0%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2

2008 2009 2010

(y‐o‐y)

Sumber : BPS Provinsi Kalsel

(26)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 10

perdagangan sedangkan sektor industri pengolahan relatif stabil.

Meningkatnya sektor pertanian ditopang oleh kinerja subsektor pertanian

tanaman bahan makanan dan subsektor perkebunan, terkait dengan mulai

tibanya masa panen raya di beberapa wilayah dan perkembangan harga

komoditas perkebunan di pasar internasional yang cukup tinggi. Membaiknya

daya beli masyarakat yang diikuti dengan maraknya penawaran dana pinjaman

dengan bunga rendah mendorong meningkatnya aktivitas di sektor perdagangan.

Kinerja sektor jasa juga turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi, sementara

sektor ekonomi non-dominan lainnya seperti sektor keuangan, sektor bangunan,

sektor angkutan dan komunikasi, dan sektor listrik, gas dan air bersih cenderung

melambat.

1. SISI PERMINTAAN

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Kalimantan Selatan Dari Sisi Permintaan

Kom ponen

Per t um buhan ( % )

2009 2010

Tr w 2 Tr w 3 Tr w 4 Tr w 1 Tr w 2

Konsum si Rum ah Tangga 6.15 4.92 4.91 6.52 6.92 Konsum si Pem er int ah 5.48 5.95 9.29 6.34 4.15 I nvest asi ( PMTB) 15.00 - 8.29 24.94 0.18 29.31 Net Ekspor - 42.07 - 0.40 56.65 417.56 - 25.00

Ekspor - 28.44 15.72 48.40 63.36 28.44

I m por 12.45 48.62 36.38 - 4.30 82.17

Tot a l 3 .6 4 7 .9 2 4 .8 2 5 .3 9 5 .9 7

Sumber: BPS Provinsi Kalsel

Kegiatan Ekspor-Impor

Kinerja Ekspor

Membaiknya kinerja perekonomian di triwulan II-2010 terutama

didukung oleh kinerja konsumsi dan investasi, sementara ekspor, baik

ekspor antar pulau maupun ekspor ke luar negeri, mencatat perlambatan.

Pada periode laporan, ekspor yang memiliki pangsa terbesar dalam perekonomian

Kalimantan Selatan (69,62%) tumbuh sebesar 28,44% (y-o-y), jauh lebih rendah

dibandingkan laju pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang mencapai 63,36%

(y-o-y). Dengan tingkat pertumbuhan tersebut, ekspor menyumbang sebesar

(27)

sumbangan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 31,02%.

Aktivitas ekspor luar negeri selama triwulan II-2010 cenderung

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, meski permintaan ekspor

masih relatif tinggi seiring dengan pulihnya ekonomi global Adanya

gangguan produksi tambang batu bara akibat faktor cuaca, telah menghambat

laju ekspor komoditas ini, meskipun permintaan baik dari pasar domestik dan

internasional masih cukup prospektif.

Volume ekspor Kalimantan Selatan selama triwulan II-2010 mencapai

22,79 juta ton atau turun 7,95% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama di

tahun 2009 yang mencapai 24,76 juta ton. Namun demikian, secara keseluruhan,

kinerja ekspor selama tahun 2010 sejak Januari hingga Juni 2010 jauh lebih baik

dibandingkan periode yang sama di tahun 2009. Volume ekspor selama

Januari-Juni 2010 mencapai 49,25 juta ton atau meningkat sebesar 47,62% dari periode

yang sama di tahun 2009.

Grafik 1.2 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Selatan

Periode Januari-Juni 2010

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.3 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Selatan Triwulan II-2010

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.4 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Selama

Bulan Januari-Mei

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.5 Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Triwulan II-2010

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

‐30.00% ‐20.00% ‐10.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

Jan‐Jun 2007 Jan‐Jun 2008 Jan‐Jun 2009 Jan‐Jun 2010

Ri b u   to n

Volume ekspor g. Volume ekspor (yoy)

‐100% ‐50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2*) 2007 2008 2009 2010

Ri b u   to n

*) Data sementara

Volume ekspor  g. volume ekspor  (yoy)

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500

Jan‐Jun 2007 Jan‐Jun 2008 Jan‐Jun 2009 Jan‐Jun 2010

Ju ta   U S $

Nilai Ekspor g. nilai ekspor (yoy)

‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 160% 180% 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2*)

2007 2008 2009 2010

Ju

ta

 

U

S$

*) Data sementara

(28)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 12

Dilihat dari komoditasnya, penurunan ekspor terutama dipengaruhi oleh

penurunan ekspor batu bara yang memiliki pangsa volume ekspor terbesar, yaitu

mencapai 82,9%. Selama bulan April-Juni 2010, volume ekspor batu bara

mencapai 21,23 juta ton atau turun sebesar 9,21% (y-o-y) dibandingkan periode

yang sama di tahun 2009. Sedangkan

nilai ekspor batu bara yang mencapai

US$1,19 miliar pada April-Juni 2010

mengalami penurunan sebesar

14,15% (y-o-y) dibandingkan triwulan

II-2009. Faktor curah hujan yang

relatif tinggi menyebabkan gangguan

terhadap aktivitas eksplorasi tambang

dan kegiatan angkutan tambang.

Sementara itu pertumbuhan ekspor komoditas unggulan lainnya mulai

bergerak stabil setelah pulih dari dampak krisis ekonomi global di tahun 2009.

Setelah mencatat lonjakan pertumbuhan ekspor yang cukup besar di triwulan

I-2010, pertumbuhan di triwulan II-2010 ini cenderung tumbuh pada tingkat yang

moderat. Volume ekspor minyak sawit (CPO) yang mengalami lonjakan pada dua

triwulan sebelumnya, pada April-Juni 2010 mencapai 110,28 juta ton atau

kembali tumbuh normal sebesar 30,9% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama

tahun 2009 yang hanya mencapai 84,49 juta ton. Angka pertumbuhan ini jauh

lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan di triwulan I-2010 yang mencapai

1.053,23% (y-o-y).

Grafik 1.7 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Kayu Olahan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.8 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Minyak Sawit

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Ekspor produk kayu olahan masih relatif baik yang ditandai dengan volume

ekspor kayu olahan pada periode April-Juni 2010 mencapai 54,09 ribu ton atau

tumbuh sebesar 8,18% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun 2009. 0 5 10 0 5 10 15 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101

15 20 25 30 25 30 35 40 45 50

112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2008 2008 2009 2010

Ju ta   U S$ Ri b u   to n

Volume ekspor kayu olahan Nilai ekspor kayu olahan 

‐20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0 50 100 150 200 250 300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2008 2008 2009 2010

Ju ta   U S $ Ri b u   to n

Volume ekspor minyak sawit Nilai ekspor minyak sawit  Grafik 1.6 Perkembangan Volume dan Nilai

Ekspor Komoditas Batubara

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000

4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Ju ta   U S$ Ri b u   to n

(29)

Namun demikian, laju pertumbuhan ekspor komoditas ini juga lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 82,99% (y-o-y).

Di sisi lain, kinerja ekspor karet menunjukkan perkembangan yang terus

membaik, meskipun harga karet di pasar internasional sempat terkoreksi. Pada

bulan April-Juni 2010, volume ekspor karet (crumb rubber) mencapai 26,86 ribu

ton atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,22% (y-o-y). Membaiknya harga

karet terindikasi pula pada

meningkatnya nilai ekspor karet

yaitu mencapai US$81,52 juta, atau

meningkat tajam sebesar 159,58%

(yoy) dibandingkan triwulan II-2009.

Selain karena perkembangan harga

yang cukup baik, kenaikan ekspor

karet juga dipengaruhi oleh

perluasan pangsa pasar ekspor ke

India.

Grafik 1.9 Perkembangan Ekspor Karet Kalimantan Selatan 0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 2 4 6 8 10 12 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2008 2008 2009 2010

Ju ta   U S$ Ri b u   to n

Volume ekspor karet Nilai ekspor karet 

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Dilihat dari negara tujuan ekspor, China pada triwulan ini masih menjadi

negara utama tujuan ekspor Kalimantan Selatan dengan pangsa ekspor mencapai

21,56% dan nilai ekspor mencapai US$196,07 juta. Sementara India bergerak

menempati posisi kedua terbesar dengan pangsa ekspor sebesar 15,52% dan

nilai ekspor mencapai US$141,07 juta. Pada posisi ketiga ditempati oleh Jepang,

dengan pangsa 15,19% atau dengan nilai ekspor mencapai US$138,07 juta.

Meningkatnya pangsa ekspor Kalimantan Selatan ke India berkaitan

dengan meningkatnya permintaan energi untuk aktivitas industri di negara

tersebut. Hampir 88% ekspor Kalsel ke India merupakan komoditas tambang,

yaitu batu bara. Adanya Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA) ditengarai

mampu mengakselerasi akses pasar ekspor ke India melalui program

penghapusan tarif secara bertahap. Khusus untuk batu bara, penurunan tarif

akan berlangsung hingga mencapai 0% pada tahun 2013. Berdasarkan data

sementara, volume ekspor batu bara ke India mencapai 5,25 juta ton dengan nilai

ekspor sebesar US$202,9 juta.

Batu bara juga merupakan komoditas ekspor utama Kalimantan Selatan

ke Jepang dengan pangsa nilai ekspor mencapai 79%. Demikian pula dengan

China, sekitar 82% dari total nilai ekspor Kalsel ke China merupakan komoditas

(30)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 14

tersebut pada triwulan II-2010 mencapai 11,64 juta ton atau sebesar 54,92% dari

total ekspor batu bara Kalimantan Selatan.

Komoditas utama lainnya yang diekspor ke China, India, dan Jepang

adalah komoditas industri pengolahan, seperti produk kayu olahan, minyak nabati

(CPO), dan dan karet olahan. Pada triwulan II-2010, nilai ekspor komoditas

industri pengolahan tersebut mencapai US$121,99 juta.

Grafik 1.10 Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Triwulan I-2010

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Perkembangan Impor

Aktivitas impor barang yang masuk ke Kalimantan Selatan pada

triwulan II-2010 mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu dari sebelumnya kontraksi -4,30% (y-o-y) menjadi 82,17% (y-o-y).

Dari sisi volume, pertumbuhan impor barang dari luar negeri di triwulan laporan

(April-Mei 2010) naik signifikan sebesar 312,72% (y-o-y), jauh lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang sebesar 18,34% (y-o-y),

maupun pada periode yang sama tahun sebelumya yang tumbuh negatif sebesar

-27,5% (y-o-y).

Meningkatnya laju pertumbuhan impor barang terutama dipengaruhi oleh

kenaikan impor barang-barang modal ke Kalimantan Selatan, sejalan dengan

meningkatnya aktivitas investasi baru pasca berlangsungnya Pemilu Kada

Gubernur Kalimantan Selatan pada bulan Juni 2010. Selain itu, membaiknya nilai

tukar Rupiah diperkirakan turut mendorong volume impor alat-alat berat dan

pendukungnya. Nilai impor barang modal meraup pangsa sebesar 79,56% dari

total nilai impor Kalimantan Selatan yang sebagian besar merupakan impor alat

angkutan industri.

Malaysia, 

13.05%

India, 15.52%

Jepang, 15.19%

China, 21.56%

Taiwan, 8.71%

Korea Selatan, 

5.16%

(31)

Pada periode laporan, kenaikan terbesar terjadi pada impor alat transpor

industri, dengan laju pertumbuhan sebesar 270,73% (y-o-y). Seiring dengan itu,

nilai impor Kalimantan Selatan pada triwulan II-2010 mencapai US$109,26 juta

(April-Mei 2010), lebih tinggi dibandingkan nilai impor triwulan sebelumnya yang

mencapai US$108,09 juta.

Grafik 1.11 Perkembangan Volume Impor Non Migas Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.12 Perkembangan Nilai Impor Non Migas Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.13 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Selatan Selama Bulan Januari-Februari

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

‐100% ‐50% 0% 50% 100% 150% 200% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2*)

2007 2008 2009 2010

Ri b u   to n

*) Data sementara, hanya mencakup periode April‐Mei 2010

Volume impor g. Volume impor (yoy)

‐200% ‐100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 0 50 100 150 200 250 300

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2*)

2007 2008 2009 2010

Ju ta   U S $

*) Data sementara

Nilai impor g. nilai impor (yoy)

‐60.00% ‐40.00% ‐20.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 0 20 40 60 80 100 120 140 160

Jan‐Jun 2007 Jan‐Jun 2008 Jan‐Jun 2009 Jan‐Jun 2010

Ri b u   to n

Volume ekspor g. Volume ekspor (yoy)

Konsumsi

Pada triwulan laporan, komponen konsumsi baik konsumsi

masyarakat maupun konsumsi pemerintah mengalami peningkatan.

Meningkatnya konsumsi rumah tangga (RT) dari 6,52% (y-o-y) di triwulan I-2010

menjadi 6,92% (y-o-y) di triwulan II-2010 terindikasi dari meningkatnya penjualan

kendaraan bermotor, kegiatan perdagangan besar serta bongkar muat barang di

pelabuhan.Masih meningkatnya konsumsi RT dipengaruhi pula oleh membaiknya

kinerja sektor unggulan seperti sektor pertanian khususnya tanaman bahan

makanan dan perkebunan, seiring dengan tibanya musim panen raya dan tren

pergerakan harga komoditas yang cenderung meningkat di pasar internasional.

(32)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 16

US$3,82/kg pada April 2010 menjadi US$3,66/kg pada Juni 2010, namun masih

lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga di triwulan I-2010 yang sebesar

US$3,33/kg. Demikian pula rata-rata harga minyak kelapa sawit mengalami

penurunan dari dari US$794,6/metric ton pada April 2010 menjadi

US$767,78/metric ton pada Juni 2010. Harga tersebut masih lebih tinggi

dibandingkan rata-rata harga selama triwulan I-2010 yang mencapai

US$762,01/metric ton.

Sementara itu, dukungan penyaluran kredit konsumsi turut menopang

konsumsi masyarakat, terutama untuk barang-barang tahan lama seperti

kendaraan bermotor dan properti. Berdasarkan data Dispenda Provinsi Kalsel,

total penjualan sepeda motor baru yang diindikasikan melalui pendaftaran

kendaraan bermotor baru pada triwulan II-2010 mencapai 36,2 ribu unit dengan

laju pertumbuhan sebesar 26,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan total

penjualan di triwulan I-2010 yang mencapai 34,7 ribu unit dengan laju

pertumbuhan sebesar 19,04% (y-o-y).Sedangkan untuk mobil, total penjualan di

triwulan II-2010 mencapai 2.466 unit, meningkat cukup tajam sebesar 54,6%

(y-o-y) dibandingkan total penjualan di triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

1.964 unit dengan laju pertumbuhan sebesar 7,68% (y-o-y). Kredit konsumsi

berdasarkan lokasi proyek per Juni 2010 mencapai Rp7,21 triliun atau tumbuh

31,69% (y-o-y), meningkat dibandingkan kredit konsumsi pada triwulan

sebelumnya yang mencapai Rp6,69 triliun dengan tingkat pertumbuhan sebesar

29,63% (y-o-y).

Grafik 1.14 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru di Kalimantan

Selatan

Sumber: Dispenda Provinsi Kalsel

Grafik 1.15 Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru di Kalimantan Selatan

Sumber: Dispenda Provinsi Kalsel 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00% 8.00% 9.00% ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 2008 2009 2010

g. konsumsi RT (yoy) g. penjualan motor (yoy) g. penjualan mobil (yoy)

‐ 5,000  10,000  15,000  20,000  25,000  30,000  35,000  40,000  45,000  50,000  ‐ 500  1,000  1,500  2,000  2,500  3,000 

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2

2008 2009 2010

Unit Unit

(33)

Grafik 1.16 Perkembangan Kredit Konsumsi Perbankan di Kalimantan Selatan (Berdasarkan Lokasi Proyek)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Ja n Fe b

Mar Ap

r Ma y Ju n Ju l Au g Se p

Oct Nov De

c

Ja

n

Fe

b

Mar Ap

r Ma y Ju n Ju l Au g Se p

Oct Nov De

c

Ja

n

Fe

b

Mar Ap

r

Ma

y

Ju

n

2008 2009 2010

y-o-y y-o-y

g. PDRB Konsumsi (y-o-y) - aksis kiri g. Kredit Konsumsi (y-o-y)

Di sisi lain, konsumsi pemerintah melalui anggaran belanja pemerintah

daerah atau APBD provinsi pada triwulan II-2010 mengalami perlambatan

terutama pada komponen belanja modal. Hal ini antara lain dipengaruhi masih

lambatnya realisasi anggaran. Hingga triwulan II-2010, realisasi anggaran

Pemerintah Provinsi baru mencapai 44,7%. Meski pada saat ini banyak proyek

telah masuk pada tahap pengerjaan, namun nampaknya sebagian SKPD

cenderung menahan realisasi belanja khususnya belanja modal sampai

pelaksanaan Pemilu Kada.

Di sisi lain, penyelenggaraan Pemilu Kada di tingkat Provinsi (Gubernur)

dan tingkat Kabupaten/Kota (Bupati/Walikota di 7 Kabupaten/Kota) turut

mendorong konsumsi secara keseluruhan, baik konsumsi masyarakat, swasta, dan

pemerintah. Total anggaran yang disediakan pemerintah untuk pelaksanaan

Pemilu Kada tersebut adalah sebesar Rp50 miliar untuk pemilihan Gubernur dan

Rp108 miliar untuk pemilihan Bupati/Walikota di 7 wilayah Kabupaten/Kota.

Sementara itu total dana kampanye dari seluruh kandidat

(Gubernur/Bupati/Walikota) yang berjumlah 69 orang diperkirakan dapat

mencapai Rp70,79 miliar.

Berdasarkan in-depth interview dengan KPU Kalsel menyatakan bahwa

dana kampanye akan dialokasikan untuk pembuatan materi kampanye, seperti

baliho, leaflet, kaos, serta penyelenggaraan kampanye yang merupakan bagian

dari sektor PHR. Sedangkan dana penyelenggaraan akan dialokasikan terutama

untuk pembayaran tenaga honorer Pemilu Kada yang merupakan bagian dari

sektor jasa. Dari simulasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia, total dana

(34)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 18

sektor PHR sedangkan dana kampanye sebesar Rp164 miliar akan memberikan

efek terhadap sektor jasa.

Dalam pada itu, masih berlanjutnya peningkatan harga bahan pangan

seperti beras, gula pasir, dan lainnya menyebabkan daya beli masyarakat menurun

dan memunculkan penurunan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan

barang. Hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia di Banjarmasin

menunjukkan penurunan ekspektasi konsumen dan tingkat keyakinan konsumen.

Nilai indeks keyakinan konsumen (IKK) selama triwulan II-2010 mengalami

penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari rata-rata 113,2 menjadi

109,8. Dilihat dari indeks pendukungnya, penurunan IKK dipengaruhi oleh

penurunan indeks kondisi ekoenomi saat ini (IKE), yaitu dari rata-rata 108 pada

triwulan I-2010 menjadi 102,5 pada triwulan II-2010. Sementara itu, indeks

ekspektasi konsumen (IEK) relatif tetap, yaitu dari rata-rata 117,6 pada triwulan

sebelumnya menjadi 117,0 pada triwulan II-2010. Hal ini dipengaruhi oleh

menurunnya ekspektasi konsumen terhadap penghasilan mereka dalam 6 bulan

ke depan akibat menurunnya ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan

lapangan kerja dan kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang.

Grafik 1.17 Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Banjarmasin

Grafik 1.18 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Banjarmasin

Grafik 1.19 Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Banjarmasin 70

90 110 130 150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen

0 50 100 150 200

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Penghasilan saat ini 

Ketersediaan lapangan kerja saat ini Ketepatan waktu pembelian barang tahan lama

0 50 100 150 200

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Ekspektasi penghasilan 

(35)

Investasi

Aktivitas investasi di Kalimantan Selatan pada triwulan II-2010

mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pelaksanaan Pemilu Kada yang berlangsung tertib dan aman

nampaknya mampu mendorong kondusifnya iklim investasi. Pada triwulan

II-2010, investasi yang tercermin dari indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) tumbuh dari 0,18% (y-o-y) pada triwulan I-2010 menjadi 29,31% (y-o-y)

pada triwulan II-2010. Peningkatan investasi terutama terjadi di sektor

pertambangan khususnya batu bara dan bijih besi, seiring dengan prospek sektor

pertambangan yang terus membaik. Kenaikan ini antara lain terkait dengan

realisasi investasi salah satu perusahaan tambang terbesar di Kalimantan Selatan

yang membuka lahan eksplorasi baru. Selain itu, salah satu produsen baja dari

China juga telah merealisasikan investasi sebesar US$568,6 ribu untuk

pembebasan lahan dan kini tengah melanjutkan realisasi pembangunan pabrik

baja hulu berkapasitas produksi 500 ribu ton/th senilai US$ 220 juta.

Kenaikan investasi terlihat pula dari tingginya volume impor barang modal

dan impor kendaraan truk dan alat berat. Selama bulan April-Juni 2010, nilai

impor barang modal meningkat sebesar 127,62% (y-o-y), jauh lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 13,31%.

Sementara nilai impor alat transportasi penunjang industri juga tumbuh signifikan

sebesar 54,17% (y-o-y), setelah pada triwulan sebelumnya menyusut sebesar

76,69%. Namun demikian, pemberlakukan UU No. 4/2009 yang diatur lebih

lanjut melalui PP No.23/2010 mengenai Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara sejak 1 Februari 2010 dirasa cukup

menyulitkan investor baru. Hingga Juni 2010, belum ada investor baru di bidang

batu bara yang melakukan eksplorasi. Investasi yang tercatat hingga saat ini

merupakan reinvestment dari para pemain lama berupa pembukaan lahan

(36)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 20

Grafik 1.20 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.21 Perkembangan Kredit Investasi Perbankan (Berdasarkan Lokasi Proyek) di Kalimantan Selatan

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah

Membaiknya kegiatan investasi didukung pula oleh pembiayaan

perbankan. Kredit investasi perbankan (berdasarkan lokasi proyek) pada posisi

Juni 2010 tumbuh sebesar 12,09% (y-o-y), meningkat dibandingkan

pertumbuhan kredit investasi pada triwulan I-2010 yang turun sebesar -13,28%

(y-o-y). Terkait pembiayaan dan suku bunga, berdasarkan informasi yang

diperoleh melalui survei liason, masih terdapat kendala yang dihadapi perusahaan

dalam proses pemberian pinjaman dari perbankan yaitu prosedur dari perbankan

yang cukup memakan waktu lama dan tingkat suku bunga yang masih relatif

lebih tinggi serta persyaratan agunan yang merepotkan. Salah satu perusahaan

mengeluhkan kondisi ini yang menyebabkan perusahaan tidak dapat mengikuti

tender karena terlambat dalam penyediaan dana.

2. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, membaiknya kondisi perekonomian terutama

ditopang oleh meningkatnya kinerja di sektor pertanian, sektor

perdagangan, dan sektor pertambangan, sementara sektor industri

pengolahan tumbuh relatif stabil. Keempat sektor dominan yang memiliki

pangsa sebesar 73,62% dari total kapasitas ekonomi Kalimantan Selatan, pada

triwulan ini memberikan sumbangan sebesar 4,69% dari total pertumbuhan

ekonomi yang mencapai 5,97% (y-o-y). Meningkatnya kinerja sektor pertanian

terkait dengan tibanya masa panen raya tanaman pangan di triwulan laporan.

Sementara itu pertumbuhan sektor pertambangan meski mengalami

kenaikan, tetapi tertahan oleh produktivitas yang cenderung melambat karena

gangguan curah hujan yang cukup tinggi di daerah eksplorasi tambang. Di sektor

perdagangan, adanya Pemilu Kada turut mendorong aktivitas perdagangan,

‐200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2*) 2007 2008 2009 2010

(y‐o‐y) (y ‐o‐y)

*) Data impor sementara

Data PMTB berdasarkan proyeksi BI Banjarmasin

g. PMTB (y‐o‐y), aksis kiri g. Nilai Impor Barang Modal g. Nilai Impor Alat Transport Industri

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Ja n Fe b Ma r Ap r Ma y Ju n Ju l Au g Se p Oc t No v De c Ja n Fe b Ma r Ap r Ma y Ju n Ju l Au g Se p Oc t No v De c Ja n Fe b Ma r Ap r Ma y Ju n

2008 2009 2010

y-o-y y-o-y

(37)

terkait dengan belanja kampanye para calon Gubernur dan Bupati/Walikota.

Sementara itu, kinerja sektor ekonomi non-dominan cenderung melambat,

kecuali sektor jasa yang relatif meningkat karena terdorong adanya belanja

kampanye Pemilu Kada.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Kalimantan Selatan Dari Sisi Penawaran

Sektor

Pertumbuhan Year on Year (%) 2009 2010 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2

Pertanian 3.83 14.27 4.16 4.47 7.19

Pertambangan -1.04 4.51 4.96 4.53 5.97

Industri 4.23 3.24 -1.36 2.07 2.21

Listrik 7.46 5.21 4.27 10.7 8.92

Bangunan 6.51 6.32 5.21 6.17 5.40

Perdagangan 6.13 6.12 5.85 7.59 8.65

Pengangkutan 6.25 7.22 5.60 8.25 4.73

Keuangan 5.39 3.89 6.35 12.07 5.58

Jasa 5.07 7.95 10.49 3.36 3.91

Total 3.64 7.92 4.82 5,39 5.97

Sumber: BPS Provinsi Kalsel

2.1. Sektor Ekonomi Dominan

Sektor Pertanian

Laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan I-2010

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari

4,47% (yoy) menjadi 7,19% (yoy). Dengan laju pertumbuhan tersebut, sektor

pertanian menyumbang sebesar 1,94% terhadap pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan, terbesar dibandingkan kontribusi sektor dominan lainnya.

Meningkatnya laju pertumbuhan sektor pertanian terutama disebabkan oleh

kinerja subsektor tanaman bahan makanan (tabama) yang mencatat kenaikan

cukup signifikan, karena pada triwulan ini sudah memasuki panen raya,

khususnya untuk komoditas padi jenis unggul (medium). Berdasarkan data Dinas

Pertanian, pada April-Mei 2010, luasan panen padi di empat kabupaten sentra

padi yaitu Kab. Barito Kuala, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah,

dan Kab. Tapin mencapai 85,81 ribu Ha, lebih tinggi dibandingkan periode yang

sama tahun 2009 yang hanya seluas 44,3 ribu Ha.Pola produksi ini masih sejalan

dengan pola tahunan produksi padi pada tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan

produksi juga dikonfirmasi dari Angka Ramalan (ARAM) II-2010. Produksi

(38)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2010 22

mencapai 284,09 ribu ton, lebih tinggi 7,98% dibandingkan produksi pada

periode yang sama di tahun 2009 sebesar 263,1 ribu ton.

Peningkatan produksi padi ini dipengaruhi oleh adanya upaya pemerintah

daerah untuk meningkatkan produksi beras melalui ekstensifikasi lahan dan

bantuan benih padi dan pupuk. Pada tahun 2010 diperkirakan produksi padi

meningkat sebanyak 182,85 ribu ton atau naik 9,34%. Peningkatan tersebut

disebabkan oleh peningkatan luas panen sebesar 7,51% dan peningkatan

produktivitas sebesar 0,58%.

Selain subsektor tabama, subsektor lain yang memiliki kontribusi besar

terhadap perkembangan sektor pertanian adalah subsektor perkebunan. Pada

triwulan II-2010, kinerja subsektor perkebunan tumbuh lebih baik terutama

ditunjang oleh meningkatnya produktivitas tanaman perkebunan khususnya

kelapa sawit, serta perkembangan harga komoditas perkebunan yang cukup baik

dan relatif stabil. Harga komoditas karet mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu

dari US$3,69/kg di akhir Maret 2010 menjadi US$3,70/kg pada akhir Juni 2010

atau naik sebesar 0,42%. Sedangkan harga minyak sawit internasional pada akhir

periode laporan mengalami penurunan sebesar 4,75%, yaitu dari

US$790,93/metric ton di akhir Maret 2010 menjadi US$753,4/metric ton.

Grafik 1.22 Perkembangan Harga Internasional Komoditas Karet dan

Minyak Sawit

Sumber : Bloomberg

Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian (Berdasarkan Lokasi

Proyek) di Kalimantan Selatan

Sumber: Lap.Bulanan Bank Umum Bank Indonesia, diolah

Sejalan dengan membaiknya harga komoditas pertanian, kesejahteraan

petani secara umum juga relatif meningkat sebagaimana diperlihatkan oleh

peningkatan indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Pada bulan Juni 2010, NTP

Kalimantan Selatan tercatat sebesar 106,44, naik 1,60% dibandingkan Desember

2009 yang mencapai 104,76 atau naik sebesar 6,93% bila dibandingkan dengan

Juni 2010. Meski secara tahunan (y-o-y) indeks harga yang diterima petani

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Harga Minyak Kelapa Sawit 

(US$/metric ton) Harga Karet (US$/kg)

-20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% Ja n Fe b Mar Ap r May Ju n Ju l Au g Se p Oct No v De c Ja n Fe b Mar Ap r May Ju n Ju l Au g Se p Oct No v De c Ja n Fe b Mar Ap r May Ju n

2008 2009 2010

y-o-y y-o-y

(39)

tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 10,87%, namun bila dibandingkan

dengan kondisi akhir tahun 2009 masih mengalami penurunan sebesar -1,82%,

yaitu dari 124,50 menjadi 122,23 pada Juni 2010. Hal ini menunjukkan bahwa

meskipun harga internasional sudah membaik, namun masih belum diikuti

dengan kenaikan harga pembelian dari perkebunan rakyat secara sebanding,

karena kualitas karet mentah yang masih relatif rendah.

Sektor Pertambangan

Pada triwulan laporan, kinerja sektor pertambangan Kalimantan

Selatan tumbuh sebesar 5,97% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan laju

pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang mencapai 4,53% (y-o-y).

Dengan peningkatan tersebut, kontribusi pertumbuhan sektor pertambangan

meningkat dari 1,07% menjadi 1,26%. Meningkatnya kinerja sektor

pertambangan terutama dipengaruhi oleh permintaan batu bara khususnya untuk

keperluan pembangkit listrik yang cenderung meningkat seiring dengan telah siap

beroperasinya beberapa PLTU baru yang termasuk dalam proyek 10.000 MW.

Namun demikian kondisi musim saat ini yang merupakan kemarau basah

mengakibatkan aktivitas eksplorasi tambang masih terganggu oleh hujan dengan

intensitas tinggi. Hal ini terindikasi dari melambatnya volume ekspor batu bara

dan bijih besi di triwulan laporan. Untuk batu bara, volume ekspor di triwulan

II-2010 turun sebesar -9,21% (y-o-y), jauh lebih rendah dibandingkan laju

pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 194,12% (y-o-y).

Produksi batubara salah satu perusaha

Gambar

Grafik 1.10 Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Triwulan I-2010
Grafik 1.16 Perkembangan Kredit Konsumsi Perbankan
Grafik 1.17 Indeks Keyakinan
Grafik 1.24 Pertumbuhan Volume Ekspor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian yang dilakukan oleh Andri Ramadhan hanya fokus untuk menyelesaikan permasalahan sistem persamaan linear dalam bentuk riil dengan menggunakan

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Tali dan Baskom Sebagai Model Pengembangan Ketepatan Servis Pada Siswa Kelas IV SDN 2

Kajian tentang lansia dewasa ini menjadi penting mengingat jumlah populasi lansia terus bertambah dengan upaya untuk menjaga kondisi kesehatan baik fisik maupun psikis

Melalui pengerjaan LKPD 2 ini, siswa diharapkan dapat menemukan sifat-sifat limit fungsi aljabar di suatu titik secara intuitif.. Awali dan akhiri kegiatan pengerjaan LKPD ini

mengembangkannya. Pada saat ini tenaga kependidikan menggunakan model pembelajaran berbasis WEB. Dikarenakan sudah banyak penyebaran secara langsung virus corona tanpa kita

Faktor pembentuk preferensi konsumen dalam memilih Armor Kopi dalam penelitian ini ada sepuluh faktor yang terdiri dari Harga, Kualitas layanan, Kualitas produk (rasa dan varian),

Nefron memiliki enam segmen yaitu kapsula glomerulus yang merupakan ujung buntu yang meluas pada nefron, tubuli konvoluti, tubuli rekti proksimalis, segmen tipis,

Perancangan kampanye “Cara Pintar Dalam Berhemat Listrik Prabayar” ini memiliki konsep yaitu sebuah kampanye hemat energi yang dapat merangkul konsumen listrik