• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petani di Desa Koto Lebu, Kerinci : Dari Revolusi Hijau Menjadi Petani Organik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petani di Desa Koto Lebu, Kerinci : Dari Revolusi Hijau Menjadi Petani Organik."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Petani di Desa Koto Lebu, Kerinci :

Dari Revolusi Hijau Menjadi Petani Organik

Skripsi

Oleh:

ULFAHLAYLARICKY 07 192 005

JURUSAN

ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

2

ABSTRAK

UlFAH LAYLA RIZKY. 07192005. Jurusan Antropologi Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Padang 2012. Judul Skripsi ini “ Petani di Desa Koto Lebu, Kerinci : Dari Petani Revolusi Hijau Menjadi Petani Organik.

Pertanian revolusi hijau merupakan sistem pertanian yang terbukti mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara global, khususnya dibidang pertanian.

Indonesia mampu berswasembada pangan terutama beras sejak 1983 hingga 1997 pada

masaOrdeBaruyangjugadikenaldenganrevolusihijau.

Pertanian revolusi hijau disamping mempunyai dampak positif juga memiliki

dampak negatif bagi kehidupan manusia dan lingkungan alam, sehingga pertanian

revolusi hijau kurang cocok untuk terus dilanjutkan dalam kehidupan petani. Melihat

dampakdarirevolusi hijauakhirnyaPemerintahmengkaji ulangprogramtersebut.Salah

satusolusiyangditawarkanolehpemerintahadalahjugamenerapkanpertanianorganik, untuk mengubah pertanian revolusi hijau menjadi pertanian organik adalah melalui

kualitatifdanmenggunakanteknikpengumpulandatamelaluiwawancaramendalamdan observasi. Penetapan kriteria secara purposive sampling. Informan dibagi menjadi dua

jenisyaituinformankuncidaninformanbiasa.

Hasilpenelitianinimenjelaskanperubahanyangterjadidaripetanirevolusihijau menjadi petani organik di Desa Koto Lebu merupakan kegiatan yang diadakan oleh

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Permasalahan yang ditemui

dilapangan adalah mengenai masih terdapat kurangnya partisipasi masyarakat dalam

kegiatanrapatkegiatanSLPHT, prosespembuatanpupukyanglama, pemerintahkurang

berperan dalam pemasaran hasil pertanian organik, transportasi pengangkutan pupuk ke

lahan menggunakan biaya tambahan serta bahan baku pembuatan pupuk tidak mencukupi.

Untuk petani-petani yang ada di Desa Koto Lebu hendaknya mempunyai

kesadaran untuk meluangkan waktu dalam menghadiri kegiatan SLPHT dan menjadikanlah kegiatan SLPHT berkelanjutan, untuk Pemerintah, seharunya dalam

(3)
(4)

4

H. PolaPerkampungandanPerumahan... 36

I. SistemKekerabatandanStratifikasiSosial... 38

BAB III KONDISI PERTANIAN DI DESA KOTO LEBU A. KondisiAwalPertaniandiDesaKotoLebu... 41

B. KondisiPertanianPadiSawahdiDesaKotoLebu... 43

C. KondisiPertanianHoltikulturadiDesaKotoLebu... 53

D. KondisiPertanianTanamanKerasdiDesaKotoLebu... 55

BABIV DAMPAKPERUBAHANPERTANIANTERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PETANI A. TujuandanSasaranSekolahLapanganPengendalian HamaTerpadu...59

B. Pelaksanaan Program Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu di Desa Koto Lebu...60

C. Ilmu Yang Diberikan Oleh SLPHT Kepada Petani...64

D. Kondisi Pertanian Padi Sawah Setelah Masuknya SLPHT...67

E. Peran Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu(SLPHT)dalamPerubahanPetaniRevolusi hijau MenjadiPetaniOrganik...72

F. DampakPerubahanPetaniRevolusihijau Menjadi PetaniOrganikDiDesaKotoLebu...75

(5)

5

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...88

B. Saran...89 DAFTAR PUSTAKA...

(6)

6

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 PembagianPemanfaatandanPenggunaanLahan... 25

Tabel2.2 Jumlahpenduduk Desa Koto Lebu dan Tingkat Pertumbuhan PendudukTahun 2009-2011... 29

Tabel2.3 PendudukdesaKotoLebuberdasarkanJenisPendidikan... 31

Tabel2.4 MataPencarianMasyarakatKotoLebu... 33

Table2.5 PetaniBerdasarkanKomoditi... 35

(7)

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1Polapermukimanmengikutijalan ...37

(8)

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

PembangunanpertaniandiIndonesiakhususnyapembangunanpertanian

diJawa,telahmengalamikemacetansejaktahun1930hinggatahun1968.Halini

disebabkanterjadinyaperangDuniaIIyangjugadiikutiolehperangkemerdekaan

serta pergolakan-pergolakan politik, Indonesia tidak mendapatkan kesempatan

untukmelaksanakanpembangunanpertaniansecaraseriusdisebabkandesa-desa

diIndonesiatidakmemilikiinfrastrukturbaruyangdapatmendorongkemajuan

pertanianitusendiriSutrisnodalamHagul(1992:19-20).

Pertanian dan pedesaan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

pembangunan pertanian secara keseluruhan, karena sebagian besar penduduk

Indonesiamasihberkedudukandidesadanmenggantungkanhidupnyadarisektor

pertanian. Sektor pertanian juga memberikan kontribusi cukup besar bagi

perkembanganperekonomiannasionalsecarakeseluruhan.

Menurut Van Den Ban dan Hawkin dalam (Siswita, 2005: 1)

pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan,

merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan petani dan

rakyatdesasertamengusahakanpertanianyangberkelanjutanmelaluiprogram

bantuanpupukkimia,benihdanpestisida.Penggunaanpupukkimiadanpestisida

(9)

9

Seperti yang dilansir pada web (http://epetani.deptan.go.id/blog/apa-itu

-pertanian-organik) pertanian revolusi hijau di Indonesia merupakan sistem

pertanian yang terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara

global,khususnyadibidangpertanian.Indonesiamampuberswasembadapangan

terutamaberassejak1983hingga1997padamasaOrdeBaruyangjugadikenal

dengan revolusi hijau, dimanapenggunaan pertanian revolusi hijau juga dapat

dilihatdiindiadanColumbia.ProduksigandumdiIndiamenjaditigakalilipat

dalam kurun waktu 20 tahun, sementara Columbia mampu meningkatkan

produksipadisampaiduakalilipatselama5tahun.

MenurutGeertz(1963),revolusihijaudiadopsiolehpemerintahRIdalam

meningkatkan produk pangan. Peningkatan produksi tersebut dimulai dari

kegiatanpertaniandiJawayangdicetakolehsistemtanampaksa(culturstelsel)

yangmenuntutpenanamantanamanperdagangandieksporpadaawalpertengahan

abadke-19.Inilahyangkemudiandisebutdengansistemrevolusihijau.

MenurutSriyanto(2010:1)Revolusihijaudimulaisejakdekade1960-an

dengan label “pertanian modern”. Kegiatan pertanian modern ini meliputi

penggunaanbibitunggul,penggunaanpupukkimia,penggunaanpestisidakimia,

mekanisasipertanian,danpenyuluhanpertaniansecaramassal.

Menurut Sutrisno dalam Hagul (1992: 20-21) revolusi hijau adalah

berubahnya sistem pertanian yang bersifat uniform. Uniformitas dalam sistem

pertanian sawah dapat dilihat pada jenis padi yang ditanam oleh petani, pola

tanamdanpadatatagunaairyangsaatiniberlakudidaerahpedesaanpertanian

(10)

10

tersebut tanpa disadari oleh pemerintah menyebabkan sistem pertanian sawah

menjadilebihrawanterhadapserangan-seranganhamapadi,bahkanuniformitas

dalamjenispadiyangditanamolehpetanidalammengusahakanusahatanijuga

terserangolehhamatersebut.

Walaupunrevolusihijaudapatmeningkatkanproduksipangan,revolusi

hijaujugaberdampakkepadakearifanlokalyangdimilikiolehpetani,yaitucara

pengolahantanahyangsemulamembajaksawahmenggunakantenagamanusia

dansapikemudianberubahmenggunakanalat-alatpertanianmodern.Penggunaan

alat-alat pertanian modern juga mengakibatkan banyak buruh tani kehilangan

pekerjaanyakarenaalatpertanianmodernmampumenggantikantenaga manusia

dancukupefektifdarisegiwaktu.Halinisesuaidenganperubahanpertaniandari

petani subsistensi menjadi petani yang memprioritaskan profit ekonomis.

Biasanya petani memiliki hubungan sosial yang tinggi dengan sesama petani,

namun kemajuan teknologi tersebut juga berdampak mengurangi intensitas

interaksipetani.

Selain itu, menurut Saragih (2010: 37) revolusi hijau secara sistematis

membunuhkreativitaspetaniuntukmenghasilkanpangandenganmenggunakan

sumberdayalokalnya.Revolusihijaumenggantikanteknologiberbasissumber

dayalokaldenganteknologiimpor,yaituteknologiyangharusdibeliolehpetani.

Kemudian menurut Oka (1998: 4), perubahan teknologi tersebut berdampak

negatif, misalnya penggunaan berbagai pupuk kimia baru dan pestisida yang

berlebihanuntukmembunuhhamamalahmenjadikanhamakebal(Resistensi).

(11)

-11

makhluk yang berguna sehingga rantai komunitas di sawah ikut binasa

(resurgensi)sertaterjadinyapencemaranlingkungan(air,tanah,udara).Dampak

jangkapanjangdaripenggunaanpestisidadapatmengakibatkankeracunanpada

manusiadanadanyakasus-kasuskematianolehpestisida.

MenurutSriyanto(2010:2)revolusihijauyangmerupakanprogramdari

pemerintahIndonesiamemilikisekitar90%residupestisidayangterkandungdi

dalam bahan makanan yang merupakan senyawa insektisida, khususnya dari

golonganorganoklorinyangdapatmemberipengaruhkepadasistemsarafserta

senyawa DDT (Dikholoro Difenil Trikhloroetana) yang dapat mempengaruhi

sistemsarafperiferaldanmenyebabkan sistemsarafberadadalamkeadaantidak

stabil,jugasenyawaBCH(BenzeHeksakhlorida)danaldrindapatmenyerang

sistemsarafpusat.

Kegiatan pertanianrevolusi hijau memiliki dampak negatifpadasektor

ekologis (lingkungan),nilaiekonomis,kesehatandankehidupansosial budaya

masyarakat petani, menimbang hal ini pihak Pemerintah mulai mencanangkan

untukkembalikepadasistempertaniantradisionalatausaatiniyanglebihdikenal

dengannamasistempertanianorganik.

ProsespembangunanpertanianorganikdiIndonesiasampaisaatinitelah

banyakmengalamiperubahan,daripertaniantradisionalmenjadipetanianrevolusi

hijau kemudiankembalilagimenjadipertaniantradisionalatausaatiniyanglebih

dikenal dengan sebutan pertanian organik. Perubahan kembali ke pertanian

organik sebagai akibat dari besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh

(12)

12

merehabilitasikerusakanlahanyangsudahterjadidanmencegahkerusakanlebih

lanjut dari alam. Pertanian organik sama dengan halnya sistem pertanian

tradisionalyangramahlingkungan.

Pertanianorganikadalahcarabertaniataumengolahhasilpertaniantanpa

melibatkanataumenggunakanbahankimiabuatan,sepertipupukkimia,pestisida

kimia, dan zat pengatur tubuh. Pertanian organik juga disamakan dengan

pertaniantradisional,pertanianberkelanjutan,pertaniankeselarasandanpertanian

alamiSaragih(2010:51).

Sejarahlahirnyapertanianorganikyaitusebagaigerakankritikterhadap

revolusi hijau karena dampak buruk yang ditimbulkan oleh revolusi hijau.

Gerakanpertanianorganikmerupakangerakanalternatifmelawandampakburuk

yangmengakibatkankerusakandariaspeklingkungan,sosial,politik,danbudaya.

Kerusakan ini dianggap mengancam dan telah membahayakan keberlanjutan

pertanianitusendiridankeberlanjutanpenghidupanmanusiadimukabumi.

SebagianbesardaerahdiIndonesiatelahmenjalankanpertanianrevolusi

hijau,namuntidakbanyakdaerahyangmengubahnyakembalimenjadipertanian

organik.Salahsatudaerahyangtelahmengalamiperubahanpertanianrevolusi

hijau menjadi pertanian organik adalah Desa Koto Lebu, Kota Sungai Penuh,

Kecamatan Sungai Penuh. Perubahan ke pertanian organik ini didukung oleh

peransertadariPemerintahKotaSungaiPenuh.

UntukmenggalakankembaliprogrampertanianorganikPemerintahdalam

hal ini Dinas Pertanian Kota Sungai Penuh melangsungkan program nasional

(13)

13

langkahawaldariprosesmenujupertanianorganik,yangpertamaDinasPertanian

Kota Sungai Penuh membangun hubungan baik dengan para petani, kedua

merumuskan permasalahan yangsedangdihadapi petani kemudian mencarikan

solusinya, ketigasetelah mengetahui permasalahan yangdihadapi petani maka

Dinas Pertanian merencanakan untuk memberikan penyuluhan kepada petani

melalui SLPHT, keempat Dinas Pertanian memberikan penyuluhan kepada

kelompok tani mengenai cara pengendalian hama tanaman serta pemakaian

pupuk. SLPHT ini dimaksudkan sebagai solusi dari pemerintah dalam

menangulangidampaknegatifpertanianrevolusihijau.

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk memandu dan memasyarakatkan pengendalian

hama terpadu melalui penyuluhan. SLPHT ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan petani mulai dari memilih bibit yang sehat dan

varietas yang cocok dengan kondisi setempat serta mampu mengenali musuh

-musuh alami dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). SLPHT juga

memfasilitasisharingantarapetanidilahansehinggapengetahuanyangdidapatdi

sekolah lapangan juga dapat diajarkan pada petani lain, serta petani mampu

bekerjasamadenganpihaklainmaupunorganisasidalammengambilprakarsa

danmengambilkeputusantindakanpengendalianOPT.

SLPHTdiDesaKotoLebutelahdilaksanakanpadatahun2009dantetap

di kontrol pelaksanaannya hingga sekarang. Program tersebut merupakan

pengembanganusahataniyangberkelanjutan,artinyakegiataniniterusmenerus

(14)

14

Usahataniyangberkelanjutandiharapkanmampumemenuhikebutuhanprimer

keluarga. Hal inilah yang disebut Scott sebagai etika subsistensi. Artinya

bagaimana dapat menghasilkan pangan yang cukup untuk makan sekeluarga,

untukmembelikebutuhandasarlainnyasepertikebutuhansekunder,dantagihan

-tagihanyangtidakdapatditawarlagidaripihakluar,(Scott,1994:4)

Metodeusahataniyangberkelanjutantidakhanyamenghasilkanmakanan,

akantetapijugamembuattanahmenjadisubur,melindungipasokanair,menjaga

kualitas benih, memelihara keanekaragaman hayati, dan membuat tanah tetap

dapatmemberihidupbagigenerasiselanjutnya.Adapunprinsipdasardariusaha

taniyangberkelanjutanadalahsebagaiberikut:

a. Tanamansehatmembutuhkantanahyangsehat

b. Menghematairdanmelindungisumber-sumberair

c. Menyimpanbenihdaripenanamansetiapmusimuntukditanamdimusim

berikutnya

d. Pengendalianhamadanpenyakitsecaraalami

e. Menanambermacam-macamjenistanaman

f. Mula-mulamelakukanperubahankecil

Namun demikian, program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk

mempopulerkan pertanian revolusi hijau menjadi pertanian organik memiliki

kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Perubahan pertanian tersebut juga

mempengaruhikehidupansosialbudayamasyarakatpetanidiDesaKotoLebu.

Berdasarkanpersoalan-persoalantersebut,makapenulistertarikuntukmendalami

(15)

15

dilaksanakanini berjudul,PetanidiDesaKotoLebu,Kerinci:DariPetani

Revolusihijau MenjadiPetaniOrganik”.

B. Perumusan Masalah

PetaniDesaKotoLebupadaawalnyaadalahpetanitradisionalkemudian

berubah menjadi petani revolusi hijau dan setelah itu berubah menjadi petani

organik. Petani yang menggarap lahan pertaniannya sejak ada revolusi hijau

ditandaidenganprogramrevolusihijauyangdicanangkanolehpemerintahpada

awaldekade1960-an.Pertanianrevolusihijautelahmembawadampakpositifdan

negatif. Dampak positifnya adalah adanya peningkatan hasil panen petani,

sedangkandampaknegatifnyaadalahketergantunganterhadapteknologiseperti

pupuk kimia, pestisida, benih tanaman. Dimana penggunaan teknologi

berpengaruhterhadapkeseimbanganalam.

Dampak Revolusi hijau mengakibatkan pemerintah mengkaji ulang

program tersebut, salah satu solusi yang ditawarkan oleh pemerintah untuk

mengubah pertanian revolusi hijau menjadi pertanian organik adalah dengan

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Desa yang

mendapatkanprogramSLPHTsalahsatunyaadalahdesaKotoLebu,Kecamatan

SungaiPenuh,KotaSungaiPenuh.

Program SLPHT di Desa Koto Lebu mulai diperkenalkan pada tahun

2009. Sekolah ini memberikan program penyuluhan kepada petani mengenai

(16)

16

Perubahan pertanian ini berdampak kepada kehidupan sosial petani.

Perubahan tersebut juga mempengaruhi sistem mata pencaharian, organisasi

sosial,sistempengetahuandanteknologi,perubahanperilakuyangberkembang

akibatadanyaadaptasidaripetanipenerimainovasidanperubahankearahyang

lebihbaik.

Melaluiprogramyangdicanangkanpemerintahuntukmengubahpertanian

revolusihijaumenjadipertanianorganikdiharapkandapatmembawaperubahan

terhadapkehidupansosialpetani.Programyangtelahberjalanselama3tahundi

DesaKotoLebuini,telahmemberikandampakpositifdalamkehidupansosial

petani. Dampak positif yang dirasakan oleh petani diantaranya adalah

pertumbuhanpadiyangsuburkarenapetanidapatmembuatpupuksendiridengan

memanfaatkanbahan-bahanalami,tanpaharusmengeluarkanbiayayangmahal

untukmembelipupukkimia,sertatidakterjadinyapencemaranlingkunganyang

diakibatkanolehlimbahpupukkimiadanpestisida.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik membahas pola pertanian

organikyangdisimpulkandalampertanyaandibawahini:

a. ApaperanSLPHTdalamperubahanpetanirevolusihijau menjadipetani

organik?

b. Bagaimanadampak perubahan pertanianrevoluihijaumenjadipertanian

organikdiDesaKotoLebuterhadapkehidupansosial masyarakatpetani?

c. Apa saja kendala-kendala yang terjadi di Desa Koto Lebu dalam

(17)

17

C. Tujuan penelitian

Berdasarkanpermusanmasalahdiatas,tujuanpenelitianiniadalahuntuk:

a. Menjelaskan peran SLPHT dalam perubahan petani revolusi hijau

menjadipetaniorganik.

b. Menganalisis dampak perubahan pertanian revolusi hijau menjadi

pertanianorganikdiDesaKotoLebuterhadapkehidupansosialpetani.

c. Menganalisis kendala-kendala yang terjadi di Desa Koto Lebu dalam

perubahanpetanirevolusihijau menjadipetaniorganik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaatpenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. Sebagai sumbangan penulis bagi pengembangan keilmuan (akademik)

khususnyamasalahyangberhubungandenganpertanianberbasisorganik.

2. Sebagaireferensibagipemerintahdalammenganalisispemecahanmasalah

praktis yangterkaitdengan penerapanprogrampertanianyangberbasis

organik

E. Kerangka Pemikiran

Perubahan pertanian organik dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan

terencana untuk menghidupkan kembali budaya pertanian yang lebih ramah

lingkungan, serta mendorong memfasilitasi peningkatan produktifitas hasil

(18)

18

Programinimerupakansebuahkegiatanyangdilakukanuntukmemandu

dan memasyarakatkan pengendalian hama terpadu melalui penyuluhan.

Tujuannyaadalahuntukmenyelenggarakankegiatandarimemilihbibityangsehat

danvarietasyangcocokdengankondisisetempatsertamampumengenalimusuh

-musuhalami.SLPHTjugamemfasilitasisharingantarapetanidilahansehingga

pengetahuanyangdidapatdisekolahlapanganjugadapatdiajarkanpadapetani

lain, serta petani mampu bekerja sama dengan pihak lain maupun organisasi

dalammengambilprakarsadalamprosespembangunan.

Pembangunan paling baik dijabarkan sebagai suatu proses “perubahan

positif”dalamkualitasdantingkatkeberadaanmanusia.Dimanapembangunan

tersebut pada hakekatnya merupakan proses perubahan sosial-ekonomi yang

bertujuanmeningkatkantarafhidup,kualitaskehidupan,danmartabatmanusia,

atauprestisemanusiayangberusahauntukmemenuhikebutuhannya.Kebutuhan

tersebutdapatdipenuhidenganmenjalankanaturan-aturanyangberlakudidalam

kehidupan masyarakat yang disebut dengan proses kebudayaan (Colletta et.al.

1987:3).

Menurut Geertz dalam keesing (1989: 71) kebudayaan adalah sistem

tujuanmasyarakatbukannyasandiperorangandibenakmasing-masinganggota masyarakat,misalnyapertanianrevolusihijauyangsifatnyatopdownmerupakan salah satu program yang dibuat oleh pemerintah sebagai kaum minoritas.

Kemudian sistem pertanian tersebut disosialisasikan pada pertanian tradisional

masyarakatyangmerupakankaummayoritas.Padasistembaru,pertanianrevolusi

hijau merubah beberapa kebiasaan ekonomi, sosial dan budaya pada petani

(19)

19

Masalahyangmunculakibatrevolusihijauakhirnyakembalimengangkat

isupertanianramahlingkunganatauyangdisebutdenganpertanianorganik,dari

proses perubahan sistem pertanian revolusi hijau tersebut peneliti berasumsi

bahwa adanya perubahan kebudayaan dalam sistem pertanian dengan

mengkombinasikanpertaniantradisionaldanpertanianrevolusihijau,sehingga

munculnyapenemuanatauinovasi-inovasidalampertanianyangseringdidengar

dengannamapertanianorganik.

Inovasi-inovasidalampertaniantersebutagardapatditerimaolehpetani,

melaluiprogramkegiatanpertanianorganikdisalurkanyangolehDinasPertanian

kepadaparapetanimelaluibeberapatahapanyaitu:

a. Penerimaanterhadaphal-halyangdisebutdenganprosesadopsi.Menurut

Wiriadmaja, (1981: 36) adopsi adalah penerimaan oleh sasaran karena

sudah yakin akan kebenaran atau keunggulan hal yang baru itu.

Penerimaan petani terhadap hal-hal yang baru dapat kita lihat dari

perubahan cara bertani dari tradisional ke cara revolusi hijau. Namun

pendekatanprogramSLPHTtidakhanyamelihatprosesperubahancara

bertani dari revolusi hijau ke cara yang arif dan bijaksana serta

mengembangkannyakembalikepengetahuanlokalyangramahlingkungan

misalnyajeramiyangbiasanyadibakarolehpetanisekarangdapatdiolah

menjadipupukkomposjerami,sehinggapetanitidaklagimenggunakan

pupukkimiamelainkanpupukkomposjeramiyangdisebuttrichokompos

(20)

20

MenurutWiriadmaja(1981:36)ada5tahapprosesadopsi,yaitu:

a. Padatahapkesadaranataupenghayatan(awareness)

Sasaransudahmengertidanmenghayatisesuatuhalyangbaruatauaneh

tidak biasa. Hal ini diketahuinya karena hasil berkomunikasi dengan

penyuluh

b. Minatinteres

Sasaranmulaiinginmengetahuilebihbanyakhalyangbaruatauanehitu.

Ia menginginkan keterangan-keterangan yang lebih terperinci lagi, dan

memulaibertanya.

c. Penilaian(evaluation)

Sasaranmulaiberfikirdanmulaimenilaiketerangan-keteranganperihal

yang baru itu. Ia juga menghubungkan perihal yang baru itu dengan

keadaan sendiri (kesanggupan resiko, modal, dan seterusnya).

Pertimbangan-pertimbangan teknis, ekonomis, dan sosialis difikirkan

secaramendalam.

d. Padatahappercobaan(trial)

Sasaransudahmulaimencoba-cobayangluasdanjumlahsedikitataukecil

saja.Seringjugaterjadibahwausahamencobainitidakdilakukansendiri tapisasaranitumengikuti(dalampikirandanpercakapan)sepakterjang tetangganya, jawaban mencoba hal yang baru itu (dalam pertanyaan

percobaan atau demonstrasi). Kalau ia sudah yakin tentang apa yang

dianjurkan,makaiaakanmenerapkannyasecaralebihluas.Bilagagal,

(21)

21

e. Penerimaan(adoption)

Sasaransudahyakinakankebenaranataukeunggulanhalyangbaruitu.

Maka ia menerapkan anjuran itu secara lebih luas. Ia juga akan

menganjurkankepadatetanggadanteman-temannya.

Proses adopsi seiring dengan proses inovasi, di mana definisi inovasi

adalahsuatuprosespembaharuandaripenggunaansumber-sumberalam,energi

dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru

yangsemuaakanmenyebabkanadanyasystemproduksidandibuatnyaproduk

-produkbaru(Koentjaranigrat2000:256).

Inovasijugadapatdiartikansebagaisuatugagasan,tindakanataubarang

yangdianggapbaruolehseseorang.Tidakmenjadisoalapakahideitubetulbaru

atautidakjikadiukurdenganselangwaktusejakdigunakanatauditemukannya

pertama kali. Kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan

individuyangmenangkapnya.Jikasuatuidedianggapbaruolehseseorangmaka

ituadalahinovasibagiorangtersebut.“baru”dalamideyanginovatifyangtidak

berartiharusbarusamasekali.Suatuinovasimungkintelahlamadiketahuioleh

seseorangbeberapawaktuyanglalu,tapiiabelummengembangkansikapsuka

atau tidak suka terhadapnya, apakah ia menerima atau menolaknya (Rogers

1987:28).

Inovasi-inovasi yang ditemukan oleh SLPHT telah diterangkan kepada

masyarakat,contohnyadalampembuatanpupuktrichokomposjerami.Kemudian

pengetahuanbaruyangdidapatolehSLPHTdiadopsiolehpetani-petanimelalui

(22)

22

menimbulkan perubahan sosial didalam kehidupan masyarakat. Istilah sosial

ditujukan kepada pergaulan serta berhubungan manusia dengan kehidupan

kelompok manusia, terutama dalam kehidupan masyarakat yang berbaur, cara

pergaulandancarahubunganitumengalamiperubahan-perubahandarimasake

masayangmembawabersamanyaperubahanmasyarakat.Perubahanyangterjadi

disebabkanolehberbagaifaktorcontohnya,kemajuanteknologi,komunikasidan

transportasi,urbanisasi,harapandantuntutanmanusiadanlain-lain.

Dalammengkajitentangperubahansosialkitaakanmenemukanbanyak

pengertiantentangperubahansosialyangdikemukakanolehparaahli,berikutada

beberapapengertianperubahansosial:

MenurutGillindalamIshaq(2002:11)iamengatakanbahwaperubahan

sosial merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang

disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil,

komposisipenduduk,idiologimaupunkarenaadanyadifusiataupunpenemuan

-penemuanbarudalammasyarakattertentu.

SedangkanmenurutSeloSoemardjandalamIshaq(2002:11) perubahan

sosialadalahsegalaperubahandalamlembagakemasyarakatandidalamsuatu

masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai

-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perlakuan diantara kelompok-kelompok dalam

masyarakat.Sedangkan,

KemudianKingslayDavisdalamIshaq(2002:11)mengartikanperubahan

-perubahansosialsebagaiperubahanyangterjadidalamstruktursosialdanfungsi

(23)

23

1. Perubahan yang dikehandaki (intended change) atau perubahan yang

direncanakan(planningchange)

2. Perubahan yang tidak dikehendaki (unintented change) atau perubahan

yangtidakdirencanakan(unplannedchange)

Dengan adanya perubahan maka perkembangan teknologi berdasarkan

kepadakesejahteraanpenggunayangmeliputiaspekbudaya,sosial,sumberdaya

alam, lingkungan dan riset. Teknologi tersebut adalah hasil dari pengetahuan

ilmiahyangterorganisirdandiaplikasikansecarasistematiskedalamhal-halyang

bersifat praktis. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi,

memakai,sertamemeliharasegalaperalatandanperlengkapan.Teknologimuncul

dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, serta memproduksi

hasil-hasil pertanian (http://tiethea.wordpress.com/2008/11/05/budaya-konsep

-teknologidiaksespada22-10-2011).

Proses penciptaan teknologi harus disertai dengan tanggung jawab dan

konsekuensidari segalaakibatnya,bertanggungjawabterhadapkeberlangsungan

manusiadimasayangakandatangsertatidakhanyabertujuanuntukmemenuhi

kebutuhansaatini.

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasipenelitian

DaerahyangdijadikanlokasipenelitianiniadalahDesaKotoLebu,

yangterletakdiKecamatanSungaiPenuh,KotaSungaiPenuh.DesaKoto

(24)

24

pertanianorganik,yaitusistempertanianyangramahlingkungan,sehingga

penulistertarikmengambildaerahinisebagailokasipenelitian.

2. Teknik pemilihan informan

Informanadalahorangyangdijadikansebagainarasumbertentang

situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam memilih informan penelitian

menggunakan teknik sampel (purposive sampling). Melalui teknik ini

penelitimenentukansendiriinformandarikelompoktaniyangmenjalankan

pertanianorganik.Daripenelitianyangtelahdilakukanolehpenelitimaka

dapat diketahui bahwa di Desa Koto Lebu terdapat 5 kelompok tani, 3

Kelompoktanitersebuttediriataskelompokbergenderperempuandan2

kelompok tani lainnya terdiri dari gabungan gender laki-laki dan

perempuan.

Dalam mendapatkan informasi terkait dengan penelitian, peneliti

mewawancarai informan kunci. Informan kunci adalah orang yang

mempunyaipengetahuan luasmengenaiberbagaisektorpenelitiandalam

masyarakat dan yang mempunyai kemampuan untuk mengintroduksi

pengetahuankitasebagaipenelitikepadainformanlainyangahlitentang sektor masyarakat atau unsur kebudayaan yang kita ketahui

(koenjaraningrat,1986:163,164).

Informan kunci dapat diartikan sebagai orang yang memiliki

pengetahuan paling luas sehubungan dengan masalah penelitian, sesuai

dengandefenisitersebutmakayangdiambilsebagaiinformankunciadalah

(25)

25

masyarakatsekitaryangmerasakanperubahanbaikpositifmaupunnegatif

daripertanianorganik.

3. Teknik penggumpulan data

Dalampenelitiankualitatif,datayangdikumpulkanyaitudataprimer

dandatasekunder.Dataprimeryaitukata-katadantindakandariinforman sedangkandatasekunderadalahdatayangdiperolehdariliteratur-leteratur

hasil penelitian dan studi pustaka serta juga dapat diperoleh dari Dinas

Pertaniansetempat.

Teknikyangdigunakandalampengumpulandatamelaluipengamatan

dan wawancara. Pengamatan dilakukan untuk mengamati kegiatan dan

tingkah laku. Sedangkan yang akan diamati adalah keadaan lingkungan

sekitar,perubahanpolapandangansertakehidupanmasyarakatpetaniyang

mendapatkanprogramSLPHT.

Adapunteknikpengumpulandatayaitu:

a. Observasi

Observasimerupakanaktivitaspenelitianmelaluiprosespengamatan

secara langsung dilapangan. Observasi bertujuan untuk memberikan

gambaran yangjelas mengenai kondisi terhadap obyek yangditeliti.

Dimanapenelitimelihatdanmengamatisegalakegiatanyangdilakukan

oleh subyek yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dengan

melakukan observasi atau pengamatan peneliti dapat melakukan

pengamatanterhadapfenomenayangterjadi,sesuaidengankebutuhan

(26)

26

langsung realitas yang terjadi terhadap subjek penelitian ataupun

realitaslainyangterjadidilokasipenelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukanpertanyaanlangsungolehpewawancarakepadainforman

yang berada ditempat penelitian yang ditentukan. Tujuan untuk

menjaringanekaragamdatayangberkaitandenganobjekyangdidapat

langsungdilapangan.Dariwawancarayangdilakukanpenelitiberusaha

untuk menggali informasi mengenai pertanian organik secara

mendalam.

Wawancara dilakukan peneliti dengan terlebih dahulu membuat

pedomanwawancarasebelumturunkelokasipenelitian,sehinggadapat

menggali informasi dari fenomena yang diteliti. Wawancara dalam

penelitianiniadalahwawancaratidakberstruktur.Formatwawancara

jenis ini berbentuk pertanyaan yang disusun sebelumnya yang

didasarkanatasmasalahpenelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian, informan diberikan kebebasan untuk

mengemukakanpendapatdanpandangannya,namuntetapberadadalam

ruanglingkuppenelitian.

c. Studikepustakaan

Studi kepustakaan merupakan referensi yang diambil berhubungan

denganpenelitian.Referensididapatmelaluibuku-buku,artikel-artikel,

keterangan atau laporan hasil penelitian yang mempunyai relevansi

(27)

27

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan perekam dalam bentuk kamera untuk

mendapatkan hasil berupa gambar dan foto. Selain itu, perekaman

dalambentukfotokamerainijuga sangatmembantu penelitidalam

menganalisadatayangterjadidilapangan.

4. Analisa Data

Analisadatamerupakanprosespenyusunandataagardapatditafsirkan

oleh peneliti. Menyusun data berarti proses pengorganisasian dan

mengurutkandatakepadapola,kategoridansatuanuraiandasar,sehingga

dapat ditemukan tema, dan dirumuskan hipotesis kerja (Lexi Moleong

1990:103).

Seluruhdatayangdikumpulkandariobservasidanwawancaradisusun

secara sistematis yang disajikan secara deskriptif dan dianalisa secara

kualitatif. Analisa dilakukan melalui tafsiran atau interpretasi, artinya

memberikanmaknapadaanalisamenjelaskanpolasertakategorisasidan

mencatathubunganantaraberbagaikonsep.

Analisadatadilakukandariawalpenelitiansampaiakhirpenelitian.

Datadapatdiklasifikasikansecarasistematisdandapatdianalisamenurut

kemampuan interpretasi penulis dengan dukungan data primer dan data

sekunder yang ada berdasarkan kajian teoritis yang relevan. Selain itu,

analisisjugabertujuanagarsipenelititurunkelapanganuntukmenambah

datayangkurangdanmendapatkankesimpulanakhiryangbertujuanuntuk

(28)

28

klasifikasidanselanjutnyapenelitimengkonfirmasilagikepadainforman

untukmendapatkankeabsahandata.

5. Proses dan Jalannya Penelitian

PenelitianinidilakukanpadamasyarakatpetaniorganikdiDesaKoto

Lebu,KotaSungaiPenuh,KecamatanSungaiPenuh.Penelitianinidimulai

semenjakbulanApril2011.Penelitimewawancarai7orangpetaniorganik

yangberasaldarikelompoktanikotopinangdankelompoktanikembang

kertasyaituDR,MN,HK,YR,SM,GDdanMD.Selanjutnyapenulisjuga

mewawancarai Kepala Desa Koto Lebu dan 3 orang pemandu Sekolah

LapanganPengendalianHamaTerpadu(SLPHT).Selainitupenelitijuga

mewawancaritokohadatdiDesaKotoLebudanseorangsejarahwankerinci

yang bertempat tinggal di Kota Sungai Penuh. Hal ini dilakukan untuk

melengkapidatayangdidapatdarimasing-masinginforman.

Setelahsemuasuratizinselesai,penelitimemintadatasekunderdi

kantor Desa Koto Lebu mengenai deskripsi lokasi penelitian. Di lokasi

penelitianpenelitimemintaketeranganmengenaimasyarakatpetaniorganik

di DesaKoto Lebu kepadaKepaladesadan Seketaris desa. Selanjutnya

penelitimelakukanwawancaradenganinformantentangapasajaperubahan

yangdirasakansetelahmenjadipetaniorganik,contohnyadalampembuatan

pupuk organik maka peneliti akan melihat dan mengamati apa yang

(29)

29

Hambatanyangpenelititemuidilapanganyaitu,ketikapenelitidatang

petanitidakadadirumah,dengandemikianuntukmengatasihaltersebut

peneliti membuat janji terlebih dahulu ketika akan datang mewawancara

petani, jika petani akan pergi ke sawah maka peneliti akan ikut dengan

petanitersebut.

Proses pengumpulan data-data penelitian lebih kurang 2 bulan,

penelitian ini berakhir 30 maret 2012. Kesempatan ini peneliti gunakan

untuk mewawancarai dan mengamati aktifitas petani organik sehari-hari

sertabagaimanacarapertanianyangdilakukanolehpetanisetelahmenjadi

(30)

Referensi

Dokumen terkait

3 Pelajar-pelajar Tahun Akhir Sarjana Muda Teknologi Serta Pendidikan (Kemahiran Hidup) Sebagai bakal pendidik pada masa akan datang, ia adalah perlu untuk membantu pelajar

pada warna tidak berpengaruh nyata, hal tersebut diduga karena penambahan konsentrasi karagenan dan tepung porang yang kecil sehingga tidak mempengaruhi

kooperatif tipe Investigasi kelompok pada materi trapesium di kelas VII. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah data kemampuan guru mengelola pembelajaran,

Setelah diberikan contoh pembuatan iklan produk, maka selanjutnya anda bisa merancang iklan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang sudah dijelaskan di atas

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel sosial ekonomi orang tua adalah sebesar 0.421 atau bernilai positif, sehingga dapat

Oleh karena munculnya pemahaman yang menyatakan bahwa praja tidak lebih dari sebatas perkara bid‟ah yang tidak ada contohnya dari Rasulullah S.a.w., ditambah

Menurut hasil penelitian oleh Supinah (2008), dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual siswa lebih tertarik dalam belajar dan mudah memahami materi yang