• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PKK KEPERAWATAN DASAR II Tim Penyusun: Ns. Fitriani, S.Kep.M.Kep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PKK KEPERAWATAN DASAR II Tim Penyusun: Ns. Fitriani, S.Kep.M.Kep"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PKK KEPERAWATAN DASAR II Tim Penyusun:

Ns. Fitriani , S.Kep.M.Kep

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, pertolongan dan karunia-Nya modul praktikum ini dapat diselesaikan dan diterbitkan.

Modul Praktik Klinik keperawatan dasar II ini menjelaskan tentang proses pembelajaran dari praktikum Keperawatan Dasar yang ada pada Kurikulum Pendidikan D3 Keperawatan, sebagai pegangan bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan konten pembelajaran yang dibahas selama proses belajar terstandar untuk semua dosen pada pendidikan D3 Keperawatan.

Pembelajaran praktikum ini telah disesuaikan dengan kurikulum dari segi kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, serta menggunakan strategi pembelajaran menggunakan pendekatan Student Center Learning (SCL).

Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan agar pembelajaran praktikum keperawatan dasar menjadi terarah, mudah, berorientasi pada pendekatan SCL dan terutama mempunyai kesamaan dalam keluasan dan kedalaman materi pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghantar mahasiswa untuk berhasil dengan baik pada ujian akhir ataupun Uji Kompetensi.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada D3s Keperawatan INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM dan segenap dosen serta semua pihak yang telah berkontribusi sampai terbitnya modul praktikum ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi dosen maupun mahasiswa program D3 Keperawatan.

Lubuk Pakam, Agustus 2019

Penulis,

(3)

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii VISI DAN MISI ... iii TOPIK 1

Sop vital sign dan posisi ... 1 TOPIK 2

Sop sputum ... 5 TOPIK 3

Sop pemberian oksigen nasal kanul ... 7 TOPIK 4

Sop latihan nafas dalam dan batu efektif ... 10 TOPIK 5

Sop pemerikasaan rumplit test ... 12 TOPIK 6

Sop perawatan kateter dan pengumpulan urin ... 13 TOPIK 7

Sop pemasangan kondom... 15 TOPIK 8

Sop keseimbangan cairan ... 17 TOPIK 9

Sop merawat luka infus ... 18 TOPIK 10

Sop perhitungan indeks masa tubuh ... 22 TOPIK 11

Sop memonitoring cairan infus ... 21 TOPIK 12

Sop memandikan dan oral hygiene ... 28 TOPIK 13

Sop memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda ... 27 TOPIK 14

Sop membantu eleminasi ditempat tidur... 24 DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

VISI DAN MISI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

VISI

Menjadi institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat Nasional dan Asia tahun 2028.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter, dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan globalisasi;

2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat;

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai dan tanggung jawab sosial; dan

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

(5)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

VISI

Menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang keperawatan trauma dan manual terapi yang mampu bersaing secara nasional dan menuju regional Asia pada tahun 2022.

MISI

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai fasilitas belajar, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik (laboratorium, RS, dan pelayanan kesehatan lainnya) sehingga menghasilkan karakter yang unggul, kompeten dan excellent service;

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset keperawatan dan fisioterapi di tingkat lokal maupun nasional dengan menggunakan pendekatan riset kolaboratif dalam bidang ilmu keperawatan dan fisioterapi;

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di tingkat nasional bahkan kawasan regional Asia dengan menekankan upaya pendekatan preventive health science;

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan

(6)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA TIGA VISI

Menjadi Program Studi Keperawatan Diploma Tiga yang unggul dalam bidang keperawatan trauma dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara nasional dan menuju regional Asia tahun 2022.

MISI

1. Meningkatkan kualitas Dosen melalui pendidikan formal berjenjang dan berlanjut serta non formal melalui pendidikan dan pelatihan non gelar.

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya proses pembelajaran.

3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum Program Studi Keperawatan Diploma Tiga dengan keunggulan keperawatan trauma.

4. Melaksanakan penelitian sesuai dengan roadmap penelitian di bidang keperawatan terutama keperawatan trauma.

5. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan hasil penelitian di bidang keperawatan terutama keperawatan trauma.

6. Memperluas jaringan kerjasama baik di dalam maupun luar negeri yang mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi.

7. Melaksanakan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan Program Studi.

(7)

TOPIK I

standar operasional pemeriksaan vital sign dengan pemberian posisi

1. Pengertian

Pemeriksaan Vital Sign adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien dengan dilakukannya pemeriksaan suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah (bagi dewasa)

2. Tujuan

Mengetahui kondisi umum anak,bayi dan dewasa meliputi suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah

3. Alat dan bahan:

a. Buku catatan dan bolpoint

b. Instant for a head termometer microlife c. Termometer

d. Stetoskop

e. Spigmomanometer raksa

f. Pengukur tekanan darah profesional OMRON g. Jam tangan h. Kain kasa

4. langkah-langkah:

a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan b. Pakai sarung tangan

c. Lakukan pemeriksaan vital sign meliputi : 1. Pemeriksaan suhu axila

Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

Membuka lengan baju pasien

(8)

Mengeringkan ketiak pasien bila basah menggunakan kassa atau tissue

Memastikan kembali termometer dalam angka dibawah 35°

Memasang ujung termometer ditengah-tengah ketiak dan menganjurkan pasien menjepit dengan lengannya dalam posisi melipatkan lengan kedada

Mengangkat termometer setelah kira-kira 10-15 menit

Membaca dengan teliti angka pada skala termometer kemudian mencatatnya pada buku

Melepas sarung tangan

Mencuci tangan

2. Pengukuran suhu dengan instant for a head termometer

• Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

• Membersihkan dahi pasien dengan kain kasa

• Menyalakan termometer digital pada posisi on

• Perhatikan tampilan di layar temperatur °c

• Menempelkan termometer dengan jarak 3-5 cm dari dahi

• Tekan tombol start

• Membaca hasil yang terlihat di layar 3. Menghitung pernafasan

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk

• Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

• Menghitung pernafasan dengan memperhatikan gerakan pernafasan pada dada pasien (menghitung dalam waktu satu menit penuh)

• Mencatat hasil pengukuran pada buku

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan

(9)

4. Menghitung nadi

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk

• Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

• Hitung nadi dengan cara :

• Pada anak : meraba arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah

• Pada bayi : pakai stetoskop bayi dan letakkan bel atau diafragma stetoskop pada bagian jantung bayi

• Menghitung denyut nadi selama 1 menit penuh

• Mencatat hasil pengukuran pada buku

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk 5. Mengukur tekanan darah dengan spigmomanometer

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk

• Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

• Membuka lengan baju pasien atau menggulung ke atas

• Meletakkan lengan sejajar dengan jantung

• Melakukan palpasi arteri brachial menggunakan dua ujung jari (jaritelunjuk dan jari tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku

• Memasang manset, meletakkan manset ±2,5cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladder dipasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkari lengan atas dan kaitkan ujungnya

• Meletakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa

• Memasang stetoskop dengan meletakkan bel atau diafragma stetoskop diatas arteri brachial

• Menutup katup dengan mengunci sampai rapat, pompa manometer

• Membuka katup secara perlahan. Perhatikan angka saat terdengar bunyi (dup) pertama adalah tekanan systolik dan bunyi (dup) terakhir adalah tekanan diastolik

• Membuka manset dari lengan

• Mencatat hasil pengukuran pada buku

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk 6. Mengukur tekanan darah dengan Pengukur tekanan darah profesional

OMRON

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk

• Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

• Membuka lengan baju pasien atau menggulung ke atas

• Pastikan pipa manset tidak tertekuk

(10)

• Pasang manset sehingga INDEX ARTERY “ ↓” berada di atas arteri brakial.

• Pasangkan manset sehingga bagian bawah manset berada pada 1-2 cm di atas bagian dalam sendi siku

• Manset harus terpasang cukup kencang dan pastikan dua jari memungkinkan untuk di masukkan di bawah manset brakial berada di bagian dalam lengan atas pasien

• Selama pengukuran,pastikan arteri brakial dimana manset terpasang pada posisi ketinggian yang sama dengan atrium kanan jantung

• Pastikan monitor dalam tampilan ON dan angka yang tertilis 0

• Menekan tombol Start/Stop

• Membaca hasil yang terlihat di layar

• Membuka manset dari lengan

• Mencatat hasil pengukuran pada buku

• Menekan tombol stop

• Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan handuk

(11)

TOPIK II

Standar Operasional Mengumpulkan Sputum

1.

Pengertian

Pengambilan sampel sputum pada saluran pernapasan pasien yang dicurigai mengandung kuman Mycobacterium Tuberculosa dengan cara dibatukkan.

Sputum adalah sekret atau mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea

2.

Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman MycobacteriumTuberculosa

2.

Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT

3.

Prosedur

1. Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi luarnya

2.

Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan blanko TB 05

3.

Tissue

4.

Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah diambil

5.

Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA

6.

Air minum.

4.

Persiapan pasien

1. jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum (dahak) agar yang dibatukkan.

benar-benar merupakan sputum, bukan air liur , darah atau campuran antara keduanya

2. jelaskan cara mengeluarkan sputum 3. berikan pot sputum sebanyak tiga buah

(12)

5. Langkah –langkah

a. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air, lepaskan gigi palsu jika ada.

b. Pasien dipersilakan ke tempat khusus pengambilan sputum c. Sputum diambil dari batukkan yang pertama

d. ajarkan cara batuk efektif

e. cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat (pernapasan dada) kemudian batukkan sputum dari bronchus trakea mulut pot penampung.

f. bila sudah, periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur (salivam) aka pasien harus mengulang membatukkan sputum g. Sebaiknya pilih sputum yang mengandung unsurunsur khusus seperti butir

keju, darah dan unsur-unsur lain

h. Bila sputum susah keluar, dapat diberikan obat glyseril gulaykolat

(ekspektoran) 200 mg atau dengan minum ait teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum

i. Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah ditentukan, dilengkapi data-datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.

(13)

TOPIK 3

STANDAR OPERASIONAL PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL

A. Pengertian

Pemberian Oksigen (O2) penggunaan oksigen sebagai terapi farmakologi pada pasien berhubungan dengan penyakitnya untuk mengatasi atau mencegah keadaan hipoksia atau keadaan tubuh kekurangan oksigen dengan cara meningkatkan tekanan parsial / konsentrasi oksigen yang dihirup.

B. Tujuan

Sebagai acuan untuk petugas melakukan pemberian terapi oksigen pada pasien.

C. Alat dan bahan

1. Sumber oksigen (tabung oksigen + regulator/ flowmeter ) 2. Alat terapi oksigen sederhana

a. Nasal kanul

b. Sungkup muka sederhana ( face mask)

c. Sungkup muka non-rebreathing (NonRebreathing Mask /NRM)

3. Alat bantu napas lanjut: balon sungkup atau Endotracheal tube (ETT) 4. Pulse oximeter

5. Aquades/air bersih D. Langkah-langkah

1. Melakukan pengkajian apakah pasien memerlukan suplementasi terapi oksigen

2. Memasangkan alat pulse oxymeter pada jari pasien untuk menilai kadar saturan oksigen jaringan

3. Menentukan jenis alat pemberian oksigen yang diperlukan

SaO2 Kondisi Pilihan Alat

95-100% Normal Nasal kanul 4-5 lpm

(14)

90 – 94% Hipoksia ringan sedang Simple mask 6-10 lpm

85 – 89 % Hipoksia berat Nonrebreathing mask 10-15 lpm atau pertimbangkan ventilasi dibantu

< 85 % Hipoksia berat mengancam nyawa

Pertimbangkan ventilasi tekanan positif dengan O2 100%

4. Cek tabung oksigen masih terisi

5. Mengisi tabung humidifier / pelembab dengan akuabides/air bersih hingga batas yang ditentukan

6. Sambungkan alat pemberian oksigen (nasal kanul, sungkup muka, atau sungkup nonrebreathing)

7. Buka aliran oksigen pada flowmeter sesuai dengan alat danterapi yang hendak diberikan

8. Cek aliran dengan melihat gelembung pada tabung humidifier dan rasakan apakah ada angin oksigen yang keluar dari alat

9. Menjelaskan kepada pasien tujuan serta tindakan yang akan dilakukan 10. Pasangkan alat terapi oksigen (sesuai dengan ukuran /umur pasien)

dengan benar

11. Pastikan alat tidak terlalu ketat maupun terlalu longgar sehingga pemberian oksigen optimal

12. Jika menggunakan sungkup Non Rebreathing pastikan kantong reservoir mengembang

13. Tanyakan kepada pasien apakah sudah merasakan angin oksigen 14. Evaluasi peningkatan saturasi oksigen dengan pulse oximeter

(15)

15. Pertimbangkan alat bantu napas lanjut atau pemberian bantuan ventilasi jika dengan sungkup Non-Rebreathing dosis maksimal (15 lpm) saturasi oksigen masih belum mencapai target.

(16)

TOPIK IV

STANDAR OPERASIONAL LATIHAN TARIK NAPAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

A. Pengertian

Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan.

B. Tujuan

1. Membebaskan jalan Membebaskan jalan nafas dari nafas dari akumulasi sekret akumulasi sekret

2. Mengeluarkan sputum Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan diagnostik laborat diagnostik laborat

3. Mengurangi sesak Mengurangi sesak nafas akibat nafas akibat akumulasi sekret akumulasi sekret

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Tahap P Tahap PraInteraksi

a. Mengecek program tera gram terapi b. Mencuci Mencuci tangan

c. Menyiapkan alat 2. Tahap Orientasi

a. Memberikan salam Memberikan salam dan sapa dan sapa nama pasien nama pasien

b. Menjelaskan Menjelaskan tujuan dan prosedur dan prosedur pelaksanaan pelaksanaan

c. Menanyakan Menanyakan persetujuan/kesiapan p persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja

a. Menjaga privac pasien

b. Mempersiapkan Mempersiapkan pasien

c. Meminta pasien meletakkan satu tangan Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan s di dada dan satu tangan di

(17)

abdom atu tangan di abdomend.

d. Melatih pasien melakukan nafas perut (m Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas enarik nafas dalam melalui hidung hingga dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)

e. Meminta pasien merasakan mengemban Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (ceg gnya abdomen (cegah lengkung pada ah lengkung pada punggung)

f. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

g. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir an (lewat mulut, bibir seperti meniup)

h. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot ntraksi dari otot

i. Memasang Memasang perlak/alas dan perlak/alas dan bengkok bengkok (di pangkuan pangkuan pasien b pasien bila d uduk atau di dekat mulut bila tidur miring)

j. Meminta Meminta pasien untuk pasien untuk melakukan nafas melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: yang ke-3: inspirasi, inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat

k. Menampung lend Menampung lender dalam sputum er dalam sputum pot

l. Merapikan pasien 4. Tahap Terminasi

a. Melakukan evalu kan evaluasi tindak asi tindakan b. Berpamitan Berpamitan dengan klien dengan klien c. Mencuci tan gan

d. Mencatat kegiatan dalam lem Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

(18)

TOPIK V

STANDAR OPERASIONAL PEMERIKSAAN RUMPLIT TEST

1. PENGERTIAN

PemeRiksaan Penujang untuk klien yang dicurigai dengan DHF (dengue hemorage fever)dengan cara menetapkan tekanan darah klien sebelumnya.

2. TUJUAN

1. Membantu memberikan pedoman untuk diagnosis DHF secara dini 2. Mengetahui tanda-tanda pendarahan yang sering terjadi seperti petekle 3. PROSEDUR

a. Persiapan alat

✓ Tensi meter dan mansednya

✓ Alat tulis b. Persiapan pasien:

Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan c. Pelaksanaan

Mencuci tangan

Klien dalam posisi baring terlentang

Mengukur tekanan darah klien

Menghitung batas tekanan darah yang akan di pertahankan (MAP) 1 sistole + 2 distol

3

✓ Memompa kembali manset pada batas MAP dan mempertahankan selama 5 menit.

Menurunkan tekana darah secara perlahan-lahan dan membuka manset

Memperhatikan timbulnya petekie pada kulit di bawah lengan bawah bagian medial sepertiga proximal

Membaca hasil test: positif /negative ( uji dinyatakan positif pada 1inchi persegi (2,8 cm x 2,8) di dapat lebih dari 20 petekie)

Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga

Merapikan pasien

(19)

TOPIK VI

STANDAR OPERASIONAL PERAWATAN KATETER URIN DAN PENGUMPULAN URIN

1. PENGERTIAN

Perawatan Perawatan kateter kateter adalah tindakan tindakan keperawatan keperawatan pada pasien yang tidak mampu melakukan perawatan kateter sendiri.

2. TUJUAN

a. Menjaga kebersihan saluran kencing

b. Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter c. Mencegah terjadinya infeksi

3. PROSEDUR 1. Fase orientasi

a. Salam terapetiuk

b. Evaluasi/validasi kondisi pasien c. Kontrak : topik/waktu/tempat 4. FASE KERJA

1. Persiapan alat

a. Kapas sublimat atau desinfektan b. Kassa steril

c. Pinset d. Bengkok

e. Larutan desinfektan sesuai kebutuhan f. Pengalas

g. Sarung tangan 2. Persiapan pasien

a. Menjelaskan prosedur kepada pasien

b. Memberikan privacy kepada pasien dengan cara menutup pintu atau pintu atau pasang tirai

3. Cara kerja

a. Bantu klien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga luka mudah dirawat

b. Cuci tangan

c. Gunakan scort dan handschoen

d. Bersihkan meatus uretra eksterna seperti halnya rawat luka dengan menarik dengan menarik kateter kateter sejauh 0,5 – 1 cm keluar, besihkan kotoran yang menempel dengan pinset sirurgi kemudian oleskan kassa betadin dengan pinset anatomis disekitar kateter e. Bersihkan bekas plester dengan larutan desinfektan menggunakan

kassa dan pinset f. Pasang plester/hypavik

(20)

g. Rapikan pasien dan alat – alat dibersihkan

h. Setiap hari posisi kateter harus diperhatikan dan harus pada posisi yang benar yaitu di pasang fiksasi Antara paha bagian atas dan abdomen bagian bawah

i. Anjurkan klien minum air 2 liter/hari kecuali ada kontraindikasi j. Amati selang kateter untuk mengetahui adanya kebocoran dan lipatan k. Jangan melepaskan sambungan kateter kecuali jika akan dibilas l. Ambil urin untuk pemeriksaan dari selang yang di Ambil urin untuk

pemeriksaan dari selang yang ditusuk dengan jarum. Bersihlan dulu selang yang akan ditusuk dengan disinfektan

m. Jangan sekali – kali meninggalkan kantong urobag lebih tinggi dari buli – buli eratkan urobag pada rangaka tempat tidur bila pasien terlentang dan pada daerah dibawah lutut bila pasien ambulasi n. Kosongkan urobag ke gelas ukur dan gelas ukur harus dibersihkan

secara teratur

o. Periksa kultur urin jika diperlukan

p. Perhatikan urobag apakah adas edimen atau kebocoran

q. Kateter diganti kurang lebih 2 minggu sekali k Kateter diganti kurang lebih 2 minggu sekali kacuali ada indikasi lain

r. Lepaskan handschoen dan cuci tangan s. Dokumentasikan tindakan

4. Fase terminasi Evaluasi

✓ Respon subjektif

✓ Respon objektif

(21)

TOPIK VII

STANDAR OPERASIONAL PEMASANGAN KONDOM 1. PENGERTIAN

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman untuk mengalirkan urine klien.

2. TUJUAN

1. Mengambil sample urin untuk kultur urin.

2. Monitor produksi urine atau balance cairan.

3. PROSEDUR

1. Tahap Pra Interaksi

Mengecek statu cek status pasien d s pasien dan mengk an mengkaji kebu aji kebutuhan p tuhan pasien ter asien terkait pemasa kait pemasangan con ngan condom kat dom kateter

2. Menyiapkan alat a. Kondom kateter b. Urine bag c. Sarung tangan 3. Tahap orientasi

a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik b. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tndakan

c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tndakan dilakukan

d. Menjelaskan tujuan dan prosedur

e. Menyiapkan posisi yang nyaman bagi klien f. Menjaga privasi klien

g. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman 4. Tahap Kerja

a. Cuci tangan

b. Tutup pintu atau trai samping tempat tidur c. Gunakan sarung tangan

(22)

d. Bantu klien pada posisi terlentang.

e. Letakkan selimut diatas bagian tubuh bagian bawah

f. Siapkan urine bagdengan menggantungkannya ke rangka tempat tidur.

g. Dengan tangan non dominan genggam penis klien non dominan genggam penis klien dengan kuat sepanjan kuat sepanjang batangnya.

Dengan gnya. Dengan tangan dominan, pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan pasangkan pada ujung penis

h. Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan ujung kondom i. Lilitkan batang penis dengan perekat elastic.

j. Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter k. Posisikan klien pada posisi yang aman

l. Bereskan alat dan rapikan pasien m. Mencuci tangan

n. Dokumentasikan tindakan

(23)

TOPIK VIII

STANDAR OPERSIONAL KESEIMBANGAN CAIRAN 1. PENGERTIAN

Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh 2. TUJUAN

1. Mengetahhui jumlah masuk cairan 2. Mengetahui keluaran cairan

3. Mengetahui balance cairan 4. Menentukan kebutuhan cairan 3. ALAT

1. Alat tulis

2. Gelas ukur urine/ urine bag 4. PROSEDUR KEJA

1. Tahap pra interaksi

a. Melakukan pengecekan program terapi b. Mencuci tangan

2. Tahap orientasi

a. Memberikan salam dan sapa nama pasien b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Tahap kerja

a. Menghitung intake oral (minum) b. Menghitung intake oral (makan) c. Menghitung intake perinatal d. Menghitung cairan metabolism e. Menghitung output urine f. Menghitung output feses

g. Menghitung output abnormal (muntah, drain, perdarahan dll.) h. Menghitung output IWL

i. Menghitung balance cairan 4. Tahap terminasi

a. Berpamitan dengan klien b. Membereskan alat c. Mencuci tangan

d. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

(24)

TOPIK IX

STANDAR OPERASIONAL MERAWAT LUKA INFUS 1. PENGERTIAN

Merawat tusukantusukan infusinfus (( dresingdresing infusinfus )) 2. TUJUAN

MencegahMencegah terjadinyaterjadinya infeksiinfeksi padapada daerahdaerah lukaluka tusukantusukan infusinf

3. PROSEDUR KERJA 1. Tahap Preinteraksi

a. Menbaca program tindakan b. Menyiapkan alat

✓ Perlak dan pengalasPerlak dan pengalas

✓ Kapas alkoholKapas alkohol

✓ Instrumen steril ( pinset, gunting dan kom )Instrumen steril ( pinset, gunting dan kom )

✓ BengkokBengkok

✓ Tempat smpahTempat smpah

✓ Kasa sterilKasa steril

✓ Sarung tanganSarung tangan

✓ Zalf antibiotik dan larutan anti septikZalf antibiotik dan larutan anti septik

✓ PlesterPlester

✓ Pinset bersih dan larutan desinfektanPinset bersih dan larutan desinfektan

✓ Gunting bersihGunting bersih c. Memasang sampiran

d. Mencuci tanganMencuci tangan

e. Mendekatkan alat ke pasienMendekatkan alat ke pasien 2. Tahap Orientasi

a. Memberi salam

(25)

b. Menanyakan adanya keluhan yng di rasakan saat iniMenanyakan adanya keluhan yng di rasakan saat ini c. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada

pasienMenjelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien

d. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya jika ada yang kurang jelasMemberikan kesempatan pasien untuk bertanya jika ad

4. Tahap Kerja

a. Menggunakan sarung tangan

b. Meletakan perlakdan pengalas di bawah lengan pasienMeletakan perlakdan pengalas di bawah lengan pasien

c. Membuka balutan infus yang kotor dengan pinset bersihMembuka balutan infus yang kotor dengan pinset bersih

d. Mengkaji tanda infeksi pada luka tusukanMengkaji tanda infeksi pada luka tusukan

e. Membersihkan luka tusukan infus dengan larutan antiseptikMembersihkan luka tusukan infus dengan larutan antiseptik

f. Mengoleskan zalef antibiotikpada daerah tusukanMengoleskan zalef antibiotikpada daerah tusukan

g. Menutup luka tusukan infus dengan kasa sterilMenutup luka tusukan infus dengan kasa steril

h. Memfiksasi selang infus dengan plesterMemfiksasi selang infus dengan plester

5. Tahap terminasi

a. Mengevaluasi perasaan pasien setelah di lakukan tindakan

b. Menyimpulkan hasil kegiatanMenyimpulkan hasil kegiatan

(26)

c. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnyaMelakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

d. Mengakhiri kegiatanMengakhiri kegiatan e. Merapikan alatMerapikan alat

f. Melepas sarung tanganMelepas sarung tangan g. Membuka sampiranMembuka sampiran h. Mencuci tanganMencuci tangan

(27)

TOPIK X

SOP MEMONITORING CAIRAN INFUS 1. PENGERTIAN

Menghitung tetesantetesan infusinfus dalamdalam satusatu menitmenit sesuaisesuai dengandengan anjuran dokteranjuran dokte

2. TUJUAN

Sebagai acuanacuan penerapanpenerapan langkahlangkah – –langkah untuk menghitunglangkah untuk menghitung tetesan infus di UPTtetesan infus di UPT Puskesmas DokoPuskesmas Doko

3. ALAT DAN BAHAN a. Jam tangantangan

b. RekamRekam medismedis pasienpasien 4. Proses kerja

a. Petugas menjelaskanmenjelaskan tujuantujuan menghitungmenghitung tetesantetesan infusinfus

b. Petugas mengatur poPetugas mengatur posisi jarum infus memastikan tetesansisi jarum infus memastikan tetesan

infus lancarinfus lancar

c. Petugas menghitung banyaknya jumlah tetesan dalam d. Petugas menghitung banyaknya jumlah tetesan dalam 1

menit dengan menggunakan rumus Volume total infus xmenit dengan menggunakan rumus Volume total infus x

faktor tetesan/total waktu infus dalam 1 menitfaktor tetesan/total waktu infus dalam 1 menit

e. Petugas mengatur tetesan infus sesuai dengan jumlah f. Petugas mengatur tetesan infus sesuai dengan jumlah

tetesan per menittetesan per menit

(28)

TOPIK XI

SOP MENGHITUNG INDEKS MASA TUBUH 1. PENGERTIAN

Ukuran yangyang digunakandigunakan untukuntuk mengetahuimengetahui statusstatus gizigizi seorangseorang yangyang didapat dari perbandingan berat dan tinggi badandidapat dari perbandingan berat dan tinggi badan

2. TUJUAN

Sebagai acuanacuan penerapanpenerapan langkahlangkah langkahlangkah dalamdalam pengukuranpengukuran statusstatus gizi oranggizi orang dewasa didewasa di puskesmaspuskesma

3. ALAT DA BAHAN a. Timbangan

b. Pengukur Tinggi Badan /Pengukur Tinggi Badan / MicrotoiseMicrotoise

4. LANGKAH-LANGKAH

1. Petugas melakukan penimbangan berat badan

2. Petugas melakukan pengukuran tinggi badanPetugas melakukan pengukuran tinggi badan

3. Petugas menghitung IMT dengan rumus :

IMT = beratberat badanbadan (( kgkg )) Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

4. Petugas menilaimenilai hasilhasil IMTIMT yangyang didapatdidapat yaitu:

(29)

✓ Kurang bilabila nilainilai IMTIMT << 18,518,5

✓ NormalNormal bila nilai IMTbila nilai IMT 18,5 –18,5 – 24,924,9

✓ Lebih bila nilai IMT 25 – 29,9Lebih bila nilai IMT 25 – 29,9

✓ Gemuk bila nilai IMT 30Gemuk bila nilai IMT 30 --39,939,9

✓ Sangat gemuk bila nilai IMT > 40Sangat gemuk bila nila

5. Bila hasil IMT lebih dari 30 lapor dokter untuk mendapatkan penanganan dan pemeriksaan lebih lanjutpenanganan dan pemeriksaan lebih lanjut

6. Kie ibu sesuai hasil pemeriksaan IMT ibu

7. Rujuk bila perluRujuk bila perlu

8. Dokumentasi

(30)

TOPIK XII

SOP MEMBANTU PASIEN ELIMINASI DI TEMPAT TIDUR 1. PENGERTIAN

Membantu pasien pada saat BAK di tempat tidur 2. TUJUAN

Memberikan rasa nyaman setelah BAK 3. PERALATAN

a. Perlak dan Pengalasnya b. Sarung tangan bersih 2 pasang c. Selimut Mandi.

d. Pispot/urinal

e. Botol berisi air untuk cebok f. Tissu

g. Bengkok dan ember/bak kotor 4. TAHAP PRA INTRAKSI

Menyiapkan alat 5. TAHAP OREANTASI

a. Memberikan Salam b. Memperkenalkan diri

c. Men)elaskan tu)uan dan prosedur tindakan kepada keluarga/pasien d. Menanyakan keiapan pasien sebelum melakukan tindakan.

Menanyakan keiapan pasien sebelum melakukan tindakan 6. TAHAP KERJA

a. Menjaga pripasi pasien b. Mencuci tanggan

c. Menggunakan sarung tangan yang bersih

d. Mengambil selimut tidur,ganti dengan selimut mandi e. Memasang perlak dan pengalas di bawah bokong pasien f. Membuka /turunkan pakaian pasien

(31)

g. Membantu pasien untuk menekuk kedua lutut

h. Meletakkan pispot di bawaah bokong jika pasien wanita atau urin apa bila pria

i. Meninggal kan pasien atau awasi dari jauh

j. Jika sudah selesai bersihkan area genetik memakai tissu 7. TAHAP TERMINASI

a. Melakukan e(aluasi tindakan b. Berpamitan dengan pasien.

c. Membereskan alat-alat.

(32)

TOPIK XIII

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA 1. PENGERTIAN

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.

2. TUJUAN

a. Memobilisasi klien.

b. Mendorong dan menstimulasi klien untuk menambah kegiatan

atauMendorong dan menstimulasi klien untuk menambah kegiatan atau aktivitas sosial kepada orang lain.aktivitas sosial kepada orang lain.

c. Memberikan klien perubahan suasana selain di tempat tidur.Memberikan klien perubahan suas.

3. Langkah Kerja

1. Pastikan kebutuhan klien untuk pemindahan dari tempat tidur ke kursi roda.

2. Persiapan alat-alat :

✓ Tempat tidur

✓ Kursi roda

✓ Selimut

✓ Sendal pasien 3. Mengucapkan salam

4. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 5. Melakukan kontrak waktu tindakan yang akan dilakukan 6. Dekatkan alat

7. Tutup sampiran untuk menjada privacy pasien 8. Mencuci tangan

9. Siapkan kursi roda dalam posisi 45° terhadap tempat tidur 10. Tentukan sisi kekuatan pasien

(33)

Kemudian letakkan kursi roda sampai menghadap kaki tempat tidur pada sisi yang sama. Kunci kursi roda dan naikkan atau pindahkan pedal kaki.

11. Tutupi kursi roda dengan selimut katun (Lebih aman menempatkan kursi roda dengan merapatkan ke dinding atau perabotan yang berat untuk meyakinkan bahwa kursi tersebut tidak akan meluncur ke belakang)

12. Turunkan tempat tidur ke posisi horizontal terendah. Kunci roda tempat tidur

dan naikkan bagian kepala.

13. Jika pasien cukup kuat untuk melakukannya, minta klien untuk pindah ke sisi tempat tidur, dan jika pasien tidak mampu, bantu pasien duduk.

14. Bantu pasien untuk memakai mantel dan sandal.

15. Dengan tetap menghadap ke pasien, yakinkan bahwa pasien kuat berdiri.

16. Letakkan tangan di kedua sisi dada pasien.

17. Pada hitungan ke tiga, bantu pasien untuk berdiri.

(jika pasien tidak mampu mengangkat lengan, mintalah pasien menekan tempat tidur dengan tangan untuk membantunya berdiri) 18. Minta klien untuk meletakkan kaki di lantai, dan meletakkan

tangannya di lengan atas anda atau bahu bila mampu. (Bantu pasien jika tidak mampu)

19. Amankan dengan sabuk pengaman atau pengait untuk membantu ambulasi dan keselamatan pasien.

(34)

TOPIK XIV

SOP MEMANDIKAN DENGAN ORAL HIGINE 1. PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat ,mulai dari dada, perut, ekstremitas atas, punggung dan ekstremitas bawah untuk mempertahankan kebersihan tubuh pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau tidak memerlukan bantuan dari orang lain menggunakan air dan sabun mandi.

2. TUJUAN

a. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan b. Memberikan rasa nyaman

c. Merangsang peredaran darah d. Merilekskan otot

e. Mencegah infeksi kulit

f. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan

3. INDIKASI

a. Dilakukan pada pasien dengan keadaan yang lemah b. Dilakukan pada pasien dengan masaalah pada kulit 4. PERSIAPAN PASIEN

a. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan b. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan

5. PERSIAPAN ALAT

a. 2 Waskom berisi air hangat b. 2 Waslap

c. Sabun d. 2 Handuk e. 1 Stel pakaian f. Selimut

g. Underpad ganti h. Perlak

i. Sarung tangan

(35)

j. Troli

k. Tempat tertutup pakaian kotor l. Pispot urinal

m. Kapas cebok

n. Bila perlu minyak telon dan perlak 6. CARA KERJA

1. Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila digunakan scherm bila perlu

2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan, bantal digunakan seperluunya

3. Dekatkan alat-alat

4. Tanyakan apakah pasien hendak BAB/BAK sebelum dimandikan 5. Perawat berdiri disisi kiri atau sisi kanan pasien

6. Mencuci tangan klien

7. Beri tahu pasien, bahwa pakaian atas harus dibuka, lalu bagian yang terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup

8. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb:

9. Mencuci muka 10. Mencuci lengan

11. Mencuci dada dan perut 12. Mencuci punggung 13. Mencuci kaki

14. Mencucci lipat paha dan genetalia 15. Mencuci muka:

a. Bentangkan handuk dibawah kepala

b. Bersihkan bagian mata pasien hanya dengan menggunakan air. Gunakan satu sisi washlap untuk membersihkan satu mata.

c. Tanyakan apakah pasien ingin memakai sabun atau tidak

d. Bersihkan bagian wajah, telinga dan leher pasien dengan menggunakan washlap dan keringkan

16. Mencuci lengan

a. Turunkan selimut mandi

(36)

b. Naikkan kedua tangan pasien, letakkan handuk diatas dada pasien dan lebarkan kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat diletakkan keatas handuk

c. Basahi dan sabuni lengan pasien dimulai dari sisi yang terjahu dari perawat, kemudian bilas dan keringkan. Lakukan hal yang sama pada lengan disisi terdekat perawat

17. Mencuci dada dan perut

a. Tanggalkan pakaian bawah pasien dan turunkan selimut mandi sampai kearea pubis

b. Naikkan kedua tangan pasien, angkat handuk dan bentangkan handuk pada sisi pasien

c. Basahi dan sabuni ketiak, dada dan perut pasien kemudian bilas dan keringkan dengan handuk

18. Mencuci punggung

a. Miringkan pasien kekiri

b. Bentangkan handuk dibawah punggung hingga kebagian bokong

c. Basahi dan sabuni punggung kemudian bilas dan keringkan. Angkat handuk.

d. Miringkan pasien kekanan dan lakukan hal yang sama.

e. Telentangkan pasien dan kenakan pakaian bagian atas dengan rapi.

19. Memcuci kaki

a. Keluarkan kaki pasien disisi jauh perawat dari bawah selimut mandi b. Bentangkan handuk dibawah kaki dan tekuk lutut pasien

c. Basahi, sabuni kaki pasien kemudian bilas dan keringkan.

d. Lakukan hal yang sama pada kaki disisi terdekat perawat.

20. Mencuci daerah lipat paha dan genetalia a. Bentangkan handuk dibawah bokong

b. Bersihkan daerahlipatan paha dan genetalia dengan cara dibasahi,disabuni, dibilas dan dikeringkan

c. Bantu pasien menggunakan pakaian bagian bawah. Angkat handuk d. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien

e. Rapikan kembali bed dan posisikan pasien supaya nyaman

f. Bereskan alat, pakaian dan alat tenun yang telah dipakai atau kotor.

(37)

g. Cuci tangan

h. Dokumentasikan tindakan.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Aiken,T. D. & Catalano, J. T. (1994). Legal. Ethical, and political issues in nursing.

Philadelphia

American Nurses Association. (2009a). Application manual: Accreditation program.

Silver Spring, MD: American Nurses Credentialing Center.

American Nurses Association. (2008). Application manual: Magnet recognition program. Silver Spring, MD: American Nurses Credentialing Center.

American Nurses Association. (2009b). Scope and standards for nursing professional development. Silver Spring, MD: American Nurses

Association (ANA) Nursebooks.

ANCC (2009). American Nurses Credentialing Center. Cite this: Diana Swihart.

Nursing Professional Development: Roles and Accountabilities- Medscape Alligood, M. R. (2014). Nursing theory: Ulitization & Application (Fifth). Missouri:

Elsevier Mosby.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Budiono, Sumirah Budi P. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika. Doenges

Budiarto, E., & Anggraeni, D. (2003). Pengantar epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bruce, S. L. (Ed.). (2009). Core curriculum for staff development (3rd ed.).

Pensacola, FL: National Nursing Staff Development Organization. British Columbia College of Nursing Professionals. (2017). Overview of Scope of Practice standards: New and revised scope standards came into effect.

https://www.bccnp.ca/Standards/RN_NP/resourcescasestudies/clientcare/

scope/scope_standards/Pages/Default.

Cowen, S. & Moorhead, S. (2001). Current Issues in Nursing, Seventh Edition. St.

Louis, Missouri: Mosby Elsivier

Cohen, M. H. (2007). What you accept is what you teach: Setting standards for employee accountability. Minneapolis, MN: Creative Health Care Management, Inc.

Departemen Kesehatan RI. (2000). Bab Indonesia Sehat 2010. Jakarta

Faz Patrick & Craven, Ruth F, (2000). Fundamental of Nursing: Human Health and Function, 3rd ed. DLMN/DLC.

Hazel. 2014. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat. http://yonokomputer.com/

2014/03/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat/. Diakses tanggal 10 Juli 2019 Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengamtar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2

Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz, A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

https://www.harrishealth.org/about-us-hh/nursing/Pages/nursing-professional- practice-care-delivery.aspx

Julia B. George, RN, PhD (editor). (1995). Nursing Theories, The Base for, Profesional Nursing Practice. 4 th. Appleton & Lange Norwalk, Connecticut

(39)

Keith, K. M. (2008). The case for servant leadership. Westfield, IN: Greenleaf Center for Servant Leadership.

Kozier, Erb, Berman & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses & Praktik, ed.7.Vol.1. Jakarta: EGC

Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses & Praktik, ed. 7. Vol. 1. Jakarta: EGC.

Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan praktek keperawatan professional. Jakarta:

EGC

Pearson & Vaughan, (1999). Nursing models for practice. London: Heinemann Nursing

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Potter. P., Perry, A. G. (1997). Fundamental of nursing: Concepts, process and practice. Fourth edition. Philadelphia: Mosby

Rahajo J. Setiajadji. (2002). Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:

EGC

RNAO (Registered Nurse’s Association of Ontario). (2007). Professionalism in Nursing. Toronto, Canada : Registered Nurse’s Association of Ontario

Talbot. L. A. & Mary Meyers-Marquardt. (1997). Pengkajian Keperawatan Kritis.

Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tim Depkes RI. (1993). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: PPNI.

Wilkinsn Judith M. (2005). Nursing Diagnosis Handbook With NIC. Intervention and NOC Outcomes. Eighth Edition. New Jersey: Pearson Education

(40)

Referensi

Dokumen terkait