• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KUALITAS ROTI TAWAR DENGAN SUHU 30 C DAN 50 C DALAM PELARUT RAGI KORAL ANISAH MARDIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBEDAAN KUALITAS ROTI TAWAR DENGAN SUHU 30 C DAN 50 C DALAM PELARUT RAGI KORAL ANISAH MARDIAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN KUALITAS ROTI TAWAR DENGAN SUHU 30 °C DAN 50°C DALAM PELARUT RAGI KORAL

ANISAH MARDIAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode September 2017

(2)
(3)

1

PERBEDAAN KUALITAS ROTI TAWAR DENGAN SUHU 30 °C DAN 50°C DALAM PELARUT RAGI KORAL

Anisah Mardiah1, Elida2, Wirnelis Syarif² Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

email: annisamardiah87@yahoo.co.id Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi karena belum adanya standar suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C dalam pelarut ragi koral yang meliputi kualitas eksternal (volume, bentuk, warna) dan kualitas internal (tekstur, aroma dan rasa). Jenis penelitian eksperimen murni (true eksperimen)dengan metode rancang acak lengkap dan objek penelitian yaitu roti tawar.Jenis data primer dari 5 orang panelis ahli dengan menjawab format uji organoleptik. Data dianalisis menggunakan uji beda (Ttest) untuk melihat perbedaan yang nyata antara dua perlakuan dengan tingkat signifikan 0,50. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap kualitas roti tawar meliputi kualitas eksternal (volume, bentuk rapi, bentuk persegi panjang 8cm x10cm, warna kulit)dan kualitas internal ( tekstur kelembutan, tekstur keelastisan, tekstur kehalusan pori-pori, tekstur keseragaman pori-pori, aroma ragi, aroma harum,rasa) dari kedua suhu 30°C (X1) dan 50°C (X2), karena Fhitung

> Ftabel artinya ha diterima. Hasil terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah terdapat X1 dengan suhu 30°C.

Kata Kunci : Perbedaan Kualitas Roti Tawar, Suhu 30°C, dan 50°C, Pelarut Ragi Koral.

Abstract

This research is based on the absence of warm water temperature standard in coral yeast dissolution. The aim of this research is to analyze the difference of quality of fresh bread with temperature 30 ° C and 50 ° C in coral yeast solvent which include external quality (volume, shape, color) and internal quality (texture, flavor and taste). Types of pure experimental research (true experiment) with complete random design method and object of research that is fresh bread.

Primary data types from 5 expert panelists by responding to organoleptic test format. Data were analyzed using different test (Ttest) to see the real difference between two treatments with a significant level of 0.50. The results of this study indicate that there is a significant influence on the quality of fresh bread include external quality (volume, neat shape, rectangular shape 8cm x10cm, skin color) and internal quality (texture of softness, elastic texture, pore smoothness texture, Pores, yeast scent, fragrant aroma, flavor) from both temperatures of 30 ° C (X1) and 50 ° C (X2), since Fcount> Ftable means ha accepted. The best results based on organoleptic test are X1 with temperature 30 ° C.

Keywords: Bread Quality Differences, Temperature 30 ° C, and 50 ° C, Coral Corrg.

1 Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Untuk Wisuda Peirode September 2017

2 Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga FPP-UNP

(4)

PENDAHULUAN

Roti adalah merupakan makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air yang difermentasikan dengan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein didalamnya sehingga dapat tekstur dan rasa yang lebik baik. Semakin berkembangnya teknologi, tercipta roti yang lebih bervariasi baik dari segi ukuran, penampilan, bentuk, tekstur, rasa, dan bahan pengisiannya.

Salah satu jenis roti adalah roti tawar. Klasifikasi roti tawar berdasarkan pada bahan yang digunakan yaitu: Tea Bread And Bun, roti gandum putih, roti gandum coklat (U.S Wheat Associates1983), salah satunya adalah roti tawar yang termasuk dalam klasifikasi roti gandum putih. Proses pengolahan roti tawar juga memerlukan bahan-bahan yaitu tepung terigu, garam, lemak, bread improved dan lain-lain. Pada proses pengolahan roti tawar semua bahan di aduk jadi satu dan menjadi adonan. setelah menjadi adonan roti tawar di fermentasi pertama, kemudian adonan yang telah difrementasi adonan dikeluarkan gas dan di - bulatkan sesuai dengan ukuran dan di fermentasi ke dua. selanjutnya dengan pembentukan dan fermentasi ke tiga setelah itu baru di bakar.

Pada penelitian ini ragi koral yang digunakan untuk bahan pengembang pada pembuatan roti tawar hal ini dapat diperkuat oleh beberapa pendapat ahli yaitu Menurut Tommy (2001:109) “Ragi Koral adalah memliki kadar air sekitar 7.5% dan memiliki bentuk seperti bola-bola kecil. Menurut Anni Faridah (2008:28) “Ragi Koral adalah ragi yang terbuat dari yeast cream yang dipanaskan

(5)

3

dan dikeringkan hingga didapatkan 92-93% bahan kering. Ragi ini berbentuk butiran telur kering (granularform)”. Dalam aplikasi penggunaan harus dilarutkan dengan air hangat sebelum dicampurkan dengan tepung terigu dan bahan lainnya ke dalam mixer.

Berdasarkan literlatur, ditemukan suhu air hangat Menurut Ruaida (2013:12) “Bahwa proses penggunaan suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral bersuhu 30-40°C”. Sedangkan Tommy (2015:3) “Bahwa proses penggunaan suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral bersuhu 40°C”. Hal ini juga diperkuat oleh Husin (2009:4) “Bahwa proses penggunaan suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral yaitu bersuhu 45°C-50°C”.berdasrkan literlatur diatas belum ada standar suhu air hangat yang relevan.

Berdasarkan pengalaman penulis selama praktek di Worshop Tata Boga Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Kosentrasi Tata Boga pada mata kuliah Bakery, pada proses penggunaan suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral belum

ada standar berapa suhu air hangat tersebut. Biasanya untuk mengukur suhu tidak menggunakan alat ukur termometer tetapi dengan cara diteteskan air hangat dipunggung tangan untuk mengetahui air hangat, baru ragi koral dimasukkan setelah ragi koral mengembang ke permukaan gelas masukkan bahan-bahan kedalam bowl dan di aduk dengan mixer.

Namun dari beberapa pengalaman, pengamatan dan wawancara mahasiswa tata boga banyak yang terjadi gagal pada saat melakukan proses pengaktifkan ragi koral. Karena proses pengaktifkan ragi koral banyak yang masih belum mengembang dan aktif karena belum ada standar suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral. Berdasarkan pra penelitian yang penulis lakukan pada

(6)

tanggal 29 September 2016 di Workshop Tata Boga. Penulis melakukan uji coba penggunaan suhu air hangat dalam pelarutan ragi koral dengan mengacu kepada suhu yang dinyatakan oleh teori bahwa untuk melarutkan ragi koral menggunakan suhu 30°C, 40°C, 45°C dan 50°C dari keempat tingkatan suhu yang digunakan yang dapat mengembang dengan baik pada suhu air hangat 30°C dan 50°C . Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan Perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C dalam pelarut ragi koral.

METODE

Jenis penelitian adalah eksperimen murni yaitu dengan melakukan percobaan tentang perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C dalam pelarut ragi koral. Variabel bebas (X) pada penelitian ini terdiri dari penggunaan suhu air hangat dalam pelarut ragi koral yaitu suhu 30°C (X1), suhu 50°C (X2). Variabel terikat (Y) pada penelitian ini terdiri dari kualitas roti tawar dengan penggunaan suhu 30°C dan 50°C dalam pelarut ragi koral yang berbeda meliputi: kualitas eksternal (Volume Y1, Bentuk Y2, Warna Kulit Y3), kualitas internal (Tekstur Y4, Aroma Y5, Rasa Y6). Penelitian dilaksanakan di Workshop Tata Boga Universitas Negeri Padang Pada 12 Desember 2016 – 12 Januari 2017.

Jenis data adalah data primer yang diperoleh 5 orang dosen bidang Bakery (panelis penelitian) yang memberikan respon pada format uji organoleptik (instrumen penelitian) dengan 11 jenjang jawaban yang dibuat berddasarkan kisi- kisi instrumen penelitian. jenis rancangan penelitian adalah rancang acak lengkap dengan 2 perlakuan dan 3 pengulangan degan kontrol validitas pada setiap penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan uji beda (T test) yang digunakan

(7)

5

untuk mengetahui perbedaan kualitas antara dua perlakuan secara nyata pada taraf signifikan 5%, dengan membandingkan t hitung dan t tabel (dilihat pada tabel distribusi nilai t), yang mana jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan suhu 30°C dan 50°C. Berikut rumus uji beda (T tes) denagn teknik Independent Sampel T-Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data Kualitas Eksternal Roti Tawar menggunakan Suhu 30°C (X1) Dalam Pelarut Ragi Koral

Gambar 1. Uji Jenjang Kualitas Roti Tawar Menggunakan Suhu 30°C (X1) Dalam Pelarut Ragi Koral

Berdasarkan gambar 1, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata uji jenjang untuk kualitas roti tawar dengan suhu 30°C (X1) dalam pelarut ragi koral diperoleh skor rata-rata volume 3,6 kategori mengembang, bentuk rapi 3,5 kategori rapi, bentuk persegi panjang 8cm x 10cm kategori bentuk persegi

3.6 3.5 3.5 3.7 3.2

3.6 3.5

3.2 3.5 3.6 3.8

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

X1 (30°C)

X1 (30°C)

(8)

panjang 8cm x 10cm, warna kulit 3,7 kategori kuning kecoklatan, tekstur kelembutan 3,2 kategori cukup lembut, tekstur keelastisan 3,5 kategori elastis, tekstur kehalusan pori-pori 3,5 kategori halus, tekstur keseragaman pori-pori 3,2 kategori cukup seragam, aroma ragi 3,5 kategori beraroma ragi, aroma harum 3,6 kategori beraroma harum, rasa 3,8 kategori tawar.

b. Deskripsi Data Kualitas Eksternal Roti Tawar menggunakan Suhu 50°C (X2) Dalam Pelarut Ragi Koral

Gambar 2. Uji Jenjang Kualitas Roti Tawar Menggunakan Suhu 50°C (X2) Dalam Pelarut Ragi Koral

Berdasarkan gambar 2, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata uji jenjang untuk kualitas roti tawar dengan suhu 50°C (X2) dalam pelarut ragi koral diperoleh skor rata-rata volume 2,6 kategori kurang mengembang, bentuk rapi 2,6 kategori rapi, kurang berbentuk persegi panjang 8cm x 10cm kategori bentuk persegi panjang 8cm x 10cm, warna kulit 2,2 kategori kurang kuning kecoklatan, tekstur kelembutan 2,1 kategori kurang lembut, tekstur keelastisan 2,1 kategori kurang elastis, tekstur kehalusan pori-pori 1,9 kategori tidak halus, tekstur keseragaman pori-pori 1,8 kategori tidak seragam, aroma ragi 2,4 kategori tidak

2.6 2.6

2.2 2.2 2.1 2.1

1.9 1.8

2.4 2.5 2.4

1 1.5 2 2.5 3 3.5

4

X2 (50°C)

X2 (50°C)

(9)

7

beraroma ragi, aroma harum 2,5 kategori kurang beraroma harum, rasa 2,4 kategori kurang tawar.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji jenjang dalam bentuk diagram, maka selanjutnya untuk mengetahui perbedaan kualitas Roti Tawar secara nyata antara dua perlakuan dengan suhu yang berbeda yaitu X1 (30°C), dan (X2 50°C) akan dideskripsikan ke dalam diagram deskripsi rata-rata, hasil uji kualitas volume, bentuk rapi, bentuk persegi panjang 8 cm x 10 cm, warna kulit, tekstur kelembutan, tekstur keelastisan, tekstur kehalusan pori-pori, tekstur keseragaman pori-pori, aroma ragi, aroma harum dan rasa dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

Gambar 3. Hasil Analisis Data Suhu 30°C dan 50°C

Berdasarkan gambar 3 dapat disimpulkan bahwa pada indikator Kualitas Eksternal (volume, bentuk rapi, bentuk persegi panjang 8cm x 10 cm, warna kulit) dan Kualitas Internal ( tekstur kelembutan, tekstur keelastisan, tekstur kehalusan pori-pori, tekstur keseragaman pori-pori, aroma ragi, aroma harum,rasa) uji jenjang untuk kualitas eksternal roti tawar dengan suhu 30°C (X1) dan 50°C (X2)

3.6 3.5 3.5 3.7

3.2 3.6 3.5

3.2 3.5 3.6 3.8 2.6 2.6

2.2 2.2 2.1 2.1

1.9 1.8

2.4 2.5 2.4

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

HASIL ANALISIS DATA SUHU 30°C DAN 50 °C

X1 (30°C) X2 (50°C)2

(10)

dalam pelarut ragi koral volume bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas volume karena dari hasil analisis uji t karena t hitung

> t tabel (3,578 > 2,306). Bentuk rapi bahwa hipotesis yang menyatakan bahawa terdapat perbedaan kualitas bentuk rapi karena hasil analisis uji t karena t hitung >

t tabel (5,303 > 2,306). Bentuk persegi panjang 8cm x 10cm bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas bentuk persegi panang 8cm x 10cm karena hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (11,547 > 2,306). Warna kulit bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas warna kulit karena dari hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (8,398 > 2,306).

Uji jenjang untuk kualitas internal roti tawar dengan suhu 30°C (X1) dan 50°C (X2) dalam pelarut ragi koral tekstur kelembutan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas tekstur kelembutan karena dari hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (3,400 > 2,306). Tekstur keelastisan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas tekstur keelastisan karena dari hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (11,500 > 2,306). Tekstur kehalusan pori-pori bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas tekstur kehalusan pori-pori dari hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (14,434

> 2,306). Tekstur keseragaman pori-pori bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas tekstur keseragaman pori-pori karena dari hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (6,223 > 2,306). Aroma ragi bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas aroma ragi karena dari hasil analisis uji t karena t hitung > t tabel (7,060 > 2,306). Aroma harum bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas aroma harum dari hasil analisis uji t

(11)

9

karena t hitung > t tabel (4,389 > 2,306). Rasa bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kualitas rasa dari analisis uji t karena t hitung > t tabel (7,668

> 2,306)

3. Pembahasan

a. Perbedaan Kualitas Eksternal Suhu 30°C dan 50°C 1) Volume Roti Tawar

Hasil penelitian menunjukkan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena t hitung (3,578) > t tabel (2,306). Suhu yang mendapat nilai skor pada kualitas volume roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,6, sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,6.

Menurut U.S Wheat Associates (1983:120) “Makin besar volume roti, makin lembut rotinya bila diremas dengan tangan dan bila volume besar susunan butiran lebih baik. Untuk roti tawar volume yang diinginkan dalam pembuatan roti tawar adalah mengembang dan besar dua kali lipat dari semula.

2) Bentuk Roti Tawar

Indikator ini terdiri atas dua sub indikator, yaitu bentuk rapi roti tawar dan bentuk persegi panjang 8 cm x 10 cm roti tawar. Hasil penelitian menunjukkan bentuk rapi roti tawar maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena t hitung (5,303) > t tabel (2,306). Suhu air hangat yang mendapat nilai skor rata- rata tertinggi pada kualitas bentuk rapi yang roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,5, sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,6. sedangkan bentuk persegi panjang 8cm x

(12)

10 cm. Hasil penelitian menujukkan bentuk persegi panjang 8cm x 10 cm maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena karena t hitung (11,547) > t tabel (2,306). Suhu yang mendapat nilai skor tertinggi pada kualitas bentuk persegi panjang 8 cm x 10 cm yang roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,5 sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,2.

Menurut U.S Wheat Associates (1983:173) “Proses pembentukan sangat penting karena tidak akan ada hasil prosuksi yang sempurna melalui Proofing dan pemanggang jika `pembentukan tidak baik dan tidak tepat”.

3) Warna Kulit Roti Tawar

Hasil penelitian menunjukkan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena t hitung (8,398) > t tabel (2,306). suhu yang mendapat nilai skor pada kualitas warna kulit roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,7, sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,2.

Warna keseluruhan kulit roti dari hasil proses pemanggangan. Wara makanan memegang peranan penting karena merupakan faktor diungkapkan Husin (2013:101) “Warna (color of crust) adalah warna keseluruhan kulit roti dari hasil proses pemanggangan”.

b. Perbedaan Kualitas Internal Suhu 30°C dan 50°C 1) Kualitas Tekstur Roti Tawar

Indikator ini terdiri atas empat sub indikator, yaitu tekstur kelembutan, tekstur keelastisan, tekstur kehalusan pori-pori, tekstur keseragaman pori-pori roti

(13)

11

tawar. Hasil penelitian menunjukkan tekstur kelembutan roti tawar maka ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena karena t hitung (3,400) > t tabel (2,306). Suhu air hangat yang mendapat nilai skor rata-rata tertinggi pada kualitas tekstur kelmbutan roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,2, sedangkan X2

(50°C) sebesar 2,1. Hasil penelitian tekstur keelastisan roti tawar maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena karena t hitung (11,500) > t tabel (2,306). Suhu air hangat yang mendapat nilai skor rata-rata tertinggi pada kualitas tekstur keelastisan roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,5, sedangkan X2

(50°C) sebesar 2,1. Hasil penelitian tekstur kehalusan pori-pori maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena karena t hitung (14,434) > t tabel (2,306). Hasil penelitian tekstur keseragaman pori-pori maka ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena karena t hitung (6,223) > t tabel (2,306).

Hasil penelitian menunjukkan aroma ragi roti tawar maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena t hitung (4,333) > t tabel (2,306). Suhu air hangat yang mendapat nilai skor rata-rata tertinggi pada kualitas aroma ragi roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,5, sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,4. Hasil penelitian menunjukkan aroma harum roti tawar maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata

(14)

antara kedua perlakuan karena karena t hitung (2,846) > t tabel (2,306). Suhu air hangat yang mendapat nilai skor rata-rata tertinggi pada kualitas aroma ragi roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,6, sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,5. Hasil penelitian menunjukkan rasa roti tawar maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kualitas roti tawar dengan suhu 30°C dan 50°C yang nyata antara kedua perlakuan karena karena t hitung (7,668) > t tabel (2,306). Suhu air hangat yang mendapat nilai skor rata-rata tertinggi pada kualitas aroma ragi roti tawar, adalah X1 (30°C) sebesar 3,8, sedangkan X2 (50°C) sebesar 2,4.

Menurut U.S Wheat Associates(1983:122) “Tekstur adalah sifat jaringan yang dirasakan kalau kita pegang bagian dalam roti bila roti itu dipotong atau diiris. Jadi sifat jaringan yang halus betul, lembut danelastic”.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Hasil uji statistika membuktikann bahwa Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan suhu 30°C dan 50°C Terhadap kualitas roti tawar pada uji jenjang yang meliputi kualitas eksternal ( volume, bentuk rapi, bentuk persegi panjang 8 cm x 10 cm, warna kulit ) dan kualitas internal ( tekstur kelembutan, tekstur keelastisan, tekstur kehalusan pori-pori, tekstur keseragaman pori-pori, aroma ragi, aroma harum, rasa).

2. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, penulis memberi saran bagi pihak-pihak terkait dalam bidang tata boga, yaitu berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya menggunakan suhu 30°C untuk menghasilkan kualitas

(15)

13

eksternal dan kualitas internal dalam pembuatan roti tawar menggunakan pelarut ragi koral.

DAFTAR PUSTAKA

Anni Faridah, dkk. 2008. Patiseri Jilid I, II. Jakarta: Depdiknas.

Husin. 2013. A-Z Bakery. 2010: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

_____________ 2009. Ragi Koral. http//www.a.z-bakery.com. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016.

Ruaida. 2013. Roti dan Cake. Universitas Negeri Padang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tommy. 2001. Pegetahuan Bahan. Bandung. Bharata.

Tommy .2015.Ragi Koral.htpp//www.rirewa.blogspot.co.id./about.food.Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016.

U.S. Wheat Associates.1983.Pedoman Pembuatan Kue dan Roti. Jakarta:

Djambatan.

Persantunan : Artikel ini diolah dari skripsi Anisah Mardiah dengan judul

“Perbedaan Kualitas Roti Tawar dengan Suhu 30°C dan 50°C Dalam Pelarutan Ragi Koral”, dengan Dosen Pembimbing 1 Dr. Elida, M.Pd dan Dosen Pembimbing II Dra.

Wirnelis Syarif, M.Pd

Referensi

Dokumen terkait

Aulia Rohaly, 2020, Pengaruh Penyaluran Dana Desa terhadap Tingkat Kesejahteraan Melalui Infrastruktur Sebagai Variabel Intervening ( Studi Masyarakat Desa

Dalam pelaksanaan suatu program, kadangkala terdapat penyebaran tanggung jawab diantara beberapa unit kerja maupun instansi. Sehingga dibutuhkan adanya koordinasi dan

Pencabutan ijin yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang, dengan atau tanpa penggantian yang layak, dapat dikenakan kepada setiap ijin pemanfaatan ruang yang tidak

Para perempuan yang bekerja sebagai pedagang keliling, pada dasarnya telah mendapatkan izin dari suami mereka hal ini dilakukan karena dapat menunjang ekonomi keluarga

Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai sigma untuk proses moulding sebesar 3.7 dengan nilai DPMO sebesar 13.017 menunjukkan bahwa kemampuan proses yang terjadi

Gambar 4.9 merupakan kondisi stabil dan tidak stabil kecepatan sudut (  ) dalam satuan rad/s, sudut rotor (  ), terhadap waktu (t), pada gangguan di titik “B” menggunakan

UJI KEKUATAN LASAN SPOT WELDING DENGAN METODE KOMBINASI KETEBALAN PLAT SAMBUNGAN (STUDI KASUS PADA MATERIAL STAINLESS STEEL

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM (Studi kasus pada Koperasi Karyawan