9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teori
1. KajianPembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik diciptakan berdasarkan dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terutama untuk mencukupi padatnya meteri pada kurikulum sehingga pemrintah membuat pembelajaran tematik yang rangkum di dalam tema-tema untuk pembelajaran. Sesuai dengan penadapat dari Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2005:6) bahwa pembelajaran tematik adalah usaha dalam mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran kreatif dengan menggunakan tema. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan ruang agar siswa ikut terlibat secara besar dalam belajar. Menurut Astutik (2016:352) dalam pembelajaran tematik siswa tidak menggunakan muatan IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, atau muatan pelajaran lainnya, karena tema dalam pembelajaran tematik sudah dilebur menjadi satu dari berbagai muatan pembelajaran tersebut sehingga siswa tidak menyadari perpindahan muatan pelajaran tersebut. Dengan pembelajaran tematik siswa lebih mudah melakukan observasi, bertanya, bernalar serta mengkomunikasikan materi yang telah di dapat dalam proses pembelajaran, sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik.
Faktor-faktor diberlakukan pembelajaran tematik sebagai berikut:1) siswa melihat dinua sebagai kebutuhan yang sangat berhubungan. 2) muatan pelajaran dalam sekolah menghasilkan banyak output yang sama, dan 3) terdapat muatan pelajaran yang saling berkaitan sehingga meningkatkan hasil pembelajaran siswa. (Kemendikbud, 2014:66) .
10 Kurikulum 2013 menuntut proses belajar mengajar secara tematik dalam artian sesungguhnya dan dapat di kategorikan kerakteristik pembelajaran tematik, yaitu: 1) berpusat kepada siswa, 2) memberikan pengalaman yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, 3) pemisahan muatan pelajaran tidak terlihat dan siswa tidak menyadari adanya perubahan mata pelajaran dalam suatu pembelajaran, 4) menyajikan konsep dari berbagai macam muatan pelajaran, 5) bersifat fleksibel dan, 6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kondisi siswa (Hernawan, 2009:1) dari kedua pendapat diatas dapat disimpukan bahwa pembelajaran tematik memberikan ruang yang luas untuk siswa mengeksplorasi materi sehingga terjadi timbal balik yang besar antara guru dan siswa, dilihat dari siswa yang telah eksplorasi materi akan menimbulkan banyak pertanyaan dalam prosesnya sehingga guru hanya sebagai pemberi fasilitas siswa serta dengan siswa yang melakukan eksporasi materi secara mandiri siswa akan dapat pengalaman- pengalaman yang bermakna.
2. Pembelajaran “Tematik Komponen Ekosistem”
Kajian pembelajaran tematik mengenai Komponen Ekosistem pada Tema 5 Subtema 1 Kelas 5 , sebagai berikut:
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
11 sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Pada Tema 5 Subtema 1 pembelajaran 1 memiliki bebrapa mata pelajaran mulai dari IPA dan Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar sebagai berikut:
Bahasa Indonesia
3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi.
4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
Indikator
3.7.1 menyeleksi konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi.
3.7.2 mengkaitkan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan video.
4.7.2 menyimpulkan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan video ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
Ilmu Pengetahuan Alam
3.5. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring- jaring makanan di lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.
Indikator
3.5.1 menguraikan hubungan antar komponen ekosistem dan jaring- jaring makanan di lingkungan sekitar.
4.5.1 membuat bagan tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.
12 Tujuan Pembelajaran
1. Melalui membaca bacaan mengenai ekosistem, peserta didik dapat menemukan informasi penting dari bacaan ekosistem dengan benar 2. Melalui membaca bacaan jenis makanan hewan peserta didik mampu
mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan benar
3. Melalui video rantai makanan hewan, peserta didik mampu membuat bagan tahapan rantai makanan hewan dengan benar
4. Melalui menulis teks non fiksi mengenai jenis makanan hewan di lingkungan sekitar peserta didik mampu menyimpulkan isi teks non fiksi yang telah dibuat dengan benar
3. Media
a. Definisi Media
Menurut (Dagun, 2006: 634) Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar.
Kata media, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara etimologi berarti perantara atau pengantar. Dalam dunia pendidikan media secara garis besarnya adalah manusia, materi, ataupun kejadian yang membuat siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan juga sikap, secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis,elektronis, dan photografis unutk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual ataupun verbal (Arsyad 2002:3).
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Purnamawati dan
13 Eldarni (2001:4). Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa media merupakan alat untuk mempermudah dalam berkomunikasi antar manusia baik dari pengirim ke penerima atau sebaliknya, dalam pendidikan media diartikan berbagai alat baik digunakan secara verbal atau non-verbal terutama dalam pembelajaran yang berfungsi untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi.
b. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana untuk guru yang digunakan untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan siswa, khususnya dalam menyamakan presepsi dan pandangan tehadap materi yang sedang diajarkan serta sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam memahami materi baik matematik, sains, atau pun bidang keilmuan lainnya, menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan imateri pembelajaran seperti: film, buku, video dan sebagainya sejalan dengan pendapat National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandangdengar, termasuk teknologi perangkat keras dan posisi media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa berbagai media pembelajaran dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi baik berupa audio, visual, ataupun gambar, bahkan dalam era sekarang dengan berkembangnya teknologi media pembelajaranpun juga mengalami perkembangan sehingga guru memiliki banyak pilihan dalam media pembelajaran yang dapat digunakan saat proses belajar mengajar.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran secara garis besar adalah membantu guru dalam penyampaian materi sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dengan media siswa dapat
14 termotivasi dalam mempelajari materi karena lebih mudah memahami penjelasan dari guru, menurut Suprihatiningrum (2013:
321) media pembelajaran juga memiliki manfaat antara lain:
memperjelas proses pembelajaran, meningkatkan ketertarikan dan interaktivitas siswa, meningkatkan efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di tempat mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif, mengkonkretkan materi yang abstrak, membantu mengatasi keterbatasan panca indera manusia, menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas, dan meningkatkan daya retensi siswa terhadap materi pembelajaran. Sesuai pendapat diatas maka dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran untuk siswa dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar sehingga siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran tersebut dan dapat meningkatkan hasil akhir dalam pembelajran yang mencapai target, manfaat media pembelajaran untuk guru dapat memudahkan guru dalam menjelaskan gambaran konsep dari materi yang disampaikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
d. Sifat Media Pembelajaran
Menurut Hamalik (2003: 202-203) Media Pembelajaran harus memiliki kemampuan:
1) mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu kesatuan atau benda.
2) memberikan pengganti pengalaman langsung, 3) mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya.
4) memberikan keseragaman segi pengamatan siswa.
5) menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual.
15 6) menyajikan informasi yang berupa gerakan, suatu proses atau
kegiatan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan :
1) media merupakan tempat untuk memberikan informasi dari sumber kepada penerima.
2) pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima merupakan materi yang diajarkan.
3) tujuan pemakaian media pembelajaran merupakan target pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan melalui media.
e. Jenis Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2005), jenis media pembelajaran di klasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu : 1) media berbasis manusia yaitu media yang terpusat dalam menginformasikan pesan juga berfungsi dalam mengarahkan proses belajar siswa (guru, kegiatan kelompok, tutor, atau instruktur), 2) media berbasis cetak merupakan media visual berbentuk fisik yang menyajikan informasi baik huruf ataupun gambar dan berfungsi untuk memperjelas pesan yang disampaikan oleh guru (modul cetak, buku, buku latihan, lembaran), 3) media berbasis visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan berisi informasi atau materi pemebelajaran yang dibuat sedemikian rupa disesuaikan dengan kondisi belajar siswa (bagan, grafik, buku, peta, gambar, slide), 4) media berbasis komputer yaitu komputer sebagai pusat dalam proses pembelajaran pada umumnya berbentuk perangkat lunak yang hanya bisa di jalankan dengan bantuan komputer (berbagai program pembelajaran berbentuk perangkat lunak) 5) media berbasis audio visual merupakan media yang dalam penggunaannya melibatkan indra penglihatan dan indra pendegaran sekaligus. Jadi berbagai media tersebut dikemas sedemikian rupa dengan tujuan membuat siswa
16 tertarik dan mudah menangkap informasi yang diberikan oleh guru, jenis media ini digunakan dalam pengembangan media pemebelajaran 3D Glasses karena media audio visual sanagat bergantung dengan perkembangan teknologi dan memudahkan guru dalam penyampaian materi serta dikemas dalam bentuk 3 dimensi membuat siswa lebih tertarik sehingga siswa akan mudah memahami informasi dalam video 3 dimensi ini. (video, slide, televisi, film)
f. Pengembangan Media Pembelajaran
Menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2015:9) pengembangan media pembelajaran merupakan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan pengembangan sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu (Punaji Setyosari 2013: 222), jadi dapat disimpulkan pengembangan media pambelajaran digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk media yang digunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan keefektifan dalam pembelajaran
Menurut Nana (2013:163) Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran dikelas atau dilaboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data.
Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan penegmbangan media didasarkan pula dengan kemajuan teknologi sehingga dengan pengambangan media berbasis teknologi siswa menjadi mengerti dengan perkembangan teknologi dan dapat meningkatkan motivasi
17 siswa karena pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi merupakan hal baru bagi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa lebih fokus dalam belajar materi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
g. Pemilihan Media Pembelajaran
Secara umum kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, menurut Etin Solihatin (2012: 197) adalah tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, konteks penggunaan dan mutu teknis. Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah: objektifitas, program pengajaran, situasi dan kondisi, kualitas teknik dan keefektifan. Sedangkan menurut Drs. Sudirman.
N. (1991) membagi prinsip-prinsip pemilihan media pengajaran kedalam 3 (tiga) kategori, sebagai berikut:
1) Tujuan pemilihan, pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan media yang tepat.
2) Karakteristk media pembelajaran, Setiap media pengajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhan, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.
Seorang guru harus memahami kiarakteristik dari berbagai media pembelajaran yang bervariasi, sedangkan apabila guru memahami karakteristik media tersebut, guru dapat mengatasi kesulitan yang akan menghambat proses pembelajaran di sekolah oleh peserta didik.
3) Alternatif pilihan, memilih merupakan proses pembuatan keputusan dari berbagai alernatif pilihan, seorang guru harus dapat memilih dan menentukan mengenai media pembelajaran mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media pembelajaran yang dipertimbangkan.
18 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pemilihan media pembelajaran memerlukan kriteria yang disesuaikan dengan kapasitas guru dan kondisi siswa serta fasilitas yang ada sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan efektif dan sesuai dengan target pencapaian siswa, guru juga harus memahami kerekteristik media pembelajaran mulai dari cara penggunaan sampai dengan materi yang relevan dengan media yang akan digunakan serta dalam pemilihan media guru sebaiknya juga menyiapkan alternatif media, karena apabila media utama yang dipilih terjadi kerusakan dapat menggunakan alternatif media yang sudah disiapkan.
4. Media Pembelajaran proyeksi
Media Proyeksi merupakan visualisasi dari media visual digital yang hanya dapat digunakan dengan alat proyektor. Media ini memberikan ketertarikan visual melalui indera penglihatan. Penggunaan media proyeksi secara langsung memberikan pesan berupa materi pembelajaran dari guru Jadi dengan media proyeksi, materi tersebut dapat terserap dengan baik. Proyektor merupakan alat untuk menampilkan visual dengan ukuran yang besar dan perangkat ini sering digunakan dalam mempresentasikan berbagai hal karena cakupan ukuran visal yang diproyeksikan cukup besar, Menurut Sanaky (2011) Proyektor merupakan salah satu alat optik elektronik. Sistem optiknya yang efisien menghasilkan cahaya amat terang tanpa mematikan lampu ruangan, sehingga dapat memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar bahkan video yang dapat dipancarkan dengan baik ke layar.
Sehingga dapat disimpulkan proyektor adalah alat elektronik untuk memancarkan visual dari komputer yang disusun sedemikian rupa untuk memaparkan berbagai hal terutama untuk pembelajaran.
19 B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakuan oleh Bastiar Ismail Adkhar , Ilham Musyadat, dan Rosi Wahyana yang merupakan penelitian research and devopment untuk pengembangan media pembelajaran yang berupa video, Berdasarkan kajian penelitian yang relevan terdahulu, dapat dilihat persamaan dan perbedaan dari masing-masing penelitian pada tabel berikut:
Tabel 2. 1 Kajian Penelitian yang Relevan
No Nama peneliti/judul Persamaan Perbedaan Kesimpulan
1 Bastiar Ismail Adkhar (2016) Pengembangan Media Video Animasi Pembelajaran Berbasis Powtoon pada Kelas 2 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Labschool
Mengembangkan media pembelajaran berbasis video dengan
perangkat lunak
Penggunaan perangkat lunak pawtoon dan tempat penelitian berbeda, serta media yang dihasilkan berupa video animasi
Persamaan media yang dikembangkan berupa video yang berisi materi dan perbedaan media yang dikembangkan peneliti merupakan video 3 dimensi serta perangkat lunak yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah Pawtoon sedangkan peneliti menggunakan Adobe Premiere Pro
2 Ilham Musyadat (2015) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Scribe Untuk Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata
Mengembangkan media pembelajaran berupa video
Hasil dari pengembangan media berupa video animasi dengan bantuan perangkat lunak video scribe,
Persamaan
pengembangan media yang dihasilkan berupa video dan perbedaan video yang dihasilkan dari penelitian
terdahulu berupa video
20 Pelajaran Sosiologi Kelas
X MAN Bangil
dengan mata pelajaran video scribe
animasi dengan materi sosiologi berbasis video scribe sedangkan milik peneliti berupa video 3 dimensi dengan efek anaglyph dengan perangkat lunak adobe premiere pro
3 Rosi Wahyana (2018) Pengembangan Video Pembelajaran
Menggunakan ProShow pada Materi Satuan Ukur Dan Berat
Produk hasil
pengembangan media pembelajaran berupa video yang disertai dengan audio penjelasan materi
Perangkat`` lunak yang digunakan adalah pro show dengan materi satuan ukur dan berat
Persamaan produk hasil pengembangan media berupa video dan perbedaan produk hasil pengembangan media dari penelitian
terdahulu berupa video dengan materi satuan ukur dan berat , serta perangkat lunak yang digunakan adalah proshow sedangkan milik peneliti berupa video 3 dimensi berisi materi pada tema 5 sub tema 1 pembelajaran 1 kelas 5 sekolah dasar , dan menggunakan perangkat lunak adobe premiere pro
21 C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir pengembangan media pembelajaran ini menggunakan model penelitian ADDIE yang meliputi analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation) pada pembelajaran tematik kelas 5 sebagai berikut :
Analisis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di sekolah tempat penelitian berlangsung
mendapati kendala guru dalam proses pembelajaran seperti ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan ketika
pembelajaran dan berpengaruh pada hasil belajar siswa serta kelas yang sudah memadai untuk mengembangkan media 3D Glasses karena sudah tersedianya proyektor untuk membantu guru menyampaikan materi dengan adanya proyektor membuat siswa tertarik dan mudah memahami materi.
Desain
Dalam desain pemgembangan media 3D Glasses di lakukan dengan pembuatan desain kerangka pengembangan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dengan materi sub tema 1 tema 5 kelas 5 yang di modifikasi dengan bantuan proyektor serta kacamata khusus menjadikan media ini lebih menarikserta materi lebih mudah dipahami, dalam penataan materi disesuaikan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bantuan aplikasi Adobe Premiere Pro sehingga media yang
dihasilkan mudah di operasikan dan mudah dalam mobilitas guru.
Pengembangan Pengembangan media pembelajaran menggunakan bantuan aplikasi Adobe Premiere Pro untuk menata audio dan video serta membuat efek 3 dimensi ketika digunakan dalam proses
pembelajaran yang di buat berdasarkan analisis kebutuhan
Implementasi
Tahap implementasi dilakukan di SDN Jambepawon 02 Blitar dengan di dampingi guru kelas dan melakukan pengumpulan data dengan angket siswa dan pengumpulan data dari guru sebagai bahan evaluasi media pembelajaran yang telah dikembangkan
Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai perbaikan media pembelajaran yang telah dikembangkan khususnya media 3D Glasses diperbaiki berdasarkan hasil dari implementasi yang telah
dilakukan sehingga media yang telah dikembangkan dapat digunakan oleh siapapun dengan maksimal
1 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir