Analisis Postur Pekerja Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment pada UMKM Kerupuk Setuju
Wahyu Eko Cahyanto1, Asep Erik Nugraha2
1,2Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang Indonesia
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 5 November 2022 Disetujui: 16 November 2022
Abstract
UMKM Kerupuk Setuju is a home industry that is engaged in the food processing industry, where in the production process it still relies on human labor and there are inappropriate work postures, which leads to complaints of Musculoskeletal Disorders. The production process consists of three stages, namely the oven process, the frying process, and the packing process. This study's objective was to determine the dangers posed by working posture and offer recommendations for further enhancement. The Rapid Upper Limb Assessment technique with CATIA V5R21 software was used in this study. The study using the UMKM Kerupuk Setuju and the Rapid Upper Limb Assessment method revealed that working posture posed a significant risk during the oven process. The final score is 7, highlighted in red. Since the highest level of risk is obtained, to reduce the incidence of MSDs, it is necessary to alter work postures and raise the furnace's height to increase labor productivity and ensure safe and comfortable work.
Keywords: UMKM, MSDs, work posture, rapid upper limb assessment, CATIA V5R21
Abstrak
UMKM Kerupuk Setuju merupakan sebuah industri rumahan yang bergerak dalam industri pengolahan makanan, dimana dalam proses produksinya masih mengandalkan tenaga manusia dan terdapat postur kerja yang kurang tepat, yang berujung pada keluhan Musculosceletal Disorders. Proses produksi terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses oven, proses penggorengan, dan proses packing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh postur kerja dan menawarkan rekomendasi untuk peningkatan lebih lanjut. Riset ini menggunakan software CATIA V5R21 sebagai alat bantu perhitungan RULA. Kajian dengan metode UMKM Kerupuk Setuju dan Rapid Upper Limb Assessment mengungkapkan bahwa postur kerja menimbulkan risiko yang signifikan selama proses oven. Skor akhir yang didapat adalah 7, yang mana hasil tersebut disorot dengan warna merah. Karena didapatkan tingkat risiko yang tergolong kategori tertinggi, untuk mengurangi kejadian MSD, perlu untuk mengubah postur kerja dan menaikkan ketinggian tungku guna untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan memastikan pekerjaan yang aman dan nyaman dan pekerja terhindar dari berbagai risiko cedera.
Kata Kunci: UMKM, MSDs, postur kerja, rapid upper limb assessment, CATIA V5R21
1. Pendahuluan
Perekonomian Indonesia sebagian didorong oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
UMKM memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperluas kesempatan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang komprehensif kepada masyarakat [1]. Sebagian besar UMKM di Indonesia hanya fokus pada pemasaran produk dan belum memodernisasi operasi bisnisnya. Aspek operasional lainnya, seperti prosedur kerja, alat, dan karyawan, sering diabaikan. Cedera dan ketidaknyamanan di tempat kerja, juga dikenal sebagai gangguan muskuloskeletal, dapat hasil dari lingkungan tempat kerja yang tidak mematuhi prinsip-prinsip ergonomis [2].
Penyakit akibat kerja yang dikenal sebagai muskuloskeletal disorders (MSDs) ditandai dengan gangguan otot, tendon, dan saraf yang persisten yang disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, jam kerja yang panjang, dan gerakan yang berulang. Pada tahun 2013, kasus MSD di Eropa adalah 54%, menurut International Labor Organization (ILO). Di Indonesia, survei Institut Teknik Sistem Kerja dan Ergonomi (ITB) menemukan bahwa 52% responden memiliki keluhan paling banyak tentang punggung bawah [3].
Bekerja dengan kondisi yang tidak ergonomis dan berulang-ulang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otot, menghalangi pekerja untuk melakukan pekerjaan yang optimal karena nyeri otot dan ketidaknyamanan
4382
[4]. Durasi beban, frekuensi, dan postur semuanya dapat digunakan untuk menghitung tingkat risiko ergonomis [5].
Permasalahan tersebut dapat diantisipasi dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan para pekerja, salah satu caranya adalah dengan menerapkan metode ergonomis [6]. Ergonomi adalah kata yang diambil dengan menggabungkan ergon, dan itu berarti "kerja" dalam bahasa Latin, dan nomos, dan itu berarti "hukum alam". Itu terkait dengan kondisi manusia. Faktor Manusia adalah nama tambahan untuk ergonomi. Anatomy, industrial product design, architecture, physical therapy, physics, occupational therapy, industrial engineering, dan psychology hanyalah beberapa spesialisasi di mana ergonomi digunakan [7]. Tujuan penerapan ergonomi di berbagai area kerja diterapkan untuk mendorong peningkatan efisiensi kerja [8].
UMKM Kerupuk Setuju merupakan usaha yang rumahan yang bergerak dalam industri pengolahan kerupuk. UMKM Kerupuk Setuju berlokasi di Dusun Karangsalam Desa Pucung Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang. Aktivitas pada UMKM ini mengolah kerupuk mentah yang dibeli dari beberapa pabrik lain dan diolah menjadi kerupuk matang yang siap dipasarkan. Adapun alur produksi pada UMKM ini diawali dengan proses oven, dilanjut dengan proses penggorengan, dan terakhir adalah proses pembungkusan kerupuk yang prosesnya dapat menyebabkan cedera atau penyakit di tempat kerja. Tenaga manusia yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi di UMKM Kerupuk Setuju, dan mereka sering berada dalam kondisi kerja yang tidak pada kondisi ergonomis meningkatkan risiko kecelakaan kerja.
Metode RULA dikembangkan dalam bidang ergonomi untuk mengevaluasi postur kerja tubuh bagian atas. [9]. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) berbasis ergonomi dapat dengan cepat menilai bagian leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki operator. Selain itu, pendekatan ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas pekerja dan berat eksternal tubuh. [10].
Media pendukung analisis RULA antara lain aplikasi CATIA V5R21 dan analisis manual.
Perhitungan RULA dengan Computer Aided Three Dimensional Interactive Application (CATIA) menjadi bahan kajian ini.[11]. Perangkat lunak CATIA terintegrasi dapat menyederhanakan desain struktural dan proses analisis. Karena setiap proses dilakukan oleh satu mesin dan perangkat lunak, solusi terintegrasi menghilangkan kebutuhan untuk transfer data antara desain dan perangkat lunak. Kehilangan data atau informasi dapat dihindari dengan menggunakan pendekatan ini, dan proses analisis membutuhkan waktu lebih sedikit. Software memiliki berbagai kelebihan terutama dalam desain dan evaluasi produk, ada banyak manfaat dalam perangkat lunak yang dapat menyimulasikan postur subjek dan mengevaluasi aspek ergonomis. [12]. Perangkat lunak CATIA digunakan sebagai simulasi dalam penelitian ini untuk menunjukkan bagaimana pekerja bergerak. [13].
2. Metode Penelitian
Observasi dan pengambilan data dilakukan di UMKM Kerupuk Setuju yang berlokasi di Dusun Karangsalam Desa Pucung Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang. Metode RULA digunakan dalam riset ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 dimana penelitian berupa pengumpulan data dan observasi.
Gambar 1 menggambarkan alur perkembangan penelitian.
Tahapan Penelitian:
a. Mulai, tahapan ini menandai awal dilakukannya penelitian.
b. Studi lapangan, Pengamatan langsung di lapangan terkait dengan data yang diperlukan untuk penelitian dilakukan pada tahap ini.
c. Studi literatur, tujuan dari tinjauan pustaka adalah untuk mengumpulkan informasi yang akan menjadi kerangka atau landasan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian dan pengembangan didasarkan pada teori dan temuan penelitian [14].
d. Identifikasi dan perumusan masalah, pada tahapan ini dirumuskan mengenai permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian.
e. Dalam penelitian ini, data primer digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi langsung dan wawancara dengan pihak terkait. Informasi primer dikumpulkan dari data keluhan karyawan dan postur tubuh.
f. Pengolahan data, pada penelitian ini terdapat 2 tahapan pengolahan, diantaranya:
1) Menentukan level resiko dari hasil kuesioner NBM.
2) Memanfaatkan software CATIA V5R21 untuk menghitung postur kerja menggunakan metode RULA.
g. Tahap analisis dan pembahasan merupakan tahapan komprehensif dari hasil pengolahan data yang akan diterapkan pada kondisi kerja di dunia nyata.
Gambar 1. Alur penelitian Sumber: Data hasil penelitian (2022)
h. Kesimpulan dan saran, tahapan ini didapatkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil dari tahapan ini dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemilik usaha untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut.
i. Selesai, merupakan penanda akhir dari penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Nordic Body Map
Tahapan awal penelitian adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner Nordic Body Map. Metode pengukuran nyeri muskuloskeletal yang dikenal sebagai Nordic Body Map [15]. Berdasarkan kuesioner NBM ini, pekerja ditanya beberapa pertanyaan tentang kelelahan pada otot. Hasil perhitungan NBM seperti Tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan NBM
No. Bagian Tubuh Narasumber
Skor Keluhan
A B C
0. Leher Bagian Atas 3 2 2 7
1. Leher Bagian Bawah 2 3 3 8
2. Bahu Bagian Kiri 2 2 1 5
3. Bahu Bagian Kanan 2 4 1 7
4. Lengan Atas Bagian Kiri 3 3 4 10
5. Lengan Atas Bagian Kanan 3 4 3 10
6. Punggung 4 4 4 12
7. Pinggang 4 2 3 9
8. Bokong 2 4 4 10
9. Pantat 2 3 3 8
10. Siku Kanan 1 2 1 4
11. Siku Kiri 1 1 3 5
12. Lengan Bawah Bagian Kanan 3 2 2 7
13. Lengan Bawah Bagian Kiri 3 3 3 9
Mulai
Studi Lapangan Studi Literatur
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
• Data Kuesioner NBM Pekerja
• Data Postur Kerja
Pengolahan Data
• Menentukan Level Resiko dari Hasil Kuesioner NBM
• Penilaian Postur Kerja menggunakan Metode RULA dengan Bantuan Software CATIA V5R21
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
4384
No. Bagian Tubuh Narasumber
Skor Keluhan
A B C
14. Pergelangan Tangan Bagian Kanan 2 3 4 9
15. Pergelangan Tangan Bagian Kiri 2 3 3 8
16. Tangan Bagian Kanan 3 3 3 9
17. Tangan Bagian Kiri 3 4 3 10
18. Paha Bagian Kanan 3 3 1 7
19. Paha Bagian Kiri 3 3 1 7
20. Lutut Bagian Kanan 2 3 3 8
21. Lutut Bagian Kiri 2 3 1 6
22. Betis Bagian Kanan 3 3 4 10
23. Betis Bagian Kiri 3 1 2 6
24. Pergelangan Kaki Bagian Kanan 2 3 2 7
25. Pergelangan Kaki Bagian Kiri 2 3 4 9
26. Kaki Bagian Kanan 2 2 4 8
27. Kaki Bagian Kiri 2 2 2 6
Total 69 78 74 221
𝑥̅ 74 8
Sumber: UMKM Kerupuk Setuju (2022)
Berdasarkan perhitungan NBM (Nordic Body Map), berdasarkan dari Tabel 1 bahwa rata-rata skor responden untuk ketidaknyamanan otot yang dirasakan pekerja adalah 74, termasuk dalam kategori tinggi.
Tabel 1 menunjukkan kebutuhan mendesak untuk mengatasi dan memulihkan tingkat risiko ini. Keluhan otot pekerja terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Nilai keluhan bagian tubuh pekerja Sumber: UMKM Kerupuk Setuju (2022)
Berdasarkan nilai rekapitulasi dari Gambar 2, bagian yang melebihi nilai rata-rata adalah bagian kiri atas lengan, bagian kanan atas lengan, pinggang, punggung, bokong, bagian kiri lengan, tangan kanan bagian pergelangan, tangan bagian kanan, tangan bagian kiri, dan betis. pergelangan kaki kiri dan kanan.
Setiap bagian tubuh yang di atas rata-rata menimbulkan risiko kerusakan muskuloskeletal dan perlu dilakukan perbaikan.
3.2. Perhitungan RULA dengan Software CATIA V5R21
Data hasil observasi yang didapatkan dari UMKM Kerupuk Setuju kemudian diolah dengan memperhitungkan sudut-sudut postur kerja menggunakan software Angulus. Setelah itu dilakukan perhitungan menggunakan bantuan software CATIA V5R21 untuk mendapatkan hasil perhitungan RULA pada pekerja UMKM Kerupuk Setuju.
3.3. Perhitungan Postur Kerja pada Proses Oven
Aktivitas kerja pada bagian oven dikerjakan dalam posisi kerja dengan kecenderungan membungkuk.
Posisi ini dapat menyebabkan nyeri otot punggung dan nyeri tangan. Di bawah ini adalah penilaiannya tentang postur perangkat lunak CATIA V5R21 dalam proses oven. Untuk hasil terlihat pada Gambar 3.
0 2 4 6 8 10 12
Leher Atas Leher Bawah Bahu Kiri Bahu Kanan Lengan Atas Kiri Lengan Atas Kanan Punggung Pinggang Bokong Pantat Siku Kanan Siku Kiri Lengan Bawah… Lengan Bawah Kiri Pergelangan… Pergelangan… Tangan Kanan Tangan Kiri Paha Kanan Paha Kiri Lutut Kanan Lutut Kiri Betis Kanan Betis Kiri Pergelangan Kaki… Pergelangan Kaki… Kaki Kanan Kaki Kiri
Lokasi Keluhan Rata-rata
Gambar 3. Perhitungan CATIA V5R21 pada aktivitas bagian oven Sumber: Hasil perhitungan (2022)
Berdasarkan Gambar 3 terlihat kondisi kerja pada aktivitas oven akhirnya mencapai 7 poin, dan postur kerja berada pada kategori tinggi. Postur kerja ini juga dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal jika postur kerja tersebut diulang-ulang, sehingga perlu dilakukan perbaikan kondisi kerja segera.
3.4. Perhitungan Postur Kerja pada Proses Penggorengan
Proses menggoreng memiliki tiga posisi kerja yang dapat menyebabkan nyeri otot. Posisi kerja meliputi menuangkan kerupuk ke dalam wajan (Gambar 4), mengaduk kerupuk (Gambar 5), dan posisi untuk mengangkat kerupuk yang sudah matang (Gambar 6). Gambar 4 ini adalah penilaian postur tubuh menggunakan software CATIA V5R21 saat pengolahan kerupuk.
`
Gambar 4. Perhitungan CATIA V5R21 pada proses penuangan kerupuk ke wajan Sumber: Hasil perhitungan (2022)
Berdasarkan Gambar 4 terlihat kondisi kerja pada aktivitas penuangan kerupuk didapatkan skor akhir 4 yang berarti kondisi postur badan pekerja berada dalam kategori ringan. Kondisi kerja ini dapat berakibat pada munculnya gangguan muskuloskeletal, posisi kerja harus ditingkatkan jika aktivitas diulang.
Gambar 5. Perhitungan CATIA V5R21 pada proses pengadukan kerupuk Sumber: Hasil perhitungan (2022)
4386
Berdasarkan Gambar 5 terlihat kondisi kerja pada aktivitas pengadukan kerupuk didapatkan skor akhirnya 3 poin, dan postur kerja dalam kategori rendah. Postur kerja ini juga dapat menimbulkan risiko gangguan muskuloskeletal ketika berulang kali melakukan postur kerja yang memerlukan perubahan postur kerja.
Gambar 6. Perhitungan CATIA V5R21 pada proses pengangkatan kerupuk Sumber: Hasil perhitungan (2022)
Berdasarkan Gambar 6 terlihat kondisi kerja pada aktivitas pengangkatan kerupuk didapatkan skor akhir 6. Dari skor tersebut berdasarkan klasifikasi skor CATIA V5R21 berada pada kategori sedang. Postur kerja ini dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal, sehingga perlu dilakukan perbaikan posisi kerja.
3.5. Perhitungan Postur Pekerja pada Proses Pengemasan
Tahap pengemasan dilakukan pekerja dengan posisi duduk dengan kondisi sedikit membungkuk.
Rasa sakit di punggung pekerja menjadi sumber keluhan. Penerapan software CATIA V5R21 untuk pengukuran postur kerja bagian pengemasan dapat dilihat pada pada Gambar 7 berikut.
Gambar 7. Perhitungan CATIA V5R21 pada proses pengemasan kerupuk Sumber: Hasil perhitungan (2022)
Berdasarkan Gambar 7 terlihat kondisi kerja pada aktivitas pengemasan kerupuk skor akhirnya 3 poin, dan postur kerja berada pada kategori rendah. Postur kerja ini juga dapat menimbulkan risiko gangguan muskuloskeletal ketika berulang kali melakukan postur kerja yang memerlukan perbaikan posisi kerja.
4. Kesimpulan dan Saran
Hasil perhitungan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) pada UMKM Kerupuk Setuju dengan pengaplikasian software CATIA V5R21 didapatkan hasil bahwa sikap kerja memiliki resiko tinggi selama proses produksi. Postur kerja yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal berada dalam proses oven dengan skor akhir 7, sehingga postur kerja harus dipelajari dan diubah sesegera mungkin.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, terjadinya gangguan muskuloskeletal dapat diminimalisir, terutama dengan melakukan gerakan yang berbeda atau menambah tinggi tungku untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Rekomendasi lain yang dapat diterapkan adalah meminta pekerja untuk meregangkan ototnya selama ±5 menit sebelum melakukan aktivitas kerja.
5. Referensi
[1] R. Restiyani, “Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Rula) Di Umkm Kerupuk Kemplang 32 Kecamatan Bumi Waras Bandar Lampung,” Ind. J. Ilm. Tek. Ind., vol. 5, no. 1, 2021, doi: 10.37090/indstrk.v5i1.361.
[2] F. Kurniawan and K. Kusnadi, “Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja dengan Pendekatan Ergonomi pada UMKM Bani Marfu Farm,” J. Ilm. Wahana Pendidik., vol. 8, no. 7, pp. 123–136, 2022, doi:
10.5281/zenodo.6553375.
[3] R. Aulia, R. Ginanjar, and A. Fathimah, “Analisis Risiko Ergonomi Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Konveksi Di Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor Tahun 2018,” Promotor, vol. 2, no. 4, p. 301, 2019, doi: 10.32832/pro.v2i4.2243.
[4] M. A. Yaqin and A. W. Rizqi, “Analisis Postur Tubuh Pekerja dengan Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Studi Kasus : PT . Ravana Jaya ),” Serambi Eng., vol. VII, no. 4, pp.
4007–4014, 2022.
[5] R. Ginanjar, A. Fathimah, and R. Aulia, “Analisis Risiko Ergonomi Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Konveksi Di Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor Tahun 2018,” Promotor, vol. 1, no. 2, p. 124, 2018, doi: 10.32832/pro.v2i4.2243.
[6] N. P. Pamungkas and K. Erliana, “Analisis Postur Tubuh Pekerja Industri Perak Di Umkm Silver 999 Menggunakan Metode Rula (Rapid Upper Limb Assessment),” J. Ind. View, vol. 3, no. 2, pp.
45–54, 2021, doi: 10.26905/jiv.v3i2.6680.
[7] S. Nova Tyas and N. L. P. Hariastuti, “Analisa Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode HAZOPS dan Pendekatan Ergonomi (RULA dan REBA) di UD. Sekar Surabaya,” J.
Senopati, vol. 3, no. 2, pp. 63–73, 2022.
[8] S. Fikri and A. E. Nugraha, “Usulan Perancangan Alat Bantu Perpindahan Barang yang Ergonomis dari Stasiun Kerja Mesin Shearing ke Mesin Bending di PT . XYZ,” Serambi Eng., vol. VII, no. 4, pp. 3933–3940, 2022.
[9] D. Setiawan, Z. Fatimah Hunusalela, and R. Nurhidayati, “Usulan Perbaikan Sistem Kerja Di Area Gudang Menggunakan Metode Rula Dan Owas Di Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Phase 2 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk,” JATI UNIK J. Ilm. Tek. dan Manaj. Ind., vol. 4, no. 2, p.
78, 2021, doi: 10.30737/jatiunik.v4i2.999.
[10] M. N. A. Mukhtar and T. Koesdijati, “Analisis Postur Kerja Pada Operator Mesin Pond Dengan Menggunakan Metode Rula,” in Prosiding Seminar Nasionalhasil Riset Dan Pengabdian, 2018, pp.
939–946.
[11] S. Uslianti, R. Rahmahwati, and T. Wahyudi, “Evaluasi Tingkat Risiko Keluhan Muskuloskeletal Berdasarkan Metode Nordic Body Map dan RULA Pada Redesain Alat Pemipil Jagung Evaluation of The Risk Level for Musculo skeletal Disorders Complaints Using the Nordic Body Map and RULA at The Redesign of Corn,” J. Media Tek. dan Sist. Ind., vol. 6, no. 2, pp. 68–75, 2022, doi:
10.35194/jmtsi.v6i2.1736.
[12] N. Tristiawan, I. Wahyuni, and S. Jayanti, “Analisis Faktor Risiko Keluhan Nyeri Punggung Bawah Menggunakan Software Catia Pada Pekerja Bagian Permesinan Di UMKM Saestu Makaryo, Pati,”
J. Kesehat. Masy., vol. 7, no. 1, pp. 351–357, 2019.
[13] L. Widodo, D. W. Utama, and L. Y. Pujianto, “Perancangan Alat Bantu Proses Penggulungan Kertas Roll Pada Umkm Gracia Paper,” J. Ilm. Tek. Ind., vol. 10, no. 2, pp. 98–108, 2022.
[14] R. D. Anjani, A. E. Nugraha, R. P. Sari, and D. T. Santoso, “Perancangan Alat Bantu Kerja Dengan Menggunakan Metode Antropometri Dan Material Selection,” J. Teknol., vol. 13, no. 1, pp. 15–24, 2021.
[15] H. Henny, I. Andriana, and J. Ramadhan, “Perbaikan Posisi Dan Postur Pekerja Pada Operator,” J.
Pengabdi. Tek. dan Ilmu Komput., vol. 2, no. 1, pp. 33–38, 2022.