Teknik Pemindahan Biakan Mikroba Secara Aseptik
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap mikroorganisme memerlukan nutrisi yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Karakteristik pertumbuhan mikroorganisme inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Pengetahuan tentang nutrisi ini penting dalam membantu persiapan medium tumbuh mikroorganisme tersebut. Melalui media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Kegiatan menumbuhkan mikroorganisme dalam suatu medium memerlukan serangkaian persiapan yang baik. Kegiatan tersebut dapat berupa persiapan alat maupun persiapan medium yang akan digunakan dalam menumbuhkan mikroorganisme. Kegiatan mempersiapkan alat memerlukan suatu ketelatenan khusus agar alat-alat yang akan digunakan tidak terkontaminasi (dalam keadaan steril). Sedangkan kegiatan pembuatan medium penting agar kita bisa menumbuhkan mikroba yang kita inginkan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah menguasai teknik pemindahan biakan murni dari satu wadah ke wadah yang lain secara aseptik.
II. METODELOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum teknik pemindahan biakan mikroba secara aseptik
dilaksanakan pada hari Rabu, 02 Maret 2011 pada pukul 07.00-10.00 WIB dan pengamatan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 04 Maret 2011 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah satu rak tabung reaksi, bunsen, korek api, inokulen, alkohol 70%, tabung reaksi, tissue, dan kapas untuk sumbat. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air suling/air akuades, 3 tabung sea water complete (SWC) dan biakan bakeri Pseudoalteromonas.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Pemindahan Biakan Pada Media Cair
Siapkan lup inokulasi, pegang kedua tabung yang berisi medium steril dengan tangan kiri dan lup inokulasi dengan tangan kanan. Panaskan lup inokulasi di atas pembakar bunsen sampai seluruh kawat pijar. Gerakan dengan cepat lup tersebut ke arah baeah diatas api supaya ikut terpanasi, biarkan lup dingin sekitar 30 detik sebelum dipakai untuk mencegah matinya biakan murni yang akan dipindahkan ataupun terjadinya percikan. Angkat kedua sumbat tabung satu demi satu. Dimulai dengan sumbat tabung yang terdekat dengan tangan kanan dengan cara melingkarkan jari kelingking disekitarnya, begitu juga sumbat tabung yang kedua angkat dengan jari manis dengan gerakan yang sama. Jangan dari arah belakang tabung namun dari antara kedua tabung. Dengan gerakan diputar biasanya memudahkan lepasnya sumbat dari mulut tabung. Panaskan kedua mulut tabung yang tidak tersumbat dengan cara melakukannya bolak-balik sebanyak 2 kali diatas api. Jagalah agar sudut kemiringan tabung tidak melebihi 45o bila tidak disumbat. Masukan lup ke dalam salah satu tabung seakan-akan memindahkan satu lup penuh biakan untuk dimasukan de dalam tabung lain. Panaskan kembali mulut tabung tersebut dan kembalikan sumbat pada masing-masing tabung seperti sedia kala. Pijarkan kembali lup inokulasi sebelum diletakan kembali ke tempatnya. Berikan etiket padaa semua tabung yang baru saja di inokulasi dan letakan ditempat yang sudah disediakan untuk diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam.
2.3.2 Penggoresan Biakan pada Agar Miring
Siapkan lup inokulasi, pegang kedua tabung yang berisi medium steril dengan tangan kiri dan lup inokulasi dengan tangan kanan. Panaskan lup inokulasi di atas pembakar bunsen sampai seluruh kawat pijar. Gerakan dengan cepat lup tersebut ke arah baeah diatas api supaya ikut terpanasi, biarkan lup dingin sekitar 30 detik sebelum dipakai untuk mencegah matinya biakan murni yang akan dipindahkan ataupun terjadinya percikan. Angkat kedua sumbat tabung satu demi satu. Dimulai dengan sumbat tabung yang terdekat dengan tangan kanan dengan cara melingkarkan jari kelingking disekitarnya, begitu juga sumbat tabung yang kedua angkat dengan jari manis dengan gerakan yang sama. Jangan dari arah belakang tabung namun dari antara kedua tabung. Dengan gerakan diputar biasanya memudahkan lepasnya sumbat dari mulut tabung. Panaskan kedua mulut tabung yang tidak tersumbat dengan cara melakukannya bolak-balik sebanyak 2 kali diatas api. Jagalah agar sudut kemiringan tabung tidak melebihi 45o bila tidak disumbat. Masukan lup ke dalam salah satu tabung seakan-akan memindahkan satu lup penuh biakan untuk dimasukan de dalam tabung lain pada dasar kemiringan agar lalu ditarik ke atas dengan gerakan zig-zag. Panaskan kembali mulut tabung tersebut dan kembalikan sumbat pada masing-masing tabung seperti sedia kala. Pijarkan kembali lup inokulasi sebelum diletakan kembali ke tempatnya. Berikan etiket padaa semua tabung yang baru saja di inokulasi dan
letakan ditempat yang sudah disediakan untuk diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan haasil pengamatan pada praktikum teknik pemindahan mikroba secara aseptik diperoleh data pemindahan biakan pada media SWC cair dan agar miring sebagai berikut :
Tabel 1. Pemindahan Biakan Bakteri pada Media SWC Cair
No Sample Warna Media Keterangan
1 2 3
Ita Apriani Isnendi Agustian Heidi herli
Bening Bening Bening
- - - Keterangan :
+ : Tumbuh Bakteri
- : Tidak Tumbuh Bakteri
Tabel 2. Hasil Pemindahan Mikroba pada Media SWC Agar Miring
No Sample Warna Media Keterangan
1 2 3
Ita Apriani
Reza Akbar Santoso Mita Istifarini
Bening Bening Bening
- - - Keterangan :
- : tidak ada kontaminan
+ : ada kontaminan
3.2 Pembahasan
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah- pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, sekelompok massa sel yang dapat dilihat langsung oleh mata. Semua sel dalam koloni itu sama;
dianggap kesemuanya itu merupakan keturunan (progeni) satu mikroorganisme (Pelczar, 2006). SWC atau sea water complete merupakan salah satu jenis media yang biasa digunakan dalam menumbuhkan mikroba. SWC biasanya digunakan dalam menumbuhkan bakteri yang bersifat luminescent atau bakteri yang mengeluarkan cahaya berpendar. Komposisi dari SWC meliputi 500 ml air, 12 g garam laut, 2,5 g pepton, 1,5 g yeast extract, 1,5 ml gliserin dan 7,5 g agar (Anonim, 2008)
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Medium padat berfungsi untuk menumbuhkan bakteri yang dapat diamati penampilan atau morfologi koloni.
Misalnya, tubuh buah mikrobakteri dan endospora spesies-spesies tertentu.
Sedangkan medium cair digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar (Hadiutomo, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, medium tidak menimbulkan kontaminan bakteri sehingga proses pemindahan biakan pada medium cair dapat dikatakan berhasil. Begitu juga pada proses pemindahan biakan bakteri pada agar miring hanya tumbuh bakteri yang yang ditanam saja yaitu Pseudoalteromonasberwarna orange. Medium steril adalah medium yang tidak mengandung semua jenis kehidupan, yang biasanya disterilkan dengan memanaskan pada temperatur tertentu sehingga semua mikroorganisme pengkontaminasi dimatikan. Akhirnya, dalam bekerja dengan mikroorganisme harus dibuat cara untuk memindahkan organisme yang tumbuh (yang disebut inokulum) dari suatu kultur murni ke medium. Medium steril tanpa terjadi pemindahan kontaminan luar yang tidak diinginkan. Metode untuk mencegah masuknya mikroorganismeyang tidak dikehendaki disebut teknik aseptik. Dengan teknik aseptik maka tidak terjadi introdiksi organisme kontaminan ke dalam kultur. Hal ini juga menjamin organisme yang sedang ditangani tidak mengkontaminasi orang yang ada di sekitar. Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan membebaskan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk virus, bakteri, spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semua mikroorganisme (Greenwooddalam Oktarina, 2009).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Biakan mikroba tumbuh pada media yang diletakan di dalam tabung.
Mikroorganisme yang tumbuh pada media agar terlihat berwarna orange dan terdiri dari satu koloni sedangkan pada media cair tetap bening. Dengan demikian pemindahan biakan mikroba berlangsung secara aseptik. Adapun diketahui bahwa mikroorganisme dapat ditumbuhkan pada suatu media khususnya media agar dan cair.
4.2 Saran
Semoga praktikum tentang dasar-dasar mikrobioloogi kedepannya dapat dilakukan lebih teliti lagi oleh para praktikan dengan mendapatkan pengarahan yang lebih baik lagi dari asisten meja masing-masing. Selain itu, saat praktikum berlangsung praktikan diharapkan dapat bekerja secara aseptik dan sistematis sehingga tidak terdapat bakteri kontaminan dalam media. Wadah yang digunakan untuk medium sebaiknya diperbanyak jumlahnya dan lebih beragam sehingga praktikan dapat lebih mahir dalam pemindahan biakan mikroba secara aseptik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Making Seawater Complete.cibt.bio.cornell.edu/programs/archive/0610ccc/media.pdf [8 Maret 2011]
Pelczar, Michael. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik. Ratna Siri Hadioetomo.
Penerjemah. Jakarta : UI-Press.
Oktarina, Theresia. 2009. Sterilisasi pada medium bakteri.
.http://www.try4know.co.cc/2009/12/sterilitas-medium-itupenting.html. [8 Maret 2011]
Hadiuntomo, RS. 2009. Metode-metode Untuk Bakteriologi. Lembaga Sumberdaya Informasi. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.
Teknik Pemindahan Mikrobe
22 Februari 2012
TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBE SECARA ASEPTIK
Tujuan : Mempelajari teknik penyiapan lekapan basah dan tetes gantung untuk mengamati berbagai macam mikroorganisme hidup di bawah mikroskop.
Hasil Pengamatan :
Tabel Hasil Pengamatan Mikrobe
Media Perlakuan Hasil
Nutrient broth
Nutrient agar-nutrient
broth Bening-bening (tidak berhasil) Nutrient agar Nutrient broth Bening-bening (tidak berhasil Agar miring Serratia
marcescens
Serratia marcescens-
nutrient agar Tidak tumbuh bakteri
Pembahasan
Media yang diamati pada praktikum ini ialah nutrient broth (NB), nutrient agar (NA), dan Serratia marcescens yang terdapat pada tabung reaksi.
Masing-masing tabung terdiri dari tiga buah NB, satu buah NA , dan biakan agar miring Serratia marcescens sebanyak satu buah. Pertama, tabung reaksi yang berisi nutrient brothdiambil sedikit dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi nutrient both yang lain. Kedua, tabung reaksi nutrient
agar diambil sedikit dan dimsukkan ke dalam larutannutrient broth. Ketiga, tabung Serratia marcescens diambil sedikit dan dimasukkan ke dalam larutan nutrient agar. Masing-masing tabung yang berisikan larutan tersebut dipindahkan ke tabung lain dengan cara pemindahan bakteri secara aseptik.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian.
Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar
steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990). Teknik pemindahan bakteri secara aseptik terdiri dari dua macam yakni konvensional dan modern. Teknik aseptik konvensional ialah sterilisasi secara fisik yang dilakukan dengan pemanasan (membakar alat pada api), dimana kawat yang akan digunakan untuk mengambil larutan ataupun agar miring dibakar serta mulut tabung reaksi pun dipanaskan agar bakteri yang diamati tetap terjaga agar tidak terkontaminasi bakteri lain. Serta Teknik modern yakni laminar flow dengan menggunakan alat-alat yang steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Laminar air flow cabinet biasanya disteriliasi permukaan dengan 70% alcohol. Selain itu, digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara aseptis. Prinsip penaseptisan suatu ruangan berdasarkan aliran udara keluar dengan kontaminasi udara dapat diminimalkan.
Serratia marcescens adalah suatu jenis bakteri gram negatif dari
familyenterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk basil (bulat lonjong) dan beberapa galur membentuk kapsul, termasuk organisme yang bergerak dengan cepat (motil) karena mempunyai flagela peritrik, dapat tumbuh dalam kisaran suhu 5˚C – 40˚C dan dalam kisaran pH antara 5-9. Koloni Serratia marcescens pada media agar biasa tidak terbedakan pada hari pertama atau hari kedua dan kemudian mungkin berkembang menjadi cembung. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini menghasilkan zat warna (pigmen)
merah.Bakteri ini jenis fakultatif anaerobik yang tidak terlalu membutuhkan oksigen. Serratia marcescens banyak ditemukan di alam terutama di air dan tanah, tetapi beberapa terdapat dalam usus manusia. Penularannya melalui kontak langsung, tetesan dan dalam beberapa kasus ditemukan tumbuh pada saluran kencing, pada larutan garam, dan dalam larutan lain yang semula diduga steril.
Pada pengamatan ini pemindahan biakan mikrob secara aseptik kelompok kami mengalami kegagalan. Pertama, bakteri yang ada pada tabung reaksi NA yang dimasukkan agar miring tidak tumbuh. Kedua, tabung reaksi NB yang dimasukkan NA berwarna bening-bening yang seharusnya bening- keruh. Akan tetapi, berbeda hal pada tabung NB, warna yang terlihat ialah bening dan dapat dikatakan berhasil. Faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan ini ialah adanya kesalahan teknik dalam pemindahan
bakteri dari satu media ke media lain, kurangnya waktu inkubasi, dan pengambilan bakteri yang sangat sedikit atau bahkan tidak terambil.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa pemindahan bakteri secara aseptik harus dilakukan dengan hati-hati agar bakteri yang akan diamati tidak terkontaminan dengan bakteri dari luar sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni. Dalam hal ini, pemindahan bakteri secara aseptik pada kelompok kami mengalami kegagalan. Faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam percobaan ini ialah adanya kesalahan teknik pada waktu pemindahan bakteri, kurangnya waktu inkubasi, dan pengambilan bakteri yang sangat sedit atau bahkan tidak terambil.
Daftar Pustaka
[Anonim].2008.http://www.commtechlab.msu.edu/sites/dlcme/(28 september 2011).
www.zoo/microbes/serratia.html (28 september 2011).
Pelczar, Michael J. 1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi, 954. Jakarta: UI press.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/10-fasilitas-dan- teknik-untuk-kultur-jaringan-tanaman/(29 september 2011)
TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN
MIKROBA SECARA ASEPTIK, laporan mikrobiologi
Laporan ke-2 Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 September 2011 m.k. Mikrobiologi Akuatik Kelompok/ Shift : 7/ 2
Asisten : 1. Damayanti
2. Ghita Ryan Septiani
TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIK
Disusun oleh:
Dian Novita Sari J3H110045
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
I. PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
Bakteri merupakan mikro uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak
mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah, di atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, dalam air, pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam tubuh manusia, hewan, dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung pada keadaan sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan tingkat kesuburan tanah (Hidayat, Padaga, dan Suhartini 2006).
Sifat hidup bakteri secara umum adalah sapotrofik pada sisa buangan hewan ataupun tanaman yang sudah mati, tetapi banyak juga parasitik pada hewan, manusia, dan tanaman dengan menyebabkan banyak penyakit (Suriawiria 2008).
Praktikum ini perlu dilakukan agar praktikan terbiasa bekerja aseptik, terutama saat praktikum tentang bakteri maupun mikroba lainnya. Dengan terbiasa bekerja dengan teknik aseptik, praktikan bisa menghindari kontaminasi dalam praktikum sehingga praktikum yang dilakukan berhasil dan tidak
menyebabkan efek bagi praktikan, misalnya infeksi oleh bakteri.
Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya, baik yang mengganggu atau merusak media maupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Semua proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi (Waluyo2007).
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan uap air panas bertekanan, alat yang digunakan disebut autoklaf (Autoclave). Untuk steriliasasi, alat ini dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman keluar uap air dengan lancar lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka. Cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat. (Machmud 2008).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menguasai teknik pemindahan biakan murni dari suatu wadah ke wadah yang lain secara aseptik.
II. METODE KERJA
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 15 September 2011, pukul 13.30-15.10 WIB, bertempat di Laboratorium CA BIO 2, Cilibende, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, cawan petri, 2 buah tabung ulir kecil, 1 buah tabung ulir besar, bunsen, hot plate, aluminium foil, rak tabung, mikro pipet, tip, tisu, karet, neraca analitik, pipet mohr, bulb,
pengaduk, sprayer dan lup (ose).
Bahan yang digunakan adalah NA bubuk, Yeast ekstrack 0,4
gr, Glycerol 1,2 mL,Bakto pepton 2 gr, air laut 160 mL, biakan murni E. choli, alkohol, dan akuades 250 mL.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Pembuatan Media (NA dan SWC) a. NA
Semua alat dan bahan yang telah disterilkan sebelumnya disiapkan, bubuk NA ditimbang seberat 4,2 gr di neraca analitik. Setelah itu, disiapkan akuades sebanyak 150 mL, kemudian bubuk NA yang telah ditimbang dimasukkan ke tabung erlenmeyer dan ditambahkan akuades 150 mL tersebut. Setelah itu, larutan NA dipanaskan di atas hot plate sambil diaduk hingga mendidih dan homogen.
Setelah mendidih, larutan didinginkan sebentar lalu ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan karet agar tutupnya rapat, kemudian dimasukkan
ke Autoclave untuk disterilkan.
b. SWC
Semua alat dan bahan disiapkan. Semua bahan ditimbang sesuai dengan takaran yang digunakan dalam membuat SWC 250 mL. Kemudian semua bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke Erlenmeyer dan ditambahkan 160 mL air laut dan 100 mL akuades. Setelah itu diaduk rata dan dipanaskan di atas hot plate.
Setelah mendidih, erlenmeyer yang berisi larutan SWC diangkat dan didinginkan beberapa saat lalu ditutup dengan aluminum foil. Kemudian dimasukkan
ke Autoclave untuk disterilisasi.
2.3.2 Pemindahan SWC
Semua alat dan bahan disiapkan. Tangan praktikan dan meja dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian di lap dengan tisu. Setelah itu, 2 buah tabung ulir kecil yang berisi SWC steril dipegang di tangan kiri dan lup dipegang ditangan kanan. Kemuadian mikro pipet diset sesuai dengan volume yang diinginkan,lalu tip yang sudah disterilkan dipasangkan ke mikro pipet. Setelah itu, tabung larutan SWC 1 dibuka lalu didekatkan ke bunsen dan larutan SWC diambil dengan mikro pipet dengan cara menekan tombol di ujung mikro pipet (tidak sampai full).
Kemudian tabung mulut larutan SWC 1 didekatkan lagi ke bunsen dan ditutup.
Setelah itu tabung larutan SWC 2 dibuka dan di dekatkan ke bunsen, lalu larutan SWC 1 yang di mikro pipet dimasukkan ke tabung larutan SWC 2 dengan menekan tombol di ujung mikro pipet sampai full. Setelah itu, mulut tabung larutan SWC 2 didekatkan lagi ke bunsen dan ditutup. Tip pada mikro pipet dilepas dengan menekan tombol di dekat ujung mikro pipet. Kemudian tabung larutan SWC 1 dan 2 dimasukkan ke kantong plastik dan di simpan selama ±24 jam. Keesokan harinya diteliti apakah terjadi kontaminasi atau tidak.
2.3.3 Pemindahan Biakan (Agar Miring dan Cawan Petri) A. Cawan Petri
Semua alat dan bahan disiapkan. Tangan dan meja tempat kerja dibersih dengan alkohol dan dilap dengan tisu. Kemudian bunsen dinyalakan. Media agar yang telah dicairkan dipindahkan ke cawan petri dengan cara tangan kanan memegang media agar dan kiri memegang cawan petri. Kemudian seluruh pinggiran cawan dan tempat media agar dipanaskan dan dibuka dengan hati-hati dan media agar dituang ke cawan petri. Setelah itu, cawan petri yang berisi media agar didinginkan pada suhu ruang hingga agar membeku. Setelah media agar di cawan petri membeku, ose (lup) dipegang di tangan kanan dan erlenmeyer tempat biakan murni E. coli ditangan kiri. Setelah itu, ose dipanaskan hingga membara, lalu didinginkan sebentar. Kemudian, mulut erlenmeyer tempat biakan murni E.
coli dipanaskan di bunsen. Lalu ose dicelupkan kebiakan murni dan mulut erlenmeyer tempat biakan murni E. coli dipanaskan lagi dan ditutup rapat. Lalu tangan kiri memegang cawan petri dan tangan kanan memegang ose (lup). Setelah itu, pinggiran cawan petri yang berisi agar dipanaskan di bunsen. Setelah itu, cawan petri dibuka dengan hati-hati dan ose digoreskan ke permukaan media agar