• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS OMZET DAN KEUNTUNGAN USAHA WARUNG TRADISIONAL SEBELUM DAN SETELAH ADANYA MINIMARKET DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS OMZET DAN KEUNTUNGAN USAHA WARUNG TRADISIONAL SEBELUM DAN SETELAH ADANYA MINIMARKET DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masyarakat melakukan aktivitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal untuk memenuhi kebutuhan. Sektor formal adalah lapangan usaha yang secara sah terdaftar dan mendapat izin dari pejabat berwenang. Sektor informal adalah sektor ekonomi yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan pada umumnya tidak memiliki izin. Warung tradisional merupakan salah satu sektor informal yang menjadi alternatif lahan mata pencaharian bagi masyarakat, karena tidak membutuhkan izin usaha, modal yang terbatas dan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga. Warung tradisional mengalami penurunan karena muncul pasar modern yang dinilai memiliki potensi oleh para pebisnis ritel. Ritel modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat pada beberapa tahun belakangan adalah minimarket dengan konsep waralaba (Wijayanti, 2011).

Ritel modern yang pertama kali ada di Indonesia adalah Toserba Sarinah yang didirikan pada tahun 1962. Kemudian pada tahun 1970 hingga 1980-an format bisnis ini terus berkembang. Pada awal tahun 1990-an menjadi sejarah masuknya ritel asing di Indonesia dengan beroperasinya ritel terbesar Jepang yang bernama Sogo di Indonesia. Ritel modern cenderung berkembang setelah adanya Keppres RI No.99 tahun 1998 tentang jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan, yang berisi perizinan usaha pasar modern, mall, supermarket dan sejenisnya dilaksanakan dalam rangka penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing.

(2)

2

Penelitian tentang pedagang tradisional dan minimarket yang dilakukan oleh Aryani (2011) di Kota Malang membuktikan bahwa :

1. Sebanyak 66% responden pedagang tradisional menyatakan keberadaan minimarket berpengaruh terhadap penurunan pendapatan.

2. Rata-rata pendapatan sebelum adanya minimarket adalah Rp 666.300 per hari dan rata-rata pendapatan setelah adanya minimarket adalah Rp 289.700 per hari.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan akibat munculnya minimarket terhadap jumlah pendapatan pedagang di pasar tradisional.

Keberadaan pedagang dan minimarket yang berdekatan juga terjadi di Kota Surakarta. Menurut data BPS (2014) menunjukkan bahwa jumlah minimarket di Kota Surakarta adalah 70 minimarket.

Tabel 1.1

Jumlah Minimarket dan Pedagang di Kota Surakarta Tahun 2014

Kecamatan Minimarket Pedagang

Jebres 25 5.163

Banjarsari 20 10.807

Serengan 9 3.826

Pasar Kliwon 6 8.027

Laweyan 10 7.535

Total 70 35.358

Sumber : BPS Kota Surakarta (2014)

(3)

3

Berdasarkan perkembangan jumlah minimarket serta penelitian empiris yang dilakukan Aryani (2011) dan penelitian yang dilakukan Raharjo (2015) ,maka penelitian ini akan menganalisis omzet dan keuntungan warung tradisional sebelum dan setelah adanya minimarket. Untuk itu, judul penelitian ini adalah

ANALISIS OMZET DAN KEUNTUNGAN USAHA WARUNG

TRADISIONAL SEBELUM DAN SETELAH ADANYA MINIMARKET DI

KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan perkembangan jumlah minimarket serta penelitian empiris yang dilakukan Aryani (2011) dan Raharjo (2015), maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan omzet warung tradisional sebelum dan setelah adanya minimarket di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta?

2. Apakah ada perbedaan keuntungan usaha warung tradisional sebelum dan setelah adanya minimarket di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(4)

4

2. Untuk menganalisis perubahan keuntungan usaha warung tradisional sebelum dan setelah adanya minimarket di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka bagi pengembangan studi empiris.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Minimarket dan Pedagang di Kota Surakarta Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Tuladhanipun saking tembung man wonten ing basa Inggris gadhah teges „tiyang‟ dene tembung man ing basa Korea gadhah teges „tiyang‟. Ananging, antawisipun

yang terlalu pendek kurang dari 85 hari akan memperpendek panjang laktasi yang berakibat kepada berkurangnya jumlah produksi susu pada laktasi yang sedang berjalan

Dalam penyusunan keuangan suatu entitas misalnya puskesmas, selain harus sesuai standar yang berlaku tentunya harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dalam

Terletak pada ruang pameran kerajinan dan ruang pementasan indoor , kantor pengelola, ruang cafetaria, pusat kerajinan seni, ruang pementasan outdoor , ruang kesenian, ruang

Secara rinci, pada tahap perencanaan ini, prosedur tindakan yang dilakukan peneliti adalah (1) membagi guru dalam beberapa kelompok kecil, (2) peneliti memberikan

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

digunakan untuk merujuk pada metode yang diterapkan oleh penerjemah ketika mentransfer sebuah teks dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain (Mazi-Leskovar, 2003:5). Ada dua ideologi

Cilacap 15030122010749 595 EKO WIDIHARTONO SMP KRISTEN GANDRUNGMANGU Pendidikan Jasmani dan Kesehatan PENJAS.02 MENGULANG KE-1 URAIAN 90 Kab.. Gunung Kidul 15040322010431 369