• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

60 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020

ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI

ANALYSIS OF PLTS DEVELOPMENT IN SPECIAL ECONOMIC ZONE SEI MANGKEI

Nida Nurlivi Fauziyah1, Nugroho Adi Sasongko2, Suyono Thamrin3

Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan

(nidanurlivii@gmail.com)

Abstrak – Kawasan Ekonomi Khusus dikembangkan melalui penyiapan Kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Salah satunya yaitu pengembangan pembangkit energi di Kawasan Ekonomi Khusus yang juga merupakan industri prioritas yang harus dikembangan bersamaan industrI KEK sendiri.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk analisis kelayakan PLTS di KEK Sei Mangkei. Potensi Energi surya di wilayah setempat (KEK Sei Mangkei, Simalungun Sumatera Utara) adalah 4.61-5.0 kWh/m² perhari atau 1658 kWh/m2 pertahun dengan temperatur rata rata 27.4°C. Biaya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek ini adalah Rp.

83,991,495,000 dengan arga jual listrik industri adalah Rp 2.400/kWh sehingga menghasilkan revenue Rp. 16,274,400,000/tahun. Proyek ini masih dikatakan masih memberikan keuntungan.

Manfaat dari implementasi PLTS di KEK Sei Mangkei adalah sebagai suplai energi cadangan di kawasan tersebut, memberikan kontribusi bagi pertumbuhan bauran energi nasional. Terdapat 13 KEK aktif di Indonesia, apabila di asumsikan setiap KEK memiliki pembangkit energi surya 5 MW, jika dikalkulasikan KEK seluruh Indonesia akan memberikan kontribusi 65 MW atau sekitar 7% dari 905 MW kebutuhan energi surya nasional menurut RUPTL 2019-2028.

Kata Kunci: Kawasan Ekonomi Khusus, Sei Mangkei, PLTS, PVSyst, Harga Listrik

Abstract – Special Economic Zones are developed through the preparation of Zones that have geoeconomic and geostrategic advantages and function to accommodate industrial, export, import and other economic activities that have high economic value and international competitiveness. One of them is the development of energy plants in Special Economic Zones which are also priority industries that must be developed together with the SEZ industry itself. This study uses a qualitative method. The purpose of this study was to analyze the feasibility of PLTS in SEI Mangkei SEZ. The potential of solar energy in the local area (KEK Sei Mangkei, Simalungun, North Sumatra) is 4.61-5.0 kWh / m² per day or 1658 kWh / m2 per year with an average temperature of 27.4 ° C. Investment costs needed in the construction of this project is Rp. 83,991,495,000 with the selling price of industrial electricity Rp. 2,400 / kWh, resulting in revenue of Rp. 16,274,400,000 / year. This project is still said to still provide benefits. The benefits of the implementation of PLTS in the SEI Mangkei SEZ are as a backup energy supply in the region, contributing to the growth of the national energy mix. There are 13 active SEZs in Indonesia, if it is assumed that each SEZ has a 5 MW solar energy generator, if calculated KEK throughout Indonesia will contribute 65 MW or around 7% of 905 MW of national solar energy needs according to RUPTL 2019-2028.

Keywords: Special Economic Zone, Sei Mangkei, PLTS, PVSyst, Electricity Price

1 Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan

2 Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan

3 Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan

(2)

61 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 Pendahuluan

Ketersediaan energi yang optimal sesuai dengan kebutuhannya sangat penting dalam pembangunan nasional.

Pertumbuhan permintaan energi yang tidak diimbangi dengan penyediaan energi akan menyebabkan terjadinya kesenjangan di antara keduanya yang dapat berujung pada krisis energi.

Kebutuhan energi nasional hingga tahun 2050 terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk, harga energi, dan kebijakan pemerintah. Pada tahun 2050, pangsa kebutuhan energi final terbesar adalah bahan bakar minyak (BBM) yakni sebesar 40,1%, diikuti oleh listrik (21,3%), gas (17,7%), batubara (11,0%), dan sisanya LPG, bahan bakar nabati (BBN) dan biomassa masing-masing di bawah 4%. 4

Sementara itu, produksi energi non fosil belum banyak mengalami pergerakan signifikan, bahkan beberapa diantaranya justru menunjukkan penurunan produksi pada 2015. Dengan total potensi energi terbarukan (EBT) mencapai lebih dari 400 GW, pemanfaatan EBT di Indonesia hingga

4 Badan Pusat Penerapan Teknologi, Outlook Energi Indonesia 2018: Energi Berkelanjutan Untuk Transportasi Darat, Jakarta.

saat ini baru mendekati angka 2 persen dari total potensinya.5 Mayoritas pembangkit listrik yang beroperasi masih didominasi oleh pembangkit yang berbahan baku energi fosil seperti batubara dan diesel.

Berdasarkan rencana operasi pembangkitan energi baru terbarukan tahun 2019. Terdapat jenis pembangkit yang akan dioperasikan dengan kapasitas tertentu, diantaranya PLTA dengan kapasitas 154 MW, PLTBg dengan kapasitas 5 MW, PLTBm dengan kapasitas 5 MW, PLTM dengan kapasitas 140 MW, PLTP dengan kapasitas 190 MW, PLTS dengan kapasitas 58 MW, PLTS/H dengan kapasitas 6 MW, dan PLTSa dengan kapasitas 2 MW.6

Jika dilihat dari potensinya, Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan, seperti tenaga air (termasuk minihidro), panas bumi, biomasa, angin dan surya (matahari) yang bersih dan ramah lingkungan, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Dari sekian banyak energi terbarukan di Indonesia, energi surya menjadi salah satu energi baru terbarukan yang dinilai

5 As Hikam, Muhammad. 2014. Ketahanan Energi Indonesia 2015-2022. ISBN 978-602-70221-1-9. CV Rumah Buku: Jakarta

6 KESDM. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.

Statistik Ketenagalistrikan 2017.

(3)

Analisis Pengembangan …| Nida Nurlivi Fauziyah, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin|62 cukup potensial. Indonesia mempunyai

sumber energi surya yang berlimpah7. Secara nasional energi surya memiliki sumber daya 4.8kWh/m2/day dan kapasitas terpasang sebesar 14.006 KW8. Dengan berlimpahnya sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum terlistriki karena tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan sistemnya yang modular dan mudah dipindahkan merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pembangkit listrik alternatif, dalam realisasi rencana operasi pembangkit energi baru dan terbarukan.

Pembangkit EBT (Energi Baru Terbarukan) khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) masih mewakili sebagian kecil dari pembangkit listrik global. Meskipun PLTS yang terpasang tumbuh pesat untuk pembangkit listrik skala utilitas dan terdistribusi, namun pemanfaatannya

7 Irawan Raharjo &Ira Fitriana, “Analis Potensi Pembangkit Tenaga Surya di Indonesia. Strategi Penyediaan Listrik Nasional dalam Rangka Menghadapi Pemanfaatan PLTU Batubara Skala Kecil, PLTN, dan Energi Terbarukan”.

8 Badan Pusat Penerapan Teknologi, Outlook Energi Indonesia 2018: Energi

masih kurang maksimal dikalangan masyarakat. Pengembangan sistem PLTS di Indonesia pun juga memiliki beberapa keunggulan tertentu bila dibandingkan dengan pengembangan sistem pembangkit listrik lainnya. Keunggulan- keunggulan tersebut di antaranya adalah:

a) Indonesia memiliki cahaya matahari yang konsisten sepanjang tahun.

b) Sumber energi yang bersih (clean energy)

c) Tidak membutuhkan pengiriman bahan bakar maupun air (liquid) dalam jumlah besar.

d) Kebutuhan pemeliharaan yang relatif minimal.9

Sei Mangkei merupakan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012 dan telah diresmikan beroperasi oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2015. KEK Sei Mangkei memiliki bisnis utama berupa industri kelapa sawit dan karet dengan harapan mampu menjadi industri berskala besar

Berkelanjutan Untuk Transportasi Darat, Jakarta.

9 I Ketut Agus Setiawan, I N Satya Kumara

& I Wayan Sukerayasa, “Analisis Untuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Satu MWp Terinterkoneksi Jaringan Kayubihi, Bangli”, Teknologi Elektro 27 Vol 13 No. 1 Januari-Juni 2014.

(4)

63 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 dan berkualitas internasional. Oleh

karena itu, listrik sebagai sumber energi untuk kegiatan industri harus tersuplai secara kontinu. Kelistrikan Kawasan Industri Sei Mangkei saat ini didukung oleh jaringan PLN melalui Gardu Induk Sei Mangkei 150kV, 60 MVA10. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kawasan Khusus Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafah positivism, digunakan untuk meneliti objek yang bersifat alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, Teknik pengumpulan data dilakukan dengan trianggulasi atau gabungan, analisis data memiliki sifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian dengan menggunakan metode kualitatif

10 Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Kusus. Statistik Pembangunan Kawasan Indusri. 2018

11 Sugiyono, Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

lebih menekankan makna dibandingkan generalisasi11.

Jika dilihat dari alur penelitian dan jenis data yang dikumpulkan, maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif deskriptif, maksudnya disini adalah peneliti mencatat secara terperinci segala gejala fenomena yang dilihat, didengar maupun dibaca, melaui wawancara, catatan di lapangan, foto, video, dokumen pribadi, maupun memo, serta dokumen resmi.

Peniliti dalam hal ini melakukan perbandingan, kombinasi, mengabtraksikan kemudian menarik kesimpulan.

Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan menghitung nilai keekonomian PLTS. nilai ekonomi untuk suatu ekosistem seperti produk dan jasa yang berkontribusi terhadap barang-barang komersial yang ada di pasar disebut metode produktifitas (productivity method)12. Metode produktifitas dapat digunakan untuk menghitung nilai ekonomi langsung dari

12 S. Simanjuntak, Perkiraan Nilai Ekonomi Sumberdaya Alam. Bahan Kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

(5)

Analisis Pengembangan …| Nida Nurlivi Fauziyah, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin|64 energi surya dengan persamaan sebagai

berikut:

𝑁𝐸 = (𝑄 × 𝑃) − 𝐼𝐶 Keterangan:

NE : Nilai Ekonomi Tenaga Surya (Rp) Q :Jumlah Produksi Energi Surya

Perhari (KWh/day)

P :Harga Listrik Tenaga Surya (Rp/KWh)

IC :Biaya non sumberdaya alam (Rp) Hasil dan Pembahasan

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu kawasan strategis skala nasional yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah Barat dan Timur Indonesia. Berdasarkan RPJMN 2015- 2019, KEK diarahkan sebagai pusat pertumbuhan berbasis sumber daya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah13.

Adapun fungsi dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha dibidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transfortasi, mari-tim dan perikanan, pos dan

13 Suheri, “Analisa Triple Helix dalam Kawasan Ekonomi Khusus (Studi Kasus : KEK Sei Mangkei)”.

telekomunikasi, pariwisata dan bidang lain. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dikembangkan melalui penyiapan Kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional14.

KEK Sei Mangkei merupakan kawasan suatu klaster industri hilir yang berbasis Kelapa Sawit dan terletak di kebun Sei Mangkeii PTPN III, Kabupaten Simalungun. KEK Sei Mangkei adalah kawasan yang berada di sentra bahan baku berbasis agro, yang tidak dimiliki kawasan industri lainnya di Indonesia.

Adanya KEK Sei Mangkei diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah Sumatera Utara pada khususnya dan di Luar Pulau Jawa pada umumnya. KEK Sei Mangkei, selain berada dalam satu lokasi untuk peningkatan daya saing, Pemerintah juga berupaya agar industri- industri yang berada dalam KEK Sei Mangkei memperoleh berbagai

14 Kurnia Novianty Putri, “Analisa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Simalungun”.

(6)

65 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 kemudahan dan keringanan, baik fiskal

ataupun non-fiskal dari pemerintah.

Gambar 1. Lokasi Strategis KEK Sei Mangkei Sumber: Putri, 2014

Menurut rencana induk KEK Sei Mangkei, Kawasan ini dibentuk berdasarkan prinsip penggunaan produk inti regional (yaitu kelapa sawit, karet, kayu), pembangunan industri hijau, dan pengembangan klaster kelapa sawit dengan bisnis hilir berupa pengolahannya. Saat ini salah satu Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Perkebunan Nusantara III, adalah agen pengelola dan pengembangan KEK Sei Mangkei.

Pada tahun 2017, GGI melakukan studi penilaian pertumbuhan ekonomi hijau (Green Growth Assessment Study) untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara. Dengan metode extended Cost Benefit Analysis (eCBA), penilaian tersebut mengidentifikasi kebijakan serta peluang

15 Global Green Growth Institute. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei : Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau

investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau di empat sektor yaitu:

1. Energi Terbarukan 2. Pengolahan Limbah

3. Kelapa Sawit Berkelanjutan, dan 4. Pengangkutan Logistik15

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa intervensi kebijakan terhadap proyek ekonomi hiaju di empat sektor tersebut menghasilkan keuntungan besar dan berpotensi menghasilkan manfaat ekonomi bersih senilai USD 870 juta.

Pada kebijakan potensial pembangkit listrik, yang perlu dilakukan antara lain adalah meninjau kembali kebijakan feed in tariff saat ini terhadap sumber daya energi terbarukan. Kedua menggunakan skema Kemitraan Publik- Swasta (KPS). Terakhir melanjutkan reformasi sistem energy pricing sebagai contoh yang telah dilakukan oleh reformasi subsidi bahan bakar fosil.

Kawasan Sei Mangkei diproyeksi kedepan sebagai salah kawasan industri maju di wilayah sumatera. Dengan adanya rencana Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(7)

Analisis Pengembangan …| Nida Nurlivi Fauziyah, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin|66 5 MWp diharapkan mampu mengatasi

kebutuhan energi di wilayah tersebut serta mampu mengurangi operasi dari jaringan yang sudah ada (eksisting) oleh PLN. Target ini juga menjadi salah satu keuntungan kawasan Sei Mangke untuk mengurangi biaya operasional dari PLN.

Lokasi recana pembangunan PLTS berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang berada di alamat Jl. Kelapa Sawit II No.1, Sei Mangkei, Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara 21183 dengan koordinar 3°09'42.5"N 99°21'04.6"E. KEK Sei Mangkei memiliki total luas lahan sebesar 2.002,7 Ha. Lokasi Latitude adalah 3.1506oN, Longitude 99.3394oE dengan altitude 35 m dan Time zone 7.0.

Gambar 2. Peta Lokasi Radiasi Energi Matahari

Sumber: Solar Atlas

Skala warna peta dari penyedia data dinormalisasi untuk memfasilitasi perbandingan. Jika dilihat pada warna di atas untuk daerah Sumatera memiliki potensi pembangkitan energi surya

sebesar 1607-1800 kWh/m² per tahun.

Peta dihitung untuk menyajikan rata-rata tahunan iradiasi horizontal juga sebagai standar deviasi yang memvisualisasikan perbedaan antara database di tingkat regional.

Sementara itu, diperoleh informasi untuk Rata-rata tahunan Horizontal global irradiation adalah 4.54 kWh/m2.day (dengan year to year variability 5.8%), Horizontal diffuse irradiation kWh/m2.day, Temperature 27.3 C, Wind velocity 1.7 m/s, Linke Turbidity 3.890, Relative Humidity 82.0%.

Perhitungan Nilai Investasi

Biaya investasi yang dihitung dalam penelitian kali ini meliputi capital expenditur (Capex) dan Operasonal Expense (Opex). Capital expenditure (Capex) meliputi plant cost, dan IDC.

Tabel 1. Capital Expenditure Deskripsi Biaya (Rp)

Plant Cost 92.390.644.500

Ad Cost 6.748.500.000

IDC 5.670.135.000

Total 83.991.495.000

Perhitungan Nilai Revenue

Di bawah ini adalah desain simulasi awal untuk proyek PLTS on-grid. Dengan irradiasi sekitar 4.5 kWh/m2/day dan pemilihan tipe teknologi peralatan utama

(8)

67 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 maka kapasitas yang bisa dibangkitkan

oleh PLTS ini adalah sekitar 5 MWp.

Tabel 2. Nilai Revenue Kap Harga

(Rp/kWh)

Produksi (/Tahun)

Revenue ( Miliar

Rp) 1 MW 2.400 1.356.000 3,2544 4 MW 2.400 5.425.000 13,020

Sumber: Diolah Peneliti Keekonomian PLTS

Dalam pembangunan

infrastruktur harus berdasarkan perhitungan secara finansial dan secara keekonomian. Secara finansial, dihitung berdasarkan NPV (net present value), PP (payback period), ROI (return of investment) dan IRR (internal rate of return) yang didapatkan dari biaya pengeluaran yang sudah diperhitungkan dan dipersiapkan oleh pengembang.

Keterbatasan untuk mendapatkan data sebenarnya (real data) menjadi kendala untuk dapat memperhitungkan dan menyelesaikan penelitian. Oleh sebab itu, dengan perhitungan berdasarkan

keekonomiannya terhadap

pembangunan ini maka harus diketahui terlebih dahulu faktor-faktor keekonomiannya secara keseluruhan dan mendalam.16

16 Kinanthi, Raka Aryo., Sholiq., Astuti, Hanim Maria. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Sistem Informasi Pendistribusian Produk

Berdasarkan hasil perhitungan apabila nilia tingkat suku pinjaman modal (rate) sebesar 12.5% maka akan menghasilkan nilai NVP sebesar Rp.

25,783,943,546 yang mengindikasikan bahwa proyek layak untuk dijalankan untuk kemudian dibuat analisa lebih dalam untuk mengetahui dan mempertimbangkan factor-faktor analisa yang lain.

Tabel 3. Nilai NPV dan IRR

Rate NPV Ket

12,50% 25.783.943.546 Layak 105% (140.408.920.179) Tidak Layak

IRR 26,85%

Sumber: Diolah Peneliti

Sedangkan nilai pay back period adalah gambaran mengenai nilai investasi modal akan kembali, namun tidak memberkan data seberapa besar modal yang dikembalikan setiap bulannya.

Gambar 3. Grafik Payback Period Sumber: Diolah Peneliti

Hal pertama yang harus dievaluasi dalam aspek keuangan pembiayaan PLTS

Menggunakan Metode Cost Benefit Analyst Pada PT.Guna Atmaja Jaya. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No. 2 2017.

IDR (100,000,000,000) IDR - IDR 100,000,000,000 IDR 200,000,000,000 IDR 300,000,000,000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

(9)

Analisis Pengembangan …| Nida Nurlivi Fauziyah, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin|68 adalah evaluasi terhadap kewajaran

asumsi yang digunakan. Asumsi umum dari sebuah proyek PLTS dapat dijelaskan sebagai berikut. Normalnya diasumsikan bahwa lahan yang akan digunakan untuk PLTS diperoleh dengan cara sewa untuk jangka panjang. Biaya pembangunan struktur PLTS berkisar antara USD2.500.000 -USD3.000.000 per MWp (di luar lahan/tanah) yang dapat dibagi menjadi:

1. Biaya panel surya senilai USD0,46 per Wp untuk kategori tier 1

2. Inverter berkisar antara USD0,06- USD0,08 per Wp.

3. Lain-lain (balance of system) memiliki nilai biaya setara dengan nilai biaya panel surya dan inverter.

Asumsi Debt-to-Equity Ratio (DER) yang wajar untuk sebuah proyek PLTS adalah 70:30. Rasio ini dapat disesuaikan menjadi 50:50 jika pengembang memutuskan untuk menggunakan peralatan dan komponen dengan kualitas kategori tier 2. Jangka waktu pembiayaan proyek dengan skema project finance maksimum adalah 10 tahun, sementara umur ekonomis PLTS diperkirakan dapat mencapai 20 tahun. Standar nilai Levelled Cost of Energy adalah USD 0,04/kWh (untuk kapasitas antara 1 MW hingga 100 MW). Sedangkan standar nilai biaya

operasi dan pemeliharaan adalah USD12- USD15 per tahun per kWp terpasang.

Meskipun demikian, untuk kondisi di Indonesia, nilai-nilai tersebut dapat lebih tinggi antara 10%-20%.

Asumsi yang digunakan, termasuk asumsi makroekonomi, harus realistis dan berasal dari sumber terpercaya. Asumsi- asumsi suku bunga pinjaman, kapitalisasi Interest During Construction (IDC), dan rate of return menjadi perlu fokus asumsi bagi bank. Dalam melakukan financial due diligence, bank perlu memeriksa kelengkapan komponen dari model keuangan yang digunakan pengembang.

Komponen model keuangan yang lebih lengkap dari sebuah proyek PLTS adalah sebagai berikut:

1. Nilai investasi awal dan belanja modal selanjutnya (peralatan utama, konstruksi sipil, mekanikal dan instalasi, transmisi), dengan memerhatikan perbandingan kewajaran antara biaya dan kualitas teknologi yang digunakan.

2. Asumsi operasional, dengan minimal efisiensi operasi sebesar 80%

3. Penjualan tenaga listrik dan pendapatan lain, dengan memerhatikan kemungkinan penyesuaian FIT

(10)

69 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 4. Biaya operasi, administrasi,

pemeliharaan, dan sewa 5. Pajak dan retribusi 6. Depresiasi

7. Suku bunga dan IDC 8. Asuransi

9. Rasio keuangan (profitabilitas, likuiditas, solvabilitas)

10. Dividen

11. Cash flow schedule

Perhitungan NVP dengan asumsi discount rate sebesar 12.5% menghasilkan nilai NVP yaitu Rp. 25,783,943,546 dimana nilai NVP>0 atau bernilai positif. Jika hasil NVP bernilai positif artnya bahwa meskipun investasi dilakukan dari dana pinjaman bank dengan tingkat suku bunga pinjaman 12.5%, maka project PLTS di KEK Sei Mangkei sangat layak untuk dijalankan.

Perhitungan NVP dengan asumsi discount rate sebesar 105% menghasilkan nilai NVP yaitu Rp. -140,408,920,179 dimana nilai NVP<0 atau bernilai negatif.

Jika hasil NVP bernilai negatif artnya bahwa project PLTS di KEK Sei Mangkei tidak layak untuk dijalankan. Hal ini membuktikan jika semakin besar angka

17 Kalungan, Trifosa Ryna., Ventje Ilat., Hendrik Gamaliel. 2017. Perlakuan Akuntansi Capital Expenditure Pada PT. Putra Karangetan. Jurnal

discount rate maka akan memperkecil nilai NVP.

Analisa Sensitivitas dilakukan untuk memperkuat rekomendasi sebuah proyek yang dihitung berdasarkan perhitungan nilai NPV dan IRR. Dalam penelitian ini besarnya nilai NPV paling banyak dipengaruhi oleh niai Capital Expenditure (Capex) dan nilai Revenue (Rev). Sehingga nilai sensitivitas dari Capital Expenditure dan nilai sensitivitas Revenue akan diperhitungkan dalam penelitian ini.17

Nilai NPV akan dihitung terhadap perubahan nilai Capital Expenditure yang akan disimulasikan dengan perubahan dalam rentang 80% hingga 120% dan dengan mempertimbangkan variabel yang lain tetap. Berikut hasil perhitungan NPV terhadap perubahan Investasi sesuai interval 80%-120%.

Tabel 4. Sensitivitas Capital Expenditure Terhadap Nilai NPV

Sumber: Diolah Peneliti

Riset Akuntansi Going Concern 12(2) 1044--1055 Interval Sensitivitas Capex (Rp)

80% 44.262.072.446

90% 35.023.007.996

100% 25.783.943.546 110% 16.544.879.096

120% 7.305.814.646

(11)

Analisis Pengembangan …| Nida Nurlivi Fauziyah, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin|70 Gambar. Grafik Perubahan Capital

Expenditure Sumber: Diolah Peneliti

Pengambilan interval capital expenditure dari 80% hingga 100%

dipengaruhi faktor teknis berupa perubahan design, spesifikasi bahan, dan teknologi sehingga bisa membuat nilai capital expenditure menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Dari grafik garis sensitivitas capital expenditure dapat dilihat jika semakin besar perubahan nilai capital expenditure maka memberikan kecenderungan meningkatnya penurunan pada nilai NPV.18

Sementara Sensitivitas Revenue merupakan penghasilan yang didapatkan ketika PLTS dijalankan kemudian menghailkan energi listrik. Perhitungan revenue didapatkan dari nilai listrik yang dihasilkan PLTS dikali dengan waktu efektifitas produksi dalam setahun.

Untuk mendapatkan revenue dalam tahuhuan yaitu jumlah produksi listrik

18 Shaikh, Mohd Rizwan Sirajuddin., Santosh B.

Waghmare., Suvarna Labede., Pooja Vittal Fuke., Anil Tekale. 2017. A Review Paper on Electricity Generation from

perhari dikalikan jumlah hari dalam satu tahun. Pengujian perhitungan sensitivitas revenue (R) terhadap nilai NPV dapat disarikan sebagai berikut:

Tabel 5. Sensitivitas Revenue Terhadap Nilai NPV

Interval Sensitivitas – Revenue

80% (174.758.313)

90% 12.804.592.617

100% 25.783.943.546 110% 38.763.294.475 120% 51.742.645.405 Sumber: Diolah Peneliti

PLTS di KEK Mendukung Kenaikan Bauran Energi Nasional

Pengembangan PLTS dapat dilihat dari beberapa sisi diantaranya dilihat dari pemanfaatan energi surya dan dilihat dari tumbuhnya industri manufaktur energi surya. Jika melihat dari sisi pemanfaatan energi surya maka fokus pembangunan adalah pada memanfaatkan potensi energi matahari sebanyak banyaknya, dan mungkin mengabaikan sisi pertumbuhan industri manufaktur energi surya. Pemanfaatan ini dapat dilakukan untuk pengembangan PLTS di kawasan- kawasan terpencil atau perbatasan, PLTS di kawasan – kawasan industri untuk membantu suplai energi kawasan industri tersebut, serta PLTS rooftop untuk gedung dan perumahan.

Solar Energy. International Journal for Research in Applied Science &

Engineering Technology (IJRASET) Volume 5 Issue IX September 2017.

IDR - IDR 20,000,000,000 IDR 40,000,000,000 IDR 60,000,000,000

80% 90% 100%110%120%

Sensitivitas Capex

(12)

71 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 Saat ini baru KEK Sei Mangkei yang

memiliki konsep green economic zone salah satu programnya yaitu pembangunan PLTS 5MW. Apabila merujuk pada RUPTL PLN tahun 2019- 2028 dengan asumsi kebutuhan tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya hingga tahun 2028 adalah 908 MW, jika seluruh KEK di Indonesia memiliki sistem pembangkit energi terbarukan PLTS 5 MW maka KEK akan memberikan kontribusi pembangunan PLTS sebesar 65 MW atau sekitar 7% bagi terwujudnya Rancangan Umum Pembangkit Tenaga Listrik Nasional.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Wilayah Sumatera memiliki potensi pembangkitan energi surya sebesar 1607-1800 kWh/m² per tahun.

Sementara itu, diperoleh informasi untuk Rata-rata tahunan Horizontal global irradiation adalah 4.54 kWh/m2.day (dengan year to year variability 5.8%), Horizontal diffuse irradiation kWh/m2.day, Temperature 27.3°C, Wind velocity 1.7 m/s, Linke Turbidity 3.890, Relative Humidity 82.0%.19

19 Tudorache, Tiberiu., Livio Kreindler. 2010. Design of a Solar Tracker System for PV Power Plants. Acta Polytecnica Hungarica Vol. 07 No 01.

Potensi Energi surya di wilayah setempat (KEK Sei Mangkei, Simalungun Sumatera Utara) adalah 4.61-5.0 kWh/m² perhari atau 1658 kWh/m2 pertahun dengan temperatur rata rata 27.4°C. Hasil ini berdasarkan simulasi dengan software Meteonorm tersebut maka Potensi irradiasi matahari di daerah Sei Mangkei.

Perkiraan produksi energi tahunan PLTS 5 MW sebesar 6.781MW/tahun. Data ini didapatkan dari simulasi PVSyst dengan menggunakan unit modul surya 330 Wp sebanyak 15.138 unit.20 Dengan asumsi harga/kWh adalah Rp. 2.400 maka didapatkan revenue atau pendapatan energi surya pertahun sebesar IDR 16.274.400.000.

Biaya investasi PLTS KEK Sei Mangkei 5 MW terdiri dari capital expenditure sebesar Rp. 83,991,495,000 dan operational expenditure sebesar Rp.

1.050.000.000 setiap tahun. Dengan pay back period terjadi di tahun ke 6, nilai NVP yaitu Rp. 25,783,943,546 dan nilai IRR 26.85%.

Manfaat dari implementasi PLTS di KEK Sei Mangkei adalah sebagai suplai energi cadangan di kawasan tersebut, memberikan kontribusi bagi

20 KESDM. Mekanisme Penetapan Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan PT PLN (Persero). Permen ESDM 24/2017, ed 2017

(13)

Analisis Pengembangan …| Nida Nurlivi Fauziyah, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin|72 pertumbuhan bauran energi nasional,

dan menjadi kawasan ekonomi percontohan bagi KEK lain di seluruh Indonesia. Terdapat 13 KEK aktif di Indonesia, apabila di asumsikan setiap KEK memiliki pembangkit energi surya 5 MW, jika dikalkulasikan KEK seluruh Indonesia akan memberikan kontribusi 65 MW atau sekitar 7% dari 905 MW kebutuhan energi surya nasional menurut RUPTL 2019-2028.

Rekomendasi yang dapat diajukan dalam penelitian ini, yaitu dengan Implementasi sistem PLTS pada kawasan ekonomi khusus dapat dilakukan pada kawasan ekonomi khusus di tempat lain yang mengalami masalah keterandalan pasokan energi. Nilai manfaat dari PLTS akan lebih besar bila kebijakan dan peraturan tentang energi surya mendukung pemnfaatan dan perkembangannya diterapkan dengan tepat. Peneliti selanjutnya dapat menghitung jumlah pasti kebutuhan energi selurh KEK di Indonesia untuk kemudian diberikan solusi menggunakan pembangkit energi terbarukan lain.

Daftar Pustaka Buku

As Hikam, Muhammad. 2014. Ketahanan Energi Indonesia 2015-2022. ISBN

978-602-70221-1-9. CV Rumah Buku : Jakarta

Badan Pusat Penerapan Teknologi.

(2018). Energi Berkelanjutan Untuk Transportasi Darat. Outlook Energi Indonesia 2018.

Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Kusus. Statistik Pembangunan Kawasan Indusri. 2018

Global Green Growth Institute. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei:

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau.

KESDM. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Statistik Ketenagalistrikan 2017.

Simanjuntak, S. (2009). Perkiraan Nilai Ekonomi Sumberdaya Alam. Bahan Kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam.

Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Sugiyono. (2013). Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

JURNAL

Kalungan, Trifosa Ryna., Ventje Ilat., Hendrik Gamaliel. 2017.

Perlakuan Akuntansi Capital Expenditure Pada PT. Putra Karangetan. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2) 1044—1055

(14)

73 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 6 Nomor 1 Desember 2020 Kinanthi, Raka Aryo., Sholiq., Astuti,

Hanim Maria. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Sistem Informasi Pendistribusian Produk Menggunakan Metode Cost Benefit Analyst Pada PT.Guna Atmaja Jaya. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No. 2 2017.

Raharjo, Irawan., dan Ira Fitriana. (2016).

Analis Potensi Pembangkit Tenaga Surya di Indonesia. Strategi Penyediaan Listrik Nasional dalam Rangka Menghadapi Pemanfaatan PLTU Batubara Skala Kecil, PLTN, dan Energi Terbarukan.

Setiawan, I Ketut Agus., I N Satya Kumara., dan I Wayan Sukerayasa.

2014. Analisis Untuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Satu MWp Terinterkoneksi Jaringan Kayubihi, Bangli. Teknologi Elektro 27 Vol 13 No. 1 Januari-Juni 2014.

Shaikh, Mohd Rizwan Sirajuddin., Santosh B. Waghmare., Suvarna Labede., Pooja Vittal Fuke., Anil Tekale.

2017. A Review Paper on Electricity Generation from Solar Energy. International Journal for Research in Applied Science &

Engineering Technology

(IJRASET) Volume 5 Issue IX September 2017.

Tudorache, Tiberiu., Livio Kreindler. 2010.

Design of a Solar Tracker System for PV Power Plants. Acta Polytecnica Hungarica Vol. 07 No 01.

Peraturan dan Undang-Undang

KESDM. Mekanisme Penetapan Biaya

Pokok Penyediaan

Pembangkitan PT PLN (Persero).

Permen ESDM 24/2017, ed 2017.

TESIS

Suheri. (2017). Analisa Triple Helix dalam Kawasan Ekonomi Khusus (Studi Kasus : KEK Sei Mangkei)

Putri, Kurnia Novianty. (2014). Analisa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Simalungun.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan teknologi tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah terpencil dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem PLTS seperti PLTS Hybrid yaitu

Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi

Sedangkan sel surya adalah sebuah alat yang mengkonversikan energi foton (cahaya sebagai partikel) menjadi energi listrik. Agar mampu menjadi sumber tenaga listrik dengan daya

Sebelum membahas sistim pembangkit listrik tenaga surya, pertama-tama akan dijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistim ini yang berfungsi sebagai perubah energi

Panas yang dibawa serta oleh radiasi matahari pada panel surya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dihasilkan oleh

Hal ini menyebabkan penerimaan energi matahari tidak optimal, sehingga mendorong penulis untuk merancang suatu alat yang dapat membantu kapasitas penyerapan sinar

SECARA TIDAK LANGSUNG Secara tidak langsung dengan Pemusatan energi surya yaitu menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan

Hasil simulasi PLTS rooftop variasi 2 Berdasarkan gambar 7, energi listrik yang dihasilkan array surya variasi 2 adalah sebesar 1.516,9 kWh, kemudian setelah dikonversi menjadi