15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kewirausahaan
Kewirausahaan menurut Timmons dan Spinelli (2008:31) adalah suatu cara berpikir, menelaah, dan bertindak yang didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistik, dan kepemimpinan yang seimbang. Kewirausahaan menghasilkan kreasi, kemajuan, relasi dan pembaruan nilai perusahaan, bukan hanya bagi pemiliknya, tetapi juga bagi pegawai dan pemegang saham.
Menurut Peter F. Drucker dalam Kasmir (2013:20), kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Dari pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa kewirusahaan adalah proses berpikir dalam meraih peluang bisnis dengan mengambil segala risiko waktu dan biaya dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Suryana (2016:2), kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan dalam bentuk penerapan kreativitas dan keinovasian.
Kewirausahaan menurut Alma (2017:5) adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan ide dan kreativitas terhadap peluang atau masalah yang ada atau dengan memperhitungan resiko yang akan dialami.
a. Karakteristik Wirausaha
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik atau aspek-aspek kewirausahawan dengan konsep yang berbeda-beda. Suryana (2016:22) mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab
2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif.
3. Memiliki motif berprestasi, indikatornya adalah berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak.
5. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan, dan oleh karena itu menyukai tantangan.
Dari karakteristik wirausaha yang sudah disebutkan, menggambarkan bahwa seorang wirausahawan memiliki banyak sifat positif, sehingga bisa menjalankan bisnis dan mencapai tujuannya. Seorang wirausahawan harus
memiliki kepercayaan diri dan berkomitmen dalam menjalankan bisnis yang tentunya memiliki banyak tantangan dan risiko yang akan dihadapi.
b. Fungsi dan Peran Wirausahawan
Fungsi dan peran wirausahawan dalam perekonomian, terbagi secara ruang lingkup makro dan mikro. Menurut Suryana (2016: 59-60), fungsi dan peran wirausahawan dalam perekenomian adalah sebagai berikut.
1. Secara makro, wirausahawan berperan dalam ekonomi nasional sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Para wirausahawan berfungsi menciptakan investasi baru, pembentuk modal baru, menghasilkan lapangan kerja baru, menciptakan produktivitas, meningkatkan ekspor, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan.
2. Secara mikro, fungsi wirausahawan dalam perusahaan adalah menanggung risiko ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda, menciptakan nilai tambah, menciptakan usaha-usaha baru, dan pencipta peluang-peluang baru.
Dari fungsi dan peran wirusahawan di atas, dapat dijelaskan bahwa wirausahawan memiliki peranan secara makro yaitu berkontribusi dalam perekonomian nasional dan secara mikro yaitu sebagai pencipta ide usaha baru yang bernilai tambah.
2.1.2 Bisnis dan Lingkungan Bisnis
Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2013: 7) adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian bisnis menurut Griffin dan Ebert (2007: 4) yang menyatakan bisnis sebagai organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa bisnis pada dasarnya adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan.
Bisnis menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2007:4) adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bisnis adalah serangkaian kegiatan yang terstruktur yang dilakukan oleh wirausaha untuk menyediakan barang dan jasa yang menghasilkan keuntungan.
Dalam menjalankan bisnis, tentunya perusahaan tidak akan lepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan, baik secara internal maupun eksternal.
Menurut Suryana (2016: 134) lingkungan usaha dapat menjadi pendorong ataupun penghambat jalannya perusahaan. Buchory dan Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam
pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis.
Berikut adalah faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis.
a. Lingkungan Internal
Buchory dan Saladin (2010:49) mengemukakan bahwa lingkungan internal adalah para pelaku yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan yang mempengaruhi perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wispandono (2010:155) bahwa lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang ada di dalam suatu organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam suatau organisasi yang dapat berpengaruh secara langsung dan tidak langsung.
Lingkungan internal menurut Wispandono (2010:155) terdiri dari empat indikator yaitu sebagai berikut.
1) Pemasaran, yang meliputi: reputasi perusahaan, pangsa pasar, kepuasan konsumen, customer retention, kualitas pelayanan, efektivitas penetapan harga, efektivitas distribusi, efektivitas promosi, efektivitas tenaga penjualan, efektivitas inovasi, dan daya jangkau geografis.
2) Keuangan, yang meliputi: biaya atau tersedianya modal, cash flow (arus uang tunai), dan stabilitas keuangan.
3) Produksi, yang meliputi: fasilitas, skala ekonomis, kapasitas, karyawan yang mampu dan setia, ketepatan waktu dalam berproduksi, dan keterampilan teknik produksi.
4) Organisasi, yang meliputi: kepemimpinan yang mampu dan berpandangan ke depan, para pegawai yang setia, orientasi kewirausahaan, dan fleksibilitas atau kemampuan.
Untuk dapat mengelola bisnis dengan baik, seorang wirausaha harus mampu mengetahui kondisi lingkungan internalnya, karena faktor-faktor lingkungan internal akan mempengaruhi kekuatan dan kelemahan perusahaan b. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan kondisi di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi kehidupan perusahaan. Menurut Pierce dan Robinson dalam Wispandono (2010:154), lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi yang dapat menciptakan peluang dan ancaman atas keberadaan suatu organisasi.
Menurut Wispandono (2010:154) ada lima indikator yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis lingkungan eksternal yaitu:
1) Pelanggan 2) Pemasok 3) Pesaing 4) Teknologi 5) Pemerintah
Menurut Buchory dan Saladin (2010: 51-54), lingkungan eksternal adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat dijelaskan bahwa lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung dan dapat menciptakan peluang dan ancaman bagi suatu organisasi.
Buchory dan Saladin (2010: 48-49) mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:
Pemindaian (Scanning)
Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan lingkungan.
Pengawasan (Monitoring)
Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan kecenderungan lingkungan.
Peramalan (Forecasting)
Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang di-monitoring.
Penilaian (Assessing)
Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan untuk strategi perusahaan dan manajemennya.
Analisis lingkungan eksternal akan bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui perubahan faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat memberikan
peluang atau ancaman. Hal tersebut juga akan membantu perusahaan untuk menentukan kebijakan atau keputusan usaha.
Menurut Zulkieflihmansyah (2007:23-25), lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri.
Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah faktor ekonomi, faktor sosial, faktor politik dan hukum, faktor teknologi, serta demografi.
Lingkungan Industri
Tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen- komponen yang secara formal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak aspek lingkungan bisnis yang harus diperhatikan oleh seorang wirausahawan. Lingkungan bisnis tersebut dapat memberikan peluang dan memberikan hambatan bagi sebuah usaha. Oleh karena itu, analisis lingkungan bisnis perlu dilakukan saat melakukan perencanaan bisnis.
2.1.3 Manajemen
Terry dan Rue (2013: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Rivai (2010:2), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya lainnya secara efisien, efektif, dan produktif merupakan hal yang paling penting untuk mencapai suatu tujuan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah proses perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen menurut Terry dan Rue (2013: 9) menyatakan bahwa manajemen terdiri dari beberapa fungsi, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pemotivasi (motivating), dan pengendalian (controlling).
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
c. Kepegawaian
Kepegawaian (staffing) adalah menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
d. Pemotivasi
Pemotivasi (motivating) adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.
e. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah mengukur pelaksanaan dan tujuan- tujuan menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
Berdasarkan pada penjelasan di atas mengenai pengertian manajemen dan fungsinya, manajemen dalam kewirausahaan dapat berfungsi untuk mengatur proses bisnis agar dapat berjalan sesuai rencana sehingga dapat mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
2.1.4 Inovasi
Inovasi menurut Kotler dan Keller (2013: 611) adalah semua barang, jasa, atau ide yang dianggap seseorang sebagai sesuatu yang baru, tanpa memedulikan berapa lama sejarahnya. Peter F. Drucker dalam Suryana (2016: 13) menyatakan bahwa inovasi merupakan alat spesifik wirausahawan, yaitu suatu alat untuk
memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Menurutnya, inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat dipelajari, dan dapat dipraktikkan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa inovasi adalah semua barang, jasa, atau ide baru yang dihasilkan oleh seorang wirausaha sebagai alat untuk memanfaatkan perubahan.
Menurut Fontana (2011:1) inovasi adalah keberhasilan sosial dan ekonomi berkat diperkenalkannya atau ditemukannya cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga berhasil menciptakan perubahan besar atau drastis dalam hubungan antar nilai guna atau nilai manfaat dan nilai moneter harga.
Schumpter dalam Dhewanto (2014:5) inovasi adalah sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Konsep inovasi melibatkan antara lain, inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, penggunaan bahan baku, dan inovasi pada organisasi.
Dari beberapa pengertian mengenai inovasi, dapat dijelaskan bahwa inovasi adalah semua hal yang baru hasil pengembangan dan pemanfaatan dari yang sudah ada yang memberikan nilai tambah baru berdasarkan pengamatan peluang.
Menurut Lukas dan Ferrell dalam Sugiyarti (2016: 644), terdapat beberapa indikator inovasi produk yaitu sebagai berikut.
1. Perluasan lini (line extentions), yaitu produk yang dihasilkan perusahaan tidaklah benar-benar baru tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.
2. Produk baru (me too-product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar.
3. Produk benar-benar baru (new-to-the-world) adalah produk yang termasuk baru bagi perusahaan maupun pasar.
Selain inovasi pada produk, perusahaan juga dapat mengimplementasikan inovasi di dalam aspek-aspek manajemen. Berikut adalah inovasi yang dapat diimplementasikan pada aspek manajemen.
1. Aspek Pemasaran
Inovasi dalam aspek pemasaran dapat diimplementasikan pada cara mempromosikan produk. Saat ini perusahaan dapat memanfaatkan media sosial untuk melakukan digital advertising atau periklanan secara digital dengan membuat konten yang kreatif.
2. Aspek Sumber Daya Manusia
Saat ini perusahaan dapat berinovasi pada manajemen sumber daya manusia. Cara pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia akan mempengaruhi kinerja karyawannya. Iklim perusahaan yang baik akan memberikan semangat kepada karyawan untuk dapat kreatif dan inovatif.
3. Aspek Operasi
Dalam aspek operasi, perusahaan dapat berinovasi pada pemilihan bahan baku dan desain. Bahan baku yang ramah lingkungan akan memberikan nilai tambah produk. Desain yang unik dan memberikan fungsi baru yang berbeda pun akan memberikan nilai tambah bagi konsumen.
4. Aspek Keuangan
Penentuan harga merupakan aspek penting dalam berbisnis. Harga menunjukkan posisi produk di pasar, namun sekaligus memberikan gambaran mengenai rencana pendapatan yang akan diterima perusahaan.
2.1.5 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2013: 19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Analisis SWOT merupakan analisis yang membandingkan kedua faktor tersebut, yaitu faktor internal yang meliputi Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) dengan faktor eksternal Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman).
Gambar 2.1 Analisis SWOT Sumber: Rangkuti (2013: 20)
1. Kuadran I
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
2. Kuadran II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
3. Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik.
4. Kuadran IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar
a. Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2013:24-26), sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS).
Tabel 2.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Faktor
Strategi Internal
Bobot Rating Bobot
x Rating
Keterangan
Peluang Jumlah Ancaman
Jumlah Total
Sumber : Rangkuti (2013:26)
Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS):
1) Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)
2) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3) Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4), tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.
Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 0,1 (poor).
5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
b. Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2013: 27-28), setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan.
Tabel 2.2 Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) Faktor
Strategi Internal
Bobot Rating Bobot
x Rating
Keterangan
Kekuatan Jumlah Kelemahan
Jumlah Total
Sumber : Rangkuti (2013:26)
Berikut adalah tahapan penentuan faktor strategi internal sebagai berikut:
1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dalam kolom 1.
2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala terbesar 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut posisi strategi perusahaan (semua bobotnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)
3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan)
diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contoh, bila perusahaan memiliki kelemahan yang sangat besar dibandingkan dengan rata- rata industri maka diberi nilai 1, sedangkan jika kelemahan tersebut di bawah rata-rata industri nilainya adalah 4.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matriks ini dapat mengambarkan mengenai peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis sebagai berikut.
Gambar 2.2 Diagram Matriks SWOT IFAS
EFAS
STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal
WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor
kelemahan internal OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang THREATHS (T)
Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2013:23)
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.1.6 Perencanaan Bisnis
2.1.6.1 Pengertian Perencanaan Bisnis
Rencana usaha menurut Hisrich and Peters dalam Alma (2017: 8) adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia.
Perencanaan bisnis menurut Bogadenta (2013) adalah proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program, dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha tertentu.
Menurut Suryana (2016: 192), perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi penting, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha.
2. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa perencanaan bisnis adalah suatu rancangan yang dijadikan pedoman untuk membantu wirausaha dalam menjalankan rencana bisnisnya dengan memperhatikan kondisi internal dan eksternal perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan bisnis akan bermanfaat bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan, perencanaan bisnis bermanfaat untuk dapat memperkirakan strategi dan meraih pendanaan.
Sedangkan bagi investor, perencanaan bisnis dapat memberikan gambaran mengenai sasaran bisnis dan proyeksi keuangan yang menggambarkan keuntungan.
Untuk menetapkan strategi dalam perencanaan bisnis, perusahaan perlu menentukan visi dan misi. Visi dan misi akan mempermudah perusahaan dalam menentukan arah pengembangan bisnisnya. Membuat visi dan misi menjadi hal yang penting karena dapat dijadikan acuan bagi semua pihak dalam sebuah organisasi.
Menurut David (2013:40), pernyataan visi adalah adalah untuk menjawab pertanyaan “Kita ingin menjadi seperti apa?”. Gasperz (2011:10) mendefinisikan visi sebagai suatu pernyataan menyeluruh mengenai gambaran ide yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa visi adalah sebuah pernyataan yang berisi cita-cita perusahaan yang ingin dicapai. Visi adalah cara pandang jauh ke depan mengenai arah dan tujuan organisasi.
Menurut David (2013:83), misi merupakan sebuah deklarasi tentang alasan keberadaan suatu organisasi. Misi merupakan titik awal untuk perencanaan tugas- tugas manajerial, dan diatas semuanya, untuk perancangan struktur manajerial, sehingga misi menjadi fondasi bagi prioritas, strategi, rencana dan penugasan kerja. Sedangkan definisi misi menurut Gasperz (2011:11) adalah suatu pernyataan mengenai konsep bisnis dan tujuan-tujuan yang bersifat strategis termasuk manfaat-manfaat yang diberikan kepada pelanggan dari pasar.
Dapat dijelaskan bahwa misi memberikan arah sekaligus batasan dalam proses perusahaan mencapai tujuan yang tertuang dalam visi. Misi dapat diartikan pula sebagai tahapan untuk mencapai visi perusahaan.
Sebuah bisnis harus memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga dalam menentukan langkah atau kebijakan dalam perusahaan dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2.1.6.2 Perencanaan Pemasaran
Kotler dan Keller (2016: 27) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, serta meningkatkan jumlah pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Strategi Pemasaran STP (Segmenting, Targeting, Positioning)
Menurut Kotler (2012: 292), ada tiga elemen dalam strategi pemasaran, yaitu segmenting, targeting, dan positioning.
1. Segmenting
Segmenting adalah proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku, dan respon terhadap program- program pemasaran spesifik.
2. Targeting
Targeting diartikan kegiatan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani.
3. Positioning
Positioning yaitu bagaimana perusahaan menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk perusahaan dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Berikut ini adalah elemen-elemen bauran pemasaran atau marketing mix menurut Jerome Mc.Charty yang dikutip Kotler dan Keller (2016: 48).
1. Product
Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian agar produk yang dijual mau dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan konsumen.
2. Price
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
3. Place
Tempat meliputi segala aktivitas perusahaan dalam membuat produk yang akan tersedia untuk konsumen sasaran. Tempat dapat dikatakan sebagai salah satu aspek penting dalam proses distribusi. Dalam melakukan distribusi selain melibatkan produsen secara langsung, melainkan akan melibatkan pula pengecer dan distributor.
4. Promotion
Promosi adalah aktivitas yang digubakan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk yang akan dijual kepada konsumen potensial. Selain untuk mengkomunikasikan informasi mengenai suatu produk, promosi juga digunakan sebagai sarana untuk membujuk dan memengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk.
E-Commerce
Menurut Kotler dan Keller (2012:460), e-commerce adalah penggunaan website untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online. E-commerce menurut Turban et al (2012: 38) mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan computer, termasuk internet.
Menurut Pearson (2008:59), e-commerce adalah penggunaan jaringan komunikasi dan computer untuk melaksanakan proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan computer dengan browser web untuk membeli dan menjual produk.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa e-commerce merupakan proses jual beli produk atau jasa yang dilakukan melalui internet. E- commerce dapat menggunakan website atau aplikasi pada perangkat selular.
2.1.6.3 Perencanaan Operasi
Menurut Heizer dan Render (2011: 4), manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Manajemen operasional menurut Tampubolon (2014:4) adalah manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang atau jasa atau layanan.
Dari beberapa pengertian mengenai manajemen operasi, dapat dijelaskan bahwa manajemen operasi merupakan proses konversi semua input menjadi output.
Komponen-komponen yang mendukung proses organisasi dalam manajemen operasi adalah sebagai berikut.
1) Suppliers
Suppliers merupakan orang atau kelompok yang memberikan informasi kunci, material, atau sumber daya lain kepada proses. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub proses, maka sub proses sebelumnya dapat dianggap sebagai petunjuk pemasok internal.
2) Inputs
Input adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (suppliers) kepada proses.
3) Process
Proses adalah sekumpulan langkah yang mentransformasi dan secara ideal menambah nilai kepada inputs (proses transformasi nilai tambah kepada inputs). Suatu proses biasanya terdiri dari beberapa sub-proses.
4) Outputs
Output adalah produk (barang atau jasa) dari suatu proses. Dalam industri manufaktur output dapat berupa barang setengah jadi maupun barang jadi (final product). Termasuk ke dalam output adalah informasi-informasi kunci dari proses.
5) Customers
Customers adalah orang atau kelompok orang, atau sub proses yang menerima output. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub proses, maka sub proses sesudahnya dapat dianggap sebagai pelanggan internal (internal customers).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek operasi antara lain adalah sebagai berikut.
Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemilihan lokasi terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, gudang dan pabrik. Pertimbangannya adalah apakah dekat pasar, bahan baku atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi.
Penentuan Luas Produksi
Yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien sehingga dapat diperoleh profit margin yang tinggi.
Penentuan Layout
Penentuan ini sangat banyak faktor pertimbangan. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan, dan yang tidak kalah penting adalah penyusunan peralatan.
Penentuan Teknologi
Apakah teknologi sudah sesuai dengan yang diinginkan, apakah continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses produksi biasanya berkaitan dengan teknologi.
Secara keseluruhan perencanaan operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
Inovasi dari segi operasional dalam industri fashion dapat dilakukan dari segi input dan proses. Dari segi input yaitu berupa bahan baku yang dipilih seperti kain yang memiliki serat yang baik untuk menyerap keringat. Selain itu dari segi proses yaitu perancangan desain untuk mengubah kain menjadi pakaian yang bernilai tambah dan berbeda dari yang sudah ada.
2.1.6.4 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Menurut Handoko (2011:3), manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.
Hasibuan (2016:10) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Manajemen sumber daya manusia menurut Mangkunegara (2013:2) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Dari pengertian di atas mengenai manajemen sumber daya manusia, dapat dijelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses pengelolaan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Siagian (2010:41), yang menjadi fokus perhatian dalam perencanaan sumber daya manusia adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin, bahwa dalam perusahaan tersedia sumber daya manusia yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Menurut Hasibuan (2016:21-23), fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien
dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
4. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.
5. Pengadaan.
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi.
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.
11. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam perencanaan sumber daya manusia meliputi kegiatan-kegiatan pemenuhan dan pengelolaan karyawan sesuai kebutuhan perusahaan, dimulai dari proses perencanaan hingga proses pemberhentian.
Untuk memberikan kejelasan kedudukan seseorang atau karyawan di perusahaan, diperlukan adanya struktur organisasi. Struktur organisasi dapat mempermudah dalam melaksanakan koordinasi dan juga hubungan antar karyawan dalam melaksanakan suatu fungsi atau menyelesaikan tugasnya. Berikut adalah bentuk organisasi menurut Hasibuan (2010:151).
Gambar 2.3 Bentuk Struktur Organisasi Sumber : Hasibuan (2010:151)
2.1.6.5 Perencanaan Keuangan
Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2012: 3) diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya murah serta untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Sedangkan Hanafi (2012: 2) menyatakan manajemen keuangan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing,pelaksanaan, dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa manajemen keuangan merupakan semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan pengelolaan dana.
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting karena dari aspek ini menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, oleh karena itu evaluasi rencana investasi perlu dilakukan dalam sebuah bisnis. Secara keseluruhan, menurut Kasmir dan Jakfar (2012: 90) penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:
a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh b. Kebutuhan biaya investasi
c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
d. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan.
e. Kriteria penilaian investasi.
f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
Data finansial suatu bisnis tercantum dalam laporan keuangan. Laporan keuangan utama adalah laporan pendapatan, neraca, dan laporan arus kas.
Memahami laporan keuangan ini penting bagi wirausahawan, karena dalam laporan keuangan tercantum data finansial yang menggambarkan kondisi keuangan secara keseluruhan.
Menurut Kasmir (2014 :9), secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:
1. Balance Sheet (Neraca)
Balance sheet (neraca) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2. Income Statement (Laporan Laba Rugi)
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan kas keluar perusahaan. Arus kas masuk merupakan pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.
Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2013: 103), metode yang digunakan untuk penilaian aspek keuangan adalah Payback Period, Average Rate of Return, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index.
a. Payback Period
Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100 persen menggunakan modal sendiri).
PP =
Semakin cepat waktu pengembalian modal, maka usaha tersebut semakin baik.
b. Average Rate of Return
Average Rate of Return (ARR) Merupakan cara untuk mengukur rata-rata laba sesudah pajak (EAT) dengan rata-rata investasi.
ARR =
c. Net Present Value
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV). Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari
dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.
NPV=
- Investasi Di mana :
CF = aliran kas per tahun pada periode t I0 = investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga (discount rate) d. Internal Rate of Return
Internal rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
IRR=
Kriteria penilaian kelayakan investasi berdasarkan IRR adalah :
Apabila IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan, maka usulan investasi layak
Apabila IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan, maka usulan investasi tidak layak.
Semakin tinggi IRR maka semakin menarik investasi tersebut.
e. Profitability Index
Profitability index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
PI = ∑
∑
Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI adalah :
Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak.
Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak.
Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP.
2.1.6.6 Isi dan Penulisan Perencanaan Bisnis
Menurut Timmons dalam pembuatan perencanaan bisnis memerlukan data-data yang lengkap meliputi tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, potensi pasar, operasi perusahaan dan keadaan keuangan perusahaan. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan analisis kelayakan usaha. Tujuannya untuk mengetahui usaha yang dijalankan memang layak untuk ditindaklanjuti.
Isi perencanaan bisnis yang dikembangkan menurut Timmons dalam Tivanny (2018:14) yaitu mencakup ringkasan eksekutif, lingkungan industri dan perusahaan, analisis pasar, keadaan ekonomi perusahaan, perencanaan pemasaran, perencanaan pembangunan dan pengembangan, perencanaan operasi, tim manajemen, jadwal kegiatan, risiko permasalahan dan asumsi-asumsi, perencanaan keuangan, penawaran perusahaan dan lampiran.
2.1.6.7 Arah Perencanaan Bisnis
Adapun komponen komponen yang harus diperhatikan dalam penyusunan sebuah rencana bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Visi dan Misi
Visi menurut Hisrich dan Peters dalam Alma (2017: 177) adalah citra nilai dan kepercayaan ideal. Visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari
manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi menggambarkan tujuan dari perusahaan, visi memberikan kepada manajemen arah dan ide aktual dalam membuat dan mengambil keputusan.
Sedangkan pertanyaan misi harus dapat menjawab pernyataan berikut ini:
1) Apa bisnis kita?
2) Apa yang bisa kita lakukan pada bisnis ini?
3) Untuk siapa bisnis ini dijalani?
4) Mengapa kita berada pada bisnis ini?
5) Kemana kita akan pergi (tujuan)?
Pertanyaan misi di atas menggambarkan identitas suatu perusahaan, karakter yang terdapat di dalamnya, dan bagaimana tujuan perusahaan, konsumen, produk, pelayanan serta makna filosofis untuk mencapai visi perusahaan.
2. Lingkungan
Pengaruh faktor internal dan eksternal akan menentukan pengembangan bisnis strategis dan akan membantu dalam mengidentifikasi peluang potensial dan ancaman dalam bisnis. Ada dua jenis lingkungan yang dibahas dalam perencanaan bisnis, general environment dan immediate environment.
Lingkungan umum
Lingkungan umum meliputi beberapa faktor yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan bisnis secara tidak langsung. Faktor-faktor dalam lingkungan umum menimbulkan dampak yang luas dan menyeluruh kepada
semua perusahaan dalam suatu perekonomian. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Politik
Faktor-faktor politik yang perlu diketahui diantaranya yaitu mengenai pajak, lapangan pekerjaan, dan keselamatan kerja.
b. Ekonomi
Keadaan perekonomian akan mempengaruhi perusahaan baik pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Faktor ekonomi yang akan berdampak diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, kebijakan moenter, pengeluaran pemerintah, kebijakan fiskal, dan inflasi.
c. Sosial
Faktor-faktor sosial terpusat pada penilaian dari sikap konsumen dan karyawan yang mempengaruhi strategi. Para perencana strategi harus mengikuti perubahan pada tingkat pendidikan dan penilaian sosial. Faktor- faktor sosial meliputi distribusi pendapatan, demografi, tenaga kerja, perubahan gaya hidup, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan kondisi kehidupan.
d. Teknologi
Perencana strategi yang efketif meneliti lingkungan untuk mencari perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi bahan baku, operasi, dan produk serta jasa perusahaan.
e. Legal/hukum
Isu penting yang termasuk dalam legalisasi adalah surat ijin usaha, perpajakan, registrasi bisnis, dan kebutuhan pembuatan laporan kepada pemerintah.
Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus terdiri dari unsur-unsur dalam kegiatan sistem pasar yang mempengaruhi perusahaan. Dalam lingkungan ini akan dianalisa mengenai analisis industri, menurut Porter (2008: 3-16) melihat hakikat suatu industri sebagai kombinasi atas lima kekuatan:
a. Persaingan Perusahaan Sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
b. Pendatang Baru.
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan meningkat. Akan tetapi, hambatan untuk masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya
preferensi merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi kejenuhan pasar.
c. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Pada banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk substitusi dalam industri yang berbeda. Keberadaan produk substitusi menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk substitusi. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun, cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar
d. Daya Tawar-menawar Penjual/Pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman
just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok.
e. Daya Tawar-menawar Pembeli/Konsumen
Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen (bargaining power of consumer) cukup besar. Kekuatan tawar- menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Tujuan dan Strategi
Perusahaan atau suatu bisnis dalam merumuskan tujuan dan strategi memerlukan analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis SWOT merupakan analisis yang membandingkan kedua faktor tersebut, yaitu faktor internal yang meliputi Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) dengan faktor eksternal Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman).
Menurut Rangkuti (2013: 19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi ini selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Dalam model analisis SWOT, faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan dimasukkan ke dalam matriks yang disebut matriks faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) dan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman dimasukkan ke dalam matriks yang disebut matrik faktor strategi eksternal atau EFAS (External Strategic Factor Analysis Summary). Setelah matriks faktor strategi tersebut selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam matriks SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan.
4. Struktur
Dalam struktur dibahas dua hal penting yaitu struktur legal dan struktur organisasi. Pada struktur legal, tipe-tipe struktur kepemilikan secara hukum untuk distribusi profit dan bisnis adalah sebagai berikut:
Sole proprietorship: merupakan struktur yang paling murah, bisa dibentuk dengan formalitas hukum dan kebutuhan minimum.
Partnership: beberapa grup berkumpul bersama dengan tujuan menghasilkan profit, tapi tidak berbentuk perusahaan
Private/proprietary limited company: merupakan perusahaan swasta dimana kewajiban pemiliki dan pemegang saham terbatas pada jumlah kepemilikan saham mereka.
Trust: melindungi aset perseorangan dimana bisnis seharusnya digugat untuk berbagai alasan. Trust memungkinkan profit bisnis untuk didistribusikan di antara sejumlah benefit sehingga dapat mengurangi total pajak yang harus dibayar.
Perusahaan Publik: merupakan perusahaan dengan kepemilikan oleh public/masyarakat.
2.2 Model Timmons
Berikut adalah variabel yang diperlukan untuk dinilai dalam penyusunan rencana bisnis berdasarkan kriteria Timmons.
Tabel 2.3 Penilaian Kriteria
VARIABEL KRITERIA
INDIKATOR
Potensi Tinggi Potensi Rendah Pasar dan
Isi terkait
Kebutuhan dan keinginan konsumen
Teridentifikasi Tidak teridentifikasi
Konsumen Terjangkau dan
menerima produk/jasa
Tidak/sulit dijangkau Waktu kembali
modal
Kurang dari 1 tahun Lebih dari 3 tahun
Nilai tambah IRR 40%+ IRR <20%
Tingkat pertumbuhan pasar
+20% <20%
VARIABEL KRITERIA
INDIKATOR
Potensi Tinggi Potensi Rendah
Tingkat laba kotor >40% <20%
Keunggulan kompetitif
Biaya tetap dan tidak tetap
Tinggi Rendah
Tingkat
pengendalian harga dan biaya
Tinggi Rendah
Jaringan Luas dan kuat Sempit
Kreasi nilai dan isu-isu realisasi
Laba setelah pajak 1 10-15% atau lebih <5%
Waktu titik impas < 2 tahun > 3tahun Waktu arus kas
positif
< 2 tahun > 3tahun
Tingkat pengembalian investasi
40-70% atau lebih < 20%
2.3 Kerangka Pemikiran
Ide usaha dapat muncul dari hasil pengamatan pasar. Seorang wirausahawan harus cermat dalam mengidentifikasi peluang yang ada.
Mengidentifikasi peluang bisnis dapat dilakukan dengan cara mengamati perkembangan pesaing.
Hicaber sebagai bisnis yang bergerak di bidang fashion muslimah berusaha menangkap peluang yang ada. Busana muslimah yang mengusung tema batik Jawa Barat adalah produk yang dipilih sebagai ide usaha Hicaber berdasarkan hasil pengamatan, analisis lingkungan usaha dan kompetitor.
Analisis potensi usaha diperlukan untuk mengidentifikasi seberapa besar peluang yang dapat dimanfaatkan. Hal ini bertujuan untuk dapat menyusun target bisnis yang dapat terukur dan terealisasi. Apabila hasil analisis potensi usaha menunjukkan peluang yang cukup besar, maka selanjutnya adalah membuat rencana bisnis yang membahas berbagai aspek yaitu berupa perencanaan pemasaran, perencanaan operasi, perencanaan sumber daya manusia, dan perencanaan keuangan. Berikut adalah kerangka pemikiran yang dijadikan dasar dalam penelitian ini.
Gambar 2.4 Diagram Alur Kerangka Pemikiran
Sumber : Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi (Kasmir dan Jakfar, 2013)
Gagasan Usaha
ANALISIS POTENSI PROYEK Lingkungan & Keunggulan usaha/bisnis
Layak?
PERENCANAAN
PEMASARAN Proyeksi penjualan
& rincian program pemasaran
OPERASI Deskripsi operasi
Proses operasi
SDM Struktur organisasi
& rincian tugas
KEUANGAN Cash Flow Laba Rugi Ratio Analysis
Layak?
IYA START UP
TIDAK TIDAK