• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJ A KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA

NUGRAHA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan Oleh :

OKKY REZA SWASTIKA 0812010150/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJ A KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA ” dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

5. Kedua Orangtuaku serta Saudara-Saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan moril maupun materil serta kesabaran yang tidak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Staff Dosen Fakultas Ekonomi (Manajemen) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Oktober 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJ A KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA

NUGRAHA

OLEH :

OKKY REZA SWASTIKA 0812010150/FE/EM

Abstr aksi

Budaya Or ganisasi sangat ber pengar uh ter hadap kepuasan ker ja dan sangat ber kaitan langsung dengan kiner ja kar yawan. Budaya Or ganisasi dan kepuasan ker ja kar yawan yang dir asakan oleh kar yawan dapat menur unkan kiner ja ataupun menungkatkan kiner ja kar yawan . Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengar uh budaya organisasi ter hadap kepuasan ker ja dan menganalisis pengar uh kepuasan ker ja ter hadap kiner ja karyawan. Setiap satu tahun sekali PT. Kusuma Dipa Nugraha melakukan evaluasi kiner ja ter hadap semua kar yawannya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah selur uh kar yawan bagian pr oduksi PT Kusuma Dipa Nugr aha yang ber jumlah 120 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah str atified r andom sampling, yang memper hatikan factor pendidikan. Teknik pengukur an menggunakan skala inter val, dengan memakai metode per bedaan semantic(Semantic Differentials). Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Model PLS(Partial Least Square). J enis data yang digunakan adalah data pr imer .

Ber dasar kan hasil penelitian yang telah dila kukan da pat dia mbil kesimpula n bahwa Budaya Organisasi (X) ber pengar uh positif dan signifikan ter hadap Kepuasan Ker ja Kar yawan (Y).Kepuasan Ker jaKar yawan (Y) ber pengar uh positif dan signifika n ter hadap Kiner ja Ka ryawan (Z).

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ……….……… iii

DAFTAR TABEL ………. iv

DAFTAR GAMBAR ………. v

ABST RAKSI ………. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 7

1.3Tujuan Penelitian... 8

1.4Manfaa t Penelitian... 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Ter dahulu... 9

2.2. Landasan Teor i... 11

2.2.1. Budaya Organisasi... 11

2.2.1.1 Dimensi dan Kar akter istik Budaya Or ganisasi... 13

2.2.1.2 Fungsi Budaya... 15

2.2.2. Kepuasan Ker ja Karyawan... 17

2.2.3. Kiner ja... 19

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

2.2.4. Pengar uh Budaya Organisasi Ter hadap Kepuasan Ker ja

Karyawan... 22

2.2.5. Pengar uh Kepuasan Ker ja Kar yawan Ter hadap Kiner ja Karyawan... 23

2.3. Ker angka Konseptual... 24

2.4. Hipotesis... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukur an Var iabel... 25

3.1.1. Definisi Oper asional Var iabel... 25

3.1.2. Pengukur an Var iabel... 28

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 29

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 30

3.3.1. J enis Data... 30

3.3.2. Sumber Data... 30

3.3.3. Metode Pengumpulan Data... 30

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 31

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian……… 47

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian dan Pembahasan……… 49

4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif………. 49

4.2.2. Uji Outlier ………. 52

4.2.3. Uji Validitas………... 53

4.2.4. Uji Reliabilitas………... 54

4.2.5. Inner Model………... 55

4.3. Pembahasan………. 57

BAB V Kesimpulan dan Sar an 5.1. Kesimpulan……….. 60

5.2. Sar an……… 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

DAFTAR TABEL

1.1.Daftar absensi………... 5

1.2. Data pr oduksi dalam unit ……….. 5

4.1. Identitas r esponden menur ut jenis kelamin………. 50

4.2.Karakter istik r esponden ber dasar kan usia……….. 50

4.3.Hasil uji outlier multivar iate……….. 52

4.4.Hasil uji validitas………. 53

4.5.Pengujian r eability……….. 54

(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Pengar uh budaya organisasi pada kiner ja kar yawan ………. 16

3.1. Langkah – langkah analisis PLS ………. 34

3.2. Contoh diagram jalur untuk PLS ………... 36

4.1. Model PLS ……….. 51

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

SKRIPSI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJ A KARYAWAN PADA PT KUSUMA DIPA

NUGRAHA

Disusun Oleh :

OKKY REZA SWASTIKA

0812010150 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi

Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal : 14 Desember 2012

Pembimbing Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Dwi Widajati, MM Dr. Pr asetyohadi, MM

Sekr etaris

Dra. Ec. Kustini, MSi

Anggota

Dr s. Ec. Supr ijono, MM

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM

NIP. 19630942 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

USULAN PE NELITIAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJ A KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA

NUGRAHA

Yang diajukan

OKKY REZA SWASTIKA 0812010150

Telah disetujui untuk diseminar kan oleh

Pembimbing Utama

Dr a. Dwi Widajati, MM. Tanggal :

Mengetahui

Ketua J ur usan Manajemen

Dr . Muhadjir Anwar , MM NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

SKRIPSI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJ A KARYAWAN PADA PT. KUSUMA DIPA

NUGRAHA

Yang diajukan

OKKY REZA SWASTIKA 0812010150

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skr ipsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr a. Dwi Widajati, MM. Tanggal :

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an”

J awa Timur

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti kita ketahui bahwa semakin banyak bermunculan

perusahaan-perusahaan baru di negara kita. Mereka saling

berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing. Segala

macam hal dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, mulai dari

pemakaian peralatan yang canggih sebagai penunjang proses produksi

yang berlangsung sampai ke pemilihan sumber daya manusia yang cakap

dan handal. Hal ini mengingat peranan Sumber Daya Manusia (karyawan /

pegawai) sebagai faktor utama atau penggerak di dalam suatu perusahaan

yang meliputi proses produksi hingga ke tahap pemasaran atau penjualan

produknya yang berupa barang ataupun jasa. Dalam melaksanakan

tugasnya seorang Karyawan / pegawai bekerja sama dengan komponen

dalam organisasi.

PT. Kusuma Dipa Nugraha merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang usaha pupuk dan trading mempunyai cita-cita sebagai suatu

grup perusahaan yang diperhitungkan keberadaannya, baik di tingkat

regional, nasional, maupun internasional. Untuk dapat mewujudkan

semuanya seorang pemimpin perusahaan harus mampu memberikan

dorongan kepada karyawannya dalam melakukan pekerjaannya, sehingga

nantinya Kepuasan Kerja Karyawan dapat lebih meningkat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

2

Setiap satu tahun sekali PT. Kusuma Dipa Nugraha melakukan

evaluasi kinerja terhadap semua karyawannya. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah semua karyawan telah melakukan pekerjaannya sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Disamping itu evaluasi

ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan Kinerja Karyawan

melalui peningkatan kinerja dari para karyawannya. Penilaian ini

didasarkan pada beberapa aspek antara lain mengenai menciptakan

hubungan yang harmonis antara pimpinan dan karyawan, penerapan

budaya organisasi perusahaan, yang sesuai dalam meningkatkan Kepuasan

Kerja Karyawan.

Membahas kepuasan kerja tidak akan terlepas dengan adanya

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Dalam

perusahaan, produktivitas individu maupun kelompok sangat

mempengaruhi kinerja perusahaan hal ini disebabkan oleh adanya proses

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Mengingat permasalahannya

sangat komplek sekali, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses

produksi harus cermat dalam mengamati sumber daya yang ada. Banyak

hal yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga pengusaha

harus menjaga factor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dapat

terpenuhi secara maksimal. (Koesmono, 2005:163)

Persoalan kepuasan kerja akan dapat terlaksana dan terpenuhi

apabila beberapa variabel yang mempengaruhi mendukung, salah satunya

(15)

3

mengemukakan bahwa budaya organisasi sebagai suatu konsep dapat

menjadi suatu sarana untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi,

strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang dihasilkan. Tanpa ukuran

yang valid dan reliable dari aspek kritis budaya organisasi, maka

pernyataan tentang dampak budaya pada Kepuasan Kerja Karyawan akan

terus berdasarkan pada spekulasi, observasi personal dan studi kasus. Teori

pembentukan perilaku (operant conditioning) (Handoko, 1992:264)

menyatakan bahwa prilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi

pemuasan cenderung diulang, sedangkan prilaku yang diikuti

konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari

lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh

lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan

perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang

diakui tentang kebenanrannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam

bertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam

kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu

yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam

menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan

perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain

adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan,

harapan dan sebagainya. (Koesmono, 2005:167)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

4

Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai,

anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki

secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu. Secara

spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kondisi team work,

leaders dan characteristic of organization serta administration process

yang berlaku. Mengapa budaya organisasi penting, karena merupakan

kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili

norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya

yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi menjadi

kuat dan tujuan perusahaan dapat terakomodasi.

Menurut Ramayah (2001) dan Janssen (2001) dalam Koesmono

(2005:28) mengemukakan bahwa seorang manajer akan sangat peduli pada

aspek kepuasan kerja, karena mempunyai tanggung jawab moral apakah

dapat memberikan lingkungan yang memuaskan kepada karyawannya dan

percaya bahwa perilaku pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang

positif terhadap organisasi. Para manajer merasakan usaha dan kinerja

mereka berhasil apabila keadilan dalam penghargaan memberikan tingkat

(17)

5

Tabel 1.1. Daftar Absensi PT. Kusuma Dipa Nugraha

Tahun Sakit Ijin Alpha Total

2009 35 27 40 102

2010 37 21 51 109

2011 43 30 49 122

Sumber : PT. Kusuma Dipa Nugraha

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa selama empat tahun

jumlah karyawan yang tidak masuk kerja mengalami peningkatan. Kenaikan

absensi karyawan tersebut menyebabkan adanya penurunan jumlah produksi

seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Hal ini diindikasikan akibat adanya

budaya organisasi yang kurang kondusif di perusahaan tersebut. Dan

permasalahan yang terjadi adalah berdasarkan data absensi banyak

karyawan yang alpha daripada yang ijin dan sakit. Hal ini menunjukkan

karyawan menghindar dari pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan.

sehingga berdampak pada penurunan produksi perusahaan.

Tabel 1.2. Data Produksi Dalam Unit

Tahun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

6

Pada akhir tahun 2007 produksi total yang dicapai 22.005 atau

88.02% mengalami penurunan produksi, pada akhir tahun 2008 produksi

21.870 mengalami penurunan kembali dengan presentase menjadi 87.48%,

pada akhir tahun 2009 produksi turun menjadi 21.600 atau 86.40%, akhir

tahun 2010 produksi 21.465 atau 85.86% kembali menurun, dan pada akhir

tahun 2011 produksi 21.195 atau 84.78% mengalami penurunan produksi

kembali.

Berdasarkan fenomena tersebut yang menjadi masalahnya adalah

bagaimana upaya untuk dapat meningkatkan ketidakstabilan produksi pupuk

yang cenderung terus menurun tiap tahunnya dengan meningkatkan

kepuasan kerja karyawannya. Salah satu usaha dalam mengatasi fenomena

diatas adalah dengan menciptakan kepuasan kerja karyawan, karena pada

dasarnya seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi

kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh

kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Koesmono (2005:170) yang menyatakan bahwa pada dasarnya

makin positif sikap kerja makin besar pula kepuasan kerja, untuk itu

berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu memperoleh perhatian khusus

agar pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Pada umumnya seseorang

merasa puas dengan pekerjaanya karena berhasil dan memperoleh penilaiaan

(19)

7

Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kespakatan bersama

para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga

mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan

perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah

dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam

suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang

tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka

akan dipengaruhi oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya yang ada

sebagai stimulus seseorang bertindak (Koesmono, 2005:164)

Dari uraian tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengar uh Budaya Organisasi

Ter hadap Kepuasan Kerja Karyawan Dan Dampaknya Pada Kinerja

Karyawan Pada PT. Kusuma Dipa Nugr aha“.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan di PT. Kusuma Dipa Nugraha ?

2. Apakah Kepuasan Kerja Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan di PT. Kusuma Dipa Nugraha ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

8

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian

ini sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan di PT. Kusuma Dipa Nugraha.

2. Untuk menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan terhadap

Kinerja Karyawan di PT. Kusuma Dipa Nugraha.

1.4. Manfaat Penelitian

• Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber informasi

bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan Kinerja Karyawan.

• Bagi Pembaca

(21)

9 BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Hasil penelitian terdahulu sebagai acuan riset pembanding adalah yang

dilakukan oleh:

a. Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno (2008) dengan judul

“Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Karyawan serta Dampaknya pada

Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International

Wiratama Indonesia)”

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Structural

Equation Modeling (SEM) melalui program AMOS versi 4.0 dan

pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal penting dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1) Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan karyawan

2) Kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan karyawan

3) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan karyawan

4) Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

10

5) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

perusahaan

6) Kepuasan Kerja Karyawan karyawan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan

b. Koemono (2005) dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap

Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor

Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur

Tujuan dari penelitian ini untuk memenemukan bagaimana besarnya

pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja dan

Kinerja karyawan khususnya karyawan dibagian produksi. Unit

analisisnya adalah karyawan produksi pada subsektor industri

pengolahan kayu di Jawa Timur. Secara positif perilaku seseorang akan

berpengaruh terhadap kinerjanya, disamping itu peneliti menguji

hipotesis bahwa motivasi berpengaruh kepada kepuasan kerja dan

kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja. Hasilnya bahwa secara

langsung motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 1.462

dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0.387, kepuasan kerja

berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0,003 dan budaya organisasi

berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0.506. Hasil penelitian ini dapat

digunakan oleh peneliti berikutnya, sebagai bahan penelitian pada

bidang ilmu pengetahuan perilaku organisasi atau ilmu pengetahuan

(23)

11

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Budaya Organisasi

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari

lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh

lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan

perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang

diakui tentang kebenanrannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam

bertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam

kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu

yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam

menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan

perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain

adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan,

harapan dan sebagainya.

Dalam beberapa literatur pemakaian istilah corporate culture biasa

diganti dengan istilah organization culture. Kedua istilah ini memiliki

pengertian yang sama. Karena itu dalam penelitian ini kedua istilah

tersebut digunakan secara bersama-sama dan keduanya memiliki satu

pengertian yang sama. Beberapa definisi budaya organisasi dikemukakan

oleh para ahli. Moeljono Djokosantoso (2003: 17 dan 18) menyatakan

bahwa budaya korporat atau budaya manajemen atau juga dikenal dengan

istilah budaya kerja merupakan nilai-nilai dominan yang disebar luaskan

didalam organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

12

Susanto (2007; 3) memberikan definisi budaya organisasi sebagai

nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi

permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam

perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami

nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau

berperilaku.

Dari beberapa definisi tersebut dapat dilihat dari beberapa ciri

Budaya Organisasi antara lain:

1. Merupakan hasil belajar dalam pergaulan social dan tidak ada

hubungannya dengan keturunan atau ciri-ciri biologis.

2. Merupakan sistem nilai yang dianut dan dihayati oleh segenap

kelompok.

3. Hidup dari generasi ke generasi.

4. Mengandung sifat simbolik dan muncul atas dasar kemampuan orang

dalam menciptakan lambang yang mengandung nilai.

5. Mempunyai kemampuan adaptif alias dapat berubah karena

manifestasi dari mekanisme adaptasi dengan lingkungan.

Budaya Organisasi itu merupakan merupakan bentuk keyakinan,

nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam

organisasi, Budaya Organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh

(25)

13

2.2.1.1. Dimensi dan karakteristik budaya or ganisasi

Robbins, (2003:525) menjelaskan bahwa Budaya Organisasi itu

merupakan suatu sistem nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota

organisasi, sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa membedakan

organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut

dibangun oleh 7 karakteristik sebagai sari (essence) dari Budaya

Organisasi, 7 karakteristik tersebut adalah :

1. Innovasi dan pengambilan resiko (innovation and risk taking).

Tingkat dimana para karyawan terdorong untuk berinovasi dan

mengambil resiko.

2. Perhatian yang rinci (Attention to detail).

Suatu tingkatan dimana para karyawan diharapkan memperlihatkan

kecermatan (precision), analisis dan perhatian kepada rincian.

3. Orientasi hasil (Outcome orientation).

Tingkatan dimana manajemen memusatkan perhatian pada hasil

bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai

hasil.

4. Orientasi pada manusia (People orientation).

Suatu tingkatan dimana keputusan manajemen memperhitungkan

efek hasil-hasil pada orang-orang anggota organisasi itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

14

5. Orientasi tim (Tean orientation).

Suatu tingkat dimana kegiatan kerja diorganisir di sekitar tim-tim,

bukannya individu-individu.

6. Keagresifan (Aggressiveness).

Suatu tingkatan dimana orang-orang (anggota organisasi) itu

memiliki sifat agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai.

7. Stabilitas (stability).

Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi menekankan

dipertahankannya status quo dari pada pertumbuhan.

Dengan menilai sebuah organisasi berdasar 7 karakteristik tersebut

diatas akan diperoleh gambaran majemuk dari sebuah Budaya Organisasi.

Teori yang dikemukakan oleh Schein mengungkapkan bahwa

Budaya Organisasi dapat ditemukan dalam 3 tingkatan (Hatch, 2007).

a. “Artifak” dimana Budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak

dapat diartikan. Analisis pada tingkat ini cukup rumit karena mudah

diperoleh tetapi sulit ditafsirkan.

b. “ Nilai” yang memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada

artifak. Nilai ini sulit diamati secara lansung, oleh karenanya seringkali

perlu untuk menyimpulkan kandungan artifak seperti dokumen.

c. “Asumsi Dasar” yang merupakan bagian penting dari Budaya

Organisasi. Pada tingkat ini budaya diterima begitu saja, tidak kasat

mata dan tidak disadari, merupakan reaksi yang bermula sebagai

(27)

15

Jadi bila asumsi telah diterima, maka kesadaran menjadi tersisih,

dengan kata lain perbedaan antara asumsi dengan nilai terlatak pada

apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkan dan diterima apa adanya

atau tidak.

2.2.1.2. Fungsi Budaya

Dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan

mempertahankan kelansungan hidupnya, serta dalam melakukan integrasi

internal. Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi

permasalahan anggota organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan

eksternalnya yaitu dengan memperkuat pemahaman anggota organisasi,

kemampuan untuk merealisir, terhadap misi dan strategi, tujuan, cara,

ukuran, dan evaluasi. Budaya juga berfungsi untuk mengatasi

permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman dan

kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa dan berkomunikasi,

kesepakatan atau consensus internal, kekuasaan dan aturannya, hubungan

anggota organosasi (karyawan), serta imbalan dan sangsi {Armanu,

2005)}.

Lalu bagaimana budaya organisasi dapat mempengaruhi

peningkatan kinerja karyawan atau bawahan, dapat digambarkan sebagai

berikut yang mengadopsi dari teori yang digambarkan oleh Robins.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

16

Gambar 2.1. Pengaruh Budaya Organisasi pada Kinerja karyawan.

Dipresepsikan sebagai Kekuatan tinggi

Kekuatan rendah

Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa para karyawan

membentuk suatu persepsi subyektif tentang organisasinya berdasarkan

ketujuh factor obyektif yang ada. Persepsi ini akan menjadi Budaya atau

kepribadian organisasi, selanjutnya akan mempengaruhi kinerja

karyawan. Bagi para karyawan, apabila budaya organisasi yang

diterapkan mempunyai kekuatan yang tinggi dan sesuai dengan keinginan

karayawan atau dapat dikatakan ada kesesuaian antara keduanya yaitu

budaya yang diterapkan dengan karyawan sebagai penerima penerapan

budaya, maka disitu nilainya tinggi dan dampaknya juga akan baik

terhadap kinerja karyawan pada perusahaan tersebut dan sebaliknya bila

penerapan budaya organisasi yang ada di perusahaan tersebut mempunyai

kekuatan rendah dan tidak sesuai dengan harapan juga keinginan

karyawan maka disitulah nilainya rendah dan dampaknya pada kinerja

karyawan juga akan rendah pula karena apa yang menjadi keinginan juga

harapan dari karyawan di perusahaan tersebut tidak dapat terpenuhi

(29)

17

2.2.1.3. Indikator Budaya Organisasi

Budaya Organisasi adalah acuan ke suatu sistem makna

bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya yang membedakan

organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Adapun indikator

yang dipakai dalam variabel ini yaitu (Brahmasari,2008:130) :

1. Nilai organisasi,

2. Dukungan manajemen

3. Sistem imbalan

4. Toleransi dalam berbagai kesalahan

5. Orientasi pada rincian pekerjaan

6. Orientasi pada tim

2.2.2. Kepuasan Kerja Karyawan

Pada dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa

nyaman dan tinggi kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya

memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

Khususnya di Perusahaan manufaktur kepuasan kerja sangat didambakan

oleh semua pihak, karena dalam perusahaan manufaktur kegiatan dimulai

dari pengadaan bahan baku sampai menjadi barang jadi penuh dengan

tantangan baik secara psikologi maupun jasmani.

Tse dan Wilton ( dikutip oleh nasution; 2004 : 104 ) menyatakan,

bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respons pelanggan

terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskormasi yang dirasakan antara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

18

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaiannya.

Engel, et al. ( dikutip oleh Nasution; 2004 : 104 ) mengungkapkan,

bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli, dimana alternatif

yang dipilih sekurang – kurangnya memberikan hasil ( outcome ) sama

atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul

apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

Untuk menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang

akan dipuaskan bukanlah hal yang mudah, hal ini disebabkan karena

kebutuhan dan keinginan pelanggan selalu mengalami perubahan dari

waktu ke waktu. Jika pelanggan merasa puas, maka ada kecenderungan

untuk melakukan pembelian ulang.

Kurtz and Boone (2005), .customer satisfactionis the ability of

goods or services to meet or exceed buyer need and expectations. (p. 46).

Jika saat pelanggan membeli dan menggunakan suatu produk, dan mampu

memenuhi bahkan melampaui kebutuhan dan harapannya, maka akan

terjadi kepuasan. Kotler (2000), .customer satisfaction is a person’s

feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a

product perceived performances (or outcome) in relation to his or her

expectations. (p. 36). Kepuasan pelanggan atau pelanggan dapat diartikan

(31)

19

membandingkan kinerja (performance) produk dengan apa yang

diharapkan (expectation).

2.2.2.1. Indikator Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja adalah tingkat pelaksanaan tindakan karyawan

untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dalam

mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Adapun indikator yang dipakai

dalam variabel ini yaitu (Brahmasari,2008:130) :

1. Kompensasi

2. Kondisi Kerja

3. Kebijakan perusahaan

4. Kesempatan berkembang

2.2.3. Kinerja

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam

berbagai bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh

manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun

manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu

hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku

tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi

ini dikenal sebagai performance (kinerja).

Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

20

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan

serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad dalam Agustina (2002)

dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan

ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas

pekerjaannya. Ada 3 (tiga) factor utama yang berpengaruh pada kinerja

yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja),

dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja)

Kinerja menurut Retno K ( 2000:237 ) adalah kinerja para individu dalam

kegiatan menajerial. Kegiatan personal meliputi delapan dimensi, yaitu :

1. Perencanaan

Menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan pelaksanaan, penjadwalan

kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.

2. Investigasi

Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan

dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis

pekerjaan.

3. Pengkoordinasi

Tukar – menukar informasi denagn orang lain dibagian organisasi yang

lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahukan

(33)

21

4. Evaluasi

Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan

penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan,

pemeriksaan produk.

5. Pengawasan ( Supervisi )

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan anda,

membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan,

membentuk tugas pekerjaan dan menangani bawahan.

6. Pengaturan Staf ( Staffing )

Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut,

mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,

mempromosikan dan mutasi pegawai.

7. Negoisasi

Pembelian, penjualan, atau kontak untuk produk, menghubungi

pemasok, tawar – menawar dengan wakil penjual, tawar – menawar

secara kelompok.

8. Perwakilan ( Representatif )

Menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan – pertemuan

bisnis, pidato untuk acara – acara kemasyarakatan, mempromosikan

tujuan umum perusahaan anda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

22

2.2.3.1. Kinerja Karyawan (Z)

Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Adapun indikator yang dipakai dalam variabel ini yaitu

(Istiningsih,2008:31) :

1. Kualitas kerja karyawan

2. Tanggung jawab karyawan

3. Kerjasama karyawan dengan teman sekerja

2.2.4. Pengaruh Budaya Organisasi Ter hadap Kepuasan Kerja Karyawan

Teori pembentukan perilaku (operant conditioning) (Handoko,

2001:264) menyatakan bahwa prilaku yang diikuti dengan

konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan prilaku yang diikuti

konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.

Budaya organisasional merupakan suatu sistem dan nilai yang

dimiliki dan disepakati oleh anggota organisasi itu serta digunakan sebagai

aturan untuk berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Memperkerjakan individu yang nilainya tidak segaris dengan

nilai-nilai organisasi itu mungkin menghasilkan karyawan yang kurang motivasi

dan komitmen. Serta yang tidak terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan

oleh organisasi. Karyawan yang tidak terpuaskan lebih sering melewatkan

(35)

23

Dari teori dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Budaya

Organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hal ini didukung

oleh jurnal Brahmasari (2008:124) yang mengatakan bahwa Nilai yang

dimiliki organisasi harus segaris dengan nilai yang dimiliki individu agar

dapat mencapai kepuasan kerja.

2.2.5. Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan

Handoko (2001: 195) kinerja yang lebih baik menyebabkan

penghargaan yang lebih tinggi. Bila penghargaan tersebut dirasakan adil

dan memadai, maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat karena

mereka menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan kinerja

mereka. Dilain pihak, bila penghargaan dipandang tidak mencukupi untuk

suatu tingkat kinerja mereka maka ketidakpuasan akan terjadi.

Menciptakan Kepuasan Kerja Karyawan karyawan adalah tidak

mudah karena Kepuasan Kerja Karyawan dapat tercipta jika

variabel-variabel yang mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan

dan budaya organisasi/perusahaan dapat diakomodasikan dengan baik dan

diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi/perusahaan.

Gibson dalam Suprayetno (2008:124) mengemukakan bahwa kinerja

organisasi tergantung dari kinerja individu atau dengan kata lain kinerja

individu akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi, artinya

bahwa perilaku anggota organisasi baik secara individu maupun kelompok

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

24

Kepuasan Kerja

(Y) Budaya

Organisasi (X)

Kinerja Karyawan

(Z)

memberikan kekuatan atas kinerja organisasi sebab akan mempengaruhi

pada Kepuasan Kerja Karyawan.

Dari teori dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh

jurnal Koesmono (2005:28) yang mengatakan bahwa manajer merasakan

usaha dan kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam penghargaan

memberikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja

2.2.Kerangka Konseptual

2.3. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, dan teori diatas, maka hipotesis pada

penelitian ini adalah :

1. Diduga Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan di PT. Kusuma Dipa Nugraha

2. Diduga Kepuasan Kerja Karyawan berpengaruh positif terhadap

(37)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukur an Var iabel

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, serta lebih dapat memahami isi dan agar definisi yang digunakan didalam penelitian ini dapat diukur serta menghilangkan dan menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran maka variabel-variabel yang berkaitan dengan penelitian yang akan dianalisis adalah sebagai berikut.

3.1.1. Definisi Operasional Var iabel

Definsi operasional keempat variabel tersebut diatas adalah : a. Budaya Or ganisasi (X1)

Budaya Organisasi adalah acuan ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain pada PT. Kusuma Dipa Nugraha .

Adapun indikator yang dipakai dalam variabel ini yaitu (Brahmasari,2008:130) :

1. Nilai organisasi (X1)

Suatu keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi, misalnya berupa slogan atau motto yang dapat berfungsi sebagai jati diri perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

26

2. Dukungan manajemen (X2)

Dukungan yang diberikan oleh manajemen kepada karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan

3. Sistem imbalan (X3)

Fungsi manajemen SDM yang berkaitan dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan diterima karyawan sebagai imbalan dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan 4. Toleransi dalam berbagai kesalahan (X4)

Suatu toleransi yang diberikan oleh perusahaan ketika karyawannya melakukan kesalahan di dalam suatu pekerjaan yang dilakukan

5. Orientasi pada rincian pekerjaan (X5)

arti sebuah pekerjaan terhadap seorang individu, berdasarkan harapannya yang diwujudkan dalam pekerjaannya.

6. Orientasi pada tim (X6)

Sejauh mana kegiatan diorganisasikan sekitar tim-tim, tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung kerjasama

b. Kepuasan Ker ja (Y)

Kepuasan Kerja adalah tingkat pelaksanaan tindakan karyawan untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan pada PT. Kusuma Dipa Nugraha.

Adapun indikator yang dipakai dalam variabel ini yaitu (Brahmasari,2008:130) :

(39)

27

Segala sesuatu yang diterima sebagai balas jasa 2. Kondisi Kerja (Y2)

Kondisi yang dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan pada pabrik yang didirikan oleh perusahaan

3. Sistem administrasi dan kebijakan perusahaan (Y3)

Perusahaan selalu mengadministrasikan kegiatan karyawan 4. Kesempatan berkembang (Y4)

Keingan seseorang untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri dan suatu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik seseorang untuk mengembangkan dirinya

c. Kiner ja Ka ryawan (Z)

Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Adapun indikator yang dipakai dalam variabel ini yaitu (Istiningsih,2008:31) : 1. Kualitas kerja karyawan (Z1)

Rasa percaya diri terhadap kontinuitas dan progresivitas dari pekerjaan yang sedang dilakukan

2. Tanggung jawab karyawan (Z2)

Kesanggupan tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani menanggung resiko atas tindakan yang diambilnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

28

3. Kerjasama karyawan dengan teman sekerja (Z3)

Kemampuan seseorang tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang telah ditentukan sehingga mencapai daya guna yang sebesar-besarnya

3.1.2. Pengukur an Var iabel

Teknik pengukuran menggunakan skala interval, dengan memakai metode perbedaan semantic (Semantic Differentials), Sugiyono (2001: 91) menyatakan skala tersebut berusaha mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. responden diminta untuk menilai suatu konsep atau obyek pada suatu skala yang mempunyai dua kata adjektif yang bertentangan.

Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Keterangan : Jawaban dengan nilai 1 (sebelah kiri) berarti kecenderungan untuk tidak menyetujui pernyataan yang diberikan (negatif), sedangkan jawaban dengan nilai antara 7 (sebelah kanan) berarti kecenderungan untuk menyetujui pernyataan yang diberikan (positif).

(41)

29

3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok asubyek atau obyek yang laen,dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi pada PT. Kusuma Dipa Nugraha yang berjumlah 172 karyawan, yang terdiri dari 130 orang berpendidikan SMU, 27 orang berpendidikan D3, dan 15 orang berpendidikan S1.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45).Dalam penelitian ini sampel diambil dari karyawan PT. Kusuma Dipa Nugraha di Surabaya. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified sampling, yang memperhatikan faktor pendidikan. maka dapat menggunakan rumus slovin , yaitu :

n =

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran tingkat keasalahan 5%

n = = 120 orang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

30

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah: SMU =

D3 = S1 =

Total = 120

Jadi sampel yang digunakan sejumlah 120 orang karyawan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

a. Data Primer.

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan cara kuesioner . Khusus pengukuran kinerja karyawan dilakukan oleh pimpinan. Hal ini bertujuan agar pengukuran kinerja tidak bias, sehingga kuesionernya ada dua macam. Kuesioner tentang budaya kerja dan kepuasan kerja diukur oleh karyawan dan kuesioner kinerja diukur oleh pimpinan yang bertanggung jawab pada kinerja karyawan yang bersangkutan.

b. Data Sekunder.

Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa dokumentasi perusahaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.3.2. Sumber Data

(43)

31

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

1). Studi Pustaka, yaitu studi pendahuluan yang diperoleh dari literatur tentang variabel penelitian yang akan digunakan dan menentukan teori-teori yang tepat sebagai landasan teori.

2). Studi Lapangan, yaitu studi langsung pada tempat penelitian dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan cara membagikan lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Awalnya Partial least Square berasal dari ilmu sosial (khususnya ekonomi.

Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

32

model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian proposisi.

PLS adalah dalam penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008). Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor. PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel laten dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali 2008).

3.4.1.1. Car a Ker ja PLS

(45)

33

(path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta). Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika persentase perubahan setiap outside approximation weight relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

3.4.1.2. Model Spesifikasi PL S

PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan :

a. inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

34

b. outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan

c. weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

3.4.1.2. Langkah-Langkah PLS

Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS dengan software

adalah seperti dapat dilihat pada Gambar

(47)

35

a. Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

1) Teori, kalau sudah ada 2) Hasil penelitian empiris

3) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain

4) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain sebagainya

5) Rasional.

Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM, yaitu perancangan model berbasis teori, shingga pemodelan didasarkan pada hubungan antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.

b. Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)

pada PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif. Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif. Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu memberikan hasil analisis yang salah. Dasar yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk menentukan sifat indikator apakah refleksif atau formatif adalah: teori, penelitian empiris sebelumnya, atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

36

kalau belum ada adalah rasional. Pada tahap awal penerapan PLS, tampaknya rujukan berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih jarang, atau bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.

c. Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagram Jalur

Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan outer model tersebut, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur. Contoh bentuk diagram jalur untuk PLS dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 3.2 Contoh Diagram Jalur untuk PLS

d. Langkah Keempat: Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan 1) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

(49)

37

x = Λxξ + εx y = Λyη + εy

Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx danεy dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δx

η = ΠηYi + δy

Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten terhadap indikator, sedangkan δx dan δy adalah residual dari regresi.

Pada model PLS Gambar 3.2 terdapat outer model sebagai berikut: Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif)

x1 = λx1ξ1 + δ1 x2 = λx2ξ1 + δ2 x3 = λx3ξ1 + δ3

Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif)

ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4

Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif) y1 = λy1η1 + ε1

y2 = λy2η1 + ε2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

38

Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif) y3 = λy3η2 + ε3

y4 = λy4η2 + ε4

2) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau variabel manifest diskala zero means dan unit varian sama dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model. Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

η = βη + Γξ + ζ

Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah vektor variabel laten eksogen dan ζ adalah vektor residual (unexplained variance). Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

ηj = Σi βji ηi + Σi γjbξb + ζj

Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan

(51)

39

dengan endogen (η); untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah variabel inner residual.

Pada model PLS inner model dinyatakan dalam sistem persamaan sebagai berikut:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

3) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam algoritma PLS:

ξb = Σkb wkb xkb

ηi = Σki wki xki

Dimana wkb dan wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten ξb dan ηi. Estimasi data variabel laten adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS.

e. Langkah Kelima: Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :.

1) Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten. 2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten

dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

40

3) Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator dan variabel laten.

(53)

41

konsekuen dari variabel laten yang ingin kita estimasi. Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, maka didapatkan satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor aproksimasi inside dibuat tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena

inside

outside

path relation Ordinary Least

Square

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(54)

systematic part accounted

Goodness of Fit outer model

convergent discriminant validity composite

realibility outer model

substantive content relative weight

weight inner model

Stone-Geisser Q Square test

bootstrapping Outer Model

(55)

try out

Convergent validity

loading

Discriminant validity

cross loading cross loading

cross loading

square root of average variance extracted

square root of average variance extracted

discriminant validity

i

i i i

λ

λ ε

=

+

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(56)

Composite reliability

composite reliability

i i

i c

i λ ρ

λ ε

=

+

Inner model

Goodness of Fit Model

Q-Square predictive relevance

predictive relevance

predictive

relevance

m

(57)

outer model

inner model

inner model

distribution free

t-test p-value

outter model

inner model

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(58)

number of samples case per sample

3.4.1.3. Asumsi PLS

inner model

3.4.1.4. Sample Size

resampling Bootestrapping

(59)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ip si Obyek Penelitian

4.1.1. Sejar ah singkat Perusahaan

PT. Kusuma Dipa Nugraha merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang industri pupuk yang berdiri pada tahun 1991. Keberadaan PT.

Kusuma Dipa Nugraha, berikut sarana jaringan penyaluran dan distribusi

pupuk ke seluruh wilayah Indonesia, berperan serta dalam mensukseskan

program pemerintah khususnya pembangunan sektor pangan sehingga tercapai

swasembada pangan.

Mengingat semakin bertambahnya permintaan pupuk oleh petani dan

untuk mempermudah pendistribusian atau pemasaran pupuk, maka PT.

Kusuma Dipa Nugraha membuka dua pabrik untuk menunjang kelancaran

produksi.

Pupuk yang mempunyai peranan strategis merupakan salah satu kunci

sukses berhasilnya pembangunan. Karena itu PT. Kusuma Dipa Nugraha

berperan pula dalam menjaga Stabilitas Ketahanan Nasional Wawasan

Nusantara.

Adapun maksud dan tujuan dari pengembangan usaha produksi pupuk

organik tersebut adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(60)

48

1. Terwujudnya kegiatan usaha yang dinamis dan profitable sebagai

mitra pemerintah atau lembaga swasta dalam penyediaan pupuk

yang dibutuhkan pada budidaya pertanian.

2. Menangkap peluang sesuai permintaan di pasar bebas guna

memperbesar keuntungan dalam berusaha.

3. Berpartisipasi aktif membantu program pemerintah dalam

membangun system pertanian yang berwawasan lingkungan demi

tercapainya swasembada pangan.

4. Menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran.

VISI DAN MISI

VISI

Terwujudnya suatu usaha yang dinamis dan profitable sebagai produsen

pupuk organik berkualitas dan ramah lingkungan yang mampu menjangkau

target pasar Nasional maupun Internasional.

MISI

• Mewujudkan terbangunnya pabrik produsen pupuk organik yang

berwawasan lingkungan, dinamis dan mendatangkan keuntungan yang

memadai.

• Mewujudkan produk pupuk organik dalam bentuk cair dan granul yang

memenuhi standar kualitas sesuai permintaan pasar.

• Mewujudkan jangkauan target pasar produksi pupuk organik baik ditingkat

(61)

49

• Mewujudkan tercapainya jalinan kemitraan baik dalam produksi maupun

pemasaran dengan lembaga pemerintah atau swasta.

4.1.3. Lokasi Per usahaan

Pemilihan lokasi perusahaan yang strategis sangatlah penting

dan harus diperhatikan. Karena dapat memberikan kelancaran jalannya

perusahaan. Selain itu juga untuk menghindari akibat yang tidak

diinginkan sebagai akibat pemilihan lokasi yang kurang tepat. Karena

untuk menjaga jalannya proses produksi supaya lancar dan untuk aktivitas

pemasaran serta kontinuitas perusahaan, maka ketepatan pemilihan lokasi

perusahaan sangatlah diperlukan. Dengan demikian harus diambil suatu

kebijakan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berarti. Lokasi

perusahaan terletak di Desa Mojorejo, Kec. Pungging – Mojokerto, Jawa

Timur.

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif

Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dengan jumlah kuesioner

sebanyak 120 responden. Responden dalam penelitian ini adalah semua

pegawai yang ada di lingkungan PT. Kusuma Dipa Nugraha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(62)

50

1. Deskr ipsi r esponden berdasar kan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada

Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 120 responden 90

responden (75%) adalah laki-laki, 30 responden (25%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menurut J enis Kelamin

J enis Kelamin J umlah Persentase

Laki-Laki 90 75

Perempuan 30 25

Total 120 100

Sumber : Lampiran 1

Banyaknya responden laki-laki menunjukkan bahwa pekerjaan

tambang memang pekerjaan yang keras dan butuh stamina yang prima

yang rata-rata dimiliki oleh laki-laki.

2. Deskr ipsi Karakteristik Responden Berdasar kan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang

responden diperoleh gambaran responden berdasar usia adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasar Usia

(63)

51

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berusia antara 26

sampai 35 tahun yaitu sebanyak 47 orang atau sebesar 39,16 %, sisa

responden berusia dibawah 26 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar

6,67 % dan responden berusia antara 36 sampai 45 tahun sebanyak 38

orang atau sebesar 31,67 %. Serta responden yang berusia lebih dari

45 tahun sebanyak 27 orang responden atau 22,5 %.

Banyaknya responden yang berusia 26 sampai 35 tahun

menunjukkan bahwa pekerjaan tambang memang membutuhkan fisik

yang memadai. Usia tersebut adalah usia produktif yang bisa

memberikan hasil maksimal bagi perusahaan.

4.1. Model PLS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(64)

52

4.2.2. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau

variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier

multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang

dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan

menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji

terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak

Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan

menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel

yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel

berikut :

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivariate

Gambar

Tabel 1.2. Data Produksi Dalam Unit
Gambar 2.1.  Pengaruh Budaya Organisasi pada Kinerja karyawan.
adalah seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.2 Contoh Diagram Jalur untuk PLS
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari perhJtungan metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan, dilakukan rekonsiliasi indikasi nilai properti dengan melakukan pembobotan sehingga

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Metro yang selanjutnya disingkat dengan RPJMD Kota Metro adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Metro yang

Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk membuat sesuatu program aplikasi penjualan sepeda motor secara kredit pada Dealer Honda dengan menggunakan Microsoft Visual

Pada tulisan ini dibahas tentang pembuatan Aplikasi Latihan tentang psikotes yang dapat mengetahui IQ seseorang pada saat mengerjakan soal soal dalam aplikasi elearning. Aplikasi

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

Anggaran ( budget ) merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam rencana yang disusun oleh perusahaan dalam menentukan kegiatan operasional dimasa yang akan datang dengan