• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nurhadianto (1202234). Internalisasi Nilai – Nilai Pancasila Dalam Upaya Membentuk Pelajar Anti Narkoba : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Kalimantan Barat melalui Pelajar – Muhammadiyah Anti Narkoba (P-MAN). Penelitian ini dilatar belakangi oleh tingginya angka pengguna narkoba di lingkungan pelajar sehingga menimbulkan kekhawatiran akan rusaknya masa depan generasi emas bangsa Indonesia, selain itu diperlukan internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui program sekolah bebas narkoba yang dimplementasikan pada organsiasi P-MAN sehingga mampu mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba di lingkungan pelajar. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran faktual mengenai proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba melalui program sekolah bebas narkoba yang diinternalisasikan pada organisasi Pelajar Muhammadiyah Anti Narkoba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Hasil temuan dalam penelitian ini yaitu: fenomena nyata tentang tingginya pengguna narkoba di lingkungan pelajar, namun dengan adanya internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba melalui program sekolah bebas narkoba yang diimplementasikan melalui P-MAN maka akan mewujudkan pelajar yang Pancasilais dan religius serta bermoral tinggi. Langkah-langkah yang dilakukan P-MAN dalam menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba melalui kegiatan bela negara, sosialisasi dan pengkaderan, bakti sosial dan pengayaan keislaman, dan kampanye anti narkoba. P-MAN melakukan kegiatan tersebut secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga mampu membentuk kader pelajar yang militan dan mampu mencegah serta menanggulangi bahaya narkoba secara massif, terstruktur, dan terencana, sehingga bahaya narkoba di lingkungan pelajar dapat di berantas dan dihilangkan. Dengan begitu maka akan menciptakan generasi emas yang memiliki nilai-nilai kepedulian dan kebersamaan serta kekeluargaan dengan rasa kecintaan pada lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan rasa memiliki sehingga mewujudkan prilaku bersih dan sehat serta disiplin di segala sendi kehidupan. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada Pemerintah Daerah/Kota Pontianak, BNN dan dinas terkait dengan secara massif, terstruktur, dan terencana memberikan pelatihan, penyuluhan, sosialisasi dan menganggarkan secara khusus mengenai program internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba. Untuk Sekolah dan organisasi anti narkoba dapat terus menerus melakukan sosialisasi dan pengkaderan sehingga mampu membentengi pelajar dari bahaya narkoba.

(2)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACK

Nurhadianto (1202234). Internalisation the values of Pancasila In establishing the Anti Drugs student: A Case Study in High School of Muhammadiyah 1 Pontianak, West Borneo through the Anti-Drug Student of Muhammadiyah (P-MAN).

This research was motivated by the high number of drug users in the environment that have triggered concerns about the dangerous that surrounding the gold generation of Indonesia, moreover the internalisation the values of Pancasila is required through a drug-free school programs that are implemented in the organisation of P-MAN so that they able to prevent and cope with the drugs abuse in the student environment. This study aims to acquire factual overview of the process of internalizing the values of Pancasila in order to creat an anti-drug students through a drug-free school programs that are internalized in the Organization of P-MAN. This study used a qualitative approach to the case study method. Data and information collection techniques made through observation, interviews, literature studies and study documentation. The results of this study are: a real phenomenon of a high number of drug users in the students environment. Yet with the internalisation the values of Pancasila in order to create the anti-drugs student through drug-free school programs are implemented through P-MAN would create a student with a good morals, religious, and a real values of Pancasila. The steps that been taken by P-MAN in order to internalise the values of Pancasila in establish the anti-drug student are by defenceense of state activities, socialisation and regeneration , social services and the enrichment of Islam, and the anti-drug campaign. P-MAN conduct these activities continuously and sustainably so they can establish militant generation of students and able to prevent and cope with the dangers of drugs in massively, structured,and well-planned, so that the dangers of drugs in school environments can be eliminated and removed. By doing so it would create a golden generation who have concerns and values of togetherness and a sense of familiarity with the sense of love to the environment , school, community and a sense of belonging so that establish a clean and healthy behaviour and discipline in all aspects of life. This research recommendation is addressed to the Local Government / Pontianak, BNN and agencies associated with massively, structured, and planned to provide training, counselling, socialization and budgeting specifically about the internalization the values of Pancasila in order to create anti-drug students. For Schools and anti-drug organizations can continuously socializing and do the regeneration so that they can protect the students from the dangers of drug abuse.

(3)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

PERNYATAAN HAK CIPTA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

B. Indentifikasi dan Perumusan Masalah ... 14

C. Tujuan Penelitian ... 16

1. Tujuan Umum ... 16

2. Tujuan Khusus ... 16

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian ... 16

1. Manfaat Teori ... 16

2. Manfaat Praktis ... 17

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19

A. Hakekat Nilai ... 19

1. Pengertian Nilai ... 19

2. Jenis-Jenis Nilai ... 25

B. Pancasila ... 28

1. Pengertian Pancasila ... 28

a. Pengertian Pancasila secara Etimologis ... 28

b. Pengertian Pancasila secara Historis ... 29

c. Pengertian Pancasila secara Terminologis ... 30

2. Nilai-Nilai Pancasila ... 31

3. Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam lingkup Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakat ... 37

C. Narkoba ... 44

1. Pengertian Narkoba ... 44

2. Jenis-Jenis Narkoba ... 46

3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba ... 48

4. Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar ... 50

5. Sanksi Hukum Bagi Pengguna Narkoba ... 51

6. Pencegahan Terhadap Narkoba ... 52

(4)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Remaja ... 54

2. Karakterisitik Pertumbuhan dan perkembangann Remaja ... 55

a. Pertumbuhan Fisik ... 55

b. Perkembangan Seksual ... 55

c. Cara Berfikir Kausalitas ... 56

d. Emosi ... 58

e. Perkembangan Sosial ... 58

f. Perkembangan Moral ... 61

g. Perkembangan Kepribadian ... 63

E. Budaya Sekolah ... 63

1. Pengertian Budaya Sekolah ... 63

2. Karakteristik Budaya Sekolah ... 66

F. Penelitian Terdahulu ... 69

BAB III METODE PENELITIAN ... 71

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 71

1. Lokasi Penelitian ... 71

2. Subjek Penelitian ... 71

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 73

1. Pendekatan Penelitian ... 73

D. Instrumen Penelitian ... 77

E. Teknik Pengumpulan Data ... 78

2. Pengujian Transferability ... 87

3. Pengujian Depenability ... 88

4. Pengujian Konfirmability ... 88

H. Tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ... 89

1. Tahap Orientasi ... 89

(5)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahap Member Check ... 91

I. Kerangka Berfikir ... 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 93

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 93

1. Profil Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 93

2. Program Kerja Sekolah ... 99

a. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran ... 99

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 100

1. Program Intenaisasi nilai – nilai Pancasila di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba ... 101

2. Proses Internalisasi nilai – nilai Pancasila di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba. ... 115

3. Dampak Internalisasi nilai-nilai Pencasila di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak. ... 135

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 141

1. Program Intenaisasi nilai – nilai Pancasila di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba ... 141

2. Proses Internalisasi nilai – nilai Pancasila di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba. ... 155

3. Dampak Internalisasi nilai-nilai Pencasila di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak. ... 175

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 184

A. SIMPULAN ... 184

1. Simpulan Umum ... 184

2. Simpulan Khusus ... 185

B. REKOMENDASI ... 186

DAFTAR PUSTAKA ... 189 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(6)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Kejahatan Narkoba Kategori Pelajar/Mahasiswa di

Indonesia Tahun 2001-2012 ... 9

Tabel 1.2 Identifikasi Kejahatan Narkoba Kategori Jenjang Pendidikan di Indonesia Tahun 2007-2012 ... 10

Tabel 1.3 Penyalahgunaan Narkoba pada Rumah Tangga dan Rumah Kost ... 11

Tabel 1.4 Penyalahgunaan Narkoba Periode Tahun 2006, 2009, dan 2011 ... 13

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 95

Tabel 4.2 Triangulasi Data ... 153

Tabel 4.3 Triangulasi Data ... 172

(7)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(8)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

(9)

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan/Observasi Surat Keputusam Pembimbing Tesis

Surat Keterangan Penelitian dari SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Surat Rekomendasi dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PW. Muhammadiyah Kalimantan Barat

Lembar Observasi Aktivitas Kepala Sekolah Lembar Observasi Kegiatan Waka Kesiswaan Lembar Observasi Aktivitas Guru

Panduan Observasi Kegiatan P-MAN Hasil Observasi Aktivitas Kepala Sekolah Hasil Observasi Kegiatan Waka Kesiswaan Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil Observasi Kegiatan P-MAN Matriks Instrumen Penelitian

Pertanyaan Wawancara Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Pertanyaan Wawancara Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Pertanyaan Wawancara Guru PKn

Pertanyaan Wawancara P-MAN SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak Pertanyaan Wawancara BNNK Kota Pontianak

Display Wawancara Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Display Wawancara Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak Display Wawancara Guru PKn

Display Wawancara Ketua P-MAN

Display Wawancara Kasi Pencegahan BNN Kota Pontianak Display Wawancara Mantan Pembina P-MAN

(10)

[Type here]

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat yang beralamat di Jalan Parit Haji Husin II No 87 Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat Indonesia. Dijadikan fokus penelitian karena Sekolah tersebut sangat aktif dalam melakukan kampanye anti narkoba khususnya dilingkungan pelajar di kota pontianak melalui organisasi pelajar Muhammadiyah Anti Narkoba.

2. Subjek Penelitian

Berkenaan dengan penetapan subjek penelitian, maka ada beberapa kriteria yang digunakan yaitu latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process) (Miles dan Huberman, 2007:57).

Adapun Kriteria pertama yang dimaksud : adalah latar, yang merupakan situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak meliputi. Kriteria kedua: pelaku yang di maksud adalah Ketua umum, Ketua bidang Advokasi ,

Ketua bidang penelitian dan Kampanye organisasi P-MAN Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat dan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak serta Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Guru Pendidikan kewarganegaraan dan BNNK Pontianak yang menjadi fokus penelitian. Kriteria ketiga: adalah peristiwa yang dimaksud hal-hal yang berkaitan dengan

(11)

72

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Berdasarkan hakikat dalam penelitian kualitatif, maka subjek dalam penelitian ini ditentukan secara snow ball sampling, artinya, subjek penelitian relatif sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian; namun subjek penelitian dapat terus bertambah sesuai keperluannya. Dalam penelitian ini, teknik snow ball sampling dilakukan apabila dalam pengumpulan datanya tidak cukup hanya dari satu sumber, maka dikumpulkan juga data dari sumber-sumber lain yang berkompeten. Misalnya, jika pengumpulan data tidak cukup, hanya dari pengurus P-MAN, maka dikumpulkan juga dari pihak Badan Narkoika Nasional Kota Pontianak, siswa dan Guru SMA Muhammadiyah 1 , Kepala dan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak yang berkaitan dengan pencegahan Narkoba. Teknik-teknik penentuan jumlah subjek penelitian seperti ini di kenal dengan snowball sampling (Bogdan & Biklen, 1982; Miles & Huberman, 1994; dan Nasution, 1992: 11-33).

Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu: Ketua umum, Ketua bidang Advokasi , Ketua bidang penelitian dan Kampanye organisasi P-MAN Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat dan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak serta Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Guru Pendidikan kewarganegaraan dan BNNK Pontianak. Adapun subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1. : Proses Pengambilan Informasi

Model Snowballing

Sumber : Bogdan & Biklen, 1982; Miles & Huberman, 1994; dan Nasution, 1992: 11-33

Informan Tingkat III Informan Tingkat II

Informan Tingkat I

Informan Kunci

BNNK Kota Pontianak

Siswa Siswa Siswa

(12)

73

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini tentang Internalisasi Nilai-nilai pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan upaya kuantifikasi atau perhitungan-perhitungan statistik, melainkan lebih menekankan kepada kajian interpretatif.

Creswell (1998:15) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut: Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.

Pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi yang alamiah. Pendekatan penelitian kualitatif disebut juga pendekatan naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau alamiah, apa adanya, dan tidak dimanipulasi. (Cresswell,1998; Nasution, 1992:18).

Alasan peneliti memilih pendekatan ini, karena ingin menjabarkan dan menjelaskan serta mencari solusi dari masalah-masalah yang terjadi di lingkungan pelajar agar dapat terhindar dari bahaya Narkoba.

(13)

74

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku orang-orang yang diamati.

Karakteristik dasar yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif adalah k epedulian terhadap ”makna”. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli terhadap persamaan dari obyek penelitian melainkan sebaliknya mengungkap tentang pandangan tentang kehidupan dari orang-orang yang berbeda-beda. Hal ini didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang (manusia) berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrumen.

Dalam beberapa literatur menyebutkan ciri-ciri penelitian kualitatif/naturalistik, antara lain, sumber data adalah situasi wajar (natural setting), peneliti sebagai instrumen utama pengumpul data penelitian (key,

instrument), sangat deskriptif, mementingkan proses, mengutamakan data

langsung (first hand), triangulasi (data dari satu sumber harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data yang sama dari sumber lain), mementingkan perspektif emik (pandangan informan), audit-trail (apakah laporan penelitian sesuai data yang terkumpul), partisipasi tanpa mengganggu (passive participation), analisis dilakukan sejak awal dan selama melakukan penelitian dan desain penelitian muncul selama proses penelitian (emergent, evolving dan developing).

2. Metode Penelitian

Berangkat dari penjelasan yang telah dijabarkan di atas maka Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus atau penelitian kasus (case study) yang merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Creswell (2010:20)

mengemukakan bahwa “metode penelitian kualitatif juga meliputi sejumlah metode penelitian, antara lain penelitian etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomenologi dan naratif”.

(14)

75

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan infromasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Bergerak melalui penelitian studi kasus diharapkan peneliti dapat menyelidiki secara cermat suatu program berdasarkan prosedur pengumpulan data yang telah ditentukan.

Untuk memperkuat metode ini maka perlu dijelaskan mengani keuntungan metode kualitatif pada uumnya dan studi kasus khususnya mempunyai beberapa keuntungan. Lincon dan Guba (Deddy Mulyana, 2002:201) mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut :

a. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

b. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan informan.

d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trustworthiness)

e. Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian

atau transferabilitas.

f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Uraian di atas menyatakan bahwa metode studi kasus lebih menitik beratkan pada suatu kasus, adapun kasus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana Internalisasi nilai-nilai pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba. Kasus tersebut dibatasi dalam suatu ruang lingkup yaitu di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

(15)

76

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

yaitu Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan pendekatan antar personal di lingkungan fokus penelitian.

C.Penjelasan Istilah

Penjelasan Istilah merupakan pembatasan tentang hal-hal yang diamati sebagai konsep pokok dalam penelitian ini adalah : Internalisasi, Nilai – Nilai Pancasila, Narkoba, Pelajar dan community civics (Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan).

1. Internalisasi

Definisi mengenai internalisai akan dijabarkan dalam pembahasan ini. Budimansyah (2012 : 356) memaparkan bahwa internalisasi hakikatnya adalah sebuah proses menanamkan sesuatu keyakinan, sikap, dan nilai – nilai yang menjadi perilaku sosial. Selanjutnya Hornby dalam Budimansyah (2012:356) mengatakan Internalisasi merupakan “ to make attitudes, feeling, beliefs, ets

fully part of one’s persnalityby absording them trhough repeated experience of

or exposure to them “.

Jadi dapat dikatakan bahwa internalisas nilai adalah sebuah proses menanamkan nilai – nilai tertentu yang menjadi pendorong bagi seseorang untuk bertindak atas dasar pilihannya tersebut.

2. Nilai – nilai Pancasila

Budimansyah (2012;172) memaparkan ada tiga muatan pancasila ang bisa digali dan dijabarkan yakni Pancasila sebagai Dasar Negara, Pancasila sebagai ideologi nasional, dan Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa.

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa Pancasila merupakan memliki peranan yang saagat penting karena mendasari fungsi yang lai serta dapat menjadi sumber pengemanan jati diri bangsa.

3. Narkoba

(16)

77

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini.

4. Pelajar

Menurut Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan pelajar Muhammadiyah mengatakan bahwa pelajar adalah kelas sosial yang menuntut ilmu serta mempunyai kesadaran yang tinggi akan sikap sosial bermasyarakat yang memiiki hak dan kewajiban dibidang pendidikan

5. Budaya Sekolah

Nurkholis (2003:45) bahwa budaya sekolah sebagai pola, nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos, dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kategori dasar yang menjadi ciri-ciri budaya sekolah sebagai organisasi merupakan fondasi konseptual yang tidak tampak yang terdiri dari: nilai-nilai, falsafah, dan ideologi yanga berinteraksi dengan simbol-simbol dan ekspresi yang tampak.

D. Instrumen Penelitian

Sebagai mana telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen penelitiannya dilakukan oleh manusia. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2011:222) bahwa “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data”.

Bertolak dari pemaparan di atas menurut Creswell (1998: 261) bahwa

“peneliti berperan sebagai instrument kunci (researcher as key instrument) atau yang utama” para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian.

Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang akan

(17)

78

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Serta diperkuat oleh pendapat Creswell (2010 : 264) bahwa peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang dilokasi penelitian yaitu Organisasi Pelajar Muhammadiyah Anti Narkoba, Guru PKn, Siswa dan Wakil Kepala Bidang Kesiswan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak serta Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak. Dengan demikian peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses dalam Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2011:225) menyatakan bahwa:

Sumber data ada dua macam yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada obervasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi.

Selanjutnya menurut Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman (Sugiyono, 2011: 225) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are, participation in the setting,

direct observation, in-depth interviewing, document review”.

(18)

79

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

1. Observasi

Perjalanan kehidupan sehari-hari setiap orang tidak lepas dari melakukan obervasi. Adapun yang dimaksud observasi dalam penelitian kualitatif menurut Cresswell (2010: 267) menyatkan bahwa: “observasi yang dilakukan dalam penelitian kulitatif adalah observasi yang didalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian”. Observasi dalam penelitian ini dengan terjun langsung di lapangan dan mengamati bagaimana internalisasi nilai – nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang seutuh mungkin dengan memperhatikan tingkat peluang kapan dan di mana serta kepada siapa peneliti sebagai instrumen dapat menggali, mengkaji, memilih, mengorganisasikan, dan mendeskripsikan informasi selengkap mungkin.

Melanjutkan pendapat diatas menurut Sugiyono (2011:227) menyatakan dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Artinya sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan obervasi ini diharapkan data yang diperoleh akan lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Sedangkan Susan Stainback 1988 (dalam Sugiyono, 2011: 227)

menyatakan “in participant observation, the researcher what people do, listen to

what they say, and participates in their activities’. Dalam observasi partisipatif,

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartipasi dalam aktivitas mereka.

Berikut beberapa manfaat dilakukannya suatu observasi. Menurut Patton (Sugiyono, 2011:228), menyatakan bahwa manfaat observasi adalah:

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

(19)

80

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh respon dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Observasi yang dilakukan diharapkan oleh peneliti dapat memperoleh data yang valid, sehingga hasil yang diperoleh memang benar-benar sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sehingga dengan menggunakan alat pengumpul data berupa observasi peneliti dapat melihat fokus penelitin dengan lebih komprehensif dan holistik.

2. Wawancara

Berikutnya teknik yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang yang dilakukan secara langsung. Esterberg 2002 (Sugiyono, 2011:231) mendefinisikan interview sebagai:”a meeting of two person to exchange information and idea throung question and

responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a

particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.

Sedangkan Cresswel (2010: 267) menyatakan:

(20)

81

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Bertolak dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung antara dua orang untuk memperoleh informasi tertentu. Dengan wawancara mendalam diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden dengan susunan kata dan urutan yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.

Karakteristik Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Lincoln and Guba (Sugiyono, 2011: 235) menyatakan langkah-langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebagai berikut :

a . Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan,

b . Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

c . Mengawali dan membuka alur wawancara d . Melangsungkan alur wawancara

e . Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f . Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan,

g . Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Sedangkan sudut pandang Sugiyono (2011: 239) supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut:

a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan denga sumber data.

b. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tap recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.

c. Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data.

(21)

82

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

penelitian dan Kampanye organisasi P-MAN Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat dan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak serta Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Guru Pendidikan kewarganegaraan dan BNNK Pontianak.

Adapun wawancara yang di pilih adalah melakukan face to face interview (wawancara berhadap hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam facus group interview (interview dalam kelompok tertentu)yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan perkelompok. karena dengan menggunakan metode seperti itu lebih memudahkan peneliti dalam mengumpulkan informasi yang valid, sebab secara langsung menemui narasumber atau responden yang akan diwawancarai.

3. Studi Dokumentasi

Selanjutkan akan dijelaskan mengenai Studi dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat. Cresswell (2010; 269-270) menyatakan bahwa:

Pengumpulan data dalam kualitatif melalui dokumen dapat dilakukan melalui dokumen public (seperti Koran, majalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (buku harian, diary, surat, email) dan materi audio visual berupa foto, objek-objek, seni, video tape atau segala jenis suara atau bunyi.

Pandangan Sugiyono (2011: 240) menyatakan bahwa “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbenuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Pendapat Bogdan (Sugiyono, 2011: 240) tentang dokumen yaitu: “ puslish autobiographies provide a readiley available source of data for the discerning qualitative

research”. Maksudnya adalah hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila

(22)

83

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Terkait dengan penjelasan di atas maka peneliti memilih alat pengumpul data berupa studi dokumentasi untuk memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi yang bersifat tidak langsung apakah itu berupa foto, video, koran, majalah, laporan tahunan dan sebagainya, selama data tersebut mendukung kasus yang sedang di teliti.

4. Triangulasi

Sedangakn teknik yang juga memiliki peran besar dalam penelitian ini adalah Triangulasi. Menurut Sugiyono (2011:241) menyatakan bahwa “triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Pandangan Susan Stainback 1988 (Sugiyono, 2011: 241) menyatakan

bahwa: “the aim is not to determine the truth about some social phenomenon,

rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what

ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Sehingga melalui triangulasi dapat menjadikan penelitian benar-benar kridibel yaitu dengan menggunakan berbagi teknik pengumpulan data dan berbagai sumber.

5. Studi Literatur

(23)

84

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

penelitian ini adalah mempelajari sejumlah literatur yang berupa buku, jurnal, surat kabar dan sumber-sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi-informasi yang menunjang dan berhubungan dengan Internalisasi nilai-nilai pancasila, pelajar anti narkoba, lingkungan pendidikan dan organisasi yang bergerak dibidang anti narkoba.

F. Teknik Analisis Data

Langkah berikutnya yaitu analisis data. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan (Sugiyono, 2011: 245). Adapun teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu model Miles dan Huberman. Menurut Miles and Huberman (2007) mengemukakan bahwa

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data yaitu

(24)

85

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8 Bagan 3.1

Komponen-komponen Analisis Data (Miles & Huberman, 2007: 21-22)

1. Reduksi Data

Reduksi data digunakan untuk mendeskripsikan, mengkonstuksi, catatan lapangan. Mereduksi data bearti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pada pelaporan penelitian selesai. Reduksi data merupakan yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti. Reduksi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian. Dengan cara melakukan pengelompokkan tersebut maka peneliti untuk menampilkan konstruksi data yang diperoleh.

2. Display Data

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk menyimpulkan informasi secara konsisten. Penyajian data yang paling sering dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif tetapi ada juga yang disajikan dalam bentuk grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

Pengumpulan

data

Penyajian

data

Reduksi

data

Kesimpulan dan

(25)

86

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan akan dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara bertahap. Pertama, manarik kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Kedua, verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian, atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.

G. Keabsahan Temuan Data

Berikutnya pembahasan dilanjutkan dengan keabsahan temuan data. Dasar keabsahan adalah jawaban atas pertanyaan, bagaimana peneliti dapat meyakinkan audiens bahwa temuan peneliti memiliki nilai dan kegunaan: argument apa yang dikemukakan oleh peneliti, kriteria apa yang digunakan dalam penelitian, pertanyaan apa yang akan dijawab melalui penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2011:269) dalam penelitian kualitatif pengujian keabsahan data meliputi:

creadibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (obyektivitas)”. Keempat kriteria ini merupakan atribut-atribut yang membedakan penelitian kualitatif berturut-turut dengan validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan objektivitas dalam tradisi atau paradigma penelitian positivistik (Moleong,1996:176; Sudjana& Ibrahim, 1989; dan Nasution, 19). Selain itu, peneliti juga melakukan triangulasi dengan melakukan cross-check yang bertujuan untuk pemeriksaan keabsahaan data dalam penelitian ini, yaitu membandingkan data yang terkumpul dengan cara memeriksa kesesuaian hasil analisis dengan kelengkapan data.

(26)

87

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

triangulasi juga dilakukan untuk pengecekan kebenaran informasi atau data penelitian dari berbagai sumber dan/atau teknik pengumpulan data. Misalnya, informasi atau data yang diperoleh melalui teknik wawancara dicek kebenarannya melalui teknik dokumentasi.

1. Uji Kreadibilitas

Pandangan Sugiyono (2011: 270) menyatakan “dalam penelitian kualitatif untuk menguji kreadibilitas datau atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

a. Perpanjangan pengamatan bearti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

b. Meningkatkan ketekunan bearti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. c. Triangulasi bearti pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

d. Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda

dengan hasil penelitian hingga saat tertentu.

e. Menggunakan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh rekaman wawancara, foto-foto, dan camera, handycam.

f. Mengadakan membercheck adalah proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Pengujian Transferability

(27)

88

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Oleh karena itu maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3. Pengujian Depenability

Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara menggunakan catatan-catatan tentang seluruh proses dan hasil penelitian. Selain itu dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4. Pengujian Konfirmability

Selanjutnya pengujian konfirmability dalam penelitian kuantatif disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Dalam penetian kualitatif, uji konfirmability bearti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

Teknik utama menentukan penegasan atau konfirmabilitas adalah melalui audit trial (baik proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu triangulasi dan membuat jurnal reparatif sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi catatan-catatan dilapangan sehingga dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing agar diperoleh penafsiran yang akurat. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui tahapan persiapan yang meliputi :

a. Survey pendahuluan dan studi literatur

Sebelum menyusun rancangan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi literatur dan survey pendahuluan. Melalui studi literatur dalam dokumen tentang pembinaan, tanggung jawab, warga negara, masalah-masalah sosial, dan community civics dan peneliti juga mengkaji penelitian terdahulu guna

(28)

89

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8 b. Menyusun rancangan penelitian

Berdasarkan hasil survei pendahuluan, selanjutnya disusun rancangan penelitian untuk diajukan kepada tim peniliai dalam forum seminar pra-desain. permasalahan yang diajukan pada prinsipnya disetujui.

c. Mengurus perizinan

Prosedur yang ditempuh dalam hal ini memperoleh izin penelitian adalah sebagai berikut :

1) Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada ketua program studi Pendidikan Kewarganegaraan pascasarjana, selanjutnya diteruskan kepada asisten direktur I untuk mendapatkan surat rekomendasi dari kepala BAAK UPI yang secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan akademis.

2) Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, mengeluarkan surat rekomendasi izin penelitian.

Pada hakikatnya, teknik utama untuk menentukan derajat penegasan atau confirmability (obyektivitas) adalah dengan cara melakukan audit-trail, baik

terhadap proses maupun mendeteksi catatan-catatan lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali dengan mudah. Selain itu, peneliti juga melakukan triangulasi untuk memperoleh penafsiran yang akurat.

H. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member check.

1. Tahap Orientasi

(29)

90

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8

Pontianak dalam mengiinternalisasikan nilai-nilai pacasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba..

Pada tahap awal ini peneliti tidak langsung membicarakan mengenai masalah penelitian, tetapi lebih banyak menampung berbagai permasalahan atau informsi yang diungkapkan Ketua umum, Ketua bidang Advokasi , Ketua bidang penelitian dan Kampanye organisasi P-MAN Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat dan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak serta Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Guru Pendidikan kewarganegaraan dan BNNK Pontianak mengenai permasalahan narkoba yang terjadi dalam kurun waktu bebrapa tahun belakangan ini. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini akan menghasilkan suatu kondisi dimana pada akhirnya informan menganggap peneliti sebagai bagian dari lingkungan mereka. Dengan demikian, ketika peneliti memasuki tahap eksplorasi, tidak lagi terjadi kecangungan-kecangungan dikalangan para Ketua umum, Ketua bidang Advokasi , Ketua bidang penelitian dan Kampanye organisasi P-MAN Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat dan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak serta Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak, Guru Pendidikan kewarganegaraan dan BNNK Pontianak

2. Tahap Eksplorasi

(30)

91

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu 8 3. Tahap member-check

Tahap member-check merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan, karena yang dilaporkan oleh peneliti harus sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh informan. Dalam tahap member-check dilakukan pemantapan informasi atau data penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi atau studi lapangan, dengan demikian hasil penelitiannya dapat diharapkan memiliki tingkat kredibiritas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas yang tinggi.

Dalam kaitan itu, data yang diperoleh melalui penggunaan teknik wawancara dibuat dalam bentuk transkrip. Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan teknik studi dokumentasi, dan data yang diperoleh melalui teknik observasi dibuat dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian, peneliti menunjukkannya kepada informan penelitian. Peneliti meminta mereka membaca dan memeriksa kesesuaian informasinya dengan apa yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada informasi yang tidak sesuai, maka peneliti harus segera berusaha memodifikasinya, apakah dengan cara menambah, mengurangi, atau bahkan menghilangkannya.

(31)

184

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari hasil deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian bab sebelumnya.

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 melalui program sekolah bebas narkoba yang diimplementasikan pada organisasi Pelajar Muhammadiyah Anti Narkoba (P-MAN) dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakat.

P-MAN melaksanakan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakat melalui program sebagai berikut : (a) Program Bela Negara; (b) Program Sosialisasi dan Pengkaderan; (c) Program Bakti Sosial dan Pengayaan Keislaman; (d) Program Kampanye Anti Narkoba

Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba melalui program sekolah bebas narkoba yang dimplementasikan pada organsasi P-MAN dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakat yang dirasakan efektif untuk membangun integritas, soliditas, solidaritas, disiplin, religius, prestasi, akhlak mulia, dan rasa tanggung jawab serta menumbuhkan rasa kesadaran terhadap pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba di lingkungan pelajar Indonesia secara terus-menerus dengan pendekatan budaya sekolah dan tutor teman sebaya, setelah itu diberi pelatihan dan dilanjutkan praktek secara langsung tentang cara mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba bagi pelajar.

(32)

185

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

dan kebersamaan serta kekeluargaan dengan rasa kecintaan pada lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan rasa memiliki sehingga mewujudkan prilaku bersih dan sehat serta disiplin di segala sendi kehidupan.

2. Simpulan Khusus

Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa simpulan sebagai berikut :

a. Program Intenalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak dilakukan melalui program sekolah bebas narkoba yang diimplementasikan pada organsasi P-MAN dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakt. P-MAN menginternalisaikan nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba dalam kontek Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakt melalui program bela negara, sosialisasi dan pengkaderan, bakti sosial dan pengayaan keislaman, dan kampanye anti narkoba.

(33)

186

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

terbentuknya nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan pada jiwa pelajar, dan terbentuknya pelajar yang berakhlakul karimah dan giat dalam beragama serta terbentuknya integritas pelajar dalam menangkal pengaruh buruk dari luar seperti narkoba; (4) Program kampanye anti narkoba mampu mewujudkan pelajar yang aktif mengkampanyekan gerakan anti narkoba sehingga membentuk pelajar dan masyarakat yang memahami bahaya narkoba. Selain itu akan memunculkan solidaritas dan soliditas antar pelajar yang aktif mengkampanyekan bahaya narkoba dan terbentuknya pelajar atau masyarakat sehat dan sadar hukum.

c. Dampak internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakat di sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak yang terwujud yaitu sangat positif. Hal ini dibuktikan dengan tingginya kepedulian pelajar dan semakin tebalnya jiwa religius pelajar serta meningkatnya rasa kebangsaan, cinta tanah air dan nasionalisme yang tinggi. Dampak dari wujud jiwa tersebut mampu membentuk pelajar anti narkoba di sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak yang dibuktikan dengan plang bebas narkoba yang dikelurkan oleh BNN.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas penelitian ini merekomendasikan beberapa hal yang berkaitan dengan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba. Rekomendasi ini disampaikan kepada beberapa pihak. Pihak-pihak yang dimaksud diantaranya adalah :

1. Kepada Badan Narkotika Nasional Kota Pontianak diharapkan dapat :

a) Memberi penyuluhan tantang bahaya narkoba kepada organisasi pelajar anti narkoba, sekolah-sekolah dan masyarakt luas.

(34)

187

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

c) Secara terus menerus melakukan sosialisasi bahaya narkoba yang dinternalisasikan dalam bentuk nilai-nilai Pancasila dalam upaya mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba.

d) Menyiapkan anggaran khususu untuk pencegahan dan penanggulangan narkoba di lingkungan pelajar.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kota Pontianak diharapkan :

a) Dapat membuat kebijakan yang mewajibkan setiap sekolah memasukkan Pendidikan Anti narkoba yang terintegrasi dalam setaip mata pelajaran atau sebagai mata pelajaran muatan lokal.

b) Melakukan pelatihan dan peyuluhan kepada tenaga pendidik mengenai internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba.

3. Kepada Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menangah Atas Sekota Pontianak diharapkan

a) Mengadakan sosialisasi secara terus menerus tentang bahaya narkoba serta pencegahan dan penanggulangannya

b) Membentuk organisasi pelajar anti narkoba di setiap sekolah yang ada di Kota Pontianak.

4. Kepada organisasi pelajar dan organisasi anti narkoba yang peduli dengan bahaya narkoba bagi pelajar yang ada di Kota Pontianak diharapkan :

a) Melakukan kegiatan sosialisasi, pelatihan secara kontinyu dalam upaya mencegah dan menaggulangi bahaya narkoba.

b) Meningkatkan kualitas materi dan metode penyampaiannya, memperluas pelatihan sehingga menjangkau masyarakat yang lebih luas.

c) Melakukan pembinaan terhadap kader anti narkoba secara berkesinambungan.

d) Membuat program-program khusus dalam mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba di lingkungan pelajar di Kota Pontianak.

5. Para Guru Pendidikan Kewarganegaraan direkomendasikan untuk :

(35)

188

Nurhadianto, 2014

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi. | perpustakaan.upi.edu

b) Secara terus menerus melakukan pembinaan melalui domain PKn sebagai program kurikuler/program akademik maupun domain PKn sebagai program sosial kultural secara sinergis dan berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan pelajar yang Pancasilais sehingga mampu mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba di lingkungan pendidikan. 6. Kepada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan :

a) Secara terus menerus menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila yang diaplikasikan pada mata kuliah

b) Terus berpartisipasi aktif menelurkan lulusan yang Pancasilais.

c) Mewujudkan integritas yang tinggi pada peserta didik sehingga mampu mewujudkan lulusan yang mampu mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba.

7. Bagi masyarakat diharapkan untuk :

a) Berpatisipasi aktif secara terus menerus mendukung program sekolah, BNN, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kota Pontinak.

b) Mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi anti narkoba yang peduli bahaya narkoba bagi pelajar yang ada di Kota Pontianak. 8. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan ini

direkomendasikan :

a) Melakukan pengembangan model internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam upaya membentuk pelajar anti narkoba, karena kajian ini terbatas pada organisasi Pelajar Muhammadiyah Anti Narkoba di Sekolah Menengah Atas 1 Kota Pontianak.

Gambar

Gambar 3.1. : Proses Pengambilan Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan dari ekploitasi, meliputi: (1) perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi; (2) perlindungan dari keterlibatan dalam pekerjaan yang mengancam

Akibat dari pertambahan jumlah penduduk di Kota Malang maka PDAM Kota Malang sebagai Perusahaan Daerah yang bergerak dan berusaha memberikan pelayanan air bersih

Membuat tali dari serat daun nanas hutan, menjemur dan menyusun daun untuk dijadikan layang-layang, hingga memasuki sebuah gua yang menyimpan sejarah tentang layang-layang tertua

Sistem SFA pada perusahaan asuransi PT X merupakan sebuah sistem informasi berbentuk Sales Force System berupa media bagi para tenaga pemasaran PT X untuk dapat

Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa

Manfaat teoritis dalam penulisan skripsi ini adalah menambah wawasan keilmuan matematika dalam proses pengambilan keputusan terlebih dalam persoalan penugasan dengan

Faculty of Health Science, Muhammadiyah University of Magelang, Indonesia Email yang diverifikasi di 

Dengan demikian dapat diartikan bahwa implementasi pendidikan kewirausahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap character building mahasiswa pendidikan