BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat
masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai
daerahnya masing-masing. Ketika kebudayaan dituangkan ke dalam bentuk
sebuah karya oleh masyarakat terdahulu, maka karya tersebut dianggap sebagai
situs oleh masyarakat tertentu sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang kuat
untuk melestarikan situs tersebut. Seperti halnya kebudayaan Islam yang
diterapkan pada sebuah karya seni seperti motif hias khas islam yang dimana di
dalamnya tedapat hasil mengadopsi dari kebudayaan lain maupun original. Hasil
kombinasi dari dekosari flora, geometri dan kaligrafi yang menjadi corak Islam
menghasilkan terciptanya sebuah bentuk-bentuk karya seni yang pada akhirnya
dijadikan situs oleh masyarakat.
Islam dan kebudayaannya berkembang pesat di Indonesia, perkembangan
tersebut tidak lepas dari orang-orang terdahulu yang menyebarluaskan Islam dan
kebudayaan Islam di Indonesia. Seperti contohnya penyebaran Islam di Pulau
Jawa yang dilakukan oleh para Wali, yang terkenal dengan sebutan Wali Sanga
pada masa silam. Ada beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan jaman dulu yang
dulunya adalah kerajaan yang sudah memeluk Islam yang meninggalkan sebuah
bangunan yang kini bangunan-bangunan tersebut dijadikan bangun bersejarah atau situs. “Masjid, lebih dari sekedar tempat menunaikan ibadah shalat, bahkan dalam dinamika sejarah kaum Muslimin, merupakan salah satu pusat terpenting peradaban Islam.” Heuken, (2002, hlm. 11)
Di Indonesia, Islam dan kebudayaannya terdapat banyak persamaan dan
perbedaan dengan negara lain namun di Indonesia memiliki warna tersendiri pada
bentuk-bentuk hasil karya seni rupa Islamnya. Kebudayaan Islam memiliki ciri
khas tersendiri, dan hal tersebut dapat dilihat pada sebuah maha karya arsitektur
masjid kuno di Indonesia. Masjid adalah perpaduan dari fungsi bangunan sebagai
2
tempat beribadah. Oleh karena itu dalam mendirikan masjid tidak lepas dari
ketentuan hukum Islam, termasuk dalam penataan ruang, komplek beserta
elemen-elemen penghiasnya. “Dalam banyak kasus, penetapan waktu
pembangunan sebuah masjid tua dihubungkan dengan waktu-waktu lain, misalnya masa kekuasaan seorang raja tertentu.” Heuken, (2002, hlm. 15)
Menurut Sunarjo, (1983, hlm. 62), bahwa:
Perkembangan agama Islam di Indonesia terutama di pulau Jawa pada masa Walisanga melahirkan dua kerajaan Islam yaitu yang pertama adalah Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Sultan Patah (Raden Patah) dan yang satu lagi dipimpin oleh Susuhunan Jati (Sunan Gunung Jati), jadi keduanya adalah pemimpin Syiar Agama Islam yang merangkap menjadi Raja.
Melihat kutipan di atas sudah pasti dengan perkembangan Agama Islam di
pulau Jawa, di Demak dan Cirebon maka akan lahirlah bangunan atau tempat
untuk ibadah yaitu masjid. Keberadaan masjid sebagai tempat beribadah
merupakan sebuah keharusan dalam masyarakat beragama Islam. Salah satunya
adalah masjid Demak dan masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Cirebon
atau orang biasa menyebutnya dengan nama Masjid Agung Kasepuhan karena
letak masjid ada di kelurahan Kasepuhan. Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah
masjid agung di kota Cirebon. Masjid tua bersejarah yang dibangun oleh para
Wali di masa Sunan Gunung Jati memerintah sebagai sultan pertama di
Kesultanan Cirebon.
Menurut keterangan dari UPTD Pelayan Informasi Budaya dan Pariwisata.
(2014), menyebutkan “Lokasi masjid ini persis di depan komplek Keraton
Kasepuhan Cirebon, bersebelahan dengan Alun Alun Keraton Kasepuhan. Baik
Masjid maupun Alun Alun-nya masih merupakan wilayah territorial Keraton
Kasepuhan”. Cirebon: Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
Melihat komplek bangunan masjid Agung Sang Cipta Rasa yang masih
mempertahankan bentuk aslinya dan dijadikan sebagai situs cagar budaya yang
bersejarah, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang bentuk visual
masjid Agung Sang Cipta Rasa, simbol-simbol filsafat dan makna yang terkadung
di dalamnya. Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya satu-satunya masjid di
tersebut membuat masjid ini berbeda dengan masjid-masjid kuno lain di Cirebon.
Masjid ini pun tidak memiliki menara seperti masjid-masjid kuno lain yang ada di
Jawa. Sehubungan dengan itu penulis memilih karya tulis yang berjudul
“KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON” yang diharapkan bisa menjadi acuan
untuk keberlangsungan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, terutama
yang berkaitan dengan sejarah, seni dan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah bangunan masjid tertua di Cirebon
yang merupakan bangunan bersejarah yang memiliki bagian-bagian bangunan
serta simbol seni bangunan yang menarik perhatian penulis untuk menelitinya.
Adapun rumusan masalah yang difokuskan oleh penulis, yaitu:
1. Bagaimana bentuk dan bagian-bagian Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Keraton Kasepuhan Cirebon?
2. Apa makna (simbolik maupun estetik) masing-masing bagian Masjid Agung
Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan Cirebon?
3. Bagaimana bentuk ragam hias yang ada di Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Kasepuhan Cirebon?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis,
antara lain:
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk dan bagian-bagian Masjid
Agung Sang Cipta Rasa keraton Kasepuha Cirebon
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna (simbolik maupun estetik)
masing-masing bagian Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan
Cirebon.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan ragam hias yang ada di Masjid
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Penulis
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengalaman, wawasan, dan pengetahuan penulis sesuai dengan masalah yang
diteliti.
2. Bagi Jurusan
Sebagai tambahan referensi bahan ajar atau kepustakaan tentang Sejarah,
bagian-bagian dan makna simbol seni bangunan yang ada pada masjid Agung
Sang Cipta Rasa dan menjadi tambahan sumber teori dan meningkatkan khasanah
keilmuan terutama dalam mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bagi Daerah Setempat
Akan membantu pemerintah daerah setempat untuk menggali kembali data
sejarah perkembangan masjid serta potensi budaya yang ada untuk didata dan
ditata kembali lebih jauh dalam upaya pelestariannya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini terbagi kedalam lima BAB, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat uraian singkat tentang : latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan landasan-landasan teori yang digunakan sebagai acuan
dalam penelitian yang dianggap signifikan dengan permasalahan yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrumen penelitian
dan teknik penyajian data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasannya, melihat adanya
Peneliti menyajikan data serta pembahasan hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan. Pembahasan merupakan refleksi terhadap teori yang digunakan dan
dikembangkan peneliti atau peneliti sebelumnya.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab dari rumusan
masalah dan saran yang diperuntukkan kepada pihak-pihak yang terkait dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Untuk tercapainya sasaran yang diinginkan oleh penulis dalam penulisan
karya ilmiah ini tentu penulis memerlukan metode yang tepat. Jenis metode yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, metode
ini termasuk ke dalam metode kualitatif. Ada pendapat menurut Sugiyono (dalam Inasari, 2014, hlm. 63) “Metode penelitian kualitatif muncul karena adanya
perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala”.
Tujuan dilakukan penelitian dengan metode ini adalah mengungkap fakta,
keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan
menyugughan apa adanya. Metode deskriptif kualitatif menafsirkan dan
menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap dan
pandangan yang terjadi di masyarakat, pertentangan beberapa keadaan, hubungan
antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi dan
lain-lain. Masalah yang diteliti menggunakan metode ini adalah studi kualitatif, studi
komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional satu unsur bersama
unsur yang lainnya. Kegiatan penelitian dengan metode ini menggunakan
langkah-langkah atau sebuah teknik yaitu dengan pengumpulan data,
menganalisis data, menginterpretasi data dan dengan diakhiri oleh sebuah
kesimpulan yang pasti mengacu pada hasil penganalisisan data tersebut.
Tujuan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif searah dengan
rumusan masalah serta pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah penelitian.
Hal ini disebabkan tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk menjawab
pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan dalam rumasan masalah. Tujuan ini
juga menentukan penulis mengolah hasil penelitian dengan membuat analisin
menggunakan metode ini.
Penelitian adal sebuah langkah pendekatan ilmiah dalam menjawab suatu
permasalahan, hal tersebut adalah merupakan cara atau langkah manusia untuk
sama, yaitu penelitian adalah refleksi dari keingin tahuan manusia atas sesuatu
hal. Dalam prosesnya, harus di tata sesistematis mungkin melalui sederetan
peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti.
Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, bisa dengan cara angket, wawancara, pengamatan atau obsevasi, tes, dan dokumentasi”.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Cirebon, di Komplek Keraton Kasepuhan
Cirebon. Yaitu pada komplek Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang masih berada
dalam kawasan komplek Kraton Kasepuhan Cirebon yang berada di Jalan Masjid
Agung Barat No. 26, Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon.
Bangunan masjid ini didirikan pada tahun 1478 oleh para Walisongo atas prakarsa
[image:7.595.114.515.429.734.2]Sunan Gunung Jati.
Gambar 3.1 Peta Letak Kota Cirebon
69
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan beberapa bulan, tepatnya dari tanggal 20
Oktober 2014 sampai 2 April 2015.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Waktu Kegiatan
1. 20 Oktober 2014 Observasi awal mengenai Masjid Agung Sang Cipta
Rasa dari Internet.
2. 11 November 2014 Observasi survei tempat penelitian ke lokasi Kraton
Kasepuhan Cirebon, dimana disana terdapat Koplek
Masjid Agung Sang Cipta Rasa
3. 11 November 2014 Wawancara awal kepada pengurus Masjid Agung
Sang Cipta Rasa Untuk mengetahui langkah-langkah
dan prosedur melakukan penelitian di Masjid Agung
Sang Cipta Rasa
4. 22 November 2014 Perizinan dengan staf kepercayaan Sultan Kasepuhan
Cirebon yaitu Bapak Drs. E. Subandi.
5. 02 Desember 2014 Wawancara dengan pengurus Masjid Agung Sang
Cipta Rasa yaitu Bapak Azhari. Serta melakukan
dokumentasi di Komplek Masjid Agung Sang Cipta
Rasa.
6. 02 Desember 2014 Wawancara dengan pengurus Masjid Agung Sang
Cipta Rasa yaitu Bapak Azhari. Serta melakukan
dokumentasi di Komplek Masjid Agung Sang Cipta
Rasa.
7. 09 Februari 2015 Kembali melakukan wawancara kepada pengurus
Masjid Agung Sang Cipta Rasa untuk melengkapi
data-data yang diperlukan.
8. 09 Februari 2015 Melakukan Wawancara ke Pemerintah Kota Cirebon
ke Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan
9. 20 Februari 2015 Melakukan Wawancara ke Pemerintah Kota Cirebon
ke Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan
Pariwisata
C. PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini penulis tentunya membutuhkan banyak data untuk
tersusunnya sebuah hasil penelitian yang diharapkan, langkah awal adalah
menentukan data apa saja yang penulis perlukan untuk penelitian ini. Berikut ini
akan penulis jelaskan secara rinci langkah-langkah dalam pengumpulan data.
1. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan untuk sebuah penelitian sangat penting dan harus
ditentukan dari awal sebelum penelitian dilakukan ke lapangan, mulai dari
menyusun data-data yang berkaitan dengan apa yang akan diteliti seperti. Pada
pelaksanaanya, penelitian ini mencakup secara singkat sejarah Kota Cirebon,
Kerajaan-kerajaan Cirebon, dan sejarah singkat tentang masjid Agung Sang Cipta
Rasa. Selain daari itu data-data yang diperlukan seperti data tentang bentuk visual
bangunan komplek masjid, gaya masjid, arsitektur bangunan masjid serta
penerapan motif yang ada pada masjid serta menganalisis makna yang terkandung
dalam motif-motif/simbol yang terdapat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
2. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) menyatakan pengertian Instrumen penelitian “adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah”.
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, instumennya adalah pedoman
penelitian deskriptif kualitatif itu sendiri. Seperti yang penulis lakukan
diantaranya untuk memperoleh data penulis menggunakan metode wawancara
dengan menggunakan alat bantu seperti poin-poin pertanyaan yang akan
ditanyakan sebagai catatan penulis, serta alat tulis untuk menulis jawaban yang
71
wawancara penulis, adapun instrumen pengumpulan data lainnya seperti
dokumentasi menggunakan kamera.
Menurut Arikunto (2010, hlm.192)
Hal yang sering salah diperbuat oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi atau tesis adalah menyebutkan “metode pengumpulan data adalah pedoman wawancara”. Jelas ini salah. Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode.
3. Teknis Pengumpulan Data
Teknis pengumpulan data adalah salah satu proses yang sangat penting
dalam penelitian, baik data yang langsung diproleh dari lapangan atau data yang
diperoleh dari sumber-sumber tulisan. Tanpa data maka tidak mungkin dapat
berjalan sebuah penelitian.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dapat
dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Sesuai dengan metode yang
digunakan dalam kegiatan penelitian, maka ada beberapa teknik pengumpulan
data yang dilakukan penulis, seperti metode observasi, wawancara, studi
kepustakaan, dan dokumentasi.
Menurut Kerlinger (dalam Arikunto, 2010, hlm. 265) mengatakan bahwa “mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya”.
a. Observasi
Menurut Arikunto (2010, hlm. 265), bahwa metode “observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar”.
Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini yang paling utama adalah
untuk memperoleh data dan informasi mengenai objek yang diteliti yaitu Masjid
Agung Sang Cipta Rasa, diantaranya adalah tentang latar belakang sejarah,
komplek bangunan, bentuk, gaya, dan ragam hias yang ada pada masjid tersebut.
Dalam pengamatan ini penulis langsung terjun ke lapangan untuk
sudah dipercaya sebagai pengelola objek yang diteliti. Selain itu penulis juga
melakukan pengamatan dengan memahami data-data yang sudah ada sebelumnya
yaitu sebuah pencarian data atau pengamatan data secara tertulis atau dengan kata
lain melakukan observasi kepustakaan.
Adapun langkah-langkah observasi yang dilakukan penulis sebelum terjun
ke lapangan, yaitu mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran observasi
seperti peninjauan awal tempat dimana objek yang akan diteliti berada. Kemudian
memahai langkah-langkah observasi yang terstruktur.
b. Wawancara
Menurut Arikunto (2010, hlm. 198) mengatakan bahwa “wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara (narasumber)”.
Untuk mendapatkan atau mengumpulkan data tentang objek yang diteliti,
penulis sebuah wawancara dengan sumber-sumber yang terpercaya secara
langsung. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada beberapa
staf Kraton Kasepuhan seperti, staf kepengurusan Kraton Kasepuhan, staf
kepengurusan Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan wawancara kepada masyarakat
sekitar Masjid Agung Kasepuhan. Tujuan penulis adalah mendapatkan data-data
yang akurat dan benar-benar dapat dipastikan kebenarannya maka teknik
wawancarapun tidak hanya menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur, dengan kemjuan teknilogi yang ada masa kini wawancara dapat saja
dilakukan melalui media sosial, email, bahkan melalui alat komunikasi seperti
telepon.
Menurut pengalaman penulis, wawancara bukanlah pekerjaan yang mudah.
Dalam hal ini dalam sebuah lingkaran melaksanakan wawancara antara
pewawancara dan narasumber bahkan orang-orang yang hadir saat kegiatan
wawancara berlangsung, penulis harus menciptakan suasana yang sangat nyaman,
santai namun tetap dengan serius.
c. Studi Dokumentasi
Penggunaan teknik atau metode studi dokumentasi adalah untuk
73
tertulis, gambar, atau komponen-komponen tertentu. Metode observasi dan
wawancara akan sangat baik jika metode-metode tersebut didukung dengan
metode dokumentasi.
Dokumen atau kumpulan arsif tentang objek yang diteliti oleh penulis yang
digunakan benar-benar harus dipilih dan harus sumber yang teruji pengkajiannya
dan sudah dapat dipetanggungjawabkan, maka dari itu penulis lebih menitik
beratkan pengumpulan data dengan metode studi dokumentasi ini kepada
buku-buku yang berkaitan dengan objek yang diteliti, namun ada jiga beberapa data
yang diproleh dari internet, elektronik book, dan karya ilmiah lainnya yang telah
dikaji dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Studi Kepustakaan
Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data melalui sumber literatur
yang ada kaitannya dengan unsur-unsur objek yang diteliti, diantaranya:
buku-buku, jurnal, tulisan imiah dan informasi-informasi lainnya yang relevan dengan
objek penelitian yang sedang diteliti.
D. ANALISIS DATA
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 89) “Analisis data adalah proses macari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan secara hipotesis.”
Setelah data sudah terkumpul maka selanjutnya diolah dan dianalisis
sehingga pada akhirnya tersusun dengan baik dan melahirkan sebuah hasil analisis
yang nantinya menjadi sebuah kesimpulan dari hasil penelitian. Kegiatan
menganalisa atau analisis dapat dilakukan sebelum dan sesudah terjun di
lapangan. Merangkun dan memilah unsur-unsur pokok dan yang penting adalah
salah satu tindakan analisis yang dilakukan penulis.
Berikut ini ada beberapa uraian singkat mengenai analisis data menurut
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum dan memilah hal-hal yang pokok dan
penting, memfokuskan serta mencari tema dan membuat pola. Dalam mereduksi
data, peneliti dibantu dengan netbook, agar data yang telah ada dapat disimpan
dan diolah untuk menggabungkan data dengan data yang akan didapatkan
selanjutnya.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, menyajikan data dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan kategori dengan dibuat teks berupa narasi.
3. Verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan penemuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan dalam bentuk kalimat deskriptif atau
sebuah gambaran sebuah objek yang sebelumnya masih belum jelas. Dapat berarti