• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat

masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai

daerahnya masing-masing. Ketika kebudayaan dituangkan ke dalam bentuk

sebuah karya oleh masyarakat terdahulu, maka karya tersebut dianggap sebagai

situs oleh masyarakat tertentu sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang kuat

untuk melestarikan situs tersebut. Seperti halnya kebudayaan Islam yang

diterapkan pada sebuah karya seni seperti motif hias khas islam yang dimana di

dalamnya tedapat hasil mengadopsi dari kebudayaan lain maupun original. Hasil

kombinasi dari dekosari flora, geometri dan kaligrafi yang menjadi corak Islam

menghasilkan terciptanya sebuah bentuk-bentuk karya seni yang pada akhirnya

dijadikan situs oleh masyarakat.

Islam dan kebudayaannya berkembang pesat di Indonesia, perkembangan

tersebut tidak lepas dari orang-orang terdahulu yang menyebarluaskan Islam dan

kebudayaan Islam di Indonesia. Seperti contohnya penyebaran Islam di Pulau

Jawa yang dilakukan oleh para Wali, yang terkenal dengan sebutan Wali Sanga

pada masa silam. Ada beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan jaman dulu yang

dulunya adalah kerajaan yang sudah memeluk Islam yang meninggalkan sebuah

bangunan yang kini bangunan-bangunan tersebut dijadikan bangun bersejarah atau situs. “Masjid, lebih dari sekedar tempat menunaikan ibadah shalat, bahkan dalam dinamika sejarah kaum Muslimin, merupakan salah satu pusat terpenting peradaban Islam.” Heuken, (2002, hlm. 11)

Di Indonesia, Islam dan kebudayaannya terdapat banyak persamaan dan

perbedaan dengan negara lain namun di Indonesia memiliki warna tersendiri pada

bentuk-bentuk hasil karya seni rupa Islamnya. Kebudayaan Islam memiliki ciri

khas tersendiri, dan hal tersebut dapat dilihat pada sebuah maha karya arsitektur

masjid kuno di Indonesia. Masjid adalah perpaduan dari fungsi bangunan sebagai

(2)

2

tempat beribadah. Oleh karena itu dalam mendirikan masjid tidak lepas dari

ketentuan hukum Islam, termasuk dalam penataan ruang, komplek beserta

elemen-elemen penghiasnya. “Dalam banyak kasus, penetapan waktu

pembangunan sebuah masjid tua dihubungkan dengan waktu-waktu lain, misalnya masa kekuasaan seorang raja tertentu.” Heuken, (2002, hlm. 15)

Menurut Sunarjo, (1983, hlm. 62), bahwa:

Perkembangan agama Islam di Indonesia terutama di pulau Jawa pada masa Walisanga melahirkan dua kerajaan Islam yaitu yang pertama adalah Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Sultan Patah (Raden Patah) dan yang satu lagi dipimpin oleh Susuhunan Jati (Sunan Gunung Jati), jadi keduanya adalah pemimpin Syiar Agama Islam yang merangkap menjadi Raja.

Melihat kutipan di atas sudah pasti dengan perkembangan Agama Islam di

pulau Jawa, di Demak dan Cirebon maka akan lahirlah bangunan atau tempat

untuk ibadah yaitu masjid. Keberadaan masjid sebagai tempat beribadah

merupakan sebuah keharusan dalam masyarakat beragama Islam. Salah satunya

adalah masjid Demak dan masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Cirebon

atau orang biasa menyebutnya dengan nama Masjid Agung Kasepuhan karena

letak masjid ada di kelurahan Kasepuhan. Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah

masjid agung di kota Cirebon. Masjid tua bersejarah yang dibangun oleh para

Wali di masa Sunan Gunung Jati memerintah sebagai sultan pertama di

Kesultanan Cirebon.

Menurut keterangan dari UPTD Pelayan Informasi Budaya dan Pariwisata.

(2014), menyebutkan “Lokasi masjid ini persis di depan komplek Keraton

Kasepuhan Cirebon, bersebelahan dengan Alun Alun Keraton Kasepuhan. Baik

Masjid maupun Alun Alun-nya masih merupakan wilayah territorial Keraton

Kasepuhan”. Cirebon: Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata

Melihat komplek bangunan masjid Agung Sang Cipta Rasa yang masih

mempertahankan bentuk aslinya dan dijadikan sebagai situs cagar budaya yang

bersejarah, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang bentuk visual

masjid Agung Sang Cipta Rasa, simbol-simbol filsafat dan makna yang terkadung

di dalamnya. Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya satu-satunya masjid di

(3)

tersebut membuat masjid ini berbeda dengan masjid-masjid kuno lain di Cirebon.

Masjid ini pun tidak memiliki menara seperti masjid-masjid kuno lain yang ada di

Jawa. Sehubungan dengan itu penulis memilih karya tulis yang berjudul

“KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON” yang diharapkan bisa menjadi acuan

untuk keberlangsungan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, terutama

yang berkaitan dengan sejarah, seni dan kebudayaan.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah bangunan masjid tertua di Cirebon

yang merupakan bangunan bersejarah yang memiliki bagian-bagian bangunan

serta simbol seni bangunan yang menarik perhatian penulis untuk menelitinya.

Adapun rumusan masalah yang difokuskan oleh penulis, yaitu:

1. Bagaimana bentuk dan bagian-bagian Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Keraton Kasepuhan Cirebon?

2. Apa makna (simbolik maupun estetik) masing-masing bagian Masjid Agung

Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan Cirebon?

3. Bagaimana bentuk ragam hias yang ada di Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Kasepuhan Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis,

antara lain:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk dan bagian-bagian Masjid

Agung Sang Cipta Rasa keraton Kasepuha Cirebon

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna (simbolik maupun estetik)

masing-masing bagian Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan

Cirebon.

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan ragam hias yang ada di Masjid

(4)

4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Penulis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pengalaman, wawasan, dan pengetahuan penulis sesuai dengan masalah yang

diteliti.

2. Bagi Jurusan

Sebagai tambahan referensi bahan ajar atau kepustakaan tentang Sejarah,

bagian-bagian dan makna simbol seni bangunan yang ada pada masjid Agung

Sang Cipta Rasa dan menjadi tambahan sumber teori dan meningkatkan khasanah

keilmuan terutama dalam mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Bagi Daerah Setempat

Akan membantu pemerintah daerah setempat untuk menggali kembali data

sejarah perkembangan masjid serta potensi budaya yang ada untuk didata dan

ditata kembali lebih jauh dalam upaya pelestariannya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini terbagi kedalam lima BAB, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat uraian singkat tentang : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan landasan-landasan teori yang digunakan sebagai acuan

dalam penelitian yang dianggap signifikan dengan permasalahan yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrumen penelitian

dan teknik penyajian data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasannya, melihat adanya

(5)

Peneliti menyajikan data serta pembahasan hasil penelitian yang diperoleh dari

lapangan. Pembahasan merupakan refleksi terhadap teori yang digunakan dan

dikembangkan peneliti atau peneliti sebelumnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab dari rumusan

masalah dan saran yang diperuntukkan kepada pihak-pihak yang terkait dengan

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Untuk tercapainya sasaran yang diinginkan oleh penulis dalam penulisan

karya ilmiah ini tentu penulis memerlukan metode yang tepat. Jenis metode yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, metode

ini termasuk ke dalam metode kualitatif. Ada pendapat menurut Sugiyono (dalam Inasari, 2014, hlm. 63) “Metode penelitian kualitatif muncul karena adanya

perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala”.

Tujuan dilakukan penelitian dengan metode ini adalah mengungkap fakta,

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan

menyugughan apa adanya. Metode deskriptif kualitatif menafsirkan dan

menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap dan

pandangan yang terjadi di masyarakat, pertentangan beberapa keadaan, hubungan

antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi dan

lain-lain. Masalah yang diteliti menggunakan metode ini adalah studi kualitatif, studi

komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional satu unsur bersama

unsur yang lainnya. Kegiatan penelitian dengan metode ini menggunakan

langkah-langkah atau sebuah teknik yaitu dengan pengumpulan data,

menganalisis data, menginterpretasi data dan dengan diakhiri oleh sebuah

kesimpulan yang pasti mengacu pada hasil penganalisisan data tersebut.

Tujuan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif searah dengan

rumusan masalah serta pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah penelitian.

Hal ini disebabkan tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk menjawab

pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan dalam rumasan masalah. Tujuan ini

juga menentukan penulis mengolah hasil penelitian dengan membuat analisin

menggunakan metode ini.

Penelitian adal sebuah langkah pendekatan ilmiah dalam menjawab suatu

permasalahan, hal tersebut adalah merupakan cara atau langkah manusia untuk

(7)

sama, yaitu penelitian adalah refleksi dari keingin tahuan manusia atas sesuatu

hal. Dalam prosesnya, harus di tata sesistematis mungkin melalui sederetan

peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, bisa dengan cara angket, wawancara, pengamatan atau obsevasi, tes, dan dokumentasi”.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Cirebon, di Komplek Keraton Kasepuhan

Cirebon. Yaitu pada komplek Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang masih berada

dalam kawasan komplek Kraton Kasepuhan Cirebon yang berada di Jalan Masjid

Agung Barat No. 26, Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon.

Bangunan masjid ini didirikan pada tahun 1478 oleh para Walisongo atas prakarsa

[image:7.595.114.515.429.734.2]

Sunan Gunung Jati.

Gambar 3.1 Peta Letak Kota Cirebon

(8)

69

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan beberapa bulan, tepatnya dari tanggal 20

Oktober 2014 sampai 2 April 2015.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Waktu Kegiatan

1. 20 Oktober 2014 Observasi awal mengenai Masjid Agung Sang Cipta

Rasa dari Internet.

2. 11 November 2014 Observasi survei tempat penelitian ke lokasi Kraton

Kasepuhan Cirebon, dimana disana terdapat Koplek

Masjid Agung Sang Cipta Rasa

3. 11 November 2014 Wawancara awal kepada pengurus Masjid Agung

Sang Cipta Rasa Untuk mengetahui langkah-langkah

dan prosedur melakukan penelitian di Masjid Agung

Sang Cipta Rasa

4. 22 November 2014 Perizinan dengan staf kepercayaan Sultan Kasepuhan

Cirebon yaitu Bapak Drs. E. Subandi.

5. 02 Desember 2014 Wawancara dengan pengurus Masjid Agung Sang

Cipta Rasa yaitu Bapak Azhari. Serta melakukan

dokumentasi di Komplek Masjid Agung Sang Cipta

Rasa.

6. 02 Desember 2014 Wawancara dengan pengurus Masjid Agung Sang

Cipta Rasa yaitu Bapak Azhari. Serta melakukan

dokumentasi di Komplek Masjid Agung Sang Cipta

Rasa.

7. 09 Februari 2015 Kembali melakukan wawancara kepada pengurus

Masjid Agung Sang Cipta Rasa untuk melengkapi

data-data yang diperlukan.

8. 09 Februari 2015 Melakukan Wawancara ke Pemerintah Kota Cirebon

ke Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan

(9)

9. 20 Februari 2015 Melakukan Wawancara ke Pemerintah Kota Cirebon

ke Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan

Pariwisata

C. PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini penulis tentunya membutuhkan banyak data untuk

tersusunnya sebuah hasil penelitian yang diharapkan, langkah awal adalah

menentukan data apa saja yang penulis perlukan untuk penelitian ini. Berikut ini

akan penulis jelaskan secara rinci langkah-langkah dalam pengumpulan data.

1. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan untuk sebuah penelitian sangat penting dan harus

ditentukan dari awal sebelum penelitian dilakukan ke lapangan, mulai dari

menyusun data-data yang berkaitan dengan apa yang akan diteliti seperti. Pada

pelaksanaanya, penelitian ini mencakup secara singkat sejarah Kota Cirebon,

Kerajaan-kerajaan Cirebon, dan sejarah singkat tentang masjid Agung Sang Cipta

Rasa. Selain daari itu data-data yang diperlukan seperti data tentang bentuk visual

bangunan komplek masjid, gaya masjid, arsitektur bangunan masjid serta

penerapan motif yang ada pada masjid serta menganalisis makna yang terkandung

dalam motif-motif/simbol yang terdapat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

2. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) menyatakan pengertian Instrumen penelitian “adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah”.

Dalam penelitian deskriptif kualitatif, instumennya adalah pedoman

penelitian deskriptif kualitatif itu sendiri. Seperti yang penulis lakukan

diantaranya untuk memperoleh data penulis menggunakan metode wawancara

dengan menggunakan alat bantu seperti poin-poin pertanyaan yang akan

ditanyakan sebagai catatan penulis, serta alat tulis untuk menulis jawaban yang

(10)

71

wawancara penulis, adapun instrumen pengumpulan data lainnya seperti

dokumentasi menggunakan kamera.

Menurut Arikunto (2010, hlm.192)

Hal yang sering salah diperbuat oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi atau tesis adalah menyebutkan “metode pengumpulan data adalah pedoman wawancara”. Jelas ini salah. Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode.

3. Teknis Pengumpulan Data

Teknis pengumpulan data adalah salah satu proses yang sangat penting

dalam penelitian, baik data yang langsung diproleh dari lapangan atau data yang

diperoleh dari sumber-sumber tulisan. Tanpa data maka tidak mungkin dapat

berjalan sebuah penelitian.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dapat

dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Sesuai dengan metode yang

digunakan dalam kegiatan penelitian, maka ada beberapa teknik pengumpulan

data yang dilakukan penulis, seperti metode observasi, wawancara, studi

kepustakaan, dan dokumentasi.

Menurut Kerlinger (dalam Arikunto, 2010, hlm. 265) mengatakan bahwa “mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya”.

a. Observasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 265), bahwa metode “observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar”.

Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini yang paling utama adalah

untuk memperoleh data dan informasi mengenai objek yang diteliti yaitu Masjid

Agung Sang Cipta Rasa, diantaranya adalah tentang latar belakang sejarah,

komplek bangunan, bentuk, gaya, dan ragam hias yang ada pada masjid tersebut.

Dalam pengamatan ini penulis langsung terjun ke lapangan untuk

(11)

sudah dipercaya sebagai pengelola objek yang diteliti. Selain itu penulis juga

melakukan pengamatan dengan memahami data-data yang sudah ada sebelumnya

yaitu sebuah pencarian data atau pengamatan data secara tertulis atau dengan kata

lain melakukan observasi kepustakaan.

Adapun langkah-langkah observasi yang dilakukan penulis sebelum terjun

ke lapangan, yaitu mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran observasi

seperti peninjauan awal tempat dimana objek yang akan diteliti berada. Kemudian

memahai langkah-langkah observasi yang terstruktur.

b. Wawancara

Menurut Arikunto (2010, hlm. 198) mengatakan bahwa “wawancara adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara (narasumber)”.

Untuk mendapatkan atau mengumpulkan data tentang objek yang diteliti,

penulis sebuah wawancara dengan sumber-sumber yang terpercaya secara

langsung. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada beberapa

staf Kraton Kasepuhan seperti, staf kepengurusan Kraton Kasepuhan, staf

kepengurusan Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan wawancara kepada masyarakat

sekitar Masjid Agung Kasepuhan. Tujuan penulis adalah mendapatkan data-data

yang akurat dan benar-benar dapat dipastikan kebenarannya maka teknik

wawancarapun tidak hanya menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur, dengan kemjuan teknilogi yang ada masa kini wawancara dapat saja

dilakukan melalui media sosial, email, bahkan melalui alat komunikasi seperti

telepon.

Menurut pengalaman penulis, wawancara bukanlah pekerjaan yang mudah.

Dalam hal ini dalam sebuah lingkaran melaksanakan wawancara antara

pewawancara dan narasumber bahkan orang-orang yang hadir saat kegiatan

wawancara berlangsung, penulis harus menciptakan suasana yang sangat nyaman,

santai namun tetap dengan serius.

c. Studi Dokumentasi

Penggunaan teknik atau metode studi dokumentasi adalah untuk

(12)

73

tertulis, gambar, atau komponen-komponen tertentu. Metode observasi dan

wawancara akan sangat baik jika metode-metode tersebut didukung dengan

metode dokumentasi.

Dokumen atau kumpulan arsif tentang objek yang diteliti oleh penulis yang

digunakan benar-benar harus dipilih dan harus sumber yang teruji pengkajiannya

dan sudah dapat dipetanggungjawabkan, maka dari itu penulis lebih menitik

beratkan pengumpulan data dengan metode studi dokumentasi ini kepada

buku-buku yang berkaitan dengan objek yang diteliti, namun ada jiga beberapa data

yang diproleh dari internet, elektronik book, dan karya ilmiah lainnya yang telah

dikaji dan dapat dipertanggungjawabkan.

d. Studi Kepustakaan

Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data melalui sumber literatur

yang ada kaitannya dengan unsur-unsur objek yang diteliti, diantaranya:

buku-buku, jurnal, tulisan imiah dan informasi-informasi lainnya yang relevan dengan

objek penelitian yang sedang diteliti.

D. ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 89) “Analisis data adalah proses macari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan secara hipotesis.”

Setelah data sudah terkumpul maka selanjutnya diolah dan dianalisis

sehingga pada akhirnya tersusun dengan baik dan melahirkan sebuah hasil analisis

yang nantinya menjadi sebuah kesimpulan dari hasil penelitian. Kegiatan

menganalisa atau analisis dapat dilakukan sebelum dan sesudah terjun di

lapangan. Merangkun dan memilah unsur-unsur pokok dan yang penting adalah

salah satu tindakan analisis yang dilakukan penulis.

Berikut ini ada beberapa uraian singkat mengenai analisis data menurut

(13)

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum dan memilah hal-hal yang pokok dan

penting, memfokuskan serta mencari tema dan membuat pola. Dalam mereduksi

data, peneliti dibantu dengan netbook, agar data yang telah ada dapat disimpan

dan diolah untuk menggabungkan data dengan data yang akan didapatkan

selanjutnya.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, menyajikan data dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan kategori dengan dibuat teks berupa narasi.

3. Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan penemuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan dalam bentuk kalimat deskriptif atau

sebuah gambaran sebuah objek yang sebelumnya masih belum jelas. Dapat berarti

Gambar

Gambar 3.1 Peta Letak Kota Cirebon

Referensi

Dokumen terkait

tersebut adalah metode yang tepat yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan.. berbagai kegiatan untuk mengumpulkan data

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode action research

SM-UPI. 203) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitinya.” S edangkan menurut Sugiyono (2013,

tujuan penelitian yang telah dirumuskan dapat tercapai. 46), “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam.. mengumpulkan data penelitiannya,

pendapat Suharsimi Arikunto, metode pengumpulan data adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.”

branding kota Cirebon. Untuk dapat “dijual”, bangunan wisata tersebut harus dalam kondisi yang layak dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Penelitian ini

Menurut Arikunto (2009:160) metode penelitian adalah metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya sedangkan menurut Sugiyono

METODE PENELITIAN Arikunto, Suharsimi 2013 menyatakan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode penelitian yang