• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut A. Tujuan Praktik Pengelasan Lanjut

Mahasiswa mampu melaksanakan pengelasan dengan las SMAW, berbagai posisi pengelasan.

B. Deskripsi Praktik Pengelasan Lanjut

- Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G - Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

- Membuat sambungan kampuh V dan pengisiannya posisi 3G dan 4G - Membuat sambungan fillet posisi 3F

- Membuat sambungan fillet posisi 4F

C. Teknik pengelasan SMAW

1. Persiapan Peralatan dan Alat Pelindung Diri

a. Alat Pelindung Diri

Gambar di bawah ini merupakan perlengkapan pelindung diri untuk melindungi tubuh pekerja selama melakukan pekerjaan mengelas maupun pada saat berada di lingkungan pengelasan.

(2)

Gambar 01. Perlengkapan pelindung Diri b. Pemeriksaan peralatan

Selalu periksa terlebih dahulu peralatan-peralatan kerja yang akan digunakan seperti :

(1) Palu (2) Pahat datar (3) Palu pembersih (4) Sikat baja

(5) Tang penjepit plat pelat

(3)

Gambar 02. Peralatan kerja 2. Pengelasan Posisi vertical (3G)

Pada saat kita melakukan pengelasan posisi vertikal, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi vertikal.

Lakukan pengelasan secara vertikal dengan cara menggiring kawah lasan ke atas, dapat pula dilakukan pengelasan ke arah bawah. Arah pengelasan ke atas lebih mudah dilakukan.

a. Pengelasan posisi vertical – rigi-rigi

(1) Kemiringan elektroda terhadap arah pengelasan harus 70- 800. (2) Laskan lurus sepanjang jalur las sambil melihat titik lumer

logam dasar.

(3) Panjangnya busur harus tetap.

(4) Jaga agar posisi busur selalu didepan terak.

(4)

Gambar 03. Pengelasan rigi-rigi

(5)

b. Pengelasan Posisi Vertikal- dengan ayunan (untuk pengisian) (1) Jagalah agar sudut elektroda terhadap arah pengelasan 70-80o. (2) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi dengan menggerakkan

lengan.

(3) Usahakan busur pendek.

(4) Gerakkan elektroda dengan cepat ditengah rigi-rigi tapi dengan pelan pada kedua sisi.

(5) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi tidak melebihi 3x diameter elektroda.

(6) Majukan jarak las supaya rigi-rigi menutupi separoh rigi-rigi lainnya

(7) Jaga posisi busur agar selalu didepan terak

(6)

Gambar 04 Pengelasan rigi-rigi dengan ayunan 3. Pengelasan Posisi Atas Kepala (4G)

Pada saat kita melakukan pengelasan posisi di atas kepala, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi atas kepala. Pengelasan di atas kepala merupakan posisi pengelasan yang paling sulit dilakukan.

Lakukan pengelasan posisi atas kepala dengan cara mengayun elektroda sedikit dijauhkan dan dari kawah. Dengan cara demikian akan memberikan sedikit waktu bagi jalur lasan sedikit mengeras.

(7)

Apabila diperlukan jalur lasan yang lebih lebar, lakukan pula gerakan mengayun elektroda dengan pola bergelombang.

Gambar 05. Pengelasan posisi atas kepala 4. Pengelasan sudut posisi vertical (3F)

a. Posisi elektroda

(1) Jaga kemiringan elektroda agar tetap pada sudut 450 terhadap kedua sisi logam .

(2) Jaga kemiringan elektroda agar tetap pada sudut 70-800 terhadap arah pengelasan.

Gambar 06. Posisi elektroda pengelasan sudut posisi 3F

(8)

b. Pengelasan alur pertama (1) Panjang busur harus tetap.

(2) Gerakan elektroda sehingga busur selalu berada diatas terak.

(3) Pengelasan kearah atas baik dengan atau tanpa gerakan mengayun.

c. Pengelasan alur kedua

(1) Bersihkan lajur las pertama.

(2) Pengelasan arah keatas dengan gerakan mengayun

(3) Berhenti sebentar pada tiap-tiap sisi untuk membuat perpaduan yang rapi

Gambar 07. Pengelasan alur pertama dan alur kedua

5. Pengelasan sudut posisi atas kepala (4F)

(9)

Teknik pengelasan sambungan fillet ( T ) posisi diatas kepala dapat dilakukan dengan atau tanpa ayunan. Jalur pertama pengelasan

elektroda berada pada sudut 300 dari posisi vertical plat. Dalam pengelasan sambungan fillet dengan tebal plat antara 6,4mm sampai 9,5 mm dapat dilakukan satu jalur dengan ayunan melingkar. Untuk tipe ayunan ini posisi elektroda 150 dari garis vertikal.

Gambar 08. Posisi elektroda pengelasan sudut posisi 4F

6. Pengelasan sambungan kampuh V

a. Prosedur pengelasan sambungan sudut posisi dibawah tangan.

(10)

(1) Sebelum melaksanakan pengelasan sambungan kampuh V dibuat dahulu jalur las, jalur lebar dan sambungan fillet posisi dibawah tangan terlebih dahulu.

Gambar 09. Jalur pengelasan kampuh V terbuka

(2) untuk membuat penetrasi lebih sempurna maka jarak antara pelat atau root gap harus dibuat selebar minimum setebal elektrode (3) Tackweld kedua ujung plat dalam posisi dibawah tangan sehingga

membentuk kampuh V

(4) Mulai pengelasan dari sisi kiri kampuh, buat penembusan dengan elektroda penembusan (LB-26) dengan arus yang digunakan antara sebesar 55 – 90 A, gunakan ayunan melingkar dengan tetap

menjaga adanya lubang kunci guna memberikan penembusan yang sempurna. (penetrasi harus sempurna disemua sisi sambungan) (5) Bersihkan terak,amati hasil penembusan dan pastikan sambungan

sempurna tanpa ada sisi yang tidak tersambung. ( jika ada

sambungan yang tidak sempurna lepaskan sambungan dan gerinda untuk melakukan pengelasan ulang)

Root gap

Root gap

(11)

(6) Jika penembusan sempurna maka lakukan pengelasan berikutnya dengan elektroda RB-26 dengan besar arus sebesar antara 45-90 Buat beberapa kali pengelasan dengan metode single pass atau multiple pass untuk memenuhi kampuh V dengan tanpa cacat pengelasan.

Gambar 10. Pengelasan kampuh v bawah tangan Pengisian

alur 2 penembusa

n

Pengisian alur 1 Root gap

(12)

D. Hasil dan Analisis Pengelasan 1. Pengelasan rigi-rigi posisi 3G

No. Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab Penanganan

1 Rigi-rigi tidak tersambung

Penyalaan elektroda terlalu jauh dari ujung rigi-rigi sehingga pada saat menyambung tidak pada ujung rigi-rigi

Penyalaan elektroda ± 10mm dari ujung rigi-rigi lalu ditarik ke ujung rigi-rigi agak ke atas.

2 Bentuk rigi- rigi tidak beraturan

Gerakan elektroda terlalu cepat, dan tidak beraturan

Gerakan elektroda harus stabil baik kecepatan maupun

ayunannya. Perlu banyak latihan 3 Rigi-rigi

kecil , kurang penembusan

Arus yang terlalu rendah, Naikkan arus.

4 Pemukaan las lebar dan datar

Arus terlalu tinggi, bisa karena benda kerja yang kecil sehingga terjadi panas berlebih.

Arus direndahkan

5 Porosity Benda kerja kotor, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat

Bersihkan benda kerja sebelum di las. Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

4 3 1

5 1

1 2

(13)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Terjadi kawah pada ujung pengelasan

Arus yang terlalu besar, benda kerja yang kecil sehingga panas menjadi berlebih

Arus di rendahkan

2 undercut Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas

Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan 3 Rigi-rigi

tidak rapi

Kecepatan dan ayunan tidak stabil

Perlu banyak latihan 3

1

3 2 1 2

(14)

2. Pengelasan pengisian posisi 3G

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 Rigi-rigi tidak rapi

Kecepatan dan ayunan tidak stabil

Harus banyak latihan

3 Adanya

percikan logam

Arus yang terlalu besar Rendahkan arus.

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Rigi-rigi tidak rapi

Kecepatan dan ayunan tidak stabil

Harus banyak latihan 2 Porosity Pembersihan kerak las Sebelum di las kerak harus

1 2

1

3

1 2

(15)

kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat

dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

3. Pengelasan rigi-rigi posisi 4G

No Cacat las yang

terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Permukaan las terlalu tinggi

Gerakan terlalu lambat Harus banyak latihan 2 Pemukaan las

lebar dan datar

Gerakan Terlalu cepat, sudut pengelasan kurang tepat

Harus banyak latihan 3 Jalur las

bergelombang , tidak lurus

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

1 1

2 1

2

(16)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Benda kerja

berlubang Panas berlebih, arus terlalu

besar, kecepatan terlalu rendah Gunakan arus yang sesuai, gunakan kecepatan yang sesuai 2 Bentuk las

lebar dan tidak teratur

Gerakan terlalu cepat, arus terlalu besar, gerakan dan kecepatan las tidak stabil

Gunakan arus yang sesuai, perbanyak latihan mengelas 3 Jalur las

bergelomban g, tidak lurus

Gerakan pengelasan (tangan)

yang tidak stabil dan terarah Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

4 Bentuk rigi- rigi terlalu miring

Teknik pengelasan yang salah, yaitu sudut elektroda yang terlalu kecil

Gunakan sudut elektroda ± 800 perbanyak latiha mengelas

4. Pengelasan pengisian posisi 4G

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

3 1 4

3 2 1

1

4

(17)

1 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 Kampuh las terlalu besar

Kecepatan terlalu rendah Perbanyak latihan mengelas 3 Bentuk las

tidak rapi Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

4 Terdapat cekungan di tengah kampuh

Gerakan ayunan elektroda terlalu cepat

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

5. Penembusan kampuh V

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Penetrasi tidak sempurna

Rootgap kurang lebar, pengelasan terlalu cepat, pendinginan terlalu cepat

Lebarkan root gap min diameter elektroda, sesuaikan kecepatan 2 Kampuh las

terlalu kecil

Pengelasan terlalu cepat, saat mendorong kurang dalam

Sesuaikan kecepatan, perbanyak latihan pengelasan

3 Sambungan tidak sempurna

Root gap kurang lebar,

pergerakan terlalu cepat, logam cair tidak di dorong

Sesuaikan kecepatan, logam cair harus di dorong, perbanyak latihan pengelasan.

4 Bentuk alur rigi-rigi terlalu miring

Posisi elektroda yang terlalu miring/ sudut yang kecil

Gunakan sudut ± 800 , perbanyak latihan pengelasan

4 1 2 3

1

(18)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Sambungan tidak sempurna

Root gap kurang lebar,

pergerakan terlalu cepat, logam cair tidak di dorong

Sesuaikan kecepatan, logam cair harus di dorong, perbanyak latihan pengelasan.

2 Bentuk las tidak rapi

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

6. Pengisian kampuh V posisi 3G

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sampai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 Under cut Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas

Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan

2 2

1

1 2

1

2 1 3

1

(19)

No Cacat las yang

terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 Rigi-rigi datar, tidak rapi

Ayunan terlalu lebar Ayunan disesuaikan dengan lebar gap, perbanyak latihan mengelas 3 Percikan Busur las terlalu tinggi,

busur las tersembur balik Usahakan busur las rendah tapi tidak mati

7. Pengisian kampuh V posisi 4G

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda

terangkat/busur las terlalu tinggi

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sampai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 Bentuk las tidak rapi

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah,

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar

2 1 1

1

(20)

kecepatan tidak stabil gerakan lebih terarah

8. Pengelasan fillet posisi 3F

2 1

2

1 3

(21)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Bentuk las tidak rapi, bergelomban g

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

2 undercut Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas

Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan 3 Percikan Busur las terlalu tinggi, busur

las tersembur balik

Usahakan busur las rendah tapi tidak mati

9. Pengisian fillet posisi 3F

1 2

(22)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab penanganan

1 Bentuk las tidak rapi, bergelomban g

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

2 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda

terangkat/busur las terlalu tinggi

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

3 undercut Arus terlalu besar, benda kerja

terlalu panas Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan

3

1

1

(23)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab Penanganan

1 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda

terangkat/busur las terlalu tinggi

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 undercut Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas, kecepatan kurang

Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan 3 Bentuk las

tidak rapi, bergelomba ng

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

10. Pengelasan fillet posisi 4F

3

2

1

(24)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab Penanganan

1 Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda

terangkat/busur las terlalu tinggi

Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

2 undercut Arus terlalu besar, benda kerja

terlalu panas, kecepatan kurang Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan 3 Penetrasi

tidak sempurna

Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas, busur las terlal tinggi

Rendahkan arus, rendahkan busur las

2 1

3

1

(25)

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab Penanganan

1 Bentuk las tidak rapi, bergelomban g

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

2 undercut Arus terlalu besar, benda kerja

terlalu panas, kecepatan kurang Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan

2

(26)

11. Pengisian fillet posisi 4F

No Cacat las

yang terjadi Kemungkinan penyebab Penanganan

1 Ujung las buruk

Terlalu cepat menarik elektroda Agar tidak terlalu cepat menarik elektroda, gunakan gerakan mematikan elektroda sesuai prosedur, perbanyak latihan mengelas

2 Bentuk las tidak rapi, bergelomban g

Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil

Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

3 Percikan Busur las terlalu tinggi, busur las tersembur balik

Usahakan busur las rendah tapi tidak mati

2 3

1

(27)

E. Kesimpulan

Dari hasil praktik pengelasan dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menghasilkan lasan yang baik harus melakukan hal-hal berikut ini:

- Gunakan alat pelindung diri sesuai standar

- Gunakan arus sesuai dengan ketebalan plat dan spesifikasi elektroda - Bersihkan segala kotoran dari permukaan logam yang akan dilas - Gunakan sudut elektroda ± 800 terhadap logam yang akan di las - Gerakan pengelasan yang stabil

- Kecepatan pengelasan yang stabil

- Busur las tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah

- Pada saat mengelas fisik harus prima, jika capek harus istirahat - Gunakan posisi yang nyaman pada saat mengelas

- Perbanyak latihan mengelas

(28)

Daftar Rujukan

Akuan, A.2009.Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam.

Bandung:Laboratorium Teknik Produksi Jurusan Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani.

Gunadi.2008.Teknik Bodi Otomotif Jilid 2 untuk SMK.Jakarta :,Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Sunaryo,H.2008.Teknik Pengelasan Kapal Jilid 2 untuk SMK.Jakarta : Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.2004. Mengelas Tingkat Lanjut Dengan Proses Las Busur Metal Manual.Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS.2003. Dasar- Dasar Pengelasan Mengelas Posisi Datar Dan Fillet.Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS.2003. Dasar- Dasar Pengelasan Menggunakan Peralatan Las Busur Listrik.Jakarta:

Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Gambar 01. Perlengkapan pelindung Diri b. Pemeriksaan peralatan
Gambar 02. Peralatan kerja 2. Pengelasan Posisi vertical (3G)
Gambar 03. Pengelasan rigi-rigi
Gambar 04 Pengelasan rigi-rigi dengan ayunan 3. Pengelasan Posisi Atas Kepala (4G)
+6

Referensi

Dokumen terkait