• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

9

Universitas Kristen Petra

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Pengambilan Keputusan

Menurut George R Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

Menurut S.P. Siagian, pengambilan keputusan merupakan pendekatan sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Menurut James A.F. Stoner, pemngambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan ebagai cara pemecahan masalah.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas Hasan (2004: 10) menyimpulkan bahwa, keputusan merupakan proses pemilihan terbaik dari beberapa alternative, sebagai suatu cara untuk pemecahan masalah.

2.1.1.1. Dasar Pengambilan Keputusan

Dasar-dasar pengambilan keputusan yang digunakan tergantung permasalahannya.

George R. Terry dalam Hasan (2014 : 12), menjabarkan beberapa dasar pengambilan keputusan, seperti:

• Intuisi

• Pengalaman

• Fakta

• Wewenang

• Rasional

2.1.1.2. Faktor Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, di antaranya:

• Posisi/Kedudukan

(2)

10

Universitas Kristen Petra

Dalam pengambilan keputusan, terdapat 3 posisi dalam mengambil keputusan, diantaranya pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) dan staf (staffer)

• Masalah

Masalah adalah yang menjadi penghalang tercapainya tujuan.

• Situasi

Situasi adalah keseluruhan factor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, yang memancarkan pengaruh terhadap kehendak.

• Kondisi

Kondisi merupakan keseluruhan dari faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak atau kemampuan kita.

• Tujuan

Tujuan adalah apa yang hendak dicapai. Tujuan yang ditentukan dalam mengambil keputusan adalah tujuan objektif.

2.1.1.3. Pengambilan Keputusan bagi Wisatawan

Seorang wisatawan biasanya memperhitungkan dahulu alternatif-alternatif yang ada sebelum mengambil keputusan. Dalam setiap alternatif memiliki faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan wisatawan. Faktor-faktor tersebut yang akan menentukan keputusan wisatawan untuk berkunjung ke sebuah obyek wisata.

Beberapa faktor dalam proses pengambilan keputusan seperti karakteristik wisatawan, kesadaran akan manfaat perjalanan, gambaran perjalanan, dan keunggulan daerah tujuan wisata yang akan menjadi pertimbangan bagi setiap wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata.

Schmoll, dalam Ismayanti (2010), membuat model keputusan perjalanan wisata yang harus dilihat secara menyeluruh, berdasarkan motivasi, keinginan, kebutuhan dan harapan wisatawan secara personal atau sosial. Dalam model itu, dinyatakan bahwa keputusan pembelian wisata merupakan hasil interaksi dari 4 bidang diatas. Dalam hal ini, faktor internal dan eksternal memiliki peranan dan pengaruh kepada wisatawan.

(3)

11

Universitas Kristen Petra

Dalam model itu, juga dicantumkan bahwa setiap perjalanan akan memberi dampak bagi wisatawan guna mengambil keputusan wisata yang tepat.

Stimulan wisata merupakan hal-hal yang membuat seseorang terpengaruh untuk berwisata, antara lan iklan, promosi, buku, saran kerabat atau teman, dan berbagai sumber lain. Vaariabel internal berasal dari dalam diri wisatawan, meliputi sosio-ekonomi, kepribadian, pengaruh nilai dan sikap. Variabel internal memunclkan motivasi dan pengharapan wisata. Variabel eksternal berasal dari luar diri wisatawan.

Seperti citra Biro Perjalanan Wisata (BPW), citra tujuan, pengaaman, tujuan

perjalanan, dan ketersediaan waktu serta biaya.

Gambar 2.1. Model pengambilan keputusan perjalanan menurut Schmoll Sumber: Buku Pengantar Pariwisata oleh Ismayanti (2010)

2.1.2. Buku

Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lembar kertas yang berjilid yang berisi tulisan atau kosong.

Stimulan Wisata - Iklan dan Promosi - Buku

- Saran Teman - Publikasi dan Advertorial

Variabel Eksternal - Kredibilitas Biro

Perjalanan Wisata - Citra Destinasi - Pengalaman - Tujuan Perjalanan - Waktu dan Biaya

Variabel Internal

Karakteristik Daerah Tujuan Wisata Keinginan Wisata

Biaya atau Manfaat

Atraksi &

Amenitas

Kualitas &

Kuantitas

Pengaturan Perjalanan

Kesempatan Wisata Sosio-Ekonomi

Motivasi Kebutuhan Pengharapan

Kepribadian Pengaruh Nilai Sikap

Pencarian Informasi Studi Banding Keputusan

(4)

12

Universitas Kristen Petra

2.1.2.1. Sejarah Buku

Buku kuno hanya berupa kumpulan-kumpulan tulisan diatas kepingan batu (prasasti), atau diatas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Mesir sebagai negara pertama yang mengenal tulisan menggunakan kepingan batu dan papyrus untuk menulis. Hal ini diyakini sebagai bentuk awal buku. Bangsa Romawi juga menggunakan gulungan papyrus. Panjang gulungan papyrus dari bangsa Romawi ini bisa mencapai ratusan meter.

Menggunakan papyrus dan kepingan batu lambat laun dirasa menjadi sulit. Hal itu yang kemudian mengantarkan perkembangan untuk perubahan bentuk dasar buku.

Manusia yang selalu ingin hal yang lebih mudah membuat pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantu menjadi codex. Codex merupakan lembaran kertas dari kulit domba, yang dilindungi kulit yang lebih keras, seperti kulit kayu.

Bentuk awal buku berjilid dimulai saat Jepang dan Cina menggunakan kertas yang dilipat (seperti lipatan korden). Awal pembuatan buku dengan bentuk seperti ini didominasi oleh kitab suci. Sementara di Indonesia, pada jaman dahulu dikenal buk kuno. Buku kuno ini ditulis diatas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi kemudian dijilid dan membentuk sebuah buku.

Perkembangan buku semakin pesat, terutama pada era modern dengan dimulainya pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Selanjutnya pada abad 20, ditemukan teknik cetak baru, yaitu cetak offset. Mesin offset mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku pada waktu singkat. Selanjutnya, teknologi cetak didukung oleh komputer, yang memudahkan untuk menyusun huruf dan tata letak halaman. Teknologi berikutnya yang mendorong pesatnya perkembangan buku adalah mesin jilid, mesin pemotong kertas, scanner dan laser printer.

2.1.2.2. Jenis-Jenis Buku 1. Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.

(5)

13

Universitas Kristen Petra

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

2. Cergam

Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain.

3. Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

4. Ensiklopedi

Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

5. Komik

Nomik adalah singkatan dari novel komik.

6. Antologi (kumpulan)

Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga”, adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra.

Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novelpendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian

(6)

14

Universitas Kristen Petra

modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi. KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang.

Antologi dapat pula disebut bunga rampai.

7. Dongeng

Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu atau lebih dongeng. Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang merupakan saduran dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini.

8. Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.

9. Catatan harian (jurnal/diary)

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto.

10. Novelet

Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkira berada di antara 40-50 halaman.

Namun, batasan ini sangat relatif, tidak mutlak.

(7)

15

Universitas Kristen Petra

11. Fotografi

Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja dijadikan buku. Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto seperti yang tercetak.

12. Karya ilmiah

Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya.

13. Kamus

Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).

Wikipedia menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal kosakata baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal- usul (etimologi) kata dan juga contoh penggunaannya. Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi.

14. Panduan (how to)

Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar negeri, dan sebagainya.

15. Atlas

Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam bentuk buku, atlas juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.

(8)

16

Universitas Kristen Petra

16.. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah.

17. Teks

Sederhananya adalah buku pelajaran, diktat, modul.

18. Mewarnai

Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah membantu anak-anak untuk belajar mewarnia objek.

2.1.2.3. Kriteria Buku yang Baik

Kriteria buku yang baik menurut Greene & Petty, dalam Husen (1997: 187-188) adalah

• Buku harus menarik minat para pengguna

• Buku memberi motivasi kepada pengguna buku

• Buku memuat ilustrasi yang menarik

• Buku harus mempertimbangkan aspek linguistik

• Buku dapat menstimulasi pembaca

• Buku harus menghindari konsep yang samar yang memunculkan kebingungan

• Buku memiliki point-of-view yang jelas

• Buku mampu memberikan pemantapan pembaca

• Buku dapat menghargai perbedaan Sementara itu, terdapat 4 kelayakan buku, yaitu:

• Kelayakan isi

Buku yang memuat nilai kehidupan yang baik, mendorong keingintahuan, merupakan isi buku yang baik. Isi buku harus akurat sesuai dengan kenyataan.

• Kelayakan Bahasa

(9)

17

Universitas Kristen Petra

Bahasa dalam buku harus lugas, komunikatif, interaktif dan menggunakan Bahasa sesuai dengan target buku. Bahasa yang digunakan harus sesuai KBBI.

Buku yang memenuhi kelayakan Bahasa akan lebih mudah dipahami oleh pembaca.

• Kelayakan Penyajian, dan

Sistemmatika penyajian isi dan runtutan konsep menjadi hal utama dalam penyajian buku.

• Kegrafikaan

Kualitas kertas, cetakan, cover dan jilidan menjadi hal utama dalam kelayakan grafika. Ukuran format buku seperti typeface dan ukuran menjadi hal penting.

2.2. Objek Dan Subjek Perancangan 2.2.1. Pengertian Wisata

Ismayanti (2010 : 3) menjabarkan wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.

2.2.1.1. Komponen Wisata

Ismayanti (2010 : 2) menggolongkan komponen-komponen utama pendukung pariwisata, di antaraya

1. Wisatawan

Wisatawan adalah aktor utama kegiatan wisata. Berwisata menjadi pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingat masa-masa dalam kehidupan.

2. Geografis

Pergerakan wisatawan berlangsung pada 3 area geografi, seperti berikut:

a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)

Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat melakukan keseharian, seperti bekerja, tinggal, tidur, dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas di DAW,

(10)

18

Universitas Kristen Petra

menjadi motivasi seseorang untuk berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang objek dan daya Tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan dan berangkat enuju daerah tujuan

b. Daerah Transit (DT)

Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di suatu daerah itu. Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal ini yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hongkong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai daerah transit dan daerah tujuan.

c. Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) pariwisata.

Di DTW ini Nampak pariwisata sangat dirasakan sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu kesuluruhan system pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW. DTW merupakan raison d’etre, atau alasan utama pengembangan pariwisata.

Gambar 2.2. Dasar pariwisata

Sumber: Buku Pengantar Pariwisata oleh Ismayanti (2010)

DAERAH ASAL WISATA

DAERAH TUJUAN WISATA DAERAH TRANSIT

KEBERANGKATAN

KEDATANGAN

LOKASI WISATA

(11)

19

Universitas Kristen Petra

3. Industri Wisata

Industri pariwisata menyediakan jasa, daya Tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area tersebut.

2.2.1.2. Jenis-jenis Wisata

Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain (Pendit, 1994 : 41) :

1. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

Gambar 2.3. Tari kecak Bali sebagai wisata budaya

Sumber: https://koolva.com/wp-content/uploads/2016/08/2-100.jpg 2. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan un 3. tuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal

demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

4. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.

(12)

20

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.4. Tour de Bintan sebagai wisata olahraga

Sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2014/10/30/1325208tour-de- bintan780x390.jpg

5. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran- pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

6. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindsutrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

7. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau pantai atau laut.

(13)

21

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.5. Wisata bahari

Sumber: http://sinarharapan.net/wp-content/uploads/2016/05/wisata-bahari.jpg

8. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang- undang.

9. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan- pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas- fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

2.2.1.3. Sejarah Pariwisata Indonesia

Menurut Bagyono (2005: 1) Keindahan alam, keragaman flora dan fauna, panjangnya garis pantai, dan banyaknya jumlah pulau di Indonesia ini membuat Indonesia menjadi lokasi destinasi wisata yang menarik. Pariwisata Indonesia terbentang sejauh 5.120 km dari ujung Barat Nangroe Aceh Darussalam, hingga ujung Timur di Papua. Dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia menjadi negara dengan garis pantai terpanjang. Tersebar

(14)

22

Universitas Kristen Petra

di sepanjang garis khatulistiwa, kepulauan Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau.

Sejarah perkembangan wisata Indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda. Dijelaskan oleh Bagyono (2005), bahwa :

a. Pada masa penjajahan Belada

• 1897, Dr. J.F. Van Bemmelan membuat buku panduan pertama mengenai Hindia Belanda (Indonesia) yang berjudul Guide Through The East Indies.

• Pada awal 1920an, Organisasi-organisasi Pariwisata didirikan di Indonesia, seperti Tourist Association of Magelang, Bandung Voorvit, dan Tourist Association of Garoet.

• Pada 1924, didatangkan pesawat Fokker F-VIIH-NACC untuk menghubungkan Belanda dan Hindia Belanda.

• Kunjungan wisatwan mancanegara pada masa ini mencapai 6.876 orang per tahun

b. Pada masa penjajahan Jepang, Pariwisata Indonesia mengalami masa terburuknya. Jepang menghentikan semua wisata yang ada di Indonesia. Hotel- hotel mewah yang telah ada sebelumnya dijadikan pemukiman dan perwira dan petinggi Jepang.

c. Setelah Indonesia Merdeka

• Pada 1953, didirikan organisasi Serikat Gabungan Hotel dan Tourisme Indonesia (Sergahti)

• Pada 1955, diselenggarakan Konferensi Asia Afrika yang sangat berpengaruh bagi pariwisata Indonesia.

• Tahun 1995 merupakan tahun dimulainya perkembangan yang sangat prospektif. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia menjadi sangat besar mulai tahun 1995 hingga sekarang.

(15)

23

Universitas Kristen Petra

2.2.1.4. Sarana dan Prasarana Pariwisata a. Prasarana Pariwisata

Prasarana pariwisata adalah fasilitas utama dan fasilitas dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, dalam rangka memberikan pelayanan kepada wisatawan. Prasarana-prasarana pariwisata diantaranya:

• Prasarana Perhubungan, seperti jalan raya, jembatan, terminal bus, rel kereta api, bandara dan pelabuhan.

• Instalasi pembangkit listrik dan penyulingan air

• Prasarana keamanan

• Prasarana kesehatan

• Sistem telekomunikasi

• Sistem perbankan dan moneter

Gambar 2.6. Bandara sebagai prasarana wisata Sumber:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Surabaya_Airport.jpg

(16)

24

Universitas Kristen Petra

b. Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung dan tidak langsung. Maju mundurnya sarana ini tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan. Sarana pariwisata meliputi:

• Perusahaan Perjalanan

Perusahaan perjalanan melakukan kegiatan dalam memberikan jasa pemesanan tiket, baik tiket angkutan, akomodasi, darmawisata dan lain- lain.

• Perusahaan Transportasi

Perusahaan Transportasi merupakan komponen peting, karena perusahaan ini menyediakan aksesibilitas atau kelancaran seseorang berpindah tempat. Jenis-jenis alat transportasi yang digunakan adalah transportasi darat, transportasi air dan transportasi udara.

• Hotel dan Perusahaan Penyedia Akomodasi

Yang termasuk jenis-jenis akomodasi diantaranya hotel, pondok wisata, apartemen, caravan, perkemahan, kapal pesiar, dan sebagainya.

Gambar 2.7. Hotel sebagai sarana wisata

Sumber: https://2.bp.blogspot.com/-4yPFHOjiEPo/VvEIwfZocnI/AAAAAAAAAJU/

(17)

25

Universitas Kristen Petra

• Restoran, Bar, dan usaha tata boga lainnya

Makanan dan minuman merupakan hal penting yang harus terpenuhi bagi wisatawan. Tak jarang juga wisatawan hanya mengunjungi suatu tempat untuk melakukan wisata kuliner.

• Daya Tarik Wisata

Wisatawan banyak berkunjung ke lokasi daya tarik wisata, seperti Pulau Komodo di Indonesia, Piramida di Mesir dan gedung Kabuki di Tokyo.

Daya Tarik wisata yang lain misalnya pasar tradisional, perkebunan, festival, upacara adat dan lain-lain.

2.2.2. Wisatawan

Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata, atau orang yang bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk berwisata, melihat daerah lain, menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan, dan juga menambah pengalaman, atau melepas penat, serta bersenang-senang. Wisatawan juga sering disebut dengan turis (tourist). Tujuan wisatawan ketika melakukan aktivitas wisata bermacam-macam, seperti wisatawan yang ingin mengenal kebudayaan, ada yang dilakukan dalam rangka kunjungan kerja, ada yang dilakukan untuk melakukan penelitian di objek wisata tertentu. Objek wisata yang dipilih para wisatawan pun beragam.

2.2.2.1. Karakteristik Wisatawan

Menurut Warman (2015), karakter yang memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan "who, wants, what, why, when, where, and how much?" Agar bisa menjelaskan hal-hal tersebut, bisa menggunakan beberapa karakteristik, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik sosio-demografis : merupakan karakter yang digunakan untuk mencoba menjawab pertanyaan who, wants, dan what. Pembagian pertanyaan itu berdasar pada karakteristik yang paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena hal itu sudah sangat

(18)

26

Universitas Kristen Petra

jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.

Karakteristik sosio-demografis juga mempunyai kaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Contohnya seperti tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dalam status perkawinan dan ukuran keluarga. Pembagian wisatawan yang berdasar pada karakteristik sosio- demografis ini memang paling nyata dan berkaitan dengan pola wisata yang mereka lakukan. Jenis kelamin dan kelompok umur, yang mempunyai kaitan dengan berbagai pilihan dan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan pada seseorang dan tipe keluarga, jelas akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, lebih lanjut, pada kemampuan wisatanya. Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang bisa digunakan dalam mengelompokan wisatawan, yaitu karakteristik geografis, psikografis, dan tingkah laku atau behavior.

2. Karakteristik geografis : Karakteristik geografis bisa membagi wisatawan berdasar pada lokasi tempat tinggalnya, biasanya hal itu dibedakan menjadi desa, kota, dan provinsi, atau dari negara asalnya. Pembagian yang seperti ini, bisa saja berlanjut juga dan dapat dikelompokan berdasar ukuran atau size kota tempat tinggal atau kota kecil, menengah, besar atau metropolitan, kepadatan dan penduduk di kota.

3. Karakteristik psikografis : Karakteristik psikografis bisa membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok yang berdasar pada kelas sosial, life style, dan karakteristik personal. Wisatawan pada kelompok demografis yang sama, bisa saja mempunyai profil psikografis yang cukup berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang dari wisatawan itu yang menyebabkan macam- macam keinginan, dan kebutuhan mereka pada suatu produk wisata.

Pengelompokan-pengelompokan pada wisatawan, bisa memberi informasi mengenai alasan pada tiap kelompok yang mengunjungi objek wisata yang

(19)

27

Universitas Kristen Petra

berbeda, seberapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, dan kesetiaannya terhadap produk wisata tertentu, adanya sensitivitas pada mereka, adanya perubahan harga produk wisata, hingga respons kelompok kepada berbagai bentuk iklan produk wisata. Selanjutnya, pengetahuan mengenai wisatawan diperlukan dalam merencanakan suatu produk wisata yang digunakan dan sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk melakukan dan merencanakan strategi pemasaran yang pas untuk kelompok pada pasar tersebut.

2.2.2.2. Karakteristik Wisatawan Lokal

Warman (2015) mengatakan, menurutnya karakteristik wisatawan asing dan lokal sangat berbeda. Ciri paling sederhana adlah dari aspek tingkah laku dan selera.

Beberapa karakter dan kebiasaan wisatawan domestic Indonesia menurut Warman diantaranya sebagai berikut:

a. Royal dan gemar belanja

b. Suka bepergian dalam rombongan c. Lebih menyukai tempat populer

d. Jarak dari rumah ke tempat wisata tidak terlalu jauh

2.2.3. Tapal Kuda

2.2.3.1. Sejarah Tapal Kuda

Tapal Kuda, adalah nama sebuah kawasan di provinsi Jawa Timur, tepatnya di bagian timur. Dinamakan Tapal Kuda, karena bentuk kawasan tersebut dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

(20)

28

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.8. Peta Wilayah Tapal Kuda Sumber:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/c/c5/Kawasan_Tapal_Kuda_Jatim.j pg

Tapal kuda merupakan wilayah subkultur di Jawa Timur yang memiliki sejarah panjang pemberontakan. Penghuni tapal kuda mayoritas adalah etnis Madura. Meski ada minoritas etnis Jawa, namun pengaruh Madura yang sangat kuat menyebabkan karakter budaya di wilayah ini lebih beraroma Madura. Dalam Bahasa Inggris, wilayah ini diberi nama The Eastern Salient atau juga terkenal dengan nama De Oosthoek dalam Bahasa Belanda. (Sholeh, 2014, par. 1)

Pada masa Majapahit, tapal kuda masuk menjadi wilayah Majapahit Timur.

Sedangkan pada masa Mataram, tapal kuda disebut Blambangan. Keberanian luar biasa adalah karakter masyarakat tapal kuda. Konon, menurut Pramudya Ananta Toer di Probolinggo, Majapahit pernah direpotkan oleh pemberontakan Minak Djinggo. Selain Majapahit, VOC juga mendapat kesulitan di sini. Untung Suropati, anak Bali yang diasuh Belanda dan akhirnya diburu oleh tuannya sendiri itu memperoleh dukungan yang amat kuat di sini, hingga akhirnya sanggup membangun kerajaan di Pasuruan.

(Sholeh, 2014, par. 4)

(21)

29

Universitas Kristen Petra

2.2.3.2. Kebudayaan Tapal Kuda

Meskipun berada di pulau Jawa, namun mayoritas penduduk Tapal Kuda adalah masyarakat Madura atau berbahasa Madura. Tapi anehnya mereka banyak yang enggan disebut Madura dan lebih suka disebut sebagai orang pendhalungan atau campuran, dikarenakan nenek moyang mereka yang merupakan pembauran antara etnis Jawa dan Madura, atau orang Jawa yang ‘dimadurakan’ sebagaimana orang Jawa yang

‘dimelayukan’ di Malaysia. Sedangkan etnis Jawa sendiri lebih banyak menghuni kawasan selatan Tapal Kuda, utamanya Lumajang, Jember Selatan dan Banyuwangi Selatan. Bahkan uniknya kebanyakan penduduk Tapal Kuda tidak mengerti bahasa Jawa, sedangkan komunitas lainnya adalah masyarakat Budaya Osing yang menghuni kawasan tengah Banyuwangi, masyarakat Tengger di wilayah Bromo, kelompok kecil etnis Bali di wilayah Banyuwangi dan tentunya suku Tionghoa dan Arab yang tersebar dikota-kota utama kawasan itu.

Ditinjau dari segi kebudayaan, budaya yang dominan sudah pasti budaya Madura yang akan tetapi memiliki beberapa perbedaan dengan budaya Madura di tanah leluhurnya. Kebudayaan Jawapun terbagi antara budaya Arekan (Jawa Timuran) dan Mataraman yang terpusat dipantai selatan. Sedangkan masyarakat Tengger dan Osing membentuk budayanya sendiri. Namun yang paling populer adalah kebudayaan masyarakat Osing yang sangat berwarna karena pengaruh Jawa-Madura dan Bali yang kuat, dan menjadi ikon khas bagi Jawa Timur, seperti Gandrung Banyuwangi hingga Banyuwangi dijuluki sebagai Kota Gandrung dan banyak seni budaya lokal yang tidak dijumpai didaerah manapun di Jawa. Wayang Topeng berbahasa Madura dan Ludruk berbahasa Madurapun juga populer di Tapal Kuda selain kesenian-kesenian bernafaskan Islam. . (Sholeh, 2014, par. 8-9)

(22)

30

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.9. Reog, kebudayaan adat Pendalungan

Sumber: http://bisniswisata.co.id/wp-content/uploads/2017/02/Reog-Jember.jpg

2.2.3.3. Pariwisata Tapal Kuda

Kawasan Tapal Kuda menawarkan sejuta keindahan alam luar biasa yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Beberapa tempat pariwisata unggulan di daerah Tapal Kuda diantaranya Gunung Bromo, Pantai Plengkung dan Taman Nasional Baluran.

2.2.4. Fotografi

Fotografi (Bahasa Inggris: Photography, berasal dari kata Yunani, Fos yang berarti cahaya, dan Grafo yang berarti melukis atau menulis) adalah melukis/menulis dengan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Prinsip dalam fotografi

(23)

31

Universitas Kristen Petra

adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menhasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (atau lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan alat ukur berupa light meter. Setelah mendapatkan ukuran pencahayaan yang tepat, seorag fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ASA / ISO Speed, diafragma (aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi dari ketiganya disebut sebagai pajanan (exposure) (Kirana. 2012)

2.2.4.1. Kamera

Kamera, seperti dijelaskan oleh Sudjojo (2010 : 1), merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan fotografi untuk merekam pemandangan/objek yang tertangkap oleh lensa, kemudian dapat disimpan dan diolah lebih lanjut. Mekanisme kamera mirip dengan cara kerja mata kita dalam melihat pemandangan. Terdapat beberapa jenis kamera di antaranya (Sudjojo, 2010 : 7) :

a. Kamera Analog

Kamera yang menggunakan media penyimpanan yang bekerja secara analog, dalam hal ini berupa film analog. Sebelum era digital, semua kamera menggunakan media film analog.

b. Kamera Saku / Point-and-Shoot

Disebut kamera saku karena kamera ini memiliki ukuran yang kecil dan dapat dengan mudah disimpan dalam tas atau saku. Istilah lain yang sering digunakan adalah point-and-shoot, atau arahkan dan jepret. Istilah ini merujuk pada kemampuan kamera yang sederhana dan terbatas.

c. Kamera Instan

(24)

32

Universitas Kristen Petra

Banyak yang mengenal kamera ini sebagai kamera polaroid. Polaroid adalah perusahaan yang pertama kali menciptakan kamera instan dan film instan dengan brand yang sama. Kamera instan menggunakan film khusus, dan setelah dijepret, lembar foto akan keluar melalui lubang atau celah kecil di kamera.

Gambar 2.10. Kamera instan

Sumber: http://media.gopego.com/media/news/2013- 08/25/gopego_instaxFujifilm.jpg

d. Kamera SLR

SLR adalah kepanjangan dari Single Lens Reflex, yaitu system mekanisme kamera yang memungkinkan kita melihat melalui lensa kamera, sehingga kita bisa melihat dengan sudut dan kondisi yang sama dengan lensa kamera tersebut.

Kamere ini merupakan jenis kamera system, yang artinya kamera ini memiliki bagian-bagian yang dapat diganti atau ditukar dengan mudah.

e. Kamera DSLR

Penambahan huruf ‘D’ untuk menyatakan versi digital dari kamera SLR.

Mekanisme yang digunakan sama dengan SLR analog, tetapi menggunakan sensor digital. Perbedaan lain adalah fiturnya yang lengkap dibandingkan kamera analog, memudahkan fotografer untuk membuat pengaturan- pengaturan penting.

(25)

33

Universitas Kristen Petra

f. Kamera Digital

Kamera digital adalah kamera yang menggunakan media perekam berupa sensor elektronik yang peka terhadap cahaya. Sinyal cahaya yang masuk diubah menjadi sinyal listrik. Sinyal-sinyal listrik inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi file-file digital. File digital iki kemudian bisa dicetak, diolah dan disimpan secara digital.

g. Kamera Handphone

Hampir seluruh handphone yang beredar memiliki fasilitas kamera digital.

Kemampuan kamera handphone juga semakin berkembang. Semula fitur ini hanya ftur tambahan untuk handphone, sampai sekarang, fitur kamera telah menjadi fitur utama, dan juga dilengkapi banyak pendukung lain, seperti flash, auto-focus, white balance, dll.

2.3. Analisis Data 2.3.1. 5W1H What:

• Apa saja konten dari Buku ?

• Apa manfaat buku bagi pembaca ? Where:

• Dimana saja lokasi wisata yang akan diangkat ? When:

• Kapan waktu yang tepat untuk peluncuran buku ? Who:

• Siapa target perancangan buku wisata alam ? Why:

• Mengapa buku dirasa penting untuk perjalanan ? How:

• Bagaimana merancang buku yang sesuai untuk anak-anak ?

(26)

34

Universitas Kristen Petra

2.4. Kesimpulan

Buku panduan wisata diharapkan dapat membantu para calon wisatawan untuk mendapatkan informasi terkait lokasi-lokasi wisata yang diangkat, seperti Danau Ranu Agung, Pantai Tampora, Taman Nasional Baluran, Kawah Wurung dan Pantai Pasir Putih Malikan. Buku dirasa penting untuk wisatawan karena dapat membantu orang tua yang memiliki anak-anak usia 6 hingga 12 tahun, dan ingin mengajak anak-anaknya pergi berwisata alam mendapatkan informasi seputar lokasi wisata dan dapat mampu membuat anak-anak tertarik untuk melakukan wisata alam. Buku akan memuat informasi penting, dan untuk menarik minat anak, buku akan berisi informasi yang ringan dan sederhana. Maskot berupa karater hewan tertentu dengan gaya desain yang lucu dan menarik lebih mampu menarik perhatian anak-anak. Buku akan diluncurkan menjelang akhir tahun, dimana banyak hari libur berada di akhir dan awal tahun, seperti Natal, Tahun Baru dan Libur Akhir Semester. Banyak orang tua melakukan perjalanan pada akhir tahun ini bersama anak-anaknya.

Gambar

Gambar 2.1. Model pengambilan keputusan perjalanan menurut Schmoll  Sumber: Buku Pengantar Pariwisata oleh Ismayanti (2010)
Gambar 2.2. Dasar pariwisata
Gambar 2.3. Tari kecak Bali sebagai wisata budaya
Gambar 2.4. Tour de Bintan sebagai wisata olahraga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana diketahui jika semakin kecil error yang diperoleh akan semakin teliti solusi numeriknya, maka dari dua tabel di atas SSE yang diperoleh telah memenuhi kriteria

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui

Dalam kasus dimana data runtun waktu (time series) yang digunakan tidak stasioner, maka kesimpulan yang diperoleh akan menghasilkan pola hubungan regresi yang lancung/palsu

Beberapa persoalan yang timbul dari pembudidaya ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Peternak Cupang Cilacap (KPCC) adalah bagaimana memahami potensi lahan

CD tutorial berpengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah desain web semester V kelas MI 1 dan MI 2 AMIK Depati Parbo Kerinci yaitu pada kelas ekperimen

Pemberian pupuk P yang berimbang dapat meningkatkan hasil tanaman, hal ini diduga suplai P selain diambil dari pupuk P yang diberikan juga berasal dari P

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan dan konsentrasi filtrat bunga kecombrang berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kelarutan air dingin, kelarutan

Macromedia based Flash Learning in Bahasa Indonesia, so it can improve the retelling skills of students. Learning to use Macromedia Flash allows effective and innovative