• Tidak ada hasil yang ditemukan

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF KASUS FRAKTUR DIAKIBATKAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TRIWULAN 4 TAHUN 2016 DAN TRIWULAN 1 TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF KASUS FRAKTUR DIAKIBATKAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TRIWULAN 4 TAHUN 2016 DAN TRIWULAN 1 TAHUN 2017"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

i

DIAKIBATKAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD

TUGUREJO SEMARANG TRIWULAN 4 TAHUN 2016 DAN

TRIWULAN 1 TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh :

ANGGUN PEBRINA MALAU

NIM D22.2014.01583

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

(2)

ii

HALAMAN HAK CIPTA

© 2017

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terimakasih buat Tuhan Yesus Kristus, Engkau Baik sekali Bapa. Anak gadis yang penuh dosa ini Engkau berkati luar biasa hingga sampai saat ini.

Terimakasih buat kedua orangtuaku dan kedua adikku, Mamaku Risnawaty Purba dan Bapakku Drs. Zannas Malau. Tanpa doa mama dan bapak , Anggun mungkin gak akan bisa sampai tahap ini, terimakasih buat kasih sayang overload serta dana yang selalu cukup, selalu buat Anggun semangat di Semarang. Buat adek kakak Anissa Malau dan Andre Malau, terimakasih adekku selalu jadi penyemangat buat kakak selama di Kuliah. Aku mengasihi kalian keluargaku.

Terimakasih buat Ibu Kriswi, sekalu dosen pembimbing saya. Makasih bu udah sabar ngadepin anggun, maafin ya bu kadang suka buat ibu jengekel karena sifat anggun yang serba buru-buru. Loveyou bu, sehat terusyaaaaa..

Terimakasih buat pacarku, Inal Nasution. Makasih udah nemanin anggun dari akhir SMA sampai sekarang. Kamu lekaki tersabar kedua setelah bapakku wkwk, maaf anggun sering marah dan ninggalin2 trsya akhir2 ini. Loveyou bodat!

Terimakasih buat sahabat tersayang, buat temen yang selalu ada saat aku sedih, galau, bahagia, Girls Generation (Relo, Risa, Rahmi, Desi, Indah, Farel, Okta) kalian terbaek! Makasih juga selalu menjemputku wkwk. Semoga pertemanan kita langgeng ya, pliss ojo langsung nikah gengs duit gue blm ada beliin kalian seprai putih atu-atu but aku menyayangi kalian gengss.

Terimakasih buat kost sadewa 7 lantai 2, kamar 205 tempat ternyaman ke 2 setelah rumah untuk tidur selama beberapa tahun. Makasih buat anak-anak kos dan penjaga kosku. Aku bakal rindu kalian.

Dan buat semua yang telah membantu aku menyelesaikan KTI dan menghiburku. Terimakasih juga Udinus, semoga cita-citaku jadi kepala Rekam Medis tercapai atas ilmu, dan pengalaman yang kudapat ini.

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Anggun Pebrina Malau

Tempat, Tanggal Lahir : Pematang siantar, 11 Februari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat

: Jl. Asahan Km. 4, Gg. Purbauli No. 31 Pematang siantar, Sumatera Utara.

Riwayat Pendidikan :

1. SD RK Budi Mulia 3 Kab. Simalungun, tahun 2002-2008

2. SMP RK Bintang Timur Pematang Siantar, tahun 2008-2011

3. SMA Sultan Agung Pematang Siantar, tahun 2011-2014

4. Diterima di Fakultas Kesehatan Program Studi D3 Rekam Medis Dan

(9)

ix

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “Epidemiologi Deskriptif Kasus Fraktur Diakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas Di RSUD Tugurejo Semarang Triwulan 4 Tahun 2016 Dan Triwulan 1 Tahun 2017”

Keberhasilan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan, namun berkat bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, sebagai Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. Guruh Fajar Shidik, S. Kom, M.Cs, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. Arif Kurniadi, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

4. dr. Endro Suprayitno, Sp.KJ, M.Si, selaku direktur RSUD Tugurejo Semarang.

5. Maryani Setyowati, M.Kes, selaku dosen wali.

6. Kriswiharsi Kun Saptorini, SKM, M. Kes (Epid) selaku pembimbing, atas pengarahan dan saran selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmunya untuk kami.

8. Karyawan RSUD Tugurejo Semarang yang membantu dalam penelitian saya.

9. Kedua Orang tua yang selama ini memberi kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan doa restunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

(10)

x

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang,14 Juni 2017

(11)

xi

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG 2017

ABSTRAK ANGGUN PEBRINA MALAU

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF KASUS FRAKTUR AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TRIWULAN 4 TAHUN 2016 DAN TRIWULAN 1 TAHUN 2017

xx + 42 halaman + 11 tabel + 3 gambar + 2 lampiran

External cause identik dengan kasus kecelakaan kerja dan kecelakaan

lalu-lintas. Hasil survei awal pada 10 DRM pasien fraktur akibat kecelakaan lalu-lintas menunjukkan bahwa informasi mengenai fraktur kecelakaan sudah tersedia lengkap dalam dokumen rekam medis. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kasus fraktur diakibatkan kecelakaan lalu-lintas. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah 60 dari 151 dokumen rekam medis pada lembar anamnesa gawat darurat triwulan VI tahun 2016 dan triwulan I tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penderita fraktur akibat kecelakaan lalu-lintas berumur 30 tahun, 70% pasien adalah laki-laki, 100% kecelakaan lalu-lintas terjadi di jalan raya, 35% kasus terjadi pada bulan Oktober 2016, 88,3% kasus fraktur adalah kasus fraktur tertutup, 40% diagnosa utama kasus fraktur adalah cidera kepala ringan. 46,7% kasus fraktur kecelakaan tanpa diagnosa sekunder. Jenis kecelakaan terbanyak adalah kecelakaan majemuk (60%), 30% penyebab luar fraktur dengan kode V29.9 (Pengendara sepeda motor terluka dalam kecelakaan lalu-lintas tetapi tidak spesifik). Saran, Pengendara sepeda motor pada usia produktif sebaiknya mematuhi peraturan lalu-lintas. Rumah sakit perlu menyelenggarakan sosialisasi tentang pentingnya menuliskan anamnesa kepada dokter, dan pelatihan tentang pemberian kode sebab luar kepada koder.

Kata kunci : Epidemiologi Deskriptif, Fraktur, Kecelakaan Lalu Lintas Kepustakaan : 23 (1998-2017)

(12)

xii

DIPLOMA DEGREE (D-3) OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION FACULTY OF HEALTH DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG

2017 ABSTRACT

ANGGUN PEBRINA MALAU

DESCRIPTIVE EPIDEMIOLOGY OF FRACTURE CASES CAUSED BY TRAFFIC ACCIDENT IN TUGUREJO REGIONAL PUBLIC HOSPITAL SEMARANG 4TH QUARTER 2016 AND 1ST QUARTER 2017

XX+ 42 pages + 11 tables + 3 Figures + 2 attachments

External causes were identical to cases of work accidents and traffic accidents. Preliminary survey results on 10 medical records of fracture patients due to traffic accidents showed that information on fractures accident was readily available in the medical records. Objective study was to describe fracture cases caused by traffic accident.This study was a descriptive study. Study samples was 60 of 151 medical records on the emergency anamnesa sheet 4th quarter 2016 dan 1st quarter 2017. The results showed most of the fracture patients due to traffic accidents was 30 years old, 70% patients were male, 100% traffic accident were happen in the highway, 35% cases were happen on october 2016, 88,3% fracture cases were case closed fracture, 40% main diagnostic of fracture cases were Mild head injury. 46.7% of fractures cases without secondary diagnostic. Most accidents were multiple accidents (60%). 30% fracture causes with code V29.9 (bikers injured in traffic accidents but not specific). Reccomendation, bikers at productive age should comply with traffic regulations. Hospitals need to organize socialization about the importance of writing anamnesa to doctor and training on the external cause coding to the coder.

Keywords: Descriptive Epidemiology, Fracture, Traffic Accident Bibliography: 23 (1998-2017)

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN HAK CIPTA ... ii

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PENGESAHAN PENGUJI ... iv

KEASLIAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

PRAKATA ... ix

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR SINGKATAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 3

(14)

xiv

D.

Manfaat Penelitian ... 4

E.

Ruang Lingkup ... 4

F.

Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Rumah Sakit ... 8

B Rekam Medis ... 8

C Statistik Rumah Sakit ... 9

D Epidemiologi Deskriptif Kasus Kecelakaan Lalulintas ... 10

E Kerangka Teori ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 18

B. Jenis Penelitian ... 18

C. Variabel Penelitian ... 18

D. Definisi Operasional ... 19

E. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 20

F. Instrumen Penelitian ... 21

G. Pengumpulan Data ... 22

H. Pengolahan Data ... 22

I. Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum RSUD Tugurejo ... 24

B.

Gambaran Khusus Instalasi Rekam Medis ... 27

C.

Hasil Penelitian ... 29

BAB V PEMBAHASAN

A.

Karakteristik Pasien Dengan Fraktur Kecelakaan Lalulintas... 36

B.

Tempat Kejadian Kecelakaan Lalulintas ... 37

(15)

xv

D.

Jenis Fraktur Terbuka dan Tertutup ... 37

E.

Diagnosa Utama .. ... 38

F.

Diagnosa Sekunder ... 39

G.

Lama Rawat Pasien Fraktur Kecelakaan Lalulintas ... 40

H.

Jenis Kecelakaan Lalulintas ... 40

I.

External Cause ... 41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 42

B.

Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tabel Keaslian Penelitian ... 5

3.1 Defenisi Operasional. ... 18

4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dengan Kasus Fraktur Kecelakaan 30 4.2 Distribusi Frekuensi Bulan Terjadinya Kasus Fraktur Kecelakaan ... 30

4.3 Distribusi Frekuensi Jenis Fraktur KLL ... 31

4.4 Distribusi Frekuensi Diagnosa Utama Pasien Kasus Fraktur KLL ... 31

4.5 Distribusi Frekuensi Diagnosa Sekunder Kasus Fraktur KLL ... 32

4.6 Distribusi Frekuensi Lama Dirawat Pasien Kasus Fraktur KLL ... 34

4.7 Distribuai Frekuensi Jenis Kecelakaan Kasus Fraktur ... 34

4.8 Distribusi Frekuensi External Cause Kasus Fraktur KLL ... 35

5.1 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Keberadaan Diagnosa Sekunder dengan Lama Dirawat Pasien ... 39

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ... 17 3.1 Kerangka Konsep ... 18 4.1 Gambar Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis ... 27

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Observasi 2. Surat Ijin Penelitian

(19)

xix

DAFTAR SINGKATAN

1. IGD : Instalasi Gawat Darurat

2. TPPRJ : Tempat Pendaftaran Rawat Jalan 3. TPPRI : Tempat Pendaftaran Rawat Inap 4. TPPGD : Tempat Pendaftaran Gawat Darurat 5. DRM : Dokumen Rekam Medis

6. KLL : Kecelakaan Lalu Lintas 7. RL : Rekapitulasi Laporan

8. RM : Rekam Medis

9. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

10. ICD-9 : International Classification Of Procedures

11. ICD-10 : International Statistical Classification and Related health

Problem Tenth Revision

(20)

xx

DAFTAR ISTILAH MEDIS

1. Vulnus Lacerasi

: Luka robek

2. Vulnus Exorasi

: Luka lecet

3. Dislokasi

: Cedera pada sendi

4. Gravida

: Hamil

5. Vurtigo

: Sakit kepala yang tidak tertahankan

6. Hematom

: Memar

7. Deformitas

: Perubahan bentuk

8. Vulnus Amputatum : Luka terpotong

9. Ruptur

: Robek atau koyak

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatanyang berperan secara lengkap dalam memberikan pelayanan mulai dari perawatan pasien, pemeriksaan pada rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang dilengkapi dokter ahli yang menangani berbagai masalah kesehatan[1]Dalam penyelenggaran rumah sakit membutuhkan rekam medis sebagai pengelola pelayanan kesehatan yang diawali dengan diterimanya pasien di rumah sakit, selanjutnya melakukan kegiatan pendataan pasien meliputi identitas, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, kemudian penanganan, peminjaman, pengembalian berkas rekam medis pasien selama berada dirumah sakit.

Kompetensi perekam medis yang paling utama adalah dapat menentukan kode penyakit dan kode tindakan medis. Terlebih kasus kecelakaan lalulintas, koder memberikan kode external cause dengan menggunakan ICD 10.Dalam bab XX kasus kecelakaan lalu lintas kode yang dipergunakan adalah kode (V01-V99)[2]

Penyebab luar atau external cause adalah menjelaskan tentang terjadinya suatu morbiditas, dan kode external cause terdapat di ICD-10 bab XX. External cause identik dengan kasus kecelakaan kerja dan kecelakaan lalulintas. Kecelakaan adalah kejadian atau hal yang tidak

(22)

terduga yang mengakibatkan kerugian pada manusia atau benda. Yang dapat menyebabkan fraktur atau diskolasi pada bagian tubuh manusia.

Dalam pengkodean external cause yang dilihat paling utama adalah diagnosis dan anamnesanya karena itu yang akan menjadi dasar dalam mengkode external cause. [3]

Berdasarkan pengambilan 10 sampel dokumen rekam medis yang dilakukansecara acak di RSUD Tugurejo Semarang, hasil survei menunjukkan jumlah pasien fraktur pada Triwulan 4 Tahun 2016 dan Triwulan I Tahun 2017 sebanyak 151 pasien. Informasi kasus fraktur akibat kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo dapat dilihat dari data rekam medis pasien, antara lain: karakteristik pasien, waktu kecelakaan, diagnosa utama, kode external cause, dan jenis kecelakaannya. Data-data diatas ditulis pada beberapa formulirrekam medis, yaitu: formulir triase gawat darurat, resume medis, lembar perjalanan penyakit dan RM 1. Kasus fraktur berkaitan dengan kecelakaan lalulintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor kondisi jalan, faktor pengemudi, dan faktor kendaraan.

Pada RSUD Tugurejo kode external cause mulai diberlakukan pada tahun 2016. Berdasarkan SK Direktur No SK/I/2014 yang membahas tentang kode penyebab luar atau external cause. RSUD Tugurejo Semarang adalahRumah Sakit tipe BPendidikan. Dalam praktiknya RSUD Tugurejo Semarang telah melakukan standart pengkodean dengan menggunakan ICD-10 dan ICD-9CM. Kode external cause Setelah dikaji lebih lanjut ada beberapa dokumen rekam medis pasien yang masih kosong atau tidak terisi yakni lembar anamnesa, hal

(23)

ini dapat mengakibatkan ketidaklengkapan informasi sebab luar mengenai kondisi pasien. Pemanfaatan kode ini belum maksimal karena dokter kurang memperhatikan kelengkapan penulisan anamnesa. Keuntungan external cause adalah dapat mengetahui sebab luar suatu penyakit atau trauma. Kode external cause tidak masuk dalam tarif pelayanan rumah sakit, tetapi external cause dapat digunakan untuk laporan statistika pada RL 4 yaitu data mortalitas atau morbiditas pasien yang dilaporkan secara periodik setiap tahunnya.

Oleh karena hal diatas, dengan tujuan ingin mendeskripsikan kasus Fraktur kecelakaan lalulintas, menghitung besarnya jumlah kasus KLL, dan mengetahui penyebab luar kecelakaan maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitan tentang “Epidemiologi Deskriptif Kasus Fraktur Diakibatkan Kecelakaan Lalulintas di RSUD Tugurejo Semarang Triwulan 4 Tahun 2016-Triwulan 1 Tahun 2017”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Epidemiologi Deskriptif Kasus Fraktur Diakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas di RSUD Tugurejo Semarang Triwulan 4 Tahun 2016 dan Triwulan 1 Tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mendeskripsikankasus fraktur diakibatkan kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan variabel orang yaitu umur pasien dan jenis kelamin pasien di RSUD Tugurejo Semarang

(24)

b. Mendeskripsikan variabel tempat yaitu tempat kejadian KLL yang mengakibatkan fraktur di RSUD Tugurejo Semarang c. Mendeskripsikan variabel waktu yaitu bulan terjadinya

kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo Semarang

d. Mengidentifikasi jenis fraktur terbuka atau tertutup di RSUD Tugurejo

e. Mengidentifikasi diagnosa utama dan diagnosa sekunder kasus fraktur kecelakaan lalu lintas di RSUD Tugurejo

f. Mengidentifikasi rerata lama rawat pasien dengan kasus fraktur di RSUD Tugurejo

g. Mengidentifikasi jenis kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo h. Mengidentifikasi kode external cause di RSUD Tugurejo

Semarang D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmupengetahuan pada petugas rekam medis khususnya tentang statistik rumah sakit dan epidemiologi kecelakaan lalulintas.

2. Bagi Akademik

Sebagai bahan referensi di bagian perpustakaan sebagai bahan penelitian tugas akhir selanjutnya.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan terkait jumlah kasus fraktur dan kode external

cause

(25)

1. Lingkup keilmuan

Penelitian dalam ruang lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Lingkup materi

Materi yang dipergunakan adalah statistik rumah sakit dan koding 3. Lingkup lokasi

Lokasi penelitian di RSUD Tugurejo Semarang di bagian IRM bagian pelaporan

4. Lingkup objek

Objek penelitin merupakan dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan kasus fraktur kecelakaan lalulintas tahun 2016. 5. Lingkup waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul peneliti Metode Hasil

1. Rossalia Indri Hapsari Lolan[4] Analisa deskriptif dan variasi kasus fraktur di bangsal Beta RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Triwulan 1 Tahun 2016 Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan cross sectional Tahun 2016 pada bulan Januari-Maret, pasien kasus fraktur sebanyak 117 pasien, pasien BPJS dengan kasus fraktur sebanyak 21 pasien (17,94%). Pasien BPJS dengan kasus fraktur terjadi kerugian (85,7%). Besar kerugian mencapai Rp.

(26)

106.943.191 2. 3. Yulia Retnari Purworini Dani Kurniawati Gambaran pengetahuan dokter dan perawat mengenai kelengkapan pengisian anamnesa external cause untuk kepentingan asuransi triwulan I di rsud tugurejo semarang tahun 2016 Studi epidemiologi korban kecelakaan lalu lintas dengan cedera kepala yang dirawat di rsup. Dr. Kariadi semarang 2007. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dengan pendekatan cross sectional . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Terdapat 93,3 % dokter lulus dari S1 kedokteran 93,3%, 73,3% perawat lulus dari D3 keperawatan, 26,7% dokter memiliki masa kerja selama 2 tahun, dan 26,3% perawat memiliki masa kerja selama 12 tahun.Sebagian dokter dan perawat sudah mengetahui pentingnya anamnesa pasien tetapi belum melaksanakan dengan baik. Belum ada protap untuk mengisi anamnesa. Hasil penelitian diperoleh korban kecelakaan lalu lintascedera kepala adalah kelompok umur 19 – 39 tahun (51,3%) dan jenis kelamin laki – laki lebih banyak daripada perempuan (74,7%), jenis lawan tabrakan terbanyak sepeda motor (61,5%), pemakaian alat pengaman helm (67,9%)

(27)

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang terletak pada variabel yang diteliti, lokasi penelitian, serta waktu penelitian berlangsung.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit.

Menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat[5]

2. Tujuan Rumah Sakit

a. Memudahkanmasyarakat dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu

b. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan perawatan, penyembuhan dan pemulihan

c. Menaikan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

d. Memberikan pelayanan yang terjangkau oleh masyarakat

B. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

PERMENKES NOMOR 269/MENKES/PER/III/2008, adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana

(29)

pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta[5]

2. Tujuan Rekam Medis

Tujuan utama rekam medis adalah menciptakan tercapainya tertib dalam aspek administrasidalam proses pembiayaan dan pelayanan. Rekam medis berfungsi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, yang dimulai dari penerimaan, pencatatan data, pengolahan, penyimpanan, dan pengambilan dokumen rekam medis , dan terakhir ketika pelayanan sudah selesai data tersebut diolah di bagian pelaporan.[6]

C. Statistik Rumah Sakit

Statistik rumah sakit adalah suatu keilmuan yang mempelajari metode dan langkah-langkah dalam pengumpulan data, pengkajian, analisa data dan menyimpulkan suatu data mentah. Yang bersumber dari data rekam medik pasien, yang bertujuan menghasilkan suatu informasi yang jelas dan akurat untuk keperluan pendekatan ilmiah, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu statistik diskriptif dan statistik inferensial[7]. Ada beberapa manfaat statistik rumah sakit diantaranya adalah :

a. Untuk membandingkan kapasitas rumah sakit dahulu dengan sekarang

b. Mengetahui mutu pelayanan

c. Perencanaan pelayanan pada masa yang mendatang d. Menilai cara kinerja petugas di rumah sakit.

(30)

f. Sebagai penelitian

D. Epidemiologi Deskriptif Kasus Kecelakaan Lalu Lintas 1. Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif merupakan jenis penelitian yang mempelajari suatu frekuensi (jumlah) dan distribusi suatu penyebaran masalah kesehatan. Epidemiologi deskriptif bertujuan dalam menjawab pertanyaan tentang siapa pelakunya, dimana terjadinya, dan kapan terjadinya, tetapi epidemiologi deskriptif tidak menjelaskan kenapa terjadinya masalah kesehatan itu timbul[8]

2. Faktor Resiko Kecelakaan Lalu lintas[9]

Ada 5 faktor yang berkaitan dengan peristiwa KLL:

a. Faktor manusia: para pejalan kaki, penumpang kendaraan sampai yang pengemudi, faktor manusia tersebut menyangkut tentang disiplin dalam berlalulintas.

b. Faktor kendaraan: kendaraan bermotor atau tidak bermotor. Diantara jenis kendaraan, kecelakaan lalulintas paling sering terjadi pada kendaraan sepeda motor dan mobil.

c. Faktor jalanan: kondisi jalan, rambu-rambu lalulintas , kebaikan jalan, jenis jalanan, sarana yang ada di jalan. Kondisi yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya KLL, diantaranya:

1) Stuktur jalan : datar, turunan, tanjakan, lurus atau berkelok-kelok

(31)

3) Luas: lorong, gang, jalan tol.

4) Status: jalan desa, jalan kota, jalan provinsi/ negara d. Faktor lingkungan: iklim dan geografis. Misalnya kabut,

hujan, jalan licin akan membawa resiko KLL 3. Bentuk Kecelakaan di Jalan

Kecelakaan atau tabrakan bisa berupa tunggal atau majemuk. Dapat dilihat dari pihak yang terlibat::

a. Manusia b. Kendaraan c. Binatang d. Tumbuhan e. Bangunan, dll

4. Akibat Kecelakaan Lalu Lintas

KLL dapat mengakibatkan cidera mulai dari cidera ringan sampai kematian seperti: patah tulang, sobekan, luka bakar, terbentur, dll.

5. Fraktur (Patah Tulang) a. Pengertian fraktur

Terjadinya kondisi dimana hubungan tulang atau kesatuan jaringan tulang terputus[10)

b. Jenis-jenis Fraktur atau Patah tulang

Pada umumnya beberapa jenis fraktur diakibatkan trauma, cedera maupun disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, diantaranya[11] :

(32)

Fraktur komplet yaitu patah seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran dari posisi tulang normal, sedangkan fraktur tidak komplet, merupakan patah tulangyang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang

2) Fraktur tertutup

Fraktur tertutup merupakan fraktur yang tidak merobek atau merusak jaringan kulit.

3) Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks)

Fraktur terbuka adalah tulangyang keluar menembus jaringan kulit atau akibat dari benda luar, misalnya karena tertembus oleh peluru atau trauma langsung yang menyebabkan terlukanya kulit

6. Penyebab Luar (External Cause)

Kode penyebab luar atauexternal cause terdapat dalam bab XIX membahas tentang cedera, keracunan, luka bakar, terjatuh, dan lainnya dari penyebab luar (S00-T98), dan bab XX merupakan sebab luar dari morbiditas dan mortalitas (V01-Y98)[12]

a. Kodefikasi External Cause 1) Sub Bab External Cause[13]

a) Transport Accident

b) Ada empat huruf alfabetik yaitu V,W,X,Y,yang menjadi kode dominan di BAB XX

c) Kategori mulai dari (V01-Y98) d) V01-V09 kecelakaan transport

(33)

(i) V01-V19 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport

(ii) V10-V19 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport.

(iii) V20-V29 Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport.

(iv) V30-V39 Pengguna kendaraan bermotor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport

(v) V40-V49 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport

(vi) V50-V59 Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam kecelakaan transport.

(vii) V60-V69 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport.

(viii) V70-V79 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport.

(ix) V80-V89 Kecelakaan transport darat lainnya.

(x) V90-V94 Kecelakaan transport air.

(34)

(xii) V98-V99 Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan.

e) W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan

(i) W00-W19 Jatuh.

(ii) W20-W49 Dihadapkan pada tenaga mekanis bukan makhluk.

(iii) W50-W64 Dihadapkan pada tenaga mekanis makhluk.

(iv) W65-W74 Kecelakaan menghirup air dan tenggelam

(v) W85-W99 Dihadapkan pada arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan ekstrim udara.

(vi) X00-X09 Dihadapkan pada asap dan api.

(vii) X10-X19 Kontak dengan panas dan benda panas.

(viii) X20-X29 Kontak dengan hewan dan tanaman beracun.

(ix) X30-X39 Dihadapkan pada kekuatan alam.

(x) X40-X49 Kecelakaan oleh keracunan dan dihadapkan pada zat-zat beracun.

(xi) X50-X57 Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan.

(xii) X58-X59 Kecelakaan karena dihadapkan pada faktor yang lain dan tidak dijelaskan.

(35)

f) X60-X84 Sengaja menyakiti diri sendiri.

g) X85-Y09 Serangan (Assault).

h) Y10-Y34 Kejadian yang niatnya tidak diketahui.

i) Y35-Y36 Intervensi hukum dan operasi perang.

j) Y40-Y84 Komplikasi asuhan medis dan bedah

(i) Y40-Y59 Drugs, medikamen dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam penggunaan terapi

(ii) Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis.

(iii) Y70-Y82 Peralatan medis dihubungkan dengan insiden yang tidak diinginkan dalam penggunaan diagnostik dan terapi.

(iv) Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagaipenyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan adanya kesalahan tindakan pada waktu prosedur dilakukan.

(v) Y85-Y89 Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas.

(vi) Y90-Y98 Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab

7. Kode Tempat Kejadian

Bab ini mencakup kode tempat kejadian (place of

(36)

digunakan untuk mengidentifikasi tempat di mana cedera itu terjadi. Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori W00-Y34, kecuali Y06.-dan Y07.-, untuk menunjukkan tempat kejadian penyebab luar kalau relevan :

.0 Rumah

.1 Lembaga tempat tinggal

.2 Sekolah, lembaga lainnya, denah pemerintahan umum

.3 Area sport dan atletik

.4Jalan dan jalan raya

.5 Area perdagangan dan pelayanan

.6 Area industri dan konstruksi

.7 Pertanian

.8 Tempat ditentukan lainnya

.9 Tempat tak ditentukan

8. Kode Aktivitas

Kode aktivitas juga menyediakan karakter tambahan pada kategori V01-Y34 untuk mengidentifikasikan aktivitas orang yang cedera pada saat kejadian berlangsung. Kode aktivitas ini jangan digunakan untuk mengganti subdivisi karakter keempat yang tersedia untuk tempat kejadian yang diklasifikasikan pada W00-Y34. Kode untuk aktivitas yang disediakan yaitu :

(37)

.0 Sedang berolahraga

.1 Sedang bersantai

.2 Sedang bekerja untuk mendapatkan hasil/pendapatan

.3 Sedang bekerja lainnya

.4 Sedang istrahat, tidur, makan, atau aktivitas vital lainnya

.8 Sedang melakukan aktifitas tertentu lainnya

.9 Sedang melakukan aktivitas tak ditentukan[11]

F. Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori Epidemiologi 1. Klasifikasi fraktur kecelakaan lalulintas 2. Jenis kecelakaan 3. Tingkat keparahan 1. Kode penyakit 2. Kode external cause 3. Anamnesa 4. Indeks penyakit LOS (Lama dirawat) LOS INA-CBG’s Kondisi pasien fraktur kecelakaan Mutu pelayanan medis dan efisiensi

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan suatu peristiwa. Dengan cara memanfaatkan sumber data dan fakta dari hasil pelayanan terhadap DRM pasien untuk di observasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas.

C. Variabel Penelitian 1. Umur pasien 2. Jenis kelamin Pasien fraktur 1. Umur pasien 2. Jenis kelamin 3. Tempat kejadian 4. Waktu terjadi 5. Jenis fraktur 6. Jenis kecelakaan Karakteristik pasien 1. Diagnosa utama 2. Diagnosa sekunder 3. Anamnesa 4. Lama dirawat Kode external cause 18

(39)

3. Tempat kejadian 4. Waktu 5. Jenis fraktur 6. Diagnosa utama 7. Diagnosa sekunder 8. Anamnesa 9. Lama dirawat 10. Jenis kecelakaan 11. External Cause D. Definisi Operasional Tabel 3.1 Defenisi Operasional

NO Variabel Definisi Operasional

1 Umur pasien Usia pasien yang tercatat berdasarkan observasi data rekam medis pada lembar resume

2 Jenis Kelamin Perbedaan menurut jenis kelamin yaitu pasien pria dan wanita berdasarkan observasi data rekam medis yang tercatat di lembar resume

3 Tempat kejadian Tempat dimana pasien mengalami kecelakaan yang dibedakan menurut jalan raya/ bukan jalan raya berdasarkan observasi data rekam medis pada lembar anamnesa

4 Waktu Jam terjadinya kecelakaan

berdasarkan observasi data rekam medis pada lembar anamnesa

5 Jenis fraktur Jenis fraktur yang dibedakan menurut

fraktur terbuka dan fraktur tertutup

berdasarkan observasi pada lembar resume medis dan riwayat perjalanan penyakit

6 Diagnosa utama Diagnosa akhir yang ditetapkan oleh dokter yang merawat pada akhir

(40)

perawatan pasien bersumber dari observasi data rekam medis lembar resume

7 Diagnosa sekunder Diagnosa penyerta yang menyertai diagnosa utamapasien pada saat dirawat bersumber dari observasi data rekam medis pada lembar resume[14] 8 Anamnesa Sebab pasien mengalami kecelakaan

secara lengkap, anamnesa di perlukan guna untuk memudahakan dalam penegakan diagnose dan koding penyakit. Di perolehdengan cara observasi dokumen

9 Lama dirawat Jumlah hari perawatan pasien dihitung dari tanggal pasien masuk sampai tanggal keluar berdasarkan observasi data rekam medis pada lembar resume 10 Jenis kecelakaan Jenis kecelakaan yang dibedakan menjadi kecelakaan tunggal atau majemuk berdasarkan observasi data rekam medis pada lembar anamnesa 11 External Cause Pengelompokan kode penyebab luar

dari sebab pasien di rawat. Didalam kode external cause ada penjelasan mengenai table drug and chimecal dan

table of land transportation accident

untuk menjelaskan sebab luar pasien secara spesifik

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah kasus fraktur kecelakaan lalulintas dengan diagnosa utama fraktur selama Triwulan 4 Tahun 2016- Triwulan 1 Tahun 2017 di RSUD Tugurejo Semarang sejumlah 151 DRM

(41)

2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pencuplikan dengan kriteria inklusi. Sampel yang digunakan pada penelitian sebanyak 60sampel DRM,yang diperoleh dengan rumus[8] :

n =

Dimana n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kesalahan (10%)

Dengan rumus perhitungan diatas maka diperoleh :

n =

n =

n = 60 sampel

Jadi,sampel yang diamati sebanyak 60 dokumen rekam medis dengan kasus rawat inap pasien patah tulang ( fraktur ) yang disebabkan KLL.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen atau pedoman penelitian yang digunakan adalah dengan pedoman observasi yang berisi hal-hal apa saja yang akan diamati guna mendapatkan informasi seperti data pasien. Lembar observasi berisi tentang umur, jenis kelamin, tempat kejadian

(42)

kecelakaan, waktu kecelakaan, jenis fraktur, diagnosa sekunder, diagnosa komplikasi, LOS, dan jenis kecelakaan.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian ini adalah menggunakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang dikumpulkan oleh pihak lain pada lokasi penelitian[15]

1. Lembar RM 1, mengetahui identitas pasien, dan diagnosa utama pasien.

2. Lembar anamnesa, mengetahui sebab terjadinya kecelakaan 3. Lembar pemeriksaan penunjang, mengetahui jenis pemeriksaan

yang dilakukan terhadap pasien dan sebagai alat untuk menegakkan diagnosa pasien

4. Observasi dokumen rekam medis, untuk mengetahui kelengkapan berkas rekam medis dalam aspek pengisian oleh dokter, perawat, atau koder.

H. Pengolahan Data

Berdasarkan insturmen atau pedoman pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengolahan data:

1. Collecting, pengolahan data identitas, data sosial, dan data klinis pasien.

2. Editing, mengoreksi data yang dikumpulkan atau dihasilkan 3. Klasifikasi, mengelompokan data menurut bagian-bagian yang

(43)

4. Tabulating, menampilkan suatu data dalam bentuk tabel yang berfungsi untuk memudahkan, membaca dan menyusun data I. Analisis Data

Data pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif, yaitu menggambarkan atau menguraikan jumlah pasien fraktur, kelengkapan informasi yang ada di dalam DRM, hasil hasil pengamatan untuk dibandingkan dengan teori sehingga didapatkan kesimpulan.

(44)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum RSUD Tugurejo 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Khusus Kusta Semarang di Tugurejo dibangun pada tahun 1952 oleh Dinas Pemberantasan Penyakit Kusta Provinsi Jawa Tengah yang menempati lahan seluas 21.150 m².Bangunan awal yang digunakan adalah bekas perusahan dengan tanah Eigendom Perpnding No. 30 dan No. 312 yang dibeli oleh Dinas dengan Surat Keputusan DPD Daerah swatantra Tingkat I Jawa Tengah tertanggal 26 Juni 1959 No.K12/6/13 dengan nominal Rp. 105.000,00. Dimana pelaksanaan pembeliannya diserahkan pada DPU Daerah Swantatra Tingkat I Jawa Tengah Semarang.Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang pada masa awal berdirinya, merupakan rumah sakit khusus untuk pasien kusta. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, maka pada tahun 1999 secara bertahap berkembang menjadi rumah sakit yang membuka pelayanan untuk pasien umum, hingga kemudian pada tanggal 26 Desember 2000 Pemerintah meresmikan rumah sakit kusta ini menjadi rumah sakit umum kelas C melalui Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No 1810/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang perubahan status rumah sakit khusus menjadi rumah sakit umum.

RSUD Tugurejo mengalami perkembangan yang demikian pesat hingga dalam waktu tiga tahun yaitu pada tanggal 19 November 2003

(45)

Pemerintah meningkatkan status menjadi rumah sakit kelas B melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1600/Menkes/SK/XI/2003 tentang peningkatan kelas B non pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pada bulan Maret 2007 RSUD Tugurejo tersertifikasi ISO 9001:2000 untuk 7 (tujuh) pelayanan utama dan penunjang pelayanan lainnya.

Lokasi RSUD Tugurejo sangat strategis, berada di bagian Barat Kota Semarang berjarak 15 km dari pusat Kota Semarang tepatnya di Jalan Raya Tugurejo, yang merupakan Jalur utama Pantura.Rumah Sakit Tugurejo dikelilingi oleh perumahan penduduk yang padat serta lingkungan industri yang potensial, seperti kawasan Industri Candi dan Kawasan Industri Gunamekar.

2. Visi dan Misi

a. Visi : Rumah Sakit Prima, Mandiri Dan Terdepan Di Jawa Tengah. b. Misi

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. 2) Meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang

pelayanan medis dan memberikan kenyamanan kepada pasien, keluarga pasien dan karyawan.

3) Meningkatkan program pengembangan mutu pelayanan medis dan non medis secara berkesinambungan.

4) Mewujudkan kemandirian, efisiensi, efektifitas dan fleksibilitas pengelola keuangan.

5) Menjadi pusat pendidikan kedokteran dan kesehatan lain, serta penelitian dan pengembangan bidang kesehatan.

(46)

6) Mengembangkan pelayanan unggulan. c. Motto

“Kesembuhan dan Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”. 3. JenisPelayanan Di Rumah Sakit

a. Fasilitas

1) Auditorium dan Wisma 2) Umum b. Gawat Darurat c. Instalasi 1) Medik 2) Non Medik d. Rawat Jalan

1) Poli spesialis penyakit dalam 2) Poli spesialis anak

3) Poli tumbuh kembang

4) Poli spesialis kebidanan dan kandungan 5) Poli spesialis syaraf

6) Poli spesialis bedah 7) Poli spesialis orthopedi

8) Poli spesialis kulit dan kelamin 9) Poli kecantikan laser

10) Poli spesialis THT 11) Poli spesialis mata 12) Poli gigi

(47)

14) Poli gizi 15) Hemodialisa 16) Poli Onkologi 17) Poli psikologi 18) Rehab Medik 19) Poli VCT

e. Instalasi Rawat Inap 1) Ruang Nusa Indah 2) Ruang Amarylis 3) Ruang Alamanda 4) Ruang Anggrek 5) Ruang Bougenvile 6) Ruang Melati 7) Ruang Mawar 8) Ruang Kenanga

9) Ruang ICU/ ICCU/ PICU/ NICU 10) Ruang dahlia

11) Ruang Tulip

f. Instalasi Medical Cek Up g. Trauma Center

B.

Gambaran Khusus Instalasi Rekam Medis 1. Struktur Organisasi Instalsi Rekam Medis

(Gambar 4.1, Terlampir)

Instalasi Rekam Medis RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Kepala Instalasi Rekam Medis dibawah Bidang penunjang

(48)

yang terhubung langsung dengan Seksi Penunang Medis. Kepala Instalasi Rekam Medis yang membawahi 5 Koordinator yaitu koordinator pendaftaran, Assembling, Koding dan indeksing, Filing dan pelaporan.

Koordinator Pendaftaran dibantu Wa. Koordinator Pendaftaran akan mengkoordinasi di tempat TPPRJ, TPPRI-RJ, TPPRJ Nusa Indah, TPPRI Nusa Indah, TPPGD, TPPRI-GD. Koordinator Assembling akan mengkoordinasi Dalam Merakit atau mengurutkan DRM rawat inap, Evaluasi KLPCM (ketidaklengkapan Catatan Medis), Pengendalian Form RM dan Pengurusan Medico Legal. Koordinator Filing dibantu Wa. Koordinator Filing akan mengkoordinasi penyediaan, Penyimpanan, Pengembalian, penyisiran dan evaluasi Miss file, penyusutan dan pemusnahan dokumen Rekam Medis. Koordinator Koding dan Indeksing akan mengkoordinasi koding dan indeksing kode tentang Penyakit, Tindakan, kematian, Dokter dll. Koordinator pelaporan akan mengkoordinasi pembuatan laporan dan statistik RS untuk laporan internal dan eksternal rumah sakit.

2. Visi, Misi dan Tujuan Instalasi RM a. Visi

“ Terwujudnya pengurusan dokumen rekam medis dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan medis yang berdasarkan petunjuk pelaksanaan dan Sistemdan Prosedur Pelayanan RM prosedur tetap yang berlaku, dengan pendekatan manusiawi dan dapat dijangkau, sehingga memuaskan semua pihak yang terkait.

(49)

b. Misi

Menyelenggarakan pelayanan dokumen medis dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan medis, secara profesional dan bermutu dilaksanakan secara manusiawi dan dapat terjangkau, sehingga dapat memuaskan semua pihak yang terkait dengan bepedoman pada filosofi rumah sakit: Kesembuhan, Keselamatan dan Kepuasan Pasien adalah Kebahagiaan Kami.

c. Tujuan

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana diharapkan, sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit

C. Hasil Penelitian

1. Umur Pasien dengan Kasus Fraktur Kecelakaan

Data umur pasien dalam penelitian ini menunjukan umur minimal 3 tahun dan umur maksimal 71 tahun, dengan rata-rata umur adalah 30 tahun.

(50)

2. Fraktur Jenis Kelamin dengan Kasus Fraktur Kecelakaan

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dengan Kasus Fraktur Kecelakaan Jenis kelamin Jumlah % Perempuan 18 30,0 Laki-laki 42 70,0 Total 60 100,0

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.1, jenis kelamin pasien dengan kasus fraktur kecelakaan lalulintas pada triwulan 4 tahun 2016 – triwulan 1 tahun 2017 pasien yang paling banyak dirawat adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 70%.

3. Tempat Kejadian Kecelakaan Lalulintas

Di RSUD Tugurejo Semarang tempat terjadinya kecelakaan lalulintas berada dijalan raya, yaitu sebesar 100%

4. Waktu Terjadinya Kecelakaan Lalulintas

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Bulan Terjadinya Kasus Fraktur Kecelakaan

Bulan Jumlah % Oktober 2016 21 35,0 November 2016 9 15,0 Desember 2016 8 13,3 Januari 2017 6 10,0 Februari 2017 7 11,7 Maret 2017 8 13,3 April 2017 1 1,7 Total 60 100.0

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa pada bulan Oktober 2016 merupakan bulan terbanyak terjadinya kasus kecelakaan

(51)

lalulintas yaitu sebanyak 35% dan paling sedikit pada bulan april 2017 yaitu sebanyak 1.7%

5. Jenis Fraktur Terbuka Dan Tertutup Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Jenis Fraktur Kasus Kecelakaan Lalulintas

Jenis Fraktur Jumlah %

Tertutup 53 88,3

Terbuka 7 11,7

Total 60 100,0

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui jenis fraktur yang paling banyak adalah fraktur terbuka yaitu 86,7 %.

6. Diagnosa Utama

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Diagnosa Utama Pasien Kasus Fraktur Kecelakaan Lalulintas

Diagnosa Utama Jumlah %

Cidera Kepala Ringan 24 40,0

Fr. Tertutup radil 1/3 sinistra 2 3,3

Fr. Curis sinistra 2 3,3

Fr. Angkle joint fibula 1 1,7

Fr. Radius 1/3 dextra 1 1,7

Degioving cruris sinistra 1 1,7

Fr. Antherech sinistra 2 3,3

Fr. Radius nasal 2 3,3

Fr. Radius dextra 1 1,7

Fr. Radius 1/3 infenor dextra 1 1,7

Fr. Dislokasi terbuka pedis dextra 3 5,0

(52)

VL luas cruris dextra 1 1,7

Fr. Femur dextra 2 3,3

Fr. Clavicula dextra 1/3 tengah 3 5.0

Fr. Mandibula 2 3,3

Multiple VL bibir atas dan lidah 1 1,7

Refaktur femur 1 1,7

Vulnus amputatum 1 1,7

Digiti (IV) pedis dextra 1 1,7

Fr. Tibia dan pedis dextra 2 3,3

Open fraktur cruris dextra 1 1,7

Closed Fr. Femur dan radius ulna

sinistra 1 1,7

Pneumothorax sinistra trauma 1 1,7

Reptur tendon cruris 1 1,7

Total 60 100,0

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.4, dari 60 sampel data diagnosa Cidera Kepala Ringan merupakan diagnosa utama terbanyak, yaitu sebesar 40%

7. Diagnosa Sekunder

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Diagnosa Sekunder Kasus Fraktur Kecelakaan Lalulintas

Diagnosa Sekunder Jumlah %

Tidak ada 28 46,7

Contusio bahu bilateral 1 1,7

Multiple VE 5 8,3

Luka terbuka dikaki 4 6,7

(53)

Hipertensi 2 3,3 Alokasi jari 1 1,7 Gravida 28 minggu 1 1,7 Anemia 2 3,3 Trauma kepala 1 1,7 DM 1 1,7

VL bibir atas dan lidah 2 3,3

Trauma metatarsal 1 1,7

Vertigo 2 3,3

VL digiti (III) pedis dextra 1 1,7

Hematom mata kanan 1 1,7

Fr. Linear OS Frontal 1 1,7

Hepatic Failure 1 1,7

Deformitas jari IV kiri 1 1,7

Fr. Clavicula 1 1,7

Hamil 13 minggu 1 1,7

Pedis sinistra 1 1,7

Total 60 100,0

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.5, sebagaian besar diagnosa sekunder pasien kasus fraktur kecelakaan lalulintas tidak ada. Persentase diagnosa sekunder pasien yang tidak ada sebesar 46,7%

(54)

8. Lama Dirawat Pasien

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Lama Dirawat Pasien Kasus Fraktur KLL

Lama dirawat Jumlah %

1 hari 1 1,7 2 hari 10 16,7 3 hari 7 11,7 4 hari 11 18,3 5 hari 6 10,0 6 hari 5 8,3 7 hari 4 6,7 8 hari 4 6,7 9 hari 3 5,0 10 hari 2 3,3 11 hari 3 5,0 12 hari 2 3,3 13 hari 1 1,7 18 hari 1 1,7 Total 60 100,0

Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.6, lama dirawat untuk pasien kasus fraktur kecelakaan lalulintas paling banyak memiliki lama dirawat 4 hari dengan persentase sebesar 18,3 %

9. Jenis Kecelakaan

Tabel 4.7

Distribuai Frekuensi Jenis Kecelakaan Kasus Fraktur

Jenis Kecelakaan Jumlah %

Tidak diketahui 2 3,3

Tunggal 21 35,0

Majemuk 36 60,0

Total 60 100,0

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.7, jenis fraktur kasus fraktur kecelakaan lalulintas adalah kecelakaan majemuk yaitu sebesar 60%.

(55)

10. External Cause

Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20

Berdasarkan tabel 4.8, dari data sampel yang digunakankode penyebab luar yang paling banyak adalah motorcycle rider [any] injured in unspecified traffict accident (V29.9) atau pengguna sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport yaitu sebesar 30%.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi External Cause Kasus Fraktur KLL

External Cause Jumlah %

Tidak tertulis 6 10,0

Unspecified motorcycle rider injured

intraffic accident (V28.9) 3 5,0

Unspecified whether traffict or

nontraffict accident (V02.9) 10 16,7

Driver injured in collision with other and unspecified motor vehicles in nontraffict accident (V29.0)

12 20,0

Driver injured in nontraffic accident

(V20.0) 2 3,3

Motorcycle rider [any] injured in other specified transport accident (V29.8)

2 3,3

Motorcycle rider [any] injured in

unspecified traffic accident (V29.9) 18 30,0

Passenger injured in nontraffic accident with unspecified place (V02.19)

5 8,3

Driver injured in traffict accident

(V22.4) 1 1,7

Unspecified transport accidents

(V99) 1 1,7

(56)

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pasien dengan Fraktur Kecelakaan Lalulintas

Umur mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian kecelakaan lalulintas. Umur 30 tahun atau lebih akan mengendarai secara hati-hati sedangkan yang berumur muda malah sebaliknya, mereka mengendarai secara hati-hati dan membahayakan pengendara lain [17]

WHO menyatakan sebanyak 67% korban kecelakaan lalulintas berada pada umur produktif yakni 22-50 tahun, pernyataan lainnya menyatakan bahwa kecelakaan lalulintas adalah penyebab utama kematian anak-anak dengan rentang umur 10-24 tahun [18]

Kasus fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur, mulai dari yang masih muda sampai yang sudah tua. Pada kasus fraktur akibat kecelakaan lalulintas umur pasien rata-rata adalah 30 tahun, menurut WHO korban dengan umur tersebut masuk dalam usia produktif. Umur minimal pasien adalah 3 tahun dan umur maksimal pasien adalah 71 tahun. Berdasarkan data rekam medis yaitu pada lembar RM 1 ringkasan masuk dan keluar pasien.

Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan, penyakit atau kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang dan sebagainya[19]

(57)

Pada triwulan ke-4 tahun 2016 dan triwulan ke-1 tahun 2017 jenis kelamin pasien yang paling banyak dari 60 populasi yang diteliti adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 70%. Dan pasien perempuan sebesar 30%. Berdasarkan data rekam medis yaitu pada lembar RM 1 ringkasan masuk dan keluar pasien.

B. Tempat Kejadian Kecelakaan Lalulintas

Masalah dan beban karena kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut wilayah secara geografi. Lebih dari separuh kematian karena kecelakaan lalulintas jalan terjadi di Asia Tenggara[19].

RSUD Tugurejo Semarang terletak dijalur pantura yang dikelilingi oleh perumahan penduduk yang padat dan serta lingkungan industri yang potensial meyebabkan kecelakaan lalulintas. Dari 60 populasi, kecelakaan lalulintas seluruhnya berada di jalan raya dengan total 100%. C. Waktu Terjadinya Kecelakaan Lalulintas

Kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo Semarang terjadi paling banyak di bulan Oktober 2016 sebesar 35% dan pada bulan Januari 2017 jumlah pasien fraktur akibat kecelakaan hanya sebesar 1,7%. Berdasarkan data rekam medis yaitu pada lembar Triase pasien yang didapatkan di Instalasi Gawat Darurat.

D. Jenis Fraktur Terbuka dan Tertutup

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur

(58)

ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi[20]

Kecelakaan lalulintas dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor keadaan jalan, faktor kendaraan, faktor manusia, dan faktor lingkungan[4]. Hal inilah yang sering menyebabkan kecelakaan lalulintas, di RSUD Tugurejo Semarang pasien dengan kasus fraktur akibat kecelakaan cukup banyak, yang klasifikasi frakturnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu tertutup dan terbuka.

Fraktur tertutup merupakan fraktur tidak menembus kulit sedangkan fraktur terbuka merupakan patah tulang menonjol keluar melalui kulit. Jenis fraktur pasien yang paling banyak adalah fraktur tertutup sebesar 86,7% dan fraktur terbuka sebesar 11,7% dan yang tidak ditulis sebesar 1,7%. Perbandingan teori dan penelitian tidak relevan karena pada RSUD Tugurejo fraktur tertutup lebih besar dibandingkan dengan fraktur terbuka. Berdasarkan data rekam medis yaitu pada lembar RM 1, Triase pasien, lembar Anamnesa, dan RM 20 resume medis pasien.

E. Diagnosa Utama

Diagnosa pada penelitian ini diperoleh dari data RM 20 yaitu resume medis pasien. Pasien dengan kasus fraktur paling banyak adalah diagnosa Cidera Kepala Ringan (CKR) sebesar 40%. Teori menyatakan bahwa penulisan diagnosis fraktur didasarkan pada integritas kulit daerah tulang yang mengalami fraktur (tertutup atau terbuka)[21]. Sebagai contoh: Fraktur tertutup femur dan radius ulna sinistra. Dari hasil observasi menunjukan bahwa diagnosis utama yang ditulis sudah secara lengkap

(59)

memuat aspek jenis tulang yang patah dan pola garis fraktur dan integritas kulit daerah tulang yang mengalami fraktur (tertutup atau terbuka) sudah semuanya tertulis secara lengkap di dokumen rekam medis.

Di RSUD Tugurejo Semarang pasien cidera kepala dengan kasus kecelakaan lalulintas merupakan diagnosa utama yang terbesar. Cedera Kepala disebabkan benturan pada kepala yang diakibatkan oleh benda tumpul contohnya jalan lalulintas. Dari semua penderita cedera kepala kejadian yang paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalulintas berupa tabrakan motor, mobil, sepeda, penyebrang jalan yang ditabrak, dan pengendara lain yang terjatuh akibat menabrak hewan dijalan[22]

F. Diagnosa Sekunder

Diagnosa yang muncul atau sudah ada sebelum atau selama dirawat. Diagnosa sekunder dapat merupakan ko-morbiditas, ataupun komplikasi. Ko-morbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosa utama atau kondisi pasien saat membutuhkan pelayanan/ asuhan khusus setelah masuk dan selama dirawat[7]. Dalam penelitian ini, pasien lebih banyak yang tanpa diagnosa sekunder dengan persentase 46,7%.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Keberadaan Diagnosa Sekunder

dengan Lama Dirawat Pasien

Ada Diagnosa Tanpa Diagnosa

Jumlah % Jumlah %

lama rawat > 3 hari 26 74,3 17 68,0

< 3 hari 9 25,7 8 32,0

(60)

Berdasarkan tabel 5.1, persentase pasien yang lama dirawatnya >3 hari dengan diagnosa sekunder (74,3%) lebih besar dibanding yang tanpa diagnosa sekunder (68%).

Lama dirawat berhubungan dengan diagnosa sekunder, karena ada atau tidaknya diagnosa sekunder dapat menyebabkan lama rawat yang cukup panjang, terlebih apabila diagnosa sekunder lebih dari satu. Hal ini dapat menyebabkan LOS menjadi tidak ideal[23].

G. Lama Rawat Pasien Fraktur Kecelakaan Lalulintas

Lama rawat adalah lama waktu perawatan pasien dalam satuan hari yang dihitung dari tanggal masuk sampai tanggal keluar[5]. Lama rawat pasien kasus fraktur kecelakaan lalulintas paling banyak memiliki lama dirawat sebesar 4 hari (18,3%).

Lama rawat pasien fraktur bervariasi dan berhubungan dengan tindakan apa saja yang diberikan dalam proses pengobatan, penyembuhan, dan terapi apa saja yang diberikan. Lama dirawat pasien fraktur juga berkaitan dengan jenis fraktur yang dialami pasien. Jenis fraktur terbuka penyembuhannya lebih lama di bandingkan fraktur tertutup, hal ini disebabkan karena stuktur dari tulang tersebut terputus.

H. Jenis Kecelakaan

Jenis kecelakaan dibagi menjadi 2 yaitu kecelakaan yang melibatkan satu kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pemakai jalan lain, sedangkan kecelakaan majemuk adalah kecelakaan yang melibatkan satu atau lebih kendaraan dengan pejalan kaki diwaktu dan

(61)

tempat yang sama[10]. Di RSUD Tugurejo jenis kecelakaan yang paling banyak adalah kecelakaan majemuk sebesar 60%.

Pengaruh fraktur terhadap kecelakaan majemuk adalah tingkat kegawatan penyakit. Kecelakaan majemuk merupakan kecelakaan lalulintas yang melibatkan kendaraan lain atau oranglain. Kecelakaan majemuk terjadi karena pengemudi biasanya tidak tertib dalam ngemudikan kendaraannya[15]

I. External Cause

Kecelakaan dikode dengan menggunakan kode sebab luar atau external cause. External cause dalam ICD-10 merupakan klasifikasi tambahan yang mengklasifikasi kemungkinan kejadian lingkungan dan keadaan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek samping lainnya[12]

Pada RSUD Tugurejo Semarang, sistem pengkodean external cause sudah mulai diterapkan pada pertengahan bulan Oktober. Kode external cause digunakan untuk melaporkan rekapitulasi data keadaan mordibitas pasien rawat inap penyebab kecelakaan. Kode external cause kasus kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo yang paling banyak adalah V29.9 yaitu pengguna sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport sebesar 30%. Dan sebesar 10% atau 6 kode tidak ditulis, sementara infor asi yang ada didalam cukup lengkap. Kondisi ini harus lebih diperhatikan oleh koder.

Menurut riset, sebagian besar dari kecelakaan lalulintas yang terjadi adalah kecelakaan sepeda motor. Karena kendaraan jenis sepeda motor paling banyak dipergunakaan di Indonesia[18].

(62)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penderita fraktur akibat kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo Semarang Triwulan 4 tahun 2016 sampai Triwulan 1 tahun 2017 berdasarkan karakteristik umur dan jenis kelamin, jumlah penderita terbanyak yaitu dengan kelompok umur 30 tahun dan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, paling banyak diderita oleh laki-laki (70%) 2. Tempat kejadian kecelakaan lalulintas terbanyak berada di jalan raya

(100%)

3. Waktu terjadinya kecelakaan lalulintas di RSUD Tugurejo Semarang paling banyak pada bulan Oktober 2016 (35%)

4. Jenis fraktur terbanyak di RSUD Tugurejo Semarang adalah fraktur tertutup sebesar 86,7%

5. Diagnosa utama terbanyak di RSUD Tugurejo Semarang adalah Cidera Kepala Ringan sebesar 40% dan Diagnosa sekunder pasien fraktur kecelakaan lalulintas yang paling banyak adalah tanpa diagnosa sebesar 46,7&%.

6. LOS pasien kasus fraktur akibat kecelakaan lalulintas paling banyak sebesar 4 hari (18,3%)

7. Jenis kecelakaan lalulintas paling banyak di RSUD Tugurejo Semarang adalah kecelakaan majemuk sebesar 60%

8. Berdasarkan sistem pengkodean external cause di RSUD Tugurejo Semarang, kode V29.9 (Pengendara sepeda motor terluka dalam

(63)

kecelakaan lalulintas tetapi tidak spesifik) merupakan penyebab luar kecelakaan lalulintas terbanyak, yaitu sebesar 30%

B. Saran

1. Diharapkan para pengendara/pengemudi kendaraan pada usia produktif, yaitu usia yang banyak melakukan aktifitas diluar rumah, agar mematuhi peraturan lalulintas, seperti memakai helm, sabuk pengaman,dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta rutin melakukan servis kendaraannya.

2. Perlu sosialisasi tentang pentingnya menuliskan anamnesa atau rangkaian perjalanan penyakit kepada dokter atau tenaga medis yang bertanggung jawab agar saling mengingatkan

3. Perlu adanya sosialisasi atau pelatihan kepada koder dalam pemberian kode sebab luar serta lebih memperhatikan kode tempat kejadian dan kode aktivitas

(64)

44

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen Pelayanan Medis Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi V, Jakarta. 2003

2. APRILIANT, R. E., Nuryati, A. M., & Far, S. (2013). Keakuratan Kode

Diagnosis Pasien Gawat Darurat Pada Rekam Medis Elektronik (Rme) Berdasarkan Icd-10 Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Doctoral

dissertation, Universitas Gadjah Mada).

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen elitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=61589 ( diakses tanggal 15 April 2017)

3. Rochim, Wachid. Faktor Penyebab Ketidakterisian Kode Diagnosis Karakter Ke-5 Dan Kode External Cause Pada Kasus Fraktur Di Rs Pku Muhammadiyah Gamping Tahun 2016. Diss. STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta, 2016.

http://repository.stikesayaniyk.ac.id/562 ( diakses tanggal 16 April 2017) 4. ROSALIA, HAPSARI INDRI. "Analisa Deskriptif Variasi Kasus Fraktur Di

Bangsal Betha Rs Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Triwulan 1 Tahun 2016." Skripsi, Fakultas Kesehatan (2016).

http://eprints.dinus.ac.id/20317/ ( diakses tanggal 17 April 2017)

5. Undang-Undang Republik Indonesia, No 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit.

(65)

45 16 Mei 2017)

7. SUDRA, Rano Indradi. Statistik rumah sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

8. Awaludin, Asif. Karakteristik Penderita Faktur/Dislokasi Akibat Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus) Di Unit Bedah Orthopaedi Rs Hidayah Purwokerto. 2006. Phd Thesis. Diponegoro University. http://eprints.undip.ac.id/47498/ ( diakses tanggal 14 Mei 2017

9. Bustan, M.N. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan Ke-2. Rikena Cipta. 2007

10. Desiartama, A., & Aryana, I. W. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Fraktur Femur Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Orang Dewasa Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Tahun 2013. E-Jurnal

Medika Udayana, 6(5).

11. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner &Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta. FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara : Jakarta 12. Kartika, Pratiwi Asih. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan

Kode External Cause Pada Drm Rawat Inap Di Rsud Kabupaten Brebes Tahun 2016. Skripsi, Fakultas Kesehatan, 2016.

http://eprints.dinus.ac.id/19096/ ( diakses tanggal 18 Mei 2016)

13. International Classification of Diseases (ICD) , Geneva tahun 2010 Volume 1 Dan Volume 3

(66)

46

Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2010-2011." Gizi, Kesehatan

Reproduksi dan Epidemiologi 2.4 (2013).

http://202.0.107.5/index.php/gkre/article/view/3671 ( diakses tanggal 20 Mei 2017)

16. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

17. Nawangwulan D. Gambaran Kecelakaan Lalulintas Kendaraan di PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Bogor 1997. Jakarta: Universitas Indonesia; 1998.

18. Negara BI. Kecelakaan Lalulintas Menjadi Pembunuh Terbesar Ketiga 2013. http://www.bin.go.id. (diakses 7 Juni 2017)

19. Yusherman, Jasni. Pedoman Pengendalian Faktor Resiko Gangguan Akibat Kecelakaan dan Cedera , Rineka Cipta, Bandung 2008

20. Zayu, P. W. "Studi Kecelakaan Lalu Lintas dengan Metode'Revealed Preference'di Kota Padan." In Forum Penelitian, vol. 1, no. 1, p. 7. 2012. 21. Wahyudi S. Faktor risiko yang berhubungan dengan tingkat keparahan

cedera kepala (studi kasus pada korban kecelakaan lalu lintas pengendara sepeda motor di RSUD Karanganyar). Unnes Journal of Public Health. 2012;1(2).

22. Kartika, M. (2009). Analasis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda Motor di Wilayah Depok. Fakultas Kcschatan

(67)
(68)

1 dan

Kode

cause dan Kode 1 50 42 XX 16 tahun Laki-laki - 12 Oktober 2016, 18.00 WIB Tertutup CKR (S06.0) V28.9 Contusio bahu bilateral (S40.0) Multiple VE (S40.7) Pasien terjatuh dari motor, helm(-), benturan kepala(+), pingsan(-), mual muntah(-). Nyeri pada bahu kana, rusak pada rahang kanan 6 hari Tunggal 2 50 53 XX 13 tahun Laki-laki - 26 Oktober 2016, 12.00 WIB Tertutup CKR (S06.0) V28.9 Multiple VE(T00.9) Multiple VC(T01.9) Fraktur maxilarry bones(S02. 4) Pasien datang dengan keluahan jatuh dari motor, luka sobek didahi kanan lecet ditangan , kaki, bahu 5 hari Tunggal 3 52 27 XX 23 tahun Laki-laki - 21 Januari 2017, 17.45 WIB Tertutup Fraktur tertutup OS radil 1/3 distal sinistra V28.9 - Kecelakaan jatuh sendiri dari motor, vulmus laserasi pada tangan kanan dan

4 hari

(69)

2 deformitas, kepala terbentur 4 50 22 XX 19 tahun Laki-laki - 14 Novemb er 2016, 19.35 WIB Tertutup Fraktur curis sinistra(S8 2.4) - Multiple VE(S82.4)

Baru datang IGD mengatakan nyeri dikaki kiri bengkak setelah kecelakaan tertabrak mobil 3 hari Majemuk 5 50 50 XX 21 tahun Laki-laki - 22 Mei 2016, 01.30 WIB Tertutup Cf. Anckle joint fibula 1/3 lateral (S82.4) V02.9 Luka terbuka dikaki(S91.3 ) Kecelakaan lalulintas ditabrak sepeda motor luka dikaki kanan, luka robek, kepala tidak terbentur 8 hari Majemuk 6 49 51 XX 45 tahun Laki-laki - 25 Oktober 2016, 06.15 WIB - Fr. Radius 1/3 dextra (S52.5) V02.9 - Kecelakaan motor, bengkak pada tangan kiri, terdapat nyeri gerak pada tangan kiri 5 hari Tunggal 7 49 51 XX 6 tahun Perempua n - 15 Oktober 2016, 15.20 Terbuka Degloving cruris sinistra(S8 2.1) - - KLL ketabrak mobil, luka terbuka dikaki kiri, jaringan terbuka,

2 hari

(70)

3 robek dikelopak

mata, kaki kiri hampir putus 8 16 97 XX 17 tahun Laki-laki - 27 Desemb er 2016, 19.53 WIB Tertutup Fr. Antherach ii sinistra - - Jatuh dari sepedamotor tangan kiri nyeri

4 hari Tunggal 9 49 94 XX 20 tahun Laki-laki - 14 Desemb er 2016, 14.15 WIB Tertutup Fr. Radius nasal (S52.8) V02.9 - KLL sepeda motor

luka robek dan gigi tanggal 2 atas(+), siku lecet, keluar darah dari hidung 3 hari Majemuk 10 14 24 XX 71 tahun Laki-laki - 8 Desemb er 2016, 23.58 WIB Tertutup Fr. Radius dextra (S52.8) - - Kecelakaan ditabrak sekitar jam 16.30 nyeri tangan kanan rujukan dari RS Karyadi dengan fr. Komplit obligue 1/3 tengah os radius kanan, luka terbuka

6 hari

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Pasien Dengan Kasus Fraktur... Umur Pasien dengan

Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus Bedah Pada Tindakan Herniorrhapy... Aspek Hukum Rekam

Eltina Lupitasari Dewi Tinjauan Prosedur Pelayanan Dokumen Rekam Medis Poliklinik dari Filing RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2014. Observasi Prosedur pelayanan DRM Poliklinik di

1 Hanan Asmaratih Purbandari Analisa Keakuratan Kode Diagnosis Utama Neoplasma yang Sesuai dengan kaidah Kode ICD-10 pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Tugurejo

Pada aspek pengetahuan diketahui, pengetahuan tenaga rekam medis tentang kode neoplasma sesuai kaidah ICD-10 di RSUD Tugurejo tahun 2016 sebagai berikut ; mayoritas

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAMMEDIS PASIEN RAWAT INAP KASUS BEDAH PADA TINDAKAN HERNIORAPHY DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PERIODE TRIWULAN

Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner pada aspek sikap tenaga rekam medis tentang kode neoplasma sesuai kaidah ICD-10 di RSUD Tugurejo tahun 2016, diketahui

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang pasien BPJS dengan penyakit hernia inguinalis tahun 2014 memiliki 5 diagnosa sekunder yang paling