• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanian Bantalan Resesi: Resiliensi Sektor Selama Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertanian Bantalan Resesi: Resiliensi Sektor Selama Pandemi Covid-19"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Pertanian Bantalan Resesi:

Resiliensi Sektor Selama Pandemi Covid-19

Prof. Dr. Bustanul Arifin

[email protected]

Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA

Dewan Komisioner dan Ekonom Senior INDEF

Ketua Umum Pengurus Pusat PERHEPI

(2)

Kontribusi Substantif

dari “Pertanian Bantalan Resesi”

1. Pendahuluan

2. Transformasi Struktural Kembali Terganggu

3. Tantangan Perubahan Teknologi Pertanian

4. Antisipasi Krisis Pangan Nasional

5. Ujian Kemandirian Pangan

6. Stagnasi Produksi dan Produktivitas Padi

7. Dimensi Kebijakan Rencana Impor Beras

8. Penyelamatan Industri Gula Domestik

9. Kedelai dalam Pengembangan Agroindustri

10. Jagung sebagai Bahan Baku Pakan

11. Ujian Industri Perunggasan Era Pandemi

12. Stabilisasi Produksi-Konsumsi Daging Sapi

13. Biofuels pada Industri Sawit

14. Subsidi Pupuk Langsung kepada Petani

15. Korporatisasi Petani pada Sistem Agribisnis

16. Bisnis Hortikultura Berbasis Kemitraan

(3)

1.

Pendahuluan

: Pertanian jadi bantalan resesi

• Ekonomi pertanian pada Q2-2021 0,38% (y-on-y), lebih rendah dari ekonomi makro yang tumbuh 7%,

karena basis pertumbuhan pada Q2-2020 rendah. Sektor pertanian masih menjadi bantalan resesi.

• Covid-19 telah menaikkan angka kemiskinan sampai 27,55 juta (10,19%). Mayoritas orang miskin

tinggal di perdesaan (12,04 juta atau 7,88%), mereka petani, buruh tani, dll. Ada fenomena ruralisasi.

(4)

2. Transformasi Struktural Perekonomian Kembali Terganggu

Uraian

1975 1985 1995 2005 2010

2015

2020

Pangsa PDB (%)

Pertanian

30,2

22,9

17,1

13,4

15,3

13,5

13,7

Industri: Manufaktur-Tambang 33,5

35,3

41,8

38,5

36,0

28,6

26,3

Jasa

36,3

42,8

41,1

48,1

48,7

57,9

60,0

Pangsa Tenaga Kerja (%)

Pertanian

62,0

56,0

46,0

42,5

39,0

32,9

29,8

Industri: Manufaktur-Tambang

6,0

9,0

12,8

13,0

14,5

14,7

14,7

Jasa

32,0

35,0

43,2

44,5

47,5

52,4

55,5

(5)

Data

: Total Factor Producitivty (TFP) Pertanian di Asia

0 20 40 60 80 100 120 140 160 19 61 19 63 19 65 19 67 19 69 19 71 19 73 19 75 19 77 19 79 19 81 19 83 19 85 19 87 19 89 19 91 19 93 19 95 19 97 19 99 20 01 20 03 20 05 20 07 20 09 20 11 20 13 20 15 Agricul tu re T FP China Indonesia Malaysia Philippines Thailand Viet Nam India

Period

China

Indonesia

Malaysia

Philippines Thailand Viet Nam

India

1961-1970

1.03

2.04

2.75

0.39

0.87

-0.12

0.71

1971-1980

0.24

1.37

2.41

2.51

2.18

1.40

0.30

1981-1990

2.20

0.42

2.98

0.49

-0.62

1.71

1.48

1991-2000

3.93

0.75

1.98

1.14

2.86

2.00

0.92

2001-2015

3.22

2.32

2.50

1.13

1.69

2.06

1.59

Annual growth (%)

Sumber: Dihitung dari Fuglie (2015)

(6)

4.

Antisipasi Krisis

Pangan Nasional

Dimensi Krisis Ekonomi Asia 1998 Krisis Pangan Global 2008 Krisis Pangan Covid-19

Drivers dan kondisi ekonomi global

• Nilai tukar dan pembayaran • Inflasi tinggi, daya beli turun • Pengangguran, kemiskinan • Akses pangan terganggu

• Keuangan & perbankan AS • Harga minyak bumi tinggi • Perubahan iklim memburuk • Harga pangan global tinggi

• Pandemi Virus Corona • Harga minyak bumi rendah • Stok pangan baik, panen OK • Lockdown: Akibat dan sebab Kinerja ekonomi

Indonesia

• Kurs Rp 2.450 → 16.650/$ • Laju inflasi 10,3% → 82,4% • Kemiskinan 50 juta (24,2%) • Cad Devisa US$ 17,4 miliar • Utang LN: 126% dari PDB • PDB 4,7% → minus 13,7%

• Kurs Rp 9.200 →12.650/$ • Laju inflasi 10,5% →12,2% • Kemiskinan 31 juta (13,3%) • Cad Devisa US$ 50,2 miliar • Utang LN: 13,7% dari PDB • PDB 6,3% → 6,1%

• Kurs Rp 12.000 → 14.500/$ • Laju inflasi 3,0% → 3,1% • Kemiskinan 9,2% → 10,2% • Cad Devisa: US$ 137 miliar • Utang LN: 38,5% dari PDB • PDB 5,0% → -2,07%

Faktor Eksternal • Kemarau Ekstrem El-Nino

• Impor beras 6 juta ton

• Lehman Brothers bangkrut • Presiden Obama menang

• Neo-proteksionisme baru • Presiden Trump bantu petani Kebijakan

Pemerintah

• Bantuan pangan, JPS dll • Likuidasi 16 bank masalah • Pembentukan BPPN

• Rekapitalisasi Rp 430 triliun • Intervensi IMF: Kontroversi

• Ada 3 Perppu dan 11 PBI • Bail-out Bank Century • BI naikkan BI rate ke 9,25% • BUMN valas di bank BUMN • Mengurangi PE CPO

• Perppu 1/2020 & PP 21 PSBB • Daerah usul, Pusat seetujui • Anggaran Covid Rp 405 triliun • Tidak menganjurkan mudik • UU 11/2020 Ciptaker disahkan

Kerusuhan sosial • Demonstrasi besar-besaran

• Presiden Seoharto berhenti

• Demonstrasi, terkendali • Presiden SBY terpilih lagi

• Buruh menolak RUU Ciptaker • Presiden Jokowi semangat ☺

(7)

Data

: Ikhtisar Hasil Analisis Resiliensi dan Risiko Pangan

Komoditas % Impor Resiliensi rantai nilai Risiko: Titik kritis pasokan Langkah Kebijakan

Beras 3-5 • Industri modern beras tumbuh,

relasi petani-pedagang kuat

• Musim kemarau panjang • Titik kritis Okt-Nov – Januari

• Impor beras menjadi opsi, tapi negara suplier makin sulit

Gula 60-70 • Gula rafinasi menjadi bantalan,

langsung ke pasar

• Fleksibilitas mengganggu petani • Modernisasi indusri lambat

• Penyederhanaan impor dan fleksibilitas gula rafinasi

Telur Ayam Ras 0 • Rantai nilai solid, relasi peternak

swasta-pedagang

• Titik kritis Ramadhan-HBKN. Tahun logistik bermasalah

• Intervensi sistem logistik, fasilitasi dialog kemitraan

Daging Ayam Ras 0 • Peran integrator, relasi

peternak-swasta-industri-pasar

• Titik kritis Ramadhan-HBKN. Tahun logistik bermasalah

• Intervensi sistem logistik, persaingan usaha sehat

Daging Sapi 70-75 • Penggemukan domestik • Ramadhan dan hari besar • Impor daging kerbau

Bawang Merah 10-20 • Rantai nilai alternatif via digital • Musim hujan, poduksi kecil • Perbaikan sistem distribusi

Bawang Putih 95-97 • Program pengembangan di

beberapa sentra produksi,

• Risko ketergantungan impor, impor terganggu, harga naik

• Sinkronisasi RIPH & SPI, review kebijakan wajib tanam

Minyak Goreng 0 • Luas lahan sawit sebagai bahan

baku masih bertambah

• Risiko logistik, CPO rendah, harga minyak bumi turun

• Kepastian pasokan insentif petani sawit, peremajaan dll

Cabai Merah 5-20 • Lahan pekarangan, industri naik,

permintaan naik.

• Musim panen, harga anjlok,

terjadi di akhir musim hujan • Stabilisasi harga antar-musimuntuk antisipasi inflasi

Cabai Rawit 5-15 • Pemanfaatan pekarangan, pada

skala rumah tangga .

• Musim panen, harga anjlok. Musim hujan, produksi turun

• Antisipasi dampak inflasi, perbaikan benih dan varietas

Sumber: Disintesis dari hasil-hasil studi dan berbagai sumber

(8)

6. Stagnasi Produksi dan

Produktivitas Padi

Konsumsi-Produksi

2018

2019

2020

2021

(Juni)

2018-2019 (%)

2019-2020(%)

Konsumsi (juta ton)

29,56

28,93

29,37

14,66

0,78

1,52

Produksi GKG (juta ton)

59,19

54,60

54,53

30,88

-7,76

0,08

Produksi Beras (juta ton)

33,94

31,31

31,33

17,70

-7,81

0,07

Luas Panen (juta ha)

11,38

10,68

10,66

6,01

-6,14

-0,19

Produktivitas (ton/ha)

5,20

5,11

5,13

5,14

-1,72

0,02

Sumber: BPS, Juli 2021

• Kemarau ekstrem 2019 sangat berdampak pada neraca dan pada rantai nilai beras secara keseluruhan.

• Produksi beras tahun 2020 belum mencapai kondisi 2018. Tahun 2021, produksi beras mulai membaik

• Harga beras rendah pada musim panen (Maret-April), tinggi pada musim tanam (Desember-Januari)

(9)

Tahun

Volume (kg)

Nilai CIF (US$ )

2014 (Q4)

503.324,559

239,439,407

2015

861.601,001

351,602,090

2016

1,283,178,527

531,841,557

2017

311,524,673

143,206,447

2018

2,253,824,445

1,037,128,214

2019

444,508,791

184,254,091

2020

356,286,276

195,409,001

2021 (s/d Q2)

201,271,565

91,665,199

Total Kumulatif

6.215.519.837

2.774.546.006

Data

: Nilai Impor Beras 2014-2021:

Rp 40 triliun

Sumber: BPS, s/d Juli 2021 (Data dari PIB Ditjen Bea Cukai, Kemenkeu

(10)

8. Penyelamatan Industri

Gula Domestik

• Produksi gula Indonesia 2,1 juta ton, lebih rendah dari konsumsi langsung 2,8 juta ton

dan kebutuhan industri 3,1 juta ton. Kebutuhan gula domestik dipenuhi dari impor.

• Kinerja industri gula menurun secara signifikan beberapa dekade terakhir. Industri

berbasis tebu semakin terancam. Industri gula rafinasi juga penuh dinamika;

(11)

9.

Kedelai

dalam Pembangunan Agroindustri

• Peningkatan produktivitas dan kualitas kedelai menggunakan varietas unggul

yang telah diadaptasi dengan kondisi iklim dan agro-ekosistem Indonesia.

• Fokus pada produksi kedelai kualitas tinggi, tidak head-to-head dengan

kedelai impor, yang memiliki efisiensi produksi lebih tinggi dan harga murah.

• Perbaikan sistem insentif ekonomi rantai nilai, dari sistem produksi di hulu,

distribusi, perdagangan dan jaminan kepastian pasar di hilir. Petani rasional

tidak menanam kedelai jika penerimaan ekonomi lebih rendah dari biaya;

• Pengembangan legum lain sebagai alternatif bahan baku tahu-tempe,

(12)

10.

Jagung

sebagai Bahan Baku Pakan

• Produksi pakan ternak naik pesat, dari 11,3 juta ton (2011) menjadi 21,7 juta ton (2020)

• Jagung merupakan komponen utama 50%– 60% dari pakan ternak, bahkan lebih.

• Kebutuhan jagung 8 juta ton/th atau 600 - 700 ribu ton/bulan untuk feedmill

• Peternak ayam petelur dan ayam broiler mandiri melakukan self-mixing

• Kebutuhan jagung feedmill dan self-mixing dipasok penuh dari dalam negeri.

• Harga melonjak: Rp 5.100 – 5.300/kg, walau KA >20% (di luar Permendag 07/2020)

• Harga jagung impor sekitar Rp 5.000/kg dengan KA 11% sesuai (SNI).

(13)

11. Ekonomi

Industri Perunggasan

: Sangat Dinamis

• Produksi daging unggas pada 2020 mencapai 3,48 juta ton, masih di atas

konsumsi 3,44 juta ton. Neraca awal unggas pada 2021 akan surplus 41 ribu

ton, yang mungkin berpengaruh pada dinamika ekonomi perunggasan

• Daging unggas adalah sumber protein murah, makin terjangkau masyarakat

menengah-bawah. Selama tiga dasar warsa terakhir, dengan sedikit intervensi,

sub-sektor perunggasan, telah memberikan kontribusi pada PDB Pertanian

• Pemerintah melakukan intervensi terlalu dalam, banyak distorsi ekonomi yang

ditanggung sub-sektor peternakan. Pemerintahperlu fokus pada upaya khusus

untuk merumuskan dan melaksanakan restrukturisasi industri perunggasan.

(14)

12.

Stabilisasi

Produksi-Konsumsi Daging Sapi

• Produksi daging sapi 422 ribu ton, konsumsi 500 ribu ton. Impor sapi hidup

700 ribu ekor (122 ribu ton daging), plus daging beku 100 ribu ton.

• Program inseminasi, bimbingan teknis, pemberian insentif, fasilitasi ekonomi

peternak perlu dilaksanakan serentak, memerlukan kemitraan peternak skala

rumah tangga dan usaha penggemukan sapi (feedloters).

• Penggemukan sapi, peningkatan produktivitas daging ada di perusahaan

feedloters, perlu inovasi khusus breeding di hulu pemotongan di hilir.

• Indonesia mengembangkan sekolah lapang peternakan rakyat (SLPR) untuk

meningkatkan kapasitas dna produktivitas peternak skala kecil.

(15)

13. Biofuels pada

Industri Sawit

• Kelapa sawit merupakan berkah Allah SWT yang tiada tara. Luas area kelapa sawit

2020 adalah 16,5 juta hektar, dan produksi 51,6 juta ton CPO.

• Kelapa sawit menghasilkan volume minyak nabati paling efisien dibandingkan

minyak nabati lain: minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak rapa dll

• Sertifikasi berkelanjutan global (RSPO, ISCC) bersifat sukarela dan nasional (ISPO)

bersifat wajib untuk membangun dayasaing keunggulan keberlanjutan

• Masa Pandemi Covid-19, harga CPO global turun signifikan. Indonesia memilih

kebijakan untuk menggenjot target B-30. Harga CPO Indonesia naik signifikan.

Namun, Program B-30 memiliki konsekuensi anggaran negara.

(16)

14. Subsidi Pupuk Langsung Kepada Petani

1. Kejelasan tujuan subsidi pupuk

2. Ketajaman sasaran Petani kecil

3. Verifikasi data petani pada Sistem e-RDKK

4. Validasi sistem e-RDKK secara otomatis

5. Insentif kartu tani yang digunakan

6. Alokasi pupuk subsidi dimasukkan ke dalam Kartu Tani

7. Kesiapan segmentasi pasar pupuk bersubsidi

8. Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian lapang (PPL)

9. Pengurangan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia

(17)

15.

Korporatisasi

: Sistem Agribisnis Terpadu & Modern

Sumber: Kementerian Peraanian 2021

Sistem Agribisnis

(Korporatisasi)

1.Input: SDM, lahan, air,

mekanisasi,

2.On-farm: Budidaya,

pertanian presisi

3.Off-farm: Panen dan

Pascapanen, sortasi

pengolahan, dll

4.Logistik: Distribusi,

Digitalisasi, market place,

value chains

5.Asuransi, sertifikasi,

investasi, regulasi

6.Inovasi, R&D, dll

(18)

16.

Bisnis Hortikultura

Berbasis Kemitraan

Kolaborasi ABGC

dari hulu ke hilir

1. Koordinasi & Fasilitasi seluruh mitra 2. Penyaluran KUR 3. pendampingan petani (advisory) 4. Penyediaan benih 5. Penyediaan pupuk 6. Penyediaan produk perlindungan tanaman 7. Digital Monitoring tools &

Literasi Digital

8. Pengumpulan hasil panen 9. Pengiriman hasil panen 10. Pembelian hasil panen

8 9 1 0 10 4 3 7 KEMITRAAN MODEL CLOSED LOOP 2 5 6 Sumber: Firdaus, 2021

(19)

17. Petanian Indonesia

ke Depan

1. Peningkatan produksi dan produktivitas, perbaikan kualitas benih, ketepatan

subsidi pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan positif sektor pertanian.

2. Peningkatan perubahan teknologi, melalui perbaikan R&D, penyempurnaan

ekosistem inovasi, perbaikan TFP, kerjasama quadruple helix ABGC

3. Pembangunan pertanian tangguh, climate-smart, bioteknologi modern,

pertanian presisi, digitasilisasi rantai nilai, kontribusi penanganan stunting

4. Peningkatan dayasaing pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dan

kedaulatan pangan, melalui perbaikan sistem pangan berkelanjutan;

5. Sistem rantai nilai digital memerlukan tokoh champion yang mampu merajut

networks, menghubungkan stakeholders dalam inclusive closed loop syste

6. Investasi modal manusia: Trisula pendidikan, pelatihan, penyuluhan

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Kelelahan Kerja Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin Kelelahan Kerja Jenis Kelamin TOTAL Perempuan Laki-Laki n % n % Rendah 33 30,3 29 27 62 Sedang 26 24 18 17 44 Tinggi 2 1,8 1 0,9 3

Hasil analisis angket motivasi belajar matematika No Indikator Presentase Kategori 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 76,66% Tinggi 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam

Menurut Endang, ada beberapa ciri yang mempengaruhi atau memotivasi kerja, yaitu: 1 Ada keinginan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan; 2 Dorong seseorang untuk mengambil tindakan,

Mesin Es Balok: Inovasi Pendinginan untuk Industri Modern Mesin es balok adalah salah satu peralatan penting dalam industri yang membutuhkan solusi pendinginan skala besar. Mesin ini berfungsi untuk memproduksi es berbentuk balok yang kuat, tahan lama, dan ideal untuk digunakan dalam berbagai sektor, seperti perikanan, logistik, dan pengolahan makanan. Keunggulan Mesin Es Balok Mesin es balok memiliki banyak keunggulan yang menjadikannya pilihan utama bagi pelaku usaha: Daya Tahan Es yang Lama Es balok memiliki kepadatan tinggi, sehingga mencair lebih lambat dibandingkan bentuk es lainnya. Hal ini menjadikannya sangat efisien untuk menjaga kesegaran bahan seperti ikan atau daging selama transportasi jarak jauh. Kapasitas Produksi Besar Mesin ini tersedia dalam berbagai kapasitas, mulai dari produksi harian 1 ton hingga 100 ton. Kapasitas ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan usaha Anda. Hemat Energi Mesin modern dirancang untuk efisiensi energi, menggunakan teknologi canggih yang mengurangi konsumsi daya tanpa mengurangi kualitas es yang dihasilkan. Material Tahan Lama Sebagian besar mesin es balok dibuat dari stainless steel yang tahan karat dan higienis, memastikan produk es tetap bersih dan aman untuk digunakan. Cara Kerja Mesin Es Balok Mesin es balok bekerja dengan prinsip pembekuan air dalam cetakan khusus. Berikut adalah langkah-langkah utama prosesnya: Pengisian Air Air dimasukkan ke dalam cetakan logam yang sudah disiapkan. Proses Pembekuan Cetakan dimasukkan ke dalam tangki yang berisi larutan garam (brine solution) yang didinginkan oleh sistem pendingin. Suhu larutan ini sangat rendah sehingga dapat membekukan air dalam cetakan dengan cepat. Pelepasan Es Setelah es terbentuk, cetakan dipanaskan menggunakan uap atau air hangat untuk melepaskan balok es dari cetakan. Penyimpanan dan Distribusi Es balok yang dihasilkan dapat langsung digunakan atau disimpan dalam ruang pendingin khusus sebelum didistribusikan. Aplikasi Mesin Es Balok Mesin es balok digunakan dalam berbagai bidang, antara lain: Industri Perikanan Es balok digunakan untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan seperti ikan dan udang selama penyimpanan dan transportasi. Pengolahan Makanan Digunakan untuk menjaga bahan baku seperti daging, buah, atau sayuran tetap segar selama proses produksi. Penyelenggaraan Acara dan Festival Es balok sering digunakan untuk pendinginan skala besar, seperti untuk minuman atau menjaga makanan tetap segar di acara

Mesin es balok adalah peralatan industri yang dirancang untuk memproduksi es berbentuk balok dengan ukuran tertentu secara efisien. Mesin ini biasanya digunakan dalam sektor perikanan, makanan, dan industri lainnya yang membutuhkan es balok sebagai media pendingin. Fitur Utama: Kapasitas Produksi: Mesin es balok tersedia dalam berbagai kapasitas, mulai dari 1 ton hingga 100 ton es per hari, sesuai kebutuhan industri. Material Berkualitas Tinggi: Terbuat dari bahan stainless steel tahan karat untuk menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi. Proses Otomatis: Mesin ini dilengkapi dengan sistem otomatis yang mempermudah operasional, seperti pengisian air, pembekuan, dan pelepasan es. Efisiensi Energi: Menggunakan teknologi canggih untuk menghemat konsumsi energi tanpa mengurangi kualitas es yang dihasilkan. Sistem Pendingin: Memanfaatkan kompresor dan refrigeran ramah lingkungan yang efisien untuk menghasilkan suhu rendah secara konsisten. Ukuran Es Balok: Es balok yang dihasilkan biasanya memiliki berat 5 kg hingga 50 kg per balok, dengan ukuran yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan pengguna. Keunggulan Mesin Es Balok: Ketahanan Tinggi: Dirancang untuk bekerja dalam waktu yang lama dengan perawatan minimal. Fleksibilitas Penggunaan: Cocok untuk penggunaan di pelabuhan, tempat pelelangan ikan, atau industri makanan beku. Hemat Biaya: Membantu mengurangi pengeluaran operasional dibandingkan dengan pembelian es balok dari pihak eksternal. Dengan mesin es balok, bisnis Anda dapat memastikan pasokan es yang stabil dan berkualitas tinggi untuk mendukung kebutuhan operasional sehari-hari. CALL

Mesin es balok adalah peralatan industri yang dirancang untuk memproduksi es berbentuk balok dengan ukuran tertentu secara efisien. Mesin ini biasanya digunakan dalam sektor perikanan, makanan, dan industri lainnya yang membutuhkan es balok sebagai media pendingin. Fitur Utama: Kapasitas Produksi: Mesin es balok tersedia dalam berbagai kapasitas, mulai dari 1 ton hingga 100 ton es per hari, sesuai kebutuhan industri. Material Berkualitas Tinggi: Terbuat dari bahan stainless steel tahan karat untuk menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi. Proses Otomatis: Mesin ini dilengkapi dengan sistem otomatis yang mempermudah operasional, seperti pengisian air, pembekuan, dan pelepasan es. Efisiensi Energi: Menggunakan teknologi canggih untuk menghemat konsumsi energi tanpa mengurangi kualitas es yang dihasilkan. Sistem Pendingin: Memanfaatkan kompresor dan refrigeran ramah lingkungan yang efisien untuk menghasilkan suhu rendah secara konsisten. Ukuran Es Balok: Es balok yang dihasilkan biasanya memiliki berat 5 kg hingga 50 kg per balok, dengan ukuran yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan pengguna. Keunggulan Mesin Es Balok: Ketahanan Tinggi: Dirancang untuk bekerja dalam waktu yang lama dengan perawatan minimal. Fleksibilitas Penggunaan: Cocok untuk penggunaan di pelabuhan, tempat pelelangan ikan, atau industri makanan beku. Hemat Biaya: Membantu mengurangi pengeluaran operasional dibandingkan dengan pembelian es balok dari pihak eksternal. Dengan mesin es balok, bisnis Anda dapat memastikan pasokan es yang stabil dan berkualitas tinggi untuk mendukung kebutuhan operasional