• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman Jagung. Kulit. Grit Tepung Pati. Pakan Kompos Industri Rokok. Pakan Pangan Bahan Baku Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman Jagung. Kulit. Grit Tepung Pati. Pakan Kompos Industri Rokok. Pakan Pangan Bahan Baku Industri"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung dalam perekonomian nasional merupakan kontributor terbesar kedua setelah padi di subsektor tanaman pangan. Jagung merupakan komoditas strategis yang memiliki fungsi multiguna, yaitu selain untuk pangan, digunakan juga untuk pakan. Kebutuhan jagung yang digunakan untuk pakan diperkirakan lebih dari 55%, sekitar 30% digunakan untuk pangan, dan selebihnya digunakan untuk kebutuhan industri lainnya (Navastara Rahayu 2014). Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian menyatakan bahwa jagung sebagai bahan pangan mengandung 70% pati, 10% protein, dan 5% lemak. Hal tersebut membuat jagung berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai macam produk. Produk turunan yang dihasilkan jagung secara rinci dapat dilihat pada gambar 1.

Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005)

Gambar 1 Pohon industri jagung

Perkembangan produksi jagung dalam periode 1990- 2001 relatif lamban dibanding kebutuhannya, yaitu 3.75% dengan 4.41% per tahun (Sunanto Ramli 2009). Kebutuhan jagung tersebut terus meningkat tiap tahunnya mencapai 10%- 15% (Kariyasa et al. 2005). Peningkatan permintaan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industri. Kelangkaan bahan bakar minyak dari fosil juga salah satu penyebab pencarian energi alternatif dari bahan bakar nabati, dan jagung dijadikan bioetanol sebagai subtitusi premium (Purwanto 2007). Akibat dari kejadian tersebut adalah permintaan jagung yang semakin meningkat, sulit didapat, serta harganya menjadi mahal. Hal ini disebabkan pengekspor jagung terbesar seperti Amerika dan China mengurangi ekspornya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya (Purwanto 2007).

Tanaman Jagung

Daun

Pakan Kompos

Batang

Pakan Pulp Kertas Bahan Bakar

Buah Jagung Kulit

Pakan Kompos

Industri Rokok

Jagung Pipilan

Grit Tepung

Pati

Pakan Pangan Bahan Baku

Industri

Lembaga

Minyak

Kulit Ari

Bahan Baku Industri

Tongkol Rambut

Pakan Pulp Kertas Bahan

Bakar

(2)

2

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung nasional pada tahun 2013 mencapai 18.51 juta ton pipilan kering dengan luas panen 3.8 juta hektare (ha). Produksi jagung tersebut menurun dari tahun 2012 yang mencapai 19.38 juta ton pipilan kering dengan luas panen 3.9 juta ha. Usaha pemenuhan untuk kebutuhan jagung dilakukan dengan melakukan impor. Pada tahun 2010, Indonesia melakukan impor jagung 1.7 juta ton, 2011 mengimpor sebanyak 3.3 juta ton dan 2012 impor jagung Indonesia mencapai 1.8 juta ton pipilan kering. Upaya peningkatan produksi masih terus dilakukan agar dapat mengurangi jumlah impor dengan beberapa cara, yaitu pemanfaatan lahan kering dan lahan sawah tadah hujan sesudah padi (Sudarto 2012), maupun perluasan penggunaan benih hibrida dan komposit (Badan Penelitian dan Pengembangan 2005).

Jagung komposit adalah varietas jagung yang berasal dari campuran lebih dua varietas yang telah mengalami minimum lima kali kawin bebas (acak), kemudian pada generasi terakhir diadakan seleksi massa. Pencampuran varietas didasarkan atas persamaan umur, tipe biji, dan lainnya (Rukmana 1997). Petani di Indonesia masih banyak yang menggunakan benih jagung komposit atau disebut juga dengan benih bersari bebas. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005) penyebaran penggunaan varietas benih di Indonesia yang menggunakan hibrida hanya 28%, sedangkan untuk penggunaan benih komposit unggul sebesar 47%, dan komposit lokal 25%. Benih jagung komposit sangat lekat di kalangan petani lokal karena mudah diperoleh dan dapat diperbanyak sendiri oleh petani. Namun, jagung komposit tidak dapat menaikkan produktivitas dibandingkan dengan jagung hibrida.

Jagung hibrida adalah benih keturunan pertama dari persilangan yang dihasilkan dengan mengatur penyerbukan dan kombinasinya. Persilangan yang dilakukan adalah antara dua tetua, tetua dapat berupa galur murni, hibrida silang tunggal dan atau varietas atau populasi bersari bebas. Tetua hibrida disebut sebagai parent stock atau materi induk. Pemakaian benih jagung hibrida merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produksi jagung (Zubachtirodin et al. 2007). Karakter jagung hibrida memiliki karakter seperti tahan hama, tahan herbisida, dapat mengurangi risiko gagal panen akibat hama dan penyakit, menekan biaya produksi, mengurangi penggunaan pestisida, serta meningkatkan mutu hasil panen (Krisnamurthi 2010). Kenaikan produktivitas hibrida atas hasil jagung non-hibrida produktivitasnya mencapai 4 ton/ha biji kering, sedangkan untuk jagung varietas hibrida dapat mencapai 7- 8 ton/ha biji kering (Sumarno 2007). Perbedaan tingkat produktivitas tersebut yang menjadi alasan petani beralih menggunakan benih hibrida, walaupun harga benih jauh lebih mahal. Petani beralih dan menggunakan benih jagung hibrida karena produktivitasnya sekitar 10- 30% lebih tinggi dari benih komposit. Benih hibrida memiliki pertumbuhan tanaman yang lebih seragam sehingga mudah untuk dipelihara (Takdir et al. 2008). Penggunaan jagung hibrida saat ini pun cenderung meningkat yaitu menjadi 30% (Sumarno 2007).

Potensi pasar yang besar untuk benih jagung membuat minat investasi meningkat dari berbagai perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah, perusahaan swasta nasional, swasta asing, maupun perusahaan multi nasional.

Terdapat lima puluh perusahaan benih nasional, dan tujuh belas perusahaan multinasional yang berada dalam industri perbenihan. Benih dari perusahaan

(3)

3 multinasional berperan sangat dominan dalam usaha penyediaan benih bermutu (Balai Litbang Pertanian 2005). Beberapa perusahaan yang bergerak pada industri perbenihan, yaitu PT Sang Hyang Seri (persero) dan PT Pertani (persero) yang merupakan perusahaan milik negara. PT DuPont Indonesia (AS), PT Takii See Indonesia, PT Sumber Alam Sejahtera, PT Monsanto, PT Bosawa, PT Medco Foundation, PT Agribisnis Center, PT Bisi Internasional Tbk, PT Tanindo Subur Prima, PT Syngenta, PT Inticocoa Abadi Indonesia,Metahelix Life Science berasal dari India. Advanta Internasional dari Australia, Chia Thai Seed Co Ltd, Bosima dari China, Devgen, dan SL Agritech dari Filipina (Rosidi 2010).

Dinamika lingkungan bisnis adalah faktor yang wajib dicermati, karena setiap perubahan lingkungan dapat menghadirkan suatu peluang sekaligus ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan (Tjiptono 2008). Industri jagung di Indonesia selain memiliki peluang pasar namun juga muncul suatu ancaman, seperti Perjanjian dagang seperti ASEAN- China Free Trade Area (ACFTA) dan World Trade Organization (WTO) menjadikan industri benih jagung semakin ketat dan kompetitif. Kondisi tersebut membuat pasar industri jagung hibrida telah menjadi pasar persaingan yang tinggi, sehingga setiap perusahaan saling berpacu memperluas pasar (Fatonah Soebandono 2006).

Perluasan pasar diharapkan akan meningkatkan penjualan, sehingga perusahaan berusaha mendapatkan konsumen sebanyak- banyaknya.

Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu sentra produksi jagung di Jawa Timur merupakan wilayah potensial, baik perusahaan XYZ maupun perusahaan pesaing untuk mendapatkan konsumen sebanyak- banyaknya. Selama periode 2009- 2012 rata- rata tanaman jagung di Kabupaten Probolinggo berkontribusi sebesar 42.42% dari total produksi tanaman pangan. Peningkatan jumlah produksi tanaman pangan sebanding dengan luas panen pada periode tanam tahun 2012.

Kabupaten Probolinggo menghasilkan jagung sebanyak 322.921 ton dengan luas panen 71.198 hektar, serta produktivitas hasil jagung sebesar 4.54 ton/ha (BPS 2013). Produksi jagung pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 30.58%

dibanding dengan tahun lalu. Peningkatan produksi tersebut dikarenakan mayoritas petanji di Kabupaten Probolinggo telah menggunakan bibit unggul dan cara bertani yang semakin baik.

Perusahaan XYZ merupakan salah satu produsen benih transgenik dan memiliki dua segmentasi bisnis yaitu benih dan genomics, untuk segmentasi bisnis yang kedua adalah produktivitas agrikultural. Segmentasi benih dan genomics mengeluarkan merek- merek benih unggul yang diproduksi oleh perusahaan, salah satunya adalah benih jagung hibrida merek D. Benih jagung hibrida D memiliki keunggulan dalam produk, yaitu tahan terhadap cuaca dan penyakit. Namun, terdapat beberapa merek pesaing yang lebih dikenal oleh petani, yaitu benih jagung hibrida Bisi (Biba 2013), Pioneer dan NK (Takdir et al.

2008).

Konsumen saat ini sudah dapat membangun harapan dalam membeli suatu produk, tidak hanya memiliki kebutuhan atau keinginan saja (Fatonah, dan Soebandiono, 2006). Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi faktor seperti faktor budaya, sosial, pribadi, serta psikologis (Kotler 2002). Konsumen sebelum membeli suatu produk biasanya terlebih dahulu menentukan pertimbangan yang mendasari keputusannya (Fatonah dan Soebandiono 2006). Banyaknya produk benih jagung di kalangan petani membuat pilihan petani dalam memilih produk

(4)

4

ditentukan dari beberapa sisi, salah satunya sisi produksi, seperti ketahanan benih terhadap hama, produktivitas, biaya produksi, umur jagung, ukuran benih, dan sebagainya.

Perusahaan harus memahami bagaimana, mengapa dan poduk seperti apa yang akan dipilih oleh konsumen. Karena melalui pemahaman terhadap faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk, dapat mengantisipasi tingginya tingkat persaingan antar perusahaan. Perusahaan akan mampu menarik dan mempertahankan konsumennya, sehingga tetap berkembang dan berkelanjutan di tengah persaingan yang semakin ketat di industri benih jagung.

Perumusan Masalah

Jagung menjadi kontributor terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman pangan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2005).

Peningkatan produksi jagung terus dilakukan walaupun masih belum mampu mencukupi. Produktivitas jagung yang rendah disebabkan oleh berkurangnya lahan pertanian yang beralih fungsi untuk industri dan perumahan. Beberapa faktor lainnya, yaitu kualitas benih yang rendah, minimnya teknologi, serta penanganan pasca panen yang belum baik (Herrera dan Estrella 2000).

Produsen tanaman pangan melihat hal tersebut menjadi suatu potensi besar.

Karena hal tersebut banyak perusahaan yang berinvestasi di Indonesia.

Banyaknya perusahaan tersebut menimbulkan persaingan yang ketat di industri jagung Indonesia. Banyaknya produk benih jagung yang beredar di kalangan petani membuat adanya pilihan atau faktor tertentu sebelum petani membuat keputusan dalam membeli benih. Konsumen saat ini tidak hanya membeli karena butuh atau ingin membeli, tapi konsumen sudah dapat membangun harapan dari apa yang nanti akan diperoleh dari suatu produk. Perusahaan harus dapat membuat strategi yang dapat menarik dan memenuhi harapan konsumen agar dapat menggunakan produk benih perusahaan.

Peningkatan permintaan suatu komoditi akan memicu persaingan antara produsen yang menghasilkan produk tersebut. Penelitian juga akan dilakukan terhadap sikap konsumen dalam proses keputusan pembelian. Dengan mengetahui sikap petani benih jagung hibrida D, perusahaan dapat melakukan penyusunan strategi dalam pemasaran benih jagung hibrida D agar dapat bersaing dengan produsen benih jagung hibrida lainnya. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses keputusan pembelian petani terhadap benih jagung hibrida?

2. Bagaimana sikap petani jagung terhadap benih jagung hibrida D yang telah mereka gunakan?

3. Bagaimana implikasi manajerial yang perlu dilakukan oleh PT XYZ?

(5)

5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melakukan analisis proses keputusan pembelian benih jagung hibrida.

2. Melakukan analisis sikap konsumen terhadap perilaku konsumen produk jagung hibrida D.

3. Melakukan perumusan implikasi manajerial yang diperoleh dari hasil penelitian.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Bagi penulis, dapat memperluas wawasan, pengalaman, serta informasi sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi manajemen perusahaan, dengan diketahuinya sikap dari petani sebagai konsumen produk jagung hibrida D, perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat sasaran agar dapat bersaing dengan produsen jagung hibrida lainnya.

3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, menjadi bahan masukan, serta dapat menambah cakupan penelitian mengenai jagung hibrida.

4. Bagi IPTEKS, data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai data dasar (benchmark data) untuk penelitian selanjutnya bagi pengembangan IPTEKS.

Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Daerah yang menjadi tempat pengambilan data hanya di daerah Kabupaten Probolinggo

2. Benih jagung yang dijadikan bahan penelitian adalah benih jagung hibrida yang digunakan oleh petani di Kabupaten Probolinggo.

3. Benih jagung hibrida yang digunakan petani merupakan produksi perusahaan XYZ Indonesia dengan merek D.

4. Subjek penelitian adalah petani yang menggunakan maupun yang belum menggunakan benih hibrida merek D.

5. Penelitian ini difokuskan pada analisis sikap petani terhadap pembelian benih jagung hibrida D di Kabupaten Probolinggo.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel persepsi harga, persepsi kualitas, kesadaran merk, persepsi nilai dan persepsi resiko sebagai variabel independen dan

Menurut Dow, gambaran yang tepat mengenai kondisi pasar akan terlihat bila pergerakan harga dibarengi dengan volume yang tinggi, atau dengan kata lain bila terjadi uptrend atau

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Listyorini berkaitan dengan media animasi diperoleh hasil bahwa penggunaan media animasi dalam pembelajaran langsung

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran

a. Data Primer, yaitu sumber-sumber langsung ditulis dari tangan pertama. Atau yang karangan yang ditulis oleh Bung Karno, yang diantaranya buku yang berjudul: “Di

Apabila, selama Periode Pertanggungan, pada saat Tertanggung melakukan suatu Perjalanan, Tertanggung harus menanggung suatu kewajiban kepada suatu pihak ketiga, maka

Mata pelajaran PPKn di SMAN 1 Ciparay dijadikan mata pelajaran penggerak pendidikan karakter untuk mengokohkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat sesuai

WAHYUDI WIRATAMA Matematika SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA