• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN RIAU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP) 2013

LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN RIAU Jl. Pelabuahan Sungai jang No. 38 Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang

Provinsi Kepulauan Riau Telp./Fax. 0771-26285 e-mail : lptp_kepri@yahoo.co.id http://kepri.litbang.deptan.go.id

(2)

KATA PENGANTAR

Untuk mewujudkan Good governance yang merupakan tuntutan bagi terselenggaranya manajemen pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna, berhasil guna, dan bebas KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) diperlukan sistem akuntabilitas yang baik.

Sejalan dengan itu, Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau sebagai UPT Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013.

Pelaporan kali ini telah berada pada posisi akhir tahun keempat tahapan dari Rencana Strategis Tahun 2010–2014. Kaitannya dengan hal tersebut maka penyajiannya merupakan gambaran akumulasi laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LAKIP) pencapaian sampai tahun 2013.

Semoga laporan ini menjadi tolok ukur bagi perencanaan program untuk tahun-tahun mendatang. Laporan ini tidak luput pula dari kesalahan, untuk itu saran dan koreksi sangat kami harapkan.

Tanjung Pinang, Februari 2014 Kepala Balai,

Dahono, S.P., M.Si.

NIP. 19620411 199803 1 001

(3)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Satuan Kerja (Satker) Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau (LPTP Kepri) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta sebagai gambaran aktual dalam penggunaan anggaran yang telah dialokasikan oleh pemerintah. Dalam pelaksanaannya, berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, tugas dan fungsi tersebut adalah melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Selama tahun 2012, LPTPKepri diwajibkan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerjanya yang dituangkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LPTP Kepri TA. 2013. Secara umum, hasil evaluasi kinerja LPTP Kepri dapat dilihat dari akuntabilitas kinerja kegiatan tahun 2013, pencapaian sasaran tahun 2013 dan akuntabilitas keuangan tahun 2013.

Dalam tahun anggaran 2013, LPTP Kepri telah menetapkan 2 (dua) sasaran yang akan dicapai. Kedua sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja.

Ketiga sasaran tersebut dicapai melalui satu program utama, yaitu: Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan Sub Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui kegiatan utama serta penjabarannya dalam bentuk kegiatan dan sub kegiatan.

Realisasi sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak dua sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan hasil baik.

Secara umum hasil analisis evaluasi kinerja dan capaian kinerja menunjukkan bahwa kinerja kegiatan LPTP Kepri Tahun 2013 telah dicapai dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh capaian indikator kinerja kegiatan pengkajian LPTP Kepri tahun 2013, terutama indikator masukan (input) dan hasil (outcome), umumnya telah terealisasi sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, kegiatan yang direncanakan telah dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk indikator hasil, evaluasi secara umum menunjukkan bahwa kegiatan LPTP Kepri memiliki hasil yang baik bagi penggunanya.

Hal ini mencakup keluaran kegiatan pengkajian seluruhnya, baik yang bersifat in house maupun kegiatan pendampingan, juga menunjukkan kinerja yang baik.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, LPTP Kepri juga menghadapi berbagai hambatan dan kendala. Sebagai Satker yang baru berjalan 2 dua tahun terasa cukup melaksanakan tugas-tugas yang di emban karena harus melaksanakan program dan beban kerja yang cukup banyak serta sosialisasi dan koordinasi yang massif dengan stakeholder di wilayah kerja LPTP Kepri. Kendala utama yang dihadapi LPTP Kepri selama tahun 2013 yaitu keterbatasan SDM. Bahkan karena keterbatasan SDM ini, beban kerja setiap pegawai cenderung lebih besar dari kapasitas yang tersedia. Hal ini juga yang menjadi kendala utama bagi LPTP Kepri untuk menyerap anggaran yang telah disediakan.

(4)

I. PENDAHULUAN

Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau (LPTP Kepri) adalah unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Provinsi Kepulauan Riau yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BB Pengkajian) di Bogor. LPTP Kepri terbentuk pada tahun 2012, adapun tugas pokok LPTP seperti termuat dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, yaitu melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, LPTP Kepri mempunyai fungsi : (1) inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, (2) pengkajian dan perakitan teknologi pertanian, (3) penyiapan paket teknologi untuk penyuluhan pertanian, (4) pelayanan teknik kegiatan pengkajian, dan (5) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga loka.

Sebagai unit pelaksana teknis ditingkat provinsi dalam bidang penelitian dan pengembangan pertanian, LPTP Kepri senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai instansi pemerintah dan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan berdasarkan suatu perencanaan stratejik yang telah ditetapkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

LAKIP Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau dapat dijadikan sebagai alat umpan balik dalam pengambilan keputusan bagi lembaga, dan sebagai bahan evaluasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu guna mengarahkan pengkajian dan penelitian agar sesuai dengan tujuan dan sasaran loka.

Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang penelitian, pengkajian dan penyuluhan pertanian, maka pelayanan terhadap pengguna teknologi pertanian merupakan hal yang sangat mendasar. Dalam pelaksanaannya LPTP Kepri harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan LPTP agar mampu bertahan dan tetap menjaga kepercayaan dalam dunia penelitian dan pengkajian. Kepercayaan akan terbentuk apabila jajaran karyawan dapat mengembangkan integritas yang tinggi berupa kejujuran, konsistensi, dan komitmen.

(5)

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Visi dan Misi LPTP Kepri

Sejalan dengan visi Badan Litbang Pertanian 2010-2014, untuk menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia dalam menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial, maka visi LPTP Kepri adalah:

“Pada Tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengkajian inovasi teknologi pertanian tepat guna yang handal di daerah dan bertaraf nasional”.

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi LPTP Kepri adalah:

1. Menghasilkan dan mendiseminasikan inovasi pertanian spesifik lokasi sesuai dengan kebutuhan daerah.

2. Mengembangkan jejaring kerjasama didaerah dan nasional dalam rangka peningkatan kapasitas pengkajian, pendayagunaan hasil pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

3. Melaksanakan pengkajian sesuai norma dan standar metodologi pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian.

4. Mengembangkan SDM yang professional dan mandiri.

2.2.Tujuan dan Sasaran Tahun 2013 Tujuan

1. Menghasilkan paket-paket teknologi pertanian unggul spesifik lokasi.

2. Menghasilkan materi informasi inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.

3. Membangun sinergi operasional dan manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi.

Sasaran

1. Tersedianya teknologi pertanian unggul spesifik lokasi.

2. Terdiseminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi yang unggul serta terhimpunnya umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.

3. Adanya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.

(6)

4. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi.

5. Terjalinnya kerjasama nasional dan internasional dalam bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian.

2.3.Kebijakan dan Program

Turut berpartisipasi dalam pembangunan pertanian di tingkat provinsi, sebagai Satker pusat yang ada di daerah, dengan berperan sebagai jembatan teknologi melalui rekayasa teknologi hasil penelitian di tingkat nasional menjadi spesifik lokasi. Pada tahun 2012 – 2014,LPTP Kepri merencanakan program dengan kegiatan utama:

1. Pengkajian inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi;

2. Penyediaan dan penyebarluasan inovasi pertanian;

3. Pendampingan model diseminasi dan program strategis Kementan;

4. Pengelolaan Satker mencakup perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi institusi;

5. Pengembangan kompetensi SDM;

6. Penguatan kapasitas kelembagaan melalui penerapan ISO 9001:2008;

7. Penumbuhan kapasitas instalasi UPBS;

8. Publikasi nasional dan internasional;

9. Pengelolaan database dan website;

10. Analisis kebijakan mendukung empat sukses Kementan;

11. Pengembangan kerjasama pengkajian dan pemberdayaan inovasi pertanian.

Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, kegiatan utama LPTP Kepri dijabarkan dari satu program utama yaitu Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan Sub Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Selanjutnya program serta kegiatan utama tersebut akan dicapai melalui implementasi beberapa kegiatan. Adapun masing-masing judul kegiatan dan alokasi anggarannya untuk rencana kinerja tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Judul Kegiatan dan Alokasi Anggarannya

No. Kegiatan Utama Judul Kegiatan Alokasi

Anggaran (Rp.000) 1 Pengkajian inovasi pertanian

unggulan spesifik lokasi 1. Agro Ekological zone

67,016

(7)

2.4.Rencana Kinerja Tahun 2013

Dengan alokasi dana tersebut LPTP Kepri membuat Rencana Kinerja dalam setahun, seperti tertera pada Tabel 2.

Tabel 2.Rencana Kinerja Tahun 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2. Pengkajian varietas unggul padi pada lahan sawah bukaan baru di provinsi kepulauan riau.

106,000

2 Pendampingan model diseminasi dan program

strategis Kementan 3. Diseminasi Teknologi Pada pengguna.

49,000

4. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M- KRPL)

786,000

5. Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)

130,237

6. Demfarm Kedelai 70,500

7. Kalender Tanam 64,000

8. Koordinasi Pendampingan PUAP 30,000

3 Pengelolaan Satker mencakup perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi institusi

9. Manajemen 553,367

- Pengelolaan Manajemen Satker - Koordinasi Penyusunan program dan anggaran satker

- Dokumen monitoring, evaluasi dan pelaporan Kegiatan

- SPI dan WBK

- Peningkatan Kapasitas SDM - Sekretariat UAPPA / B-W Provinsi Kepulauan riau

- Pengelolaan Website

4 Belanja Modal 10. Pengaan Buku 17,000

11. Pengadaan Kendaraan Bermotor 80,000 12.Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan

Komunikasi 208,700

13. Peralatan dan fasilitas Perkantoran 435,000

14. Gedung Dan bangunan 1,189,036

5 Layanan Perkantoran 15. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan

Perkantoran 300,075

Jumlah Anggaran: Rp.4.085.931.000

(8)

Tersedianya teknologi pertanian

unggul spesifiklokasi Jumlah teknologi spesifik lokasi 2 Adanya sinergi operasional serta

terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi

Jumlah lokasi kegiatan pendampingan model diseminasi spektrum multi channel dan program strategis nasional / daerah

25

Jumlah laporan kegiatan pendampingan model spektrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah

6

III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja 2013

Dalam tahun anggaran 2013, LPTP Kepri telah menetapkan 2 (dua) sasaran yang akan dicapai. Kedua sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja.

Ketiga sasaran tersebut dicapai melalui satu program utama, yaitu: Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan Sub Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui kegiatan utama serta penjabarannya dalam bentuk kegiatan dan sub kegiatan.

Tabel 3.Pencapaian Kinerja Tahun 2013

Sasaran Indikator Kinerja Target

2013 Capaian 2013 Tersedianya

teknologipertanian unggul spesifiklokasi

Jumlah teknologi spesifik lokasi

2 2

Adanya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi

Jumlah lokasi kegiatan pendampingan model diseminasi spektrum multi channel dan

program strategis nasional / daerah 25 25 Jumlah laporan kegiatan pendampingan

model spektrum diseminasi multi chanel dan

program strategis nasional/daerah 6 6

(9)

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja 2013

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 LPTP Kepri dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Tersedianya

teknologipertanian unggul spesifiklokasi

Jumlah teknologi spesifik

lokasi 2 2 100

Sasaran ini dicapai melalui 2 kegiatan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dibiayai APBN. Output kegiatan yang diperoleh dari 2 kegiatan ini antara lain:

 Pemetaan Tipologi lahan wilayah komoditas pertanian

 Teknologi Varietas Unggul Baru

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Adanya sinergi

operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi

Jumlah lokasi kegiatan pendampingan model diseminasi spektrum multi channel dan program strategis nasional / daerah

25 25 100

Jumlah laporan kegiatan pendampingan model spektrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah

6 6 100

Sasaran strategi ini dapat dicirikan dengan 2 indikator kinerja yaitu:

1. Jumlah lokasi kegiatan pendampingan model diseminasi spektrum multi channel dan program strategis nasional / daerah. Pada tahun 2013 ada 3 (tiga) kegiatan pendampingan yang dilaksanakan LPTP Kepri. Lokasi pelaksanaan kegiatan pendampingan tersebut antara lain:

 Kegiatan Pendampingan Mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Provinsi Kepulauan Riau dilaksanakan di 2 (dua) lokasi, yaitu:

Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun.

 Kegiatan Pendampingan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) dilaksanakan di 14 (Empat Belas) lokasi, yaitu: 2 lokasi di Kabupaten Bintan, 2 lokasi Kota Tanjung Pinang, 2 lokasi kota Batam, 2 lokasi kabupaten karimun, 2 lokasi pada kabupaten Kepulauan Anambas, 2 lokasi pada kabupaten Natuna dan 2 lokasi pada kabupaten lingga

(10)

 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) berada di 1 (satu) lokasi yang cukup berdekatan.

Keduanya masih berada dalam satu desa di Kabupaten Karimun. 1 (satu) lokasi berupa demplot pembibitan karet, dan lokasi yang lainnya diperuntukkan sebagai demplot aplikasi pupuk kandang pada tanaman nenas.

2. Jumlah laporan kegiatan pendampingan model spektrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah.Ada 3 (tiga) laporan yang dibuat untuk kegiatan pendampingan di LPTP Kepri pada tahun 2012, antara lain: 1) Kegiatan Pendampingan Mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Provinsi Kepulauan Riau; 2) Pendampingan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) dan 3) Pendampingan Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (M-P3MI).

3.3. Akuntabilitas Keuangan 2013

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan LPTP Kepri pada umumnya berhasil dengan baik, ada keseimbangan antara target dan realisasi keuangan dengan fisik kegiatan yang dicapai. Bahkan karena keterbatasan SDM yang ada di LPTP Kepri, beban kerja setiap pegawai cenderung lebih besar dari kapasitas yang tersedia. Keterbatasan SDM ini menjadi kendala utama bagi LPTP Kepri untuk menyerap anggaran yang telah disediakan.

Pada masa yang akan datang, perlu diupayakan untuk mengatasi keterbatasan SDM di LPTP Kepri. Selain itu, aspek perencanaan dan pelaksanaan rencana yang telah disusun perlu ditingkatkan lagi sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan anggaran yang disediakan.

Anggaran dan Realisasi

Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan pengembangan Satker LPTP Kepri pada TA. 2013 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM).

Anggaran Satker LPTP Kepri dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2013 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor: 018- 09.2.320091/2014, tanggal 5 Desember 2012. Setelah mengalami revisi, karena adanya kebijakan penganggaran, jumlah Pagu DIPA Tahun Anggaran 2013 terakhir direvisi adalah sebesar Rp 4.085.931.000,-. Alokasi anggaran LPTP Kepri berdasarkan jenis belanja (menurut DIPA tahun 2013) terdiri dari belanja barang dan belanja modal.

Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang

(11)

telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).

Realisasi anggaran dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5.Anggaran dan RealisasiTahun 2013.

No Jenis

Belanja Pagu DIPA Revisi

(Rp) Realisasi

(Rp) Sisa Dana

(Rp) Realisasi (%) 1 Barang 2.156.195.000 1.849.824.556 306.370.444 85,79 2 Modal 1.929.736.000 1.653.286.085 276.449.915 85,67 Jumlah 4.085.931.000 3.503.110.641 582.820.359 85.73

Dari DIPA sejumlah Rp.4.085.931.000,- realisasi belanja sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp.3.503.110.641,- atau 85,73 % dari nilai DIPA. Belanja tersebut digunakan untuk keperluan belanja barang (kegiatan kantor dan pengkajian) dan belanja modal (pengadaan alat/barang modal). Dalam pelaksanaan anggaran, digunakan prinsip efektif, efisien dan ekonomis serta transparan. Nilai manfaat dari penggunaan anggaran yang didukung oleh tertib administrasi juga sangat diperhatikan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pada tahun 2013 masih tersisa Rp.582.820.359, (-21,86 %) anggaran yang tidak digunakan.

IV. PENUTUP

Secara umum hasil analisis evaluasi kinerja dan capaian kinerja menunjukkan bahwa kinerja kegiatan LPTP KepriTahun 2013 telah dicapai dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh capaian indikator kinerja kegiatan pengkajian LPTP Kepri tahun 2013, terutama indikator masukan (input) dan hasil (outcome), umumnya telah terealisasi sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, kegiatan yang direncanakan telah dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk indikator hasil, evaluasi secara umum menunjukkan bahwa kegiatan LPTP Kepri memiliki hasil yang baik bagi penggunanya. Hal ini mencakup keluaran kegiatan pengkajian seluruhnya, baik yang bersifat in house maupun kegiatan pendampingan, juga menunjukkan kinerja yang baik. Meskipun demikian, ke depan masih diperlukan upaya peningkatan kinerja. Perbaikan kinerja dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia serta kerjasama yang baik dengan instansi terkait lainnya, sehingga kualitas kegiatan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna, baik bagi pengambil kebijakan maupun petani, sebagai pengguna akhir paket teknologi yang dihasilkan selama ini.

(12)

Dalam pelaksanaan kegiatannya, LPTP Kepri juga menghadapi berbagai hambatan dan kendala. Sebagai Satker baru, tahun kedua cukup berat karena harus melaksanakan program dan beban kerja yang cukup banyak serta sosialisasi dan koordinasi yang masif dengan stakeholder di wilayah kerja LPTP Kepri. Kendala utama yang dihadapi LPTP Kepri selama tahun 2013 yaitu keterbatasan SDM. Bahkan karena keterbatasan SDM ini, beban kerja setiap pegawai cenderung lebih besar dari kapasitas yang tersedia. Hal ini juga yang menjadi kendala utama bagi LPTP Kepri untuk menyerap anggaran yang telah disediakan.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pengangkatan dalam Jabatan Struktural setingkat lebih tinggi diutamakan bagi PNS di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi

Untuk itu, agar mampu membangun preferensi merek yang kuat maka sebaiknya menjalin hubungan intensif dengan pelanggan misalnya dengan memiliki account pada jejaring

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro1.

Kenyataan lain yang tidak dapat disangkal adalah bahwa komunitas muslim pada zaman modern ini masih mengalami ketertinggalan dibidang pendidikan, dengan demikian salah satu

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform

Hubungan Antara Proses Pembinaan Disiplin dalam Paduan Suara dengan Kedisiplinan Belajar Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya”. Dalam. penelitian ini menurut analisa temuan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan enterprise risk management sebagai variabel

Nilai kekerasan daerah HAZ lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah base metal disebabkan karena daerah HAZ adalah bagian logam yang terkena efek pemanasan langsung dari