IMPLEMENTASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK MENENTUKAN KENAIKAN GAJI GURU HONORER PADA SDN 011
TENGGARONG SEBERANG BERBASIS VB.NET
I Wayan Andi Saputra Dayana
Pembimbing I: Basrie, S.Kom., M.Kom Pembimbing II: Hanifah Ekawati, M.Pd
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Widya Cipta Dharma Jl. M. Yamin No.25, Samarinda, 75123
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah Menentukan Kenaikan Gaji Guru Honorer dengan menggunakan bantuan metode Simple Additive Weighthing (SAW).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan Implementasi Menentukan Kenaikan Gaji Guru Honorer dengan menggunakan bantuan metode Simple Additive Weighthing (SAW) dengan harapan menentukan kenaikan gaji guru honorer dilakukan secara obyektif. Dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic .Net dan database yang digunakan yaitu MySql. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi dan wawancara.
Hasil dari penelitian ini adalah dibuatnya sistem pendukung keputusan untuk menentukan kenaikan gaji guru honorer berdasarkan hasil penilaian guru. Pengguna dapat menginputkan data guru, data kriteria dan data sub kriteria.
Kemudian sistem akan mencari solusi dengan metode Simple Additive Weighthing (SAW). Setelah keputusan didapatkan, maka sistem akan menampilkan keputusan tersebut.
Kata kunci: Simple Additive Weighthing (SAW). Menentukan Kenaikan Gaji Guru Honorer.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilakukan oleh suatu bangsa atau Negara dalam membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu agar kelak negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi yang memiliki kesadaran tersebut.
Pendidikan terdiri dari latihan fisik, mental, dan spiritual agar para peserta didik menjadi manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai manusia dan menjadi warga negara yang berguna bagi negara. Terdapat tiga variabel penting di dalam dunia pendidikan, yaitu kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Guru menempati peran sentral dan saling menentukan walau ketiganya memiliki hubungan yang terkait satu sama lain.
Guru merupakan salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan seorang guru memegang tugas ganda yaitu sebagai seorang pengajar sekaligus sebagai pendidik. Pendidik yang dimaksud adalah guru memiliki tugas untuk membimbing dan
membawa para peserta didik sebagai manusia yang aktif, kreatif serta mandiri. Sedangkan sebagai pengajar guru mrmiliki tugas untuk memberikan pelajaran ke dalam otak peserta didik. Sehingga penting sekali peran seorang guru di dalam dunia pendidikan formal terutama jenjang sekolah dasar dan menengah. Dalam menanggapi kekurangan guru di awal 2000-an, khususnya di daerah pedesaan dan terpencil, pada tahun 2003 pemerintah pusat memperkenalkan skema untuk memperkerjakan lebih banyak guru dan kontrak jangka pendek yang disebut dengan guru kontrak/honorer. Sehingga pengangkatan guru honorer itu menjadi kewenangan pihak sekolah atau pimpinan instansi. Guru honorer memiliki perbedaan yang signifikan dari segi kinerja maupun tingkat kesejahteraan yang di peroleh.
Kebanyakan para guru PNS memiliki tingkat kesejahteraan mapan yang diperolehnya dari pemerintah yang terkadang kinerjanya kurang diawasi. Berbeda dengan guru honorer yang kadang
bekerja di pendidikan formal yang menggunakan sistem gaji/jam pelajaran.
Pada SD Negeri 011 tenggarong seberang ini dalam perhitungan kenaikan gaji guru honorer dan laporan persentase kenaikan gaji dikerjakan secara manual dan sangat tidak efektif. Sehingga data sering mengalami perubahan yang tidak jelas dan pengolahan data menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bermaksud untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi SD Negeri 011 tenggarong seberang dengan membuat suatu aplikasi salah satunya yaitu implementasi SA W (Simple Additive Weighting) untuk menentukan kenaikan gaji guru honorer berbasis vb.net.
Menyadari permasalahan diatas, untuk menemukan solusi bagi terwujudnya pemanfaatan waktu semaksimal mungkin serta mengurangi tingkat kesalahan dan mempermudah dalam menentukan kenaikan gaji guru honorer di SD Negeri 011 Tenggarong Seberang.
2. RUANG LINGKUP PENELITIAN Permasalahan difokuskan pada :
1. Sistem ini menggunakan Visual Basic .Net versi 2012 dan menggunakan database MySql.
2. Penelitian dilakukan pada guru-guru honorer yang ada di SD Negeri 011 Tenggarong Seberang.
3. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah SAW (Simple Additive Weighting).
4. Aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh satu user.
5. Proses perhitungan:
1) Input data guru
2) Kriteria dan Sub Ktiteria yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Masa Kerja
a Masa kerja lebih dari 5 tahun.
b Masa kerja 5 tahun.
c Masa kerja kurang dari 5 tahun.
2. Jumlah jam tetap/jam kerja per minggu a. Lebih dari 12 jam kerja.
b. 12 jam kerja.
c. Kurang dari 12 jam kerja.
3. Pendidikan Terakhir a. Pendidikan terakhir S1.
b. Pendidikan terakhir D3.
c. Pendidikan terakhir SMA.
4. Absensi ketidak hadiran (Alpa)/bulan a. Baik : 0-3 hari tidak hadir (alpa).
b. Cukup : 4-7 hari tidak hadir (alpa).
c. Kurang : 8-26 hari tidak hadir (alpa).
5. Sikap tanggung jawab a. Tinggi.
b. Sedang.
c. Rendah.
3) Output
1. Laporan daftar guru honorer
2. Laporan hasil perhitungan dan keterangan layak dan tidak layak
3. BAHAN DAN METODE
Adapun bahan dan metode yang gunakan dalam membangun sitem pendukung keputusan ini yaitu:
3.1 Sistem
Menurut Djumiarti (2008), sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Azhar Susanto (2013), sistem adalam kumpulan/grup dari sub sistem/bagian/kompon en apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas mengenai sistem, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama.
3.2 Keputusan
Menurut Imam Murtono (2009), keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti logika, realita, rasional, dan pragmatis. Pengambilan keputusan merupakan sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengertian ini mengandung lima hal esensi yaitu:
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara “sembrono” karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan atas kemampuan organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan situasai lingkungan.
3. Bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik, hakekat daripada masalah ini harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui “ilham” atau dengan mengarang yang berdasarkan data-data yang telah didapatkan.
Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai altrnatif yang ada setelah dianalisis dengan matang.
3.3 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Menurut Wibowo (2011), Sistem pendukung keputusan adalah proses pengambilan keputusan dibantu menggunakan komputer untuk membantu pengambil keputusan dengan menggunakan beberapa data dan model tertentu untuk menyelesaikan beberapa masalah yang tidak terstruktur.
Keberadaan sistem penunjang keputusan pada perusahaan atau organisasi bukan untuk menggantikan tugas-tugas pengambil keputusan, tetapi merupakan sarana yang membantu bagi mereka dalam pengambilan keputusan. Dengan menggunakan data-data yang diolah
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah-masalah semi-terstruktur.
Dalam implementasi sistem penunjang keputusan, hasil dari keputusan-keputusan dari sistem bukanlah hal yang menjadi patokan, pengambilan keputusan tetap berada pada pengambil keputusan. Sistem hanya menghasilkan keluaran yang mengkalkulasi data-data sebagaimana pertimbangan seorang pengambil keputusan. Sehingga kerja pengambil keputusan dalam mempertimbangkan keputusan dapat dimudahkan.
3.4 Algoritma Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah metode penjumlahan bobot dari kinerja setiap objek- objek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama pada semua criteria yang dimiliki.
Metode Simple Additive Weighting (SAW) memerlukan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapa dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang dipilih memenuhi criteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat.
Dimana :
Ri j = nilai rating kinerja ternormalisasi.
Xi = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i.
xij = nilai terkecil dari setiap kriteria i Benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik Cost = jika nilai terkecil adalah terbaik
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,..., m dan j=1,2,...,n.
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)diberikan sebagai:
Di mana :
Vi = rangking untuk setiap alternatif wj = nilai bobot dari setiap kriteria rij = nilai rating kinerja ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Langkah-langkah penyelesaian simple additive weighthing (SAW) :
1. Menentukan kriteria-keriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternomalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternomalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.
Kelebihan dari metode simple additive weighthing (SAW) :
1. Menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.
2. Penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dari bobot preferensi yang sudah ditentukan.
3. Adanya perhitungan normalisasi matriks sesuai dengan nilai atribut (antara nilai benefit dan cost).
Kekurangan dari metode simple additive weighthing (SAW):
Digunakan pada pembobotan lokal. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bilangan crisp maupun fuzzy.
3.5 Basis Data (Database)
Menurut Fathansyah (2011), Database atau basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Database merupakan salah satu komponen yang penting didalam sistem informasi, karena sebagai basis penyediaan informasi ini adalah untuk mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia.
Basis data adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.
Basis data dibangun untuk memudahkan pengolahan data pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas.
Data pada basis data perlu dikelola menggunakan suatu perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS).
DBMS adalah perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan manipulasi dan mengelola koleksi data dalam jumlah yang besar. DBMS juga dirancang untuk dapat melakukan manipulasi data secara lebih mudah. DBMS merupakan antarmuka antara pengguna basis data (baik pengguna langsung maupun aplikasi) dengan data yang tersimpan. Penyimpanan data oleh DBMS disesuaikan dengan bentuk mode datanya.
Beberapa contoh DBMS adalah postgreSQL, MySQL, DB2, Oracle ,SQL Server, dan lain-lain.
Tujuan utama dari DBMS adalah untuk menyediakan suatu lingkungan yang mudah dan efisien untuk penggunaan,penarikan,dan penyimpanan data dan informasi. Pengelolaan manajemen basis data meliputi pendefinisian struktur penyimpanan,penyedian
mekanisme untuk manipulasi informasi, dan penyediaan keamanan dalam penarikan dan penyimpanan data dan informasi. Terdapat banyak sekali jenis dari DBMS, beberapa contoh DBMS yang sering digunakan adalah MySQL, DBM, File Pro, InterBase, Microsoft Access, Oracle, PostgreSQL, SyBase, dan lain–lain.
3.6 MySQL
Menurut Ichwan (2011), MySQL adalah RDBMS yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License), dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat close source atau komersial. Karena sifatnya yang open source, sehingga komunitas umum dapat turut mengembangkan mesin basis data MySQL dan hal ini menyebabkan kemampuan dan performasinya berkembang pesat.
MySQL merupakan database server yang sangat terkenal didunia, semua itu tak lain karena bahasa dasar yang digunakan untuk mengakses database yaitu SQL.
SQL (Structured Query Language) pertama kali diterapkan pada sebuah proyek riset pada laboratorium riset San Jose, IBM yang beranama system R. Kemudian SQL juga dikembangkan oleh Oracle, imformix dan Sybase, Dengan menggunakan SQL, proses pengaksesan database lebih user-friendly dibandingkan dengan yang lain, misalnya dBase atau Clipper karena mereka masih menggunakan perintah-perintah program murni. SQL dapat digunakan secara berdiri sendiri maupun dilekatkan pada bahasa pemrograman seperti C, dan Delphi.
1. Elemen SQL
Elemen dari SQL yang paling dasar antara lain pendataan, nama, tipe data, ekspresi, konstanta dan fungsi bawaan, perintah dari SQL yang digunakan untuk meminta sebuah tindakan kepada DBMS.
Pernyataan dasar SQL antara lain : 1. ALTER : Merubah struktur table.
2. COMMIT : Mengakhiri eksekusi transaksi.
3. CREATE : Membuat table, indeks.
4. DELETE : Menghapus baris pada sebuah table.
5. DROP : Menghapus tabel.
6. GRANT : Menugaskan hak terhadap basis data kepada user.
7. INSERT : Menambah baris pada table.
8. REVOKE : Membatalkan hak kepada basis data.
9. ROLLBACK : Mengembalikan pada keadaan semula apabila transaksi gagal dilaksanakan.
10. SELECT : Memilih baris dan kolom pada sebuah table.
11. UPDATE : Mengubah value pada baris sebuah table.
Tipe data yang terdapat dalam MySQL, antara lain : 1. Tipe data numerik .
2. Tipe data String.
3. Tipe data tunggal
3.7 Visual Basic
Menurut Atmoko (2013), Visual Basic adalah bahasa pemrograman generasi ke tiga dari Microsoft dengan
IDE (Integrated Development Environment) atau pemrograman pengembangan terpadu, visual basic dibuat dan dirancang untuk mudah digunakan baik oleh programmer pemula sekalipun.
3.8 Crystal Report 8.5
Crystal report merupakan salah satu paket program yang digunakan untuk membuat, menganalisa, dan menterjemahkan informasi yang terkandung dalam database ke dalam berbagai jenis laporan. Crystal report di rancang untuk membuat laporan yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman berbasis windows, seperti visual basic, visual C/C++, visual interdev, dan borland delphi.
3.9 Metode Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
Proses pengambilan keputusan melibatkan empat tahapan, yaitu:
1. Tahap Intelligence
Dalam tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi sehingga kita bisa mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi, biasanya dilakukan analisis berurutan dari sistem ke subsistem pembentuknya. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah.
2. Tahap Design
Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan, dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin, yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah.
Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi.
3. Tahap Choice
Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap design yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen solusi dan rencana implementasinya.
4. Tahap Implementation
Dalam tahap ini pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai dengan tetap adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.
4. RANCANGAN SISTEM ATAU APLIKASI Implementasi SAW (Simple Additive Weighting) untuk menentukan kenaikan gaji guru honorer pada SD Negeri 011 Tenggarong Seberang Berbasis VB.NET ini menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai salah satu cara untuk mempermudah dalam pembuatan aplikasi ini.
1. Use Case Diagram Implementasi SAW (Simple Additive Weighting) untuk menentukan kenaikan gaji guru honorer pada SD Negeri 011 Tenggarong
Seberang
.
Prosedur rancangan sistem memiliki satu ak tor , yakni Staff TU sebagai user. Langkah pertama yang dilakukan adalah Staff TU masuk ke form login terlebih dahulu kemudian jika berhasil login, selanjutnya masuk ke form menu utama. Pada form menu utama, terdapat pilihan untuk mas uk ke form data kriteria, form data sub kriteria, form input penilaian, form data guru, form perhitungan SAW, form laporan hasil perhitungan SAW, form laporan daftar guru honorer, form ubah, dan form logout pada gambar 1.Gambar 1. Use Case Diagram Implementasi SAW (Simple Additive Weighting) untuk menentukan kenaikan gaji guru honorer pada SD Negeri 011
Tenggarong Seberang.
5. IMPLEMENTAS I
Hasil implementasi berdasarkan analisis dan perancangan adalah sebagai berikut :
1. Form Login
Gambar 2. Form Login
Pada gambar 2 adalah Form Login. Sistem secara otomatis akan meminta username dan password.
2. Form Menu Utama
Gambar 3. Form Menu Utama
Pada gambar 3 adalah Form Menu Utama terdapat beberapa button pilihan yaitu data kriteria untuk masuk ke form data kriteria, data sub kriteria untuk masuk ke form data sub kriteria, data guru untuk masuk ke form data guru, input penilaian untuk masuk ke form input penilaian, perhitungan SAW untuk masuk ke form perhitungan SAW, laporan daftar guru honorer untuk masuk ke form laporan daftar guru honorer, laporan perhitungan SAW.
3. Form Data Kriteria
Gambar 4. Form Data Kriteria
Pada gambar 4 adalah Form Data Kriteria terdapat button ubah untuk mengubah data yang sudah di input.
4. Form Data Sub Kriteria
Gambar 5. Form Data Sub Kriteria
Pada gambar 5 adalah Form Data Sub Kriteria, terdapat button tambah utnuk menambahkan data, button simpan untuk menyimpan data, button ubah untuk
mengubah data, button hapus untuk menghapus data, dan button batal untuk membatalkan proses data lainnya.
5. Form Data Guru
Gambar 6. Form Data Guru
Pada gambar 6 adalah Form Data Guru terdapat button tambah untuk menambah data Guru, button simpan untuk menyimpan data guru, button ubah untuk mengubah data guru, button hapus untuk menghapus data, button batal untuk membatalkan proses lainnya.
6. Form Input Penilaian
Gambar 7. Form Input Penilaian
Pada gambar 7 adalah Form Input Penilaian Guru terdapat beberapa button yaitu button tambah untuk menambahkan data, button simpan untuk menyimpan data, button ubah untuk mengubah data, button hapus untuk menghapus data, dan button batal untuk membatalkan proses lainnya.
7. Form Perhitungan SAW
Gambar 8. Form Perhitungan SAW
Pada gambar 8 adalah Form Perhitungan SAW terdapat beberapa button yaitu button proses hitung untuk menghitung data yang sudah ditampilkan pada
datagrid view, button simpan untuk menyimpan data yang sudah ditampilkan pada datagrid, dan button batal untuk membatalkan proses lainnya.
8. Form Laporan Daftar Guru Honorer
Gambar 9. Form Laporan Daftar Guru Honorer Pada gambar 9 adalah Tampilan Laporan Daftar Guru Honorer SD Negeri 011 Tenggarong Seberang.
9. Form Laporan Hasil Pehitungan SAW
Gambar 10. Form Laporan Hasil Perhitungan SAW
Pada gambar 10 adalah Tampilan Laporan Hasil Perhitungan SAW SD Negeri 011 Tenggarong Seberang.
6. KESIMPULAN
Dengan adanya hasil penelitian yang dilaksanakan dan berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab -bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Implementasi simple additive weighthing (SAW) pada penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung nilai bobot dari sub kriteria dengan melakukan rating kecocokan dari setiap kriteria, normalisasi data, dan perangkingan untuk kenaikan gaji guru honorer pada SD Negeri 011 Tenggarong Seberang.
2. Hasil implementasi ini dapat membantu mempercepat kinerja guru untuk menghitung tepat atau tidaknya nilai dari setiap guru dalam menentukan kenaikan gaji guru honorer.
3. Hasil pengujian dari black box dan white box menunjukan bahwa aplikasi menentukan kenaikan
gaji guru honorer ini bebas dari kesalahan sintak s dan secara fungsional mengeluarkan fungsi yang sesuai dengan yang diharapkan.
7. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut :
1. Diharapkan sistem ini bisa berjalan secara online.
2. Pada pengembangan sistem pendukung keputusan ini dapat ditambahkan dengan berbagai macam fasilitas untuk lebih mendukung dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan metode MFEP.
3. Sistem pendukung keputusan menentukan kenaikan gaji guru honorer menggunakan metode MFEP pada sekolah dasar negeri 011 tenggarong seberang ini dapat dikembangkan menjadi aplikasi menentukan berapa persen kenaikan gaji guru honorer dari gaji pokoknya.
8. DAFTAR PUSTAKA
Frieyadie. 2016. Penerapan Metode Simple Additive Weight (SAW) Dalam Sistem Penduduk ung Keputusan Promosi Kenaik an Jabatan. Jakarta:
AMIK BSI.
Fajar Nugraha. 2014. Sistem Penduk ung Keputusan Evaluasi Pemilihan Pemenang Pengadaan Aset dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Universitas Muara Kudus.
Ristu Saptono. 2013. Pemanfaatan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Penentuan Mahasiswa Berprestasi Tingk at Universitas Sebelas Maret Surak arta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Djumiarti.. 2008. Sistem Informasi Manajemen.
Semarang: Universitas Diponogoro.
Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Ak utansi.
Bandung: Lingga Jaya.
Imam Murtono. 2009. Fak tor-fak tor yang mempengaruhi pengambilan k eputusan.
Wibowo. 2011. Manajemen Perubahan, Jakarta: PT.
Raja Grafika Persada.
Laudon. 2010. Management Information System Managing the Digital Firm, 11th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Turban. 2011. Decision Support System and Intelligent System, Prentice–Hall Inc, A Simon & Schuster Company Upper Saddle River, New Jersey.
Soemarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Suparlan. 2008. Wawasan pendidik an: Sebuah pengantar pendidik an. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia
Atmoko. 2013. Program Ak untansi beserta Manajemen Aset Menggunak an VB dan SQL Server. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Ichwan. 2011. Pemograman Basis Data Delphi 7 &
MySQL. Bandung : Informatika Bandung.
Fathansyah. 2011. Basis Data, Bandung: Informatika.
Kusumadewi, Sri. 2013. Aplik asi Logik a Fuzzy untuk Penduk ung Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu.