Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.
LAMPIRAN
Proses Syuting program Miss Lambe Hoaks
Skrip Miss Lambe Hoaks eps. 8
No. Jenis Isu Skrip Lokasi Kebutuhan
1. Hoaks 1 + Opening : (depan klinik) (miss buka hp)
HAH??? MANDI AJA BISA MENGAKIBATKAN KEMATIAN MENDADAK???
(liat kamera)
Eh Hai Hai Haiii Warganet, pakabarnya nih? Djumpa lagi tentunya bersama miss paling keceh nan fanky n gaul siapa lagi kalau bukan miss lambe hoaks hahahahaha duh miss pusing deh pagi-pagi udah baca kabar hoaks aja. Daripada galau-galau kita langsung
konfirmasiin yuk kabar yang miss baca ini bener apa gak. Kita langsung tanya sama pakarnya nih.
(masuk ke klinik ketemu dokter)
Misi Dok, miss mau nanya nih. Masa katanya mau mandi ada jam- jam tertentu yang gak dibolehin karena bisa menyebabkan kematian. Betul itu dok?
Dokter:
Kamu baca dari mana? Tidak betul itu. Yang betul memang kalau mau mandi harus memerhatikan suhu tubuh. Kalau suhu tubuhnya berbeda dengan suhu air saat mandi, baru berakibat fatal. Jadi, mau mandi jam berapa saja tidak ada kaitannya dengan beberapa penyakit dan tidak mengganggu kesehatan jantungmu seperti pesan berantai yang beredar di atas. Yang penting tetap jaga kesehatan tubuh kita agar selalu bugar dan terhindar dari risiko penyakit.
Miss: Oh seperti ituuuhh. Ahsiaaaapppp. (lirik kamera) Nah itu dia konfirmasinya langsung sama Dokter X lho. Makanya Warganet,
Klinik Pratama Kominfo Dokter Standby
jangan ditelen mentah2 ya kalau dapet informasi belum jelas kebenarannya. Eh iya, miss masih punya deretan 4 hoaks minggu ini, yukkk cek this outtt!
2. Hoaks 2: TELAH BEREDAR SURAT MENGATASNAMAKAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN (DITJEN
BELMAWA) (KEMRISTEKDIKTI) DENGAN NOMOR 27/B2.3/TU/2019.
SURAT INI BERISI UNDANGAN KEPADA DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA UNTUK DATANG DALAM ACARA BIMBINGAN TEKNIS PENGEMBANGAN KONTEN HYBRID LEARNING DENGAN SKEMA TRANSFER KREDIT. DALAM SURAT JUGA DIINFORMASIKAN BAHWA SATU PESERTA AKAN DIBIAYAI DARI ASPEK TRANSPORTASI DAN AKOMODASI GUNA MENUNJANG ACARA INI NANTINYA YANG AKAN DITANGGUNG OLEH DITJEN BELMAWA. UNTUK KONFIRMASI KEHADIRAN DOSEN, PESERTA DIMINTA AGAR MENGHUBUNGI FAISAL DI NOMOR 0852- 1199-0547 .
KEPALA SEKSI PENGAKUAN PEMBELAJARAN LAMPAU DITJEN BELMAWA KEMRISTEK DIKTI, ALAM NASRAH IKHLAS MENEGASKAN BAHWA SURAT TERSEBUT BUKAN DARI PIHAK DITJEN BELMAWA, IA MENGATAKAN DITJEN BELMAWA TIDAK PERNAH
MENGELUARKAN SURAT SEPERTI ITU. KEMRISTEK DIKTI JUGA MEMBERIKAN IMBAUAN KEPADA MASYARAKAT UNTUK BERHATI- HATI DENGAN SURAT PALSU ATAU PENIPUAN YANG
MENGATASNAMAKAN PIHAK KEMRISTEKDIKTI.
Hoaks 3: SELANJUTNYA ADA KABAR LAGI NIH.. KATANYA SUDAH BEREDAR DALAM APLIKASI CHATTING WHATSSAPP PESAN BERUPA
INFORMASI BAKAL ADANYA PENERAPAN TILANG E-CCTV DI KAWASAN DEPOK. DALAM PESAN TERSEBUT MENGATAKAN “OJO LUPA JUGA TEMEN2 YG KERJA ATAU PERJALANAN KE KOTA DEPOK INFORMASI MULAI AGUSTUS 2018 AKAN DIPASANG PULUHAN
TRAFFIC LIGHT MAUPUN TMPT LAIN”
FAKTANYA CCTV YANG TERPASANG DI SETIAP SUDUT KOTA DEPOK HANYALAH CCTV UNTUK SEBATAS PEMANTAUAN SITUASI
KEADAAN LALULINTAS TERPUSAT DI LAYAR UTAMA DINAS
PERHUBUNGAN KOTA DEPOK DAN BELUM TERINTEGRASI DENGAN SISTEM TILANG ELEKTRONIK CCTV KAYAK DI JALAN DEPAN MONAS ITU. SABARRRR YA WARGANET, JANGAN MUDAH TERTIPU BERITA PALSU LHO.
Hoaks 4: TELAH BEREDAR DALAM SEBUAH PLATFORM CHATTING
WHATSAPP INFORMASI TERKAIT PENCULIKAN LIMA KIAI DIDAERAH JAWA TIMUR YAITU JOMBANG DAN GRESIK, DALAM PESAN
TERSEBUT PULA MENJELASKAN BAHWA PENCULIKAN INI
MENGATASNAMAKAN APARAT YANG JUGA BISA JADI KOMUNIS.
INFORMASI TERSEBUT MENGATASNAMAKAN KH HUSNI TAMRIN (BOGOR) SEBAGAI ORANG YANG MENGABARKAN BERITA TERSEBUT
FAKTANYA INFORMASI YANG DISAMPAIKAN TERSEBUT TIDAK TERBUKTI KEBENARANYA, HAL INI DIPASTIKAN PULA OLEH SALAH SEORANG KIAI DARI JOMBANG JAWA TIMUR KH KHOLIL “YA!
SETELAH DIKABARI PAK KAPOLRES, SAYA LANGSUNG SAMPAIKAN KEPADA PARA KIAI TADI PAGI. KEBETULAN TADI PAGI KUMPUL, ADA ACARA. DAN PERLU DIKETAHUI, HINGGA SAAT INI, TIDAK ADA SATU PUN KIAI DI JOMBANG YANG DITANGKAP ATAU
DICULIK,”UJARNYA.
Hoaks 5: TELAH BEREDAR INFORMASI DI FACEBOOK YANG MENAMPILKAN FOTO TUMPUKAN KUACI DI SUPERMARKET DI MALAYSIA DENGAN LABEL YANG BERTANDA TIDAK HALAL DAN DIIRINGI DENGAN NARASI YANG MENYEBUTKAN BAHWA KUACI TERSEBUT TIDAK HALAL KARENA DIREBUS DENGAN TULANG BABI.
SETELAH DILAKUKAN PENELUSURAN MENGENAI HAL ITU, DITEMUKAN FAKTA BAHWA LABEL TIDAK HALAL YANG ADA DI FOTO TERSEBUT BELUM JELAS MAKSUDNYA KE PRODUK YANG
NAMUN ADA BEBERAPA PRODUK LAINNYA YANG BERADA DI TUMPUKAN PRODUK TERSEBUT. SEPERTI YANG DILANSIR DARI LIPUTAN6.COM DISEBUTKAN BAHWA PRODUK KUACI TERSEBUT SUDAH MENDAPAT LABEL HALAL DARI SIJIL PENGESAHAN HALAL MALAYSIA. MAKA, DAPAT DIAMBIL KESIMPULAN BAHWA TERJADINYA DISINFORMASI YANG DISEBABKAN OLEH ADANYA LABEL TIDAK HALAL YANG TERPASANG DISEKITAR KUACI.
CLOSING NAH ITU DIA 5 HOAKS YANG UDAH LALU LALANG DI PLATFORM MEDIA SOSIAL WARGANET. TIATI YA, KEBANYAKAN HOAKS DI TIMELINEMU MEMBUAT MENTAL GAK SEHAT LHO. TERIMA KASIH YG UDAH SETIA MENONTON TAYANGAN MISS LAMBE HOAKS SETIAP MINGGUNYA. JANGAN LUPA DI LIKES, RETWEET ATAU SHARE VIDEONYA MISS BIAR YANG LAIN JUGA TAU KABAR HOAKS APA YANG HARUS DIHINDARI. EITS SARING DULU SEBELUM
SHARING PASTINYA YAAA. OKE DEH KALAU BEGITU. AMBIL CUCIAN DI RUMAH DESI, CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH. YUK DADAH BABAYYYYYY!!
Dalem studio?
TRANSKRIP WAWANCARA Informan 1
Bapak Ferdiandus Setu
Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo
1. Selamat siang, Bapak Nando. Terimakasih banyak sudah bersedia untuk saya wawancarai mengenai program Miss Lambe Hoaks.
“Iya, dengan senang hati.”
2. Jadi skripsi saya ini judulnya Strategi Kampanye Anti Hoaks Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Studi pada Program Miss Lambe Hoaks)
“Menarik itu, nanti saya minta ya kalau sudah jadi.”
3. Iya, Pak, boleh. Kita ke pertanyaan pertama ya, Pak. Jadi apa yang melatarbelakangi program Miss Lambe Hoaks ini, Pak?
“Saya melihat bahwa hari-hari gini millennials membutuhkan acara yang sesuai dengan umur mereka, yang fun, meriah, konsep acara yang millennials lah. Karna selama ini kan orang menilai program pemerintah tuh cenderung konvensional, klise, kaku, saya ingin berpikiran baru.
Menteri Rudiantara tuh selalu minta ayo inovasi-inovasi, kreatif, yaudah lah saya mikir Miss Lambe Hoaks. Di setiap tanggal satu itu saya mengeluarkan rekap bulanan, misalnya tadi pagi sekitar jam empat pagi saya sudah bikin rilis kirim ke wartawan-wartawan itu 353 hoaks selama Maret dan itu masih terus saya lakukan. Tapi saya pikir kok hanya gini doang, saya perlu sebuah acara baru, program baru yang lebih menyasar millennials lalu munculah ide itu dan saya sampaikan ke teman-teman, kebetulan teman-teman mendukung, jadi kita jalankan.”
4. Sebelum program ini dilaksanakan, apakah dilakukan analisis terlebih dahulu seperti SWOT atau PEST?
“Analisis secara umum saja. Artinya saya melihat model program TV atau media sosial yang cenderung seperti ini dan ternyata kita yang pertama untuk model kementerian, konsep yang kita bangun itu termasuk fresh dan belum pernah dilakukan oleh kementerian lain, belum pernah dibuat oleh kementerian lain, saya berpikir ini kayaknya perlu nih dan ternyata analisis saya itu diterima oleh teman-teman.”
5. Kalau menurut Bapak yang bisa menarik perhatian dari program Miss Lambe Hoaks ini apa?
“Konsep dan namanya yang iconic. Kan ada Lambe Turah yang sudah booming, saya terinspirasi dari situ untuk penamaan. Memang awalnya diprotes kok agak kasar ya pake istilah lambe, lambe tuh kan mulut artinya, tapi saya beranikan untuk coba pakai sampai terlaksana seperti sekarang. Siapa tau jadi banyak yang tertarik dan bisa diendorse Lambe Turah juga kan lumayan waktu itu saya pikir.”
6. Tujuan dari program ini tuh apa, Pak?
“Untuk menunjukan bahwa reputasi Kominfo sebagai lembaga yang melawan hoaks itu ada dan reputasi kita dinilai baik. Tujuan utamanya untuk nunjukin bahwa negara, melalui Kominfo, berperan melawan hoaks.”
7. Bukan menciptakan action di masyarakat, Pak? Supaya mereka itu sebelum mempercayai atau ikut menyebarkan hoaks verifikasi dulu?
“Jelas. Tapi kalau biro humas itu kan tugasnya untuk branding kan, untuk reputasi jadi tujuan besar yang ingin kita capai bahwa Kominfo reputasi untuk melawan hoaks itu ada. Tentu saja harapan besarnya ya action utamanya mereka untuk tidak nyebar hoaks dan melawan hoaks bersama-sama. Nilai yang saya harapkan dari masyarakat, selain
masyarakat tidak nyebar hoaks tapi manfaatnya bagi Kominfo tuh apa sih? Kan reputasi baiknya.”
8. Kalau untuk target audiensnya siapa, Pak?
“Millennials, kelahiran di atas tahun ‟80. Ini kita kan mencuri perhatian, dengan membuat program ini tuh kita mencuri perhatian dari ribuan juta informasi setiap hari. Jadi kita ingin kalau mencuri perhatian tuh harus unik, gabisa main-main atau hanya sekedar aja. Kita mengambil segmen itu, segmen yang kita nilai bisa lah dituju.”
9. Saya liat kan instagram Miss Lambe Hoaks followersnya baru sekitar dua ribuan ya, Pak. Itu kok bisa verified?
“Pemerintahan gitu loh. Jadi pemerintah tuh verified bukan dari jumlah aja tapi mereka benar-benar tahu siapa orang dibaliknya. Kalo cuma satu orang pun tapi itu dari negara ya diverifikasi. Dianggap resmi dari kementerian dan berpengaruh sehingga kita perlu beri verifikasi karena banyak juga akun sejenis.”
10. Pesan apa yang ingin disampaikan melalui program Miss Lambe Hoaks, Pak?
“Masyarakat Indonesia, terutama millennials jangan ikut-ikut nyebar hoaks, kalo dapat info yang belum pasti tanya Miss Lambe aja. Kita ingin media sosial Indonesia bersih dari hoaks. Walaupun upaya itu berat sih karena memang hoaks itu ciri-ciri kita berada di era post-truth, era pasca kebenaran. Yang menguasai kebenaran itu individu. Kita ingin dengan Lambe Hoaks, hoaks tuh dilawan bersama. Bukan hanya pemerintah tapi ayo kita sama-sama lawan hoaks.”
11. Strategi awal program Miss Lambe Hoaks ini gimana, Pak? Sampai akhirnya terbentuk lah program ini.
“Ya itu tadi, kami berusaha membuat suatu program baru, yang kreatif dan kami anggap sesuai dengan target audiens, lalu dapat menarik
perhatian mereka dan dapat diterima dengan baik. Terinspirasi dari apa yang sudah ada juga, akhirnya kami memutuskan oke kita buat program ini Miss Lambe Hoaks dengan konsep yang seperti ini, lucu, rame, ceriwis, seperti itu.”
12. Kalau untuk pemilihan lima hoaks yang akan diangkat ke dalam tayangan Miss Lambe Hoaks itu bagaimana, Pak?
“Daftar hoaks yang saya terima itu kan nanti saya serahkan ke Bonita untuk ditulis skrip, nah nanti setelah dia baca kita pilih bersama-sama hoaks mana yang mau kita angkat untuk Miss Lambe Hoaks berdasarkan hoaks yang paling banyak muncul ataupun yang kami anggap akan ada dampak yang merugikan.”
13. Bagaimana untuk pemilihan tim pelaksana?
“Tim pelaksana ya tim yang benar-benar ada di sini. Untuk Miss Lambe Hoaks itu kami casting. Ada dua jagoan awalnya, pertama Bonita, kemudian yang sekarang udah jadi Miss Lambe Hoaks itu. Rencana awal sih Bonita tapi pas latihan di depan kamera Bonita kayak agak kaku, ga terlalu ceriwis, akhirnya kemudian calon ke dua dan akhirnya dia yang bisa, itu untuk memilih talent. Kemudian memilih tim pendukung, itu justu kekuatan Miss Lambe Hoaks bukan hanya di Miss Lambe Hoaksnya tapi juga saya menggerakan seluruh teman-teman di tim Ais, di timnya Mbak Taruli itu beli kostum itu bener-bener pakai anggaran Ditjen Aptika bukan anggaran Biro Humas. Saya menunjukan kita ini Kominfo, kadang-kadang yang selama ini di Kominfo ini orang cenderung bekerja udahlah itu program satker kamu kok, urusin sendiri, saya tuh model yg diajarin Menteri sinergi. Jadi timnya Mba Taruli bikin baju semua wardrobe, tim saya disini saya gunakan Adista dan Ubuy untuk editing, kemudian Bonita untuk naskah, untuk syuting itu kita bekerja sama juga dengan tim dari GPR TV, tim yg sudah ada, tinggal nambah beban kerja mereka.”
14. Kalau strategi untuk pemilihan medianya gimana, Pak?
“Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar. Ya seluruh kanal yang kita miliki kita manfaatkan, kita tahu bahwa sasaran kita di facebook sudah bukan anak millennials tapi semua followers kami di facebook. Tapi yang benar-benar menyasar millennials ada di instagram. Makanya akun Miss Lambe hanya ada di instagram.”
15. Kalau cara untuk Miss Lambe Hoaks ini mendapatkan perhatian dan mempengaruhi audiens bagaimana?
“Untuk mempengaruhi audiens selain media sosial kemudian saya selalu ngomong, bahkan Pak Menteri yang ngomong saya minta Pak Menteri tuh di slide-slidenya beliau, ketika ngomong isu apapun apalagi ketika ngomong isu hoaks, yang ditampilin pertama „Pak Menteri tolong puterin satu menit video Miss Lambe Hoaks‟ dan Pak Menteri lakuin itu karena beliau juga senang, orang senang, orang tertarik, kemudian ketika ngomongin hoaks ini loh tokoh Kominfo, anak muda yang lagi viral tentang Lambe Hoaks kayak gitu jadi melibatkan seluruh pejabat di Kominfo untuk mempromosikan, jadi bukan hanya menteri tapi juga Bu Sekjen, beberapa Dirjen, saya bilang kalo lagi ngomongin hoaks bilang aja Kominfo punya program Miss Lambe Hoaks, paling tidak orang „Oh apa tuh‟, kayak gitu terus cari tau, sampai kan di beberapa kesempatan acara TV pun saya sering bicarakan tentang Lambe Hoaks. Dengan begitu akan membuat program Miss Lambe Hoaks ini dianggap kredibel dan audiens akan terpengaruh”
16. Rencananya sampai kapan program Miss Lambe Hoaks di laksanakan?
“Rutin. Kita sih setidaknya sampai enam bulan lah, sampai Juni, tapi nanti kita evaluasi. Kita sih berharap kalau sudah tidak ada hoaks lagi Miss Lambe selesai gitu, artinya bukan melanggengkan Miss Lambe, kami sih berharap hoaks ngga ada kemudian ok, bye bye karna sudah
tidak ada hoaks di Indonesia selamat tinggal Miss Lambe. Wah itu kesukaan saya, jadi pada akhirnya Miss Lambe mengucapkan selamat tinggal karena hoaks selesai, karena hoaks sudah ngga ada di Indonesia.”
17. Miss Lambe Hoaks ini tayangnya kan dua kali dalam seminggu, kenapa cuma seminggu dua kali, Pak? Kenapa ga lebih sering? Soalnya hoaks banyak kan, Pak.
“Iya, tayang dua kali dalam seminggu, hari Senin dan Kamis. Betul hoaks setiap hari tapi kami banyak kegiatan lain, jadi bukan tim yang khusus Lambe Hoaks, tim kami tim yang sama untuk ngurusin kerjaan yang lain. jadi ya saya tuh bener-bener menggunakan tim yang ada jadi belum bisa lebih sering dari itu, itu aja udah maksimal banget.”
18. Ada biaya yang dikeluarkan ga, Pak?
“Apa ya? Biaya saat ini sih paling ya ngga ada. Maksudnya dia kan nyambung dengan kegiatan kami yang lain, jadi kita belum ada honor yang kita siapkan untuk ini jadi teman-teman yang kerja ini dia digaji bulanan seperti biasa, lalu untuk perlengkapannya juga pakai yang ada, jadi ga ada biaya sebenarnya. Ohiya paling untuk kostum, hitunglah ini satu juta rupiah, ini pun bukan kami, bukan Humas yang keluarkan biaya, ini dari tim Ais di Ditjen Aptika catatan keluarnya untuk program kampanye media sosial Kominfo.”
19. Dampak dari Miss Lambe Hoaks ini, efeknya sudah mulai terlihat belum dari audiens?
“Dari audiens sih udah mulai terlihat. Artinya kalau saya ketemu „Oh ini yang punya Miss Lambe, jadi orang nanyain Miss Lambe, orang jadi ngomongin Miss Lambe, bagi saya sih artinya awarenessnya orang tentang Miss Lambe nih ada ketika kami tampil misalnya jadi apa orang cenderung nanya Miss Lambe tuh apa sih? Siapa sih yang ada di balik topeng itu. Wah bagi saya sih udah seneng banget orang care, orang tau
program kita ini. Kemudian juga kita sudah diwawancarai oleh beberapa TV asing, TV dari Taiwan, TV dari China, TV dari Australia, BBC, sudah wawancara saya dan syuting bareng Miss Lambe Hoaks dan ternyata mereka sama seperti dirimu, jadi melihat bahwa ini menarik, bahwa negara, pemerintah yang cenderung dianggap ya apaan sih konvensional kayak gitu sudah mulai berubah, era kami sekarang cenderung udah bisa memahami situasi anak millennials.”
20. Tapi kalau dari perkembangan hoaksnya gitu ada berkurang ga sih, Pak?
“Kalau pengurangan hoaks sih belum, jadi sebenernya ya kerjanya harus lebih keras lagi, jujur dari segi hoaks justru terus meningkat dari waktu ke waktu.”
21. Tujuan dari Miss Lambe Hoaks ini udah tercapai, Pak?
“Saya sih yakin akan tercapai lah. Artinya dengan awareness tadi walaupun belum action ya tapi setidaknya masyarakat paham bahwa di Kominfo apa kami bekerja untuk melawan hoaks dan kerja kami itu jelas, kami punya mesin Ais 24 jam.”
22. Kalau faktor yang menghambat dan mendukung program Miss Lambe Hoaks ini ada apa aja ya, Pak?
“Yang mendukung dulu ya, yang mendukung itu saya punya tim yang anak muda yang benar-benar kayak karena mereka masih muda jadi mereka bekerja dengan passionnya jadi kayak ngga bekerja, mereka menikmati benar sehingga tanpa ada tambahan uang pun mereka bekerja nyaman. Itu paling bagi saya sih sangat baik, mendukung banget program ini. Kemudian yang menghambat ya kami ngga punya dana sih. Harapan saya sih saya pingin lebih dari ini, bisa kerja sama dengan TV, misalnya tayang di TV mana kemudian join program, mereka tamggung sebagian kami tanggung sebagian. Mau nya sih begitu artinya biar efek viral dari Lambe Hoaks ini lebih besar tapi ya kan ga ada dana. “
TRANSKRIP WAWANCARA Informan 2
Mbak Taruli
Kepala Pemblokiran Konten Internet Ditjen Aptika
1. Selamat siang, Mbak Ully. Maaf ganggu sebentar, Mbak ada waktu buat aku wawancarai mengenai program Miss Lambe Hoaks ga buat skripsi aku?
“Oh iya boleh, tapi ngga bisa lama-lama ya.”
2. Oh iya mba. Jadi skripsi aku ini judulnya Strategi Kampanye Anti Hoaks Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Studi pada Program Miss Lambe Hoaks).
“Khusus Miss Lambe Hoaksnya aja ya? Oke, oke.”
3. Yang melatarbelakangi program Miss Lambe Hoaks ini apa ya, Mbak?
“Itu sih ya paling sama kayak Bang Nando ya, ya karena ada fenomena baru yang terjadi di dunia internet gitu, di dunia maya kalau ada kabar- kabar bohong yang beredar gitu jadi kita memikirkan gimana caranya supaya bisa menangani hal tersebut. Bukan hanya blokir-blokir aja karna kalo blokir-blokir aja juga ga terlalu efektif gitu, jadi ya kita pake cara untuk men-counter dengan menyampaikan ke masyarakat dengan cara yang berbeda aja dengan yang pernah ada.”
4. Ada analisis khususnya ga mbak untuk program Miss Lambe Hoaks ini sebelumnya?
“Sebenernya sih ngga juga ya, kita secara umum aja melihat berbagai program dan upaya yang udah kita jalani ini mungkin perlu sesuatu yang lebih menarik gitu jadi kita kepikiran menyampaikan yang viral-viral sekarang kan banyak miss-miss, lambe-lambe apa gitu ya, kita coba bikin
yang ada rupanya gitu supaya bisa menyampaikan langsung, karena kalo kita nyampein yang biasa-biasa aja tuh kayaknya boring gitu ga menarik.”
5. Kalau tujuan dari program Miss Lambe Hoaks ini apa, Mbak?
“Tujuannya sih untuk membuat audiens tertarik dengan konsepnya ya, kemudian setelah tertarik kan mereka penasaran, apa sih ini, siapa sih, apa sih yang mau diomongin sama dia, jadinya audiens mau mendengarkan apa yang disampaikan di dalam video itu. Berharap sih dengan adanya program Miss Lambe Hoaks ini masyarakat bisa bantu ngurangin hoaks ya. Millennials juga kan suka sama sesuatu yang baru- baru, lucu-lucu gitu, jadi mereka penasaran gitu, nih Miss Lambe ini mau ngomong apa jadi mereka mau akan ngedengerin counter hoaksnya yang kita sampaikan, yang Miss Lambe sampaikan itu, ngga melulu kita sampein materi belum tentu dibaca sama orang-orang gitu, kalo ngga disampein dalam bentuk visual bisa diliat, bisa didenger gitu kan biasanya mereka akan dengerin, jadi paling ngga nyampe terutama ke yang muda-muda sih millennials”
6. Kalau efek yang diharapkan dari program Miss Lambe Hoaks ini tuh apa, Mbak?
“Efeknya tadi itu sih, karena kita menyasarnya generasi yang lebih muda jadi mungkin lebih supaya apa ya, ya bisa tersampaikan aja ke mereka gitu sih kita kepengennya.”
7. Target audiens yang dituju sama program Miss Lambe Hoaks ini siapa sih, Mbak?
“Sebenernya kita lebih menyasar ke mereka-mereka yang millennials kali ya, soalnya karena emang anak-anak zaman sekarang, zaman millennials ini semuanya pasti punya gadget, semua pasti punya media sosial gitu jadi semua kemungkinan terpapar hoaks nya juga besar”
8. Kalau pesan yang ingin disampaikan melalui Miss Lambe Hoaks ini apa?
“Apa ya, intinya sih kita pengen kita fun-fun aja juga menanggapi adanya hoaks-hoaks yang tersebar. Jadi kita pengen juga Miss Lambe ini bisa nyampein hal yang serius tapi dengan cara yang fun, karena emang biasa millennials jarang-jarang tuh mikirim politik, mikirin apa, nah ini supaya mereka bisa paham juga, makanya kita sampaikan dengan hal yang berbeda, gitu.”
9. Kalau untuk mendapatkan perhatian dari audiens, promosinya bagaimana?
“Promosi sih pasti di kanal-kanal medsos Kominfo, terus kita juga sampaikan ke media supaya media nasional juga bisa menyampaikan ke masyarakat, terutama sih kita pake media-media yang lagi in ya, live streaming, gitu-gitu juga, kayak di tiktok, di apa, kita pake juga supaya banyak yang akses juga ya dan banyak yang bisa seneng lah baca counter hoaks kita.”
10. Bagaimana cara mempengaruhi audiens?
“Udah pasti lewat kanal medsos sih ya, yang paling banyak berpengaruh sih pasti lewat medsos, kalo pemberitaan di media mainstream kan paling cuma sekali dua kali, ngga sering-sering, tapi kalo di medsos kan ya kita ngakses medsos kan dalam sehari itu kan banyak banget gitu, jadi ya mudah-mudahan tetep diakses sama masyarakat semuanya juga gitu.”
11. Strategi dan taktik program Miss Lambe Hoaks ini awalnya bagaimana, Mbak?
“Kita mikir kita harus menyampaikan hoaks ini tapi kita pengen ada tokoh gitu, pengen ada icon, kita mikir dengan cara seperti apa, namanya hoaks itu kan orang harus menyampaikan dengan cerewet, dengan rame, dengan apa, pengennya gitu, karena kalo cuma flat-flat aja bosen, sama kayak media mainstream kan, jadi yaudah kita kepikiran, oh ini lagi rame lambe-lambean nih, ya coba kita pake lambe gitu kan, istilah lambe,
lambe apa gitu ya, lambe hoaks, kita pikir ohiya belum ada, kita coba, untuk bikin pake apa yaudah kita bikin rame-ramean supaya bisa, ya justru menjadi perhatian, mendapat perhatian dari masyarakat gitu kan, memang kita menyasarnya itu supaya diperhatikan sama masyarakat jadi masyarakat denger, pesan yang mau kita sampaikan.“
12. Jadi tercipta lah tokoh Miss Lambe Hoaks?
“Iya, audiensnya Miss Lambe Hoaks kan millennials nah sementara millennials itu kurang peduli sama hal-hal serius apalagi dari pemerintahan karena dianggapnya berbau politik dan mereka rata-rata ga peduli sama hal-hal berbau politik, jadi Miss Lambe Hoaks ini hadir untuk membuat mereka berhenti menganggap pemerintahan tuh membosankan cuma politik-politik aja, nah dengan tokoh Miss Lambe Hoaks ini maksudnya agar audiens tertarik dan penasaran apa sih yang mau diomongin Miss Lambe Hoaks ini jadi otomatis mereka bakal mendengarkan apa yang disampaikan Miss Lambe Hoaks di videonya.”
13. Kalau untuk pemilihan tim pelaksana program Miss Lambe Hoaks bagaimana, Mbak?
“Kalau untuk tim sih kita pakai yang ada ya, yang ga perlu dibayar lagi.
Ada dari saya tim Ais di sini sama dari Bang Nando di Humas, kemudian GPR TV tempat syutingnya tuh, lalu Miss Lambe Hoaksnya dari Litbang IKP, itu aja sih, yang irit biaya ya.”
14. Pemilihan media untuk pelaksanaannya gimana tuh, Mbak?
“Untuk promosi dan publish video Miss Lambe Hoaks, kami lakukan di semua kanal media sosial Kominfo, terus kan ada juga instagram khusus Miss Lambe Hoaks, dan media-media gratis lainnya yang ada dan bisa digunakan itu kami gunakan.”
15. Proses pengolahan ide dari awal idenya muncul sampai benar terlaksana berapa lama?
“Ga lama sih sebenernya, paling cuma beberapa, ngga nyampe sebulan kali ya. Ngga nyampe sebulan kok”
16. Sudah mulai terlihat efeknya belum dari program Miss Lambe Hoaks?
“Kalo efeknya sih yang kita lihat selama ini yang komen-komen pasti yang muda-muda, keliatannya begitu, jadi minimal yang muda-muda ini biasanya kita susah untuk menyasar mereka untuk bisa tau ada isu hoaks, biasanya kan yang serius-serius nih yang Ibu-ibu Bapak-bapak gitu yang perhatiin politik, yang nonton TV, nah ini paling ngga mereka juga jadi tau dan aware oh ada hoaks nih, hoaks lagi merajalela, hoaks harus kita waspadai, kita harus bisa lebih hati-hati dalam menerima informasi.”
17. Di minggu ke berapa mulai terlihat efeknya itu?
“Oh kalo itu sih kita belum terlalu ini, tapi pertama kali aja tuh kita posting udah ini langsung lumayan sih gitu.”
18. Tapi makin kesini makin sedikit viewersnya ya, Mbak.
“Iya, memang begitu sih. Karena memang kita pikir apa namanya juga pas awal-awal orang pasti aware gitu kan ya, orang pasti „wah ini apa nih, penasaran‟ gitu tapi kan lama-lama setelah itu pasti rasa penasarannya berkurang, nah ini jadi memacu kita juga sih untuk memikirkan ke depannya ini ya mungkin kita harus menyampaikan atau program Miss Lambe Hoaks ini harus kita kembangkan lagi dengan lebih kreatif lagi, supaya bisa dapet perhatian dari masyarakat lebih lagi dari pada yang sekarang.”
19. Rencananya program Miss Lambe Hoaks ini akan dilaksanakan sampai kapan?
“Kita sih ngga ada jangka waktu ya, ngga ada. Selama hoaks masih ada ya pasti masih akan selalu ada.”
20. Ada kendala waktu ga dalam pelaksanaan program Miss Lambe Hoaks?
“Kita pernah seminggu sekali karena mungkin kan kita yang disini ya kita lagi ada kerjaan karena memang kan bukan khsus kita bayar untuk program Miss Lambe Hoaks nya jadi memang kadang-kadang tergantung ketersediaan waktunya tim. Tapi sekarang kita maksimalkan jadi dua kali dalam seminggu karena hoaks memang ada setiap hari.”
21. Ada biaya yang dikeluarkan ga untuk program Miss Lambe Hoaks?
“Biaya sih pasti ya, tapi ngga banyak. Kita di Aptika cuma keluar buat wardrobe aja, pererlengkapan produksi sih kita pakai\ yang udah ada ya soalnya biar irit juga, terus kan ada ngapain beli gitu kan. Paling kita beli itu baju-baju sama make upnya Miss Lambe Hoaksnya aja sih.”
22. Ada evaluasi ngga, Mbak, untuk program Miss Lambe Hoaks?
“Yang kita liat sih itu tadi udah ada awareness dari audiens, seperti komentar-komentar disetiap videonya, yang berarti minimal mereka tau kalau ada hoaks yang seperti itu. Tujuan programnya sih belum tercapai ya karena waktunya juga baru sebentar, ditambah lagi menjelang pemilu jadi hoaks semakin banyak. Paling itu, kita ngeliat harus lebih membikin kreatif programnya, biar bisa lebih menarik perhatian netizen lagi untuk bisa nonton. Karena mungkin sekarang juga banyak orang udah males kali sama hoaks gitu kan ya, jadi kita nyampein hoaks juga mereka kayak
„ah udahlah‟ gitu, mungkin karena program kita udah berhasil jadi mereka udah kalo ada hoaks gausah dipercaya, yaudah gausah diliat, itu kita bisa ngeliat dari dua sisi itu si sebenrnya cuma kita pikir ya tetep aja mudah-mudahan masih akan terus ditonton, dan jadi aware juga buat netizen, paling itu untuk bikin lebih kreatif aja cara penyampaiannya.”
23. Yang sudah dicapai sama program ini sudah sesuai harapan belum?
“Kalau hasil sih, yang namanya kita apa namanya ya, hoaks ini kan ga mungkin bisa diselesaikan dalam waktu satu-dua bulan bahkan setahun- dua tahun, jadi yang namanya literasi masyarakat apalagi masyarakat segini banyak pasti butuh waktu yang lama, jadi ya untuk hasilnya pun kita ngga bisa dalam waktu singkat. Awarenya sih ada tapi hoaksnya justru makin meningkat. Kalau kita lihat komentar-komentar dari para millennials sih udah ada, yang berarti mereka tahu, mereka aware terhadap hoaks dan Miss Lambe Hoaksnya ini.”
24. Hal yang mendukung & menghambat program Miss Lambe Hoaks ini apa aja ya, Mbak?
“Hambatan selama ini sih paling ngga ya, kita hanya butuh waktu aja untuk proses syuting, editing, dan lain-lain, itu sih yang perlu itu aja.
Sama perlu kreatifitasnya itu aja kita mikirin ide-ide untuk programnya itu sih yang kita perluin, perlu waktu, perlu resource gitu, perlu sumber daya manusia gitu. Kalau yang mendukung sekarang ini ya tim yang solid”
25. Ada peninjauan dari awal sampe akhir gitu ngga, Mbak?
“Belum sampe tahap situ sih ya, kita masih mikirin untuk programnya lebih kreatif lagi supaya programnya itu lebih banyak followersnya itu, kita masih ke arah situ sih karena kan kita masih baru juga jadi belum evaluasi mendalam banget sampe ke arah sana.”
TRANSKRIP WAWANCARA Informan 3
Mbak Annnisa Bonita Staff Biro Humas Kemkominfo
1. Selamat siang, Mbak. Aku mau wawancara Mbak tentang Miss Lambe Hoaks buat skripsi aku, kira-kira Mbak ada waktunya kapan ya?
“Sekarang aja boleh.”
2. Oh, oke. Jadi skripsi saya ini judulnya Strategi Kampanye Anti Hoaks Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Studi pada Program Miss Lambe Hoaks).
“Oh, okay. Jadi apa yang mau ditanyain?”
3. Apa sih yang melatarbelakangi program Miss Lambe Hoaks ini, Mbak?
“Sebenernya karena kalo hoaks itu kan emang udah lama ya ada, cuma mungkin daripada membuat format laporan yang biasa-biasa aja, kita buat format yang berbeda biar menarik dan yang mencoba kekinian dan mencoba untuk liat tren yang lagi ada sekarang gitu, makanya dibuat format video dan dibuat format yang kayak rame gitu, yang ceriwis, yang rame, jadi orang tuh ngedengerinnya dan taunya tuh jadi ga bosen gitu, karena selama ini kita ngelaporin ada hoaks itu cuma kayak yaudah laporan aja, laporan yang infografis atau laporan yang kaku-kaku gitu, nah kita mencoba untuk dinamis sih di sini.”
4. Tujuan dari program Miss Lambe Hoaks ini apa, Mbak?
“Tujuannya itu ya sebenernya pengen melaporkan hoaks sih, melaporkan hoaks yang ada dan kita juga ngasih tau klarifikasinya apaan aja, gitu.
Jadi hoaksnya apa dan klarifikasinya apa. Untuk efeknya sih sebenernya
pengennya tuh setidaknya generasi millennials itu bisa mengidentifikasi hoaks dengan mudah gitu. Kayak contohnya, rata-rata hoaks itu tulisannya ngga beraturan atau ngga capslock semua, fotonya ngga jelas, ngeblur, segala macem. Sebenernya dari tayangan kita harusnya mereka sudah tau, sudah bisa mengambil kesimpulan, itu sih salah satu tujuannya juga.”
5. Target audiensnya siapa, Mbak?
“Target audiensnya ya generasi millennials sih, karena sebenernya memang selain generasi millennials juga cuma yang kita tau kan yang main media sosial generasi millennials, nah harapannya itu setelah generasi millennials tau ya dia juga ngasih tau ke yang lain. Intinya target utamanya generasi millennials karena kan kita pakai platform media sosial, nah itu mah sudah amat jelas ya harusnya karena kalau kita nyebarin di media sosial ya berarti target kita generasi millennials.”
6. Kok instagramnya Miss Lambe Hoaks bisa verified kan followersnya baru sedikit, Mbak?
“Karena kita mengajukan kepada instagram, karena rata-rata itu akun, mm.. jadi gini, mau kamu baru berapa kalo emng instagram itu mengakui apa ya, mengakui sebuah institusi itu atau organisasi itu ya bisa aja di verified sih dan kita meminta, kita mengajukan buat verifikasi akun gitu, karena kan, karena gini waktu baru keluar aja banyak banget akun-akun kloningan gitu, akun-akun palsunya, nah mau ngga mau kan kita berarti harus verified dong biar ngasih tau ini loh akun aslinya, gitu.”
7. Pesan apa yang ingin disampaikan melalui program Miss Lambe Hoaks?
“Sebenernya sih kita mau ngelaporin hoaksnya ada apa dan klarifikasinya apa, sama mungkin diselipin beberapa kata jargon buat iya ngga nyebarin hoaks aja sih kayak „Saring Sebelum Sharing‟ gitu.”
8. Apa efek yang diharapkan dari program Miss Lambe Hoaks?
“Efeknya sih pengennya tuh setidaknya generasi millennials itu bisa mengidentifikasi hoaks dengan mudah. Kayak contohnya rata-rata hoaks itu tuh tulisannya ga beraturan atau capslock semua, fotonya ga jelas ngeblur segala macem. Sebenernya dari tayangan kita harusnya mereka sudah bisa mengambil kesimpulan, itu sih salah satu tujuannya juga.”
9. Tema Miss Lambe Hoaks ini gimana dapetinnya, Mbak?
“Temanya sih sebenernya kita nyomot-nyomot dari berbagai sumber, kayak Miss Lambe Hoaks harus yang ceriwis, harus yang kayak agak sedikit tidak formal mm.. bukan agak sedikit, sangat informal malah, bahasa sangat informal, dianya juga rame gitu, nyomot dari banyak sih, cuma kalo dibilang inspirasi apa ya, ngeliat tren yang ada aja sih paling kayak di youtube gitu.”
10. Kalau untuk pemilihan lima hoaks yang akan diangkat ke dalam tayangan Miss Lambe Hoaks itu bagaimana, Mbak?
“Iya itu kita liat dari mana hoaks yang paling banyak muncul, mana hoaks yang berpotensi akan meledak, ataupun mana yang kita anggap bakal menimbulkan dampak bagi masyarakat, gitu.”
11. Kalo proses pemilihan timnya sendiri itu gimana, Mbak?
“Kalo tim itu kolaborasi dari Kominfo aja sih, kayak untuk konten kan ada aku yang biasa bikin konten media sosial juga, terus wardrobe itu tim Ais kan tinggal siapin baju aja sama alat make up, syuting di sini, di GPR TV kan udah biasa syuting juga buat program lain, terus editing juga ada di Biro Humas bagian design visual gitu. Bisa pakai kita-kita aja sih., tim Ais juga yang nyari-nyari hoaksnya, yang nyari klarifikasinya, sampe Miss Lambe Hoaksnya juga Kominfo cuma beda direktorat sih, paling kita adain casting.”
12. Terus akhirnya yang terpilih jadi Miss Lambe Hoaks siapa, Mbak?
“Yang jadi Missnya itu Mbak Wina, kan dicoba dulu nih dia bisa apa ngga gitu, cocok apa ngga, bisa ga dapetin karakter si Miss Lambenya, karena kita juga mau mencoba memperkuat karakter, tadinya tuh sama aku pas casting, cuma aku kurang masuk karakternya jadinya Mbak Wina yang jadi Missnya.”
13. Emangnya kriteria yang diperlukan buat jadi Miss Lambe Hoaks itu gimana, Mbak?
“Yang diperluin ya mau malu aja sih haha tapi kalau menurut aku yang pertama itu harus PD, terus harus mau dipermalukan dihadapan publik iya kan soalnya ini menuntut inovasi-inovasi, nah terus harus kreatif juga soalnya kan naskah yang dikasih sama aku ngga cuma dibaca mentah- mentah tapi harus dikasih intonasi, harus dimodifikasi sedikit-sedikit, supaya dia ngeblend sama karakternya Miss Lambe Hoaks, gitu.”
14. Bagaimana pemilihan media untuk penayangannya?
“Media yang kita pakai semua media sosial yang ada aja, sama ada instagram khsusus Miss Lambe Hoaks juga. Kita pilih media-media itu karena emang media sosial kan banyak yang akses terus juga udah pasti gratis, biar makin masive juga sih tujuannya.”
15. Cara Miss Lambe Hoaks mendapatkan perhatian dari audiens itu gimana, Mbak?
“Dengan gayanya dia yang ceriwis dan bahasanya itu sangat amat informal ya bahkan cenderung kayak bahasa yang dipake sehari hari sama masyarakat aja, beda kan mungkin kita selalu pake bahasa yang formal, kaku gitu, nah ini tuh kita bener-bener ngebuat yang kayak kita ngobrol sama temen aja, bahasa sehari-hari banget.”
16. Kalau cara supaya bisa mempengaruhi audiens?
“Pake pesan-pesan sih, menekankan di pesan-pesan yg ada di skripnya, kalimat-kalimat ajakan buat ngga gampang percaya dan menyebarkan hoaks di setiap videonya. Terus juga kita punya jargon „Saring Sebelum Sharing‟ ya kita harap itu bisa berpengaruh sih.”
17. Bagaimana proses pelaksanaan program Miss Lambe Hoaks?
“Jadi ada tim Ais itu memang yang cariin hoaksnya, nanti sama tim kreatifnya itu dipilihin hoaksnya apa aja sampe dibuatin skripnya, skrip opening, closing. Abis itu syuting, syutingnya itu ada tim wardrobenya juga kayak mereka yang menata rias si Miss nya gitu, abis itu udah syuting, produksi, editing, ada design grafisnya juga jadi ngga kaku, ngga cuma sekedar video aja gitu, ada sedikit grafis-grafisnya gtu, motion- motionnya, trs diupload di media sosial.”
18. Tayangnya kan dua kali dalam seminggu ya, Mbak, kenapa cuma dua kali dalam seminggu? Kenapa ga lebih sering?
“Karena nanti orang bosen nontonin terus, kayak kita memperhatikan kualitas dibanding kuantitas sih karena tim produksi videonya juga terbatas, ada kerjaan lainnya, jadi kalo terlalu banyak nanti ngga ini dong mm.. gabisa dikerjain dong.”
19. Kalo untuk sekarang efek dari program Miss Lambe Hoaks ini udah mulai terlihat belum, Mbak?
“Belum, belum bisa dibilang kayak gitu sih.”
20. Rencananya sampai kapan program ini dilaksanakan?
“Sampe kapan pun, kayaknya. Selama masih ada hoaks, kayaknya masih berjalan sih. Karena kan tujuannya untuk melawan hoaks, kalau hoaks masih ada berarti programnya bakal terus ada sih, cuma paling nanti ditambahin apa gitu biar terus fresh.”
21. Ada kendala waktu ga, Mbak?
“Ada banget, karena kita nyocokin jadwal satu sama yang lain tuh ga mudah.”
22. Ada biaya yang dikeluarkan ga untuk program Miss Lambe Hoaks ini?
“Biaya paling biaya produksi aja sih, mm.. ga ada sih karena kita in house production, paling beli properti gitu. Gatau, ntar coba tanya Pak Nando aja coba.”
23. Tujuan dari program Miss Lambe Hoaks ini udah tercapai belum ya?
“Mungkin terlalu cepet ya kalo bilang tercapai tapi yang jelas kita mencoba sosialisasi terus menerus. Tapi harusnya sih udah ada perkembangan, karena tergantung jumlah viewers, kalo viewersnya aja ribuan berarti udah ribuan yang udah tau, cuma kan tetep ya warga Indonesia banyak yg banget jadi mungkin semasive-masive nya ga bener- bener mencakup semuanya. Hasil yang diperoleh sejauh ini sih paling apa ya, media massa jadi banyak yang tau sih, media asing juga ada, udah sempet wawancara tertarik dengan metode sih paling”
24. Hal yang mendukung dan menghambat dalam program Miss Lambe Hoaks ini ada ga, Mbak?
“Yang mendukung itu apa ya, mm.. dukungan itu kali ya materi gitu, soalnya program ini bisa terlaksana biarpun dengan biaya yang minim.
Kalo yang menghambat mungkin waktu dan kualitas, karena kita kan harus naikin kualitas yang editnya, video grafernya, Miss Lambenya, kualitas skripnya, tim produksinya itu harus dinaikin sih.”
25. Terus kalo misalnya peninjauan kembali dr tahap awal sampai hasil udah ada belum sih, Mbak?
“Belum ada.”
TRANSKRIP WAWANCARA Informan 4
Bapak Arya Gumilar General Manager SAC Indonesia
1. Selamat sore, Pak. Terimakasih atas waktunya dan sudah bersedia saya wawancara.
2. Jadi skripsi saya ini judulnya Strategi Kampanye Anti Hoaks Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Studi pada Program Miss Lambe Hoaks), saya mau minta pendapat Bapak mengenai hasil wawancara saya dengan pihak Kemkominfonya. Bapak sudah nonton tayangannya dari link saya kirim kemarin?
“Iya saya sudah nonton.”
3. Jadi kalau menurut Bapak, program Miss Lambe Hoaks itu buat tingkat kementrian cocok gak sih Pak? Atau pantas ga sih Pak?
“Pantes, pantes. Intinya, segala sesuatu usaha yang diperlukan untuk ngomong sama audiensnya, karena audiensnya sekarang ada di situ gitu, harus temui dia, dan pendekatan yang biasa dilakukan adalah pendekatan yang biasa dilakukan di sosial media. Dan ini it‟s okay. Justru harus dilakukan ini. Di instagram tuh kalau gasalah ada komentar gitukan, karena gini, “Ini dong bikin! Daripada bentar-bentar ngelarang, bentar- bentar ngeblock gitukan”. Jadi masyarakat juga sudah menganggap program-program seperti ini program yang mengedukasi. Bukan cuma melarang. Gitukan jadinya. Itu satu hal. Artinya, memang pemerintah atau lembaga yang dianggap serius sekarang pun, ketika main di sosial media ya mungkin memang harus melakukan pendekatan yang sama.”
4. Tapi, menurut Bapak, cocok gak sih menyampaikan edukasi hoaks dengan cara seperti itu, menyampaikan kampanye hoaks dengan cara seperti itu? Mmm, kontennya, bentuk kontennya dengan tokoh si Miss Lambe nya ini.
“Ya cocok. Gak masalah. Justru menurut saya kurang kontroversial.
Menurut saya, artinya kan dia ngambil personalnya si Lambe Turah kan.
Nah, karena sudah ada nih ceritanya Lambe Turahnya yang positioningnya udah cukup kuat kan gitu. Oh, untuk sumber informasi gosip, informasi di Lambe Turah. Nah, sekarang kita mau ngambil parodiannya. Parodiannya itu gimanapun jadi punya tantangan untuk, ya kita kan team kw nya kan. Kalau cuma kw doang ya gak di liat orang.
Kalau mau, ya bikin parodi yang kalau biasanya lagu serius, parodinya lebih lucu gitu. Ini parodinya lucu gitu ya, atau punya isu yang lebih bombastis. Caranya gimana sih si Miss Lambe Hoaks ini untuk lebih diliat orang? Gitu misalnya.”
5. Tapi kalau misalnya untuk sebuah program nih Pak, kan dia itu gak ada analisis khusus gitu Pak sebelum bikin program ini. Cuma analisis secara umum di TV sama media sosial, kalau misalnya ini tuh yang lagi hits, lagi ngetrend gitu.
Kalau menurut Bapak sendiri, perlu gak sih ada analisis khususnya kaya PEST atau SWOT nya gtu buat bikin sebuah program?
“Oh iya iya. Harusnya, harusnya, gini menurut saya, pribadi ya. Usaha Kominfo untuk bikin kampanye dengan cara yang biasa dilakukan oleh milenials, karena audiensnya milenials. Tapi kalau mau ngomongin tentang campaign yang, yang mencapai objektif, kampanye yang efektif, harusnya dia mengangkat segala sesuatunya dari riset dulu. Gak hanya tiba-tiba „Oh ini oke. Oh, sekarang orang-orang lagi pakai sosial media youtube‟ maka, kemudian dia tiba-tiba pindah ke itu, dan tiba-tiba orang lagi heboh di instagram terus kemudian dia tiba-tiba buka akun instagram. „Oh, si millennials sukanya nonton yang begini-beginian‟
maka dia bikin yang kaya gitu juga. Gak gitu dong. Harusnya memang dia juga menganalisa ini. Oh, sorry. Obejktifnya dulu. Obejktifnya apa
nih? „Oh, saya pengen mengimbangi supaya jadi sumber informasi, yang orang jadi bisa counter, ini hoaks apa bukan? Gitu kan ya kalau gak salah objektifnya? Maka dipelajari dulu sebenarnya siapa sih yang paling sering nerima hoaks? Misalnya, atau ternyata dia sudah memutuskan
„Oh, okay. Kita mau nyasar ke milenials nih‟ gitu. „Hoaks apa yang dimakan sama millennials?‟ gitu.
6. Jadi sebenernya dalam sebuah program itu harus ada analisis lebih mendalam gitu ya, Pak?
“Iya”
7. Kalau misalnya dari tujuannya ini kan mereka mau mengajak audiens itu untuk tidak terburu-buru menyebarkan sama mempercayai hoaks sebelum diverifikasi dulu, nah efek yg diharapkan ini tentu aja dengan berkurangnya hoaks. Kalau menurut bapak, kalau kayak gini aja si Miss Lambe Hoaks ini bisa ga sih, Pak bisa mencapai objektif ini?
“Kalau di atas kertas ya, kemungkinannya kecil, menurut saya. Artinya, satu karena dia tidak sekontroversial hoaks benerannya, misalnya ada hoaks nih ada satu menteri telanjang gimana pun itu lebih menarik dibanding lihatlah hoaks-hoaks minggu ini supaya ngga ketipu gitu ya, gimana pun orang jadi lebih tertarik sama ini kan yang menteri telanjang tadi. Kedua, kalo orang udah ngeliat ini misalnya video hoaks atau foto hoaks menteri telanjang gitu yang ini diliat sama seratus ribu orang, belum tentu seratus ribu orang yang sama dapet konfirmasi dari ini Miss Lambe Hoaks, gitu kan. Jadi ya bisa jadi meledak tapi di atas kertas lebih kecil karena dia ngga sekontroversial hoaksnya. Kan lebih gampang menyebarkan hati-hati si ini ternyata PKI dibanding tiba-tiba ayo dong liat berita ini. Kan lebih gampang buat kalian untuk eh kita dugem yuk liat orang mabuk heboh-hebohan dibanding kita ke masjid sama-sama.
Nah ngajak ke masjidnya ini harus lebih menarik.”
8. Kalau dari audiensnya sendiri ini kan mereka menyasar millennials Pak karena menurut mereka tuh millennials hampir semua punya gadget jadi lebih paling berpotensi terkena hoaks terus juga dengan harapan setelah si millennials ini tau mereka bakal kasih tau ke angkatan-angkatan di atasnya dia, kalo menurut Bapak itu gimana, Pak?
“Ya menurut saya sih sampai situ strateginya bener. Sampai situ ya. Tapi bahwa apakah konten itu layak dishare sama millennials kan kalian mau ga ngeshare? Belum tentu kan? Itu makanya. Jadi strateginya betul bahwa millennials main di media sosial dan mereka willing to share tapi yang kayak gini-gini bakal dishare ga? Ngga kan. Makanya tadi saya bilang intinya ya kurang menarik aja untuk dishare gitu.”
9. Kalo pesan yg ingin disampaikan dari program ini tuh berharap generasi millennials ini harus lebih cerdas dalam mengenali hoaks terus ga muda menyebarkan informasi tanpa tau kebenarannya. Menurut Bapak dari program Miss Lambe Hoaks tersampaikan ga sih Pak pesan yg ingin mereka sampaikan?
“Gini, jadi itu tadi, sebenernya di atas kertas bisa aja tercapai tapi menurut saya pribadi kalau kontennya menjadi kurang menarik karena ga ada analisa yang mendalam, jadi kayak gini kayak kita tau masalahnya adalah orang-orang buang sampah sembarangan jadi kita bikin pengumuman eh jangan buang sampah sembarangan ya bikin banjir, itu benar dong kan ngasih taunya bener tapi apakah orang-orang nurut dengan pengumuman kayak gitu? Iya kan? Artinya memang dibutuhkan analisa yang lebih dalam. Oh jangan-jangan orang Indonesia ga bisa di kasih tau kayak gitu. Misalnya kalo orang eropa duduk di bawah pohon apel, apelnya jatoh, karena mereka udah punya pola berpikir deduktif tadi oh ini blablabla jadi munculah teori grafitasi. Orang Indonesia ga pernah belajar tentang cara berpikir deduktif atau linier, duduk di bawah pohon apel, apelnya jatoh lalu menciptakan hantu pohon. Jadi jangan-jangan, kita kalo mau kampanye tentang „eh jangan buang sampah sembarangan
nanti banjir‟ itu gabisa kayak gitu, jangan-jangan kita mesti bikin kampanye „jangan buang sampah sembarangan, nanti dihantui hantu sampah‟ gitu kan. Artinya dengan analisa kayak gitu kan jadi muncul message yang lebih tajam. Jadi menurut saya Kominfo terlalu menyederhanakan „Oke, banyak hoaks jadi kita harus bikin counter kontennya hoaks, lalu karena anak millennials mainnya media sosial maka bikin lah di media sosial, karena Lambe Turah lagi meledak maka bikin lah Miss Lambe Hoaks gitu, bahwa alasan kenapa hoaks itu terjadinya ngga tersentuh dengan analisa dan risetnya. Tapi kalau nonton videonya, nonton tayangannya saya bisa nangkep sih pesan yang ingin mereka sampaikan.”
10. Kalo dari strateginya mereka itu bikin Miss Lambe Hoaks karena berusaha sekreatif mungkin, semenarik mungkin, supaya audiens yg dituju ini tertarik dan mau mendengarkan, nah kalo itu menurut Bapak gimana Pak strateginya?
Dibikin dengan konsep seperti ini tuh supaya audiens mudah menerima dan mau mendengarkan gitu Pak.
“Iya, secara strategi bener. Di atas kertas ya. Oh supaya lebih muda jadi bikin yang gini jangan serius-serius itu bagus tapi bahwa hasil akhirnya kayak begitu ya ngga ada yang mau nonton, ga ada yang mau ngshare, gitu. Buat kelas Kominfo viewersnya 8000, ya harusnya lebih lah gitu. 1 hoaks aja bisa diliat berapa orang, sementara yg nonton aja cuma 8000 kan.”
11. Kalau untuk memilih lima hoaks untuk diangkat ke dalam tayangan Miss Lambe Hoaks itu mereka ambil dari hoaks yang paling banyak dan yang dianggap akan memiliki dampak gitu, Pak. Menurut Bapak bagaimana?
“Tepat, benar memang seharusnya ada pertimbangannya lebih dulu, jadi ngga langsung kayak „oh yang ini aja deh‟ atau ngga yang cuma dianggap menarik aja tapi betul kayak gitu tadi yang kamu bilang.”
12. Kalau dari tim pelaksanaannya mereka itu pake yang udah ada di Komimfo aja, soalnya ga perlu dibayar lagi kan pak. Menurut bapak itu mereka cukup pake yang Kominfo aja dengan kualitas yanh segitu atau perlu rekrut orang luar sih pak yang bener2 ahli gitu, supaya lebih bagus atau lebih maksimal?
“Iya, ga masalah sih pakai yang udah ada, tapi idealnya, gampangnya, ngerekrut orang yang udah biasa ngerjain agar lebih maksimal, terus misalnya dibantu dengan influencer atau buzzer yang punya followers banyak, tapi bukan berarti kalau ga punya duit gabisa bikin campaign tapi tantangannya emang lebih berat, bikinlah konten yang lebih menarik gitu jadinya, yang tanpa buzzer pun jadi diliatin orang.”
13. Kalau untuk medianya sendiri mereka pakai media yang udah ada sama gratis aja. Nah kalau menurut mereka yang bisa menarik perhatian ini konsep sama namanya yang iconic terus ditambah lagi ada kalimat-kalimat ajakan untuk
„Saring sebelum Sharing‟, kalau menurut bapak bener ga sih pak cara mereka untuk menarik perhatian tuh pakai cara kayak gitu?
“Bener, bener. Ya itu tadi strateginya bener tapi hasil akhirnya kan gitu doang gitu, ini kayak kita ngomongin konsep ideal gitu loh. Kayak misalnya kita mau ngomong sama anak muda pakailah media yang dipakai anak muda, pakailah bahasa-bahasa yang digunakan anak muda gitu, secara konsep ideal. Tapi kan dan semua orang tau itu tapi belum tentu konten jadinya ternyata sebegitunya gitu.”
14. Kalau medianya sendiri menurut bapak efektif pake kayak media sosial yang gratis kayak yang udah mereka pake sekarang atau perlu tambahan lagi yang lain?
“Kalau secara media sih menurut saya bisa efektif dan ga masalah medianya yang jadi masalah bukan what to say nya tapi how to say nya.
Jadi bukan channel nya, kayak misalnya nih saya bikin konten yang kontroversial, saya ga taro disosmed saya, saya ga pernah woro-woro ke orang, terus saya ngga pernah pake youtube, terus saya bisikin ke kalian
„eh ada satu menteri gay loh‟ kira-kira nyebar ga? Nyebar kan? Ya gitu, ga pake sosmed ga pake apa. Jadi ngeliatin channelnya dulu lah, ngga pake apa, justru strategi kontennya.”
15. Nah, Pak. Menurut mereka itu yang dapat menarik perhatian dan mempengaruhi audiens dari program Miss Lambe Hoaks ini dengan meminta bantuan petinggi-petinggi Kemkominfo untuk promosi agar dinilai kredibel, kemudian melalui promosi di media sosial dan bekerja sama dengan media nasional, dan menggunakan kalimat-kalimat yang dianggap persuasif. Kalau menurut Bapak itu bisa berhasil ga, Pak?
“Kalau di atas kertas sih benar itu bisa jadi strategi dan taktik untuk mempengaruhi audiens, tapi direalnya ini audiensnya beneran terpengaruh dan mau ngikutin ga apa yang disampaikan kalau caranya seperti itu? Kalau menurut saya kurang sih kalau untuk menciptakan action.”
16. Pak, menurut mereka, program Miss Lambe Hoaks ini ngga ada batas waktunya dalam pelaksanaannya, jadi akan terus ada sampai hoaks ngga ada lagi. Menurut Bapak itu gimana? Kan ini merupakan program kampanye, sebenernya harus ada batasan waktunya ngga sih?”
“Tidak masalah jika program kampanye akan terus dilaksanakan sampai tujuannya tercapai. Karenakan dibuatnya kampanye itu untuk mencapai suatu tujuan, kalau tujuannya belum tercapai tapi sudah selesai jadi sia- sia dong.”
17. Program Miss Lambe Hoaks inikan tayangnya cuma dua kali dalam seminggu Pak, dengan alasan takut audiens merasa bosan dan juga tim pelaksananya ini kan emang bukan tim khusus jadi ada keterbatasan waktu gitu, sementara yang kita tahu hoaks itu kan ada terus setiap hari. Menurut Bapak di situ ada kekurangan ga, Pak?
“Ya lebih sering lebih bagus lah, artinya hoaks hari ini tuh sudah berapa jam kemudian kita ada kasih counternya ya kemungkinan untuk bisa counter ya lebih besar. Menurut saya sih kalau bisa setiap hari karena hoaks kan setiap hari selalu ada, apalagi netizen-netizen tuh kan ga sabaran mana mau mereka nunggu seminggu dua kali baru nyebarin atau baru percaya. Kalau mereka bilang takutnya bosan, ya itu tugas mereka untuk terus mengembangkan kreatifitas. Kalau masalah keterbatasan waktu tim pelaksana kan tadi saja juga sudah bilang ya ada baiknya memang menggunakan tim khusus agar lebih bisa memaksimalkan hasil.”
18. Dari evaluasinya sendiri, Pak, mereka bilang tujuan utamanya belum tercapai dengan signifikan, baru awareness aja. Nah, kalau dari awareness emang udah lumayan banyak yang tau sampai TV asing pun pernah meliput karena saking tertariknya gitu. Kalau menurut bapak sendiri, dari keseluruhan itu kira-kira ini bakalan tercapai ga sih pak tujuannya mereka? Atau tercapai berapa persen gitu pak?
“Kalau menurut saya, modal utamanya adalah karena yang rilis ini adalah si Kemenkominfonya jadi sebagai pemerintah yang dianggap serius mencoba melakukan ini tuh udah menarik, patut dihargai, makanya ada media asing juga mau cover karena mungkin negara lain ga ada tuh kementerian yang bikin begini-beginian, itu patut dihargai. Tapi kalau secara konten, kalau kita mau ngomongin efektif apa tidak, ya sampe ke millennials dan millennials mau menyebarkan, ujung-ujungnya ke arah situ kan, ya belum karena kontennya menurut saya masih kurang menarik, gitu.”
19. Jadi menurut Bapak bagaimana supaya Miss Lambe Hoaks ini bisa mencapai tujuannya?
“Ya untuk mencapai tujuan dibutuhkan kreatifitas terus menerus agar program ini diminati terus oleh audiens, karena saya lihat juga ini penontonnya semakin lama semakin menurun ya, dan akan terus begitu biasanya jadi dibutuhkan kreatifitas terus menerus dan promosi, memanfaatkan media sosial.”